Anda di halaman 1dari 52

PERPAJAKAN

LANJUTAN
CHAPTER 6
AND
CHAPTER 7
1 ANALISIS KEPATUHAN
PENERAPAN HAK DAN
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
&
STRATEGI PENERAPAN 2 ANALISIS SANKSI
HAK DAN KEWAJIBAN
PERPAJAKAN
MASALAH UNDANG-UNDANG
3 DAN ATURAN PELAKSANAANNYA

MASALAH PERPAJAKAN SEBAGAI


4 BAGIAN DARI ILMU EKONOMI POLITIK

MASALAH KESIAPAN PUBLIK DAN


5 NEGARA DALAM PELAKSANAANYA
PERPAJAKAN YANG BENAR
KELOMPOK 5

ANGGI RIA JUSLEN SIHOMBING

123012201033 123012201010

ALVIN ONGKO CHRISMA BERNINDA GABRIELLA RACHEL


123012201035 123012201022 1230122059
ANALISIS
KEPATUHAN
KEPATUHAN 4 indikator terjadinya kepatuhan perpajakan

WAJIB PAJAK
Kesadaran untuk mendaftarkan diri sebagai
wajib pajak.
Menyetorkan Surat Pemberitahuan (SPT)
dengan tepat waktu.
Menghitung dan membayar pajak terutang
Kepatuhan Wajib Pajak atas penghasilan yang diperoleh wajib
Sebuah tindakan yang mencerminkan pajak.
patuh dan sadar terhadap ketertiban Pembayaran tunggakan pajak (STP/SKP)
dalam kewajiban perpajakan wajib sebelum jatuh tempo.
pajak dengan melakukan pembayaran
dan pelaporan atas perpajakan masa
dan tahunan dari wajib pajak yang
bersangkutan baik untuk kelompok
orang atau modal sendiri sebagai
modal usaha sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.
dicetuskan oleh Stanley Milgram (1963).
TEORI KEPATUHAN Pada teori ini dijelaskan mengenai suatu
(COMPLIANCE THEORY) kondisi dimana seseorang taat terhadap
perintah atau aturan yang telah ditetapkan.

2 perspektif (literasi sosiologi mengenai


kepatuhan terhadap hukum)
individu secara menyeluruh didorong oleh kepentingan
1 Instrumental pribadi dan sdssfterhadap perubahan-perubahan yang
dikaitkan dengan perilaku.

2 Normatif dihubungkan dengan anggapan orang yang menjadi


moral dan berlawanan atas kepentingan pribadi.
JENIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Kepatuhan Formal Kepatuhan Material

suatu keadaan dimana wajib suatu keadaan wajib pajak


pajak memenuhi kewajiban memenuhi substantive atau
secara formal sesuai dengan hakekatnya memenuhi semua
ketentuan dalam undang – ketentuan material perpajakan,
undang perpajakan. yakni sesuai isi dan jiwa undang –
undangperpajakan. Kepatuhan
material dapat juga meliputi
kepatuhan formal.
PMK 74/PMK.03/2012
TATA CARA PENETAPAN DAN PENCABUTAN PENETAPAN WAJIB
PAJAK DENGAN KRITERIA TERTENTU DALAM RANGKA
PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan

2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang
telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak;

3. Laporan Keuangan telah diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawas keuangan
pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut

4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5
(lima) tahun terakhir

Wajib Pajak Kriteria Tertentu = Wajib Pajak Patuh


PMK No. 192/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu
Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak
ANALISIS
SANKSI
JENIS - JENIS
SANKSI PAJAK

Apa itu sanksi pajak?


Sanksi pajak diterapkan atau dikenakan 1 Sanksi Administratif
kepada para Wajib Pajak yang melakukan
pelanggaran atau tidak mengikuti
ketentuan Undang-Undang Perpajakan.

