Anda di halaman 1dari 20

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

BAHAN KAJIAN VI

“ KESEIMBANGAN PASAR “

DISUSUN OLEH :

Berardy Rheandri Laiman 2107521141

Gede Ferry Andrean 2107521142

Rachel Dian Permata 2107521143

Fernanda Muhammad Totti 2107521150

Ni Komang Deepa Shanti Dewi 2107521153

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya kami kelompok 6 dapat menyelesaikan paper materi keseimbangan pasar, perubahan
keseimbangan pasar, dan surplus ekonomi dan tepat pada waktu yang diberikan.

Tidak lupa juga kami ingin berterimakasih kepada dosen yang sudah mempercayai kami
dan membimbing kami, sehingga paper ini dapat terselesaikan. Kami selaku penulis menyadari
bahwa paper ini jauh dari kata sempurna dan kami juga ingin memohon maaf jika adanya
kesalahan dari kata-kata kami. Oleh karena itu, dengan keterbatasan waktu dan kemampuan yang
kami punya maka kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi kesempurnaan paper
yang kami buat. Demikianlah materi yang dapat kami berikan dari kelompok kami semoga materi
ini dapat berguna bagi para pembaca.

Minggu, 17 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Keseimbangan Pasar .............................................................................................. 3


2.2 Perubahan Keseimbangan Pasar ............................................................................. 6
2.3 Surplus Konsumen .................................................................................................. 8
2.4 Surplus Produsen .................................................................................................... 10
2.5 Efisiensi Pasar ......................................................................................................... 13

BAB III KESIMPULAN................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Dalam kegiatan pasar akan terjadi interaksi antara penjual dan pembeli yang
menjadi penentu dalam taraf harga suatu produk atau jasa (P) serta kuantitas produk atau
jasa yang dibeli maupun jasa yang dijual (Q). Dalam mengkaji interaki terkait para ahli
dalam mengembangkan suatu ilmu ekonomi yang disebut dengan ilmu permintaan atau
demand serta ilmu penawaran atau supply. Ilmu permintaan menjelaskan mengenai
karakteristik permintaan pembeli terhadap suatu produk atau jasa, sedangkan ilmu
penawaran menjelaskan karakteristik penjual dalam menawarkan suatu produk atau jasa
yang mereka jual pada pasar. Gabungan antara permintaan oleh pembeli serta penawaran
dari penjual akan memastikan suatu harga equilibrium pasar serta quantitas equilibrium
produk yang akan dibeli serta yang akan dijual. Asumsi yang harus diingat dalam
peningkatan ilmu permintaan dan penawaran, yaitu bahwa pasar merupakan pasar
persaingan sempurna. Hal itu memiliki arati bahwa terdapat banyaknya pembeli maupun
penjual di dalam pasar serta tidak satupun diantara mereka memiliki daya tamping dalam
peran pengaruh harga produk maupun jasa secara signifikan. Meskipun dalam dunia yang
sebenarnya, asumsi ini kemungkinan gagal dikarenakan beberapa individu (baik pembeli
maupun penjual) memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi harga, tetapi perlu
dilakukan penyederhanaan, agar analisis permintaan dan penawaran dapat
dipertanggungjawabkan.
2.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan pasar?
2. Bagaimana perubahan dari keseimbangan pasar dan faktor-faktor apasajakah yang
memengaruhinya?
3. Apa yang dimaksud dengan surplus ekonomi?
4. Apa yang dimaksud dengan efisiensi pasar?

1
2.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan wawasan terkait keseimbangan pasar dan efisiensi pasar
2. Memberikan wawasan terkait surplus ekonomi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keseimbangan Pasar

Kata keseimbangan diumpamakan sebagai situasi dimana segala kekuatan yang ada saling
seimbang, begitu pula dengan keseimbangan pasar. Keseimbangan pasar (market equilibrium)
merupakan suatu keadaan disaat jumlah produk yang diminta (Qd) memiliki jumlah yang serupa
dengan jumlah produk yang ditawarkan (Qs). Keseimbangan pada permintaan serta penawaran
dalam suatu pasar tersebut, akan mendapatkan suatu taraf harga yang seimbang. Sehingga ketika
saat itu terjadi, taraf harga produk yang ditawarkan (Ps) sebanding terhadap harga produk yang
diminta oleh konsumen (Pd). Lalu transaksi pun akan terjadi karena sudah terdapat kesepakatan
diantara penjual serta pembeli. Pembeli bisa mendapatkan semua yang mereka inginkan, serta
penjual pun bisa menjual semua produk mereka.

