KALKULUS DIFERENSIAL
Kalkulus diferensial
Dosen Pengampu:
Di susun oleh:
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada
kita sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentu kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawatserta salam
kami curahkan kepada Nabi kita Muhammad S.A.W yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal mungkin. Terlepas dari semua itu
kami menyadari bahwa masih ada kekurangan pada makalah ini baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala masukan berupa
kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih semoga makalah yang telah kami susun dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Integral tentu adalah salah satu konsep inti dalam kalkulus, yang merupakan
cabang matematika yang mempelajari perubahan dan akumulasi. Integral tentu
digunakan untuk mengukur luas di bawah kurva fungsi matematika, menghitung
jumlah akumulasi, serta berbagai aplikasi lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat turunan terhadap satu
atau lebih dari variabel-variabel bebas (independent variables)Bila hanya ada satu
variabel bebas yang diasumsikanmaka subyek disebut persamaan diferensial biasa
(ordinary differential equation) contoh persamaan diferensial sebagai berikut
dy = 3x2 + 1 dx
ʃdy = ʃ 3x2 + 1 dx
y + c1 = x3 + x + c2
y = x3 + x + c2 – c1
y = x3 + x + c solusi umum
y = 4 dan x = 1
y = x3 + x + c
4 = 13 + 1 + c
C=4–2
C=2
y = x3 + x + 2 solusi khusus
𝑑𝑦 6𝑥−𝑥 2
1. Selesaikan Persamaan diferensial 𝑑𝑥 = y = 3 untuk x = 0
2𝑦
6𝑥−𝑥 2
dy = . dx
2𝑦
dy . 2y = 6x – x2 . dx
ʃdy . 2y = ʃ6x – x2 dx
ʃ2y . dy = ʃ6x – x2 dx
1
y2 + c1 = 3x2 - 3 x2 + c2
1
y2 = 3x2 - 3 x2 + c
y= 3, x= 0
1
9 = 3(0)2 - 3(0)3 + c
9=c
1 1
y2 = 3x2 - 3 x3 + 9 y √3𝑥 2 − 3 𝑥 3 + 9 solusi khusus
∑𝑛𝑖=1 𝑐𝑖 = c1 + c2 + c3 + ... + cn = nc
∑ 𝑐𝑖 = 𝑛𝐶
𝑖=1
C. Teorema A (Kelinieran Ʃ)
Andaikan { ai } dan {bi } menyatakan dua barisan dan C suatu konstanta, maka:
(i) ∑𝑛𝑖=1 𝑐. ai = C ∑𝑛𝑖=1 𝑎𝑖
(ii) ∑𝑛𝑖=1(𝑎𝑖 + 𝑏𝑖 ) = ∑𝑛𝑖=1 𝑎𝑖 + ∑𝑛𝑖=1 𝑏𝑖
(iii) ∑𝑛𝑖=1(𝑎𝑖 + 𝑏𝑖 ) = ∑𝑛𝑖=1 𝑎𝑖 - ∑𝑛𝑖=1 𝑏𝑖
Contoh
1. Andaikan ∑50 50
𝑖=1 𝑎𝑖 = 34 dan ∑𝑖=1 𝑏𝑖 =12, hitung
∑50 50 50 50
𝑖=1(2𝑎𝑖 − 3𝑏𝑖 + 15) = ∑𝑖=1 20𝑖 − ∑𝑖=1 3𝑏𝑖 + ∑𝑖=1 15
= 2 ∑50 50 50
𝑖=1 𝑎𝑖 − 3 ∑𝑖=1 𝑏𝑖 + ∑𝑖=1 15
= 50(15)
= 750
Partisikan (bagian) selang [0,2] menjadi n selang bagian secara reguler (panjang
𝑥𝑛− 𝑥0 2−0 2
selang sama ) yaitu △x = = =𝑛
𝑛 𝑛
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠−𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
= 𝑛
1 A (R)
0 1 2 x
X0 = 0
2
X1 = 1. △x = 𝑛
2 4
X2 = 2. △x = 2 𝑛 = 𝑛
3 6
X3 = 3. △x = 3 𝑛 = 𝑛
2 2𝑖
Xi = i. △x = i 𝑛 = 𝑛
2
Xn-i = (n-1) △x = (n-1) 𝑛
2 2𝑛
Xn = n. △x = n 𝑛 = 𝑛
=2
y = f(x) x2
poligon dalam
x0 x1 x2 xn-1 xn
(2𝑖 ) 2
F(x1) △x = x12 △x = .(𝑛)
𝑛
4𝑖 2 2 8𝑖 2
= 𝑛2
.𝑛 = 𝑛3
8(0)2 8(1)2 8(2)2 𝑠(𝑛−1)2
Jadi, A (Rn) = ( + + +⋯+ )
𝑛3 𝑛3 𝑛3 𝑛3
8
= ((0)2 +(1)2 + (2)2 + (3)2 + ... + (n-1)2)
𝑛3
8 𝑛(𝑛+1)(2𝑛+1)
= 𝑛3 ( )
6
8 (𝑛 2+𝑛)(2𝑛+1)
= 𝑛3 ( )
6
8 2𝑛 3+ 𝑛 2+2𝑛 2+𝑛
= 𝑛3 ( )
6
8 2𝑛 3+ 3𝑛 2 +𝑛
= 𝑛3 ( )
6
8𝑛 3+ 12𝑛 2 +4𝑛
= 3𝑛 3
8𝑛 3 12𝑛 2 4𝑛
= 3𝑛3 + +
3𝑛 3 3𝑛 3
8 4 4
A (Rn) = 3 + 𝑛 + 3𝑛2
Kita simpulkan
8 4 4
A (R) = lim 𝐴 (𝑅𝑛)= lim (3 + 𝑛 + 3𝑛2 )
𝑛→∽ 𝑛→∞
8
=3+0+0
8
=3
F. INTEGRAL TENTU
Definisi (integral Tentu)
Andaikan f suatu fungsi yang didefinisikan pada selang tutup (a,b), jika:
lim ∑𝑛𝑖=1 𝑓(𝑥 ). ∆𝑥 →
│𝑝│→0
Contoh
2 1 2
1. ∫0 𝑥 (𝑥 2 − 5)4 𝑑𝑥 = 2 ∫0 𝑥 (𝑥 2 − 5)4 . 2𝑥 dx → 𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑢𝑚𝑢𝑚
1 1 2
= 2 [5 (𝑥 2 − 5]
0
1 1 1
= 2 [(5 (𝑥 2 − 5)5 ] - [(5 (02 − 5)5 ]
1 1 1
= 2 [5 (−1)5 − 5 (4 − 5)5 ]
1 1 1
= [− + (3126)]
2 5 5
1 1 3126
= 2 [− 5 + ]
5
1 3124
=2[ ]
5
1562
=
5
2
= 312 5
4 1 4
2. ∫1 (𝑥 + 1)2 dx = 3 (x+1)3 ∫1
1 1
= (4+1)3 - (1+1)3
3 3
1 1
= 3 (5)3 – (3 (2)3
125 8
= -3
3
117
= 3
= 39
Cara lain
4
= ∫1 (𝑥 + 1) . (x+1) dx
4
= ∫1 (𝑥 2 + 2𝑥 + 1) dx
1
= [3 (4)3 + (4)2 + 4]14
1 1
= [ 3 (4)3 + (4)2 + 4] − [3 (1)3 + (1)2 + 1]
64+60 1+6
=( )–( )
3 3
124 7
= −3
3
117
= 3
= 39
Dengan definisi
4
∫1 (𝑥 + 1)2 dx
Tentukan selang [1,4] menjadi “n” selang bagian secara reguler (panjang selang
4−1 3
sama) yaitu ∆𝑥 = =𝑛
𝑛
Dengan titik dan panjang 1 = x0 < x1 < x2 < ... < xn-1 < xn =4
Dari titik contoh diambil titik ujung dari selang sehingga
X0 = 1
3
X1 = 1+ ∆𝑥 = 1 + 𝑛
3 3 3
X2 = 1 + 𝑛 + 𝑛 = 1 + 2 . 𝑛
3𝑖
Xi = 1 + 𝑛
3𝑛
Xn = 1 + =1+3=4
𝑛
Sehingga
4
∫1 (𝑥 + 1)2 dx = lim ∑𝑛1=1 𝑓(𝑥𝑖 ) ∆xi
│𝑝│→0
3𝑖 3
= lim ∑𝑛𝑖=1(𝑖 + + 1 )2 . 𝑛
𝑛→∞ 𝑛
3𝑖 3
= lim ∑𝑛𝑖=1( + 2)2 . 𝑛
𝑛→∞ 𝑛
9𝑖 2 12𝑖 3
= lim ∑𝑛𝑖=1( 𝑛2 + + 4) . 𝑛
𝑛→∞ 𝑛
27𝑖 2 36𝑖 12
= lim ∑𝑛𝑖=1( + + )
𝑛→∞ 𝑛3 𝑛2 𝑛
27𝑖 2 36𝑖 12
= lim ∑𝑛𝑖=1 + lim ∑𝑛𝑖=1 𝑛2 lim ∑𝑛𝑖=1
𝑛→∞ 𝑛3 𝑛→∞ 𝑛→∞ 𝑛
𝑖2 𝑖 1
= 27 lim ∑𝑛𝑖=1 + 36 lim ∑𝑛𝑖=1 𝑛2 + 12 lim ∑𝑛𝑖=1 𝑛
𝑛→∞ 𝑛3 𝑛→∽ 𝑛→∽
1 1 1 1
= lim ∑𝑛𝑖=1 𝑛 = 1 + 2 = 3
𝑥→∽