Kel. 5 - Perpajakan Lanjutan Lengkap Dengan Jawaban Pertanyaan
Kel. 5 - Perpajakan Lanjutan Lengkap Dengan Jawaban Pertanyaan
LANJUTAN
CHAPTER 6
AND
CHAPTER 7
1 ANALISIS KEPATUHAN
PENERAPAN HAK DAN
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
&
STRATEGI PENERAPAN 2 ANALISIS SANKSI
HAK DAN KEWAJIBAN
PERPAJAKAN
MASALAH UNDANG-UNDANG
3 DAN ATURAN PELAKSANAANNYA
123012201033 123012201010
WAJIB PAJAK
Kesadaran untuk mendaftarkan diri sebagai
wajib pajak.
Menyetorkan Surat Pemberitahuan (SPT)
dengan tepat waktu.
Menghitung dan membayar pajak terutang
Kepatuhan Wajib Pajak atas penghasilan yang diperoleh wajib
Sebuah tindakan yang mencerminkan pajak.
patuh dan sadar terhadap ketertiban Pembayaran tunggakan pajak (STP/SKP)
dalam kewajiban perpajakan wajib sebelum jatuh tempo.
pajak dengan melakukan pembayaran
dan pelaporan atas perpajakan masa
dan tahunan dari wajib pajak yang
bersangkutan baik untuk kelompok
orang atau modal sendiri sebagai
modal usaha sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.
dicetuskan oleh Stanley Milgram (1963).
TEORI KEPATUHAN Pada teori ini dijelaskan mengenai suatu
(COMPLIANCE THEORY) kondisi dimana seseorang taat terhadap
perintah atau aturan yang telah ditetapkan.
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang
telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak;
3. Laporan Keuangan telah diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawas keuangan
pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut
4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5
(lima) tahun terakhir
2 Sanksi Pidana
3. Pelanggaran Terkait Faktur Pajak Berdasarkan Pasal 7 Ayat (2) UU KUP, delapan situasi yang menyebabkan sanksi
administrasi denda tidak dapat dikenakan adalah sebagai berikut:
1. Kurang Bayar Pajak (Pasal 19 ayat 1) Tanggal Berlaku: 01 Maret 2023 - 31 Maret 2023
2. Wajib Pajak Diperbolehkan Mengansur atau
Menunda Pembayaran Pajak (Pasal 19 ayat 2)
3. Kurang Bayar Terkait Telat Menyampaikan
SPT Tahunan (Pasal 19 ayat 3)
4. Kurang Bayar Pajak Akibat Pembetulan SPT
yang mengakibatkan utang pajak menjadi
lebih besar (Pasal 8 ayat 2)
5. Kurang Bayar Pajak Akibat Pembetulan SPT
Masa (Pasal 8 ayat 2a)
6. Terlambat Menyetor Pajak Berdasarkan SPT
Masa (Pasal 9 ayat 2a)
7. Terlambat Membayar atau Menyetor SPT
Tahunan (Pasal 9 ayat 2b)
8. Penerbitan STP Akibat PPh Tidak atau
Kurang Dibayar (Pasal 14 ayat 3)
9. Pengungkapan Ketidakbenaran SPT (Pasal 8
Ayat 5) Source : kemenkeu.go.id
10. Penerbitan SKPKB (Pasal 13 ayat 2)
11. SKPKB untuk PKP Gagal Produksi (Pasal 13
ayat 2a)
2 Sanksi Administrasi (Bunga)
Penjelasan Imbalan Bunga
Pasal 11 ayat 3, apabila pengembalian kelebihan
pembayaran pajak akan dilakukan setelah jangka waktu
1 bulan.
Pasal 17B ayat 3, jika Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
Tanggal Berlaku: 01 Maret 2023 - 31 Maret 2023 (SKPLB) terlambat diterbitkan, dimaksud pada ayat 2
kepada WP.
Pasal 17B ayat 4, jika pemeriksaan bukti permulaan
tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana
dimaksud tidak dilanjutkan penyidikan; penyidikan
dilanjutkan, tetapi tidak dilanjutkan penuntutan
tindak pidana di bidang perpajakan; dilanjutkan
penyidikan dan penuntutan tindak pidana bidang
Source : kemenkeu.go.id perpajakan, tetapi diputus bebas atau lepas dari
tuntutan hukum. WP akan diberikan imbalan bunga
sebesar tarif bunga per bulan.
Pasal 27B ayat 4, imbalan bunga yang dimaksud ayat 1
dan 3 ialah tarif bunga per bulan ditetapkan oleh
Menkeu berdasarkan suku bunga acuan dibagi 12 dan
diberikan paling lama 24 bulan, serta menjadi bagian
dari bulan dihitung penuh 1 bulan
3 Sanksi Administrasi (Kenaikan)
Hak pajak
4.Hak untuk perpanjangan lapor SPT tahunan
Wajib 5.Hak atas pengurangan Pph pasal 25
6.Hak atas pengurangan PBB
Pajak 7.Hak atas pembebasan pemotongan / pemungutan
Pph
8.Hak atas pengembalian pendahuluan kelebihan
perpajakan
9.Hak mendapatkan pajak ditanggung pemerintah
(DTP)
10.Hak untuk insentif Ppn
Hak 1.Menerima Pembayaran Pajak
Negara
2.Membimbing wajib pajak
3.Menyelesaikan sengketa pajak
4.Mengembalikan kelebihan pajak
5.Memberikan imbalan bunga
6.Mengenakan sanksi pada petugas pajak
Permasalahan
01 02 03 04
Anggaran
Regulator
(Budgeter) stabilkan
-Pajak Barang kondisi Redistribusi
APBN/D Mewah & Miras ekonomi pendapatan
MASALAH PERPAJAKAN SEBAGAI BAGIAN DARI ILMU EKONOMI POLITIK
1 2 3
KUP PPh PPN
4 5 6
Program
Pengungkapan Pajak Karbon Cukai
Sukarela (PPS)
Cakupan UU HPP
Kenaikan Tarif
Tarif PPN yang semula 10% akan naik menjadi 11% pada 1 April 2022, dan akan menjadi
12% yang paling lambat akan diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2025
Cakupan UU HPP
4 bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak dan diselenggarakan
berdasarkan asas kesederhanaan, kepastian hukum, serta kemanfaatan
PPS merupakan program pemberian kesempatan kepada wajib pajak untuk melaporkan
atau mengungkapkan kewajiban perpajakan yang belum secara sukarela melalui:
Program Kebijakan 1, pembayaran pajak penghasilan berdasarkan pengungkapan harta yang
Pengungkapan tidak atau belum sepenuhnya dilaporkan oleh peserta program pengampunan pajak.
Sukarela (PPS) Subjek dari kebijakan ini adalah WP OP dan badan peserta tax amnesty. Basis aset
dalam kebijakan ini adalah aset per 31 Desember 2015 yang belum diungkap pada saat
mengikuti tax amnesty. Tarif PPh Final yang dikenakan sebesar 11% untuk deklarasi luar
negeri, 8% untuk aset luar negeri repatriasi dan aset dalam negeri, dan 6% untuk aset
luar negeri dan aset dalam negeri yang diinvestasikan dalam SBN/hilirisasi/renewable
energy.
Kebijakan 2, pembayaran pajak penghasilan berdasarkan pengungkapan harta yang
belum dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan orang pribadi tahun pajak
2020. Subjek kebijakan ini adalah wajib pajak orang pribadi, dengan basis aset
perolehan tahun 2016-2020 yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan 2020. Tarif
PPh Final yang dikenakan sebesar 11% untuk deklarasi luar negeri, 14% untuk aset luar
negeri repatriasi dan aset dalam negeri, dan 12% untuk aset luar negeri dan aset dalam
negeri yang diinvestasikan dalam SBN/hilirisasi/renewable energy.
Cakupan UU HPP
pajak karbon sebesar Rp30 per kilogram karbon dioksida ekuivalen (CO2e) atau
Reliability 05
03 Emphaty
Responsiviness
KENDALA MENDASAR DALAM PELAKSANAAN
PERPAJAKAN
Jawaban
Sudah karena sudah banyak perusahaan yang melaporkan secara benar
dan jujur.
Q&A
6. ARIES: Terkait WP untuk memperpanjang laporan SPT tahunan, mekanisme untuk
permintaan perpanjangan bagaimana?
Jawaban
Perpanjangan laporan SPT Tahunan:
untuk SPT Tahunan PPh Badan sampai dengan 30 Juni.
Sedangkan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi sampai dengan 31 Mei
Kelengkapan dokumen:
Laporan Keuangan Sementara untuk tahun pajak bersangkutan
Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29 sebagai bukti pelunasan atas kekurangan
pembayaran pajak yang terutang,
Surat Pernyataan dari Akuntan Publik yang menyatakan audit laporan keuangan belum
rampung
Formulir yang digunakan:
Formulir 1771-Y, ditujukan untuk SPT Tahunan PPh Badan
Sedangkan formulir 1770-Y untuk SPT Tahunan PPh WP OP
Formulir 1771-$Y, untuk SPT Tahunan PPh Badan jika menggunakan mata uang dolar AS
Q&A
7. DEVITA: Sanksi administrasi, ketika ada harta yang tidak dilaporkan
apakah bisa dimasukkan ke sanksi administrasi atau sanksi apa yang akan
dikenakan?
Jawab
Atas harta yang ditemukan oleh Ditjen Pajak dan belum dilaporkan dalam
SPT Tahunan akan dikenakan tarif PPh Final sebesar 30% untuk Wajib
Pajak Pribadi ditambah dengan Sanksi 200% atau 2% per bulan selama
maksimal 24 bulan