Secara grafis keseimbangan pasar dapat digambarkan dengan titik equilibrium, yaitu titik potong
antara kurva penawaran dengan kurva permintaan.

Secara ilmiah kegiatan pembeli serta penjual akan selalu menuju pada keseimbangan dan
hal inilah yang disebut mekanisme pasar. Mekanisme pasar (market mechanism) merupakan
sebuah trend serta kebiasaan dalam sistem kerja pasar untuk perubahan harga hingga pasar terdapat
keseimbangan, yaitu permintaan serta penawarannya equivalen. Penawaran dan permintaan bisa
saja mengalami perubahan mendadak, tetapi memiliki kecenderungan tetap, yaitu pasar umumnya
mengarah pada keseimbangan pasar (Robert Pindyck, 2009). Contohnya Toko sepatu

3
memproduksi 50 sepatu dan menetapkan harganya pada Rp200.000. Namun pada kenyataanya di
pasar hanya terjual 10 sepatu. Hal ini menunjukkan jumlah penjualan tidak sesuai dengan
ekspektasi penjual, maka dari itu penjual mengurangi harganya menjadi Rp150.000. Ternyata pada
harga tersebut penjualan sepatu laris manis sehingga 40 sepatu lainnya habis terjual. Penjual
akhirnya menyadari bahwa harga yang diminta oleh konsumen adalah Rp150.000. Harga di atas
Rp150.000 adalah harga yang tidak masuk akal bagi konsumen dan penjual. Ketika harga diatas
Rp150.000 konsumen tidak mampu membelinya karena terlalu mahal, sebaliknya apabila harga
sepatu dibawah Rp150.000 penjual tidak bisa menjualnya karena tidak akan mendapat keuntungan.

Untuk mencapai keseimbangan, pemerintah pun turut mengintervensi dengan beberapa


kebijakan yang mempengaruhi mekanisme pasar, yaitu untuk mengendalikan harga sehingga dapat
menjaga konsumen maupun produsen. Bentuk penjagaan harga yang umum diantaranya, yaitu
penetapan harga dasar atau biasa disebut harga terendah (Price Floor) serta harga maksimum atau
biasa disebut harga tertinggi (Price Ceiling).

a. Harga Dasar (Price Floor)


Ketetapan tersebut, akan dilaksanakan oleh pemerintah ketika produk atau jasa
memiliki harga jual yang sangat rendah, sehingga bisa membuat rugi penjual. Kondisi ini
terjadi ketika tingkat penawaran suatu barang atau jasa lebih tinggi dari permintaannya
(market surplus). Paada kondisi ini harga pasar lebih tinggi dari harga keseimbangan. Bila
penawaran memiliki angka lebih tinggi, maka bisa mengurangi tingkat permintaan barang.
Pemerintahlah yang akan menetapkan harga dasarnya untuk mencegah harga barang
tersebut menurun secara drastis. Contohnya adalah penetapan upah minimum. Dalam hal
ini, tenaga kerja sebagai pemasok faktor produksi jasa mereka (keahlian dan pengetahuan).

b. Harga Maksimal (Price Ceiling)


Kebalikan dari Price Floor, pemerintah akan menetapkan kebijakan ini ketika
barang atau jasa memiliki harga jual yang terlalu tinggi, sehingga konsumen tidak dapat
membelinya. Pada kondisi ini tingkat penawaran lebih rendah dari pada permintaan. Ketika
jumlah permintaan barang lebih tinggi dari barang yang ditawarkan (market shortage) akan
mengakibatkan kelangkaan barang. Kondisi ini terjadi ketika harga pasar lebih rendah dari
harga keseimbangan. Maka dari itu pemerintah akan meningkatkan jumlah penawaran

4
barang dengan pemberian subsidi, mengurangi pajak, dan lain sebagainya. Pemerintah juga
menetapkan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) sebagai batas harga
maksimum yang harus dipatuhi oleh produsen.

Contoh Soal :

Suatu permintaan memiliki fungsi, yaitu Qd = 100 – 0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 +
0,4Ps. Hitunglah keseimbangan pasarnya!

