Rangkuman - Pa Anper
Rangkuman - Pa Anper
1
Kewajiban Pemakai dan Pemberi Pinjaman
Pemakai wajib menyimpan dan memelihara barang yang dipinjam-pakai.
Pemberi pinjaman hanya boleh meminta barang kepada pihak Pemakai setelah
jangka waktu perjanjian berakhir. Kecuali, Hakim memutuskan lain dengan adanya
alasan mendesak dari pihak Pemberi pinjaman.
Pengertian Perjanjian Pengikatan Jual Beli
Perjanjian pengikatan jual beli merupakan kesepakatan antara penjual properti dengan
pembeli yang dibuat melalui akta Notaris karena alasan belum lunasnya pembayaran harga
jual beli serta belum dibayarnya pajak-pajak yang timbul akibat jual beli.
2
PERTEMUAN III - AKTA PERJANJIAN SEWA MENYEWA
3
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Perjanjian Sewa Menyewa
1. Pajak terhadap barang sewaan wajib dibayarkan oleh pihak Pemberi sewa berupa PPh.
2. Jika benda yang disewakan musnah karena force majeure, maka dilihat terlebih
dahulu kondisi barang sewaan. Apabila barang yang disewakan tidak rusak parah,
maka selama masa perbaikan, pihak Penerima sewa masih bisa menggunakan barang
sewaan. Namun, apabila barang yang disewakan rusak parah, maka pihak Pemberi
sewa memberikan pengganti barang sewaan sementara kepada pihak Penerima sewa.
3. Objek sewa menyewa boleh dijual, tetapi tidak memutus perjanjian sewa menyewa
dengan pihak Penerima sewa.
4. Pihak Penerima sewa tidak boleh menyewakan barang sewaan kepada pihak lain.
Berakhir Perjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian sewa menyewa dapat berakhir karena jangka waktu sewa berakhir dan barang
sewaan musnah.
Risiko dalam Perjanjian Sewa Menyewa
Musnah total dan sebagian: jika barang sewaan musnah di luar kesalahan para pihak, maka
perjanjian sewa menyewa gugur demi hukum.
4
PERTEMUAN IV - AKTA PERJANJIAN PINJAM PAKAI
5
Kewajiban Pemberi Pinjaman adalah menyerahkan barang yang hendak dipinjam;
tidak bisa meminta kembali barang yang sudah dipinjamkan; dan menerima kembali
barang.
6
PERTEMUAN V - AKTA PERJANJIAN JUAL BELI & PENGOPERAN HAK
7
2. Seusai melakukan perjanjian, dilanjutkan dengan pendaftaran tanah (obyek jual beli)
ke Kantor Pertanahan disertai lampiran Akta Perjanjian Jual Beli & Pengoperan Hak.
3. Apabila ternyata Kantor Pertanahan sudah memiliki sertipikat tanah dimaksud, maka
Kantor Pertanahan dapat menolak pendaftaran tanah yang diajukan oleh penjual dan
pembeli.
4. Maka, untuk mencegah terjadinya penolakan pendaftaran tanah oleh Kantor
Pertanahan, Notaris dapat melakukan pengecekan terlebih dahulu ke Kantor
Pertanahan. Tujuannya untuk memastikan bahwa tanah (obyek jual beli) benar-benar
belum memiliki sertipikat.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Perjanjian Jual Beli & Pengoperan Hak
Perjanjian jual beli & pengoperan hak bersifat obligatoir (hak atas tanah belum
berpindah ke Pembeli dan masih berstatus milik Penjual).
Hak atas tanah baru berpindah ke Pembeli ketika sudah diserahkan secara yuridis oleh
Penjual melalui Akta yang dibuat melalui Pejabat Pendaftaran Tanah di Kantor
Pertanahan.
Mekanisme Pelepasan Hak
Pelepasan hak secara Akta Notaris dilakukan dengan memuat pernyataan ‘bahwa
pemegang hak melepaskan hak atas tanah’ di hadapan Notaris.
Pelepasan hak secara di bawah tangan dilakukan dengan dikeluarkannya Surat
Keterangan oleh Camat atau Kantor Pertanahan setempat.
Alasan Dibuat Akta Pelepasan Hak
Alasan dibuatnya Akta Pelepasan Hak dikarenakan subyek yang memerlukan tanah
tidak memenuhi syarat untuk menjadi pemegang hak atas tanah. Maka, tidak bisa
memperoleh tanah dengan cara jual beli. Melainkan, bisa memperoleh hak atas tanah
apabila ada satu pihak yang secara sukarela melepaskan hak atas tanahnya.
Pelepasan hak wajib dilakukan dengan Surat Pernyataan Pelepasan Hak.
Konsekuensi Pelepasan Hak
Penjual yang telah melepaskan hak atas tanah kepada Negara, maka tanah tersebut
akan menjadi tanah Negara.
Pembeli memiliki hak preferen (hak dari kreditor pemegang jaminan tertentu untuk
terlebih dahulu diberikan haknya) untuk mengajukan permohonan hak kepada Negara
atas tanah yang sudah dilepaskan Penjual.
8
PERTEMUAN VI - PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI
9
Kasus-Kasus Notaris Terkait Perjanjian Pengikatan Jual Beli
Beberapa kasus yang terjadi pada Notaris ketika membuat PPJB:
Notaris membuat PPJB atas obyek bersertipikat Hak Guna Bangunan yang sudah
berakhir haknya.
Notaris membuat PPJB sebagai penyelesaian hutang piutang.
Notaris tidak membacakan dan tidak menandatangani PPJB.
Notaris membuat PPJB dengan obyek yang masih dalam jaminan Hak Tanggungan.
Notaris tidak melakukan pencatatan PPJB ke Kantor BPN.
10