Anda di halaman 1dari 69

UNTUK MEWUJUDKAN

KEADILAN EKOLOGIS

WALHI SULAWESI SELATAN


2018-2022
WALHI SULAWESI SELATAN
2018-2022
Muhammad Al Amin
Slamet Riadi
Andi Haidar
Nur Herliati Hidayah Herman
Muhammad Riszky
Pendahuluan 1
Pembahasan 4
Potret Buram Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan 4
Bencana Ekologis adalah Cermin Rusaknya Hutan dan Daerah Aliran Sungai 7
di Sulawesi Selatan
Pemerintah Sulsel dan Oligarki Pindahkan Kerusakan ke Pesisir-Laut 14
Legalisasi Penghancuran Ruang Kelola Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 15
di Perairan Spermonde
Ekspansi Pertambangan Nikel dan Kerusakan Pesisir-Laut Lampia 17

Capaian Eksekutif Daerah WALHI Sulsel Periode 2018-2022 20


Struktur dan Perkembangan Internal WALHI Sulawesi Selatan 21
Struktur Eksekutif Daerah WALHI Sulawesi Selatan 22
Struktur Dewan Daerah WALHI Sulawesi Selatan 24
Anggota Lembaga dan Individu 24

Mandat PDLH VIII WALHI Sulsel Tahun 2018 28


Mengkampanyekan dan Memperjuangkan Kader-kader WALHI Sulsel yang Ikut 28
Pemilu Agar Terpilih Pada PILEG Tahun 2019
Melindungi Bentang Alam Hutan, Karst dan Pesisir, Laut serta Pulau-pulau Kecil 30
Sulawesi Selatan
Mendorong Penegakan Hukum Lingkungan dengan Melaporkan Kasus Lingkungan 35
ke Penegak Hukum
Menjadi Tuan Rumah PNLH XIII WALHI 36
Membangun Sistem Organisasi yang Kredibel, Terkhusus Sistem Keuangan yang 40
Akuntabel
Membangun Advokasi dan Jaringan Internasional 41

Pencapaian Kinerja Eksekutif Daerah WALHI Sulsel Periode 2018-2022 43


Kesimpulan dan Rekomendasi 55
Daftar Pustaka 56
Lampiran
PENDAHULUAN
Sebagai organisasi advokasi lingkungan fungsionaris dan staf WALHI Sulsel yang
hidup yang paling besar dan paling kuat sangat kuat hingga saat ini. Di awal periode,
membela lingkungan hidup dan hak-hak ED dan DD WALHI Sulsel, telah bertekad untuk
rakyat serta wilayah kelolanya, WALHI Sulsel memajukan dan meningkatkan performa
tentu saja tetap harus melakukan evaluasi organisasi agar memiliki posisi tawar yang
untuk perbaikan dan peningkatan, baik terkait tinggi di hadapan pemerintah. Juga untuk
strategi advokasi, Pendidikan-pelatihan, memperluas advokasi hingga ke area-area
riset-kajian, pengorganisasian rakyat, yang paling esensial masyarakat, serta
kampanye-komunikasi publik, terlebih lagi memperluas transformasi ide dan cita-cita
mengenai manajemen organisasi. Semua hal organisasi ke masyarakat Sulsel di berbagai
itu sangat penting dilakukan karena WALHI daerah.
Sulsel harus menghadapi dinamika social
politik, sehingga kita pun tentu juga harus Selain itu meningkatnya performa, sumber
menyesuaikan dengan perubahan-perubahan daya dan kualitas advokasi organisasi juga
tersebut. dikarenakan harapan dan dukungan lembaga
anggota yang proaktif mendukung kerja-kerja
Dengan sangat bangga kami harus sampaikan eksekutif daerah mulai dari awal hingga akhir
bahwa saat ini WALHI Sulsel secara internal periode. Dan yang tidak kalah penting adalah
telah mengalami kemajuan dan dukungan dan harapan besar masyarakat
perkembangan yang pesat. Mulai dari Sulawesi Selatan yang ingin bersama-sama
peningkatan dukungan eksternal (donor) baik menghentikan perusakan lingkungan dan
di level nasional maupun internasional, mewujudkan perubahan di Sulawesi Selatan
dukungan public khususnya anak-anak muda, dan Indonesia.
jaringan internasional hingga tata kelola
organisasi. Dampaknya, WALHI Sulsel di
periode ini memiliki sumber daya yang cukup
untuk melakukan advokasi di banyak daerah
dan bentang alam di Sulawesi Selatan, mulai
dari bentang alam hutan hingga pesisir, laut
dan pulau-pulau kecil.

Pada dasarnya, kemajuan dan perkembangan


ini tidak lepas dari kapasitas dan komitmen

1
PANJANG UMUR PERJUANGAN!!!

Kemudian, selama kami memimpin perjalanan mendampingi masyarakat pulau-pulau kecil


WALHI Sulsel periode 2018-2022, kami juga menghadapi konflik ruang dan lingkungan.
menghadapi tantangan dan masalah yang Juni 2020, teman-teman Eksekutif Daerah
sangat besar dan rumit. Pertama, kami harus WALHI Sulsel harus mengabaikan penyebaran
menghadapi situasi pandemic covid-19. Covid-19 karena harus berjuang bersama
Selama dua 2 tahun, sejak tahun 2020, nelayan dan perempuan Pulau Kodingareng
Eksekutif Daerah WALHI Sulsel harus bisa menghentikan tambang pasir laut untuk
survive dan terus bekerja menjalankan proyek reklamasi perluasan pelabuhan di Kota
mandat organisasi di tengah ancaman Makassar. Berdemo di tengah laut untuk
penyebaran virus Covid-19 yang mulai meluas meminta Vessel Boskalis berhenti mengeruk
di Indonesia, termasuk di Kota Makassar. pasir laut, hingga berdemo di depan kantor
Kami pun harus bekerja di situasi di mana Gubernur agar pemerintah menghentikan
kegiatan masyarakat sangat dibatasi dan tambang pasir laut dan mencabut izin-izin
semua orang fokus melindungi diri dari tambang pasir laut di wilayah tangkap
penyebaran virus Covid-19. Dampak dari nelayan. Kemudian kami juga harus berpikir
pandemi tersebut, rencana kerjasama keras bagaimana caranya menghentikan
program dengan beberapa donor Eropa harus penangkapan dan kriminalisasi nelayan, serta
batal karena donor tersebut juga intimidasi-teror terhadap aktivis yang
mengarahkan dana mereka untuk melakukan pendampingan dan advokasi.
penanganan covid di negara mereka.
Untungnya beberapa kerja sama program dan Selanjutnya, terkait penyelenggaraan
advokasi antara WALHI Sulsel dengan Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup
beberapa donor telah dilakukan (PNLH) ke-13 WALHI di Kota Makassar.
penandatanganan kontrak, sehingga pihak Teman-teman anggota tentu tahu bahwa ED
donor hanya meminta penyesuaian kegiatan WALHI Sulawesi Selatan adalah panitia
yakni pencegahan penyebaran covid di pelaksana PNLH WALHI yang ke 13. Selain itu,
lingkungan organisasi dan komunitas. PNLH tersebut juga harus ditunda sebanyak
dua kali karena penyebaran Covid-19 yang
Kedua, di saat yang sama, pada Juni 2020, terus meningkat serta keluarnya aturan
teman-teman di Eksekutif Daerah WALHI pemerintah terkait pembatasan social skala
Sulsel juga harus melakukan advokasi dan besar. Akhirnya, PNLH harus dilaksanakan
pada September 2021 dengan system hybrid.

ii
2
Bagi WALHI Sulawesi Selatan, penundaan PNLH sangat
berdampak secara internal karena persiapan PNLH yang
tadinya telah mencapai 80 persen harus berubah drastis,
bahkan harus kembali ke awal. Hal ini tentu saja
mempengaruhi kerja-kerja advokasi WALHI Sulsel yang
harus menyesuaikan dengan perubahan jadwal PNLH.
Ditambah lagi komunikasi WALHI Sulsel dengan Gubernur
Sulsel yang sudah baik harus memburuk karena Eksekutif
Daerah harus berkonfrontasi dengan Gubernur Sulsel akibat
kebijakannya yang memberikan izin aktivitas tambang pasir
laut yang menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan
nelayan dan perempuan Pulau Kodingareng serta konflik
antara masyarakat, pemerintah dan perusahaan. Namun
perlahan-lahan ED WALHI Sulsel mampu mengatasinya dan
PNLH ke-13 WALHI sukses diselenggarakan dimana Zenzi
Suhadi terpilih sebagai Direktur WALHI Nasional dan salah
satu kader WALHI Sulsel terpilih menjadi Dewan Nasional
WALHI periode 2021-2025.

Dengan demikian, harus kami sampaikan bahwa ditengah


pencapaian besar yang telah diraih oleh ED WALHI Sulsel
saat ini, ada masa-masa dan situasi-situasi sulit yang telah
kami hadapi yaitu khususnya di tahun 2020 hingga akhir
2021. Masa dan situasi sulit itu dapat kami jalani dengan
tenang pada dasarnya berkat kekompakan komponen
WALHI Sulsel. Mulai dari senior-senior, ketua-ketua lembaga
anggota, serta seluruh staf WALHI Sulsel yang bekerja keras,
membantu dan mendukung eksekutif daerah dalam
menyelesaikan masalah tersebut satu per satu. Sehingga
pada hakekatnya, pihak yang paling berjasa atas semua
pencapaian WALHI Sulsel saat ini adalah staf WALHI Sulsel,
Lembaga anggota dan senior-senior WALHI Sulsel. Maka
pada laporan pertanggungjawaban ini, yang paling pertama
ingin saya sampaikan adalah ucapan terima kasih yang
sangat tinggi kepada semua komponen WALHI Sulsel,
terkhusus semua staf, relawan, lembaga anggota, dan
senior-senior WALHI Sulsel.

ii
3
PEMBAHASAN
Pembahasan terkait laporan akhir atau Potret Buram Lingkungan Hidup
laporan pertanggungjawaban WALHI Sulsel di Sulawesi Selatan
periode 2018-2022, kami mulai dari situasi Sulawesi Selatan memiliki luas wilayah
konkret lingkungan hidup di Sulawesi Selatan. mencapai 5.332.257 hektar. Dari luas
Namun, pada dasarnya, kami tidak akan wilayah tersebut, 2.610.060 hektar atau 49%
banyak menjelaskan secara1 detail mengenai diantaranya ditetapkan sebagai kawasan
masalah lingkungan hidup hingga dampak hutan melalui SK Menteri Lingkungan Hidup
kerusakan lingkungan hidup bagi rakyat dan Kehutanan (KLHK) No.
Sulawesi Selatan. Karena sesungguhnya, 362/Menlhk/Setjen/PLA.0/5/2019. Namun
anggota WALHI Sulsel, bahkan publik status kawasan hutan yang ditetapkan oleh
Sulawesi Selatan bahkan warga dunia pun negara tidak selalu berkaitan dengan kondisi
dapat memperbaharui pengetahuan dan di lapangan apakah berupa hutan atau
informasi mereka mengenai kondisi bukan.
lingkungan hidup di Sulawesi Selatan melalui
hasil riset yang dikeluarkan oleh berupa Kajian ruang WALHI Sulawesi Selatan pada
catatan akhir tahun WALHI Sulsel setiap akhir tahun 2021, dengan mengelola data
tahun. Sehingga informasi yang kami sajikan tutupan lahan dari KLHK menunjukan bahwa
pada laporan pertanggungjawaban ini lebih tutupan hutan Sulawesi Selatan saat ini
bersifat infografis. hanya berkisar 1.479.181,01 hektar atau 32%
dari total luas wilayah Sulawesi Selatan.
Tutupan tersebut terdiri atas hutan
tanaman, hutan mangrove primer, hutan
mangrove sekunder, hutan rawa sekunder,
hutan primer, dan hutan sekunder.