Penyelesaian:

Qd = Qs

100 – 0,6P = -20 + 0,4P

-0,6P – 0,4P = -20 – 100

P = 120

Setelah itu subitusikan P kepada salah satu fungsi tersebut

Q = 100 – 0,6(120)

Q = 100 – 72

Q = 28

Maka keseimbangan akan terjadi ketika P = 120 dan Q = 28. Titik keseimbangannya adalah E
(P,Q) = (28,120)

Titik koordinatnya :

Qd = 100 – 0,6Pd

Q P
0 166,7
100 0

5
Qs = -20 + 0,4Ps

Q P
0 50
-20 0

Gambar Grafiknya

2.2 Perubahan Keseimbangan Pasar

Perubahan keseimbangan pasar terjadi ketika adanya pergeseran dalam permintaan serta
penawaran. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan keseimbangan pasar, diantaranya
yaitu :
1. Jika Permintaan bertambah, kurva permintaan bergeser ke kanan.
2. Jika Permintaan berkurang, kurva permintaan bergeser ke kiri.
3. Jika Penawaran bertambah, kurva penawaran bergeser ke kanan.
4. Jika Penawaran berkurang, kurva penawaran bergeser ke kiri.
Berikut merupakan contoh dari hal yang menyebabkan perubahan keseimbangan pasar.
 Perubahan keseimbangan pasar karena pergeseran permintaan akibat kenaikan pendapatan

6
 Kondisi awal keseimbangan pasar
Pada awalnya pasar memiliki keseimbangan pasar di titik E0, dengan memiliki tingkat harga
(p) di angka 4000 per barangnya dan memiliki tingkat kuantitas penawaran atau permintaan
sebanyak 4 barang. Permintaan awal pada kurva terjadi di kurva permintaan D0, Penawaran awal
terjadi pada kurva penawaran S.
 Kenaikan pendapatan
Kurva akan berubah jika adanya kenaikan pendapatan. Jika kurva diatas diasumsikan sebagai
kurva barang normal maka jika terjadi sebuah kenaikan pendapatan akan membuat kurva
permintaan bergeser ke kanan. Kenaikan pendapatan ini bisa kkita lihat pada kurva ketika kurva
permintaan D0 bergeser menjadi kurva permintaan D1.

 Permintaan yang berlebih


Ketika dalam sebuah keseimbangan pasar terjadi sebuah kenaikan pendapatan dengan harga
yang stabil di harga awal yaitu 4000 maka akan terjadi sebuah permintaan yang berlebih pada
barang itu dan mengakibatkan sebuah kurva permintaan bergeser kearah kanan karna jumlah
kuantitas bertambah jika kita perhatikan pada kurva disebutkan bahwa kuantitas bergeser dari 4
menjadi 8.
 Perubahan keseimbangan pasar
Karena sudah terjadi kenaikan pendapatan hingga menyebabkan permintaan pasar bergerak
menjadi 8 pada harga 4000 maka terjadilah perubahan tingkat harga. Karena sebuah harga

7
mengalami kenaikan, maka kuantitas pembeli juga mengalami penurunan, sehingga konsumen
yang ingin membayar lebih yang mendapatkan barang tersebut.

Karena produsen menyadari adanya kenaikan dari barang tersebut maka produsen tentunya
menaikan penawaran akan barang tersebut. sehingga kenaikan barang tersebut akan membuat
perubahan pada tingkat keseimbangan pasar. Jika kita lihat pada kurva terjadi sebuah
keseimbangan baru pada titik E0 menjadi E1 yang memiliki tingkat harga sebesar 6000 dan
memiliki kuantitas sebanyak 6 barang.

2.3 Surplus Konsumen

Surplus konsumen adalah suatu nilai yang dikorbankan konsumen dalam membeli suatu
produk yang dikurangi dengan nilai aslinya yang seharusnya dibayarkan oleh konsumen. Surplus
konsumen terjadi ketika harga pasar dari sebuah barang atau jasa kurang dari harga yang konsumen
rela bayarkan. Hal itu merupakan manfaat lebih yang didapatkan konsumen karena mereka
membayar lebih untuk suatu hal daripada yang seharusnya mereka bayar.

Surplus konsumen berhubungan dengan ilmu ekonomi marginal utility Teori ini merupakan
teori yang menjelaskan kepuasan tambahan yang diperoleh konsumen dalam menambah satu
satuan barang/jasa yang dikonsumsi. Semakin banyak barang maupun jasa yang dipakai
konsumen, semakin sedikit mereka bersedia untuk membelikan lebih banyak, karena marginal
utility yang semakin berkurang. Oleh karena itu, dengan adanya marginal utility dapat menurunkan
tingkat surplus konsumen.

Perhitungan surplus konsumen dilakukan dengan cara mengambil selisih antara harga tertinggi
yang mampu dibayar pembeli dengan harga yang sebenarnya mereka bayarkan.

8
Tabel Permintaan Konsumen Tabel Banyaknya Konsumen

Calon Pembeli Kesedian Banyak Tingkat Harga


Membayar Konsumen
Abdul Rp. 80.000 4 Rp.20.000

Beni Rp. 60.000 3 Rp. 40.000

Charles Rp. 40.000 2 Rp. 60.000

Devi Rp. 20.000 1 Rp. 80.000

Kurva Permintaan dan Penawaran

90,000

80,000

70,000

60,000

50,000

40,000

30,000

20,000

10,000

0
1 2 3 4

Demand Supply

Dalam tabel tersebut diketahui bahwa Abdul bersedia membayar suatu barang dengan
harga Rp. 80.000, Beni bersedia membayar dengan harga Rp. 60.000, Charles bersedia membayar
dengan harga Rp. 40.000, dan Devi bersedia membayar dengan harga Rp. 20.000. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa sebanyak 4 konsumen mampu membeli barang dengan harga Rp.

9
20.000, 3 konsumen mampu membeli barang dengan harga Rp. 40.000, 2 konsumen mampu
membeli barang dengan harga Rp. 60.000 serta 1 konsumen mampu membayar produk dengan
harga Rp. 80.000.

Setelah itu, para penjual telah menentukan harga dari barang yang mereka tawarkan.
Kemudian, diperoleh harga keseimbangan antara konsumen dan produsen sebesar Rp. 50.000.
Berdasarkan data dari tabel konsumen, Abdul memiliki surplus konsumen yaitu sebesar Rp. 30.000
dan Beni juga memiliki surplus konsumen sebesar Rp. 10.000. Selain itu, untuk total dari surplus
konsumen dari keseimbangan pasar tersebut sebesar Rp. 37.500 dihitung dengan cara ½ x kuantitas
barang saat equilibrium x (harga barang tertinggi konsumen – harga barang saat equilibrium).

2.4 Surplus Produsen

Surplus produsen merupakan skala bervariasi diantara penerimaan total yang sebenarnya
didapatkan oleh produsen pada memproduksi produk maupun jasanya di pasar serta total manfaat
atau laba minimal yang produsen sepakati (willing to accept) dengan memproduksi produk itu
sendiri.

Kesepakatan dalam keuntungan minimal (willingness to accept) dengan memperdagangkan


produk maupun jasa yang sama dengan kesanggupan dalam memproduksi (willingness to sell).
Konsep kesediaan dalam menjual kepada produsen (diperlihatkan pada kurva suplai/kurva
penyediaan) dapat dibandingkan dengan konsep kesediaan membayar (willingness to pay) kepada
konsumen (diperlihatkan pada kurva permintaan/demand).

Kesanggupan Produsen dalam memperoleh laba minimal (willingness to accept) identik dalam
kesediaannya untuk melakukan penjualan produk (willingness to sell). Kesediaannya dalam
melakukan penjualan, dipengaruhi oleh biaya-biaya produksi yang dikeluarkannya. Semakin
tinggi biaya produksi barang tersebut, maka makin kecil kesedian suatu produsen dalam
memproduksi barang, itu dikarenakan surplus konsumen yang didapatkan juga semakin sedikit.
Surplus produsen akan mengukur tentang seberapa besar laba yang diperoleh oleh penjual dari
partisipasinya pada kegiatan-kegiatan perdagangan.

