Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. RADAR

1. Pengertian Radar

Istilah RADAR menurut kamus, adalah salah satu alat navigasi

di kapal yang sangat di butuh kan di dalam pelayaran-pelayaran di

seluruh dunia, agar mendapatkan suatu perjalanan pelayaran yang

aman dan nyaman serta keselamatan bernavigasi. RADAR (Radio

Detecting and Ranging), merupakan suatu sistem yang memanfaatkan

gelombang elektromagnetik untuk mengidentifikasi jarak, ketinggian,

arah, maupun kecepatan benda yang diam maupun bergerak.

RADAR dapat menggantikan fungsi mata manusia untuk

memantau objek pada jarak jauh dalam jangkauan yang telah di

tentukan dalam spesifikasinya. Oleh karena itu RADAR sangat

bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapat

membantu menghindari atau mencegah terjadi nya tabrakan di laut.

RADAR akan sangat berguna pada saat cuaca buruk, berkabut, dan

berlayar di malam hari.

Menurut Arso Martopo, Capt, (1992 : 49) RADAR adalah salah

satu alat bantu navigasi yang sangat potensial dan sangat dibutuhkan di

atas kapal, baik dalampenentuan posisi maupun pendeteksi resiko

bahaya tubrukan dengan kapal lain atau obyek di sekitar.RADAR

merupakansistem gelombang elektromagnetik yang di manfaatkan

1
untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda

seperti kapal, dan informasi cuaca atau hujan. Gelombang radio atau

sinyal yang dipancarkan dari suatu benda dapat ditangkap oleh

RADAR kemudian dianalisa untuk mengetahui lokasi dan bahkan jenis

benda tersebut. Walaupun sinyal yang diterima relatif lemah, namun

RADAR dapat dengan mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal

tersebut.

Dari pengertian diatas radar adalah sebuah alat yg digunakan

untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapat membantu

menghindari atau mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Radar akan

sangat berguna pada saat cuaca buruk, keadaan berkabut dan berlayar

dimalam hari terutama apabila petunjuk pelayaran seperti lampu suar,

pelampung, bukit atau bangunan secara visual tidak dapat di amati.

2. RADAR (Radio Detecting and Ranging)

Gambar 2. 1

2
3. Kegunaan RADAR di Waktu Tertentu

Menurut Hadi Supriyono, Capt, (2001 : 14) Kegunaan radar adalah

suatu alat pembantu navigasi elektronik agar mempermudah saat berlayar

dan pada saat tertentu, yang gunanya adalah :

a. Untuk menentukan posisi kapal dari waktu ke waktu. Dalam

menentukan posisi kapal dengan radar dapat dilakukan dengan

beberapa cara yaitu menggunakan baringan dengan baringan,

menggunakan baringan dengan jarak dan menggunakan jarak dengan

jarak.

b. Memandu kapal keluar – masuk pelabuhan atau perairan sempit. Pada

posisi Head Up, radar sangat efektif dan efisien untuk membantu para

nakhoda atau pandu dalam melayarkan kapalnya keluarmasuk

pelabuhan, sungai atau alur pelayaran sempit.

c. Membantu menemukan ada atau tidaknya bahaya tubrukan. Dengan

melihat

pada layar Cathoda Ray Tube (CRT) adanya pantulan atau echo dari

awan yang tebal

d. Membantu memperkirakan hujan melewati lintasan kapal. Dengan

melihat pada layar radar (Cathoda Ray Tube) adanya pantulan atau

echo dari awan yang tebal.

4. Komponen Penting Pada RADAR

3
Sesuai yang diuraikan, menurut Arso Martopo, Capt, (1992 : 65)

bahwa komponen – komponen radar adalah bagian terpenting yang ada

pada radar, apabila salah satu diantara komponen – komponen tersebut

mengalami kerusakan atau gangguan maka radar tidak dapat berfungsi

secara maksimal. Adapun komponen tersebut adalah Instalasi radar.

