Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar Email: annisaalifa07@gmail.com Abstract Nata is a fermentation product using the Acetobacter xylinum bacteria. Acetobacter xylinum can ferment sugar-containing sub-extracts. In addition, Acetobacter xylinum likes acidic conditions and requires nitrogen for stimulation of its activity. Nata is actually a polysaccharide which is better known as extracellular cellulose gel. Partial glucose substrate will be used by bacteria for metabolic activities and partly broken down into a polysaccharide known as extracellular cellulose which is formed gel, this polysaccharide is called nata. There are three stages of making nata de coco, namely making a starter, multiplying the starter, and making nata de coco. The fermentation process begins with the appearance of short, scattered threads like mucus that cover the bacterial cells. In an old colony these threads will become long and form a complex structure and then the threads will twist which over time will turn into ropes, these threads will be arranged into cellulose webbing known as nata. Keywords: Coconut water, fermentation, bean sprouts, nata de coco, Acetobacter xylinum 1. PENDAHULUAN dapat membut puluhan menu Pohon kelapa (Cocos nucifera) makanan. Salah satunya adalah produk merupakan tumbuhan yang tumbuh bioteknologi konvensional yang dengan baik di daerah tropis dan mengandalkan proses-proses subtropis. Pohon kelapa disebut fermentasi. Produk-produk makanan sebagai pohon surga atau pohon dari hasil fermentasi beraneka ragam, kehidupan, karena semua bagian misal dari makanan yang menjadi lauk pohon kelapa dapat dimanfaatkan pauk orang Indonesia yaitu tempe atau untuk berbagai keperluan seperti produk lainnya yaitu tapai. Kedua minyak kelapa, minuman, makanan, produk tersebut menggunakan teknik obat-obatan, dan bahan kerajinan pembuatan bioteknologi konvensional. tangan. Salah satunya yaitu pada Manfaat dari penerapan buahnya yang hampir setiap bioteknologi adalah untuk elemennya dapat dikonsumsi dan menghasilkan makanan yang bergizi mengandung manfaat yang baik untuk tinggi, menghasilkan produk makanan kesehatan, misalnya saja adalah air dan minuman hasil fermentasi, serta kelapa. Kandungan utama dari air menghasilkan produk bahan kelapa adalah karbohidrat, termasuk penyedap. Penelitian dibidang didalamya gula sederhana, glukosa, bioteknologi ini diharapkan dapat fruktosa dan sukrosa maupun gula mampu meningkatkan nilai guna dan alkohol utamanya sorbitol (glucitol). manfaat dari berbagai jenis bahan Air kelapa (Cocos nucifera) pangan untuk memenuhi kebutuhan seringkali terbuang dan menimbulkan manusia. Bioteknologi konvensional masalah akibat aromanya yang kuat menjadi alternatif untuk mengatasi hal setelah beberapa waktu dibuang ke yang menjadi permasalahan air kelapa lingkungan. Jumlah limbah air kelapa yang menjadi limbah dilingkungan. setiap hari jauh lebih besar dibanding Pengelolaan limbah air kelapa dapat jumlah yang dimanfaatkan. Maka dilakukan secara sederhana melalui untuk mengatasinya diperlukan sebuah pembuatan nata de coco, hal ini dapat inovasi untuk memanfaatkan limbah bisa mengatasi timbulnya pencemaran tersebut sehingga membuat air kelapa limbah air kelapa. bernilai ekonomis dan mempunyai Kata nata berasal dari bahasa manfaat untuk dikembangkan. Spanyol yang berarti “krim”. Nata Inovasi-inovasi makanan dan dalam bahasa Latin natare berarti minuman terus berkembang, dimana “terapung”. Nata dapat dibuat dari terkadang satu bahan pokok makanan berbagai macam bahan, antara lain air kelapa, santan kelapa, tetes tebu adalah karbohidrat, termasuk (molases), limbah cair tebu, ubi kayu didalamnya gula sederhana, glukosa, atau limbah tapioka, dan