Sebagai ilustrasi , disini terdapat permisalan, yaitu Pemerintah Kota Bogor akan merancang
suatu taman. Ada empat peserta tender taman tersebut, diantaranya yaitu A, B, C, dan D, dengan
biaya yang harus dikeluarkan sebagai berikut:

10
Tabel 3.3

Biaya-biaya Empat Peserta Tender Pengerjaan Taman

Peserta Biaya ( Juta )


A 9
B 8
C 6
D 5

Dikarenakan biaya pengerjaan taman oleh seorang konsultan merupakan harga terendah
yang disetujuinya untuk melakukan pekerjaan tersebut (biaya merupakan ukuran seberapa rela ia
menjual jasanya), maka setiap konsultan akan dengan senang hati menjual jasanya pada taraf harga
yang lebih tinggi dari umumnya dan tidak akan ingin menjual jasanya pada harga yang lebih
rendah dari biaya yang harus dikeluarkannya.

Ketika pihak Pemda menyatukan penawaran harga dari tiap-tiap peserta tender, terdapat
kemungkinan bahwa harga akan sangat tinggi, tetapi akan teradapat penurunan seiring dengan
persaingan yang dilakkan oleh para peserta tersebut. Bila pemerintah kota memutuskan bahwa
biaya yang disepakati untuk pembuatan taman kota adalah sebesar Rp6 juta,, maka peserta D lah
yang akan mendapatkan suatu keuntungan (surplus produsen) karena dengan bayaran yang
didapatkan sebesar Rp6 juta, biaya yang dikeluarkan masih lebih kecil, yaitu sebesar Rp5 juta.
Dengan kata lain, peserta D mendapatkan surplus produsen senilai Rp1 juta. Perlu diingat bahwa
surplus konsumen berhubungan erat dengan kurva permintaan, demikian pula dengan surplus
produsen berhubungan erat dengan kurva penawaran, untuk menunjukkannya dapat dilihat pada
Tabel 3.4 dan Gambar 3.5.

11
Berdasarkan Tabel 3.4 ditunjukkan bahwa ketika harga yang disepakati untuk pembuatan
taman sebesar Rp5 juta, tidak ada seorang peserta tender pun yang menyetujui untuk mengerjakan
pekerjaan tersebut, sehingga quantitas penawarannya adalah nol. Namun, jika harga yang disetujui
berada antara Rp5 juta – Rp6 juta, hanya D yang bersedia untuk melakukan pekerjaan tersebut,
sehingga penawarannya adalah sebesar satu. Dan jika harganya berada antara Rp6 juta – Rp8 juta,
peserta tender C dan D bersedia untuk melakukan pekerjaan tersebut, sehingga penawarannya
adalah dua, begitu pula seterusnya. Dengan demikian, skedul peran dapat disusun dari biaya-biaya
keempat peserta tender tersebut.

Gambar 3.5 menunjukkan kurva penawaran yang bersesuaian dengan Tabel 3.3.

Gambar 3.5 Kurva Penawaran

Karena kurva penawaran mencerminkan biaya-biaya dari penjual, ini berarti kurva
penawaran dapat digunakan untuk mengukur surplus produsen. Artinya, tingkat ketinggian kurva
penawaran adalah biaya penjual dan perbedaan antara harga dengan biaya produksi adalah surplus
produsen daripada penjual. Maka, total daerah adalah total surplus produsen dari seluruh penjual.
Luas daerah di bawah harga dan di atas kurva penawaran mengukur besarnya surplus produsen
pada suatu pasar.

12
Gambar 3.6 Bagaimana Harga Memengaruhi Surplus Produsen

Gambar 3.6 menjelaskan tentang perubahan harga yang memengaruhi surplus produsen.
Jika harga yang berlaku di pasar sebesar P1, maka suplus produsen yang akan terjadi yaitu sebesar
segitiga ABC. Namun, apabila harga meningkat sebesar P2, surplus produsen akan berubah
meningkat sebesar ADF. Peningkatan ini, terdiri atas dua bagian. Bagian Pertama, yaitu para
penjual yang telah menjual sebesar Q1 pada tingkat harga P1 menjadi lebih sejahtera dikarenakan
mereka memperoleh lebih banyak barang yang mereka jual. Peningkatan surplus produsen
daripada penjual yang sebelumnya ini, besarnya akan sama dengan luas daerah BCED. Bagian
kedua, beberapa penjual baru yang memasuki pasar dikarenakan sekarang mereka rela menjual
barang tersebut pada harga yang lebih tinggi. Alhasil, jumlah penawaran meningkat dari Q1
menjadi Q2. Surplus produsen dari para penjual baru ini adalah sebesar luas segitiga CEF.

2.5 Efisiensi Pasar

a. Perancana Sosial yang Baik

Secara umum efisiensi pasar (market efficiency) merupakan suatu hubungan antara harga-
harga yang terdapat didalam pasar dengan informasi terkait Produsen dan Konsumen. Dalam
mengevaluasi akibat-akibat didalam suatu pasar, penting untuk mengetahuhi karakter hipotetis
yang disebut dengan perencana social yang baik. Perencana social ini, bertugas dalam
memaksimalkan kesejahteraan ekonomi pada setiap tingkatan masyarakat. Perencana social wajib
melakukan beberapa hal, antara lain yaitu melakukan keputusan perihal cara mengukur taraf

13
sejahtera kehidupan ekonomi dari masyarakat, salah satunya yaitu ukuran yang mungkin ialah total
jumlah antara surplus Produsen dan surplus konsumen yg biasa disebut dengan surplus total.
Surplus konsumen merupakan laba yang diterima sang pembeli berasal partisipasinya dalam suatu
pasar, sedangkan surplus Produsen artinya laba yang diperoleh oleh penjual. Oleh karena itu,
surplus total sangatlah efisien dalam mengukur kesejahteraan ekonomi masyarakat. Sesudah
definisi yang telah dijelaskan sebelumnya, adapun ilustrasi dalam mengukur kesejahteraan
ekonomi masyarakat, antara lain:

1. Ilustrasi Surplus Konsumen = Nilai Bagi Pembeli – Nilai yang Dibayarkan Pembeli

2. Ilustrasi Surplus Produsen = Nilai yang diterima Penjual – biaya Bagi Penjual

3. Ilustrasi Surplus Total = Surplus Konsumen + Surplus Produsen

Surplus total dalam suatu pasar ialah nilai keseluruhan barang bagi pembeli, dimana hal
tersebut diukur dengan kesediaan mereka dalam membayar, dikurangi dengan keseluruhan biaya
yg dikeluarkan penjual buat menyediakan barang-barang tersebut.

Apabila Alokasi sejumlah sumber daya dapat memaksimalkan surplus total, dapat
dikatakan bahwa alokasi tersebut menunjukkan adanya efisiensi ( efficiency ). Efisiensi (
efficiency) artinya suatu kondisi dimana pengalokasian sumber daya yang memaksimalkan surplus
total yang dapat diterima oleh semua jenjang masyarakat. Jika alokasi tersebut tidak berjalan
secara efisien, maka terdapat beberapa laba potensial dari proses jual beli yang tidak mampu
direalisasikan oleh pembeli maupun penjual. Contohnya, yaitu pada saat produk tidak bisa
diproduksi oleh para penjual saat taraf harga yang paling minimum. Didalam permasalahan yang
terjadi, melakukan pemindahan sistem produksi dari penjual yang membutuhkan pengeluaran
tinggi ke penjual yang butuh biaya rendah akan mengurangi biaya total terhadap penjualan serta
menaikkan surplus total. Selain itu, alokasi diklaim tidak efisien bila barang yang diinginkan tidak
dibeli oleh pembeli yang menilai barang tersebut paling tinggi. Dalam kasus ini, pemindahan
system konsumsi barang dari pembeli yang memberikan penilaian rendah ke pembeli yang
memberikan penilaian tinggi akan menambah surplus total.

Selain efisiensi, perencana social pula wajib memperhatikan terkait persoalan pemerataan
(equality). Pemerataan ( Equality) merupakan kondisi pendistribusian kesejahteraan kesejahteraan
ekonomi secara merata di antara para lapisan masyarakat. Masalah pemerataan disini yaitu apakah

14
beragam tipe pembeli serta penjual yang ada pada pasar wajib berada pada taraf kesejahteraan
ekonomi yang sama. Jadi, intinya keuntungan yang diperoleh asal perdagangan di suatu pasar,
misalnya seperti kue pie wajib dibagi diantara para partisipan pasar tersebut.

b. Mengevaluasi Keseimbangan atau Equilibrium Pasar

Saat suatu pasar berada di titik ekuilibrium, maka harga yang akan menentukan siapa
pembeli serta penjual yang akan masuk ke pasar. Para pembeli yang menilai barang lebih dari
harganya ( dipresentasikan oleh segmen AE dari kurva permintaan) memilih untuk membeli
barang tersebut, pembeli yang menilai barang kurang dari harganya ( dipresentasikan oleh segmen
EB) tidak akan membeli barang tersebut. Begitu pula, penjual yang biayanya lebih kecil daripda
harga jualnya ( dipresentasikan oleh segmen CE pada kurva penawaran ) memilih untuk
menghasilkan serta menjual barang tersebut, penjual yang biayanya lebih besar daripada harga
jualnya (dipresentasikan oleh segmen ED) tidak akan menghasilkan serta menjual harga jualnya (
dipresentasikan oleh segmen ED) tidak akan menghasilkan serta menjual barangnya.

Pengamatan ini mengarahkan kita pada dua pemahaman tentang hasil-yang akan terjadi yang
diperoleh pada pasar, dua pemahaman ini, yaitu:

1. Pasar bebas mendistribusikan penawaran produknya kepada para pembeli yang menilai
produknya tersebut menggunakan harga dengan target paling tinggi, dimana hal tersebut diukur
dengan menggunakan kesediaan mereka untuk membeli.

2. Pasar bebas mendistribusikan permintaan produknya kepada para penjual yang mampu
memproduksinya menggunakan biaya dengan target rendah.

Dengan demikian, berdasarkan jumlah barang yang dihasilkan, serta dijual pada saat titik
keseimbangan pasar, perencana social tidak bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi dengan
mengganti alokasi konsumsi diantara para pembeli serta alokasi produksi diantara penjual.

15
BAB III

PENDAHULUAN

Keseimbangan merupakan situasi dimana segala kekuatan yang ada saling seimbang,
begitu pula dengan keseimbangan pasar. Keseimbangan pasar (market equilibrium) merupakan
suatu keadaan disaat jumlah produk yang diminta (Qd) memiliki jumlah yang serupa dengan
jumlah produk yang ditawarkan (Qs). Keseimbangan pada permintaan serta penawaran dalam
suatu pasar tersebut, akan mendapatkan suatu taraf harga yang seimbang. Sehingga ketika saat itu
terjadi, taraf harga produk yang ditawarkan (Ps) sebanding terhadap harga produk yang diminta
oleh konsumen (Pd). Perubahan keseimbangan pasar terjadi ketika adanya pergeseran dalam
permintaan serta penawaran.

Surplus konsumen adalah suatu nilai yang dikorbankan konsumen dalam membeli suatu
produk yang dikurangi dengan nilai aslinya yang seharusnya dibayarkan oleh konsumen. Surplus
konsumen terjadi ketika harga pasar dari sebuah barang atau jasa kurang dari harga yang konsumen
rela bayarkan. Hal itu merupakan manfaat lebih yang didapatkan konsumen karena mereka
membayar lebih untuk suatu hal daripada yang seharusnya mereka bayar. Sedangkan, surplus
produsen merupakan skala bervariasi diantara penerimaan total yang sebenarnya didapatkan oleh
produsen pada memproduksi produk maupun jasanya di pasar serta total manfaat atau laba minimal
yang produsen sepakati (willing to accept) dengan memproduksi produk itu sendiri.

Secara umum efisiensi pasar (market efficiency) merupakan suatu hubungan antara harga-
harga yang terdapat didalam pasar dengan informasi terkait Produsen dan Konsumen. Dalam
mengevaluasi akibat-akibat didalam suatu pasar, penting untuk mengetahuhi karakter hipotetis
yang disebut dengan perencana social yang baik. Saat suatu pasar berada di titik ekuilibrium, maka
harga yang akan menentukan siapa pembeli serta penjual yang akan masuk ke pasar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Tanti Novianti.( 2020 ). Pengukuran Manfaat dan Biaya (Measurement Cost Benefit Analysis).
file:///C:/Users/user/Downloads/ESPA442702-M1.pdf .

Muhammad Dzul.2020. Perubahan Keseimbangan Pasar.


https://studiekonomi.com/ekonomi/mikro/perubahan-keseimbangan-pasar/

Posma Sariguna. 2017. MODUL EKONOMI MIKRO PASAR.


http://repository.uki.ac.id/1396/1/8.Modul%20KKNI%20Ekonomi%20Mikro_Pasar5.pdf

Konta Damanik. KESEIMBANGAN PASAR.


https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17272/18/BOOK_Konta_Damanik_Gatot_Sas
ongko_Peng_Ilmu_Ekonomi_Eko_Mikro_Bab_5.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai