Ma Teknik Mesin Materi Ajar
Ma Teknik Mesin Materi Ajar
= 100
BUKU PEGANGAN
ALAT UKUR
KELAS X
Penyusun :
M.Haryanto,S.Pd.
Pemegang Buku
Nama : ……………………………………………
KATA PENGANTAR
Kemampuan menggunakan alat ukur secara baik dan benar dengan dilandasi
pengetahuan, sikap perilaku yang efektip dan efisien merupakan harapan bagi dunia usaha
dan industri sebagai pengguna lulusan, sekolah menengah kejuruan sebagai penyelanggara
pendidikan, orangtua siswa, dan khususnya bagi peserta didik agar menjadi lulusan yang
mempunyai kompetensi dan daya saing yang tinggi.
Untuk memenuhi harapan tersebut, maka penyusun mencoba membuat langkah-
langkah pembelajaran: pengertian pengukuran, pengertian alat ukur, dan menggunakan
berbagai macam alat ukur yang disusun menjadi sebuah buku menggunakan alat ukur yang
secara garis besar berisi sebagai berikut:
1. Memahami pengertian pengukuran.
2. Memahami pengertian alat ukur.
3. Menggunakan jenis-jenis alat ukur.
4. Memelihara dan merawat alat ukur.
Penyusun sangat berharap agar buku prosedur menggunakan alat ukur ini bermanfaat
untuk menambah pengetahuan khususnya bagi peserta didik SMK pemesinan kelas X dan
khalayak umum yang memerlukannya.
Dengan rendah hati penyusun mohon kritik dan saran dari pembaca agar selanjutnya
menjadi lebih baik, penyusun mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang
telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan penyusunan buku ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENGUKURAN
A. Pengertian Ilmu Pengukuran. 4
B. Pengertian Pengukuran. 4
C. Manfaat Pengukuran. 4
D. Ruang Pengukuran. 4
E. Cara Pengukuran. 5
F. Istilah Pengukuran 5
G. Sumber Kesalahan Pengukuran 6
C. Manfaat Pengukuran
Pengukuran bermanfaat sebagai sarana untuk memperoleh data yang digunakan untuk
keperluan pengambilan keputusan atau pengaturan suatu proses / sistem.
Keputusan (disposisi) yang diberikan oleh personal yang diberi wewenang untuk
menentukan suatu produk yang mempunyai ketidaksesuaian, keputusan tersebut antara
lain:
- Proses Lanjut adalah proses sebuah produk dilanjutkan
- Rework / repaired adalah produk perlu dikerjakan ulang di unit kerja terkait atau diperbaiki
di unit kerja yang lain.
- Proses Ulang (Restart) adalah sebuah produk tidak bisa dilanjutkan / dipakai dan
diperlukan proses baru untuk membuat sebuah produk baru mulai dari awal.
D. Ruang pengukuran
Agar ruang pengukuran dapat berfungsi sesuai dengan semestinya, perlu diperhatikan
syarat-syaratnya, antara lain:
1. Luas ruangan cukup.
2. Penempatan alat yang tertata rapi.
3. Penerangan yang cukup.
4. Kondisi lantai datar, rata, dan lunak.
5. Suhu ruang sesuai standar yaitu 20º C.
6. Kelembaban udara relatif 50 s.d 60% RH (Relatif Humidity).
E. Cara Pengukuran
Agar mendapatkan hasil pengukuran yang benar menurut stándar yang berlaku, maka
diperlukan cara pengukuran yang tepat. Cara pengukuran yang dilakukan untuk mengukur
geometris obyek ukur, antara lain:
1. Pengukuran langsung.
Proses pengukuran yang hasil pengukurannya dapat dibaca langsung dari alat ukur
yang digunakan disebut dengan pengukuran langsung. Misalnya mengukur diameter
poros dengan jangka sorong atau mikrometer.
