Anda di halaman 1dari 18
KONSTRUKSI A. PENDAHULUAN Pengertian organisasi yang paling sederhana adalah bersatunya beberapa kegiatan dari dua individu atau lebih di bawah satu koordinasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh seluruh anggota organisasi. Makin banyak melibatkan individu/kelompok yang berbeda jenis kegiatan dan jenjang kewenangannya maka bentuk organisasi akan cenderung makin kompleks. Fungsi dari sebuah organisasi adalah mengubah sesuatu, misalnya material, informasi ataupun masyarakat melalui suatu tatanan terkoordinasi yang mampu memberikan nilai tambah, sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi mencapai ttujuan dengan baik. B. PROSES PEMBENTUKAN ORGANISASI Proses pembentukan organisasi yang kompleks diawali dengan terbentuknya sekelompok orang yang diawali bertemunya dua orang atau lebih. Grup kecil ini akan berkembang menjadi lebih besar seiring dengan tujuan dan fangsi organisasi yang makin kompleks. Secara umum terbentuknya sebuah organisasi melalui tahap, sebagai berikut. 1. Prestage. 2. Forming. 3. Storming 4. Norming. 5. Performing. 6 Adjourning. Secara detail setiap pembentukan sebuah organisasi tersebut dijelaskan, sebagai! Soperti pada i sama lain dan “meraba" dan grup. Dalam ih kketertarikan di fg atau lebih. arah dan tujuan Konflikdalam grup.Dalamilustrasitampakbahwaterjadi keberpihakan pada kelompok tertentu yang jumlahnya tidak tertentu, bisa dua, tiga berikut, Prestage. setiap individu dalam grup mempunyai tujuan yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai ketertarikan sendiri. Perbedaan ketertarikan ini lebih ditentukan oleh karakter pribadi masing-masing dan spa yang ingin dicapai dari setiap individ dalam grup. Keinginan ini sering dituangkan dalam visi dan misi lustrasl, bahwa setiap anggota grup berbeda arah satu hal int sangat wajardan alamiah, Forming, tahap ini merupakan tahap pertama dalam Pembentukan sebuah grup. Tiop anggota secara falamiah mencoba melihat lebih cermat karakter fangyota dalam grup, tentu terdapat berbagal Jenis sifat idan karakternya, Dapat dikatakan bahwa tahap ini erupakan sconning, yaitu setiap anggota saling menjadikan bahwa tisp anggota adalah bagian dari lustrasi tampak bahwa sctap anggota dengan berbagai itandal dengan sebuah lingkaran, Storming, tahap ini adalah tahap kedua dalam pembentukan sebuah grup. Setiap anggota dengan berbagai ketertarikan sebagai hasil sconning karakter mulai tampak terjadi pengelompokan. Setiap anyggota ‘dengan karakter dan tujuan yang sama akan menjadi grup dalam grup. Umumnya anggota yang berbeda nnya secara sadar atau tidak sadar akan masuk daerah Norming, tahap int merupakan tahap ketiga dalam pembentukan sebuah grup. Jika melihat semua gejala ‘yang terjadi pada tahap kedua dalam pembentukan grup, tahap ini mencoba memberikan sebuah aturan main yang sering disebut dengan regulasi. Tujuan ‘utamanya adalah membawa grup fokus pada tujuan grup bukan pada tujuan individu. Apabila semua anggota. menyadari_pentingnya pencapaian tujuan grup maka sudah seharusnya setiap anggota akan ‘menerima suatu aturan yang ditetapkan sehingga muncul jati diri grup. Performing. ‘ahap ini merupakan tahap keempat = —»\| dalam pembentukan sebuah grup. Umumnya pada tahap int grup sudah berfungsi dan mengarah pada pencapaian tujuan grup. Masing-masing angzota melaksanakan tugasnya sesuai_dengan_ perannya Ukuran kinerja grup dapat dilihatdan dievaluasisetiap saat. Dalam ilustrasi tampak bahwa semua angjota memainkan peran