Radar merupakan instrumen navigasi elektronik yang berfungsi

sebagai transmitter dan sekaligus sebagai reciver. Instalasi radar adalah

sebagai berikut :

a. Transmitter (pemancar)

Sebuah osicilator yang menghasilkan gelombang electromagnetik

SHF (Super High Frequensi) yaitu 3 GHz (Giga Hazz) sampai 10

GHz (Giga Hazz), bahkan sampai 30 GHz (Giga Hazz).

Gambar 2.2

b. Modulator

Komponen yang berfungsi mengatur pengiriman transmitter sebanyak 500

– 3000 pulsa setiap detiknya, tergantung dari pada skala jarak yang sedang

digunakan.

4
5
c. Antena

Antena radar (scanner) memancarkan pulsa keluar dan menerima

kembali signal yang dipantulkan oleh target.

Gambar 2.3

d. Receiver

Sebuah jaringan electronik untuk memperkuat signal yang diterima dalam

keadaan lemah, dimodulasikan kembali dan dimunculkan dalam gambar

berupa gema.

e. Indikator

Melalui Cathoda Ray Tube (CRT), echo yang diterima diproses, disajikan

dalam bentuk gambar dilayar radar, layar gambar itu disebut Pulse Position

Indicator (PPI), layar PPI berbentuk lingkaran dengan satu garis lurus

berpusat pada posisi kapal yang berputar sesuai arah antena radar.

6
5. Bagian Alat Pemancar dan Penerima Pada RADAR

Menurut Arso Martopo, Capt, (1992 : 65) maka bagian - bagian

dari alat pemancar dan alat - alat penerima suatu pesawat radio kapal atau

RADAR dibangun dalam kesatuan - kesatuan yang dapat dibedakan

sebagai berikut:

a. Main Consule

Suatu kotak yang berisi kesatuan – kesatuan yang yang terdiri dari

pemancar, penerima, dan tombol pemancar – penerima.

b. Aerial Unit

Kesatuan yang terdiri dari waveguide, reflector dengan motor untuk

memutarnya, dan berbagai schekel-elemant.

c. Display Unit

Unit kesatuan yang terdiri dari Cathoda Ray Tube (CRT) dan macam -

macam tombol pengatur, biasanya ditempatkan dianjungan.

6. Fungsi RADAR

Mengetahui Fungsi atau kegunaan dari alat RADAR merupakan

suatu hal yang penting agar mempermudah pada saat bernavigasi. Fungsi

RADAR adalah sebagai berikut:

a. Mendeteksi dan mengukur jarak suatu objek yang ada di sekitar kapal

serta memberikan petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan

pantai dan objek lain di sekeliling kapal. Alat ini juga dapat

memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek yang ada

di sekitar kapal.

7
b. Untuk menentukan posisi kapal dari waktu ke waktu.

Dalam menentukan posisi kapal dengan RADAR dapat dilakukan

dengan beberapa cara yaitu menggunakan baringan dengan baringan,

menggunakan baringan dengan jarak dan menggunakan jarak dengan

jarak.

c. Memandu kapal keluar masuk pelabuhan atau perairan sempit.

Pada posisi Head Up, RADAR sangat efektif dan efisien untuk

membantu para nakhoda atau pandu dalam melayarkan kapalnya

keluar masuk pelabuhan, sungai atau alur pelayaran sempit.

d. Membantu menemukan ada atau tidaknya bahaya tubrukan.

Dengan melihat pada layar Cathoda Ray Tube (CRT) adanya pantulan

atau echo dari awan yang tebal. Membantu untuk mengatur jalur

perjalanan kapal agar setiap kapal dapat berlayar di jalur nya masing-

masing dan tidak saling bertabrakan. Sekalipun dalam cuaca yang

kurang baik.

7. Bagian-Bagian Pada Radar

a. Timer (trigger)

Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang

bertegangan tinggi yang diteruskan pada modulator dan indikator

dalam waktu yang sama. Untuk menyamakan waktu ini, maka

diperlukan pengukur waktu yang berguna mengukur waktu

pemancaran pulsa-pulsa radio yang dipancarkan itu.

8
b. Modulator

Bagian ini berfungsi untuk memodulir gelombang radio

(pulsanya) yang dipancarkan dan untuk memperkuat atau

mempertinggi tegangan pulsa yang akan dipancarkan. Tegangan tinggi

ini didapat dari tabung magnetron. Dengan demikian guna

membangkitkan tegangan tinggi, pemancar harus dijalankan

(dihidupkan) lebih dahulu (stand by).

c. Pemancar (transmitter)

Memberikan energi yang besar pada pulsa-pulsa dalam bentuk

yang disebut tenaga puncak (peak power) yang kemudian disalurkan

ke penghantar gelombang (wafeguide) terus ke antena, dari antena

pulsa itu disalurkan ke udara dalam bentuk elektron yang berputar.

Bagian pemancar ini pada instalasi dikapal disatukan dalam satu kabin

atau kota

d. Penghubung TR dan Anti TR

Tenaga gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian

pemancar (transmitter) dan tenaga gema pulsa yang kembali dari

sasaran melalui antena ke bagian penerima (receiver) sama-sama

melalui penghantar gelombang yang sama. Untuk mengatur penyaluran

energi pulsa ke antena dan dari antena penerima tersebut dilakukan

secara berganti-ganti dengan menggunakan penghubung (swich)

elektronik (neon) yang dinamakan TR dan anti TR swich (TR = Transit

and Receive). Penghubung TR bertugas mencegah pulsa-pulsa yang

9
bertegangan tinggi dari pemancar masuk ke bagian penerima yang

sensitif terhadap tegangan tinggi. dengan demikian TR mencegah

penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya energi yang

dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima). Anti TR menyalurkan

energi gema-gema pulsa ke bagian penerima dan mencegah masuknya

energi ini ke bagian pemancar.

e. Bagian penerima (receiver)

Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat energi yang

diterima dari sasaran. Hasil deteksi selubung getaran radio ini

diperkuat disalurkan ke bagian penguat gambar (video amplifier) lalu

diteruskan ke bagian indikator atau PPI unit.

f. Bagian PPI (Plan Position Indikator)

Kadang-kadang disebut juga sebagai display unit, fungsinya

untuk memperlihatkan sasaran gambar yang terkena pancaran pulsa

dan menentukan arah serta jarak sasaran dalam azimut PPI dilengkapi

dengan Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube) dan rangkaian yang

disebut dasar waktu (time base) yang mengatur panjang atau lamanya

sweep sesuai dengan jarak lamanya waktu yang digunakan.

8. Prinsip kerja RADAR

Seperti telah diketahui radar menggunakan prinsip pancaran

gelombang radio dalam bentuk ‘microwave band’. Pulsa yang dihasilkan

oleh unit pemancar (transmitter unit) dikirim ke antena melalui swich

pemilih pancar/terima elektronik (T/R electronic switch). Pada saat

10
pengiriman sinyal antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan

memancarkan denyutan/pulsa 500 hingga 3000 kali/detik.

Ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan kembali apabila

mengenai sasaran dalam bentuk gema radio (radio echo). Pulsa yang

dipantulkan ini akan diterima kembali oleh antena dan dikirim ke unit

penerima (receiver) melalui switch pemilih pancar/terima. Pulsa ini akan

di kuatkan dan akan dideteksi dalam bentuk sinyal radio yang seterusnya

dibesarkan lagi kekuatannya pada indicator.

Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih

akan terbentang dari pusat skrin/skop radar dengan kecepatan konstan dan

akan membuat garis sapuan. Garis sapuan ini akan bergerak disekeliling

pusat skop dan berputar searah jarum jam dimana putarannya selaras

dengan putaran antena. Apabila sinyal video (video signal) digunakan

dalam indikator, bintik putih diatas garis sapuan ini akan diubah kedalam

bentuk gambar/bayangbayang. Posisi gambar ini akan sejalan dengan arah

gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak posisi gambar ini dengan

pusat skop radar adalah berdasarkan jarak kapal dengan sasaran di suatu

tempat. Dengan demikian posisi penerima sinyal kapal senantiasa berada

di pusat skop pada tabung sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran.

B. Keselamatan Pelayaran

Keselamatan Pelayaran termasuk upaya penanggulangan kecelakaan

dan merupakan faktor utama lancarnya arus pelayaran dalam transportasi laut,

berdasarkan UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Pasal 116 Ayat (1)

11
“Keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi keselamatan dan keamanan

angkutan di perairan, pelabuhan, serta perlindungan lingkungan maritim”

1. Peraturan

Peraturan merupakan salah satu bentuk keputusan yang harus ditaati dan

dilaksanakan (Joko Untoro dan Tim Guru Indonesia). Peraturan yang

menjelaskan tentan Keselamatan Pelayaran di Indonesia yaitu UU No. 17

Tahun 2008 Tentang Pelayaran pada Pasal 116 Ayat (1) “Keselamatan

dan keamanan pelayaran meliputi keselamatan dan keamanan angkutan di

perairan, pelabuhan, serta perlindungan lingkungan maritim” dan Ayat (2)

“Penyelenggaraan keselamatan dan keamanan pelayaran sebagaimana

dimaksud pada Ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah”. Keselamatan dan

Keamanan Angkutan di Perairan dimaksud dalam UU No. 17 Tahun 2008

Tentang Pelayaran Pasal 117 Ayat (1) yaitu “Keselamatan dan keamanan

angkutan perairan yaitu kondisi terpenuhinya persyaratan, kelaiklautan

kapal dan kenavigasian”.

2. Manajemen

Pemilik atau Operator Kapal yang mengoperasikan kapal untuk

jenis dan ukuran tertentu, harus memenuhi persyaratan manajemen

keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapaldisebutkan dalam

Pasal 169 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2008 Tentang Pelayaran.Kapal yang telah memenuhi persyaratan

manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal

sebagaimana dimaksud Ayat (1) diatas, diberikan sertifikat. Sertifikat

12
Manajemen Keselamatan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diatas,

berupa Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan (Document of

Compliance-DOC) untuk perusahaan dan Sertifikat Manajemen (Safety

Management Certificate-SMC) untuk kapal.

Pengaturan di bidang manajemen keselamatan, memuat ketentuan

yang mengantisipasi perkembangan lingkungan strategi nasional dan

internasional yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dengan mengakomodasikan ketentuan internasional terkait

seperti International Safety Management Code (ISM Code).

Sistem tersebut dirancang untuk menjamin terselanggaranya

perlindungan yang efektif dari kemungkinan resiko dan bahaya yang dapat

diperkirakan dan diantisipasi sebagai penyebab kecelakaan yang tidak

seharusnya terjadi pada kegiatan pelayaran.

C. Kapal

Beberapa teori tentang kapal menurut UU No 17 Tahun 2008:

1. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang di

gerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik atau energi lain nya,

ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis,

kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan

terapung yang tidak berpindah-pindah.

2. Kapal perang adalah kapal Tentara Nasional Indonesia yang ditetapkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

13
3. Kapal negara adalah kapal milik negara yang digunakan oleh instansi

pemerintah tertentu yang diberi fungsi dan kewenangan sesuai untuk

menegakkan hukum serta tugas-tugas pemerintah lain nya.

4. Kapal asing adalah kapal yang berbendera selain bendera Indonesia dan

tidak di catat dalam daftar Indonesia.

Gambar 2.4

Sumber: MT. LAYAR ARTHA WIBAWA

D. Navigasi
Menurut Sumardi (2010:1) pengertian navigasi adalah suatu proses

mengendalikan gerakan angkutan baik di udara di laut atau sungai maupun di

darat dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan aman dan efisien.

Menurut Joko S. (2010:4) pengertian navigasi adalah suatu teknik

untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan secara tepat dengan

menggunakan peralatan navigasi, personil yang menggunakannya biasa

disebut navigator.

Menurut Suparno (2016:5) keandalan pelayaran kenavigasian

merupakan syarat utama terwujudnya sasaran pembinaan dan

14
penyelenggaraan kenavigasian bagi keselamatan pelayaran. Ilmu pelayaran

dikenal juga sebagai perpaduan yang harmonis antara teknologi dan seni yang

pada dasarnya mencakup beberapa kegiatan pokok antara lain:

1. Penentuan tempat kedudukan atau posisi kapal selama pelayaran baik

menyusuri pantai ataupun dilautan bebas.

2. Menentukan arah (direction) atau jalan yang aman dan efisien untuk

dilayari kapal.

3. Mengadakan perencanaan/perhitungan suatu pelayaran agar lebih aman,

praktis dan ekonomis.

Untuk dapat mengendalikan dan melayarkan kapal dengan aman

disemua perairan, mualim harus mempunyai keahlian baik teori maupun

praktis, keahlian ini dikenal dengan sebutan kecakapan mualim (mate’s

knowledge) yang meliputi:

1. Pemeliharaan kapal dalam arti luas.

2. Dapat mengemudikan dan manuver kapal dalam semua keadaan dan

semua perairan baik dipelabuhan, perairan pedalaman, alur-alur, selat,

dan lautan bebas.

3. Melayarkan kapal dengan aman agar sampai ditempat tujuan dengan

selamat.

Menurut UU No 17 2008 navigasi adalah proses mengarahkan

gerak kapal dari sutu titik ke titik yang lain dengan aman dan lancar serta

untuk menghindari bahaya atau rintangan pelayaran.

15
1. Pengertian Alat Navigasi

Alat navigasi adalah sebuah alat yang digunakan untuk

menentukan arah dalam dunia maritim (sejarah-andychand.blogspot.co.id).

Alat navigasi adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam

bernavigasi (http://ariedeky-pelaut.blogspot.co.id). Jadi dapat penulis

simpulkan bahwa alat navigasi adalah suatu alat yang ada di anjungan

kapal, yang digunakan untuk membantu para perwira dalam melakukan

navigasi.

Menurut Erick Susanto (2005 : 24) alat navigasi dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Alat navigasi konvensional:

1) Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan diruang peta untuk

menjangka peta, sepasang penggaris segitiga, mistar jajar, jangka

semat, jangka pensil, busur derajat, dll.

2) Alat untuk menentukan jurusan, arah dan mengukur sudut dalam

bidang datar, kompas (pedoman).

3) Alat untuk membaring (pesawat baring), penjera dan celah, semat

bayangan.

4) Alat untuk mengukur sudut dalam bidang vertikal : sextant.

5) Alat untuk menentukan kecepatan kapal, topdal tangan (menduga

diluar kapal), topdal tunda, topdal arus.

6) Alat untuk menentukan/mengetahui kedalaman perairan : perum

(perum tangan, perum mekanis, perum batang duga).

16
5) Alat untuk mengetahui tekanan udara dan suhu udara (Barometer).

6) Alat untuk pengukuran waktu (Chronometer).

b. Alat Navigasi Modern:

1) RADAR (Radio Detecting and Ranging)

2) GPS (Global Positioning System)

3) RDF (Radio Detection Finder)

4) Perum Gema (Echo Sounder/Fish Finder, SONAR (Sound

Navigation and Ranging)

5) AIS (Automatic Identification System)

6) ECDIS (Electronic Chart Display Monitoring System)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia online navigasi dapat diartikan

sebagai:

a. Ilmu tentang menjalankan kapal laut secara aman

b. Tindakan menetapkan haluan kapal

17

Anda mungkin juga menyukai