TENTANG
PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT HUKUM ADAT
DAYAK LAMANDAU
BUPATI LAMANDAU,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
BAB II
PENGAKUAN MHADL
Pasal 4
Bupati berdasarkan kewenangannya memberikan pengakuan pada
MHADL yang memenuhi persyaratan sesuai dengan tahapan yang
diatur dalam peraturan daerah ini.
Bagian Kesatu
Pembentukan Panitia
Pasal 5
Pasal 6
Bagian Kedua
Proses Pengakuan
Pasal 7
Bagian Ketiga
Penyelesaian Sengketa Proses Pengakuan
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN MHADL
Bagian Kesatu
Hak-Hak MHADL
Paragraf 1
Hak Atas Wilayah Adat
Pasal 12
(1) MHADL berhak atas wilayah adat yang mereka miliki, tempati,
dan kelola secara turun temurun berdasarkan ketentuan
peraturan daerah ini.
(2) Wilayah Adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat
komunal dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.
(3) Hak atas wilayah adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup hak untuk memiliki, menggunakan, mengembangkan
dan mengendalikan atas dasar kepemilikan turun temurun
dan/atau cara-cara yang lain yang berlaku dalam masyarakat
adat tersebut.
Pasal 13
Pasal 13
Paragraf 3
Hak Atas Sumber Daya Alam
Pasal 14
Pasal 15
(1) Dalam hal di wilayah adat terdapat sumber daya alam yang
mempunyai peranan penting dalam memenuhi hajat hidup
orang banyak, Pemerintah Daerah atau korporasi dapat
melakukan pengelolaan setelah melalui musyawarah dengan
MHADL untuk mencapai persetujuan bersama.
(2) Atas pengelolaan sumber daya alam oleh Pemerintah Daerah
atau korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), MHADL
berhak mendapatkan kompensasi.
(3) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan
dalam bentuk:
a. uang;
b. tanah pengganti;
c. permukiman kembali;
d. kepemilikan saham; atau
e. bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.
(4) Selain kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
MHADL berhak menerima manfaat utama dalam pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan sesuai dengan kebutuhan
prioritas Masyarakat Hukum Adat.
Paragraf 4
Hak Atas Hutan Adat
Pasal 16
Pasal 17
Paragraf 5
Hak atas Lingkungan Hidup
Pasal 18
(1) MHADL berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
(2) Hak atas lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diwujudkan dalam bentuk:
a. pengajuan usul dan/atau keberatan terhadap rencana
usaha dan/atau kegiatan yang dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup di wilayah adatnya;
b. setiap orang atau badan hukum yang melakukan
pencemaran dan pengrusakan terhadap wilayah adat wajib
bertanggung jawab sesuai dengan hukum adat setempat;
c. yang dimaksud bertanggung jawab sebagaimana dimaksud
dalam huruf (b), dikenakan dan mematuhi sanksi sesuai
keputusan peradilan adat;
d. penerimaan keuntungan dari pemanfaatan pengetahuan
tradisional terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup
yang bernilai ekonomis.
Paragraf 6
Hak Atas Pembangunan
Pasal 19
Paragraf 7
Hak atas Spritualitas dan Kebudayaan
Pasal 20
Paragraf 8
Hak Mengembangkan dan Melestarikan Bahasa,
Adat dan Budaya
Pasal 21
Bagian Kedua
Kewajiban MHADL
Pasal 22
Kewajiban MHADL:
a. menjaga keutuhan Wilayah Adat dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
b. mengembangkan dan melestarikan budaya MHADL sebagai
bagian dari budaya Indonesia;
c. melaksanakan sepenuhnya pengakuan, perlindungan, dan
pemberdayaan sebagai MHADL dari pemerintah daerah dan
pemerintah;
d. bertoleransi atas perbedaan antar MHADL dengan masyarakat
lainnya yang tinggal dan/atau menetap pada wilayah masyarakat
hukum adat;
e. memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, mengendalikan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup di wilayah
adat dan menjamin kesetaraan bagi penerima manfaat atas
sumberdaya dan lingkungan;
f. mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam di wilayah adat
secara berkelanjutan;
g. mengurus kehidupan bersama Masyarakat Hukum Adat
berdasarkan hukum adat yang diselenggarakan oleh lembaga
adat;
h. penyelesaian pelanggaran atas hukum adat melalui sistem
peradilan adat;
i. bekerjasama dalam proses identifikasi dan verifikasi Masyarakat
Hukum Adat;
j. menjaga dan tidak mengalihkan tanah atau harta kekayaan
MHADL kepada pihak luar MHADL;
k. menjaga keberlanjutan program dan hasil pembangunan Daerah
dan Nasional: dan
l. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Kewajiban Pemerintah Daerah
Pasal 23
BAB V
PEMBERDAYAAN MHADL
Pasal 24
Pasal 25
Bagian Kesatu
Peran Pemerintah Daerah
Pasal 26
Bagian Kedua
Peran Pemberdayaan Oleh Sektor Swasta
Pasal 27
Bagian Ketiga
Peran Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Sipil
Pasal 28
(1) Organisasi sosial masyarakat sipil yang melaksanakan kegiatan
di wilayah MHADL wajib memberitahukan kegiatan melalui
pimpinan masyarakat adat atau kelembagaan adat atau
pemerintah desa/kelurahan, kecamatan setempat yang
ditembuskan kepada Dinas atau Badan yang melaksanakan
uruan Kesatuan Bangsa dan Politik sebelum melaksanakan
kegiatannya.
(2) Kegiatan yang dilaksanakan harus disetujui oleh MHADL
dengan melibatkan peran dan partisipasi aktif masyarakat adat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
(3) Kegiatan yang dilaksanakan harus mendorong terciptanya
kondusifitas wilayah masyarakat adat.
BAB VI
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB PEMERINTAH DAERAH
Pasal 29
Pasal 30
BAB VII
PENYELESAIAN SENGKETA
Bagian Kesatu
Sengketa Internal MHADL
Pasal 31
Bagian Kedua
Sengketa Antar MHADL
Pasal 32
Bagian Ketiga
Sengketa Antara MHADL Dengan Pihak Lain
Pasal 33
BAB VIII
PENDANAAN
Pasal 34
BAB IX
PENUTUP
Pasal 35
BUPATI LAMANDAU,
HENDRA LESMANA
MUHAMAD IRWANSYAH
TENTANG
PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT HUKUM ADAT
KABUPATEN LAMANDAU
I. UMUM.
Pasal 1
Angka 11
a. Yang dimaksud dengan “Otoritatif” hak untuk melakukan
untuk menjalankan kekuasaan.
b. Yang dimaksud dengan “koersif” penyampaian pesan
seseorang kepada orang lain dengan ancaman atau sanksi
untuk merubah sikap, opini, dan tingkah laku
Pasal 2
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Yang dimaksud dengan “Sumber Daya Genetik (SDG)” adalah
material tumbuhan, binatang, atau jasad renik yang
mengandung unit-unit yang berfungsi sebagai pembawa sifat
keturunan, baik yang bernilai aktual maupun potensial untuk
menciptakan galur, rumpun, atau spesies baru.
Pasal 3
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Yang dimaksud dengan “penyelesaian sengketa” yaitu melalui
lembaga peradilan adat dan/atau melalui prosedur yang
disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan
adat dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau
penilaian ahli adat.
Huruf g
Cukup jelas
Pasal 4
Yang dimaksud dengan “Kewenangan” adalah hak untuk melakukan
sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar tercapai tujuan. Kewenangan biasanya
dihubungkan dengan kekuasaan. Penggunaan kewenangan secara
bijaksana.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “Identifikasi” suatu kegiatan untuk
melakukan penentuan atau penetapan terhadap identitas orang,
benda, dan sebagainya agar terjadi kesesuaian antara data dan
fakta.
Yang dimaksud dengan “Verifikasi” merupakan proses
membangun kebenaran, akurasi, dan/atau diperlukan untuk
mengukur kebenaran dan kompatibilitas satu sama lain.
Yang dimaksud dengan “Validasi” suatu tindakan pembuktian,
suatu pekerjaan “dokumentasi”. Tata cara atau metode
pembuktian tersebut harus dengan “cara yang sesuai”, artinya
proses pembuktian tersebut ada tata cara atau metodenya,
sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam SOP.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “berada di 2 (dua) atau lebih kabupaten”
lokasi masyarakat hukum adat yang wilayahnya berada di 2
(dua) wilayah administratif Kabupaten atau Kota.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kelembagaan” suatu sistem badan
sosial atau organisasi.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Yang dimaksud dengan “Subyek hukum” setiap orang
mempunyai hak dan kewajiban dan menimbulkan wewenang.
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas
Huruf h
Cukup jelas
Huruf i
Yang dimaksud dengan pekerjaan tradisional termasuk di
dalamnya adalah berladang, berburu, memungut hasil hutan
bukan kayu
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas
Huruf h
Yang dimaksud dengan “Peradilan Adat” suatu proses untuk
memutuskan maupun mendamaikan sengketa adat berdasarkan
hukum adat dan diakui keberadaannya oleh masyarakat hukum
adat, pelaksanaan peradilan adat meliputi:
a. Pemenuhan “alat bukti” adalah segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan suatu perbuatan dimana dengan alat –
alat bukti tersebut dapat di pergunakan sebagai bahan
pembuktian guna menimbulkan keyakinan hakim atas
kebenaran adanya suatu tindak pidana atau perkara yang
telah dilakukan oleh terdakwa, meliputi:
1. petunjuk dan/atau keterangandan atau laporan korban
atau pihak yang dirugikan;
2. petunjuk dan/atau keterangan terdakwa;
3. keterangan saksi;
4. keterangan ahli;
5. surat atau dokumen;
b. Yang dimaksud dengan “laporan” segala sesuatu yang
dilaporkan dan dibuat berdasarkan data-data;
c. Yang dimaksud “saksi” orang yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan
peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar
sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.
d. Yang dimaksud dengan “Keterangan Saksi” suatu peristiwa
yang saksi lihat sendiri, dengar sendiri, alami sendiri dan
menyebut alasan dari pengetahuannya tersebut.
e. Yang dimaksud dengan “Keterangan terdakwa” apa
yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang
dilakukan atau yang ia ketahui atau ia alami.
f. Yang dimaksud dengan “Keputusan Peradilan” pernyataan
hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka,
dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala
tuntutan hukum.
Huruf i
Cukup jelas
Huruf j
Cukup jelas
Huruf k
Cukup jelas
Huruf l
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas