Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tafsir II
Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tafsir II
DISUSUN OLEH:
ARPAININGSIH 12130220950
KELAS 5I
FAKULTAS USHULUDDIN
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
KATA PENGANTAR
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
1. Al-Qur’an Al-Karim..........................................................................................5
2. Kitab-Kitab Tafsir..............................................................................................7
3. Persoalan Masyarakat......................................................................................10
BAB III........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................13
DAFTAR KEPUSTAKAAN.......................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur'an sebagai wahyu Allah memiliki makna universal, bahkan jika
dilihat dari berbagai perspektif. Menurut Darraz (1960), al-qur'an bagaikan intan
cahaya yang setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang
terpancar dari sudut-sudut yang lain. Ini karena Allah tidak memberikan makna
tersurat pada al-qur'an akan tetapi di balik ituAllah memberikan kode dan symbol
yang membimbing manusia untuk mampu menafsirkan sekaligus memahami al-
qur'an dapat dipungkiri bahwa penafsiran al-Qur'an selalu terkait subyektifitas
penafsir yang memiliki horizon pemikiran yang berbeda antara satu penafsir dengan
penafsir yang lain. Selain subyektifitas mufassir, ada elemen lain yang mampu
mempengaruhi penafsiran al-qur’an al-khalifah diistilahkan sebagai al-dakhil. Dari
kitab karangan al-khalifah ini, sumber atau elemen penafsiran al-qur'an menjadi tiga
bagian, 1) al-Riwâyah, 2) al-ra'yi, 3) al-Isyârah. Dengan demikian tolak-ukur
kebenaran tafsir terhadap al-qur'an itu tidak bisa tetap karena terjadinya pergeseran
paradigm sumber penafsiran al-qur’an. Pergeseran itu terutama terjadi pasca wafatnya
nabi sebagai satu-satunya otoritas tafsir. Sebagaimana mayoritas ulama sampaikan,
tidak semua ayat tidak ditafsirkan oleh nabi. Munculnya banyak tafsir dengan banyak
corak, ittijah, laun, adalah hasil ijtihad ulama dalam memahami al-qur'an hari ini
banyak yang menilai bahwa kebenaran tafsir itu tunggal. Hal ini jelas menafikan
fenomena sejarah tafsir itu sendiri. Oleh sebab itulah makalah ini diangkat dalam
upaya memberikan pemahaman yang jelas dan singkat tentang sumbersumber
penafsiran al-qur'an
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang makalah, maka dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa saja Sumber-Sumber Penelitian Tafsir?
2. Apa yang dimaksud dengan Wahyu?
3. Apa yang dimaksud dengan Ra’yu/Ijtihad?
4. Apa yang dimaksud dengan Israiliyat?
1
2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sumber-sumber penelitian
tafsir
2. Untuk mengetahui apa itu Wahyu, Ra’yu, Israiliyat dan Syair Jahiliyah
BAB II
PEMBAHASAN
1
Manna’ Al-Qathan, Mabahits Fi Ulumil Qur’an (Beirut: Mansurat al-Asril Hadis, 1990),
Hal.21.
3
4
2
Jani Arni, Metode Penelitian Tafsir, 1st ed. (Pekanbaru: Daulat Riau, 2013). Hal.15.
3
Ibid, Hal.17.
4
Ibid, Hal.17-18.
5
5
Ibid, Hal.19.
6
Ibid, Hal.22.
6
bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari)” (lihat di QS. Yunus:5). Atau
bahwa jenis kelamin anak adalah hasil sperma pria, sedang wanita sekadar
mengandung karena mereka hanyalah bagaikan “ladang” (QS. AI Baqarah:
223), dan masih banyak lagi hal lainnya yang keseluruhannya belum diketahui
manusia, kecuali pada abad-abad bahkan tahun-tahun terakhir ini. Dari
manakah Rasulullah ﷺmengetahuinya, kalau bukan dari Allah ﷻ.