4
ii

Gambar 1. Luas tutupan hutan di Sulawesi Selatan

Gambar 2. Potret Tutupan Hutan


di Kabupaten/Kota
Sulawesi Selatan

ii

5
ii

Gambar 3. Peta Tutupan Lahan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2020

ii

6
Peta tutupan lahan di Sulawesi Selatan diatas Bencana Ekologis adalah Cermin Rusaknya
pada dasarnya menunjukan bahwa dari total Hutan dan Daerah Aliran Sungai
di Sulawesi Selatan
daratan Sulsel, hanya 32 % tanah yang
tertutup vegetasi hutan. Kondisi ini Tahun 2019, WALHI Sulsel melakukan riset dan
memperlihatkan bahwa daya dukung dan daya menerbitkan Catatan Akhir Tahun. Hasilnya,
tampung Sulsel sedang berada di level buruk, luas tutupan hutan di Sulsel pada tahun 2019
atau dengan kata lain, Sulsel sangat rentan mencapai 1.360.418,15 Hektar atau 25,5% dari
dan kritis. Dampaknya, setiap tahun, terutama total luas wilayah Sulawesi Selatan. Di tahun
pada saat musim hujan, daerah-daerah di yang sama, bencana ekologis seperti banjir,
Sulawesi Selatan pasti mengalami banjir dan longsor, angin puting beliung dan banjir rob –
longsor. abrasi terjadi di 20 kabupaten di Sulawesi
Selatan dan berdampak kepada 1.032.852
orang.

Gambar 4. Data Penduduk Sulawesi Selatan Terdampak Bencana Ekologis tahun 2019

Selain itu, bencana ekologis yang terjadi di tahun 2019 tersebut telah menimbulkan kerugian yang
sangat besar bagi masyarakat dan negara. Pada akhir tahun 2019, WALHI Sulsel mencatat
kerugian masyarakat Sulsel akibat bencana ekologis mencapai 2,3 triliun rupiah. Total kerugian
tersebut mencakup kerusakan rumah-rumah masyarakat, fasilitas publik, hingga sawah dan
kebun yang menyebabkan masyarakat mengalami gagal panen.

ii
3
7
Gambar 5. Potret Bencana Ekologis di Kabupaten Luwu Utara

Kerusakan-kerusakan fasilitas pribadi hingga Begitu pun pada tahun 2020 hingga akhir
publik, serta hilangnya pendapatan tahun 2021. Daerah, korban dan kerugian
masyarakat akibat gagal panen dan lain-lain karena bencana ekologis mengalami
adalah konsekuensi dari dampak bencana peningkatan. Pada akhir 2021, Departemen
ekologis. Namun sayangnya, kerugian- Advokasi dan Kajian WALHI Sulsel mencatat
kerugian yang dialami masyarakat tersebut bahwa semua daerah atau 24 kabupaten/kota
bukanlah beban pemerintah, melainkan beban di Sulawesi Selatan telah mengalami bencana
masyarakat sendiri. Pemerintah tidak pernah ekologis, seperti banjir, longsor, abrasi dan
secara penuh memberikan pemulihan puting beliung.
ekonomi, atau membayar kerugian
masyarakat akibat bencana ekologis, padahal Akibatnya, 6 orang tewas, 12.000 warga
bencana ekologis adalah peristiwa yang terisolir dan mengungsi, ribuan hektar sawah
terjadi karena kebijakan pemerintah. dan ratusan fasilitas umum rusak. Tidak hanya
itu, kantor-kantor dan tempat-tempat
pelayan pemerintah pun ikut rusak. Akibat
lainnya, pelayan pemerintah terhenti, dan hak
dasar masyarakat menjadi terganggu.

ii
4
8
Gambar 6. Kerugian Materil Pasca Bencana Ekologis di Sulawesi Selatan

9
Gambar 7. Sebaran Bencana Ekologis di 24 Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan

Gambar 8. Data Kerugian Bencana Ekologis

ii

10
Gambar 9. Data Kerusakan Infrastruktur akibat Bencana Ekologis

Gambar 10. Tutupan Hutan dan Non Hutan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) di bawah 30%

11
ii

Kondisi inilah yang mendorong ED WALHI Sulsel untuk terus mendesak Gubernur Sulawesi Selatan
untuk melakukan pemulihan lingkungan khususnya di daerah-daerah aliran sungai. Karena
kerusakan lingkungan di daerah aliran sungai pada hakekatnya adalah cermin dari kebijakan
pemerintah atau cara pemerintah mengurus dan mengelola daerah. Selain itu, kerusakan hutan di
daerah-daerah aliran sungai di Sulawesi Selatan adalah bentuk pembiaran negara atau bentuk
ketidakmauan pemerintah melindungi masyarakat dari ancaman bencana ekologis.

Gambar 11. Peta Perubahan Tutupan Lahan DAS Bilawalanae tahun 2011-2020

ii

12
Gambar 12. Peta Indikatik Tutupan Lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang

Gambar 13. Peta Indikatik Tutupan Lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Saddang

ii

13
Ketiga peta ini sesungguhnya memperlihatkan Pemerintah Sulsel dan Oligarki Pindahkan
secara jelas bahwa ketiga daerah aliran sungai
Kerusakan ke Pesisir-Laut
yang paling esensial di Sulawesi Selatan sudah
Sejak periode lalu, WALHI Sulsel telah
rusak parah. Tutupan hutan di tiga DAS ini
memprediksi bahwa kedepan, ekosistem dan
sangat minim dan lahan-lahan kritisnya sangat
masyarakat pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
luas. Secara teoritis, kondisi daerah aliran
di Sulawesi Selatan, khususnya di Makassar
sungai seperti ini sangatlah genting dan
akan sangat terancam oleh masifnya
beresiko bagi keselamatan masyarakat yang
pembangunan infrastruktur dan properti.
hidup di sekitarnya, karena daya dukung dan
Pemanfaatan pesisir dengan model reklamasi
daya tampung lingkungan pada daerah ini
saat ini telah meningkatkan resiko kerusakan
sangat kritis. Maka tidak dapat dibantah lagi,
lingkungan di kawasan pesisir. Selain itu,
bahwa kerusakan lingkungan di tiga daerah
ekosistem laut dan dan masyarakat pulau-
aliran sungai ini akan terus mengakibatkan
pulau kecil akan ikut menjadi korban karena
bencana, dan konsekuensinya keselamatan
kegiatan reklamasi memerlukan pengerukan
rakyat akan terancam.
pasir laut sebagai bahan material utama
pembangunan.
Kini, hutan yang tersisa di Sulawesi Selatan
hanya tinggal di daerah utara Sulawesi Selatan.
Kalau diperhatikan dan dikaji melalui teori
Kabupaten Luwu Utara menjadi penyumbang
ekonomi politik, sebenarnya clear bahwa
terluas area hutan di Sulsel. Disusul Kabupaten
aktivitas reklamasi dan tambang pasir laut
Luwu Timur dan Kabupaten Luwu. Namun
adalah skema pembangunan yang didesain
eksistensi hutan Sulsel dan daerah utara
oleh oligarki yang berbisnis di sektor properti
sedang terancam oleh ekspansi pertambangan
dan infrastruktur. Mereka tahu bahwa lahan-
skala besar, khususnya nikel. Saat ini saja
lahan di Kota Makassar sudah mulai terbatas,
WALHI Sulsel mecatat ada berapa izin usaha
sehingga para oligarki ini kemudian
pertambang dengan total luas mencapai. Tentu
mempengaruhi pemerintah untuk mendesain
hal ini akan menambah resiko dan ancaman
kota baru yang berhadapan langsung dengan
bagi kehidupan masyarakat di Sulawesi
laut. Pada awal tahun 2000-an, oligarki melalui
Selatan, khususnya perempuan dan anak.
pemerintah telah mempromosikan daerah
baru yang mereka sebut dengan water front
Sehingga pada tahun 2021, WALHI Sulawesi
city. Kota depan laut. Untuk melancarkan
Selatan mulai memusatkan perhatian dan
sumber daya organisasi untuk melindungi
hutan hujan tropis Sulsel yang tersisa. Bahkan
untuk memperkuat gerakan penyelamatan
hutan di Sulsel, eksekutif daerah WALHI
Sulawesi Selatan mengajak WALHI Sulteng dan
Sultra untuk bersama-sama membangun
gerakan untuk penyelamatan hutan dari
ancaman tambang, khususnya tambang nikel
yang saat ini sangat ekspansif dan destruktif.

ii
8
14
agenda ini, pemerintah lalu membuat wilayah- Legalisasi Penghancuran Ruang Kelola
wilayah pengembangan pesisir melalui Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau
reklamasi. Kecil di Perairan Spermonde

Selain itu, pemerintah juga ingin membangun Sejak periode lalu, WALHI Sulsel telah
pelabuhan baru untuk memperlancar laju memprediksi bahwa ekosistem dan
ekspor dan impor. Proyek ini tentu adalah masyarakat pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
kebutuhan oligarki untuk melipatgandakan di Sulawesi Selatan, khususnya di Makassar
modal mereka. Sehingga dengan begitu, sedang terancam oleh masifnya pembangunan
pemerintah dengan segala cara berusaha agar infrastruktur dan properti. Ancaman ini
laut juga dapat dieksploitasi dan dijadikan zona semakin menemui kenyataan saat Pemerintah
tambang pasir laut. Dengan demikian, jelas Provinsi dan DPRD Sulawesi Selatan
siapa yang memiliki ide besar dari seluruh menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun
kegiatan reklamasi dan tambang pasir di 2019 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
Sulawesi Selatan. Dan siapa yang akan dan Pulau-Pulau Kecil pada bulan Mei tahun
diuntungkan dari kegiatan bisnis tambang 2019.
pasir laut dan reklamasi di Sulawesi Selatan.

