Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Tentang Penyakit Corona Virus disase


Covid-19

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

NAMA : Dr. Grace D.M. Jozefa, M.Kes


Bab 1 Pendahuluan.

1.1 Latar Belakang

irus adalah agen infeksi berukuran kecil yang bereproduksi di dalam sel inang yang hidup.
Ketika terinfeksi, sel inang dipaksa untuk menghasilkan ribuan salinan identik virus asli dengan
cepat. Virus sendiri tidak memiliki sel; pembentukan virus-virus baru berlangsung dalam sel
inang yang terinfeksi. COVID-19 merupakan keluarga besar dari virus SARS and MERS yang
menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Virus ini merupakan virus jenis
baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia, yang kemudian pertama kali
didentifikasi di kota Wuhan, China pada Desember 2019. Sejak kali pertama ditemukan di
Wuhan, China, pada akhir Desember 2019, virus corona SARS-CoV-2 telah menginfeksi lebih
dari 900 ribu orang di seluruh dunia, dengan angka kematian tercatat -+45.693 orang. Kasus
positif COVID-19 hampir terjadi di setiap negara di dunia. dibuatnya makalah ini untuk
mengetahui apa itu Covid-19 dan bagaimana cara pencegahan penyebarannya.

1.2 Rumusan masalah

adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah, mengetahui apa itu virus covid-19, bahayanya
terhadap manusia, serta dampak positif dan negatifnya.

1.3 tujuan

a. Mengetahui Covid-19
b. memahami bahanya
c. memahami dampak positif dan negatifnya

Bab 2 Pembahasan

2.1 Pengertian virus


Menurut wikipedia Virus adalah agen infeksi berukuran kecil yang bereproduksi di dalam sel
inang yang hidup. Ketika terinfeksi, sel inang dipaksa untuk menghasilkan ribuan salinan identik
virus asli dengan cepat. Virus sendiri tidak memiliki sel; pembentukan virus-virus baru
berlangsung dalam sel inang yang terinfeksi. Walaupun demikian, virus memiliki materi genetik
yang memungkinkannya untuk bermutasi dan berevolusi. Hingga tahun 2018, lebih dari 4.800
spesies virus telah dideskripsikan dengan baik,[1] dari total jutaan virus di lingkungan. Asal-usul
virus belum jelas: beberapa di antaranya mungkin berevolusi dari plasmid (potongan DNA yang
dapat berpindah di antara sel), sementara yang lain mungkin berevolusi dari bakteri.

Virus terdiri dari dua atau tiga bagian: materi genetik, kapsid (mantel protein), dan selubung.
Semua virus memiliki materi genetik berupa DNA (asam deoksiribonukleat) atau RNA (asam
ribonukleat) saja, yaitu molekul panjang dengan banyak gen (pemberi instruksi pada sel). Semua
virus juga ditutupi dengan mantel protein untuk melindungi gen. Sebagian virus memiliki
selubung atau amplop berupa lipid yang menutupi lapisan protein, sehingga golongan virus ini
dapat dihancurkan oleh sabun. Selubung ini memiliki reseptor spesifik yang membantu virus
memasuki sel inang baru. Bentuk virus bervariasi, mulai dari heliks (pilinan) sederhana,
ikosahedral (bangun ruang bersisi 20), hingga struktur yang lebih kompleks. Ukuran virus
berkisar dari 20 hingga 300 nanometer, yang berarti garis sepanjang 1 sentimeter dapat diisi
33.000 hingga 500.000 virus yang berbaris lurus.

Virus menyebar melalui berbagai cara. Meskipun demikian, virus bersifat sangat spesifik dalam
menentukan spesies inang atau jaringan yang mereka serang dan masing-masing spesies virus
bergantung pada metode khusus untuk memperbanyak diri. Banyak virus tumbuhan menyebar
dari satu tumbuhan ke tumbuhan lain melalui serangga dan organisme lain, yang dikenal sebagai
vektor. Virus pada manusia dan hewan disebarkan dengan cara yang bervariasi, mulai dari
hubungan seks (misalnya virus imunodefisiensi manusia atau HIV), melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi (misalnya Norovirus dan Rotavirus), hingga percikan dari saluran
pernapasan dari individu yang terinfeksi (misalnya virus influenza, virus parainfluenza, dan virus
korona). Sebagian virus lainnya, misalnya virus dengue, ditularkan melalui serangga pengisap
darah. Berbagai virus dapat menginfeksi hewan dan manusia, misalnya HIV dan Ebolavirus.
Penyakit yang dapat berpindah dari hewan ke manusia disebut zoonosis.

Infeksi virus dapat mengakibatkan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Pada manusia
dan hewan yang sehat, infeksi biasanya dihilangkan oleh sistem imun, yang memberikan
kekebalan seumur hidup kepada inang virus tersebut. Pemberian antibiotik tidak efektif terhadap
virus, tetapi beberapa obat antivirus mampu mengobati infeksi yang mengancam jiwa.
Pemberian vaksin dapat mencegah sejumlah infeksi virus dan menghasilkan kekebalan seumur
hidup.

Virus dapat mengalami mutasi genetik. Virus RNA bermutasi lebih cepat dibandingkan virus
DNA sehingga memunculkan tipe baru yang tidak dapat diatasi dengan cepat oleh sistem imun
inang mereka. Virus influenza, misalnya, sering kali bermutasi sehingga diperlukan vaksin baru
setiap tahun. Kemunculan galur baru yang belum pernah ditemui sebelumnya dapat
mengakibatkan pandemi, seperti pandemi flu H1N1 pada tahun 2009 dan pandemi koronavirus
pada tahun 2020.

2.2 Pengertian Covid-19

a. Covid-19

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum
terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.

Penyakit yang disebabkan infeksi COVID-19 pada umumnya bersifat ringan, terutama pada
anak-anak dan orang dewasa muda. Namun, infeksi ini tetap dapat menyebabkan penyakit serius:
sekitar 1 dari 5 orang yang terjangkit membutuhkan perawatan di rumah sakit. Karenanya, wajar
jika orang khawatir tentang dampak wabah COVID-19 pada diri mereka dan orang-orang yang
mereka kasihi.
Kita dapat menyalurkan kekhawatiran kita dengan cara melindungi diri kita, orang-orang yang
kita kasihi dan masyarakat kita. Tindakan yang terpenting adalah rajin mencuci tangan secara
menyeluruh dan menutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin. Selain itu, tetap ikuti
perkembangan informasi dan patuhi nasihat dinas kesehatan setempat termasuk pembatasan
perjalanan, pergerakan dan pertemuan yang diberlakukan.

b. coronavirus

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau
manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia
mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang
ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.

Belum dipastikan berapa lama virus penyebab COVID-19 bertahan di atas permukaan, tetapi
perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya. Penelitian coronavirus, dan juga
informasi awal tentang virus penyebab COVID-19, mengindikasikan bahwa coronavirus dapat
bertahan di permukaan antara beberapa jam hingga beberapa hari. Lamanya coronavirus bertahan
mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau
kelembapan lingkungan).

Jika Anda merasa suatu permukaan mungkin terinfeksi, bersihkanlah dengan disinfektan
sederhana untuk membunuh virus dan melindungi diri Anda dan orang lain. Cuci tangan Anda
dengan air bersih mengalir dan sabun atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. Hindari
menyentuh mata, mulut, atau hidung Anda.

c. Gejala Covid-19

Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering.
Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit
tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara
bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa
sehat. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan
khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan
bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah
ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya
kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius. Mereka yang mengalami demam, batuk
dan kesulitan bernapas sebaiknya mencari pertolongan medis.

Risiko tertular tergantung lokasi Anda – lebih tepatnya, apakah sedang terjadi wabah COVID-19
di sana. Di sebagian besar lokasi, risiko tertular COVID-19 masih rendah. Namun, ada tempat-
tempat (kota atau wilayah) di seluruh dunia di mana penyakit ini menyebar. Orang yang tinggal
di atau mengunjungi wilayah-wilayah ini lebih berisiko tertular COVID-19. Pemerintah-
pemerintah dan otoritas kesehatan mengambil tindakan tegas setiap kali kasus COVID-19 baru
teridentifikasi. Patuhilah larangan-larangan perjalanan, pergerakan atau pertemuan dengan
jumlah peserta yang besar yang diberlakukan di tempat Anda berada. Bekerja sama dengan
upaya-upaya pengendalian penyakit akan menurunkan risiko Anda tertular atau menyebarkan
COVID-19.

Wabah dan penularan COVID-19 dapat ditahan dan dihentikan, seperti yang terjadi di Tiongkok
dan beberapa negara lain. Sayangnya, wabah-wabah baru terjadi dengan cepat. Anda perlu
mengetahui situasi di tempat Anda berada atau yang akan Anda kunjungi. WHO
mempublikasikan laporan terbaru tentang situasi COVID-19 di seluruh dunia setiap harinya.

Masa inkubasi adalah jangka waktu antara terjangkit virus dan munculnya gejala penyakit. Pada
umumnya masa inkubasi COVID-19 diperkirakan berkisar dari 1 hingga 14 hari, umumnya
sekitar lima hari. Perkiraan ini akan diperbarui seiring dengan tersedianya lebih banyak data.
d. Cara penyebaran

Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini. COVID-19 dapat
menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat
orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-percikan ini
kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-permukaan di sekitar. Orang yang menyentuh
benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit
COVID-19. Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup percikan yang keluar
dari batuk atau napas orang yang terjangkit COVID-19. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji perkembangan
penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.

Menurut penelitian sejauh ini, virus penyebab COVID-19 ini umumnya menular melalui kontak
dengan percikan dari saluran pernapasan, bukan melalui udara. Lihat jawaban sebelumnya
tentang

Apakah COVID-19 dapat menular dari orang yang tidak menunjukkan gejala? Cara utama
penyebaran penyakit ini adalah melalui percikan saluran pernapasan yang dihasilkan saat batuk.
Risiko penularan COVID-19 dari orang yang tidak ada gejala sama sekali sangatlah rendah.
Namun, banyak orang yang terjangkit COVID-19 hanya mengalami gejala-gejala ringan,
terutama pada tahap-tahap awal. Karena itu, COVID-19 dapat menular dari orang yang,
misalnya, hanya batuk ringan tetapi merasa sehat. WHO terus mengkaji perkembangan
penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.
Apakah saya dapat tertular COVID-19 dari feses orang yang terjangkit penyakit ini? Risiko
penularan COVID-19 dari feses orang yang terinfeksi COVID-19 adalah kecil. Penelitian awal
memang mengindikasikan bahwa dalam kasus-kasus tertentu virus ini bisa ada di feses, tetapi
dalam konteks wabah yang sedang terjadi ini, rute penularan ini tidak menjadi kekhawatiran.
WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan
menyampaikan temuan-temuan terbaru. Namun demikian, karena risiko tetap ada (walaupun
kecil), hal ini memperkuat alasan mengapa kita harus rajin mencuci tangan setelah menggunakan
kamar mandi dan sebelum makan.

e. perlindungan diri terhadap virus

Perlindungan untuk semua orang

Tetap ikuti informasi terbaru tentang wabah COVID-19 yang tersedia di situs web WHO dan
melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah Anda. Di banyak negara di dunia,
kasus dan bahkan wabah COVID-19 telah terjadi. Pemerintah Tiongkok dan pemerintah
beberapa negara lain telah berhasil memperlambat atau menghentikan wabah yang terjadi di
wilayahnya. Namun, situasi yang ada masih sulit diprediksi. Karena itu, tetaplah ikuti berita
terbaru.
Anda dapat mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara melakukan
beberapa langkah pencegahan:

1. Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan
antiseptik berbahan dasar alkohol. Mengapa? Mencuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol dapat membunuh virus
di tangan Anda.
2. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.
Mengapa? Ketika batuk atau bersin, orang mengeluarkan percikan dari hidung atau
mulutnya dan percikan ini dapat membawa virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda dapat
menghirup percikan ini dan juga virus COVID-19 jika orang yang batuk itu terjangkit
penyakit ini.
3. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh berbagai
permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di tangan. Tangan yang
terkontaminasi dapat membawa virus ini ke mata, hidung atau mulut, yang dapat menjadi
titik masuk virus ini ke tubuh Anda sehingga Anda menjadi sakit.
4. Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika batuk dan bersin dengan
cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin dan
segera buang tisu bekas tersebut. Mengapa? Percikan dapat menyebarkan virus. Dengan
mengikuti etika batuk dan bersin, Anda melindungi orang-orang di sekitar dari virus-
virus seperti batuk pilek, flu dan COVID-19.
5. Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika Anda demam, batuk dan
kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis dan tetap memberitahukan kondisi
Anda terlebih dahulu. Ikuti arahan Dinas Kesehatan setempat Anda. Mengapa?
Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah akan memiliki informasi terbaru
tentang situasi di wilayah Anda. Dengan memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu,
petugas kesehatan yang akan merawat Anda dapat segera mengarahkan Anda ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini juga melindungi Anda dan membantu
mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
6. Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 (kota atau daerah di
mana COVID-19 menyebar luas). Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-
tempat tersebut – terutama jika Anda sudah berusia lanjut atau mengidap diabetes, sakit
jantung atau paru-paru Mengapa? Kemungkinan tertular COVID-19 lebih tinggi di
tempat-tempat tersebut.

Perlindungan jika sedang berada di atau pernah berkunjung ke (dalam waktu 14 hari terakhir)
wilayah di mana COVID-19 menyebar

1. Ikuti panduan di atas (Perlindungan untuk semua orang)


2. Lakukan isolasi diri dengan cara tetap tinggal di rumah jika Anda mulai merasa kurang
sehat, bahkan jika gejalanya ringan seperti sakit kepala, demam berskala rendah (37.3 C
atau lebih) dan pilek ringan, sampai Ana sembuh. Jika orang lain harus membawakan
Anda persediaan atau jika Anda harus keluar, misal untuk membeli makanan, kenakanlah
masker agar tidak menginfeksi orang lain. Mengapa? Jika Anda tidak melakukan kontak
fisik dengan orang lain dan tidak mengunjungi fasilitas medis, diri Anda dan orang lain
akan terlindung dari virus COVID-19 dan lainnya dan fasilitas kesehatan akan dapat
beroperasi lebih efektif
3. Jika Anda demam, batuk dan kesulitan bernapas, segera minta nasihat dokter karena
kondisi ini bisa jadi dikarenakan infeksi saluran pernapasan atau kondisi serius lainnya.
Jika Anda sudah memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan dapat
lebih cepat mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat. Hal ini juga membantu
mencegah kemungkinan penyebaran COVID-19 dan virus-virus lainnya.

Obat Covid-19

Tidak. Antibiotik tidak dapat melawan virus, melainkan hanya melawan infeksi bakteri. COVID-
19 disebabkan oleh virus sehingga antibiotik tidak efektif. Antibiotik tidak boleh digunakan
untuk mencegah atau mengobati COVID-19. Antibiotik hanya digunakan sesuai arahan dokter
untuk mengobati infeksi bakteri.

Meskipun obat-obatan barat, tradisional atau buatan sendiri dapat meringankan gejala-gejala
COVID-19, obat-obatan yang ada belum terbukti dapat mencegah atau menyembuhkan penyakit
ini. WHO tidak merekomendasikan tindakan mengobati diri sendiri dengan obat apa pun,
termasuk antibiotik, untuk mencegah atau menyembuhkan COVID-19. Namun, beberapa obat-
obatan barat dan tradisional sedang diuji klinis. WHO akan terus memberikan informasi terbaru
seiring tersedianya temuan klinis.