sehingga membentuk sebuah bangun. Adjourning,tahap ini merupakan tahap akhir. Setelah tujuan tercapai, masing-masing anxvotanya_ mulai berhenti memainkan fungsi dan perannya lambat aun semua tidak berfungst atau disebut dengan mengakhiri grup. Dalam ilustrasi tampak bahwaperan dari setiap anggota mulai berakhir yang ditunjukkan dengan garis putus-putus. C. KONSEP DASAR SUATU GRUP Grup dapat berhasil jika setiap anggotanya mampu menempatkan diri sesuai dengan peran masing-masing dan mampu bekerja dalam kelompok untuk mencapaitujuan yangtelah ditetapkan. ika pembentukan grup berhasil, akan berkembang menjadi kelompok yang lebih besar dan pada akhirnya akan menjadi grup besar dengan struktur organisasi makin kompleks. Tipe organisasi yang menyediakan Jenjang jabatan yang relatif panjang merupakan salah satu indikator bahwa struktur organisasi tersebut berkembang makin besar yang ditandai dengan meningkatnya jumlah angxota yang terlibat dalam organisasi tersebut. Agar onganisasi dapat beroperasi secara efektif maka setiap ansotanya diharapkan mengadopsi hal-bal, sebagai berikut 1. Role, perilaka yang diharapkan anggota grup untuk menempatkan organisasi dalam lingkungan sosial tertentu, 2. Norms, menerima standar yang ditetapkan. 3. Status, menempatkan grup pada level yang bergengsi. 4. Group cohesiveness, bagaimana setiap anggota sclalu saling terikat dalam grup dan mempunyal pandangan yang sama, D. KONFLIK DALAM GRUP Grup yang baru terbentik biasanya ditandat dengan belum stabilnya elemen-elemen grup dalam menjalankan fungsinya untuk mencapaitujuan Dersama. Kondisi grup seperti ini sangat berpotensi timbul ketidakakuran antaranggotanya, akibatnya secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap organisasi, sebagai berikut. 1. Pengaruh dalam Struktur Organisasi a. Grup akan menjadi tertutup sehingua dibutubkan loyalitas dari setiap anggotanya, b. Berpotensi terjadi perubshan fungsi dari grup, yang semula fungsi sostal menjadi fungst Kegiatan untuk menciptakan grup yang efcktif ¢. Grup akan menjadi efektif manakala setiap anggota grup mau ‘menerima pimpinan grup. dL Struktur kerja grup akan menjadi mekanistik. 2, Muncul Sikap terhadap Grup Lain a. Berangzapan bahwa grup lain adalah musuh, b._Beranggapan bahwa grup kita adalah yang terbaik cc. Meningkatnya sikap permusuhan. Grup harus mendukung jika salah satuanggotaberbuatkesalahan, 3. Perilaku Grup yang Berhasil Dalam kondisi apa pun harus berhasil b. Cenderung menjadi lamban. ce. Percayadiri bahwa grupnya terbaik. dd. Terjadi perubahan hubungan antaranggota, dart task centred menjadi relationship centred. 4. Perilaku Grup yang Gagal fa, Tidak mau menerima kekalahan, b. Mencarikambing hitam diluar grup, bila tidak didapat maka akan mencari dalam grup. Menerima kekalahan dan berusaha memperbaiki pada kesempatan mendatang. 5. Mencegah Terjadinya Kon‘ik dalam Grup a Berkonsentrasi pada sasaran jangka panjang. b. Melakukan proses komunikasi antaranggota dalam grup atau antargrup untuk menyamakan informasi. c. Melakukan rotasi/perputaran pegawai dalam internal grup/ departemen atau antargrup/departemen. E. SIKLUS HIDUP ORGANISASI Layaknya makhluk hidup, sebuah organisasi memiliki siklus hidup tertentu yang memungkinkan bertahan dalam rentang waktu/durasi tertentu. Umumnya siklus hidup organisasi mengikuti tahap, sebagai berikut. 1. Lahir, 2. Masa tumbuh, ciri-ciri sebuah organisasi yang sedang berads dalam tahap ini, yaitu: a. Jumlah pekerja meningkat b.Pangsa pasar meningkat. ¢.Diversifikasi produk, 4. Keuntungan meningkat. 3. Masa dewasa, ciri-ciri sebuah organisasi yang sedang berada dalam tahap ini, yaitu: a. Stabil. b. Bertahan pada posisinya. 4. Mulaimenurun,ciri-ciri sebuah organisasi yang sedang berada dalam tahap in, yaitu: a. Penjualan mulai mengalami penurunan. b. Keuntungan yang diperoleh cenderung menurun € Organisasi bukan lagi yangterbaik. 4. Produk yang dihasilkan tidak lagi sesuai pasar. 5. Mati. F, JENIS ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI Dalam sebuah sistem, terjadinya intervensi faktor eksiernal ke dalam lingkup internal akan berdampak pada kinerja sistem yang telah dirancang. Hal yang sama juga berlaku untuk sebuah organisasi yang sejak wal telah ditetapkan tujuannya. Oleh sebab itu, pihak manajemen harus pat tanggap terhadap perubahan yang terja asischingga dlengan eepat dapat merombak strukturnya (organisast bersifat dinamis) untuk mengantisipasiatau meningkatkan kinerja organisasi tersebut, Hal- hhal yang berpotens! mengubah struktur organisasl, anta 1. Meningkatnya iktim kompetisi dalam pasar. 2. Terjadinya perubahan teknologi 3. Kebutuhan pengendalian sumber daya dalam perusahaan yang menghasilkan aneka ragam produk, dan lain- Wallace (1999), dalam penelitiannya mengidentifikasikan empat faktor utama yang dapat menyebablan timbulnya reorganisasi, yaitu: 1. Perubahan teknologi, yang disebabkan oleh kompleksitas dan keanckarageman produ, adznya jenis material baru dalam proscs, serta pengaruh hasil-hasil penelitian. 2. Pasar yang telah jenuh, inflasi, dan efisiensi produksi 3. Tingginya biaya pemasaran. 4, Tidak mudah dalam memprediksi kebutuhan pelanggan. Tatkala manajemen tidak mampu melihat secara cermat mengenai kebutuhan organisasi yang sesungxuhnya maka akan berdampak pada terlambat dalam menentukan sikap atau strategi untuk kepentingan organisasi. Umumnya, manajemen lebih fokus untuk melihat berbagai faktor yang berada di luar organisasi sehingya terlupakan untukmelakukan cevaluasi internal di dalam organisasinya. Karena dalam sistem organisasi merupakan gabungan antara dua Uunsuy, yaitu unsur manusia dan unsur bukan manusla maka jika akan melakukan perubahan dalam sebuah organisast perlu dilakukan analisis sociotechnical. Social system ditunjukkan oleh peritaku individu dan grup yang berada dalam organisasi, sedangkan technical system ditunjukkan oleh faktor teknologi, material, dan kebutuhan peralatan dalam sebuah kegiatan. G. HUBUNGAN FUNGSIONAL DAN HUBUNGAN FORMAL Hubungan antarpihak yang terlbat dalam suatu proyek pada ‘umumnya dapat dibedakan menjadi: (a) hubungan fungsional, yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan fungsi setiap pihak dan (b) hubungan kerja (formal), yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan kerja sama antarpihak yang terlibat dalam proyek Konstruks! serta dikukuhkan dengan dokumen kontrak. Secara fungsional ada tiga pihak yang sangat berperan dalam sebuah proyek konstruksi, yaitu pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor.Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan bentuk organisasi dalam sebuah proyek konstruksi adalah: 1. Jenisproyek. 2. Keadaan anggaran belanja. 3. Keadaan dan kemampuan pemberi tugas yang terkait dengan aspek teknis dan administratit Sifat proyek, Berdasarkan paparan tersebut dapat dinyatakanbahwa pengelompokan beriasarkan fungsi menjadi dasar_ terbentuknya organisasi dalam proyck kenstruksi. Pada hakikataya bentuk organisasi ini dapat dikelompokkan menjadi tima bentuk organisasi atau lima pendekatan manajemen, yaitu: 1. Pendekatan tradisional atau traditional/classical organization. 2. Pendekatan swakelola atau force account. 3. Proyek putar kunci atau turnkey project. 4. Proyek yang memisahkan antara kegiatan perencanaan dan kegiatan pengawasan pelaksanaan proyek. 5. Proyck yang mensstinakan konsultan manajemen sebagai pengelola proyek seutuhnya Secara lengkap berbagai pendekatan tersebut dipaparkan, sebagat berikut. 1. Tradisional atau Classical Organization Pendekatan ini dapat dibedakan berdasarkan bentuk organisasinya dan jenis kontrak yang mungkin digunakan, a. Pendekatan tradisional mempunyai karakter spesifik, sebagai berikut. 1) Konsultan perencana terpisah. 2) Kontraktor utama tungzal. 3), Melibatkan sejumtah subkontraktor. 4) Sebagian pekerjaan wajib dilaksanakan sendiri oleh kontrak- tor utama. b. Jenis kontrak yang memungkinkan untuk digunakan dalam pendekatan tradisional, sebagai berikut. 1) Kontrak harga tetap (fixed cost contract) 2), Kontrak harga satuan (unit price contract). 3) Kontrak maksimum bergaransi (maximum guarantee con- rect) 4) Kontrak biaya tambah upah tetap. | Pemlk Proyek | Konstan Koetrator Ua we Kets dengan Sie Aemampusn send Gambur 3.1 Beatuk organisisitradisional 2. Organisasi Swakelola (Pembangun-Pemilik) Pendekatan ini mempunyai karakteristik spesifik, sebagai berikut. a. Pemilik proyek bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan proyek yang bertindak sebagai konsultan adalah erencana serta yang bertindak sebagai kontraktor adalah pelaksana. Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri sepanjang mempunyai keahlian, seperti yang dimiliki oleh kontraktor dan konsultan perencana. Jenis proyek yang termasuk dalam kelompok ini adalah: 1) Proyek sedethana dengan tingkat kesulitan cenderung rendah. 2) Tidak membutuhkan teknologi tings b._Jenis kontrak yang memungkinkan untuk digunakan adalah 1) Kontrak harga tetap (fixed price contract). 2) Kontrak harga satuan (unit price contract) 3) Kontrak yang dinegosiasikan, Pemilik Proyek Divisi Divisi Perencana Pelaksana Kontraktor | Kerja dengan Sub-hontraktor emampuan senaliri Gambar 3.2 Bentuk organicas! swakelola 3. Organisasi Proyek Putar Kunci (Turn-Key Project) Pendekatan proyek putar kunci didasarkan pada pengelolaan proyek yang menyatukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, ‘dan pengujian operasional sebelum proyek diserahkan kepada pemilik proyek. | remit Propet | L [7 Kenscttan—) Kontraktoe r Koneltan | eotaitoe — aT | 7 Keraéenena Subeboatralio kemarqman tend | Gambar 3.3 Rentuk organisasi putar kunci Karakteristik bentuk organisasi putar kunci, sebagai berikut. a Pihak yang bertangsung jawab untuk kegiatan perencanaan berbeda dengan pihak yang bertanggung jawab untuk kegiatan pengawasan. Jenis kontrak yang digunakan adalah: 1) Kontrak harga tetap, adalah jenis kontrak yang penetapan biaya proyeknya disepakati di awal sebelum proyek dilak- sanakan serta didasarkan pada dokumen proyek berupa gambar rencana dan spesifikasl. 2) Kontrak harga maksimum bergaransi, adalah jenis kontrak dengan kontraktor menerima kompensasi atas biaya aktual yang dikeluarkan ditambah dengan biaya tetap. Prinsipnya setiap penghematan yang diakibatkan oleh biaya “under runs” dikembalikan kepada pemiliknya. 3) Kontrak dengan biaya tambah upah tetap, adalah jenis kon- trak dengan kontraktor akan menerima jasa yang bersifat tetap, sekalipun biaya konstruksi mengalami peningkatan. Organisas! Proyek Memisahkan Kegiatan Perencanaan dan Pengawasan Bentuk organisasi yang didasarkan pada pemisahan konsultan perencana dan konsultan pengawas dapat berdampak positif, yaitu memastikan bahwa bangunan yang dihasilkan oleh kontraktor sesual dengan dokumen perencanaan tanpa menimbulkan interpretasi schingza kemungkinan adanya multipertasi relatif sangzt kecil Pemilik Proyek | Konsulan Konsultan, Perencana Supervisi Kontraktor Cambar 3.4 Bentukorganicas proyek yangmemizahkan kegiatan ;perencanaan dan pengawasan Berbeda jika konsultan pengawas adalah perusahaan lain yang hadir di proyek saat proses konstruksi dimulai. Dalam situast ini, konsultan pengawas terpitih periu waktu untuk memahamt seturuh dokumen perencanaan yang dihasilkan oleh konsultan perencana Hal ini bukan erkara sulit selama tingkat kesulitan dan komplcksitas proyek yang, sedang dibangun relatif umum. Organisasi Proyek Menggunakan Konsultan Manajemen Cin-cin dari bentuk organisasi proyek yang menggunakan konsultan manajemen sebagai manajer konstruksi adalah manajer konstrukst ‘umumnya bertindak sebagal wakil dari perilik, | PemitixProyek | | Manajemen Konstruksi Kensultan : wy I Kontraktor Gambar 3.5 Bentuk organisasi mengszunakan konsultan manaiemen H. BENTUK ORGANISASI Bentuk atau tipe organisasi dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu: 1. Organisasi garis (line organization). 2. Organisasi garis dan staf (line and staff organization), 3. Organisasi fungsional (functional organization), 4. Organisasi matriks (matrix organization). 5. Organisasi panitia (committee organization), 1. Organisasi Garis (Line Organization) Owner Nlansjer Tayanan Nasajce Perencana Pendukung Kenserks Gambar2.6 Rentuk strukturorganisisi gars Keunggulan din kekurangan dari bentuk organisasi ini, sebagai berikut, Keunggulan: a, Bentuk organisasi sederhana, mudah dipahami, dan dilaksanakan, b. Pembagian tugas, tanegung jawab, dan wewenang cukup jelas. ¢. Pengambilan keputusan dapat cilakukan secara cepat karena komunikaslrelatif mudah dilakukan. Kekuranga a, Bentuk organisasi tidak fieksibel. b. Kemungkinan bertindak otokratis dari pimpinan cukup besar, ¢. Ketergantungan pada seseorang cukup besar, jika salah satu “hilang” akan terjadi kekacauan. 2. Organisasi Garis dan Staf (Line and Stoff Organization) — Ouzcr Daw Mane | Perencanaan Proyek Nansier Layman | Manajer Perencan Pendukung Komsrubst Gambar 3.7 Renuk struktur organisas! garis dan stat Dalam organisasi ini terdapat dua kelompok pihak yang berpengaruh dalam menjalankan organisast, yaitu pihak yang menjalankan tugas pokok untuk pencapaian tujuan dan pihak yang menjalankan tugas berdasarkan keahliannya yang berfungsi memberikan saran kepada unit operasional. Keunggulan: 2. Pembagian tugasnya jelas, pihak yang mei dan pemberisaran, b. Pengambilan keputusan lebih matang. Dikembangkannya spesialisasi keahlian, . Adanya staf ahli memuagkinkan pencapaian pekerjaan lebih baik. Kekurangan: a. Saran dari staf mungkin sulit dilaksanaken karena kurang adanya tanggung jawab pekerjaan, bb. Jika pejabat garis mengabaikan gagasan dari staf maka gagasan menjadi tidak berguna. Bagi pelaksana operasional, perbedaan antara perintah dengan saran tidak selalu ela. ankan tugas pokok 3. Organisasi Fungsional (Functional Organization) Owner Manajer Proyek Divisi Konstruksi Gambar 3.8 Bentuk struktur organisasifungsional Organisasi yang mendasarkan pada pembagian tugas dan kegiatan berdasarkan spesialisasi yang dimiliki pejabatnya. Dalam