Pengantar Fil - Ilmu
Pengantar Fil - Ilmu
Pengantar Fil - Ilmu
W)
a. Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a
critique of current scientific opinions by comparison to
proven past views, but such aphilosophy of science is
clearly not a discipline autonomous of actual scientific
paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu
tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini
dengan perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau
telah dibuktikan atau dalam kerangka kriteria-kriteria yang
dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi
filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu
dari praktek ilmiah secara aktual.
b. Lewis White Beck “Philosophy of science
questions and evaluates the methods of
scientific thinking and tries to determine the
value and significance of scientific enterprise as
a whole. (Filsafat ilmu membahas dan
mengevaluasi metode-metode pemikiran
ilmiah serta mencoba menemukan dan
pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu
keseluruhan)
c. A.Cornelius Benjamin “That philosopic
disipline which is the systematic study of the
nature of science, especially of its methods, its
concepts and presuppositions, and its place in
the general scheme of intellectual discipines.
(Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan
telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya
metode-metodenya, konsep-konsepnya dan
praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam
kerangka umum cabang-cabang pengetahuan
intelektual.)
d. Michael V. Berry “The study of the inner
logic if scientific theories, and the relations
between experiment and theory, i.e. of
scientific methods”. (Penelaahan tentang
logika interen dari teori-teori ilmiah dan
hubungan-hubungan antara percobaan dan
teori, yakni tentang metode ilmiah.)
e. May Brodbeck “Philosophy of science is the
ethically and philosophically neutral
analysis, description, and clarifications of
science.” (Analisis yang netral secara etis
dan filsafati, pelukisan dan penjelasan
mengenai landasan – landasan ilmu
f. Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which
attempts to do for science what philosophy in general does for the
whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing:
on the other hand, it constructs theories about man and the
universe, and offers them as grounds for belief and action; on the
other, it examines critically everything that may be offered as a
ground for belief or action, including its own theories, with a view
to the elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu
merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu
apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh
pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu
pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam
semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi
keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara
kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi
keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan
harapan pada penghapusan ketakajegan dan Kesalahan
g. Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of
science attempts, first, to elucidate the elements involved in
the process of scientific inquiry observational procedures,
patens of argument, methods of representation and
calculation, metaphysical presuppositions, and so on and
then to veluate the grounds of their validity from the points
of view of formal logic, practical methodology and
metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu
mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang
terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur
pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode
penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan
metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-
landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika
formal, metodologi praktis, dan metafisika).
Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari
obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan
daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ?
(Landasan ontologis)
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan
yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang
harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar?
Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah
kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan
epistemologis)
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-
kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara
teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah
dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis).
(Jujun S. Suriasumantri, 1982)
a. Menurut Agraha Suhandi (1989) :
Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang
ada.
Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri
netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan
hidup dan pandangan dunia.
Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna
dalam kehidupan
Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan
dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti
ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Disarikan dari
untuk memberikan landasan filosofik dalam
memahami berbagi konsep dan teori sesuatu
disiplin ilmu dan membekali kemampuan
untuk membangun teori ilmiah.
Confirmatory function yaitu berupaya
mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis
dengan evidensi
STRUKTURALISME
RASIONALISME
NEOPOSITIVISME
FENOMENOLOGI
RENAISSANCE
AUFKLARUNG
THEOLOGIAE
POSITIVISME
KRITISISME
EMPIRISME
IDEALISME
LOGOS
MITOS
ANCILLA
BIOLOGI KOMPUTER
ASTRONOMI
AGAMA
FILSAFAT MATEMATIKA PARIWISATA
FILSAFAT
FISIKA
KIMIA DLL.
SOSIOLOGI
YUNANI KUNO
LOGOS 3SM - 6M
FILSAFAT
Phylo = menyenangi
Sophia = bijaksana
MITOLOGI
Dongeng, Takhayul
Pertanyaan timbul
(ingin tahu)
DE-MITOLOGI
Dipikirkan
(secara kritis)
LOGOS
(ilmu)
Apakah ARCHE dari segala sesuatu yang ada ?
Thales (624 - 548 SM)
AIR
Anaximander (610 - 518 SM)
APEIRON
Anaximanes (590 - 518 SM)
UDARA
Phytagoras (580 - 500 SM)
BILANGAN
Demokritos (460 - 370 SM)
ATOM
SOCRATES (469 - 399SM)
Dialektika
PLATO (427 - 347 SM)
Rasionalisme
ANCILLA THEOLOGIAE
DOGMA
DOGMA
DOGMA DOGMA
DOGMA
LEONARDO DA VINCI
COPERNICUS
RENAISSANCE KEPLER
GALILEO GALILEI
14 - 15 MASEHI
FRANCIS BACON
AUFKLARUNG VOLTAIRE
ILMU
ILMU
METODE PENGETAHUAN
(SEBAGAI PROSEDUR) (SEBAGAI PRODUK)
1. Rasional Proses pemikiran yang
berpegang pada kaidah-kaidah
logika
Ilmu
Sbg 2. Kognitif Proses mengetahuan dan
Aktifitas memperoleh pengetahuan
- Mencapai kebenaran
1. Menentuan Masalah
2. Tata Langkah 2. Perumusan Hipotesis (bila Perlu)
Ilmu 3. Pengumpulan Data
Sbg 4. Penurunan Kesimpulan
Metode 5. Pengujian Hasil
Ilmiah 3. Berbagai Teknik - Daftar pertanyaan
- Wawancara
- Perhitungan
- Pemanasan
- Lainnya
4. Aneka Alat
- Timbangan
- Meteran
- Perapian
- Komputer
- Lainnya
ILMU SBG PENGETAHUAN ILMIAH (PRODUK)
Obyek Material
1. Segi Obyek
Adalah pengetahuan itu sendiri,
Pengetahuan
Obyek Formal
Ilmu Sbg
Pengetahuan
Ilmiah - Empiris
2. Segi Sifat - Sistematis
Pengetahuan
- Obyektif
- Analitis
- Verifikatif
Objek Material( Pokok Persoalan) adalah pengetahuan itu
sendiri , menurut Drs.H. A Dardiri bahwa objek material
adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran,
ada dalam kenyataan dan ada dalam kemungkinan lebih
Umum yaitu segala sesuatu yang ada Baik Konkret ataupun
Abstrak
- Hakikat Tuhan, Alam dan Manusia
Objek Formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat
dan bertahap sudut pandang dari mana sang subjek menelaah
objek materialnya hanya melihat pengetahuan ilmiahnya
Misalnya objek materialnya Manusia jadi formilnya bisa
dengan antropologi sosiologi psikologi
1. Dimensi ekonomik
2. Dimensi linguistik
1. Cabang Ilmu 3. Dimensi matematis
4. Dimensi politik
5. Dimensi psikologis
6. Dimensi sosiologi
Dimensi
2. Pengetahuan 1. Dimensi filsafati
Ilmu reflektif-abstrak 2. Dimensi logis
1. Dimensi Kebudayaan
2. Dimensi sejarah
3. Aspek realitas 3. Dimensi kemanusiaan
4. Dimensi rekreasi
5. Dimensi sistem
6. Dimensi lainnya
A. Ilmu Teoritis I
1. Ragam Ilmu B. Ilmu Praktis
Pembagian
Sistematis I. Ilmu Matematis
Pengetahuan
Ilmiah II. Ilmu Fisis
III. Ilmu Biologis
2. Jenis Ilmu IV. Ilmu Psikologis
V. Ilmu Sosial
VI. Ilmu Linguistik
VII. Ilmu Interdipliner
Fislafat Teoritis yaitu ilmu2 alam: Hukum2
alam, kosmogoni, mineraologi, botani,
zoologi, Mtk, Aritmetika, geometri, astronomi,
musik, Teologi: Hukum2 umum wujud,
Ketuhanan
Filsafat Praktis : Etika
Ekonomi Rumah Tangga
Politik
1. JAMAN SEBELUM MASEHI
Di dalam buku kedokteran Mesir kuno, yakni the
Edwin Smith papyrus, (kira-2 1600 SM) disebutkan
bahwa beberapa komponen dasar metode ilmiah
telah dilakukan seperti pengujian (examination),
diagnosa, treatment dan prognosis terhadap suatu
penyakit;
Di Babilonia, sebagaimana termaktub dalam buku
The Ebers papyrus (kira-2 1550 SM) juga sudah
terdapat upaya pembuktian secara empirik.
2. YUNANI KUNO (500 SM)
BEBERAPA KOMPONEN DASAR METODE
ILMIAH TELAH DILAKUKAN PADA
MASA INI.
BAHKAN GEOMETRI TELAH DIJADIKAN
UKURAN UNTUK MEMBUAT SEPATU DI
DI YUNANI PADA MASA ITU.