Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

OKSIGENISASI

1. PENGERTIAN

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.

Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O 2 ruangan setiap kali

bernapas (Tarwanto, 2010). Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke

dalam sistem (kimia atau fisika).

Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).

Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat

dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilmya terbentuklah

karbondioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas

normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap

aktivitas sel (Mubarak et al, 2015).

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa oksigenasi adalah pemenuhan akan

kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar

manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk

mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.

Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat

dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres pada

miokardium. Tujuan terapi oksigenasi :

1) Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.

2) Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara adekuat.

3) Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal


2. FISIOLOGI

Menurut Potter & Perry tahun 2008, berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi

menjadi dua yaitu :

1) Pernafasan Eksternal

Memacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara

lingkungan eksternal dan sel tubuh, ada 3 proses dalam pernafasan

eksternal.

a. Ventilasi

Merupakan proses keluar masuknya O2 dari atmosfer kedalam alveoli atau

dari alveoli ke atmosver dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bersih jalan

nafas sistem saraf pusat dan sistem pernafasan yang utuh

b. Difusi gas.

Merupakan pertukaran antara O2 di alveoli dengan kapiler paru dan CO2

dikapiler dengan alveoli yaitu dari yang bertekanan tinggi ke arah yang

bertekanan rendah, dipengaruhi oleh permukaan paru, konsentrasi

O2 dan perbedaan tekanan.

c. Transportasi gas

Gas pada proses ini, O2 diangkut dari paru menuju jaringan dan CO2

diangkat dari jaringan menuju keparu.

a) Transport O2

Terjadi pada sistem jantung dan paru-paru normalnya sebagian besar

O2 ( 97% ) berikatan lemah dengan hb dan diangkut ke seluruh tubuh

dalam bentuk ( hb2 ) dan sisa terlarut dalam plasma

b) Transportasi CO2

CO2 sebagai hasil metabolisme terus menerus diproduksi dan


diangkat menuju paru dalam 3 cara yaitu :

1) Sebagian besar CO2 diangkat dalam sel darah dalam bentuk

bikarbonat HCO3.

2) Sebanyak 23% CO2 berikatan dengan Hb membentuk

karbomino hemoglobin ( HbCO2 ).

3) Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan dalam plasma dan

bentuk asam karbonat.

2) Pernafasan Internal (Pernafasan jaringan)

Mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam

mitokondria yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama proses

penyerapan energi molekul nutrie dalam proses ini darah yang banyak

mengandung O2 dibawa keseluruh tubuh.

3. NILAI NORMAL / CARA PERHITUNGAN

1) Bayi : 30-40x/menit

2) anak : 20-3-x/menit

3) dewasa : 16-20x/menit

4) lansia : 14-16x/menit

Tingkat saturasi kadar oksigen didalam darah berkisar antara 95-100%.

Terapi oksigen yaitu

1) Nasal kanul

Pemberian oksigen dengan nasal kanul adalah 2-5 liter/menit dengan

konsentrasi 1 liter sama dengan 4% ,jika diberikan 5 liter maka

konsentrasinya adalah 41%, dengan menambahkan konsentrasi udara bebas

21%.
2) Simple mask

Pemberian oksigen dengan simple mask adalah 6-8 liter permenit.

Rebreathing dan non rebreathing mas adalah 9-12 liter/menit.

3) Rebreating mask

Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari pada sungkup muka

sederhana yati 60-80% dengan aliran oksigen 8-12 liter/menit.

4) Non Rebreathing mask

Sungkup muka non rebreathing memberikan konsentrasi oksigen sampai

99% dengan aliran yang sama pada kantong rebreathing.

5) BVM ( bag vilt n mask)

Digunakan untuk pasien henti napas ,konsentrasi oksigen bisa mencapai

100%.

6) Ventilator

Digunakan untuk pasien apnue,napas pasien akan di ambil alih oleh mesin,

dengan konsentrasi yang diseting mesin.Pemberian oksigen berdasarkan

volume tidal.

7) Vortran

8) Ventury mask

Pemberian oksigen dengan alat ini yang harus diperhatikan adalah

konsentrasi oksigen yang terletak dibagian bawah selang. Konsentrasi

oksigen dari 24-50%.

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi menurut Potter & Perry

tahun 2008 yakni:

1) Faktor fisiologis
a. Penurunan kapasitas pembawa oksigen

Hemoglobin membawa 97% oksigen yang telah berdifusi ke jaringan setiap

proses yang menurunkan atau mengubah hemoglobin seperti anemia dan

inhalasi substansi beracun menurunkan kapasitas darah yang membawa

oksigen.

b. Penurunan konsentrasi oksigenasi yang diinspirasi

Saat konsentrasi oksigen yang diinspirasi menurun maka kapasitas darah yang

membawa oksigen juga menurun.

c. Hipovolemia

Merupakan suatu kondis penurunan volume darah srkolasi yang diakibatkan

kehilangan cairan ekstraselular yang terjadi pada kondisi syok dan dehidrasi

berat.

d. Peningkatan laju metabolisme

Peningkatan aktivitas metabolisme tubuh menyebabkan peningkatan

kebutuhan oksigen. Saat sistem tubuh tidak mampu memenuhi peningkatan

kebutuhan tubuh ini maka kadar oksigenasi menurun.

e. Kondisi yang mempengaruhi dinding dada

Setiap kondisi yang menurunkan gerakan dinding dada akan mengakibatkan

penurunan ventilasi. Apabila diafragma tidak dapat sepenuhnya menurun

seiring gerakan napas, maka volume udara yang akan diinspirasi akan

menurun sehingga oksigen yang ditransfor ke alveoli dan jaringan akan

menurun seperti pada wanita hamil, obesitas trauma pada dinding dada dll.

2) Faktor perkembangan

Tahap perkembangan dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi

jaringan.
a. Bayi premature

Beresiko terkena penyakit membrane hialin, disebabkan oleh defisiensi

surfaktan.

b. Bayi dan Todler

Beresiko mengalami infeksi saluran nafas atas sebagai hasil pemaparan yang

sering pada anak-anak lain dalam akibat pemaparan asap rokok selain itu

selama proses perkembangan gigi, beberapa bayi berkembang kongesti nasal

yang memungkinkan pertumbuhan bakteri dan meningkatkan potensi

terjadinya infeksi saluran pernafasan

c. Anak usia sekolah dan remaja

Anak sehat biasanya tidak mengalami efek merugikan akibat infeksi

pernafasan. Namun, individu yang mulai merokok pada usia remaja dan

meneruskannya sampai usia dewasa pertengahan mengalami peningkatan

resiko penyakit kardio pulmonar dan kanker paru

d. Dewasa muda dan dewasa pertengahan

Individu pada usia ini terpapar pada banyak faktor resiko kardiopulmonar

seperti, diet yang tidak sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan dan

merokok.

e. Lansia Ventilasi dan transfer gas menurun seiring peningkatan usia, seperti

osteoporosis pada rangka thoraks membuat paru-paru tidak bisa mengembang

sepenuhnya sehingga kadar O2 nasa lebih rendah.

3) Faktor prilaku

Faktor prilaku atau gaya hidup baik secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Seperti

nutrisi, latihan fisik, merokok, penyalahgunaan substansi dan stres.


4) Faktor lingkungan

Lingkungan juga mempengaruhi oksigenasi, insiden penyakit paru lebih tinggi di

daerah yang berkabut dan perkotaan dibanding daerah pedesaan. Selain itu tempat

kerja klien dapat meningkatkan resiko klien utnuk terkena penyakit paru. Polutan

ditempat kerja mencakup acbestos, bedak talk, debu dan serabut yang dibawa oleh

udara.

5. GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENISASI

Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi menurut Potter & Perry tahun 2008

yakni :

a. Hiperpentilasi

Merupakan suatu kondisi ventilasi yang berlebihan yang dibutuhkan untuk

mengeliminasi karbondioksida normal di vena, dan dapat disebabkan oleh

ansietas, infeksi, obat-obatan, ketidakseimbangan asam basa, hipoksia yang

diakibatkan dengan embolus paru atau syok

b. Hipoventilasi

Terjadi ketika ventilasi alveolas tidak adekuat memenuhi kebutuhan O 2 tubuh

atau mengeliminasi karbondioksida secara adekuat. Apabila ventilasi

alveolar menurun maka PaCO2 akan meningkat. Ateleksasis akan menghasilkan

hipoventilasi. Atelektasis merupakan kolaps alveoli karna alveoli kolaps, maka

paru yang diventilasi lebih sedikit dan menyebabkan hipoventilasi

c. Hipoksia

Merupakan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan.

Hipoksia dapat disebabkan oleh :

a) Penurunan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas darahnya yang

membawa oksigen
b) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi

c) Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil O2 pada darah pada kasus

keracuanan stanida

d) Penurunan difusi O2 dari alveoli ke darah seperti pada pneumania

e) Perfusi darah yang mengandung O2 dijaringan buruk seperti pada syok

f) Kerusakan ventilasi seperti yang terjadi pada fraktur iga multipel atau trauma

dada.

6. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1) Riwayat Keperawatan

Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam

memenuhi kebutuhan oksigen meliputi:

a. Fungsi kardiopulmonal normal klien dan fungsi kardiopulmonal saat ini

b. Kaji tindakan klien yang digunakan untuk mengoptimalkan oksigenasi

2) Pengkajian

a. Masalah-masalah respirasi

b. Adanya batuk dan penanganan yang sudah dilakukan pasien

c. Kebiasaan merokok

d. Nyeri dada, pada nyeri kaji lokasi, donasi, radiasi dan frekuensi nyeri

e. Faktor yang resiko yang memperberat masalah oksigenasi, seperti :

1) Rasionalisasi hipertensi

2) Kebiasaan merokok

3) Obesitas

4) Diet tinggi lemak

5) Riwayat keluarga dengan kanker paru atau penyakit kardioveskular

6) Adanya anggota keluarga yang mengidap penyakiti nfeksius


khasusnya tuberkulosis dan status pengobatan mereka.

f. Riwayat Psikososial

1) Kebebasan merokok

2) Riwayat tumbuh kembang

3) Persepsi terhadap penyakit

4) Penggunaan alkohol dan obat-obatan

g. Anemnesa riwayat kesehatan

Masalah pernafasan yaitu :

1) Nyeri dada

2) Dypsnea

3) Hipoventilasi

4) Batuk

5) Sianosis

6) Megie

7) Latihan

8) Ortopnea

3) Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

a) Mata

 Xantelasma (lesi lipid kuning dikelopak mata)

 Konjungtiva pucat

 Konjungtiva sianosis

 Petekia di konjungtiva

b) Mutul dan bibir

 Membran mukosa sensori


 Bernafas dengan mulus

c) Vena dileher

 Kaji adanya distensi vena jugularis

d) Hidung

 Pernafasan hidung, pernafasan cuping hidung

e) Dada

 Retraksi otot bantu pernafasan

 Simetris atau tidak

f) Kulit

 Sianosis perifer

 Sianosis pusat

 Edema

g) Ujung jari dan bantalan kuku

 Sianosis

 Jari tabung (clubbing)

 Tindakan kesadaran

b. Palpasi

a) Palpasi dada

 Jenis dan jumlah kerja toraks

 daerah nyeri tekan

 Identifikasi taktil fremitus

 Getaran pada dada ( thrill )

 Angkatan dada ( heaves )

 Titik impuls jantung maksimal


b) Ekstremitas

 Sirkulasi perifer

 Temperatur kulit

 Pengisian kapiler

c) Perkusi

 Perkusi memungkinkan perawat untuk menentukan

adanya cairan yang tidak normal, udara diparu-paru

atau kerja diafragma, lima nada perkusi adalah resonasi,

hiper resonansi, redup, datar, dan timpani.

d) Auskultasi

Auskultasi memampukan perawat mengidentifikasi

bunyi paru dan jantung yang normal dan tidak normal.

Auskultasi sistem kardiovaskuler harus meliputi

pengkajia dalam mendeteksi bunyi S1 Dan S2 normal,

mendeteksi adanya bunyiS3 dan S4 yang tidak normal,

bunyi murmur serta bunyi gesekan. Auskultasi bunyi

paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan

udara disepanjang lapangan paru; anierior,

posterior dan lateral. Auskultasi juga digunakan

untuk mengevaluasi respon klien terhadap

intervensi yang telah dilakukan untuk meningkatkan

status pernafasan.

7. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien sesuai dengan prioritas:

1) Bersihan jalan napas tidak efektif


2) Gangguan pertukaran gas

3) Pola napas tidak efektif

8. RENCANA KEPERAWATAN

No SDKI SLKI SIKI

1 Bersihan jalan napas Bersihan jalan napas ( 01001) Latihan batuk efektif

tidak efektif (0149) Setelah di berikan asuhan ( 01006)

keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi :

diharapkan bersihan jalan  Identifikasi

nafas meningkat. Dengan kemampuan batuk

kriteria hasil :  monitor adanya retensi

 Batuk efektif meningkat sputum

 Produksi sputum  Monitor tanda dan

menurun gejala infeksi saluran

 Mengi menurun nafas

 Wheziing menurun Terapeutik

 Mekonium menurun  atur posisi semi-

fowler atau fowler


 Dispnea menurun
 Pasang perlak
 Ortopnea menurun
dan bengkok di
 Sulit bicara menurun
pangkuan pasien
 Sianosis menurun
 Buang sekret pada
 Gelisah menurun
tempat sputum
 Frekuensi napas membaik

 Pola napas membaik
Edukasi :

 jelaskan tujuan dan


prosedur batuk

efektif

 Anjurkan tarik nafas

dalam melalui

hidung selama 4

detik, ditahan selama

2 detik, kemudian

keluarkan dari

mulut, dengan

bibir mecucu

(dibulatkan) selama

8 detik

 anjurkan

mengulangi tarik

napas dalam hingga

3kali

 anjurkan batuk

dengan kuat

langsung setelah

tarik napas dalam

ke-3

Kolaborasi

 kolaborasikan

pemberian mukolitik

atau ekspektorat ,jika


perlu.

2 Gangguan pertukara Pertukaran gas ( 01003) Pemantauan respirasi

gas Setelah di berikan asuhan ( 01014)

keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi

diharapkan pertukaran gas  monitor frekuensi,

meningkat . Dengan kriteria irama, kedalaman

hasil : dan upaya napas

 tingkat kesadaran  monitor pola

meningkat napas

 dispnea menurun  monitor

 bunyi napas tambahan kemampuan batuk

menurun efektif

 pusing menurun  monitor adanya

 penglihatan kabur produksi sputum

menurun  monitor adanya

 diaforesis menurun sumbatan jalan

 gelisah menurun napas

 palpasi
 napas cuping hidung
kesimetrisan
menurun
ekspansi paru
 PCO2 membaik
 auskultasi bunyi
 PO2 membaik
napas
 takikardia membaik
 monitor saturasi
 pH arteri membaik
oksigen
 sianosis membaik  monitor niai AGD

 pola napas membaik  monitor hasil x-

 warna kulit membaik ray toraks

Terapeutik

 atur interval

pemantauan

respirasi sesuai

kondisi pasien

 dokumentasikan

hasil pemantauan,

jika perlu

3 Pola napas tidak efektif Pola napas ( 01004) Manajemen Jalan napas (

0005) Setelah di berikan asuhan 01011)

keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi

diharapkan pola napas  monitor pola

membaik. Dengan kriteria napas

hasil :  monitor bunyi

 Ventilasi semenit napas tambahan

meningkat  monitor sputum

 kapasitas vital meningkat Terapeutik

 diameter thoraks anterior  pertahankan

dan posterior meningkat kepatenan jalan

 tekanan ekspirasi napas dengan head-

meningkat titl-chin-lift

 tekanan inspirasi  posisikan semi-


meningkat fowler atau fowler

 dispnea menurun  berikan minum

 penggunaan otot bantu hangat

napas menurun  lakukan fisioterapi

 pemanjang fase ekspirasi dada, jika perlu

menurun  lakukan

 ortophea menurun penghisapan lendir

 pernapasan pursed-lip kurang dari 15

menurun detik

 pernapan cuping hidung  lakukan

menurun hiperoksigenasi

 frekuensi napas membaik sebelum

penghisapan
 kedalaman napas
endotrakeal
membaik
 keluarkan
 ekskursi dada menurun
sumbatan benda

padat dengan

forsep McGill

 berikan

oksigen,jika perlu

edukasi

 anjurkan asupan

cairan 2000 ml/hari

,jika tidak

kontraindikasi
 ajarkan teknik

batuk efektif

kolaborasi

 kolaborasi

pemberian

bronkodilator,ekspe

ktoran,mukolitik,jik

a perlu.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta: EGC

Nanda International.2015. Diagnosis Keperawatan : definisi & Klasifikasi.

Jakarta : EGC

PPNI, T. P. S. D. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1 ed.).

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

Lumbantoruan, N. P., Fitriany, N. Y., B, N. J. A., & Ns. Maulin Nasikah. (2019). BTCLS
AND DISASTER MANAGEMENT (3 ed.).

Tarwonto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan Keperaweatan.

Jakarta : Salemba Medika

Mubarak, M. I. (2015). Buku ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Buku 2. Jakarta: Salemba medika

Anda mungkin juga menyukai