Penjelasan Slide
Penjelasan Slide
Penjelasan Slide
Penjelasan mengenai pajak sudah kita dapatkan dipertemuan sebelumnya maka disini akan
dijelaskan mengenai makro ekonomi. Menurut Budiono (2001), ekonomi makro adalah ilmu yang
mempelajari tentang ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka panjang meliputi stabilitas dan
pertumbuhan perekonomian sebuah negara. Ekonomi makro sendiri menjelaskan perubahan ekonomi
yang mempengaruhi banyak masyarakat, perusahaan, dan pasar (contoh: pengangguran).
Pajak merupakan konstribusi wajib setiap warga negara. Bila dikaitkan dengan makroekonomi,
maka peran pajak adalah sebagai sumber dana. Untuk dapat menjalankan fungi-fungsi
mensejahterakan rakyat, pemerintah membutuhkan biaya, dari sini pajak memiliki peran penting
dalam memenuhi pembiayan pemerintah. Bila dikaitkan dengan pajak, ekonomi makro mempunyai
salah satu ciri khas yakni kegiatan mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan negara
jangka pendek atau siklus bisnis, dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan
ekonomi jangka panjang atau peningkatan pendapatan nasional.
2. Prinsip Kepastian (Certainty): Pajak harus dikenakan dengan jelas dan dapat dipahami oleh warga
negara. Orang harus tahu apa yang diharapkan dari mereka dan kapan mereka harus
membayarnya. Ketidakpastian dalam sistem perpajakan dapat menciptakan ketidakadilan dan
kebingungan.
3. Prinsip Kenyamanan (Convenience): Pengumpulan pajak harus mudah dan tidak memberatkan
bagi warga negara. Sistem perpajakan harus dirancang sedemikian rupa sehingga orang dapat
membayar pajak dengan mudah, tanpa mengalami kesulitan atau biaya tambahan yang
berlebihan.
4. Prinsip Ekonomi (Economy): Proses pengumpulan dan administrasi pajak harus efisien dan
ekonomis. Biaya pengumpulan pajak tidak boleh melebihi manfaat yang diperoleh dari pajak
tersebut. Dengan kata lain, sistem perpajakan harus dirancang agar biaya administrasi tetap
rendah.
Berikut ini kami jelaskan pengaruh pajak terhadap komposisi produksi dalam buku “Ekonomi Publik”
karya Mangkusubroto tahun 1997. Pajak dapat mengakibatkan adanya penyimpangan dalam penggunaan
faktor produksi, maksudnya : Pajak yang dimaksudkan untuk sebanyak mungkin dapat menggeser
penggunaan faktor produksi dari penggunaan yang satu kepada penggunaan yang lain yang lebih efisien.
Contohnya, pajak yang dikenakan pada minuman keras dan barang-barang mewah. Diharapkan bahwa
akibat dari pengenaan pajak itu akan mengurangi konsumsi masyarakat akan minuman keras dan akan
menurunkan konsumsi barang-barang mewah sehingga akan terjadi penggeseran penggunaan faktor-
faktor produksi dari sektor produksi barang-barang mewah atau sektor impor barang mewah ke sektor
produksi sektor-sektor produksi barang-barang esensial atau impor barang-barang esensial.
Sistem pajak yang regresif cenderung untuk memperbesar adanya ketidakmerataan penghasilan dalam
masyarakat. Sebaliknya semakin progresif sistem perpajakan yang dianut oleh suatu perekonomian akan
semakin berkuranglah perbedaan penghasilan yang terdapat dalam perekonomian tersebut. Contoh pajak
regresif sendiri Pajak Pertambahan Nilai (PPN): PPN adalah pajak konsumsi yang dikenakan pada
sebagian besar barang dan jasa. Tarif PPN di Indonesia umumnya sama untuk semua orang, yang berarti
bahwa mereka dengan pendapatan yang lebih rendah akan membayar proporsi yang lebih besar dari
pendapatan mereka untuk PPN. PPN ini kemudian akan menjadi beban yang lebih besar bagi kelompok
masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi. Sedangkan untuk pajak progresif ada beberapa tarif PPh
yang berbeda untuk berbagai jenis pendapatan, seperti PPh penghasilan karyawan (PPh 21)
pajak progresif dikenakan pada pendapatan kerja maka tenaga kerja tersebut akan berkurang
keinginannya untuk bekerja. Tenaga kerja yang bersangkutan akan kurang berkehendak untuk
bekerja giat, sebab apabila penghasilannya bertambah, maka sebagian besar hanya akan dipungut
oleh pemerintah saja. Jadi pajak progresif akan mengurangi insentif kerja.
Pajak regresif ini akan menambah insentif kerja, karena dengan semakin tingginya penghasilan
yang diperoleh, maka pajak yang harus dibayarnya semakin rendah persentasenya. pajak regresif
merupakan pajak dengan perkembangan yang kurang dari sebanding dengan perkembangan
taxable capacity. Jadi dengan bertambahnya taxable capacity, persentase pajak yang harus
dibayar menjadi semakin kecil atau average tax rate menurun pada setiap peningkatan tax base.
PENJELASAN SLIDE 7 : PAK MUFAD
Dalam Suparmoko (2016), Pengaruh pajak terhadap produksi sebagai keseluruhan berlangsung melalui
pengaruh-pengaruhnya terhadap kerja, tabungan dan investasi. Tujuan suatu negara adalah mencapai
penghasilan nasional pada tingkat keseimbangan dan pada full-employment, maka kalau tingkat
penghasilan nasional sebesar selalu ingin dipertahankan, hal ini dapat ditempuh oleh pemerintah dengan
cara meningkatkan atau menambah tingkat pajak yang dikenakan dalam perekonomian.
Kemudian lebih jauh lagi kita melihat pengaruh-pengaruh pajak terhadap kerja, tabungan dan investasi
melalui kemampuan dan keinginan.
Kemampuan seseorang untuk bekerja akan berkurang apabila dikenai pajak yang dapat
mengurangi efisiensi kerjanya sehingga harus ada pengenaan yang tepat. Pendapat ini terjadi pada
pajak langsung yang dikenakan pada golongan yang penghasilanya rendah sehingga akan
mengurangi tingkat penghasilanya. Juga dapat pula diterapkan pada pajak tidak langsung yang
dikenakan pada barang-barang kebutuhan sehari-hari. Suatu masalah yang perlu diperhatikan
ialah bagaimana cara menentukan suatu batasan sehingga dapat diketahui bahwa pajak yang
dikenakan akan dapat mengurangi tingkat efisiensi kerja wajib pajak.
kemampuannya untuk menabung akan berkurang sebesar marginal propensity to save (mps)
dikalikan dengan jumlah pajak yang dikenakan. Bagi orang- orang yang tergolong mempunyai
pengahasilan rendah, pengenaan pajak tidak akan mengurangi kemampuannya untuk menabung
karena memang biasanya mereka itu sudah tidak mempunyai tabungan walaupun belum
dikenakan pajak. Sehingga kalau dikenakan pajak tidak akan mengurangi tabungannya melainkan
akan mengurangi konsumsinya.
Kemampuan untuk mengadakan investasi tergantung pada sumber-suamber dananya.
Kemampuan untuk mengadakan investasi akan berkurang dengan adanya pajak yang mengurangi
kemampuan untuk mengadakan tabungan. Karena tabungan adalah sumber untuk investasi maka
dengan sendirinya kemampuan untuk mengadakan investasi juga akan berkurang bila
kemampuan untuk manabung berkurang karena adanya pajak
Hanya pajak mempunyai yang bersifat insentif yang meningkatkan keinginan untuk bekerja, menabung
dan mengadakan investasi si wajib pajak. Contohnya tax amnesty : Ketika wajib pajak tahu bahwa
mereka dapat mendapatkan pengampunan pajak dengan melaporkan dengan benar, mereka mungkin lebih
termotivasi untuk bekerja secara legal dan melaporkan pendapatannya dengan benar. Jika tax amnesty
melibatkan pengampunan pajak atas aset-aset yang tidak dilaporkan, hal ini dapat mendorong individu
untuk menaruh aset mereka dalam sistem perbankan resmi, Tax amnesty yang melibatkan pengampunan
pajak atas modal atau investasi tertentu dapat mendorong individu dan perusahaan untuk berinvestasi
lebih banyak, karena mereka dapat menghindari pajak yang akan sebelumnya mereka bayar.