sari buah fruktosa dan sukrosa maupun gula (nanas, melon, jeruk, jambu biji, alkohol utamanya sorbitol (glucitol). pisang, dan stroberi). Nata yang dibuat Mengingat banyaknya potensi air dari air kelapa disebut nata de coco. kelapa sebagai bahan yang bernilai Di Indonesia nata de coco sering ekonomis, studi pemanfaatannya perlu disebut sari kelapa. terus dikembangkan. Bila ditinjau dari Salah satu produk bioteknologi khasiatnya air kelapa membantu konvensional adalah Nata. Nata pengobatan pada peradangan ginjal, merupakan produk fermentasi pengobatan perut yang terkena menggunakan bakteri Acetobacter penyakit cacingan, pengobatan akibat xylinum. Acetobacter xylinum dapat gangguan pencernaan dan sangat melakukan fermentasi pada substrak berguna untuk menangani kasus yng mengandung glukosa. Selain itu, kolera. Adanya garam-garam dan Acetobacter xylinum menyukai albumin yang dikandungnya dapat kondisi asam dan memerlukan mencegah muntah dan dapat nitrogen untuk stimulasi aktifitasnya. menghilangkan bercak-bercak karena Nata sebenarnya merupakan suatu cacar air dan campak. polisakarida yang lebih dikenal Aktifitas pembentukan nata dengan extracelluler selulosa dipengaruhi oleh beberapa faktor berbentuk gel. Glukosa substrat yaitu: tingkat keasaman medium, suhu sebagian akan digunakan bakteri fermentasi, lama fermentasi, sumber untuk aktivitas metabolisme dan nitrogen, sumber karbon dan sebagian lagi diuraikan menjadi suatu konsentrasi starter. Faktor-faktor polisakarida yang dikenal dengan dominan dalam pembuatan nata extracelluller selulose yang terbentuk adalah ketersediaan nutrisi (sumber gel, polisakarida inilah yang karbon dan nitrogen), derajat dinamakan dengan nata. keasaman, temperaturdan ketersediaan Air kelapa yang digunakan dalam oksigen. ZA Food grade dapat pembuatan nata harus berasal dari digunakan secara langsung dan dapat kelapa yang masak optimal, tidak disimpan dalam waktu lama tetapi terlalu tua atau terlalu muda. Bahan harganya mahal. Sedangkan bahan tambahan yang diperlukan oleh organik, harganya terjangkau namun bakteri antara lain karbohidrat perlu proses tambahan dan waktu sederhana, sumber nitrogen, dan asam simpan yang pendek. Dari hal ini perlu asetat. Pada umumnya senyawa upaya untuk mengatasi kendala dalam karbohidrat sederhana dapat penyediaan sumber nitrogen tambahan digunakan sebagai suplemen tersebut. pembuatan nata de coco, diantaranya Keberadaan starter bakteri adalah senyawa – senyawa maltosa, Acetobacter xylinum sangat diperlukan sukrosa, laktosa, fruktosa, dan dalam pembuatan nata. Tanpa adanya manosa. bakteri ini, lapisan nata tidak dapat Potensi air kelapa sebagai bahan terbentuk. Volume larutan induk yang memberikan nilai ekonomis (starter) besar sekali pengaruhnya sudah cukup lama diketahui orang. terhadap ketebalan nata yang Potensi – potensi tersebut antara lain dihasilkan. Semakin besar volume dapat difermentasi menjadi asam larutan induk, maka semakin banyak asetat sebagai bahan pembuat cuka, jumlah bakteri Acetobacter xylinum sebagai minuman kesehatan anti diare, yang ada. Berdasarkan uraian diatas minuman olahraga (new sport drink) maka praktikum pembuatan nata de dan sebagai bahan makanan yaitu nata coco ini dilakukan untuk mengetahui de coco. Potensi-potensi ini berkaitan proses pembuatan starter dari nata de dengan kandungan yang ada dalam air coco, proses perbanyakan starter nata kelapa. Kandungan utama air kelapa de coco, proses pembuatan dan proses fermentasi nata de coco, serta proses dihasilkan juga tinggi. Pemanfaatan pengolahan nata de coco. air kelapa sebagai bahan baku pembuatan nata de coco selama ini 2. KAJIAN LITERATUR masih berasal dari campuran berbagai Tanaman kelapa (Cocos nucifera) varietas kelapa. Kandungan nutrisi mempunyai manfaat yang sangat besar khususnya gula pada buah kelapa dalam kehidupan manusia sehari–hari. berbeda-beda untuk tiap Komoditas ini merupakan salah satu varietas (Santosa, 2020) bahan makanan yang penting dan Bahan baku air kelapa menjadi memberi sumbangan besar bagi kunci keberhasilan pada proses perekonomian masyarakat dan negara. pembuatan nata. Air kelapa yang Komposisi buah kelapa terdiri dari digunakan harus murni tanpa sabut (32-35%), tempurung (12-13%), kontaminasi air maupun kontaminasi air kelapa (19-25%) dan daging buah fisik. Selain itu, umur air kelapa yang (28-35%). Pada saat ini yang bernilai dihitung dari ketika kelapa di pecah ekonomis terpenting barulah bagian penting pula untuk diperhatikan. daging buah, terutama diolah menjadi Selain untuk memastikan adanya kopra, minyak, kelapa parut kering, kandungan nutrisi yang cukup untuk santan awet maupun santan yang bakteri tumbuh, dengan dikonsumsi langsung sebagai bumbu memperhatikan umur air kelapa masakan. Air kelapa pada dasarnya berfungsi untuk memastikan bahwa air merupakan hasil samping dari kelapa yang digunakan masih dalam produksi kopra atau kelapa parut keadaan segar dan berbau normal kering (desiccated coconut). Limbah (Anam, 2019). air kelapa seringkali menimbulkan Nata merupakan produk hasil masalah bila terdapat dalam jumlah fermentasi menggunakan mikroba yang cukup besar. Limbah yang Acetobacter xylinum. Nata dapat terfermentasi, akan menyebabkan dibuat dengan menggunakan bahan polusi bau busuk yang mengganggu baku air kelapa, limbah cair tahu, lingkungan. Komponen yang limbah industri nanas. Nata de coco terpenting yang terdapat di dalam air adalah nata yang dibuat dengan bahan kelapa adalah karbohidrat (gula). Air baku air kelapa. Nata de coco kelapa dari buah yang sudah tua diproduksi oleh industri kecil dapat mengandung sukrosa, vitamin C dan juga dipasarkan untuk memenuhi mineral, terutama kalium. Tidak bahan baku minuman kemasan lain sedikit manfaat yang dapat diambil serta bahan baku farmasi (Suryani dari air kelapa, baik sebagai bahan dkk, 2005). baku industri makanan dan minuman Masyarakat mengenal beberapa ataupun dari segi khasiatnya untuk jenis nata yaitu, Nata de coco pengobatan (Wahyudi, 2003). merupakan nata yang diperoleh dari Air kelapa hasil olahan buah pemanfaatan limbah air kelapa sebagai kelapa dapat digunakan sebagai bahan media pertumbuhan bakteri. Nata de baku pembuatan nata. Bahan baku pina merupakan nata yang diperoleh nata juga mudah didapat, tersedia dari pemanfaatan limbah air kelapa kapan saja dan ada di setiap daerah. sebagai media pertumbuhan bakteri. Indonesia memiliki lahan tanaman Dan nata de soya merupakan nata minyak terluas di dunia dengan luas yang diperoleh dari pemanfaatan total 3,82 juta hektar dengan produksi limbah tahu cair sebagai media 15,9 miliar butir kelapa per tahun yang pertumbuhan bakteri (Purnomo, sebagian besar digunakan untuk 2012). memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemberian nama nata disesuaikan Hal ini menunjukkan bahwa dengan substrat pertumbuhan penggunaan buah kelapa oleh Acetobacter xylinum, sehingga ada masyarakat Indonesia sangat tinggi beberapa nama nata diantaranya nata yang artinya limbah air kelapa yang de pina yaitu nata yang diperoleh dari saribuah nanas, nata de mango dari gula oleh bakteri Acetobacter xylinum sari buah mangga, natade soya dari (Hala dan Ali, 2019). limbah tahu, nata de cacao dari limbah Perbanyakan starter kakao dan lain sebagainya (Pambayun, membutuhkan bahan yang sama 2002). dengan substrat yang digunakan untuk Nata de coco adalah bahan pengolahan nata de coco. Bahan makanan yang dihasilkan dari proses tersebut diantaranya adalah air kelapa, fermentasi air kelapa oleh bakteri cuka sebagai pengatur pH substrat, Acetobacter xylinum. Secara gizi nata gula sebagai sumber karbohidrat de coco tidak mengandung komponen tambahan, dan sumber nitrogen yang dibutuhkan dalam metabolisme, tambahan. Sumber nitrogen dapat namun mengandung serat yang cukup digunakan dari sumber organik dan tinggi. Serat inilah yang dibutuhkan anorganik seperti ZA food grade atau untuk membantu proses pencernaan, ekstrak kecambah dan bahan organik bahkan kekurangan serat pada pola lainnya (Hamad, 2013). makan dapat menyebabkan gangguan Bakteri Acetobacter xylinum kesehatan serius, sehingga nata de sebagai starter dalam pembuatan nata coco memiliki prospek yang baik adalah bakteri gram negatif dan sangat untuk dikembangkan sebagai bahan unik dalam hal kecepatannya makanan berserat. Pengolahan nata memproduksi selulosa. Barisan pori dengan bahan baku dari air kelapa pada bakteri secara khusus memerlukan beberapa bahan mensekresikan kristal mini dari rantai tambahan. komposisi bahan tambahan glukan yang selanjutnya bergabung tersebut adalah sumber nitrogen 0,3% menjadi mikrofibril. Gabungan dan tambahan lainnya seperti sumber mikrofibril menghasilkan struktur karbon 10%, asam asetat 25% serta berupa pita. Pita yang terbentuk pada sumber mineral 0,03%. Adapun fungsi pengamatan menggunakan mikroskop N dalam pengolahan nata adalah untuk cahaya menunjukkan suatu selulosa. menyediakan protein bagi Starter siap pakai dapat diturunkan pembentukan dan perkembangbiakan dari biakan murni Acetobacter sel bakteri yang akan mempengaruhi xylinum yang telah selulosa yang dikulturcairkan (Riyani, 2020). terbentuk (Riyani, 2020). Acetobacter xylinum merupakan Nata de coco merupakan jenis mikroorganisme berbentuk batang makanan yang diperoleh melalui pendek, yang mempunyai panjang 2 proses fermentasi oleh bakteri mikron dan lebar 0,6 mikron, dengan Acetobacter xylinum. Makanan ini permukaan dinding yang berlendir. berbentuk padat, putih, transparan, dan Bakteri ini dapat membentuk rantai kenyal seperti kolang – kaling. Produk pendek dengan satuan 6-8 sel. Sifat ini biasanya dijual dalam bentuk nata dari bakteri ini adalah memiliki di dalam sirup atau dalam jelly. Selain kemampuan untuk mempolimerasi itu, nata de coco juga dapat digunakan glukosa hingga menjadi selulosa. sebagai bahan baku untuk audio. Nilai Selulosa kemudian membentuk gizi makanan ini rendah dan matriks yang dikenal sebagai nata. kandungan terbesarnya adalah air, Acetobacter xylinum merupakan oleh karena itu produk ini dapat mikroorganisme yang sangat efisien digunakan sebagai bahan makanan menghasilkan selulosa, merupakan rendah kalori untuk keperluan diet. Gram negatif, berbentuk batang, Nata de coco juga mengandung serat berpasangan dan saling berikatan, (dietary fiber) yang sangat dibutuhkan reproduksi dengan binary fission, tubuh untuk proses fisiologi. Proses bergerak dengan flagella dan tidak pembuatan nata de coco pada membentuk endospora. Pada kondisi prinsipnya adalah pembentukan tertekan, Acetobacter xylinum selulosa sintesis melalui fermentasi berubah bentuk dengan menggembung atau memanjangkan filamen nanas, timbangan yang digunakan (Pambayun, 2002). untuk menimbang buah nanas dan Nitrogen yang ditambahkan ke gula pasir. Parut yang digunakan dalam air kelapa berasal dari nitrogen untuk menghaluskan nanas, botol selai organik seperti protein dan ragi. sebanyak 2 buah, dan jilbab untuk Namun, dapat juga menggunakan menyaring. Bahan – bahan yang nitrogen non organik seperti urea, digunakan adalah buah nanas amonium sulfat [(NH4)2SO4] dan sebanyak 300 gram, gula pasir ammonium fosfat (NH4)3PO4. Jika sebanyak 150 gram, dan aquades dibandingkan dengan nitrogen sebanyak 50 ml. organik, biaya penggunaan nitrogen 2) Perbanyakan Starter non organik lebih murah dan Alat – alat yang digunakan pada kualitasnya pun cukup baik. Bahkan perbanyakan starter ini adalah kompor amonium sulfat sangat baik dijadikan yang digunakan untuk memasak, panci bahan tambahan pembuat nata de coco besar yang digunakan menampung karena harganya sangat ekonomis, starter, dan botol selai sebanyak satu mudah larut dalam larutan lain dan buah. Adapun bahan – bahan yang sangat selektif terhadap pertumbuhan digunakan adalah air kelapa muda mikroba lain (Sihmawati, 2014). sebanyak 2 liter, tauge sebanyak 40 Produk ini dapat diolah menjadi gram, gula pasir sebanyak 50 gram, berbagai minuman segar, seperti cuka dapur sebanyak 20 ml, dan puding, koktail nata dalam sirup, starter sebanyak 5 ml. campuran jelly, manisan dan produk 3) Pembuatan Nata De Coco lainnya. Komponen yang dikandung Alat – alat yang digunakan pada nata de coco terutama air dan serat pembuatan nata de coco ini adalah kasar yang berguna untuk pencernaan. talang, kompor yang digunakan untuk Potensi pengusahaan nata de coco memasak, panci, koran secukupnya, sangat menjajikan. Hal ini mengingat sendok kayu, dan tali rapiah bahan baku limbah air kelapa yang secukupnya. Bahan – baham yang melimpah, bahan pembantu mudah digunakan adalah air kelapa sebanyak didapat danteknologi pengolahannya 3 liter, tauge sebanyak 60 gram, gula relatif mudah. Produk olahan nata de pasir sebanyak 3 gram, cuka dapur coco mempunyaidaya tahan relatif sebanyak 15 ml, starter sebanyak 5 ml, lama, dikemas siap saji, disukai dan indikator pH yang digunakan konsumen dari berbagai kalangan, untuk mengukur keasaman. makanan berserat tinggi, biaya produksi relatif rendah sehingga C. Prosedur Kerja produk ini dapat mudah bersaing 1) Pembuatan Starter dipasaran (Wahyudi, 2003). Hal pertama yang dilakukan sebelum pembuatan nata de coco ialah 3. METODE PENELITIAN pembuatan starter, yaitu buah nanas A. Waktu dan Tempat yang matang dibersihkan dan dikupas, Praktikum ini dilakukan di lalu dipotong kecil – kecil untuk Laboratorium Biologi lantai 2 sebelah memudahkan penghancuran, Barat Jurusan Biologi, Fakultas kemudian ditimbang sebanyak 300 Matematika dan Ilmu Pengetahuan gram bisa juga diparut agar nanas Alam, Universitas Negeri Makassar. yang akan digunakan lebih halus. Pada tanggal 23 April 2021 pukul Selanjutnya, nanas yang telah halus 13.00 – 17.50 WITA. diperas sari buahnya sampai habis dengan menggunakan jilbab dan B. Alat dan Bahan diambil ampasnya. Selanjutnya ampas 1) Pembuatan Starter nanas dicampur dengan gula pasir Alat – alat yang digunakan pada sebanyak 150 gram dan aquades pembuatan starter ini adalah pisau sebanyak 50 ml dengan perbandingan untuk mengupas dan memotong buah 6 : 3: 1 yaitu ampas nanas : air : Gula. Kemudian aduk campuran sampai rata ikat dengan menggunakan tali rapiah, serta masukkan ke dalam botol selai kemudian simpan ditempat yang yang telah disterilkan kemudian tutup aman, diamkan selama 24 jam. Setelah rapat dengan menggunakan aluminium 24 jam, tambahkan starter bakteri foil, dan disimpan selama 2 minggu Acetobacter xylinum sebanyak 100 – sampai berbentuk lapisan putih 125 ml ke dalam talang dengan diatasnya. Lauratn inilah yang akan membuka sedikit ujung penutup talang digunakan sebgai starter untuk dan tidak perlu diaduk. Tutup kembali, pembuatan nata de coco. diamkan selama 5 – 7 hari, dan nata 2) Perbanyakan Starter siap dipanen. Hal pertama yang dilakukan pada perbanyakan starter adalah air kelapa 4. HASIL DAN PEMBAHASAN dimasak sampai mendidih, saat Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini mendidih masukkan gula pasir dapat dilihat pada tabel 4.1, gambar 4.1, sebanyak 50 gram, tauge sebanyak 40 gambar 4.2, dan gambar 4.3 gram, dan cuka dapur sebanyak 20 ml. No. Sampel Indikator buang buih/ busa yang keluar dari Terdapat lapisan rebusan air kelapa dengan 1. Starter putih dibagian menggunakan saringan sampai bersih. atasnya. Sebelum dimasukkan ke dalam botol Terbentuk lapisan Perbanyakan cek pH air rebusan tersebut hingga 2. putih di permukaan starter mencapai 3 – 4 (pH asam). Kemudian air kelapa. masukkan ke dalam botol yang telah Pembuatan Tidak terdapat 3. disterilkan, tutup dengan nata de coco adanya lapisan nata. menggunakan aluminium foil yang telah disemprot alkohol, simpan ditempat yang aman, kemudian diamkan selama sehari atau 24 jam. Setelah 24 jam, tuangkan starter (bakteri Acetobacter xylinum) ke dalam botol, simpan di tempat yang aman. Diamkan selama 5 sampai 7 hari, starter telah jadi jika terbentuk (a) (b) (c) lapisan putih di permukaan air kelapa. Gambar (4a) Pembuatan Starter selama 24 3) Pembuatan Nata De Coco jam; (4b) perbanyakan Starter setelah 7 hari; Hal pertama yang dilakukan pada (4c) pembuatan nata de coco setelah 7 hari pembuatan nata de coco adalah air Nata de coco adalah hasil kelapa sebanyak 3 liter dimasak fermentasi air kelapa dengan bantuan hingga mendidih, buang busa yang Acetobacter xylinum. Nata de coco keluar dari rebusan air kelapa dengan berbentuk padat berwarna putih, saringan sampai bersih. Setelah air transparan, bertekstur kenyal kelapa mulai mendidih kira – kira menyerupai gel dan terapung 90℃. Selanjutnya, masukkan tauge dipermukaan cairan. Air kelapa sebanyak 60 gram dan gula pasir merupakan media yang sangat cocok sebanyak 3 gram dan biarkan hingga digunakan dalam pembuatan nata de mendidih kira – kira selama 5 – 10 coco, karena mengandung gula-gula menit. Kemudian matikan kompor lalu sederhana, akan tetapi kurang masukkan cuka dapur sebanyak 15 ml. maksimal dalam pembentukan nata de cek pH air kelapa tersebut hingga coco, sehingga diperlukan mencapai pH 3 – 4. Kemudian, air penambahan gula ke dalam medium rebusan kelapa tadi dituang ke dalam fermentasi (Lusi, 2017). talang yang telah disterilkan dengan Praktikum yang dilakukan ini menggunakan alkohol, tutup dengan terdiri dari 3 tahapan yaitu yang menggunakan koran yang telah pertama tahap pembuatan starter, disemprot alkohol terlebih dahulu, dan perbanyakan starter, dan pembuatan kotoran yang terlarut. Pemasakan nata de coco. hingga mendidih agar bakteri Pembuatan starter kontaminan tidak mengganggu proses menggunakan bahan dasar nanas dan berikutnya sehingga hanya gula pasir. Buah nanas merupakan Acetobacter xylinum yang tumbuh substrat yang dapat digunakan sebagai dalam media pembuatan nata tersebut. media tumbuh Acetobacter xylinum Menurut Akmal (2020), yang berperan penting dalam Penggunaan touge sebagai sumber pembuatan nata. Glukosa dalam buah nitrogen tidak diragukan lagi, hal ini nanas bermanfaat sebagai sumber didasarkan pada penelitian yang telah karbon bagi Acetobacter xylinum dilakukan oleh Afridona (2006) yang untuk menghasilkan lembaran selulosa menelitit entang “Pemberian Nata de (nata) melalui fermentasi. Pada Coco dengan Sumber Nitrogen pembuatan starter ini, pertumbuhan Organik yang Berbeda”. Dari Acetobacter xylinum dipengaruhi oleh penelitiannya dihasilkan bahwa jumlah karbon dan nitrogen, tingkat penggunaan touge dapat menghasilkan keasaman, dan temperatur. Cairan nata lebih tebal dibandingkan dengan yang terbentuk di bawah lapisan nata yang dibuat dengan selulosa yang kemudian digunakan menggunakan sumber nitrogen sebagai starterdalam pembuatan nata organik lainnya. Juga meningkatkan de coco (Nurdiansyah, 2017). kualitas dan kuantitas nata de coco Glukosa merupakan sumber yang dihasilkan, selain untuk efesiensi karbon penghasil yield terbesar setelah biaya produksi dan untuk gliserol pada fermentasi nata oleh memperbaiki warna dan kekenyalan Acetobacter xylinum. Selain glukosa, nata yang dihasilkan. penambahan nutrisi seperti asam Proses fermentasi Acetobacter asetat sebagai sumber karbon dan xylinum dapat membentuk jalingan pengatur pH, amonium sulfat sebagai mikrofibril selulosa secara sumber nitrogen dan sulfur dapat ekstraseluler dari heksosa, maltose dan meningkatkan produk akhir selulosa sukrosa, sedangkan bakterinya (Muchtar, 2017). terperangkap dalam jaringan Perbanyakan starter mikrofibril. Pembentukan selulosa menggunakan bahan dasar yaitu air pada proses fermentasi dimulai kelapa, tauge, gula, cuka dapur, dan dengan munculnya benang-benang starter Acetobacter xylinum. pendek yang tersebar seperti lendir Menurut Sihmawati (2014), yang menutup sel bakteri. Pada koloni air kelapa yang digunakan dalam yang tua benang-benang ini akan proses fermentasi harus memenuhi menjadi panjang dan membentuk standar kualitas yang telah ditetapkan struktur yang kompleks dan untuk menghasilkan nata yang baik. selanjutnya benang-benang tersebut Air kelapa harus berasal dari kelapa akan terpilin yang lama kelamaan yang telah matang, tidak terlalu muda akan berubah berbentuk tali, benang- atau tua. Sebelum dimasukkan biakan benang ini akan tersusun menjadi bakteri nata de coco, ditambahkan anyaman selulosa yang dikenal karbohidrat, nitrogen dan asam cuka sebagai nata (Lusi, 2017). untuk menunjang kehidupan bakteri Menurut Sihmawati (2014) ini. Senyawa hidrat arang yang asam cuka atau asam asetat yang digunakan adalah senyawa sederhana ditambahkan dalam air kelapa yang terdiri dari sukrosa, fruktosa, berfungsi untuk mengurangi atau maltosa dan manosa. Sukrosa meningkatkan derajat keasaman. Jenis merupakan senyawa yang paling baik asam cuka yang paling baik untuk bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter menghasilkan nata yang berkualitas xylinum. Air kelapa yang digunakan adalah asam asetat glacial dengan dalam pembuatan nata disaring konsentrasi keasaman sebesar 99,8%. terlebih dahulu untuk menghilangkan Asam asetat dengan konsentrasi keasaman yang lebih rendah dari asam mikrofibril selulosa secara ekstraseluler asetat glacial dapat pula digunakan dari heksosa, maltose dan sukrosa, dalam proses fermentasi ini, namun sedangkan bakterinya terperangkap dalam dibutuhkan dalam jumlah yang banyak jaringan mikrofibril. Pembentukan guna memenuhi derajat keasaman selulosa pada proses fermentasi dimulai yang dibutuhkan bakteri nata de coco. dengan munculnya benang-benang Pembuatan nata de coco pendek yang tersebar seperti lendir yang memiliki bahan dasar yang sama menutup sel bakteri. Pada koloni yang tua dengan perbanyakan starter yaitu benang-benang ini akan menjadi panjang menggunakan gula pasir, air kelapa, dan membentuk struktur yang kompleks tauge, cuka dapur, dan starter. Namun dan selanjutnya benang-benang tersebut starter yang digunakan berasal dari akan terpilin yang lama kelamaan akan perbanyakan starter. Selama berubah berbentuk tali, benang-benang ini fermentasi bakteri Acetobacter akan tersusun menjadi anyaman selulosa xylinum memecah gula (sukrosa) yang dikenal sebagai nata. menjadi glukosa dan fruktosa. c. Pembuatan starter menggunakan bahan Glukosa diubah melalui reaksi dasar nanas dan gula pasir, dengan waktu heksokinase menjadi glukosa-6-fosfat. penyimpanan selama 2 minggu. Pada Acetobacter xylinum dapat mensintesa perbanyakan starter menggunakan bahan sebagian gula menjadi selulosa dan dasar air kelapa, tauge, gula pasir, dan sebagian lainnya diuraikan menjadi cuka yang didiamkan selama 7 hari. asam asetat yang akan menurunkan Pembuatan nata de coco memiliki bahan pH medium. Lama fermentasi akan dasar yang sama dengan perbanyakan berpengaruh pada kadar asam yang starter juga didiamkan selama 7 hari. dihasilkan dan tebal tipisnya nata. Pada hasil praktikum yang dilakukan Hasil praktikum yang telah pada pembuatan starter yang didiamkan dilakukan ialah pada pembuatan selama 24 jam terdapat lapisan putih starter yang didiamkan selama 24 jam dibagian atasnya, pada perbanyakan terdapat lapisan putih dibagian starter yang telah ditambahkan starter atasnya, pada perbanyakan starter sebanyak 5 ml dan didiamkan selama 7 yang telah ditambahkan starter hari ialah terbentuk lapisan putih di sebanyak 5 ml dan didiamkan selama permukaan air kelapa. Sedangkan 7 hari ialah terbentuk lapisan putih di mengenai pembuatan nata de coco yang permukaan air kelapa. Sedangkan telah ditambahkan starter dan didiamkan mengenai pembuatan nata de coco selama 7 hari menghasilkan tidak terdapat yang telah ditambahkan starter dan adanya lapisan nata. Maka disimpulkan didiamkan selama 7 hari pada pembuatan nata de coco yang menghasilkan tidak terdapat adanya dilakukan gagal dikarenakan ada lapisan nata. Maka disimpulkan pada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu pembuatan nata de coco yang air kelapa yang digunakan kurang optimal dilakukan gagal dikarenakan ada dan adanya kontaminasi. beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu air kelapa yang digunakan 6. REFERENSI kurang optimal dan adanya Akmal, Nurul., M. Ridhwan., dan Indalisa. kontaminasi. 2020. Pengaruh Penggunaan Tauge (Phaseolus radiatus) sebagai sumber 5. KESIMPULAN Nitrogen Alternatif dalam Pembuatan Kesimpulan yang didapatkan Nata De Coco. Jurnal Biology pada praktikum pembuatan nata de Education. Vol. 8 (2). coco yaitu: Anam, Choiroel., M. Zukhrufuz Zaman., dan a. Nata de coco merupakan jenis makanan Umu Khoirunnisa. 2019. Mengungkap yang diperoleh melalui proses fermentasi Senyawa pada Nata De Coco sebagai oleh bakteri Acetobacter xylinum. Pangan Fungsional. Jurnal Ilmu b. Pada proses fermentasi Acetobacter Pangan dan Hasil Pertanian. Vol 3 xylinum dapat membentuk jalingan (1). Lusi., Periadnadi., dan Nurmiati. 2017. Pengaruh Dosis Gula dan Penambahan Ekstrak Teh Hitam Terhadap Fermentasi dan Produksi Nata De Coco. Jurnal Metamorfosa. Vol 4 (1). Hala, Yusminah., dan Alimuddin Ali. 2019. Penuntun Pengantar Bioteknologi. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM. Hamad, Alwani., dan Kristiono. Pengaruh Penambahan Sumber Nitrogen Terhadap Hasil Fermentasi Nata De Coco. Jurnal Biologi. Vol 9 (1). Muchtar, Lutfiansyah., Nisa Rachmania Mubarik., dan Antonius Suwanto. Konsis Nurdiansyah, Fafa., dan Dyah Ayu Widyastuti. 2017. Pengolahan Limbah Air Kelapa menjadi Nata De Coco oleh Ibu Kelompok Tani di Kabupaten Kudus. Jurnal Sains. Vol 21 (11). Pambayun, R. 2002. Teknologi Pengolahan Nata de Coco. Kanisius. Yogyakarta. Purnomo, Bambang. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Bengkulu: FP UNB. Riyani, Cica. 2020. Pengolahan Nata De Coco Menggunakan Skim dan Air Kelapa Tanpa Nitrogen Tambahan. Jurnal Sains dan Teknologi. Vol 6 (1). Santosa. B., Wignyanto, W., Hidayat, N., Sucipto, S. 2020. The Quality of Nata De Coco from Sawarna and Mapanget Coconut Variaties to The Time of Storing Coconut Water. Jurnal Food Research. Vol 4(1). Sihmawati, Rini Rahayu., Devy Oktoviani., dan Wardah. Aspek Mutu Produk Nata De Coco dengan Penambahan Sari Buah Mangga. Jurnal Teknik Industri. Vol 11 (2). Suryani, Ani., Erliza Hambali., Prayoga Suryadama. 2005. Membuat Aneka Nata. Bogor: Penebar Swadaya. Wahyudi. 2003. Memproduksi Nata De Coco. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional.