Anda di halaman 1dari 9

‫‪Khutbah Shalat Gerhana Bulan‬‬

‫‪Tanda Kebesaran Allah‬‬

‫حم حعتََ َْبيحن أَ حش َه ُد‬ ‫ْي‪ ،‬اَله َذي أَرسل آَيتََه َع ح َ‬ ‫ََ‬
‫ّلِل الحــملَ َ‬
‫ك ا حْلََق الحـ ُـمبَ ح َ‬
‫ْبًة لل ُ‬
‫َ‬ ‫حَ َ َ‬ ‫اَ حْلَ حم ُد ه َ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ين‪َ ,‬وأَ حش َه ُد أَ هن‬ ‫ك لَه إَلَهُ احألَ هول ح َ‬
‫ْي َو حاْلخ َر َ‬ ‫أَ حن الَ إَلَهَ إَاله هللاُ َو حح َدهُ الَ َش َريح َ‬
‫ْي‪ ,‬الله ُه هم صلَى َو َسلَ حم َعلَى‬ ‫َ‬
‫وث َر حْحَةً لل َحعالَـ ـ َـم ح َ‬
‫ور ُسولُهُ الحـ َـم حبـعُ ُ‬‫ُُممداً َع حب ُدهُ َ‬
‫ْي َلُم ِبََ ححس ٍ‬
‫ان‬ ‫ح‬ ‫َصحابَ َه والتهابَ َ‬
‫ع‬ ‫ح‬ ‫أ‬‫و‬ ‫سيَ َد ََن ُُمَ هم ٍد سيَ َد الحمرسلَ حْي و َعلَى آلَ َ‬
‫ه‬
‫َ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُح َ َ َ‬ ‫َ‬
‫إَ ََل يـوَم َ‬
‫الديح َن ‪ .‬أ هما بَـ حع ُد‬ ‫َح‬
‫هللا فَـ َق حد فَ َاز ال ُحمتهـ ُق حو َن ‪ ,‬فَاتهـ ُقوا ه‬ ‫صي ُكم و نَـ حف َسي بَتـ حقوى َ‬ ‫هللا أُو َ‬‫اد َ‬ ‫َي َ‬
‫اّلِلَ‬ ‫ح َ‬ ‫َ‬ ‫حَ‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫ب‬ ‫ع‬
‫َ َ‬
‫ْيا َألَنحـ ُف َس ُك حم ۗ َوَم حن يُو َق ُش هح‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اْسَعُوا َوأَطيعُوا َوأَنف ُقوا َخ ح ً‬ ‫استَطَ حعتُ حم َو ح‬‫َما ح‬
‫ك ُه ُم ال ُحم حفلَ ُحو َن‬ ‫‪.‬نَـ حف َس َه فَأُوَٰلَئَ َ‬
‫قَا َل هللا تَـع َاَل‪ :‬وَمن َ‬
‫س َوالح َق َم ُر ۚ َال تَ حس ُج ُد حوا‬‫ش حم ُ‬ ‫ار َوال ه‬ ‫هه ُ‬‫آَيتَه اللهحي ُل َوالنـ َ‬
‫ُ َ َ ح َ‬
‫ََ هَ‬ ‫شم َ َ‬ ‫َ‬
‫اس ُج ُد حوا هّلِل الذي َخلَ َق ُه هن إَ حن ُك حنـتُ حم إَ هَيهُ تَـ حعبُ ُدو َن َ‬
‫‪.‬و‬ ‫س َوَال ل حل َق َم َر َو ح‬ ‫لل ه ح‬
‫ت‬‫ان َمن آَي َ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫اّلِلُ َعلَحي َه َو َسلهم ‪ :‬إَ‬ ‫صلهى ه‬ ‫ال النَ ُّ‬
‫س َوالح َق َم َر آيَـتَ ح َ‬ ‫َ‬ ‫م‬
‫ح‬ ‫ش‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫َ‬ ‫هِب َ‬ ‫قَ َ‬
‫اّلِلَ َوَكَْبُوا‬
‫ك فَا حدعُوا ه‬ ‫َح ٍد َوَال َْلَيَاتََه فََإذَا َرأَيحـتُ حم ذَلَ َ‬ ‫َ ََ َ‬ ‫هَ‬
‫اّلِل َال ََيحس َفان ل َم حوت أ َ‬
‫صلُّوا َوتَ َ‬
‫ص هدقُوا‬ ‫َو َ‬
‫…‪Jamaah shalat gerhana bulan rahimakumullah‬‬
Marilah bersama-sama kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt
yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya.
Menciptakan alam semesta dalam keserasian dan keseimbangan.
Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada beliau Nabi
Muhammad SAW. Kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan
kepada setiap orang yang mengikuti risalahnya.
Jamaah shalat gerhana bulan rahimakumullah…
Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan
yang sebenar-benarnya. Yaitu dengan mengamalkan apa yang
diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam.
Serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-
Nya shallallahu’alaihiwasallam. Sebab ketakwaan akan mendatangkan
keselamatan di dunia maupun akhirat.
Jamaah shalat gerhana bulan rahimakumullah…
Salah satu ciri khas seorang mukmin, adalah mudah untuk menangkap
pesan yang dikirim Allah Ta’ala kepada para hamba-Nya.
Hari ini, kita melihat fenomena alam berupa gerhana Bulan. Gerhana
adalah bukti kebesaran Allah. Gerhana bukan sebagaimana diyakini
sebagain masyarakat dulu, bahwa itu peristiwa ditelannya bulan, atau
penanda bencana bagi petani, peternak, dan lainnya. Keyakinan seperti
itu tidak benar. Gerhana adalah salah satu bukti akan Kemahakuasaan
Allah Swt.
Pesan-pesan Allah Ta’ala itu ada yang dikirim melalui ayat-ayat yang
tertulis dalam Alquran dan sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ada pula yang dikirim melalui ayat-ayat yang terlihat di alam semesta.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َ ‫ت َأل‬
ٍ ‫هها َر َْلَي‬ َ َ َ ‫ات و حاألَر‬َ ‫إَ هن َف َخل َحق ال ه‬
‫ُول‬ َ َ ‫ض َوا حخت ََلف اللهحي َل َوالنـ‬‫س َم َاو َ ح‬
َ َ‫حاألَلحب‬
‫اب‬
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, juga
pergantian malam dan siang, terdapat ayat-ayat (tanda-tanda
kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal.” (QS Ali Imran (3):
190).
Jamaah shalat gerhana bulan rahimakumullah…
Gerhana bulan merupakan bagian dari fenomena alamiah. Namun, di
balik itu ada kekuatan besar yang tampak ketika kita mau
merenunginya.
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan
tertutup oleh bayangan bumi. Peristiwa tersebut berlangsung bila bumi
berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama-
saat itu cahaya Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi
oleh bumi.
Fenomena alam ini mengindikasikan bahwa bumi, bulan, matahari, serta
seluruh tatanan angkasa bergerak sesuai garis orbit sebagaimana
sunnatullah. Keteraturan dan keharmonisan ini menandakan bahwa
Allah Maha Mengatur. Kehebatan fakta astronomis ini sukar disangkal
lantaran mustahil manusia mengintervensi fenomena gerhana

Jamaah shalat gerhana bulan rahimakumullah…


Di negeri Cina, dahulu orang percaya bahwa gerhana terjadi karena
seekor naga langit membanjiri sungai dengan darah lalu menelannya. Itu
sebabnya orang Cina menyebut gerhana sebagai “chih ”yang artinya
“memakan”.
Di Jepang, dahulu orang percaya bahwa gerhana terjadi karena ada
racun yang disebarkan ke bumi. Untuk menghindari air di bumi
terkontaminasi oleh racun tersebut, maka orang-orang menutupi
sumur-sumur mereka.
Di Indonesia, khususnya Jawa, dahulu orang-orang menganggap bahwa
gerhana bulan terjadi karena Batara Kala alias raksasa jahat, memakan
bulan. Mereka kemudian beramai-ramai memukul kentongan pada saat
gerhana untuk menakut-nakuti dan mengusir Batara Kala.
Bagi orang-orang Quraisy di Arab, gerhana bulan dikaitkan dengan
kejadian-kejadian tertentu, seperti adanya kematian atau kelahiran
seseorang. Kepercayaan ini dipegang secara turun temurun sehingga
menjadi keyakinan umum masyarakat di zaman itu.
Di zaman Rasulullah SAW pun, ketika terjadi gerhana yang bersamaan
dengan meninggalnya putra Rasul SAW yang bernama Ibrahim, sebagian
orang masih menganggap terjadinya gerhana itu karena kematian putra
beliau.
Semua kepercayaan itu tak lain adalah mitos atau takhayul yang karena
pengetahuan masyarakat tentang fenomena alam belum memadai.
Sebagian dari mereka bahkan masih memgang kepercayaan yang
disebut animisme dan dinamisme.
Lalu bagaimanakah Islam memandang fenomena gerhana ini?
Jamaah shalat gerhana bulan rahimakumullah…
Kepercayaan-kepercayaan seperti itu diluruskan oleh Rasulullah SAW.
Dalam Islam, gerhana bulan atau matahari adalah bentuk keagungan
Allah sebagai Maha Pencipta sebagaimana sabda Rasullah SAW dalam
sebuah hadits diriwayatkan Bukhari:

َ َ‫ههما آيـت‬
‫ان‬ َ ََ َ ٍ َ َ َ َ ‫ه‬ ‫ه‬ َ‫ا‬
َ َ ُ ‫س َواحل َق َم َر َال ََيحس َفان ل َم حوت اَ َحد َوَال ْلَيَاته َولكنـ‬ َ ‫م‬‫ح‬ ‫ش‬ ‫ال‬ ‫ن‬
‫صلُّوا‬ َ ‫ت‬
ُ ‫ فََإذَا َرأَيحـتُ ُم‬، ‫هللا‬ َ ‫َمن آَي‬
َ َ‫وُهَا ف‬ َ ‫ح‬
Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di
antara tanda-tanda Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian
seseorang atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana
tersebut, maka lakukanlah shalat gerhana. ”(HR. Bukhari).
Dalam hadits tersebut ditegaskan bahwa tidak ada kaitan antara
gerhana dengan meninggal atau lahirnya seseorang, baik seseorang itu
dari kalangan orang-orang biasa maupun orang-orang terhormat.
Tetapi sesungguhnya gerhana adalah tanda-tanda kekuasaan dan
kebesaran Allah sebagai pencipta langit dan bumi serta seluruh alam
berserta seluruh isinya.
Gerhana tidak hanya merupakan tanda-tanda keberadaan Allah, tetapi
juga sekaligus tanda-tanda kekuasaan-Nya. Adanya keteraturan alam
raya ini berarti adanya yang mengatur keteraturan itu. Yang Maha
Mengatur itulah Tuhan, Allah SWT.
Jamaah shalat gerhana bulan rahimakumullah…
Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada kita bila terjadi gerhana
untuk berdoa kepada Allah, mendirikan salat sunnah gerhana, bertakbir
dan bersedekah, sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan oleh
Imam al-Bukhari, yang berbunyi:

‫َح ٍد َوَال َْلَيَاتََه فََإذَا‬ َ ََ َ َ‫ت ه‬ َ ‫ان َمن آَي‬ َ ‫إَ هن ال ه‬


َ ‫اّلِل َال ََيحس َفان ل َم حوت أ‬ َ ‫س َوالح َق َم َر آيَـتَ ح‬ َ ‫ش حم‬
َ َ‫صلُّوا َوت‬
‫ص هدقُوا‬ َ ‫اّلِلَ َوَكَْبُوا َو‬ َ َ‫َرأَيحـتُ حم َذل‬
‫ك فَا حدعُوا ه‬

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda


kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena
mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka
banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan
bersedekahlah."(HR. Bukhari)
Selain itu, Nabi Muhammad juga mengajarkan bahwa ketika gerhana
terjadi, hendaknya kita menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT.
Sebab, peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian
hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa
yang dilakukan.
Juga mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW
dalam Salat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam Salat Kusuf, Rasulullah
SAW diperlihatkan oleh Allah, surga dan neraka.
Bahkan, beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk
diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk
azab yang ditimpakan kepada ahli neraka.
Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai salat gerhana, beliau
bersabda,
"Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang
aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis."
(H.R. Muttafaq alaih).
Jamaah shalat gerhana bulan rahimakumullah…
Betapa kecilnya manusia jika dilihat dari kajian ilmu pengetahuan
modern. Bulan yang sedang mengalami gerhana kali ini, hanyalah
komponen sangat kecil dari materi alam semesta ini.
Sedangkan segala hal yang membentuk isi alam semesta hanyalah
berkontribusi pada secuil materi yang telah diketahui ilmu pengetahuan
saat ini, sementara sisanya, sama sekali belum kita ketahui.

Peristiwa gerhana bulan semestinya menyadarkan kita akan kebesaran


Allah. Momen gerhana bulan menjadi media untuk memperbanyak
permohonan ampun, taubat, untuk kembali kepada Allah.
Semoga fenomena gerhana kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada
Allah Swt, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta
menjaga kita untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita.

Jamaah shalat gerhana bulan rahimakumullah…


Pada saat gerhana bulan ini, marilah kita tingkatkan motivasi kita untuk
belajar memahami alam semesta ini.
Semoga Allah memudahkan segala urusan kita untuk meningkatkan
ibadah kepada-Nya dan memikirkan segala keindahan ciptaan-Nya.

Sebagaimana surat Ali Imran ayat 190 sd 191 Allah berfirman:

ِ ‫ت ِْل‬
‫ُوِل‬ ٍ ‫ف اللَّي ِل والنَّها ِر ََلَي‬
َ َ َ ْ
ِ ‫ض واختِ ََل‬ ِ َّ ‫إِ َّن ِِف خ ْل ِق‬
ْ َ ِ ‫الس َم َاوات َو ْاْل َْر‬ َ
‫ودا َو َعلَ ٰى ُجنُوِبِِ ْم َويَتَ َف َّكُرو َن ِِف َخ ْل ِق‬ ِ َّ ‫اب ۞الَّ ِذين ي ْذ ُكرو َن‬
ِ ‫ْاْلَلْب‬
ً ُ‫اَّللَ قيَ ًاما َوقُع‬ ُ ََ َ
۞ ‫ب النَّا ِر‬ ِ َ‫ض ربَّنا ما خلَ ْقت ٰه َذا َب ِط ًَل سبحان‬ ِ َّ
َ ‫ك فَقنَا َع َذا‬ َ َ ُْ َ َ َ َ َ َ َ ِ ‫الس َم َاوات َو ْاْل َْر‬

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan
sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa
neraka." (QS Ali Imran:190-191).

Peristiwa gerhana menuntut kita untuk berfikir, bertadabbur dan


mengikis karakter negatif pada diri kita masing-masing.
Menjauhkan diri dari sikap sombong, angkuh, otoriter, merasa berkuasa,
merasa paling tinggi kedudukan dan jabatan. Kita mahluk kecil di alam
raya. Bulan, matahari dan benda-benda langit yang besar itu tunduk,
patuh pada kekuasaan Allah.
Selayaknya kita menjadi pribadi yang berjalan dimuka bumi ini dengan
penuh ketundukan, kepatuhan, ikhlash, sabar, tawakkal, tawadhu’,
syukur, dan ridha kepada kehendak Allah.
Jamaah shalat gerhana bulan rahimakumullah…
Akhirnya, sebagai penutup khutbah ini, marilah bersama-sama kita
panjatkan doa ke hadirat Allah swt dengan ikhlas dan sepenuh perasaan
hati. Mudah-mudahan dengan kebersamaan kita dalam berdoa ini Allah
akan mengabulkannya.

ْ‫َْكْي َ ْم َب ِغ ْىْ ِل َج َاللِ َْو ْ ِْج َكْالْ َك ِر ْ ِْي‬


َْ َ ُ‫اَْلْالْ َح ْمد‬ ْ َ ‫َألْ َح ْْمدُ ْ ِهلل‬
َ َ َ‫َْي َربَّن‬.َ ‫َْحدً اْي ُّ َو ِاِفْ ِن َع َمه َُْو ُي ََك ِِفْ َم ِزيْدَ ُه‬
.‫َو َع ِظ ْ ِْي ُْسلْ َطا ِن َك‬
َ ‫َاللَّهُ َّم َْص ِ ِّلْعَ ََلْ ُم َح َّم ٍد َْوعَ ََلْألِ ْ ُم َح َّم ٍد َ ََْك َْصل َّ ْي َتْعَ ََل ِْا ْب َرا ِه ْ َْي َْوعَ ََلْألِ ِْا ْب َرا ِه ْ َْي‬
ْ‫ْو ََبِْركْ ْعَ ََل‬،
ِ َ ‫ْان ََّك‬،‫َلْا ْب َرا ِه ْ َْي َْوعَ ََلْألِ ْا ْب َرا ِه ْ َْي‬
‫َْح ْي ٌدْ َمجِ ْي ٌْد‬ ْ َ َ‫تْع‬ َْ ‫ُم َح َّم ٍد َْوعَ ََلْألِ ْ ُم َح َّم ٍد َ ََْك ََْب َر ْك‬
ِ ِ ِ
ِ َ ‫اتْا َأل ْح َيا ِءْ ِمْنْ ُ ْم َْو ْا َأل ْم َو ِاتْان ََّك‬
ْ‫َْس ْي ٌع‬ ِ ‫ات َْوالْ ُم ْس ِل ِم ْ َْي َْوالْ ُم ْس ِل َم‬
ِ َ‫َاللَّهُ َّمْا ْغ ِف ْرْلِلْ ُم ْؤ ِم ِن ْ َْي َْوالْ ُم ْؤ ِمن‬
ِ
ِْ ‫قَ ِريْ ٌبْ ُمجِ ْي ُبْادلَّ َع َو‬
‫ات‬

“Ya Allah, ampunilah kaum mukminin laki-laki dan wanita, kaum muslimin
laki-laki dan wanita, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Sesungguhnya, Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar, Mahadekat,
Dzat yang mengabulkan doa.”

ْ‫ِْفْقُْلُ ْو ِب َناْ ِغ االْ ِل َّ َِّل ْي َنْأ َمنُو َاْرب َّ َناْان ََّك َْر ُء ٌوف‬
ْ ِ ‫َْت َع ْل‬ ِ َّ ‫اْو ِِلخ َْوا ِن َن‬
ْ َ ‫اْاَّل ْي َن َْس َب ُق ْوَنَ َِْب ِْليْ َم ِان َْو َِل‬ َ ‫َرب َّ َناْا ْغ ِف ْرْْلَ َن‬
ِ ِ ِ
‫َر ِح ٌْْي‬
“Ya Rabb kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah
beriman lebih dahulu sebelum kami, dan janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian
dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau
Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”
ْ ِ َ‫اْو ُو َِلةَْ ُأُْم ْو ِرَنَ َْوا ْج َع ْلْ ِو َِليَتَن‬
ْ‫اِْفْ َم ْنْخَافَ َك َْواتَّقَاكَ َْوات َّ َب َع‬ َ َ‫اْو َأ ْص ِل ْحْ َأئِ َّمتَن‬ َ َ‫اِْفْ َأ ْو َطا ِنن‬ ْ ِ َّ ‫َاللَّهُ َّمْأ ِمن‬
ْ‫ْو ْار ُز ْقهُْالْب َِطاْن َ َة‬، َ َ ‫ْ َالل َّ ُه َّم َْو ِفِّ ْق َْو ِ َِّلْ َأ ْم ِرَنَ ْ ِلهُدَ اكَ َْوا ْج َع ْل‬.‫ِرضَ اكَ ََْيْ َر َّبْالْ َعالَ ِم ْ َْي‬
ْ ِ ‫َْع ََل‬
َ َ‫ُِْفْ ِرضَ اك‬
َْ ْ ‫اِص َة ََْي َْر َّبْالْ َعالَِْم‬
‫ْي‬ َ ِ ‫الصا ِل َح َةْال َن‬ َّ
“Ya Allah, berilah kami keamanan di negeri kami, jadikanlah pemimpin kami dan
penguasa kami orang yang baik. Jadikanlah loyalitas kami untuk orang yang takut
kepada-Mu, bertakwa kepada-Mu, dan mengikuti ridha-Mu, yaa Rabbal ‘alamin.
Ya Allah, berikanlah taufik kepada pemimpin kami untuk menempuh jalan
petunjuk-Mu, jadikanlah sikap dan perbuatan mereka sesuai ridha-Mu, dan
berikanlah teman dekat yang baik untuk mereka, yaa Rabbal ‘alamin.”

َ َ ‫اْو ْار َ َْحهُ َم‬


‫اَْكْ َرب َّ َياَنَ ِْصغ ًَارا‬ َ ‫َرب َّ َناْا ْغ ِف ْرْلَ َن‬
َ ‫اْو ِل َو ِ َادليْ َن‬
“Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, serta berilah rahmat
kepada keduanya, sebagaimana mereka mendidik kami di waktu kecil.”

ْ‫ُصَنَ ْعَ ََلْالْقَ ْو ِمْالْ ََك ِف ِرْي َن‬ َ َ‫اِْفْ َأ ْم ِرَنَ َْوثَ ِبِّ ْتْ َأ ْقدَ ا َمن‬
ْ ُ ْ‫اْواْن‬ ْ ِ َ‫ْسافَن‬ َ َ‫َربَّنَاْا ْغ ِف ْرْلَنَاْ ُذن ُْوبَن‬
َ ْ ‫اْوا‬
ِ
“Wahai Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan segala tindakan kami yang
berlebih-lebihan dalam urusan kami, teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah
kami atas kaum yang kafir.”

ْ‫َرب َّ َناْأتِ َن ِاِْفْادلُّ نْ َياْ َح َس َْن ًة َْو ِِف ْْاأل ِخ َر ِةْ َح َس َن ًة َْو ِقنَاْعَ َذ َابْالنَّ ِار‬
“Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah
kami dari siksa neraka.”

‫وصَلْهللاْعَلْنبيناْمحمدْوعَلْاهلْوِصبهْأمجعْي‬
ْ‫َْلِل َْر ِ ِّبْالْ َعالَ ِم َْي‬
ِ َّ ِ ُ‫ون َْو َس َال ٌمْعَ ََلْالْ ُم ْر َس ِل َْي َْوالْ َح ْمد‬
َ ‫ُس ْب َح َان َ ِْرب ِّ َك َْر ِ ِّبْالْ ِع َّزِْةْ َ ََّعاْي َ ِص ُف‬
Compiled by: Abu Mumtaz Abid Hamdallah

Anda mungkin juga menyukai