Anda di halaman 1dari 6

CASE BASED DISCUSSION

ROM AKTIF UNTUK MENURUNKAN NYERI PADA LANSIA


Disusun guna Memenuhi Penugasan Mata Kuliah Profesi Keperawatan Gerontik
Dosen Pembimbing : Nur Setiawati Dewi, S.Kp.,M.Kep.Sp.Kom

Disusun Oleh:
Rizqi Amalia
NIM 22020120210051
Kelompok 8

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXXVI


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
I. KRITERIA KLIEN
Data:
Nama klien: Ny. R
Usia : 75 tahun
Pengkajian nyeri:
a. Ny. R berkata, “Ini lutut sama punggunge pegel sakit. Lututnya sakit buat nekuk
jadi nek duduk bisanya selonjor.”
b. Ny. R berkata, “Punggung, lutut pegel sakitnya udah lama, bertahun-tahun.”
c. Ny. R berkata, “kerasa lumayan sakit. Berapa ya, nggak paham simbah. 4
kayanya.”
d. Ny. R berkata, “yang diminum sekarang itu obat tensi, obat pegel, gatel-gatel,
sama buat panasnya juga kadang minum. 3 obatnya diminum pagi, nek obat tensi
minum sekali pas malem.”

Diagnosa Keperawatan: Nyeri kronis b.d kondisi muskuloskeletal kronis.

Kriteria dilakukannya terapi:


 Klien lansia.
 Klien dengan intensitas nyeri sendi ringan atau sedang.
 Klien dapat bergerak bebas (kondisi sadar dan tidak mengalami paralisis)
II. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TINDAKAN
1. PENGERTIAN TINDAKAN
Latihan ROM aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (klien)
dengan menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri
sesuai dengan rentang gerak sendi normal.
2. TUJUAN TINDAKAN
Untuk menurunkan intensitas nyeri pada lansia.
3. PROSEDUR
A. TAHAP PERSIAPAN
 Menyiapkan peralatan dan media yang digunakan (booklet dan
lembar catatan penilaian nyeri)
 Melakukan kontrak waktu dan tempat yang disepakati bersama klien.
B. TAHAP KERJA
 METODE
Pemberian intervensi dilakukan dengan memberikan contoh gerakan
ROM aktif dan diikuti klien.
 LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN
Orientasi :
1) Mengucap salam
2) Memperkenalkan diri
3) Melakukan validasi klien
4) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
5) Melakukan kontrak waktu
6) Menanyakan kesediaan pasien

Kerja :

7) Memulai tindakan dengan mengkaji nyeri klien menggunakan


instrumen NRS
8) Memulai gerakan dari bagian kepala dan leher dengan menekuk
kepala ke atas dan bawah (8x) lalu menoleh ke samping kanan dan
kiri (8x).
9) Mengangkat tangan ke atas lalu kembali ke posisi semula disamping
sejajar badan (8x), lalu angkat tangan ke samping dan kembalikan
ke posisi semula (8x).
10) Menekuk bagian lengan dan siku, gerakan lengan ke atas dan
bawah(8x).
11) Pergelangan tangan digerakan dengan telapak tangan menekuk
mengangkat ke atas dan ke bawah(8x).
12) Jari-jari tangan digenggam dan direnggangkan bergantian (8x).
13) Menekuk tiap jari satu persatu(8x).
14) Mengangkat kaki diluruskan (karena posisi klien duduk) lalu
kembalikan ke posisi duduk semula (8x).
15) Melakukan gerakan rotasi pada kaki (8x).
16) Telapak kaki diangkat menghadap atas lalu kembali ke posisi
semula(8x).
17) Telapak kaki dihadapkan menyamping luar dan dalam (8x).
18) Jari-jari kaki ditekuk dan diluruskan(8x).
19) Jari-jari kaki dirapatkan dan direnggangkan(8x).
20) Memberikan reinforcement pada klien berupa pujian.

Terminasi:

21) Melakukan evaluasi subjektif dan objektif.


22) Memberikan booklet yang berisi gerakan ROM.
23) Memberi kesempatan klien untuk bertanya.
24) Menjelaskan RTL dan kontrak dengan klien.
25) Berpamitan dan mengucap salam.
4. REFERENSI
1. Antoni A, Lubis N. Pengaruh latihan gerak aktif terhadap intensitas nyeri
rematik pada lansia. Indones Heal Sci J. 2018;3(2):2016–9.
2. Setyorini A, Setyaningrum N. Pengaruh Latihan Range of Motion (Rom)
Aktif Assitif Terhadap Rentang Gerak Sendi Pada Lansia Yang
Mengalami Immobilisasi Fisik. Surya Med J Ilm Ilmu Keperawatan dan
Ilmu Kesehat Masy. 2019;13(2):77–84.
III. HASIL YANG DIDAPATKAN PADA PASIEN
Untuk mengukur hasil digunakan penilaian nyeri Numeric Rating Scale atau NRS,
dengan hasil sebagai berikut:

Grafik evaluasi skala nyeri Ny.R


4 4 4 4

Hari 1 Hari 2 Hari 3 hari 4 Hari 5

Skala nyeri

IV. PEMBAHASAN

Latihan ROM aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (klien)
dengan menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai
dengan rentang gerak sendi normal. Perbedaannya dengan ROM pasif terletak pada
penggunaan energi, yang mana energi yang dikeluarkan untuk latihan ROM pasif
berasal dari orang lain (perawat). Perbedaan lainnya yaitu pada kriteria klien. Pada
ROM aktif diperuntukkan untuk klien yang masih dapat bergerak bebas. Sedangkan
ROM pasif diperuntukan untuk klien dengan kondisi semikoma dan tidak sadar, klien
dengan keterbatasan mobilisasi, klien tirah baring total atau dengan paralisis
ekstremitas total.

ROM merupakan salah satu tindakan nonfarmakologis yang dapat


mengurangi nyeri. Seperti diketahui bahwa tindakan pengurang nyeri dapat dilakukan
dengan 2 jenis, yaitu farmakologis dan nonfarmakologis. Pada klien yang mempunyai
intensitas nyeri ringan (skala 1-3) sampai sedang (skala 4-6) dianjurkan untuk
menggunakan teknik nonfarmakologis, namun jika nyeri dirasa sangat berat (skala 7-
10) maka ditangani menggunakan farmakologis karena teknik nonfarmakologis tidak
efektif bekerja pada nyeri berat.

Setelah dilakukan tindakan ROM aktif selama 5 hari, didapatkan hasil


intensitas nyeri klien berkurang dari skala 4 ke skala 3. Hal ini sesuai dengan
penelitian Antoni dan Lubis1 yang menunjukkan ROM aktif dapat mengurangi
intensitas nyeri rematik pada lansia dimana terjadi penurunan intensitas nyeri dengan
rerata pretest 4.88 dan posttest 3.38. Pemberian latihan rentang gerak dapat
menyebabkan rileks sehingga akan mengaktifkan sistem limbik dalam tubuh yang
bertujuan untuk memproduksi hormon endorfin. Selanjutnya hormon endorfin
dilepaskan untuk memblok transmisi stimulus nyeri. Stimulus kutaneus seperti latihan
rentang gerak mengaktifkan transmisi serabut A-beta yang lebih besar dan lebih cepat,
implus ini akan menghambat implus dari serabut berdiameter kecil sehingga sensasi
atau nyeri yang dibawa oleh serabut kecil akan berkurang atau bahkan tidak
dihantarkan ke otak.1 Selain itu, adanya pergerakan pada persendian mengakibatkan
terjadinya peningkatan aliran darah ke dalam kapsula sendi dan memberikan nutrisi
yang memungkinkan tulang untuk bergerak dengan lancar dan tanpa sakit.2

LAMPIRAN

- Media intervensi (booklet)


- Link video http://bit.ly/pejuangners36-8 folder keperawatan gerontik

Anda mungkin juga menyukai