organisasi ini seorang bawahan dapat menerima beberapa instruksi dari beberapa pejabat serta harus mempertanggungiawabkannya pada masing-masing pejabat yang bersangkutan. Keunggulan: a. Adanya spesialisasi menyebabkan tugas dilaksanakan dengan baik b. Koordinasi antara orang-orang dalam satu fungsi_mudah dijalankan, Kekurangan: a. Ditinjaudari karyawan banyaknya atasan akan membingungkan. b._Terjadi saling mementingkan fungsi masing-masing menyebabkan koordinasi menycluruh sulit dijalankan, ¢. Mutasi pekerjaan sulit cikerjakan karena telah terspesialisasi. 4 Organisasi Matriks (Matrix Organization) Owner Davis Manajer Perencanaan [|] Proyek Manajer Perencana Gambar 3.9 Bentuk struktur organisast matrks Organisasi matriks ni dibedakan menjadibeberapa bentuk organisasi, yait 8. Organisast matriks lemah (week matrix) ‘b. Organisasi matriks seimbang (balance matrix). e. Organisasi matriks kuat (strong matrix), d. Organisasi proyek. Organisasi mateiks merupakan varian baru dari organisasi fungsional. Bentukan o1 ing beranzyotakan staf dari setiap fungsi yang ada disebut dengan organisasi matriks lemah, Bentukan baru ini nantinya akan menjadi sebuah tim proyek yang ditugaskan untuk mengelola proyek konstruksi di lapangan. Kelemahan dari bentuk organisasi ini adalah tim proyck yang semuanya dibentuk dengan kualtfkasi staf bukan mangfer sehingga kemampuan manajerialnya sangat terbatas (Gambar 3.10.) Organisasi matriks seimbang terjadi apabila salah satu anggota dari bentuk organisast matriks lemah diangkat menjadi seorang manajer ‘yang bertuggts sebagai pemimpin tim proyek.Sudah seharusnya dalam setiap grup atau tim pejabat selalu berfungsi untuk menjalankan delapan fangsi manajemen yang terdiri atas: (a) penetapan tujuan; (b) perencanaan: (€) pengorganisasian: (d) pengisian staf: (e) pengarahan; (f) pengawasan; (g) pengendalian; dan (h) koordinasi (Gambar 3.11). Namun, mengangkat salah satu staf menjadi kepala proyek tanpa disertai pertimbangan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh kepala proyck dapat membuat organisasi tidak bekerja sebagaimana yang diharapkan. Untuk merespons hal terebut maka dikembangkan organisasi matriks kuat (Gambar 3.12), kepala proyek diambil dari seseorang yang memang mempunyai kualifikasi sebagai kepalaproyek Organisasi bentukan baru ini disebut dengan organisasi proyek yang sering dijumpai di berbagai jenis proyek konstruksi (Gambar 3.13). Pimpinan Manajer Manajer Manajer Perencanaan | | Pelaksanaan | Pengendalian Saf Suf Staf Perencanaan | | Pelakaanaan | Pengendalian suf Sut suf Perencanaan | | Pelaksanaan | Pengendalian © Tim Proyek Gambar 3.10 Bentuk struktur organisasi matriks lemah — “Manajer ‘Manajer Mangjer ait Staf suf Saf s/t" Stuf if Suf K Perencanaan Pelaksanaan_ Recele Provek — (Gambar 3.11 Bentuk struktur organisasi matriks seimbang, Po Manajer Manajer Manajer Manajer Perencanaan | | Pelaksanaan _Pengendalian | Kepala Proyek suf Stat Saf . rocmuan | | feblsaan_Penenin |S Peosk suf Staf Saf : Pevacann | Pelion Pecan | RoTlsPrnch Tim Proyek Gambar 3.12 Rentuk struktur organisasi matriks kuat | Pimpin | Remeret | (Res ove | (Resi Poe | “Am suf Porencanaan Suf Petaksanaan Pelaksanaan —_Pengendalian = suf Stat Sar Pengendalian | Pengendatian | Pengendalian Gambar 3.13 Bentuk strukturorganisas proyek Organisasi Panitia (Committee Organization) Umumnya organisasi panitia dibentuk untuk waktu terbatas dan bertujuan melaksanakan tugas kegiatan tertentu. Ciri-

Anda mungkin juga menyukai