Anda di halaman 1dari 11

FORUM DISKUSI : M1 KB1

Perhatikan gambar berikut ini:

Coba diskusikan:
1. Apakah perbedaan dari penyu diatas!
2. Mengapa penyu pada gambar diatas terlihat berbeda?
3. Termasuk tingkat keanekaragaman hayati yang manakah gambar
diatas? Mengapa demikian!
4. Indonesia memiliki berbagai tempat wilayah konservasi, dimanakah
Kawasan konservasi penyu, dan termasuk jenis konservasi apakah daerah
tersebut! Mengapa demikian?

Jawaban :
1. Dari gambar diatas terlihat perbedaan ke enam penyu tersebut adalah ciri-ciri
fisik (fenologi) yang berbeda.
2. Penyu tersebut terlihat berbeda karena memiliki morfologi yang berbeda.
Ciri-ciri morfologi yang khusus dapat dilihat dari warna tubuh, bentuk
karapas serta jumlah dan posisi sisik pada badan dan kepala penyu.
- Penyu hijau memiliki kepala kecil dan paruh tumpul. Spesies ini
memiliki tubuh berwarna abu-abu, hitam atau kecokelatan .
- Penyu sisik memiliki paruh tajam dan runcing dengan rahang
besar.Penyu ini memiliki sisik yang tumpang tindih mirip sisik ikan dan
tempurung dengan campran warna kuning,hitam dan coklat bersih.
- Penyu Lekang memiliki kepala yang lebih besar dan tempurungnya lebih
langsing serta bersudut dibandingkan penyu hijau. Tubuh nya berwarna
hijau pudar.
- Penyu tempayan memilliki tempurung berwarna coklat kemerahan ,
kepala besar dan paruh bertumpuk.
- Penyu pipih memiliki sisik yang rata dan sedikit melenkung di luar.
- Penyu Belimbing memiliki tempurung berwarna gelap dengan bintik
putih.
3. Gambar di atas termasuk keanekaragaman hayati tingkat jenis karena
menunjukan seluruh variasi yang terdapat pada mahkluk hidup antar
jenis(interspesies) dalam satu marga. Variasi dalam keankeragaman jenis
lebih tampak secara morfologi sehingga lebih mudah dilihat dan diamati.
4. Beberapa tempat konservasi penyu di Indonesia adalah :
- Penangkaran penyu Pulau Pramuka, Kepulauan seribu. Di pulau ini
penyu yang di tangkarkan adalah jenis penyu sisik.
- Penangkaran penyu Deluang Sari, penyu yang di tangkarkan adalah jenis
penyu Laut.
- Penangkaran Penyu Batavia Bangka Beach di Bangka belitung. Penyu
yang di tangkarkan adalah Penyu Sisik dan Penyu Lekang.
- Penangkaran Penyu Gili Trawangan, NTB.
- Penangkaran Penyu Sukamade,Banyuwangi. Penyu yang di tangkarkan
adalah Penyu Sisik, Penyu Belimbing, Penyu Hijau dan Penyu Lekang.
Beberapa tempat penangkaran tersebut termasuk jenis konservasi/ pelestarian
secara ex situ. Penangkaran tersebut bertujuan untuk melindungi penyu
dengan cara mengambil dan menetaskan telur di tempat yang bukan
habitatnya. Karena di khawatirkan jika tetap berada di habitat asli terdapat
ancaman dari ulah manusia tau predator. Namun pada waktu tertentu, hewan
yang sudah menetas dan siap untuk dilepas akan di kembalikan ke habitatya
masing-masing.
Forum Diskusi M1KB2

1. bagaimana hubungan Taxonomi dengan ilmu lainnya?

Jawab:

Hubungan Taxonomi dengan ilmu lainnya adalah Taxonomi menyediakan dasar informasi,
identifikasi, nama dan posisi taxonomi dari material yang diteliti.percobaan yang dilakukan dalam
penelitian biologi tidak mungkin dapat diulang dan diuji kebenarannya kalau identitas atau nama dari
obyek yang diteliti meragukan. Sehingga kemajuan ilmu lainnya tidak akan maju pesat tanpa bantuan
Taxonomi.