Ketentuan dan peraturan tentang sanksi Denda Bunga Kenaikan


pajak telah ditetapkan dan dibahas dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021
tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan

2 Sanksi Pidana

Denda Pidana Pidana


Pidana Kurungan Penjara
Sanksi pajak berupa denda diberikan kepada Wajib Pajak yang melakukan
1 Sanksi Administrasi (Denda)
pelanggaran atau kesalahan dalam pelaporan pajak

1. Tidak Menyampaikan SPT Sesuai Jangka Waktu


1. Tidak Menyampaikan SPT Sesuai
Jangka Waktu Berdasarkan Pasal 7 Ayat (1) UU KUP , terdapat empat jenis besaran sanksi denda yang
dikenakan atas pelanggaran ini, yakni sebagai berikut:

Rp 500.000 untuk keterlambatan penyampaian SPT Masa PPN.


2. Terdapat Ketidakbenaran Data
Rp 100.000 untuk keterlambatan penyampaian SPT Masa lainnya.
dalam SPT Rp 1 juta untuk keterlambatan penyampaian SPT Tahunan PPh wajib pajak badan.
Rp 100.000 untuk SPT Tahunan SPT wajib pajak orang pribadi.

3. Pelanggaran Terkait Faktur Pajak Berdasarkan Pasal 7 Ayat (2) UU KUP, delapan situasi yang menyebabkan sanksi
administrasi denda tidak dapat dikenakan adalah sebagai berikut:

Wajib pajak orang pribadi yang meninggal dunia.


4. Sanksi Terkait Keberatan Wajib Wajib pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau
Pajak pekerjaan bebas.
Wajib pajak orang pribadi berstatus sebagai warga negara asing (WNA), dan tidak lagi
tinggal di Indonesia.
5. Sanksi Terkait Permohonan Bentuk usaha tetap (BUT) yang tidak lagi melakukan kegiatan usaha di Indonesia.
Wajib pajak badan sudah tidak melakukan kegiatan usaha, tetapi belum dibubarkan
Banding
sesuai ketentuan yang berlaku.
Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi.
Wajib pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dalam peraturan
menteri keuangan.
Wajib pajak lain yang diatur dengan berdasarkan peraturan menteri keuangan.
1 Sanksi Administrasi (Denda)

3. Pelanggaran Terkait Faktur Pajak


2. Terdapat Ketidakbenaran Data dalam SPT Berdasarkan Pasal 14 Ayat (4) "Pengusaha Kena Pajak
yang tidak membuat faktur pajak maupun Penqusaha
Berdasarkan Pasal 8 Ayat (3a) "Pengungkapan Kena Pajak yang membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat
ketidakbenaran perbuatan sebagaimana dimaksud waktu atau tidak selengkapnya mengisi faktur pajak
pada ayat (3) disertai pelunasan kekurangan dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 1% (satu
pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang persen) dari Dasar Pengenaan Pajak
beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar
100% (seratus persen) dari jumlah pajak yang kurang
dibayar.

5. Sanksi Terkait Permohonan Banding


4. Sanksi Terkait Keberatan Wajib Pajak
Berdasarkan Pasal 27 Ayat (5d) "Dalam hal permohonan
Berdasarkan Pasal 25 Ayat (9) "Dalam hal keberatan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak
Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 60%
Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda (enam puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan
sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah pajak Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak
berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan"
pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan"
2 Sanksi Administrasi (Bunga)

Apa itu Sanksi Bunga? Apa itu Imbalan Bunga?


Sanksi pajak berupa bunga diberikan kepada
Wajib Pajak yang melakukan pelanggaran Konsep dari imbalan bunga pada dasarnya
atau kesalahan dalam pembayaran pajak. adalah apabila Wajib Pajak memiliki
Tarif bunga sanksi pajak ini sebagai dasar kelebihan pembayaran pajak atas putusan
penghitungan sanksi administrasi berupa pengadilan pajak yang dikabulkan sebagian
bunga dan pemberian imbalan bunga pada atau seluruhnya, maka Direktorat Jenderal
periode tertentu selama satu bulan. Sanksi Pajak (DJP) wajib untuk dapat memberikan
bunga per bulan menggunakan acuan bunga hak atas kelebihan tersebut.
BI yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
2 Sanksi Administrasi (Bunga)