Gambar 14. Peta Rencana Reklamasi Pesisir Kota Makassar (KPU-JP-01 dan KPU-KP-02)

ii
9
15
Perda RZWP3K Sulawesi Selatan merupakan peraturan daerah yang secara eksplisit telah
melegalisasi aktivitas reklamasi dan tambang pasir laut di Sulawesi Selatan. Dalam aturan ini tertuang
dengan jelas mengenai zonasi reklamasi yang luasnya mencapai 3.711,51 Ha. Untuk memenuhi
kebutuhan reklamasi, maka dalam dokumen RZWP3K Sulawesi Selatan ini juga dimasukkan zona
tambang pasir laut (KPU-TB-TP) yang total luasnya mencapai 26. 168,95 Ha dan dibagi ke dalam tiga
Blok yakni; (1) Blok Spermonde seluas 9. 355, 95 Ha; (2) Blok Flores seluas 10. 730, 47 Ha; dan (3) Blok
Teluk Bone seluas 6. 082, 99 Ha.

Tabel 1. Sebaran Reklamasi dalam Perda RZWP3K Sulawesi Selatan nomor 2 tahun 2019

Delapan bulan setelah pengesahan Perda namun dampaknya masih sangat dirasakan
RZWP3K Sulsel, konflik ruang antara nelayan oleh nelayan dan perempuan di Kepulauan
dengan pemerintah dan korporasi tidak dapat Spermonde, khususnya Pulau Kodingareng.
terhindarkan. Pasalnya, tertanggal 12 Februari Beberapa dampak tambang pasir laut yang
2020, Kapal 'Queen of the Netherlands' milik PT masih terasa sampai saat ini ialah; (1) kondisi
Royal Boskalis telah memasuki perairan tangkapan nelayan berangsur pulih hanya
Makassar dan akan melakukan aktivitas sekitar 5-10%; (2) terjadi pengurangan jumlah
penambangan pasir laut di wilayah tangkap anak buah kapal (ABK) bagi nelayan bagang
nelayan, khususnya nelayan Pulau dan rengge untuk menutupi biaya
Kodingareng. Aktivitas pertambangan ini operasional; (3) nelayan banyak
diperuntukkan untuk menyuplai pasir sebagai meninggalkan kampung halaman; (4)
material pendukung pembangunan reklamasi perubahan aktivitas melaut; dan (5)
Makassar New Port, sebuah proyek strategis perempuan Pulau Kodingareng banyak
nasional. Meskipun tambang pasir laut sudah mengalami hipertensi akibat stress dan
tidak lagi beraktivitas sejak dua tahun lalu, mengalami trauma.

ii

16
Sedangkan untuk dampak lingkungan utamanya wilayah tangkap nelayan yakni sebagai berikut; (1)
terumbu karang di lokasi penambangan pasir laut rusak parah dan mengalami keputihan (bleaching);
(2) masih terjadi kekeruhan ketika arus kencang; (3) arus dan ombak semakin tinggi; (4) lantai laut
berlumpur; dan (5) terjadi perubahan garis pantai sejauh 3 meter ketika air pasang.

Gambar 15. Reklamasi CPI-MNP dan Zona Tambang Pasir Laut di Perairan Spermonde

Ekspansi Pertambangan Nikel dan Kerusakan Pesisir-Laut Lampia

Selain aktivitas tambang pasir laut dan reklamasi, kehancuran ekosistem pesisir laut Sulsel juga
dipengaruhi oleh sedimentasi 'buangan limbah' pertambangan nikel di wilayah hulu yang bermuara ke
hilir. Lalu, kemudian mengakibatkan pesisir-laut berubah warna menjadi merah.

ii

17
Gambar 16. Sedimentasi Pertambangan Nikel di Kawasan Pesisir Lampia, Luwu Timur

Gambar 17. Dampak Sedimentasi Pertambangan Nikel terhadap Ekosistem Pesisir

18
Gambar 18. Pertemuan Sungai Larona (jernih) dan Sungai Pongkeru (keruh) akibat Sedimentasi Nikel di Kabupaten Luwu Timur

Pencemaran limbah nikel dari hulu atau warna, tidak jauh dari sumber pencemaran
konsesi WIUP PT Citra Lampia Mandiri ke (muara sungai), investigator WALHI Sulawesi
pesisir dan laut Lampia sangat sering terjadi. Selatan juga menemukan banyaknya bebatuan
Tercatat, pada pertengahan tahun 2021, dan alga pesisir yang sudah berwarna
WALHI Sulawesi Selatan telah melakukan kemerah-merahan akibat terkontaminasi
investigasi terkait bagaimana kondisi sungai, sedimen limbah tambang nikel dari hulu.
pesisir, dan laut Lampia yang saat ini tercemar
bahkan rusak parah oleh aktivitas Bukan hanya di pesisir-laut Lampia, sedimen
pertambangan nikel PT Citra Lampia Mandiri. nikel yang bersumber dari WIUP PT Citra
Lampia Mandiri juga telah mencemari Sungai
Hasil dokumentasi dan investigasi yang Malili yang merupakan ikon ibu Kota Luwu
dilakukan, nampak jelas perubahan lingkungan Timur yang juga memiliki jasa lingkungan baik
yang terjadi di pesisir dan laut Lampia. Laut di hulu maupun di hilirnya. Sedimen nikel yang
yang seharusnya berwarna biru kini telah berasal dari Sungai Pongkeru yang hulunya
berubah menjadi merah. Selain perubahan berdekatan dengan WIUP PT Citra Lampia
Mandiri mengalir dan mencemari Sungai Malili
hingga pesisir (teluk bone).

ii

19
Pencemaran ini tentu sangat membahayakan Dalam jangka panjang, akumulasi dari daya
masyarakat dan lingkungan, sebab di muara rusak sedimen nikel ke pesisir dan Laut Lampia
Sungai Malili, ada petani tambak dan rumput semakin mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan
laut yang menggunakan ekosistem sungai oleh sifat logam berat yang sulit terurai
Malili dan juga ada nelayan yang memanfaatkan sehingga mudah terakumulasi dalam
kawasan pesisir di sekitarnya. Tercemarnya lingkungan perairan. Hingga, zat logam berat
perairan Lampia atau teluk bone tentu juga dari nikel yang telah larut di perairan pada
mengakibatkan biota laut ikut tercemar akibat konsentrasi tertentu akan berubah fungsi
kandungan logam berat nikel. Hal ini menjadi toksik (racun) bagi kehidupan perairan
dikarenakan logam berat nikel sangat tidak dan manusia yang mengkonsumsi hasil laut di
sesuai untuk kehidupan organisme perairan. sekitar Teluk Bone atau pesisir-laut Lampia.

Capaian Eksekutif Daerah WALHI Sulsel Periode 2018-2022

Tanggal 8 Mei 2018, Eksekutif Daerah dan Dua bulan setelah PDLH ke-8 dilaksanakan, ED
Dewan Daerah WALHI Sulsel periode 2018-2022 dan DD membuat klopda atau kerangka logis
ditetapkan dalam Pertemuan Daerah program daerah. Klopda ini adalah panduan
Lingkungan Hidup ke-8. Muhammad Al Amin bagi eksekutif daerah untuk bekerja selama
dipilih sebagai Direktur WALHI Sulsel, empat tahun. Klopda ini juga merupakan
sementara Syafruddin, Muhammad Fajar, mandat utama yang diberikan oleh anggota
Musdalifah, Muhammad Arif dan Hermansyah kepada eksekutif daerah WALHI Sulsel.
dipilih sebagai Dewan Daerah WALHI Sulsel. Sehingga aktivitas utama Eksekutif Daerah
Kemudian di tahun 2020, Muhammad Fajar adalah menjalankan mandat atau memastikan
secara resmi digantikan oleh Edy Kurniawan mandat yang diberikan oleh anggota dijalankan
Wahid. dan hasil yang diinginkan tercapai.

Gambar 19. Pertemuan Daerah


Lingkungan Hidup (PDLH)
WALHI Sulawesi Selatan

ii

20
Apalagi, setiap tahun, Direktur dan ED WALHI Patut kami sampaikan dengan sangat bangga
Sulsel harus melaporkan perkembangan bahwa Eksekutif Daerah WALHI Sulsel telah
capaian Klopda dan Rekatda kepada DD dan bekerja sekuat tenaga menjalankan mandat
anggota. Juga melaporkan perkembangan organisasi dan anggota. WALHI Sulsel pun
organisasi di daerah kepada forum KNLH telah berusaha dengan berbagai cara yang baik
WALHI. Oleh karena itu, kami perlu untuk memperoleh pendanaan dari donor agar
menyampaikan bahwa sekiranya ED WALHI proses mencapai tujuan mandat organisasi
Sulsel terbilang lemah dalam menyikapi isu-isu dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Dan
nasional, itu bukan karena kami tidak peduli, yang paling penting, ED WALHI Sulsel tidak
melainkan kami tunduk dan patuh pada mandat pernah abai untuk selalu melibatkan anggota,
anggota yang tertuang dalam klopda WALHI jaringan dan masyarakat secara luas untuk
Sulsel. bersama-sama berjuang mewujudkan visi-misi
dan mandat organisasi. Karena sejak awal kami
konsisten dan yakin bahwa mandat WALHI
Sulsel adalah mandat rakyat.

Visi WALHI Sulsel Periode 2018-2022:


Menguatnya Posisi Rakyat dalam Mewujudkan Keadilan Ekologi

Misi WALHI Sulawesi Selatan Periode 2018-2022:

1. Mendorong Negara tegas dan aktif melakukan penegakan hukum terhadap kejahatan
korporasi serta perlindungan terhadap kawasan ekosistem penting dan wilayah kelola
rakyat

2. Memperkuat posisi rakyat di hadapan negara, terutama dalam mengakses dan


mengontrol pengelolaan sumber daya alam

3. Mendorong Pemulihan daya tampung dan daya dukung ekosistem yang mengalami
degradasi

4. Mendorong rakyat terlibat dalam gerakan politik hijau WALHI dan gerakan lingkungan di
Sulawesi Selatan

5. WALHI Sulsel menjadi organisasi yang akuntabel dan kredibel, mandiri sebagai
lokomotif gerakan lingkungan

ii
21
Struktur Eksekutif Daerah WALHI Sulawesi Selatan

Eksekutif Daerah WALHI Sulsel meyakini bahwa untuk mewujudkan visi-misi dan mandat organisasi
yang sangat berat ini membutuhkan tim kerja yang solid, cakap, dan memiliki kapasitas yang baik.
Selain itu, tim kerja itu harus tersusun dalam struktur yang kuat dan yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi, terutama kebutuhan Klopda. Alasan utamanya adalah karena WALHI Sulsel adalah salah
satu organisasi yang sangat diharapkan oleh masyarakat untuk dapat melindungi dan menjaga
lingkungan serta rakyat dari ancaman kerusakan dan pemiskinan. Selain itu, struktur dibuat untuk
menerjemahkan menerjemahkan dan mengimplementasikan Klopda. Juga menggerakan sumber daya
organisasi sehingga terwujud visi-misi ED dan mandat organisasi.

Berdasarkan Surat Keputusan No. 001/SKEP/DED-WALHI-SS/VI/2018, berikut susunan struktur


organisasi Eksekutif Daerah WALHI Sulawesi Selatan Periode 2018-2022:

Gambar 20. Struktur Organisasi WALHI Sulawesi Selatan Periode 2018-2022

22
Kemudian jumlah staf WALHI Sulsel saat ini berjumlah 13 orang. Selain itu, WALHI Sulsel juga
melibatkan 2 orang relawan yang aktif menggawangi komunitas anak muda Sulsel bernama Green
Youth Movement yang juga sebagai unit kampanye WALHI Sulsel.

Gambar 21. Staf dan Relawan WALHI Sulawesi Selatan Periode 2018-2022

23
Adapun nama-nama staf dan relawan Struktur Dewan Daerah WALHI
WALHI Sulsel, berdasarkan departemen
Sulawesi Selatan
adalah sebagai berikut: Sebagai organisasi modern, kredibel dan
akuntabel, Eksekutif Daerah WALHI Sulsel
Direktur Eksekutif Daerah: diawasi oleh Dewan Daerah. Jumlah Dewan
Muhammad Al Amin Daerah WALHI Sulsel berjumlah 5 orang
yakni:
Departemen Advokasi dan Kajian:
o Slamet Riadi, S.S., M.A. o Ketua Dewan Daerah: Musdalifa
o Muhammad Riszky, S.Psi o Anggota: Syafruddin,
o Arfandi Anas, S.H o Anggota: Muhammad Arif, S.H
o Muhammad Rifqy Yusri o Anggota: Hermansyah
o Nurul Fadly Gaffar, S.H o Anggota: Edy Kurniawan Wahid, S.H

Departemen Pengembangan Organisasi Informasi yang lebih detail mengenai


Rakyat: struktur dan perkembangan internal Dewan
o Aswan Sulfitra, S.Pd Daearah WALHI Sulsel akan dibahas secara
o Mira Janna, S.Km khusus di laporan pertanggungjawaban
o Herliyanti Hidayah R, S.Pd Dewan Daerah WALHI Sulsel.

Departemen Program dan PSD:


Anggota Lembaga dan Individu
o Andi Haidar, S.Kom
o Moriska Pasalli, S.iP Sebagai organisasi yang berbentuk forum
o Zulfaningsih HS, S.Farm yang berisikan anggota lembaga dan
individu, penting untuk terus menjaga
Departemen Keuangan: eksistensi dan aktivitas anggota, serta
o Warzukni Rahma Sabar, S.Pd melakukan konsolidasi, khususnya dalam
o St Awaliayah Hasanah, S.M menjalankan advokasi lingkungan hidup
o Ferawati dan hak asasi manusia dan pendidikan dan
pengkaderan. Pada perkembangannya,
Unit Aksi / Green Youth Movement: WALHI Sulsel telah melakukan banyak hal
o Padli Septian terkait konsolidasi dan gerakan lingkungan
o Idil Fitri hidup bersama anggota. Walau dinilai
o Alif Sunarko bukan gerakan yang besar dengan
melibatkan ribuan bahkan ratusan ribu
Manager Ga'dena: massa, akan tetapi kami menyadari bahwa
- konsolidasi dan gerakan yang dibangun hari
ini antara WALHI Sulsel dengan anggota
akan memiliki dampak yang signifikan di
masa yang akan datang.

24
Terkait dengan anggota WALHI Sulsel, saat ini, Secara Umum, situasi anggota lembaga saat
tidak ada penambahan dan pengurangan jumlah ini masih terbilang baik. Aktivitas perkantoran
anggota, baik Lembaga dan individu. WALHI Sulsel dan program-advokasi masih berjalan dengan
memiliki 28 anggota lembaga dan 3 orang anggota baik. Sebagai bukti, hampir seluruh kegiatan
individu. Adapun lembaga anggota WALHI Sulsel advokasi yang dilakukan Eksekutif Daerah
saat ini sebagai berikut: pasti melibatkan anggota. Walau tidak semua,
akan tetapi kerja-kerja kolaboratif antara ED
1. LBH Makassar WALHI Sulsel dengan anggota terjalin dengan
2. Solidaritas Perempuan AM baik.
3. IPPM Makassar
4. PBHI Sulawesi Selatan Berikut kerja kolaborasi antara eksekutif
5. Jaringan Modal Rakyat (JMR) daerah dengan anggota WALHI Sulsel selama
6. Yayasan Pendidikan Rakyat (YPR) Bulukumba periode 2018-2022:
7. Suara Lingkungan (EseL)
1. Kegiatan pemulihan pesisir Maros, WALHI
8. Lapar Sulsel
Sulsel dilibatkan oleh IPPM Makassar dan
9. Yabta-U
masyarakat Desa Ampekale menanam
10. LPLH Maros
50.000 bibit mangrove.
11. LPA HPPMI Maros
2. Gerakan penolakan perda RZWP3K
12. Sintalaras UNM
Provinsi Sulsel, WALHI Sulsel bejuang
13. YPL Sulsel
bersama nelayan dan perempuan
14. YBS Palopo
Galesong, serta lembaga anggota yakni SP,
15. YBM Sulsel
Lapar, PBHI Sulsel, LBH Makassar dan
16. Wallacea
Sintalaras
17. Balang Institute
3. Gerakan penolakan reklamasi Makassar
18. Perak Institute
New Port dan tambang pasir laut. WALHI
19. Yayasan Jati
Sulsel melakukan pendampingan dan aksi-
20. YTMI
aksi protes bersama LBH Makassar,
21. BLPM
organisasi mahasiswa, Solidaritas
22. LP3M
Perempuan AM, Lapar Sulsel.
23. LKPMP
4. Peningkatan kapasitas, seperti pendidikan
24. YLK Sulawesi Selatan
dan pelatihan. ED WALHI Sulsel selalu
25. YCIC
memprioritaskan pimpinan lembaga
26. Jangkar Bumi
anggota untuk menjadi narasumber atau
27. PKBI Sulsel
fasilitator.
28. Walda Toraja
5. Peningkatan kapasitas nelayan dan
perempuan Pulau Kodingareng. WALHI
Sementara anggota individu antara lain:
Sulsel bersama LBH Makassar, Solidaritas
1. Asmar Exwar
Perempuan, dan Balang Institute.
2. Dr. Irwan Muin, S.H., M.H
3. Musmahendra

25
6. Gerakan perlindungan hak-hak minoritas dan Dari kerja-kerja advokasi yang dikerjakan ED
mendorong keberagaman di Kota Makassar. WALHI Sulsel bersama anggota lembaga,
WALHI Sulsel beberapa kali dilibatkan oleh Lapar dapat dinilai bahwa lembaga anggota masih
Sulsel. terkonsolidasi dan menjalankan advokasi
7. Gerakan perlindungan kawasan karst melalui bersama WALHI Sulsel, baik untuk isu
pengembangan pertanian organik, ED WALHI penegakan HAM, perlindungan, penyelamatan
Sulsel bekerja bersama KSPS Swabina Salassae, dan pemulihan lingkungan dan isu-isu lainnya.
yang juga anggota YPR Bulukumba Artinya, lembaga anggota WALHI Sulsel masih
8. Advokasi penyelamatan rimba terakhir Sulawesi aktif sebagai lembaga swadaya masyarakat di
Selatan. WALHI Sulsel melakukan kampanye Sulawesi Selatan.
bersama Wallacea
9. Gerakan penyelamatan bentang alam hutan Selain itu, saat ini WALHI Sulsel telah
hujan dan perempuan Sulawesi dari ekspansi menerima empat permohonan untuk menjadi
tambang nikel. WALHI Sulsel menjalankan calon lembaga anggota. ED dan DD WALHI
kegiatan-kegiatan advokasi bersama YBS Sulsel kemudian membentuk tim verifikasi
Palopo dan anggota individu, Asmar Exwar. untuk melakukan verifikasi lapangan dan
10. Gerakan penyelamatan lingkungan dari sampah verifikasi teknis, untuk memastikan kelayakan
plastik. WALHI Sulsel bekerja bersama lembaga empat lembaga tersebut untuk menjadi
anggota yakni LKPMP, YBS Palopo, Yapta-U dan anggota WALHI Sulsel. Empat lembaga
YPL Sulsel. tersebut ialah:
11. Pendampingan hukum terhadap kriminalisasi 1. Perserikatan Petani Sulawesi Selatan
pembela masyarakat adat di Sorowako, Luwu 2. Yayasan Peduli Pinrang
Timur. WALHI Sulsel dan anggota yakni LBH 3. Lembaga Massendrempulu Sekarang Hijau
Makassar dan PBHI Sulsel tergabung dalam Lestari (LHLC)
koalisi pembela hukum masyarakat Sorowako. 4. Kareso Institute

Hingga laporan ini dicetak, tim verifikasi yang


terdiri Edy Kurniawan (Dewan Daerah), Arfandi
Anas (Eksekutif Daerah) dan Melisa Ernina
Anwar (Anggota), belum menyelesaikan
verifikasi lapangan terhadap empat lembaga
ini. Sehingga ED dan DD WALHI Sulsel masih
memerlukan waktu untuk melakukan
verifikasi terhadap empat lembaga tersebut.
Kami berharap kedua lembaga tersebut sudah
dapat ditetapkan sebagai anggota WALHI
Sulsel minimal pada KDLH I WALHI Periode
2022-2026.

26
Gambar 22. Salah Satu Pelatihan Paralegal yang Diadakan oleh WALHI Sulawesi Selatan

Gambar 23. Kegiatan Peresmian Rumah Sampah di Kawasan Waduk Bili-Bili, Kabupaten Gowa

27
Pada PDLH VIII tahun 2018 yang lalu, telah disusun Secara umum laporan mengenai
mandat untuk Eksekutif Daerah WALHI Sulsel. keberhasilan ED WALHI Sulsel dalam
Mandat ini hukumnya wajib dilaksanakan karena menjalankan mandat PDLH ke-8, kami
mandat tersebut dikeluarkan dan diputuskan di jelaskan berikut:
forum tertinggi WALHI Sulsel. Oleh karena itu, yang
paling prioritas dijalankan oleh ED WALHI Sulsel 1. Mengkampanyekan dan memperjuangkan
adalah mandat PDLH. kader-kader WALHI Sulsel yang ikut
pemilu agar terpilih pada Pileg
Adapun mandat PDLH VIII WALHI Sulsel sebagai
tahun 2019
berikut: Mandat inilah yang paling sulit menurut
kami. Beberapa kesulitannya adalah, WALHI
1. Mengkampanyekan dan memperjuangkan
Sulsel perlu membangun wacana dan
kader-kader WALHI Sulsel yang ikut pemilu
perspetif di masyarakat bahwa pileg 2019
agar terpilih pada Pileg tahun 2019
adalah momen politik yang penting bagi
2. Melindungi bentang alam hutan, karst dan
lingkungan dan masyarakat untuk merubah
pesisir, laut serta pulau-pulau kecil.
kebijakan dan aturan di Indonesia.
3. Mendorong penegakan hukum lingkungan
dengan cara melaporkan kasus-kasus
Kemudian wacana tentang politik hijau
lingkungan ke penegak hukum.
belum popular di masyarakat, bahkan di
4. Menjadi tuan rumah pertemuan nasional
kalangan jaringan. Politik electoral bagi
lingkungan hidup ke-13 WALHI.
kebanyakan orang dan organisasi di luar
5. Membangun sistem organisasi yang kredibel,
anggota WALHI Sulsel dinilai sebagai politik
terkhusus sistem keuangan yang akuntabel.
borjuasi yang tidak akan merubah apa-apa.
6. Membangun advokasi dan jaringan
Sehingga mendorong kader WALHI Sulsel
internasional
pun menurut mereka tidak akan merubah
kebijakan negara yang berpihak pada
pemodal.
Dari mandat PDLH ke-8, kami laporkan bahwa
semuanya telah kami kerjakan dengan sebaik- Kemudian setelah itu, ED WALHI Sulsel
baiknya dengan hasil yang memuaskan. Jujur kami melakukan serangkaian konsolidasi di
sampaikan bahwa sangat tidak mudah menjalankan daerah-daerah. Kami mengkonsolidasikan
mandate PDLH ke-8 ini. Karena masing-masing seluruh jaringan, mulai individu, organisasi
mandat memiliki tantangan yang berbeda. hingga komunitas masyarakat untuk
Khususnya mandat nomor 1 dan nomor 4. Untuk memperkenalkan calon DPD, DPR RI dan
menyukseskan mandat ini, ED WALHI Sulawesi DPRD Provinsi sulsel yang memiliki latar
Selatan harus berpikir keras untuk membangun belakang aktivis WALHI Sulsel. Hampir
cara pandang serta mobilisasi masyarakat. Kedua, semua daerah yang kami datangi
WALHI Sulsel harus pintar melobi daerah untuk mendukung dan siap menjadi mesin politik
memilih WALHI Sulsel sebagai tuan rumah. organisasi untuk kader-kader WALHI. Selain
itu, kami juga mengkampanyekan kader
WALHI Sulsel melalui media sosial.

28
Hasilnya, dua kader WALHI Sulsel yang maju merebut kursi DPRD Provinsi yang lolos. Sementara DPD
dan DPR RI tidak lolos. Berikut perolehan suara kader-kader WALHI Sulsel pada pemilu legislatif 2019.

Gambar 24. Temu Rakyat Sulawesi Selatan dan Konsolidasi Gerakan Lingkungan Hidup

Tabel 2. Data Perolehan Suara Kader-Kader WALHI Sulawesi Selatan pada Pemilu

29
Kami sadar, bahwa kontribusi WALHI Sulsel Kami melakukan penguatan masyarakat,
terhadap lolosnya dua kader tidak membentuk organisasi dan forum
sepenuhnya karena peran eksekutif daerah. masyarakat lintas kabupaten dan
Namun kami tetap percaya bahwa ada melakukan audiens dan diskusi dengan
sedikit peran WALHI Sulsel pada DPRD Sulsel agar kebijakan dan peraturan
keberhasilan dua kader WALHI tersebut. mengenai perlindungan karst dapat
Dari kerja-kerja mempromosikan kader dikeluarkan. Bahkan kami juga
WALHI Sulsel ini serta hasil pileg 2019 memanfaatkan forum internasional untuk
tersebut, WALHI Sulsel mendapatkan mengajak kepala daerah di Sulsel turut
banyak pelajaran berharga bahwa advokasi mengkampanyekan perlindungan kawasan
yang tengah dikerjakan WALHI Sulsel harus karst. Hasilnya, pada tahun 2019, atas
diwarnai dengan agenda politik hijau inisiatif DPRD Sulsel, Perda Perlindungan
sebagaimana arah politik WALHI. Sehingga dan Pengelolaan Kawasan Kasrt Maros-
dalam momentum pemilu, masyarakat dan Pangkep ditetapkan.
jaringan WALHI Sulsel di daerah memahami
dan mulai menyiapkan energi untuk
menyukseskan kader-kader WALHI Sulsel di
semua level.

2. Melindungi bentang alam hutan, karst


dan pesisir, laut serta pulau-pulau
kecil Sulawesi Selatan.

Mandat PDLH ini juga telah kami kerjakan.


Hasilnya pun beragam untuk setiap
ekosistem. Namun yang pasti kami berhasil
melahirkan kebijakan perlindungan kawasan
Gambar 24. Kegiatan Perlindungan Kawasan Karst Maros-Pangkep
salah satu ekosistem di Sulawesi Selatan.

Gerakan perlindungan bentang alam hutan


karst, pesisir, laut dan pulau-pulau kecil ini
dimulai sejak awal periode hingga akhir.
Focus advokasi dan gerakan WALHI Sulsel
selama 4 tahun tidak lain dan tidak bukan
adalah melindungi bentang alam tersebut.

Di tahun 2018 hingga 2019, kami fokus


melakukan serangkaian advokasi agar
ekosistem karst yang membentang dari Gambar 25. Ketua DPRD Maros dan Bupati Luwu Utara Bersama-Sama
Berkomitmen Menjaga Karst Maros-Pangkep bersama
Kabupaten Maros hingga Pangkep dilindungi WALHI Sulawesi Selatan
oleh negara lewat produk peraturan daerah.

30
Tahun 2019, gerakan perlindungan bentang Mengetahui hal tersebut, ED WALHI Sulsel
alam pesisir, laut dan pulau-pulau kecil mulai pun segera membuat persiapan untuk
kami kerjakan secara serius. Di tahun mendampingi dan melakukan upaya
tersebut, ED WALHI Sulsel berusaha keras penghentian aktivitas tambang pasir laut
untuk mempengaruhi pemerintah, khususnya dan reklamasi sekaligus mendorong
DPRD Sulsel agar menghapus alokasi ruang pemerintah (Gubernur dan DPRD) agar
tambang pasir laut dan reklamasi di isi perda merevisi RZWP3K. Puncaknya di tahun 2020,
dan peta RZWP3K. Bahkan tercatat tiga kali ED WALHI Sulsel ditengah pandemi harus
WALHI Sulsel yang tergabung dalam Aliansi mengabaikan protokol karena melakukan
Selamatkan Pesisir melakukan aksi live-in di Pulau Kodingareng untuk bersama-
demonstrasi untuk memaksa DPRD mengikuti sama masyarakat melakukan aksi-aksi
kehendak nelayan dan perempuan pesisir agar protes baik di laut bersama nelayan maupun
menghapus zona tambang pasir laut dan di Kantor Gubernur bersama perempuan-
reklamasi di perda RZWP3K Sulsel. Namun perempuan Pulau Kodingareng. Dengan
April 2019, DPRD dan Gubernur Sulsel tujuan agar aktivitas tambang pasir laut dan
bersepakat menetapkan perda RZWP3K dan proyek reklamasi dihentikan.
tetap memasukan zona tambang pasir laut dan
reklamasi ke dalam perda tersebut.

Gambar 26. Aksi Aliansi Tolak Reklamasi dan Zona Tambang Pasir Laut dalam Perda RZWP3K Sulsel

31
Gambar 27. Aksi Penolakan Tambang Pasir Laut Nelayan dan Perempuan Pulau Kodingareng depan Kantor
Gubernur Sulawesi Selatan

Gambar 28. Aksi Nelayan dan Perempuan Pulau Kodingareng Tolak Tambang Pasir Laut di Wilayah
Tangkap Nelayan
32
Selain itu, upaya lain yang dilakukan oleh berlangsung hingga LPJ ini dibacakan di
WALHI Sulawesi Selatan untuk melindungi depan peserta PDLH yang ke-9. Salah satu
pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yakni keberhasilan ED WALHI Sulsel saat ini juga
dengan cara menyurat ke jaringan terkait dengan perlindungan bentang alam
internasional hingga pemerintah Belanda pesisir, laut dan pulau-pulau kecil Sulsel
agar mengambil sikap dan menggunakan adalah dengan dicabutnya IUP Pasir laut
kewajiban ekstra teritorinya untuk milik PT Banteng Laut Indonesia oleh
melindungi masyarakat miskin dan rentan Menteri investasi.
dari proyek bisnis yang dikerjakan oleh
perusahaan dari asal negara mereka. Saat ini, walau tidak lagi melawan tambang
pasir laut dan reklamasi, kami bersama
Kemudian dialog dengan dengan pemerintah jaringan organisasi masyarakat sipil di
Belanda hingga mengkampanyekan konflik Sulsel masih terus berjuang bersama
antara masyarakat dengan PT Royal Boskalis nelayan dan perempuan pesisir dan pulau-
di seluruh media sosial. Tidak hanya itu, ED pulau kecil untuk mempengaruhi
WALHI Sulsel juga mengirim laporan ke pemerintah agar merevisi perda RZWP3K
Komnas HAM, Komnas Perempuan, KPK yang kita nilai sebagai akar konflik di
hingga ke KPPU terkait dugaan praktek bentang alam pesisir dan pulau-pulau
korupsi dan dugaan monopoli usaha tidak kecil. Apalagi, masalah dan konflik
sehat. Hasil dari serangkaian usaha WALHI lingkungan dan ruang akibat RZWP3K
Sulsel tersebut, pada 25 Oktober 2020, Provinsi Sulsel juga mulai bermunculan di
kegiatan tambang pasir laut PT Boskalis berbagai daerah, seperti di Kabupaten
dihentikan. Bulukumba, dan Pare-Pare.

Upaya WALHI Sulawesi Selatan dalam Terakhir di tahun 2021, WALHI Sulsel mulai
menyelamatkan dan melindungi bentang melakukan gerakan perlindungan hutan.
alam pesisir, laut dan pulau-pulau kecil masih Upaya perlindungan hutan di Sulsel ini

Gambar 29. Deforestasi akibat Ekspansi Pertambangan Nikel oleh PT Vale Indonesia

33
dilakukan dengan melibatkan ED WALHI Sulawesi (Selatan) di level Internasional
Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan
Sulawesi Tenggara. Karena kami menyadari Melalui organisasi nirlaba internasional
bahwa hutan hujan di Sulawesi Selatan yang berkedudukan di Jerman yakni Rettet
adalah ekosistem yang terbentang dari den Regenwald e.V, kampanye
Provinsi Sulawesi Tenggara hingga ke penyelamatan hutan hujan di Sulawesi
Provinsi Sulawesi Tengah. Potensinya dan (Selatan) dari ancaman tambang nikel
ancamannya pun sama, yaitu nikel dan terangkat ke eropa atau internasional.
ekspansi tambang nikel. Sehingga untuk Sehingga publik Eropa dan Internasional
memperkuat dan memperbesar gerakan mengetahui dampak industri mobil listrik,
perlindungan hutan hujan tropis di Sulawesi baterai, nikel terhadap ekosistem hutan
Selatan, Eksekutif Daerah WALHI Sulsel juga hujan dan kehidupan masyarakat,
harus bekerja bersama dengan ED WALHI khususnya perempuan Sulawesi (Selatan).
Sultra dan Sulteng. Pada September 2021, Dampaknya lagi, Direktur Eksekutif WALHI
terbentuk koalisi Sulawesi yang bernama Sulawesi Selatan, pada tanggal 31 Juli
Sulawesi Rainforest Alliance. 2022, diundang oleh pemerintah Amerika
Serikat ke Washington DC untuk bercerita
Hingga saat ini, upaya WALHI Sulawesi tentang advokasi hutan, khususnya yang
Selatan bersama WALHI se-Sulawesi masih berkaitan dengan industri.
terus dilakukan. Kampanye dan
pengorganisasian perempuan merupakan Namun disisi yang lain, saat ini kami
usaha yang dilakukan sampai sekarang. sedang menghadapi masalah yang cukup
Perlu kami laporkan bahwa pencapaian serius, dimana kami harus mendampingi
1
WALHI Sulawesi Selatan saat ini terkait dan mengupayakan pembebasan 3 orang
upaya perlindungan bentang alam hutan di pembela masyarakat adat dan 2 warga
Sulsel adalah keberhasilan kami menaikkan Sorowako yang dikriminalisasi karena
kampanye penyelamatan hutan hujan melakukan aksi demonstrasi di pabrik
pengolahan nikel milik PT Vale.

Gambar 30. Aksi Kampanye


Selamatkan Hutan Hujan
Sulawesi Selatan di Lahan
Bekas Konsesi PT Prima
Utama Lestari di Luwu
Timur

1
https://www.hutanhujan.org/updates/10588/selamatkan-hutan-hujan-tropis-pulau-sulawesi-dari-
ekspansi-pertambangan-nikel
34
3. Mendorong penegakan hukum lingkungan
Namun cara ini kami anggap kurang kuat
dengan melaporkan kasus lingkungan
ke penegak hukum untuk mencapai mandat PDLH, karena
desakan tersebut dianggap sebagai pesan
Dalam menjalankan mandat ketiga ini, biasa oleh penegak hukum. Hampir semua
WALHI Sulsel mengunakan tiga pendekatan. desakan WALHI Sulsel kepada penegak
Pertama mendesak penegak hukum agar hukum diabaikan dan tidak ditindaklanjuti
melakukan penegakan hukum melalui oleh penegak hukum, khususnya
kampanye media. Dua, memperkuat dan kepolisian. Maka kami menggunakan
mendampingi masyarakat untuk melaporkan pendekatan yang kedua.
kasus lingkungan yang mereka hadapi ke
penegak hukum. Dan ED WALHI Sulsel Cara kedua ini terbilang cukup berhasil. ED
sendiri yang melaporkan kasus lingkungan WALHI Sulsel memperkuat masyarakat,
dan permintaan penegakan hukum. mengumpulkan bukti-bukti pelanggaran
hukum bersama masyarakat dan
Bagi kami, mendorong penegakan hukum mendampingi masyarakat untuk
lingkungan dengan melaporkan kasus-kasus melaporkan kasus lingkungan ke penegak
lingkungan ke penegak hukum memerlukan hukum. Ada dua kasus lingkungan yang
strategi yang tepat, dan fakta serta bukti dilaporkan oleh masyarakat atas
yang kuat. Tentu kami menyadari bahwa pendampingan yang ED WALHI Sulsel
resiko dari mandat ini sangat tinggi karena lakukan.
implikasinya eksekutif daerah, khususnya
Direktur WALHI Sulsel dapat dijerat hukum Pertama kasus penimbunan pantai di
karena alasan memfitnah, atau melakukan Pesisir Kupa, Kabupaten Barru.
pencemaran nama baik. Sehingga Masyarakat melaporkan Kapolres Barru
kebanyakan, ED WALHI Sulsel lebih sering saat itu ke Polda Sulsel, karena
meminta penegak hukum agar melakukan memprakarsai penimbunan pantai untuk
penegakan hukum melalui press release. membangun rest area. Setelah diproses
cukup lama oleh Polda Sulsel, polisi
2
akhirnya menetapkan Mantan Kapolres
Barru saat ini sebagai tersangka. Setelah
itu, dilimpahkan ke kejaksaan, kemudian

Gambar 31. Vonis Satu Tahun Mantan


Kapolres Barru akibat
Kasus Reklamasi Pantai

2
https://news.detik.com/berita/d-5222258/mantan-kapolres-barru-divonis-1-tahun-bui-di-kasus-
reklamasi-pantai 35
Kasus kedua aktivitas tambang pasir sungai penyelidikan atas dugaan tindak pidana
di Sungai Bila Sidrap, setelah meninjau perusakan hutan. Dan menurut update
lokasi dan berdiskusi dengan masyarakat terbaru, Polda Sulsel sedang melakukan
lalu membentuk forum masyarakat, Kami pengambilan aset yang berada di dalam
pun mendampingi Aliansi Masyarakat kawasan hutan lindung.
Peduli Sungai Bila untuk melaporkan 5
aktivitas tambang ilegal di Sungai Bila. Dari informasi diatas, dapat disimpulkan
Laporan kemudian diproses namun tidak bahwa penegakan hukum lingkungan harus
ada hasil laporan hingga saat ini. Namun di diawali dengan pelaporan kasus. Penegak
lapangan, kegiatan penambangan pasir di hukum di Sulawesi Selatan hanya mau
Sungai Bila dihentikan. Dari dua kasus ini bergerak apabila ada laporan yang
WALHI Sulsel menyimpulkan bahwa laporan dilakukan masyarakat atau ED WALHI
masyarakat cukup efektif dalam Sulsel. Sehingga peningkatan kapasitas
mendorong negara menegakkan hukum terhadap staf advokasi dan hukum WALHI
lingkungan. Sulsel harus segera dilakukan di periode
selanjutnya.
Cara yang ketiga adalah ED WALHI Sulsel
yang melaporkan langsung ke penegak
hukum. Satu kasus lingkungan hidup kami
laporkan ke KPK dan KPPU bersama
jaringan nasional di Jakarta. Lalu ke Polda,
kami melaporkan kasus perusakan hutan di
Toraja Utara yang dilakukan Anggota DPRD
Provinsi Sulsel. Kedua laporan ini diproses
oleh penegak hukum. KPPU, KPK dan Polda Gambar 32. Konferensi Pers pasca Pelaporan Dugaan Pembangunan
Wisata di Kawasan Hutan Lindung Toraja Utara
Sulsel melakukan serangkaian
pemeriksaan dan penyidikan atas laporan
yang kami sampaikan
4. Menjadi Tuan Rumah PNLH XIII WALHI
Kedua laporan ini pun berbuah hasil. Sebagaimana dijelaskan di awal menjadi
Pertama, atas laporan Koalisi Selamatkan tuan rumah PNLH XIII WALHI adalah mandat
Laut Indonesia, Mantan Gubernur Sulsel, yang sangat berat bagi ED WALHI Sulsel.
Nurdin Abdullah dipantau dan disadap Namun dengan bangga kami dapat laporkan
telpon genggamnya. Akhirnya Nurdin bahwa ED WALHI Sulsel dapat
Abdullah ditangkap KPK pada bulan menyelenggarakan PNLH XIII dengan
Februari 2021 karena kasus korupsi sangat baik ditengah Covid-19, tanpa kisruh
pembangunan infrastruktur di Kabupaten dan meninggalkan utang. Namun kami
Bulukumba. Laporan ke polda juga sama. harus sampaikan bahwa keberhasilan dan
Polda melakukan penyidikan dan kesuksesan penyelenggaraan PNLH WALHI

3
https://news.detik.com/berita/d-5853114/walhi-polisikan-anggota-dprd-sulsel-bangun-vila-di-hutan-
lindung-toraja-utara 36
di Makassar merupakan kontribusi semua Kemudian di pertemuan kedua yang dihadiri
komponen WALHI Sulsel tanpa terkecuali. juga oleh Direktur dan Dewan Nasional
Pada April 2019, di pertemuan KNLH, WALHI WALHI, serta Ketua SC PNLH WALHI,
Sulsel bersaing dengan WALHI Riau, WALHI Gubernur Sulsel Kembali menyampaikan
Sulteng dan WALHI NTT. Namun setelah komitmennya terkait kontribusi
bermusyawarah dengan para direktur pembiayaan PNLH. Setelah itu, ED WALHI
WALHI tersebut, semua bersepakat Sulsel yang juga Ketua OC PNLH WALHI
menunjuk WALHI Sulsel sebagai tuan melakukan serangkaian pertemuan dengan
rumah PNLH WALHI yang ke-13. Kadis Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Bappeda Sulsel untuk merancang alokasi
anggaran PNLH. Hingga Januari 2020,
persiapan PNLH WALHI di Kota Makassar
telah mencapai 85 persen. Hotel telah
dipersiapkan, agenda acara sudah siap,
hingga panggung acara pembukaan dan
festival pekan nasional lingkungan hidup
juga telah didesain dan dibicarakan
bersama vendor.

Akan tetapi, pada bulan Maret 2021, semua


Gambar 33. Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup yang persiapan PNLH harus dibatalkan karena
Menetapkan WALHI Sulsel sebagai Tuan Rumah
PNLH WALHI Ke-13
pemerintah Indonesia telah mengumumkan
bahwa virus corona sudah menyebar di
Kemudian, ED WALHI membentuk panitia Indonesia dan pemerintah harus
dan mempersiapkan seluruh kebutuhan menerapkan pembatasan sosial di seluruh
PNLH. ED WALHI Sulsel pun beraudiens Indonesia, dan menghentikan semua
dengan Gubernur Sulsel dan membicarakan kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan
kebutuhan PNLH. Pada audiensi yang orang. Disaat yang sama, Ketua Dewan
pertama, Gubernur Sulsel selaku kepala Nasional WALHI juga menerbitkan surat
pemerintahan di Provinsi Sulawesi Selatan, pembatalan dan penundaan kegiatan PNLH
mendukung dan akan berkontribusi 2020 ke waktu yang belum ditentukan.
terhadap pembiayaan PNLH. Pada saat itu,
Pemprov Sulsel bersedia membiayai Pembatalan dan penundaan PNLH WALHI
kebutuhan PNLH di Kota Makassar senilai Sulsel membuat semangat teman-teman
1,5 Miliar dalam bentuk akomodasi,
konsumsi dan transportasi peserta.

Gambar 34. Konsultasi Direktur WALHI Sulawesi Selatan bersama Gambar 34. Rapat Bersama WALHI Nasional, WALHI Sulawesi
dengan Gubernur Sulawesi Selatan dalam Rangka Selatan, dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam
Persiapan PNLH WALHI Ke-13 Rangka Persiapan PNLH WALHI Ke-13
37
panitia menghilang. Selain itu, kondisi bahwa PNLH akan dilaksanakan paling
kantor Eksekutif Daerah WALHI Sulsel juga lambat 24 September 2021. ED WALHI
mati seketika karena semua staf di kantor Sulsel pun bergegas membentuk panitia
harus pulang ke kampung dan bekerja dari PNLH dan melakukan serangkaian
rumah. Yang tersisa di kantor ED WALHI komunikasi dengan pemerintah.
Sulsel hanya Direktur dan satu orang staf.
Februari 2021, Mantan Gubernur Sulsel
Bulan Juni 2020, hubungan antara ED Nurdin Abdullah ditangkap KPK, sehigga
WALHI Sulsel dan Pemerintah kembali komunikasi coba dibagung ED WALHI Sulsel
meruncing. Dan pada bulan-bulan ke Wakil Gubernur Sulsel. Hasilnya ada
selanjutnya hubungan yang meruncing dukungan namun pun kurang memuaskan.
tersebut semakin memburuk. Kondisi itu ED WALHI Sulsel kemudian membangun
disebabkan karena WALHI Sulsel harus komunikasi dengan Walikota Makassar,
mendampingi nelayan dan perempuan di Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pulau Kodingareng melakukan protes dan Sulsel, senior-senior di DPRD Sulsel.
penolakan aktivitas tambang pasir laut. ED Hasilnya, ada dukungan yang cukup
WALHI Sulsel sesungguhnya menyadari membantu WALHI mengurangi biaya PNLH
konsekuensi dari langkah kami membela di Makassar.
nelayan dan perempuan di Pulau
Kodingareng. Namun kami harus Juni 2021, Dewan Nasional dan SC PNLH
menegaskan bahwa bagaimanapun WALHI menyepakati pelaksanaan PNLH
kedekatan kami dengan pemerintah, dilakukan secara daring. Karena
pembelaan dan advokasi terhadap penyebaran Covid-19 masih tinggi dan
lingkungan hidup dan masyarakat adalah pemerintah masih memberlakukan
hal yang paling kami utamakan. Dampak pembatasan sosial. 20-23 September 2021,
dari buruknya hubungan tersebut adalah PNLH WALHI yang ke-13 dilaksanakan.
terputusnya komunikasi dengan
Pemerintah Provinsi Sulsel. Sehingga ED
WALHI Sulsel kebingungan untuk memulai
kominikasi dengan Pemprov terkait
penyelenggaraan PNLH kedepan.

Awal tahun 2021, disaat hubungan antara


WALHI Sulsel dan Pemerintah Provinsi
Sulsel semakin memburuk, ditambah
laporan dugaan korupsi Nurdin Abdullah
yang ED WALHI Sulsel dan Koalisi
Selamatkan Laut Indonesia kami layangkan
ke KPK, Dewan Nasional menerbitkan surat
Gambar 35. Rapat Bersama WALHI Nasional, WALHI Sulawesi
Selatan, dan Pemerintah Kota Makassar dalam
Rangka Persiapan PNLH WALHI Ke-13

ii

38
Adapun pihak-pihak yang mendukung pelaksanaan PNLH WALHI ke-13, ED WALHI di Kota
Makassar, sebagai berikut:

1 Pemerintah Kota Makassar: 35 kamar hotel selama PNLH berlangsung, SWAB antigen di
awal dan di akhir kegiatan PNLH. Kemudian tiga unit bus untuk menjemput dan mengantar
peserta PNLH dari dan ke bandara, dan konsumsi panitia selama 3 hari.

2 Pemerintah Provinsi Sulsel (Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup): SWAB PCR peserta
PNLH 1 kali dan biaya hotel sebesar Rp. 40.000.000 namun tidak terealisasi.

3 Pemerintah Kabupaten Gowa: Mobil untuk menjemput tamu VIP merek Innova.

4 Fraksi PKB DPRD Sulsel: Konsumsi panitia 1 hari, dan mobil operasional panitia merek
Avanza.

5 Selle KS Dalle (Anggota Fraksi Partai Demokrat): Mobil operasional panitia merek Innova.

Dengan bantuan-bantuan tersebut, WALHI Nasional sedikit terbantu mengurangi biaya PNLH
ke-13 di Kota Makassar. Selain itu, dengan bantuan-bantuan tersebut, WALHI Sulsel tidak
memiliki beban hutang kepada pihak hotel dan lain-lain untuk menutupi kekurangan biaya PNLH
ke-13.

Terakhir, pada PNLH WALHI ke-13 di Kota Makassar telah dipilih Zenzi Suhadi, secara
demokratis melalui pemungutan suara sebagai Direktur Eksekutif Nasional WALHI. Juga telah
dipilih secara aklamasi 6 orang Dewan Nasional WALHI Periode 2021-2025:

o Reynaldo G Sembiring
o Asmar Exwar
o Dwi Sudarsono
o Dwi Retnastuti
o Ismed Sulaiman
o Susanto Kurniawan

93
5. Membangun sistem organisasi
yang kredibel, terkhusus sIstem
keuangan yang akuntabel

Mandat yang kelima ini juga telah kami atau staf, bahkan WALHI Sulsel yang ingin
jalankan dan telah memperoleh hasil dan menggunakan dana atau membuat
manfaat yang signifikan. Sebenarnya, mandat kegiatan, harus mengisi form pengajuan
ini merupakan cita-cita yang tertuang di uang muka atau PUM. PUM tersebut lalu
lembar visi-misi Direktur WALHI Sulsel. Sejak ditandatangani oleh pemohon, kemudian
lama bahkan sebelum mandat ini dikerjakan, pengelola program dan terkahir oleh
system keuangan WALHI Sulsel masih sangat Direktur WALHI Sulsel. Setelah itu baru
tradisional. Penghitungan dan pencatatan ditransfer ke rekening pemohon untuk
keuangan WALHI Sulsel masih menerapkan digunakan. Setelah kegiatan selesai,
sistem pencatatan manual menggunakan pemohon dana harus menyelesaikan
excel. laporan keuangan paling lambat 10 hari.
Bila laporan keuangan tidak dibuat, maka
Namun per tahun 2020 hingga saat ini sistem dianggap sebagai utang pemohon.
pencatatan dan penghitungan arus keuangan
WALHI Sulsel telah menggunakan aplikasi Dampak dari penerapan system ini,
accurate. Sehingga diketahui berapa sangat sulit bagi WALHI Sulsel untuk
pemasukan WALHI Sulsel setiap tahun dan membuat kegiatan yang bersifat
bersumber dari mana. Berapa uang WALHI dadakan. Jadi kalau ada masalah yang
Sulsel yang dipakai untuk menjalankan harus segera direspon, atau ditindak
kegiatan dan kegiatan apa. Berapa uang yang lanjuti melalui kunjungan lapangan atau
WALHI Sulsel yang dipakai untuk salary staf investigasi, staf harus menggunakan
dan siapa saja. Bahkan melalui aplikasi ini, dana pribadi terlebih dahulu atau
Bahkan ED WALHI Sulsel dapat meminjam uang keuangan atau direktur
memperbaharui posisi keuangan dan WALHI Sulsel.
mengendalikan pengeluaran setiap bulan.
2. Dampak yang kedua, bagi kami sangat
Kemudian, sejauh ini ED WALHI Sulsel melihat positif yakni kepercayaan lembaga
ada dua dampak dari perubahan sistem eksternal khususnya donor kepada
keuangan WALHI Sulsel yang tadinya WALHI Sulsel sangat tinggi. Setelah kami
tradisional atau manual ke sistem keuangan merubah sistem keuangan lembaga ke
aplikasi akuntansi accurate, banyak
1. Skema pengeluaran dan penggunaan lembaga nasional dan internasional,
dana di WALHI Sulsel sangat birokratif. khususnya donor ke WALHI Sulsel. Hal itu
Sebelum sistem keuangan akuntansi tidak terlepas dari promosi Direktur
dengan aplikasi accurate ini dijalankan WALHI Sulsel kepada donor bahwa
oleh ED WALHI Sulsel, setiap saat dana WALHI Sulsel telah menggunakan system
organisasi dapat digunakan kapan saja. aplikasi akuntansi dalam pencatatan dan
Tinggal mengajukan ke keuangan dan pengaturan keluar masuk dana. Dari situ,
direktur, dana dapat dimanfaatkan. banyak donor, lembaga jaringan yang
Namun sekarang berubah. Setiap orang mempercayakan WALHI Sulsel untuk

40
Di sisi yang lain, kami menyadari pula bahwa Saat ini, Advokasi internasional yang kami
seluruh personil di ED WALHI Sulsel pun masih bangun dan kami lakukan bertujuan untuk
memiliki banyak kelemahan dan kendala menghentikan aktivitas tambang pasir laut
dalam beradaptasi dengan perubahan sistem dan reklamasi Makassar New Port, serta
keuangan ini. Sehingga di periode ini tentu mendesak Pemerintah Belanda untuk
saja masih banyak kekurangan dan kelemahan bertanggung jawab atas kerusakan
ED WALHI Sulsel dalam menyajikan laporan lingkungan dan pemiskinan nelayan yang
keuangan berbasis sistem akuntansi di forum disebabkan oleh perusahaan belanda, PT
tertinggi WALHI Sulsel ini. Royal Boskalis pada tahun 2017. Kita semua
tahu bahwa proyek reklamasi, baik CPI
Kemudian, dari perubahan ini, kami pun ingin maupun MNP dikerjakan oleh PT Royal
menyampaikan terima kasih yang sangat Boskalis dari Belanda.
tinggi kepada seluruh komponen WALHI
Sulsel, mulai dari staf, dewan daerah, dan Oleh karena itu, advokasi internasional juga
terkhusus anggota WALHI Sulsel yang harus dilakukan untuk mendesak Pemerintah
mendukung penuh keinginan ED WALHI Sulsel Belanda agar menindak tegas dan
untuk memodernisasi sistem keuangan menghentikan aktivitas perusahaan mereka
organisasi, sehingga dampak-dampak yang telah menyebabkan kerusakan
positifnya dapat kami terima pada periode ini. lingkungan dan pemiskinan masyarakat,
sehingga menimbulkan konflik. Selain itu,
6. Membangun advokasi dan jaringan kami juga meminta Pemerintah Belanda
internasional bertanggung jawab penuh terhadap
Mandat PDLH ke-8 ini juga telah kami kerusakan lingkungan dan pemiskinan
kerjakan. Pada dasarnya, advokasi dan nelayan perempuan akibat aktivitas bisnis
jaringan Internasional WALHI Sulsel mulai perusahaan mereka.
terbangun di periode 2014-2018. Namun
karena mandat PDLH meminta ED WALHI Tidak hanya di Belanda, kami juga
Sulsel membangun advokasi dan jaringan membangun gerakan dan advokasi di level
Internasional, maka kerja-kerja advokasi yang eropa. Kami menganggap desakan dari
sebelumnya terus kami kembangkan.