2. Pengukuran tak langsung.
Apabila dalam proses pengukuran tidak bisa digunakan satu alat ukur saja dan tidak
bisa dibaca langsung hasil pengukurannya maka pengukuran yang demikian ini
disebut dengan pengukuran tak langsung. Kadang – kadang untuk mengukur satu
benda ukur diperlukan dua atau tiga alat ukur, biasanya ada alat ukur standar, alat
ukur pembanding dan alat ukur pembantu. Misalnya mengukur ketirusan poros
dengan menggunakan senter sinus (sine center) yang harus dibantu dengan jam ukur
(dial indicator) dan blok ukur.
3. Pengukuran dengan kaliber batas.
Kadang – kadang dalam proses pengukuran kita tidak perlu melihat berapa besar
ukuran benda yang dibuat melainkan hanya untuk melihat apakan benda yang dibuat
masih dalam batas – batas toleransi tertentu.
Misalnya saja mengukur diameter lubang. Dengan menggunakan alat ukur jenis
kaliber batas dapat ditentukan apakah benda yang dibuat masuk dalam kategori
diterima (Go) atau masuk dalam kategori dibuang atau ditolak ( No Go). Dengan
demikian sudah tentu alat yang digunakan untuk pengecekannya adalah kaliber batas
Go dan No Go. Pengukuran seperti ini disebut pengukuran dengan kaliber batas.
Keputusan yang diambil adalah : dimensi obyek ukur yang masih dalam batas toleransi
dianggap baik dan dipakai, sedang dimensi yang terletak di luar batas toleransi
dianggap jelek. Pengukuran cara ini tepat sekali untuk pengukuran dalam jumlah
banyak dan membutuhkan waktu yang cepat
4. Pengukuran dengan cara membandingkan dengan bentuk stándar.
Pengukuran di sini sifatnya hanya membandingkan bentuk benda yang dibuat dengan
bentuk standar yang memang digunakan untuk alat pembanding. Misalnya kita akan
mengecek sudut ulir atau roda gigi, mengecek sudut tirus dari poros konis , mengecek
radius dan sebagainya. Pengukuran dilakukan dengan alat proyeksi. Jadi, di sini
sifatnya tidak membaca besarnya ukuran tetapi mencocokkan bentuk saja. Misalnya
sudut ulir dicek dengan mal ulir atau alat pengecek ulir lainnya.
F. Istilah Pengukuran
Ada beberapa istilah yang terkait dalam proses pengukuran, antara lain:
1. Ketelitian (Accuracy).
Kesesuaian antara hasil pengukuran dengan harga sebenarnya.
2. Ketepatan (Precision / Repeatability).
Kemampuan proses pengukuran untuk menunjukkan hasil yang sama dari
pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dan identik.
3. Toleransi (tolerance).
Batasan-batasan penyimpangan ukuran yang diijinkan pada suatu benda kerja.
4. Penyimpangan (Graduation).
Besar ketidaksesuaian maksimal yang terjadi dari semua bagian terukur / range
pengukuran.
5. Resolusi (Resolution).
Kemampuan penunjukan skala terkecil dari sebuah alat ukur, resolusi dapat dikatakan
juga sebagai Tingkat Ketelitian.
2. Berdasarkan sifatnya.
a. Alat Ukur Langsung.
adalah alat tukur yang memiliki skala ukur (SkalaUtama dan Skala Nonius) yang
telah dikalibrasi dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala ukur.
Contoh: High Gauge, Vernier Caliper, Micrometer, Rol Meter
b. Alat Ukur Pembanding
adalah alat ukur yang memiliki skala ukur yang terbatas dan telah dikalibrasi. Alat
ukur ini hanya digunakan untuk pembacaan besarnya selisih dari suatu dimensi
terhadap ukuran standar.
Contoh: Rugo Test, Radius Gauge, Dial Indikator, Hair Line & Square Line
c. Alat Ukur Standar
adalah alat ukur yang hanya mampu menunjukkan suatu harga ukuran tertentu.