1. Kurang Bayar Pajak (Pasal 19 ayat 1) Tanggal Berlaku: 01 Maret 2023 - 31 Maret 2023
2. Wajib Pajak Diperbolehkan Mengansur atau
Menunda Pembayaran Pajak (Pasal 19 ayat 2)
3. Kurang Bayar Terkait Telat Menyampaikan
SPT Tahunan (Pasal 19 ayat 3)
4. Kurang Bayar Pajak Akibat Pembetulan SPT
yang mengakibatkan utang pajak menjadi
lebih besar (Pasal 8 ayat 2)
5. Kurang Bayar Pajak Akibat Pembetulan SPT
Masa (Pasal 8 ayat 2a)
6. Terlambat Menyetor Pajak Berdasarkan SPT
Masa (Pasal 9 ayat 2a)
7. Terlambat Membayar atau Menyetor SPT
Tahunan (Pasal 9 ayat 2b)
8. Penerbitan STP Akibat PPh Tidak atau
Kurang Dibayar (Pasal 14 ayat 3)
9. Pengungkapan Ketidakbenaran SPT (Pasal 8
Ayat 5) Source : kemenkeu.go.id
10. Penerbitan SKPKB (Pasal 13 ayat 2)
11. SKPKB untuk PKP Gagal Produksi (Pasal 13
ayat 2a)
2 Sanksi Administrasi (Bunga)
Penjelasan Imbalan Bunga
Pasal 11 ayat 3, apabila pengembalian kelebihan
pembayaran pajak akan dilakukan setelah jangka waktu
1 bulan.
Pasal 17B ayat 3, jika Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
Tanggal Berlaku: 01 Maret 2023 - 31 Maret 2023 (SKPLB) terlambat diterbitkan, dimaksud pada ayat 2
kepada WP.
Pasal 17B ayat 4, jika pemeriksaan bukti permulaan
tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana
dimaksud tidak dilanjutkan penyidikan; penyidikan
dilanjutkan, tetapi tidak dilanjutkan penuntutan
tindak pidana di bidang perpajakan; dilanjutkan
penyidikan dan penuntutan tindak pidana bidang
Source : kemenkeu.go.id perpajakan, tetapi diputus bebas atau lepas dari
tuntutan hukum. WP akan diberikan imbalan bunga
sebesar tarif bunga per bulan.
Pasal 27B ayat 4, imbalan bunga yang dimaksud ayat 1
dan 3 ialah tarif bunga per bulan ditetapkan oleh
Menkeu berdasarkan suku bunga acuan dibagi 12 dan
diberikan paling lama 24 bulan, serta menjadi bagian
dari bulan dihitung penuh 1 bulan
3 Sanksi Administrasi (Kenaikan)

Sanksi pajak berupa kenaikan diberikan


kepada Wajib Pajak yang melakukan
pelanggaran atau kesalahan dalam
pemberian informasi yang digunakan
dalam penghitungan besaran
pembayaran pajak.
SANKSI PIDANA

Sanksi ini dikenakan pada wajib pajak/pejabat pajak maupun pihak


1 Denda Pidana ketiga yang melakukan pelanggaran norma

Sanksi ini berupa perampasan kebebasan wajib pajak/pejabat


2 Pidana Kurungan pajak dan pihak ketiga yang melakukan pelanggaran peraturan
perpajakan

Sanksi ini sama halnyanya dengan Pidana kurungan, pidana


3 Pidana Penjara penjara diancamkan terhadap kejahatan
Sanksi Pidana
Dalam
Perpajakan Dan
Dasar Hukumnya
MASALAH UNDANG-
UNDANG DAN
ATURAN
PELAKSANAANNYA
DASAR UNDANG UNDANG
DAN PERATURAN
MASALAH UNDANG-UNDANG DAN ATURAN PELAKSANAANNYA

UU NO 7 TAHUN 2021 PP NO 50 TAHUN 2022


TENTANG HARMONISASI TENTANG TATA CARA
PERATURAN PELAKSANAAN HAK DAN
PERPAJAKAN PEMENUHAN KEWAJIBAN
PERPAJAKAN
1.Hak atas kelebihan pembayaran pajak
2.Hak kerahasiaan data
3.Hak untuk mengangsur / menunda pembayaran

Hak pajak
4.Hak untuk perpanjangan lapor SPT tahunan
Wajib 5.Hak atas pengurangan Pph pasal 25
6.Hak atas pengurangan PBB
Pajak 7.Hak atas pembebasan pemotongan / pemungutan
Pph
8.Hak atas pengembalian pendahuluan kelebihan
perpajakan
9.Hak mendapatkan pajak ditanggung pemerintah
(DTP)
10.Hak untuk insentif Ppn
Hak 1.Menerima Pembayaran Pajak

Negara 3.Menetapkan besarnya pajak


2.Memeriksa atau meneliti laporan pajak

4.Menghitung dan menetapkan Kembali


penghasilan WP
5.Menagih pajak
6.Mengenakan sanksi pajak
1.Mendaftar sebagai Wajib Pajak
2.Melapor sebagai Pengusaha Kena Pajak
3.Mencatat dan membukukan transaksi
Kewajiban 4.Menyimpan data dan dokumen transaksi
5.Menghitung pajak
Wajib 6.Memotong pajak
7.Memungut pajak
Pajak 8.Memberikan bukti pemotongan atau bukti
pemungutan
9.Membayar pajak
10.Melaporkan pajak
11.Meminjamkan dokumen pada saat pemeriksaan
pajak
Kewajiban 1.Melayani wajib pajak

Negara
2.Membimbing wajib pajak
3.Menyelesaikan sengketa pajak
4.Mengembalikan kelebihan pajak
5.Memberikan imbalan bunga
6.Mengenakan sanksi pada petugas pajak
Permasalahan

Ketidaktahuan atas peraturan perundang-


undangan yang baru
Penghindaran pajak
Penggelapan pajak
MASALAH
PERPAJAKAN
SEBAGAI BAGIAN
DARI ILMU EKONOMI
POLITIK
MASALAH PERPAJAKAN SEBAGAI BAGIAN DARI ILMU EKONOMI POLITIK
Pengertian Pajak Lima Ciri-ciri pajak:
Pajak bersifat memaksa
Pajak merupakan pembayaran atau Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk
dapat dikatakan pula sebagai iuran oleh membayar iuran tersebut kepada negara
perseorangan (individu atau pribadi) Ketentuan pungutan pajak diatur dalam undang-
undang
maupun oleh suatu kelompok usaha
Warga yang telah membayar tidak mendapatkan
yang dibayarkan kepada negara dan
balasan jasa
dapat dihitung sebagai hutang serta Pungutan pajak akan digunakan untuk kepentingan
dapat dilakukan dengan paksaan. umum dan mensejahterakan masyarakat.
Manfaat pajak:
Pajak telah diatur dalam undang- Digunakan untuk membangun fasilitas umum,
undang dan akan diwajibkan kepada seperti sekolah, jembatan, terminal, rumah sakit,
pasar dan lain-lain.
orang tertentu yang kategorinya masuk
Dana belanja pegawai pemerintah, baik itu ASN,
dalam peraturan undang-undang Polisi, hingga TNI.
tersebut, dapat disebut pula sebagai Sumber dana untuk pembelian alat keamanan
wajib pajak negara, bertujuan untuk memberikan rasa aman
kepada masyarakat.
Untuk memberikan subsidi, seperti subsidi bahan
bakar, subsidi listrik, dan sebagainya..
Peran Pajak dalam Pembangunan

01 02 03 04

Anggaran
Regulator
(Budgeter) stabilkan
-Pajak Barang kondisi Redistribusi
APBN/D Mewah & Miras ekonomi pendapatan
MASALAH PERPAJAKAN SEBAGAI BAGIAN DARI ILMU EKONOMI POLITIK

Kepercaaan masyarakat Isu Korupsi dan Politik Minimnya pengetahuan tntang


sangat kurang Perpajakan mekanisme penerimaan dan
distribusi uang pajak
Apakah uang pajak Argumen: pajak realitas
mensejahterakan politik Uang pajak seharusnya dapat
rakyat??? memperkecil kesenjangan

Pemerintah harus memiliki Kebijakan pajak tidak Tapi sebaliknya, yang


strategi komunikasi yang sekedar sebagai instrumen terjadi malah semakin
baik dan menunjukkan ekonomi sebagai fungsi lebarnya kesenjangan
kredibilitas budgeter (pembiayaan) pendapatan.
Jangan ada kebijakan yang Kebijakan pajak menjadi Hal ini antara lain karena
menguntungkan segelintir instrumen politik ketika uang pajak paling banyak
digunakan menjalankan dialokasikan untuk
pihak
fungsi sebagai regulatory
jangan ada lagi petugas membiayai gaji dan
(pengatur)
pajak korupsi tunjangan PNS di seluruh
Kebijakan pajak yg tidak
Negara hadir dan berpihak tingkatan, bukan untuk
peduli hak-hak individu
pada kepentingan nasional membaiayai
harus dikoreksi
pembangunan.
Korupsi pajak harus jadi
prioritas penegak hukum
UU 7/2021 - Harmonisasi Peraturan Pajak
1 2
Latar belakang:
Sektor struktural: bertujuan meningkatkan kemudahan
Tujuan Reformasi Perpajakan: berusaha dan iklim investasi, memperluas lapangan
pekerjaan, hingga percepatan pertumbuhan ekonomi.
memperluas basis pajak, Sektor sistem keuangan: reformasi pajak diharapkan
meningkatkan kepatuhan, dapat sistem keuangan yang inklusif, sehat, dan
penguatan administrasi mampu melayani dinamika aktivitas ekonomi sosial
perpajakan, serta secara efisien.
menciptakan keadilan, sektor fiskal: reformasi ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas belanja negara untuk
kesetaraan, dan kepastian perlindungan masyarakat rentan, mampu
hukum. menyediakan fasilitas publik yang berkualitas,
melindungi masyarakat hingga meningkatkan efektivitas pertumbuhan
berpenghasilan menengah ekonomi.
ke bawah dan pelaku Sektor tata kelola negara: reformasi pajak
UMKM. diharapkan dapat menciptakan sistem demokrasi
yang matang, birokrasi yang efisien dan efektif, serta
membangun hubungan pemerintah dan daerah yang
konstruktif
Cakupan UU HPP

1 2 3
KUP PPh PPN

4 5 6
Program
Pengungkapan Pajak Karbon Cukai
Sukarela (PPS)
Cakupan UU HPP

Menambah fungsi NIK menjadi


NPWP
1
Mempermudah memantau
KUP administrasi WP

PPh diatas PTKP


atau
Peredaran Bruto >500 jt -->
Pengusaha yg bayar PPh Final
Cakupan UU HPP
Tarif PPh 21 OP Penambahan Objek PPh Final Pasal 4 ayat (2)
PPh atas bunga atau diskonto surat berharga

2 jangka pendek yang diperdagangkan di pasar


uang

PPh Penyesuaian Ketentuan Penyusutan dan


Pengenaan pajak atas natura dan/atau kenikmatan, kecuali:
Amortisasi - dapat membebankan biaya
1. Makanan, bahan makanan, bahan minuman, dan/atau penyusutan bangunan permanen dan
minuman bagi seluruh pegawai. amortisasi harta tak berwujud yang memiliki
2. Yang disediakan di daerah tertentu.
masa manfaat lebih dari 20 tahun
3. Yang harus disediakan oleh pemberi kerja dlm pel pekerjaan.
4. Yang bersumber/dibiayai APBN/APBD/Desa.
5. Ddgn jenis dan /atau batasan tertentu.
6. bagi pemberi kerja menjadi dapat dibiayakan (deductible).

Tarif PPH Badan menjadi 22% (naik dari


sebelumnya 20%
Cakupan UU HPP
Memperluas basis pemajakan, non BKP (barang kena pajak) dan Kemudahan dan Kesederhanaan
non JKP (jasa kena pajak) menjadi BKP dan JKP
Terdapat perubahan peraturan mengenai
Barang tidak dikenakan PPN di antaranya: perhitungan, pemungutan, dan penyetoran
1. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, dan PPN. Pada perhitungan PPN, pajak terutang
3 sebagainya.
2. Uang, emas batangan untuk kepentingan devisa negara
3. Jasa keagamaan
dihitung dengan cara mengalikan tarif PPN
dengan dasar pengenaan pajak (DPP) yang
4. Jasa kesenian dan hiburan meliputi harga jual, penggantian, nilai impor,
5. Jasa perhotelan nilai ekspor, atau lainnya.
6. Jasa yang disediakan oleh pemerintah
PPN 7. Jasa penyediaan tempat parkir
Lalu, untuk kemudahan dalam pemungutan
Jasa boga atau katering PPN, atas jenis barang/jasa tertentu atau sektor
usaha tertentu diterapkan tarif PPN ‘final’,
Barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan rakyat banyak dan barang hasil pertambangan misalnya 1%, 2%, atau 3% dari peredaran usaha,
atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya (tidak termasuk hasil yang diatur dengan PMK.
pertambangan batu bara), diberikan fasilitas dibebaskan pengenaan PPN secara selektif
dan terbatas

Kenaikan Tarif
Tarif PPN yang semula 10% akan naik menjadi 11% pada 1 April 2022, dan akan menjadi
12% yang paling lambat akan diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2025
Cakupan UU HPP
4 bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak dan diselenggarakan
berdasarkan asas kesederhanaan, kepastian hukum, serta kemanfaatan
PPS merupakan program pemberian kesempatan kepada wajib pajak untuk melaporkan
atau mengungkapkan kewajiban perpajakan yang belum secara sukarela melalui:
Program Kebijakan 1, pembayaran pajak penghasilan berdasarkan pengungkapan harta yang
Pengungkapan tidak atau belum sepenuhnya dilaporkan oleh peserta program pengampunan pajak.
Sukarela (PPS) Subjek dari kebijakan ini adalah WP OP dan badan peserta tax amnesty. Basis aset
dalam kebijakan ini adalah aset per 31 Desember 2015 yang belum diungkap pada saat
mengikuti tax amnesty. Tarif PPh Final yang dikenakan sebesar 11% untuk deklarasi luar
negeri, 8% untuk aset luar negeri repatriasi dan aset dalam negeri, dan 6% untuk aset
luar negeri dan aset dalam negeri yang diinvestasikan dalam SBN/hilirisasi/renewable
energy.
Kebijakan 2, pembayaran pajak penghasilan berdasarkan pengungkapan harta yang
belum dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan orang pribadi tahun pajak
2020. Subjek kebijakan ini adalah wajib pajak orang pribadi, dengan basis aset
perolehan tahun 2016-2020 yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan 2020. Tarif
PPh Final yang dikenakan sebesar 11% untuk deklarasi luar negeri, 14% untuk aset luar
negeri repatriasi dan aset dalam negeri, dan 12% untuk aset luar negeri dan aset dalam
negeri yang diinvestasikan dalam SBN/hilirisasi/renewable energy.
Cakupan UU HPP
pajak karbon sebesar Rp30 per kilogram karbon dioksida ekuivalen (CO2e) atau

5 satuan yang setara.


Pajak karbon sendiri dikenakan atas emisi karbon, dengan subjek pajak adalah
orang pribadi atau badan yang membeli barang yang mengandung karbon
dan/atau melakukan aktivitas yang menghasilkan emisi karbon.
Pengenaannya dilakukan dengan memperhatikan peta jalan pajak karbon dan/atau
Pajak Karbon peta jalan pasar karbon.
Pengenaan pajak karbon dilaksanakan secara bertahap:
Pengembangan mekanisme perdagangan karbon pada tahun 2021.
Penerapan mekanisme pajak yang mendasarkan pada batas emisi (cap and tax)
untuk sektor pembangkit listrik terbatas pada pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) batu bara pada tahun 2022 – 2024.
Implementasi perdagangnan karbon secara penuh dan perluasa sektor
pemajakan pajak karbon dengan penahapan sesuai kesiapan sektor terkait
dengan memerhatikan kondisi ekonomi, kesiapan pelaku, dampak dan/atau
skala pada tahun 2025 dan seterusnya.
Cakupan UU HPP
6 Secara garis besar, poin penting pengaturan cukai dalam UU HPP adalah sebagai
berikut:
Penegasan dan penambahan jenis Barang Kena Cukai hasil tembakau berupa
rokok elektronik.
Cukai Mengubah prosedur penambahan dan/atau pengurangan jenis Barang Kena
Cukai.
Penegakan hukum pidana cukai dengan mengedepankan pemulihan kerugian
pada pendapatan negara.
MASALAH KESIAPAN
PUBLIK DAN NEGARA
DALAM
PELAKSANAANYA
PERPAJAKAN YANG
BENAR
Konsep Pelayanan Publik

Menurut Lewis Pelayanan Publik itu sendiri berdasarkan


dan Gilman Undang Undang No. 25 Tahun 2009 tentang
dalam Hayat Pelayanan Publik merupakan segala bentuk
(2017). kegiatan dalam rangka pengaturan,
pembinaan, bimbingan, penyediaan fasilitas,
jasa dan lainnya yang dilaksanakan oleh
aparatur pemerintah sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan kepada masyarakat
sesuai ketentuan perundangundangan yang
berlaku
Kualitas pelayanan publik berdasarkan pendapat
Zeithhaml, Parasuraman & Berry (dalam
Hardiansyah 2011)
01
04
Tangible 02
Assurance

Reliability 05

03 Emphaty
Responsiviness
KENDALA MENDASAR DALAM PELAKSANAAN
PERPAJAKAN

1 1. Pengetahuan Perpajakan atau


pemahaman tentang perpajakan itu
sendiri
Kurangnya 2. Pemahaman Sistem Self Assessment
Sosialisasi 3. Persepsi Efektivitas Sistem Perpajakan
4. Kualitas Pelayanan Fiskus
5. Kesadaran Membayar Pajak
KENDALA MENDASAR DALAM PELAKSANAAN
PERPAJAKAN

Tingkat penghasilan wajib pajak merupakan salah


2 satu acuan dalam pemotongan atau pemungutan
pajak yang dilakukan terhadap wajib pajak yang
kemudian dilaporkan di dalam SPT Tahunan
Tingkat
(Chaerunnisa, 2010). Tingkat penghasilan
Ekonomi seseorang berpengaruh terhadap kesadaran
dalam melakukan pemabayaran perpajakan pada
sektor usaha kecil dan menengah, karena semakin
tinggi penghasilan seseorang yang diterima maka
semakin tinggi pula jumlah pajak yang harus
dibayarkan (Rahmatika,2010).
KENDALA MENDASAR DALAM PELAKSANAAN
PERPAJAKAN

3 Integrasi data perpajakan merupakan konektivitas


host to host antara platform ERP wajib pajak
dengan server penyelenggara pelaporan dan
pembayaran pajak. Dengan kata lain sistem
Integrasi perpajakan milik perusahaan sudah terintegrasi
Data langsung dengan sistem Direktorat Jenderal
Perpajakan Pajak.
KENDALA MENDASAR DALAM PELAKSANAAN
PERPAJAKAN
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan
4 2. Peraturan DJP Nomor PER-05/PJ/2017
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2020
4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
Regulasi
09/PJ/2020
Perpajakan 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.10/2016
6. Peraturan DJP Nomor PER-01/PJ/2016
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/ PMK.03/
2007
8. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009
9. PMK Nomor 32/PMK.10/2019
10. Keputusan DJP Nomor KEP-95/PJ/2019
THANK
YOU!
Q&A
1. IMANAR: Bea cukai menurut karakteristiknya termasuk pajak karena
digunakan untuk negara, ada kejadian dimana ada mahasiswa yang
memenangkan hadiah dari luar negri yang dikenakan biaya cukai,
bagaimana perhitungan dan peraturannya?
Jawaban.
per 30 Januari 2020 nilai impor sebesar kurang dari USD3 per kiriman atau setara dengan
Rp43.500 (kurs Rp14.500 per dolar AS) tak akan dikenai Bea Masuk, tapi dikenakan PPN 10
persen.
Sesuai dengan PMK nomor 199/PMK.010/2019, pembebasan terhadap barang kiriman
diberikan berdasarkan nilai pabean paling banyak FOB USD 3
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 144/PMK.04/2022 ttg nilai Pabean untuk
Penghitungan Bea Masuk,
Bea Cukai dapat memberikan pembebasan sesuai ketentuan PMK 70/PMK.04/2012 pasal
25 ayat 1 antara lain pada huruf b untuk kondisi tertentu bagi barang impor. "Barang
kiriman hadiah/hibah untuk keperluan ibadah untuk umum, amal, sosial, kebudayaan, atau
untuk kepentingan penanggulangan bencana alam
Q&A
2. IKSAN: Perpajakan dalam ekonomi & politik, di kondisi saat ini adakah
pajak atau basis pajak yang belum saatnya dikenakan tetapi sudah
dikenakan atau yang sudah seharusnya dikenakan tapi belum
dikenakan?
Jawaban
Pajak yang dipungut harus ada dasar hukumnya sehingga tidak
membebani masyarakat dan agat tidak akan dituntut masyarakatnya
Untuk pajak yang seharusnya dikenakan, saat ini kalau kita lihat
invoice tagihan belanja online belum mencantumkan nilai pajak/ppn
transaksi online tersebut. Namun belum dapat dipastikan apakah
telah masuk dalam perhitungan pajak tanpa ditampilkan dalam
invoice.
Q&A
3. GIVANIA: Di UU cipta kerja juga ada mengenai sanksi pajak berupa
bunga antara UU KUP dengan cipta kerja, pengenaan sanksinya
mengikuti peraturan yang mana?
Jawaban
Untuk pengenaan pajak tetap mengacu peraturan perpajakan yaitu UU
HPP sebagai peraturan yang terbaru. Dalam istilah hukum dikenal
dengan istilah lex special derogat legi generale, dimana UU Perpajakan
lebih khusus dibanding UU Cipta Karya dalam hal ini terkait lebih
khusus mengenai perpajakan
Q&A
4. ILHAM: Terkait hadiah trophy dikenakan bea cukai 4jt, atas dasar apa
hadiah atau pemberian dikenakan bea cukai? Sesuai jawaban no 1
Jawaban:
sama dengan jawaban nomor 1
Q&A
5. ROBBY: Adanya kepatuhan formal dan kepatuhan materil, apakah untuk
Indonesia sudah bisa masuk kepada kepatuhan material atau baru pada
kepatuhan formal? Bagaimana pelaksanaannya?

Jawaban
Sudah karena sudah banyak perusahaan yang melaporkan secara benar
dan jujur.
Q&A
6. ARIES: Terkait WP untuk memperpanjang laporan SPT tahunan, mekanisme untuk
permintaan perpanjangan bagaimana?
Jawaban
Perpanjangan laporan SPT Tahunan:
untuk SPT Tahunan PPh Badan sampai dengan 30 Juni.
Sedangkan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi sampai dengan 31 Mei
Kelengkapan dokumen:
Laporan Keuangan Sementara untuk tahun pajak bersangkutan
Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29 sebagai bukti pelunasan atas kekurangan
pembayaran pajak yang terutang,
Surat Pernyataan dari Akuntan Publik yang menyatakan audit laporan keuangan belum
rampung
Formulir yang digunakan:
Formulir 1771-Y, ditujukan untuk SPT Tahunan PPh Badan
Sedangkan formulir 1770-Y untuk SPT Tahunan PPh WP OP
Formulir 1771-$Y, untuk SPT Tahunan PPh Badan jika menggunakan mata uang dolar AS
Q&A
7. DEVITA: Sanksi administrasi, ketika ada harta yang tidak dilaporkan
apakah bisa dimasukkan ke sanksi administrasi atau sanksi apa yang akan
dikenakan?

Jawab
Atas harta yang ditemukan oleh Ditjen Pajak dan belum dilaporkan dalam
SPT Tahunan akan dikenakan tarif PPh Final sebesar 30% untuk Wajib
Pajak Pribadi ditambah dengan Sanksi 200% atau 2% per bulan selama
maksimal 24 bulan

Anda mungkin juga menyukai