Hingga kini, belum ada vaksin dan obat melawan virus tertentu untuk mencegah atau mengobati
COVID-19. Namun, orang-orang yang sakit perlu mendapatkan perawatan untuk meredakan
gejala-gejalanya. Orang-orang yang sakit serius harus dibawa ke rumah sakit. Sebagian besar
pasien sembuh karena perawatan untuk gejala yang dialami. Ada beberapa kandidat vaksin dan
obat tertentu yang masih diteliti melalui uji klinis. WHO mengkoordinasikan upaya menyediakan
vaksin dan obat yang mencegah dan mengobati COVID-19. Cara paling efektif melindungi diri
dan orang lain dari COVID-19 adalah sering mencuci tangan, menutup mulut saat batuk dengan
siku yang terlipat atau tisu, dan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang yang batuk-batuk
atau bersin-bersin.

Dampak positif dan negatif

Pandemi covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia tentunya memberikan dampak
negatif yang mungkin dirasakan oleh kebanyakan orang. Dengan kasus kematian lebih dari
70.000 dan dampaknya pada ekonomi dunia, banyak orang berharap agar pandemi covid-19 ini
bisa segera berakhir.

Dengan adanya pandemi covid-19 ini, banyak sekali aktivitas masyarakat yang harus berubah.
Akan tetapi, perubahan-perubahan karena covid-19 ini memiliki dampak lain yang
menguntungkan.

Dilansir dari South China Morning Post, Hahn Chu, direktur advokasi lingkungan di The Green
Earth, sebuah LSM di Hong Kong mengatakan pandemi ini harus dilihat sebagai peringatan
untuk mengubah kebiasan-kebiasaan kita selama ini.

Dr Amy Wang, seorang dokter umum di Hong Kong juga mengatakan bahwa dengan adanya
pandemi covid-19 ini banyak orang yang lebih sadar mengenai kebersihan diri dan kesehatan
mereka. Kemudian memberikan perhatian lebih kepada diri sendiri.

Relationship and wellness coach Sonia Samtani juga mengatakan bahwa saat ini orang-orang
bisa lebih melakukan evaluasi kembali hubungan pribadi mereka dengan keluarga atau orang-
orang terdekat. Selain itu juga bisa lebih menghormati mengenai kebebasan pribadi setiap orang.

Berdasarkan Clean Air Network, sebuah LSM dari Hong Kong menyebutkan bahwa work from
home telah menyebabkan pengurangan polusi udara. Serupa dengan hal itu, Centre for Research
on Energy and Clean Air, sebuah organisasi penelitian independen melaporkan bahwa sebelum 1
Maret lalu, emisi karbon dioksida Tiongkok turun 200 juta ton atau 25 persen, dibandingkan
periode yang sama tahun lalu.
“Selama ini kita selalu melihat manfaat dari menggunakan teknologi dalam membantu kegiatan
sehari-hari kita. Akan tetapi di sisi lain, di tengah pandemi covid-19 ini dimana setiap orang haru
melakukan jarak antara fisik maka semakin berkurang juga polusi udara yang dihasilkan,” ujar
Chu.

Selain itu, ia juga menekankan bahwa penggunaan pemutih yang berlebihan sebagai disinfektan
dapat membahayakan kesehatan diri sendiri dan juga lingkungan. Setiap tindakan yang dilakukan
tentu memang ada pro dan kontra.

“Misalnya, ketika kita membeli makanan takeaway, kita bisa mencoba membawa wadah sendiri
dan menghindari menggunakan alat makan sekali pakai,” tutupnya.

1. Lebih peduli dengan kesehatan

Pemberitaan mengenai wabah virus corona Covid-19 memang membuat panik di sejumlah
negara. Namun dibalik itu, karena wabah tersebut kita sekarang lebih memperhatikan kesehatan
dan lebih menjaga kebersihan.

Kita juga jadi mengingat untuk peduli dengan sesama dan memaksa diri untuk bisa bekerja sama
secara global dengan kompak melakukan social distancing juga isolasi mandiri. Dengan
mengingat bahwa hidup manusia secara tidak langsung saling terhubung, kita diingatkan betapa
berharganya kita satu sama lain.

2. Seluruh dunia bekerjasama

Sebelum kepanikan mengenai Covid-19 menyita perhatian, setiap orang menghadapi masalahnya
masing-masing. Seperti kecemasan, kesepian, penyakit mental, dan meningkatnya ketidakpastian
tentang masa depan.

Dari isu politik hingga perubahan iklim, perang budaya hingga resesi seks, kasus bunuh diri
karena keputusasaan, dan bullying di media sosial yang rentan merusak mental kita. Segala
masalah yang terjadi menjadi gejala individualisme yang merajalela.
Namun kasus pandemi Covid-19 telah membuat semua orang fokus pada hal yang sama dan
pentingnya koordinasi juga kerja sama. Pemerintah dunia sekarang mengoordinasikan tindakan
pencegahan dengan kerja sama yang belum pernah terlihat sebelumnya.

China telah mengerahkan dokter dan ahli kesehatan masyarakat untuk membantu Italia dengan
krisis yang sedang berlangsung. Warga Israel dan Palestina bersatu untuk memerangi epidemi.
Pemerintah di seluruh dunia menerapkan langkah-langkah ekonomi untuk membantu mereka
yang rentan secara ekonomi.

3. Manusia saling membantu

Bencana alam biasanya menyatukan orang dan memicu tindakan solidaritas di antara sesama.
Sementara ancaman pandemi, bagaimana pun telah menyatukan seluruh umat manusia melawan
ancaman nyata. Manusia saling membantu tanpa perlu melihat suku, ras, atau kepercayaan.

4. Kualitas udara membaik

Kesehatan mental yang buruk hingga polusi dan polarisasi yang meningkat, seakan menjadi
bukti bahwa masyarakat terlalu sibuk bekerja, konsumsi berlebihan, dan terlalu individulisme.
Ketika sosial distancing sedang dilaksanakan di seluruh dunia, kualitas udara menjadi membaik.

Didokumentasikan dari China ke Italia, dengan emisi karbon mencapai titik terendah baru setiap
hari karena berkurangnya perjalanan udara.

5. Hobi tertunda bisa terlaksana saat isolasi mandiri

Awalnya mungkin sulit untuk melakukan segala aktivitas hanya dari rumah. Tapi hal itu perlu
dilakukan untuk menyelamatkan kesehatan pribadi dan saling menjaga satu sama lain.

Kebijakan isolasi mandiri juga memberi kita kesempatan untuk bekerja lebih sedikit,
menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih, dan menemukan waktu untuk mengobrol,
membaca, memainkan musik, memasak, dan terlibat dalam semua kesenangan.
Dampak negatif:

1. Kalap menimbun makanan;

2. Harga barang naik terutama masker, sanitizer, pengukur suhu hingga obat dan sereh;

3. Daya beli turun, hutang meroket;

4. Tingkat pengembalian investasi rendah;

5. Omset bisnis banyak menurun, pendapatan menurun;

6. Tidak bisa bayar cicilan ke bank tepat waktu;

7. Biaya sekolah dan kuliah bertambah untuk menunjang belajar dengan teknologi.
Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan

Penyakit yang disebabkan infeksi COVID-19 pada umumnya bersifat ringan, terutama pada
anak-anak dan orang dewasa muda. Namun, infeksi ini tetap dapat menyebabkan penyakit serius:
sekitar 1 dari 5 orang yang terjangkit membutuhkan perawatan di rumah sakit. Karenanya, wajar
jika orang khawatir tentang dampak wabah COVID-19 pada diri mereka dan orang-orang yang
mereka kasihi.
Kita dapat menyalurkan kekhawatiran kita dengan cara melindungi diri kita, orang-orang yang
kita kasihi dan masyarakat kita. Tindakan yang terpenting adalah rajin mencuci tangan secara
menyeluruh dan menutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin. Selain itu, tetap ikuti
perkembangan informasi dan patuhi nasihat dinas kesehatan setempat termasuk pembatasan
perjalanan, pergerakan dan pertemuan yang diberlakukan.

3.2 saran
sebagai warga negara yang baik, tentunya kita harus mengikuti intruksi dari pemerintah guna
turut berperan serta memutus mata rantai penyakit covid -19 ini, dan mengambil hikmah positif
dari apa yang terjadi bertambah baik dalam berkehidupan baik dengan sesama manusia maupun
dengan alam sekitar.

Anda mungkin juga menyukai