Taksonomi merupakan ilmu hayat yang memiliki hubungan dengan


cabang ilmu yang lain.adapun ilmu ilmu yang berhubungan dengan taksonomi adalah, morfologi,
anatomi, ambriolog, palinologi, sitologi, fisiologi, fitokimia dan penyebaran geografi. Ilmu ini akan
berhubungan dengan taksonomi, dengan adanya ilmu ini kita lebih mudah untuk mengidentifikasi
suatu tumbuhan. ilmu- ilmu tersebut akan berkembang sehingga pusat kepentingan akan berubah
bergantung pada arah perkembangan dan kebutuhan terhadap ilmu. Data yang diperoleh dari
taksonomi sendiri dapat digunakan untuk mempelajari kekerabatan dari berbagai jenis makhluk hidup

Hubungan Taksonomi dengan Ilmu Lain

 Morfologi

Morfologi tumbuhan merupakan ilmu penting bagi botani sistematika sebab banyak
peristilahan dan ciri tumbuhan yang dipelajari dalam morfologi tumbuhan digunakan untuk
mempertelakan suatu jenis tumbuhan. Tanpa morfologi tidak mungkin taksonomi tumbuhan
dapat berkembang dengan baik. Semua peristilahan yag digunakan dalam Botani sistematika
selalu menggunakan peristilahan morfologi, misalnya foetida (sangat berbau), edulis (dapat
dimakan), caulifolia (bunga dapat tumbuh di di batang), grandifolia (daun besar) dan lain
sebagainya.

Ciri-ciri morfologi mempunyai faedah yang besar, bahkan pada pengamatan-


paengamatan spesimen herbarium,ciri-ciri ini menunjukkn tingkat keberhasilan yang tinggi
untuk menyusun klasifikasi. Ciri-ciri morfologi dapat dilihat dengan mudah untuk
menentukan variabilitasnya daripada bila menggunakan ciri-ciri lainnya.

 Paleobotani

Paleobotani atau palaebotani (dari bahasa Yunani paleon berati tua dan botany yang
berarti ilmu tentang tumbuhan) adalah cabang dari paleontologi yang khusus mempelajari
tentang tumbuhan pada masa lampau.

Dasar pengetahuan sistematik tumbuhan sangat diperlukan dalam menentukan


hubungan kekerabatan antara fosil tumbuhan dengan tumbuhan yang masih hidup di masa kini
dan dalam upaya rekonstruksi sejarah evolusi dunia tumbuhan.

 Anatomi

Hubungan taksonomi dengan anatomi adalah pengelompokkan makhluk hidup


berdasarkan sifat-sifat anatomi dari tumbuhan tersebut. Sifat-sifat anatomi batang, daun,
bunga sangat berguna dan mempunyai nilai taksonomi penting pada golongan-golongan
tertentu.
Anatomi juga mempunyai peran di dalam taksonomi, filogeni dan ontogeni. Pada
dunia tumbuhan sering kali ada dua tumbuhan yang persis sama secara morfologi, sehingga
memiliki nama ilmiah yang sama.

 Embriologi

Individu dalam marga dan suku dapat dicirikan dengan tipe embrionya, tanda ini dapat dipakai
untuk menentukan pembatasan takson serta kekerabatan alami. Data-data embriologis yang
digabungkan dengan ciri-ciri anatomis dan morfologis dapat digunakan dalam membuat klasifikasi
yang lebih baik.

 Palinologi

Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Serbuk sari menjadi sumber
taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari antara lain adalah jumlah dan
letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin (lapisan luar serbuk sari) serta
bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari bisa khas untuk jenis, marga atau suku

Tipe butir polen pada angiospermae ada dua tipe pokok yaitu :

1) Monocolpate

Monocolpate adalah butir polen yang dilengkapi suatu alur tunggal yang terdapat pada
sutu sisi alur polen yang jauh dari titik hubungan tedrad.

2) Tricolpate

Tricolpate adalah butir polen dengan tiga alur medional. Ini merupakan ciri khasnya
dikotil.

 Mikrobiologi

Dari segi mikrobiologi, dunia mikroba dikelompokkan menjadi dua kelompok besar
berdasarkan ada tidaknya inti, baik yang sudah terdiferensiasi ataupun yang belum.

 Sitologi

Hubungan taksonomi dengan ilmu ini adalah pengelompokkan sel berdasarkan


penyusunnya. Semua individu dalam suatu jenis biasanya mempunyai jumlah kromosom yang
sama, walaupun ada kekecualian. Jika ada dua tumbuhan yang mempunyai persamaan secara
morfolgi dan anatomi, sedangkan ada ada semacam penelitian yang menyatakan bahwa
keduanya merupakan jenis yang berbeda, maka secara sitologi dapat diperiksa bagaimana
struktur dan jumlah kromosom keduanya. Jika ternyata berbeda, maka peluang untuk
memisahkan keduanya pun cukup terbuka.
 Fitokimia

Dengan mengetahui kandungan kimia dari suatu jenis tumbuhan, maka manfaat jenis
tersebut dalam kehidupan dapat dimaksimalkan, sehingga upaya dalam pembudidayaan juga
dilakukan secara maksimal.