Tuhan yang Maha Mengetahui.7
2. Kitab-Kitab Tafsir
Dalam melakukan penelitian terhdap tafsir Al-Qur’an, tentunya tidak hanya
menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya objek penelitian. Selain melakukan
penelitian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Al-Qur’an, penelitian terhadap
produk-produk tafsir juga dapat menjadi sebuah objek dalam melakukan penelitian
tafsir. Produk-produk tafsir yang dimaksud adalah kitab-kitab tafsir yang ditulis oleh
para mufassir dalam menjelaskan makna atau maksud yang terkandung di dalam Al-
Qur’an.
Adapun hal-hal yang dapat diteliti ialah berupa aspek-aspek yang menjadi
bagian dalam kitab-kitab tafsir tersebut. Adapun beberapa aspek yang bisa diteliti
terhadap kitab-kitab tafsir yang telah dihasilkan oleh para mufassir dari berbagai
generasi tersebut adalah,
a) Biografi pengarang kitab/mufassir.
Secara sederhana, biografi dapat dikatakan sebagai sebuah kisah
riwayat hidup seseorang. Biografi umumnya berbentuk singkat yang hanya
memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peranan
pentingnya.8 Penelitian terhadap biografi seorang mufassir dapat mencakup
seputar:
kelahirannya, yaitu, dimana serta kapan mufasir tersebut lahir,
7
Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Jakarta: Lentera hati, 2013), Hal. 58.
8
Eko Zulfikar, “Rekonstruksi Objek Penelitian Tafsir Al-Qur’an: Konsep Dan Aplikasi,”
Tafsere 6, no. 2 (2018): 112.
7
9
Arni, Metode Penelitian Tafsir. H.23
10
Ibid.
8
penafsiran Al-Qur’an antara lain, corak tafsir fiqhi, falsafi, ilmi, akhlaqi,
i’tiqadi, shufi dan adabi al-ijtima’i.11
d) Metodologi
Metodologi maksudnya adalah metode yang digunakan oleh mufassir
dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Apakah penafsirannya menggunakan
metode ijmali, tahlili, maudhu’i dan metode muqaran, atau bahkan kolaborasi
dari beberapa metode penafsiran.
Dalam perkembangan metode tafsir, al-Farmawi mengklasifikasikan menjadi
empat,12
Pertama, metode tahlili, di mana dengan menggunakan metode ini,
mufassir berusaha menjelaskan seluruh aspek yang terkandung oleh
ayat-ayat Al-Qur’an dan mengungkapkan segenap pengertian yang
dituju. Keuntungan metode ini adalah peminat tafsir dapat menemukan
pengertian secara luas dari ayat-ayat Al-Qur’an.
Kedua, metode ijmali, yaitu ayat Al-Qur’an dijelaskan dengan
pengertian garis besarnya saja, contoh yang sangat familiar adalah
tafsir Jalalain.
Ketiga, metode muqaran, yaitu menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an
berdasarkan apa yang telah ditulis oleh mufassir sebelumnya dengan
cara membandingkannya.
Keempat, metode mawdhu’i, yaitu seorang mufassir mengumpulkan
ayat-ayat dibawah suatu topik tertentu kemudian ditafsirkan.
e) Referensi
Penelitian terhadap referensi atau kitab-kitab yang dijadikan rujukan
dalam penafsirannya berfungsi untuk melihat keluasan wawasan mufassir
11
Zulfikar, “Rekonstruksi Objek Penelitian Tafsir Al-Qur’an :Konsep Dan Aplikasi.”
12
Ibid.
9
3. Persoalan Masyarakat
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah ﷻmemiliki dua kewajiban yaitu
hablul min Allah dan habhul min Nas, yakni makhluk individual dan manusia juga
sebagai makhluk sosial. Baik hubungan dengan Allah sang penciptanya dan juga
sebagai makhluk sosial baik hubungannya dengan manusia yang lain. Manusia
membutuhkan ketenangan beribadah, memerlukan makanan, minuman, pakaian,
tempat tinggal dan kebutuhan lainnya. Sedangkan sebagai makhluk sosial, ia
membutuhkan teman untuk bergaul untuk menyatakan suka dan duka, dan memenuhi
berbagai kebutuhan lainnya yang bersifat kolektif. Manusia membutuhkan kedua sisi
kehidupan tersebut.14
Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu kecil atau besar yang
terikat oleh satuan, adat kebudayaan dan hidup bersama.15 Dapat dipahami
bahwasanya sebuah masyarakat terhimpun dari beberapa manusia yang saling
membutuhkan satu sama lain. Dan sebagai kelompok masyarakat, manusia tentu
menginginkan lingkungan sosial yang ramah, peduli, santun, saling menjaga dan
menyayangi, saling membantu, taat pada aturan, tertib, disiplin, serta menghargai
hak-hak azasi manusia, dan lain sebagainya.
13
Arni, Metode Penelitian Tafsir.
14
M. Kafrawi, “Konsep Tentang Masyarakat Menurut Perspektif Al-Qur’an Al-Karim,”
Jurnal: Perada (Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu) 4, no. 1 (2021): 37–41.
15
Ibid.
10
Ada beberapa contoh persoalan terkini yang pernah diteliti, dan dikaitkan
dengan penafsiran Al-Qur’an, diantaranya yaitu:
16
Syihabuddin Alwy and Nawal Nur Arofah, “Isu-Isu Sosial Masyarakat Dalam Tafsir (Kajian
Analisis Wacana Tafsir Tāj Al-Muslimīn Min Kalāmi Rābb Al-‘Alamin Karya K.H. Misbach
Mustafa),” AL ITQAN: Jurnal Studi Al-Qur’an 2, no. 1 (2016): 64.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penafsiran terhadap Al-Qur’an sejak masa Rasulullah hingga sekarang, tidak
pernah mengalami stagnasi. Penafsiran Al-Qur’an juga mampu menjawab segala
persoalan di setiap zamannya. Oleh karena itu sekarang dapat dijumpai banyak dari
karya atau kitab tafsir yang ditulis oleh para ulama. Adapun yang dimaksud dengan
objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi sasaran atau target dalam melakukan
peneltian. Maka adapun objek dalam penlitian tafsir dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
Al-Qur’an, kitab-kitab tafsir, serta persoalan masyarakat.
Ketika melakukan penelitian tafsir, maka ada beberapa aspek dalam Al-
Qur’an yang dapat diteliti, yaitu meliputi; Isi/kandungannya yang sangat lengkap dan
sempurna, Keindahan bahasanya dan ketelitian redaksinya, Kebenaran berita-berita
gaibnya, dan Isyarat-isyarat ilmiahnya. Kemudian adapun aspek-aspek yang dapat
diteliti dari produk-produk tafsir (kitab-kitab tafsir) yaitu meliputi; Biografi atau
sejarah kehidupan seorang mufassir, kemudian sitematika dalam kitab tafsir, corak
penafsiran, metodologi penafsiran yang digunakan, serta referensi atau rujukan yang
digunakan oleh mufassir dalam menulis kitab tafsirnya. Dan berkaitan dengan
persoalan masyarakat, maka pemelitian terhadap tafsir berfokus pada persoalan atau
isu-isu sosial yang terdapat dalam lingkunan masyarakat. Dimana persoalan
masyarakat tentu harus sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
B. Saran
Lebih banyak membaca literatur terkait permasalahan ini, sehingga pembaca
akan dengan mudah memahami kompleksitas dan relevansi objek penelitian tafsir,
makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang bagaimana tafsir
memainkan peran dalam pemikiran dan budaya Muslim dari zaman ke zaman.
11
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Alwy, Syihabuddin, and Nawal Nur Arofah. “Isu-Isu Sosial Masyarakat Dalam Tafsir
(Kajian Analisis Wacana Tafsir Tāj Al-Muslimīn Min Kalāmi Rābb
Al-‘Alamin Karya K.H. Misbach Mustafa).” AL ITQAN: Jurnal Studi
Al-Qur’an 2, no. 1 (2016): 64.
Arni, Jani. Metode Penelitian Tafsir. 1st ed. Pekanbaru: Daulat Riau, 2013.
12