Gambar 38. Advokasi Internasional WALHI


Sulawesi Selatan bersama
dengan Both-Ends dalam
Kasus Reklamasi dan
Tambang Pasir Laut

41
Gambar 39. Aksi Kampanye Hentikan Reklamasi Makassar New Port dan Revisi RZWP3K Sulsel

Belanda tidak cukup kuat untuk Polres Luwu Timur dan PT Vale, karena terus
menghentikan PT Royal Boskalis. Sehingga, menerus melakukan demonstrasi,
ED WALHI Sulsel membangun jaringan yang memperjuangkan hak-hak masyarakat adat
lebih luas ke Eropa. Di Belanda, kami bekerja Sorowako ke PT Vale.
sama dengan NGO Eropa, Both Ends dan FoE
Netherland. Di Eropa, kami bekerja dengan Kini, Jaringan Internasional WALHI Sulsel
FoE Eropa, VSOW, dan NGO UK. bertambah dan semakin luas. Karena baiknya
komunikasi luar negeri yang dibangun,
Untuk advokasi perlindungan hutan hujan ditambah meningkatnya model dan strategi
tropis Sulsel, kami membangun komunikasi advokasi WALHI Sulsel. Dua hal ini yang
dan jaringan dengan teman-teman di Jerman, menjadi factor utama kenapa WALHI Sulsel
Amerika, Jepang dan Brazil. Dari hasil mendapatkan tambahan dukungan lembaga
komunikasi tersebut, ED WALHI Sulsel saat ini internasional di tahun 2022. Lembaga
sedang melaksanakan pekerjaan bersama internasional yang mendukung WALHI Sulsel
organisasi selamatkan hutan hujan Jerman, dalam kerja-kerja advokasi terutama untuk
Friends of The Earth Jepang, FoE Brazil dan advokasi pembangunan berkelanjutan dan
Kanada. Bersama FoE Jepang, Brazil dan transisi energi baru terbarukan adalah Just
Kanada, ED WALHI Sulsel bekerja untuk Finance Internasional. Pada rapat donor di
advokasi pembebasan pembela masyarakat Jakarta, 9-10 Juni 2022, Just Finance
adat di Sorowako yang dikriminalisasi oleh Internasional menawarkan pembiayaan
jangka panjang dan lebih besar kepada WALHI
Sulsel.

ii
42
Gambar 40. Perluasan Jaringan Advokasi Internasional WALHI Sulsel bersama dengan FOE Europe
terkait dengan Bisnis dan HAM

Pencapaian Kinerja Eksekutif Daerah


WALHI Sulsel Periode 2018-2022
Pada sub pembahasan ini, kami akan Pada dasarnya, pencapaian 10 poin ini adalah
menjelaskan kondisi Eksekutif Daerah WALHI indikator utama dalam mengukur sejauh mana
Sulsel, terutama terkait kondisi sumber daya tingkat pencapaian ED WALHI Sulsel dalam
organisasi hingga kerja-kerja advokasi yang menjalankan dan mencapai mandat
dilakukan selama kurun waktu 2018 hingga organasisai. Dari kedelapan poin ini juga,
2022. Dalam pembahasan ini kami akan anggota dapat mengukur seberapa berhasil
menjelaskan dan membagikan informasi ED WALHI Sulsel memimpin gerakan
terkait pencapaian kinerja ED WALHI Sulsel lingkungan hidup di Sulawesi Selatan.
periode 2018-2022, dalam bentuk infografis
diantaranya: (1) Keadaan internal. (2)
Keadaan Internal WALHI Sulawesi Selatan
Penggalangan dukungan eksternal. (3)
Advokasi dan penanganan kasus (4) Perluasan Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa
dan pembangunan wilayah kelola rakyat (5) saat ini WALHI Sulsel memiliki staf sebanyak
Pembangunan koalisi dan aliansi (6) 13 orang ditambah 2 orang relawan. Sehingga
Pendidikan dan pelatihan (7) Pembangunan setiap hari rata-rata kantor ED WALHI Sulsel
organisasi rakyat (8) Produksi pengetahuan dipenuhi 16 orang. Saat ini, Eksekutif Daerah
(9) Kampanye publik dan konferensi pers (10) WALHI Sulsel diisi oleh anak-anak muda yang
Kondisi keuangan. berumur under thirty. Selain itu, staf-staf
WALHI Sulsel, 95 persen berlatar belakangan
S-1 atau sarjana dengan berbagai jurusan dan

43
kampus berbeda. Hanya satu orang staf
WALHI Sulsel yang berlatar pendidikan S-2
atau magister.

Kemudian, WALHI Sulsel memiliki tradisi


bersama staf bahwa setiap bulan, ED dan staf
WALHI Menyusun rencana kerja bulanan yang
diselenggarakan di minggu pertama. Rapat
bulanan juga ini akan membahas mengenai
situasi internal sekretariat. Kerja-kerja
WALHI Sulsel selalu dimulai dengan
pendiskusian agar jobdesk kerja masing-
masing staf dalam dijalankan dengan baik.
Berangkat dari tradisi-tradisi baik di
sekretariat ini, kini staf WALHI Sulsel telah
memiliki pengalaman baik dalam menjalankan
organisasi, pengetahuan dan kapasitas yang
mumpuni dalam melakukan advokasi yang
sistematis.

Saat ini, Kondisi sekertariat ED WALHI Sulsel


masih sangat baik dan stabil. Kantor dan
fasilitas kantor ED WALHI Sulsel masih sangat
baik dan lengkap. Internet dan listrik tidak
pernah lagi menunggak, ED WALHI Sulsel
terus menambah fasilitas organisasi
khusunya untuk meningkatkan kerja-kerja
advokasi, kampanye public dan pembangunan
unit usaha organisasi. Adapun penambahan
fasilitas organisasi selama 4 tahun
diantaranya satu unit mobil merek grand max
warna putih, satu unit drone, satu unit
kamera, dua unit computer kantor, 1 unit air
conditioner. Secara lengkap kami lampirkan
daftar inventaris ED WALHI Sulsel 2018-2022.

44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
Kesimpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan penjelasan laporan pertanggungjawaban di atas, Eksekutif Daerah WALHI
Sulawesi Selatan menyampaikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Lingkungan hidup di Sulawesi Selatan menurut kajian ED WALHI Sulsel sedang berada di
level kritis. Bahkan tren kerusakan lingkungan terus meningkat dan meluas, khususnya ke
kawasan hutan tropis terakhir di Sulsel serta ke kawasan pesisir-laut dan pulau-pulau
kecil. Bila kondisi ini dibiarkan atau tidak didesak untuk dilakukan pemulihan secara
massif, maka Sulawesi Selatan akan kolaps.
2. Masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil adalah komunitas yang paling rentan dan paling
terdampak kerusakan lingkungan di darat. Selain itu, dampak kerusakan lingkungan yang
paling ekstrim yakni krisis iklim juga terus memberi dampak sangat negatif terhadap
kehidupan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil, khususnya perempuan dan anak-
anak.
3. Selama 4 tahun terhitung sejak Mei 2018 hingga Juni 2022, Eksekutif WALHI Sulsel dan
Dewan Daerah WALHI Sulsel telah menjalankan amanah dan mandat
organisasi/anggota/PDLH dengan sangat baik dan penuh tanggung jawab. Walaupun
banyak catatan dan kekurangan, namun catatan tersebut tidak mengurangi substansi
pencapaian mandat yang telah diraih.
4. Selama 4 tahun ED WALHI Sulsel bekerja, regenerasi dan kaderisasi di internal berjalan
lancar dan sesuai ekspektasi. 90 persen staf WALHI Sulsel yang berumur di bawah 30
tahun menunjukan bahwa di masa depan, WALHI Sulsel tidak akan kekurangan kader dan
pemimpin yang akan menjalankan mandat organisasi.
5. WALHI Sulsel saat ini terus berbenah menjadi lembaga non pemerintah yang kredibel dan
akuntabel. Selain itu, WALHI Sulsel juga telah berhasil membangun advokasi dan jaringan
ke Internasional, dengan tidak melupakan marwah dan karakter gerakan WALHI Sulsel
seperti pengorganisasian dan mobilisasi masyarakat, kampanye kreatif dan beraliansi
dengan lembaga dan organisasi lainnya.

55
Kemudian, di tengah kekurangan dan hambatan yang kami hadapi, dan untuk meningkatkan
advokasi, program dan manajemen organisasi, ED WALHI Sulsel merekomendasikan
beberapa hal sebagai berikut:

1. Eksekutif Daerah WALHI Sulawesi Selatan harus mempertahankan dan memperbesar


dukungan eksternal untuk menopang kerja-kerja advokasi di berbagai daerah dan isu.
2. Eksekutif Daerah WALHI Sulawesi Selatan harus lebih sering mengikuti dan membuat
konsolidasi bersama organisasi masyarakat sipil lainnya.
3. Eksekutif Daerah WALHI Sulawesi Selatan perlu mengadakan peralatan uji kualitas
lingkungan untuk memperkuat riset dan statement organisasi.
4. Eksekutif Daerah WALHI Sulawesi Selatan perlu membangun dan mengembangkan
badan usaha organisasi untuk menopang kerja-kerja advokasi dan operasional
organisasi di masa depan.
5. Eksekutif Daerah WALHI Sulawesi Selatan perlu melatih staf keuangan agar mampu
mengaplikasikan Accurate secara mahir sehingga mampu membuat laporan keuangan
yang lebih profesional.

Daftar Pustaka
0 Catatan akhir tahun WALHI Sulawesi Selatan tahun 2018
0 Catatan akhir tahun WALHI Sulawesi Selatan tahun 2019
0 Catatan akhir tahun WALHI Sulawesi Selatan tahun 2020
0 Catatan akhir tahun WALHI Sulawesi Selatan tahun 2021
0 Laporan Konsultasi Daerah WALHI Sulawesi Selatan terkait
perkembangan organisasi WALHI Sulawesi Selatan tahun 2019
0 Laporan Konsultasi Daerah WALHI Sulawesi Selatan terkait
perkembangan organisasi WALHI Sulawesi Selatan tahun 2020
0 Laporan Konsultasi Daerah WALHI Sulawesi Selatan terkait
perkembangan organisasi WALHI Sulawesi Selatan tahun tahun 2021

56
5757
58

Anda mungkin juga menyukai