2. Apa manfaatnya pengklasifikasian makhluk hidup?

Jawab : Manfaat pengklasifikasian makhluk hidup, antara lain:

- Untuk dapat mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis
agar mudah dikenal
- Untuk dapat mengetahui hubungan kekeberatan antar makhluk hidup serta mempelajari
evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
- Untuk mempermudah mengenali, membandingkan dan mempelajari makhluk hidup.
- Kepuasan intelektual

3. Melengkapi table

Dasar-dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

NO Dasar Klasifikasi Contoh Kasus Keterangan


1 Persamaan Ayam dan Elang Ayam dan Elang adalah golongan hewan yaitu
jenis aves (burung) karena memiliki bulu, sayap
dan paruh
2 Perbedaan Ayam danElang Ayam termasuk herbivore, Elang termasuk
karnivora
3 Ciri morfologi dan ciri Hiu dan Paus Ciri Morfologi ikan Hiu, antara lain:
Anatomi - Kepala meruncing kearah anterior
- Mulut transversal
- Memiliki 2 mata dan 2 sirip
- Insang jumlah5-7 yang masing-
masing lamelanya terpisah, tidak ada
gelembung udara
- Bertulang rawan

Cirri Morfologi ikan paus, antara lain:


- Tubuhnya besar dan memanjang
- Bertulang kaku
- Memiliki paru-paru
- Kepala lebar dan datar, mata kecil,
dan mempunyai 5 (lima) celah insang
sangat besar.
- Mulut sangat lebar, dengan posisi
yang hampir terminal (di depan
kepala).
- Pangkal ekor pipih dengan keel
(tonjolan pada bagian belakang awal
sirip ekor/caudal penduncle) di kedua
sisinya.
- Memiliki 2 (dua) sirip punggung dan
2 (dua) sirip dada, cuping sirip ekor
bagian atas lebih besar dari cuping
sirip ekor bagian bawah.
- Tubuh berwarna abu-abu dengan
corak bulatan (totol) dan garis-garis
yang berwarna putih/kuning serta
memiliki kulit yang tebal dan pada
bagian atas sisi tubuhnya terdapat
guratan-guratan yang menonjol

Ciri Anatomi ikan Hiu, antara lain:


- Gigi pada hiu yang berada di gusi
tidak menempel
- Kerangkanya terbuat dari tulang
rawan dan jaringan ikat.
- Rahang hiu tidak melekat pada
cranium.
- Hiu memiliki korset kulit kompleks.
- Kerangka sirip hiu memiliki bentuk
yang memanjang dan lembut serta
tidak bersegmen, yang bernama
ceratotrichia, filament protein keratin
elastis yang menyerupai tanduk di
rambut dan bulu
- Hati menempati sebagian besar rongga
tubuh hiu. Hati hiu berukuran besar,
lembut dan berminyak

Ciri Anatomi ikan Paus, antara lain :


- Ikan Paus memiliki jantung
- Berdarah panas
- Memiliki paru-paru
- Memiliki kelenjar mammae

4 Ciri Biokimia Kambing dan Kadar air Kambing 73%, Protein 20%, lemak 5-
Sapi 6%, abu 1,6%, sedangkan
Kadar air Sapi 70-75%, Protein 20-22%, lemak 4-
8%, abu 1% (sumber Fennema, 1985), sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa daging kambing
lebih empuk dibandingkan dengan daging sapi.

5 Manfaat Ayam Pedaging Ayam Pedaging untuk menghasilkan daging,


dan Ayam sedangkan Ayam Petelur untuk menghasilkan
Petelur telur.