Alat ukur ini biasa dipakai bersama dengan alat ukur pembanding.
Contoh: Block Gauge, Hight Master, Square Master
d. Alat Ukur Batas
adalah alat ukur yang hanya mampu menunjukkan suatu dimensi terletak didalam
atau diluar daerah toleransi ukuran (Go – NoGo)
Contoh: Plug & Ring Gauge, Plug & Ring Thread Gauge, Snap Gauge
e. Alat Ukur Bantu
adalah alat ukur bukan dalam arti yang sesungguhnya, tetapi cukup penting dalam
melaksanakan proses pengukuran.
Contoh: Ball Gauge, Patron, Blue Ink, Blau, Vitriol, Surface Plate
A. Pengertian.
Caliper/ jangka sorong/ mistar sorong/ mistar ingsut/ mistar geser/ skitmat merupakan alat
ukur langsung yang digunakan untuk mengukur: ukuran luar, ukuran dalam, ukuran
bertingkat, dan ukuran kedalaman. Jangka sorong pertama kali diciptakan menjelang
abad ke 16 oleh seorang ahli matematika dan sains bernama Pierre Vernier di kota Oranan
di Perancis.
B. Jenis–Jenis Caliper.
1. Berdasarkan Bentuk Penunjuk (Indikator).
a. Jangka sorong manual (Vernier Caliper).
Vernier caliper memiliki Skala Utama (SU) &
Skala Nonius (SN) yang berbentuk garis-
garis, sebelum pembacaan ukuran terlebih
dahulu kita harus dapat menentukan tingkat
ketelitian caliper. Dan dalam membaca
ukuran dibutuhkan ketelitian & ketepatan saat
melihat garis-garis dari kedua skala tersebut.
1. Out Side Jaws berfungsi untuk mengukur bidang luar suatu benda kerja.
2. Inside Jaws digunakan untuk mengukur bidang dalam benda kerja, seperti lubang atau
slot.
3. Depth Bar merupakan bagian dari caliper yang berfungsi untuk mengukur kedalaman
benda kerja. Depth bar juga dapat digunakan untuk mengukur kedalaman alur pasak,
undercut (groove), dll.
4. Skala utama (Main Scale) dalam mm
5. Skala utama (Main Scale) dalam Inchi
6. Skala nonius (Nonius Scale) dalam mm
7. Skala nonius (Nonius Scale) dalam Inchi
8. Penggerak dalam proses pengukuran (Slider)
9. Pengukur bidang bertingkat (Step Surface)
10. Batang utama, yang merupakan bagian dari caliper yang dipegang (Main beam ).
1 Bagian SU
TK =
Jumlah Bagian SN
1
TK = mm
10
TK = 0,1 mm
TK = Nilai 1 bagian dari Skala Nonius adalah 0,1 mm
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK
Nilai Ukuran = Nilai Skala Utama + Nilai Skala Nonius
= Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)
= 6 + (4 x 0,1)
= 6 + 0,4
= 6,40 mm
1 Bagian SU
TK =
Jumlah Bagian SN
1
TK =
20
5
=
100
TK = 0,05 mm
TK = Nilai 1 bagian dari Skala Nonius adalah 0,05 mm
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK
Nilai Ukuran = Nilai Skala Utama + Nilai Skala Nonius
= Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)
= 6 + (7 x 0,05)
= 6 + 0,35
= 6,35 mm
1 Bagian SU
TK =
Jumlah Bagian SN
1/16
TK = Inchi
8
1
= Inchi
128
1
TK = Nilai 1 bagian dari Skala Nonius adalah inchi
128
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK
Nilai Ukuran = Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)
4 1
= (1” + ”) + (6 x ”)
16 128
4 6
= 1” + ” + ”
16 128
32 6
= 1” + ( ”+ ”)
128 128
38
= 1” + ” atau
128
= 32,94 mm