Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KALKULUS DIFERENSIAL

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Kalkulus diferensial

Dosen Pengampu:

Pika Merliza M.Pd

Di susun oleh:

1. Bena salsa anggraini (2201060003)


2. Wulandari (2201060026)

PRODI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO (IAIN)

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada
kita sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentu kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawatserta salam
kami curahkan kepada Nabi kita Muhammad S.A.W yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal mungkin. Terlepas dari semua itu
kami menyadari bahwa masih ada kekurangan pada makalah ini baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala masukan berupa
kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih semoga makalah yang telah kami susun dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.

Metro, 17 september 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2

A. Pengantar persamaan diferensial .................................................................... 2

B. Notasi jumlah dan sigma ................................................................................. 3

C. Teorema A (kelinieran Ʃ) ................................................................................ 3

D. Rumus-rumus jumlah khusus pada notasi sigma ............................................ 5

E. luas menurut poligon-poligon dalam.............................................................. 5

F. Integral tentu ................................................................................................. 7


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat turunan terhadap


satu atau lebih dari variabel-variabel bebas (independent variables)Bila hanya ada satu
variabel bebas yang diasumsikanmaka subyek disebut persamaan diferensial biasa.

Notasi sigma (Σ) digunakan untuk menjumlahkan serangkaian angka atau


ekspresi matematika yang mengikuti pola tertentu. Ini adalah cara kompak dan efisien
untuk mengekspresikan penjumlahan berulang-ulang, seperti penjumlahan semua
bilangan bulat dari 1 hingga n. Notasi sigma sering digunakan dalam berbagai rumus
matematika dan ilmu terapan.

Integral tentu adalah salah satu konsep inti dalam kalkulus, yang merupakan
cabang matematika yang mempelajari perubahan dan akumulasi. Integral tentu
digunakan untuk mengukur luas di bawah kurva fungsi matematika, menghitung
jumlah akumulasi, serta berbagai aplikasi lainnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat turunan terhadap satu
atau lebih dari variabel-variabel bebas (independent variables)Bila hanya ada satu
variabel bebas yang diasumsikanmaka subyek disebut persamaan diferensial biasa
(ordinary differential equation) contoh persamaan diferensial sebagai berikut

1. Selesaikan PD (persamaan diferensial) dy = 2x dx melalui (0,1)


Dy = 2x dx
Dy = ʃ 2x dx
( y + c1) = (x2 + c2)
y = x2 + c2 – c1
y = (x2 + c) solusi umum
melalui (0,1) x=0,y=1
y = x2 + c
1=c
y = x2 + 1 Solusi khusus
𝑑𝑦
2. = 3x2 + 1, y = 4 dan x = 1, carilah persamaan diferensial
𝑑𝑥
𝑑𝑦
= 3x2 + 1
𝑑𝑥

dy = 3x2 + 1 dx
ʃdy = ʃ 3x2 + 1 dx
y + c1 = x3 + x + c2
y = x3 + x + c2 – c1
y = x3 + x + c solusi umum

y = 4 dan x = 1
y = x3 + x + c
4 = 13 + 1 + c
C=4–2
C=2
y = x3 + x + 2 solusi khusus
𝑑𝑦 6𝑥−𝑥 2
1. Selesaikan Persamaan diferensial 𝑑𝑥 = y = 3 untuk x = 0
2𝑦

6𝑥−𝑥 2
dy = . dx
2𝑦

dy . 2y = 6x – x2 . dx
ʃdy . 2y = ʃ6x – x2 dx
ʃ2y . dy = ʃ6x – x2 dx
1
y2 + c1 = 3x2 - 3 x2 + c2
1
y2 = 3x2 - 3 x2 + c
y= 3, x= 0
1
9 = 3(0)2 - 3(0)3 + c

9=c
1 1
y2 = 3x2 - 3 x3 + 9 y √3𝑥 2 − 3 𝑥 3 + 9 solusi khusus

B. Notasi jumlah dan sigma


Lambang sigma “Ʃ”
∑5𝑖=1 𝑎𝑖 = ai + a2 + a3 + a4 + a5

Notasi sigma ai yang memiliki batas bawah 1 dan batas atas 5


𝑖 1 1 1 1 1
 ∑𝑛𝑗=1 = + + +... +𝑛
𝑗 1 2 3 𝑛−1

Jika semua c dalam ∑𝑛𝑖=1 𝑐𝑖 mempunyai nilai sama, katakan c, maka i

∑𝑛𝑖=1 𝑐𝑖 = c1 + c2 + c3 + ... + cn = nc

∑ 𝑐𝑖 = 𝑛𝐶
𝑖=1

C. Teorema A (Kelinieran Ʃ)
Andaikan { ai } dan {bi } menyatakan dua barisan dan C suatu konstanta, maka:
(i) ∑𝑛𝑖=1 𝑐. ai = C ∑𝑛𝑖=1 𝑎𝑖
(ii) ∑𝑛𝑖=1(𝑎𝑖 + 𝑏𝑖 ) = ∑𝑛𝑖=1 𝑎𝑖 + ∑𝑛𝑖=1 𝑏𝑖
(iii) ∑𝑛𝑖=1(𝑎𝑖 + 𝑏𝑖 ) = ∑𝑛𝑖=1 𝑎𝑖 - ∑𝑛𝑖=1 𝑏𝑖
Contoh
1. Andaikan ∑50 50
𝑖=1 𝑎𝑖 = 34 dan ∑𝑖=1 𝑏𝑖 =12, hitung

∑50 50 50 50
𝑖=1(2𝑎𝑖 − 3𝑏𝑖 + 15) = ∑𝑖=1 20𝑖 − ∑𝑖=1 3𝑏𝑖 + ∑𝑖=1 15

= 2 ∑50 50 50
𝑖=1 𝑎𝑖 − 3 ∑𝑖=1 𝑏𝑖 + ∑𝑖=1 15

= 2 (34) – 3(12) + 50 (15)


= 68 -36+710 = 782
∑50 𝑛
𝑖=1 15 = ∑𝑖=1 𝑐𝑖 = n . c

= 50(15)

= 750

D. Rumus-rumus jumlah khusus pada notasi sigma


𝑛(𝑛+1)
1. ∑𝑛𝑖=1 𝑖 = 1 + 2 + 3 +... +n = 2
𝑛(𝑛+1)(2𝑛+1)
2. ∑𝑛𝑖=1 12 = 12 + 22 + 33 + ... + n2 = 6
𝑛(𝑛+1)
3. ∑𝑛𝑖=1 13 = 13 + 23 + 33 + ... + n3 = ( 2 )2
𝑛(𝑛+1)(6𝑛 3+9𝑛 2 +𝑛−1)
4. ∑𝑛𝑖=1 14 = 14 + 24 + 34 + ... + n4 = 30

E. LUAS MENURUT POLIGON-POLIGON DALAM


Pandang daerah R yang dibatasi oleh parabol y = f(x) = x2, sumbu x dan garis tegak
x=2, kita acu R sebagai daerah dibawah kurva y=x2 diantara x=0 dan x=2.

Partisikan (bagian) selang [0,2] menjadi n selang bagian secara reguler (panjang
𝑥𝑛− 𝑥0 2−0 2
selang sama ) yaitu △x = = =𝑛
𝑛 𝑛
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠−𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
= 𝑛

Dengan titik panjang = x0 x1 x2


0 = x0 < x1 < x2 < ... < xn-1 <xn =2
4 y = f(x) = x2

1 A (R)

0 1 2 x

X0 = 0
2
X1 = 1. △x = 𝑛
2 4
X2 = 2. △x = 2 𝑛 = 𝑛
3 6
X3 = 3. △x = 3 𝑛 = 𝑛
2 2𝑖
Xi = i. △x = i 𝑛 = 𝑛
2
Xn-i = (n-1) △x = (n-1) 𝑛
2 2𝑛
Xn = n. △x = n 𝑛 = 𝑛

=2

y = f(x) x2

poligon dalam

x0 x1 x2 xn-1 xn

Luas A (Rn) dapat dihitung

A (Rn) = F(x0) △x + F(x1) △x + f (x2) △x + ... + f (xn-1) △x

(2𝑖 ) 2
F(x1) △x = x12 △x = .(𝑛)
𝑛

4𝑖 2 2 8𝑖 2
= 𝑛2
.𝑛 = 𝑛3
8(0)2 8(1)2 8(2)2 𝑠(𝑛−1)2
Jadi, A (Rn) = ( + + +⋯+ )
𝑛3 𝑛3 𝑛3 𝑛3

8
= ((0)2 +(1)2 + (2)2 + (3)2 + ... + (n-1)2)
𝑛3

8 𝑛(𝑛+1)(2𝑛+1)
= 𝑛3 ( )
6

8 (𝑛 2+𝑛)(2𝑛+1)
= 𝑛3 ( )
6

8 2𝑛 3+ 𝑛 2+2𝑛 2+𝑛
= 𝑛3 ( )
6

8 2𝑛 3+ 3𝑛 2 +𝑛
= 𝑛3 ( )
6

8𝑛 3+ 12𝑛 2 +4𝑛
= 3𝑛 3

8𝑛 3 12𝑛 2 4𝑛
= 3𝑛3 + +
3𝑛 3 3𝑛 3

8 4 4
A (Rn) = 3 + 𝑛 + 3𝑛2

Kita simpulkan
8 4 4
A (R) = lim 𝐴 (𝑅𝑛)= lim (3 + 𝑛 + 3𝑛2 )
𝑛→∽ 𝑛→∞

8
=3+0+0

8
=3

F. INTEGRAL TENTU
 Definisi (integral Tentu)
Andaikan f suatu fungsi yang didefinisikan pada selang tutup (a,b), jika:
lim ∑𝑛𝑖=1 𝑓(𝑥 ). ∆𝑥 →
│𝑝│→0

keterangan │p│ dibaca norma p (batas selang terpanjang)


│p│→ 0 →mendekati nol
 Ada, kita katakan f adalah terintegralkan pada [a,b]
𝑏
∫𝑎 𝑓 (𝑥 )𝑑𝑥, disebut integral tentu f dari a ke b
𝑏
Diberikan oleh ∫𝑎 𝑓 (𝑥 )𝑑𝑥 = lim ∑𝑛𝑖=1 𝑓(𝑥1 ). ∆𝑥1
│𝑝│→0

Contoh
2 1 2
1. ∫0 𝑥 (𝑥 2 − 5)4 𝑑𝑥 = 2 ∫0 𝑥 (𝑥 2 − 5)4 . 2𝑥 dx → 𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑢𝑚𝑢𝑚

1 1 2
= 2 [5 (𝑥 2 − 5]
0
1 1 1
= 2 [(5 (𝑥 2 − 5)5 ] - [(5 (02 − 5)5 ]
1 1 1
= 2 [5 (−1)5 − 5 (4 − 5)5 ]
1 1 1
= [− + (3126)]
2 5 5
1 1 3126
= 2 [− 5 + ]
5
1 3124
=2[ ]
5
1562
=
5
2
= 312 5
4 1 4
2. ∫1 (𝑥 + 1)2 dx = 3 (x+1)3 ∫1
1 1
= (4+1)3 - (1+1)3
3 3
1 1
= 3 (5)3 – (3 (2)3
125 8
= -3
3
117
= 3

= 39
Cara lain
4
= ∫1 (𝑥 + 1) . (x+1) dx
4
= ∫1 (𝑥 2 + 2𝑥 + 1) dx
1
= [3 (4)3 + (4)2 + 4]14
1 1
= [ 3 (4)3 + (4)2 + 4] − [3 (1)3 + (1)2 + 1]
64+60 1+6
=( )–( )
3 3
124 7
= −3
3
117
= 3

= 39

Dengan definisi
4
∫1 (𝑥 + 1)2 dx
Tentukan selang [1,4] menjadi “n” selang bagian secara reguler (panjang selang
4−1 3
sama) yaitu ∆𝑥 = =𝑛
𝑛

Dengan titik dan panjang 1 = x0 < x1 < x2 < ... < xn-1 < xn =4
Dari titik contoh diambil titik ujung dari selang sehingga
X0 = 1
3
X1 = 1+ ∆𝑥 = 1 + 𝑛
3 3 3
X2 = 1 + 𝑛 + 𝑛 = 1 + 2 . 𝑛

3𝑖
Xi = 1 + 𝑛
3𝑛
Xn = 1 + =1+3=4
𝑛

Sehingga
4
∫1 (𝑥 + 1)2 dx = lim ∑𝑛1=1 𝑓(𝑥𝑖 ) ∆xi
│𝑝│→0
3𝑖 3
= lim ∑𝑛𝑖=1(𝑖 + + 1 )2 . 𝑛
𝑛→∞ 𝑛
3𝑖 3
= lim ∑𝑛𝑖=1( + 2)2 . 𝑛
𝑛→∞ 𝑛

9𝑖 2 12𝑖 3
= lim ∑𝑛𝑖=1( 𝑛2 + + 4) . 𝑛
𝑛→∞ 𝑛

27𝑖 2 36𝑖 12
= lim ∑𝑛𝑖=1( + + )
𝑛→∞ 𝑛3 𝑛2 𝑛

27𝑖 2 36𝑖 12
= lim ∑𝑛𝑖=1 + lim ∑𝑛𝑖=1 𝑛2 lim ∑𝑛𝑖=1
𝑛→∞ 𝑛3 𝑛→∞ 𝑛→∞ 𝑛

𝑖2 𝑖 1
= 27 lim ∑𝑛𝑖=1 + 36 lim ∑𝑛𝑖=1 𝑛2 + 12 lim ∑𝑛𝑖=1 𝑛
𝑛→∞ 𝑛3 𝑛→∽ 𝑛→∽
1 1 1 1
= lim ∑𝑛𝑖=1 𝑛 = 1 + 2 = 3
𝑥→∽

Anda mungkin juga menyukai