Sapi pedaging
(potong) dan Sapi pedaging dimanfaatkan dangingnya
sapi perah Sapi perah dimanfaatkan susunya
2.3. Forum Diskusi M1KB3

Perhatikan pohon kekerabatan dari taksa-taksa tumbuhan diatas. Jodohkan karakter-


karakter pada table berikut dengan nodus yang sesuai pada pohon diatas (A-F) sehingga
menggambarkan perubahan evolusi dari taksa-taksa yang ada. Pilihan nodus dapat digunakan lebih
dari satu kali.
Karakter Nodus (A-F)
I. Gravitropisme A.-eudicots( dikotil )
- monocots ( monocots )
-magnolids
-austrobarleyales
-nymphaceae&hydatellceae
- amborella
B.- other conifer
-pinaceae dan gnetales
-ginkgo
-cycads
II. Multiseluler A.-eudicots( dikotil )
- monocots ( monocots )
-magnolids
-austrobarleyales
-nymphaceae&hydatellceae
- amborella
B.- other conifer
-pinaceae dan gnetales
-ginkgo
-cycads
C. –monilophyles
-lycophytes
-hornoworts
-mosses
D -liveworts
-Charales
-Coleochaetales
E. - Coleochaetales
- zygnematales
F. -klebsormidiales
- chlorokybu&mesostigma

III. Mikrospora dan megaspore tetap berada pada A.-eudicots( dikotil )


sporangia - monocots ( monocots )
-magnolids
-austrobarleyales
-nymphaceae&hydatellceae
- amborella
B.- other conifer
-pinaceae dan gnetales
-ginkgo
-cycads
IV. Terbiasa tumbuh di darat A.-eudicots( dikotil )
- monocots ( monocots )
-magnolids
-austrobarleyales
-nymphaceae&hydatellceae
- amborella
B.- other conifer
-pinaceae dan gnetales
-ginkgo
-cycads
C. –monilophyles
-lycophytes
-hornoworts
-mosses
D -liveworts

V. Karpel A.-eudicots( dikotil )


- monocots ( monocots )
-magnolids
-austrobarleyales
-nymphaceae&hydatellceae
- amborella

VI. Sporofit merupakan generasi dominan B.-monilophyles ( tumbuhan


paku )
Forum Diskusi M1KB4

Perhatikan gambar di atas, coba diskusikan apa yang mungkin terjadi pada tiap-tiap fase
pertumbuhan untuk virus, monera dan protista

Berdasarkan gambar, fase pertumbuhan virus, monera dan Protista terdiri atas 4 fase, yaitu:

1. Fase Lag
2. Fase Exponential
3. Fase Stationary
4. Fase Death
Hal-hal yang akan terjadi pada tiap-tiap fase tersebut yaitu:

1. Fase Lag
Jika mikroorganisme dipindahkan ke dalam suatu medium, mula-mula akan mengalami fase
adaptasi untuk menyesuaikan dengan substrat dan kondisi lingkungan di sekitarnya.pada fase ini
belum terjadi pembelahan sel karena beberapa enzim mungkin belum disintesis. Jumlah sel pada
fase ini mungkin tetap, tapi kadang-kadang menurun. Lamanya fase ini bervariasi, dapat cepat
atau lambat tergantung dari kecepatan penyesuaian dengan lingkungan di sekitarnya.

Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya:

a. Medium dan lingkungan pertumbuhan


Sel yang ditempatkan dalam medium dan lingkungan pertumbuhan sama seperti medium dan
lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. Tetapi jika nutrient yang
tersedia dan kondisi lingkungan yang baru sangat berbeda dengan sebelumnya, diperlukan waktu
penyesuaian untuk mensintesis enzim-enzim yang dibutuhkan untuk metabolism.
b. Jumlah inoculum
Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat fase adaptasi. Fase adaptasi mungkin
berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya:

(1) Kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrient ke medium yang kandungan nutriennya
terbatas,
(2) Mutant yang baru terbentuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
(3) Kultur yang dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan komposisi sama seperti
sebelumnya.

2. Fase Exponential
Pada fase ini mikroorganisme membelah dengan cepat dan konstan, dimana pertambahan
jumlahnya mengikuti kurva logaritmik. Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi
oleh medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan
termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada fase ini, sel membutuhkan energy lebih banyak
dibandingkan fase lainnya. Selain itu sel paling sensitive terhadap lingkungannya.

3. Fase Stationary
Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel
yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel tetap membelah meskipun zat
nutrisi sudah mulai habis. Karena kekurangan zat nutrisi, kemungkinan mempunyai komposisi
berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase logaritmik. Padaa fase ini sel-sel menjadi tahan
terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan kimia.

4. Fase Death
Pada fase ini sebagian populasi mikroorganisme mulai mengalami kematian karena beberapa
sebab yaitu :
(1) Nutrient di dalam medium sudah habis,
(2) Energy cadangan di dalam sel habis.
Jumlah sel yang mati semakin lama semakin banyak, dan kecepatan kematian dipengaruhi oleh
kondisi nutrient, lingkungan dan mikroorganisme.

Anda mungkin juga menyukai