Sistem Silvikultur Di Indonesia 2022
Sistem Silvikultur Di Indonesia 2022
Silvikultur di
Indonesia
Fenomena Suksesi Hutan
Climax
forest
Succesion disturbance
Fenomena Hutan Tropis
• Keanekaragaman tinggi
Keunggulan • Produktivitas tinggi
• Eksploitasi hutan
Ancaman • Konflik sosial
Permasalahan Hutan
Alam Produksi
Produktivitas
Degradasi
HA<HT
Deforestasi
Mengapa produktivitas
HA rendah?
Keanekaragaman • Mixed forest
tinggi • Uneven aged forest
• Pemilihan jenis
Upaya? • Pemuliaan Pohon
• Integrated pest management
Tegakan multi strata
Forest Harvesting
Resiliensi
Tegakan dua
strata
Tegakan satu
strata
Beberapa peraturan dan petunjuk
teknis mengenai silvikultur
Umur tegakan:
Tegakan seumur:
THPB
THPA
Pemanenan dapat dengan TPTI
Tegakan tidak seumur:
Individu➔TPTI
Kelompok➔TR
Jalur➔TPTJ
Sistem pemanenan:
Tebang pilih
Tebang habis
Lokasi Pelaksanaan
THPB:
LOA
Hutan tanaman pada hutan produksi biasa atau
hutan produksi yang dapat dikonversi di areal IUPHHK
pada hutan produksi berdasarkan RKUPHHK
THPA:
LOA, hutan tanaman melalui terubusan/coppice
system dan atau generatif pada HP biasa atau HP
yang dapat dikonversi di areal IUPHHK pada hutan
produksi berdasarkan RKUPHHK
TPTI dan TR:
Virgin forest
LOA di areal IUPHHK berdasarkan RKUPHHK
TPTJ:
LOA
Penetapan Daur
Tegakan Seumur:
Daur ditetapkan berdasarkan umur masak tebang
ekonomis dan atau
Berdasarkan umur pada hasil yang maksimum
Tegakan tidak Seumur:
Siklus tebang berdasarkan diameter tebangan
Lokasi Siklus diameter keterangan
tebang
Hutan daratan 30 tahun ≥40 cm HP biasa/konversi
kering
≥50 cm HPT dg sistem
silvikultur TPTI/TR
20 tahun ≥40 cm TPTJ
Hutan rawa 40 tahun ≥30 cm
Hutan 20 tahun ≥10 cm Bahan baku chip
payau/mangrove
30 tahun ≥10 cm Untuk kayu arang
Teknik Silvikultur
Belum ada kegiatan penjarangan Waktu penjarangan Et+9,14,19 Waktu penjarangan Et+10,15,20