Anda di halaman 1dari 7

HUKUM INTERNASIONAL

PASAL 380
DARI SUDUT PANDANG PENGERTIAN DAN UNSUR
OBJEKTIF SERTA UNSUR SUBJEKTIF

Dosen Pengampu : Cekli Setya Pratiwi,SH.,LL.M.,M.CL.

Disusun oleh:

Sarah Syahira (202210110311433)

KELOMPOK 2
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PASAL 380

Pasal 380 ayat (1) angka 1 KUHP berbunyi :


“Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda
paling banyak tujuh puluh lima ribu rupiah: barangsiapa menaruh suatu nama atau tanda
secara palsu di atas atau di dalam suatu buah hasil kesasteraan, keilmuan, kesenian atau
kerajinan, atau memalsu nama atau tanda yang asli, dengan maksud supaya karenanya
orang mengira bahwa itu benar-benar buah hasil orang yang nama atau tandanya olehnya
ditaruh di atas atau didalamnya tadi.”

Pasal 380 ayat (1) angka 2 KUHP berbunyi :


“Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda
paling banyak tujuh puluh lima ribu rupiah: barangsiapa dengan sengaja menjual,
menawarkan, menyerahkan, mempunyai persediaan untuk dijual atau memasukkan ke
Indonesia, karya kesasteraan, keilmuan, kesenian atau kerajinan, yang di dalam atau
padanya telah ditaruh nama atau tanda yang palsu, atau yang nama atau tandanya yang asli
telah dipalsukan, seakan-akan itu benar-benar karya orang yang nama atau tandanya telah
ditarun secara palsu tadi.”

Pasal 380 : (1) Dengan hukuman penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau
denda sebanyak-banyaknya Rp 75.000,—, dihukum

PENGERTIAN PASAL 380 :

1e. barangsiapa menaruh sesuatu nama atau tanda palsu, atau memal. sukan nama atau tanda
yang asli pada atau didalam suatu buatan tentang kesusasteraan, ilmu pengetahuan,
kesenian atau kerajinan dengan maksud supaya orang percaya dan menerima, bahwa
buatan itu sebenarnya dibuat olah orang yang namanya atau tandanya di-taruh pada atau
didalam buatan itu;

2e. barangsiapa dengan sengaja menjual, menawarkan, menyerahkan, menyediakan untuk


dijual atau membawa masuk ke Negara Indonesia sesuatu buatan tentang kesusasteraan,
ilmu pengetahuan, kesenian atau kerajinan yang diatasnya atau didalamnya ditaruh
sesuatu nama atau tanda palsu atau nama yang dipalsukan seolah-olah buatan itu
sebenarnya asal buah tangan orang yang namanya atau tandanya palsu ditaruh pada atau
didalam buatan itu.

(2) Buatan itu, jika kepunyaan terhukum, dapat dirampas. (K.U.H.P.


39, 43, 393, 394 s, 486).
1. Pasal ini mengancam hukuman terhadap perbuatan dan penipuan tentang hak cipta
(auteursrecht atau copyright).

2. Hak cipta adalah hak pengarang, pengubah, pembuat, pencipta dalam lapangan
kesusastraa, ilmu pengetahuan atau kesenian untuk menyiarkan atau buah karangan,
gubahan atau ciptaannya itu. Dalam berbagai-bagai negara, maka hak cipta ini
diperlindungi oleh dua buah perjanjian ialah „Conventie dari Bern" dan „Conventie
Universeel" yang digerakkan oleh UNESCO dalam tahun 1952.
Hak cipta itu dilindungi selama hidupnya pencipta dan 50 tahun (menurut conventie
dari Bern) atau 25 tahun (menurut conventie Universeel) sesudah ia meninggal dunia.
Hak cipta itu pindah kepada akhli-waris dan dapat pula dipindahkan kepada orang
lain. Dizaman Hindia Belanda, maka yang berlaku disini ialah conventie dari Bern,
sebab negeri Belanda adalah anggauta dari conventie tersebut.
Sebagai pelaksanaan Conventie itu, maka negeri Belanda telah mengadakan Undang®
Hak Cipta (auteurswet) tahun 1912 yang berlaku pula di Hindia Belanda L.N. 1912
No. 600 paling akhir diubah dengan L.N. 1913 No. 323), yang isinya antara lain
sebagai berikut :

a) barang siapa sengaja melanggar hak cipta orang lain, dihukum dengan denda
sebanyak-banyanya Rp. 75.000,- dan barang siapa menyiarkan suatu ciptaan
atau karangan orang lain, sedangkan diketahuinya, bahwa dalam ciptaan atau
karangan itu dilakukan suatu pelanggaran terhadap hak cipta orang lain, dihu-
kum denda sebanyak-banyanya Rp 30.000,—•
b) kejadian hak cita ini adalah delik aduan, yaitu hanya dapat dituntut, apabila
orang yang dirugikan itu memajukan pengaduan kepada yang berwajib.

c) barang siapa mempertunjukkan ditempat umum foto orang lain dengan tidak
dengan izin orang itu, dihukum denda sebanyak-banyak Rp 3.000,—

d) barang? ciptaan itu, bila milik sipelanggar, dapat dirampas.

Sesudah pemulihan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949, maka berdasar atas
Undang Dasar Sementara R.I. yang menyatakan, bahwa segala undang? yang ada
pada tanggal 17 Agustus 1950 tetap berlaku, selama belum dicabut, ditambah atau
diubah, „Auteurswet 1921" itu tetap mash berlaku, meskipun dalam masyarakat
Indonesia sekarang ini ada hidup suatu aliran yang berpendirian lain, ialah
mengatakan, bahwa „Auteurswet" tersebut tidak berlaku lagi bagi Indonesia, karena
tidak sesuai lagi dengan Keadaan di Indonesia dan tambahan pula Indonesia sekarang
ini, bukan anggauta dari Conventie Bern serta sudah barang tentu tidak perlu tunduk
pada Conventie Bern dan Auterswet 1912.
A. Unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 380 ayat (1) angka 1 KUHP :

1. Unsur Subjektif :
Kesalahan: maksudnya ditujukan agar orang lain mengira bahwa itu benar-
benar hasil orang yang nama atau tandanya di atas atau di dalamnya tadi.

2. Unsur Objektif :
(1) Perbuatan : menaruh secara palsu dan memalsu.
Memalsu adalah suatu perbuatan mengubah tanpa wenang suatu nama
atau tanda yang telah ada dalam atau di atas suatu karya orang lain dengan
nama
atau tanda yang lain.
(2) Objek : suatu nama atau tanda di atas atau di dalam suatu hasil
kesusastraan,
keilmuan, kesenian atau kerajinan.

B. Unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 380 ayat (1) angka 2 KUHP :

1. Unsur Subjektif :
Kesalahan : dengan sengaja.

2. Unsur Objektif :
(1) Perbuatan: menjual, menawarkan, menyerahkan, mempunyai persediaan
untuk dijual atau memasukkan ke Indonesia.
(2) Objek : hasil kesusastraan, keilmuan, kesenian atau kerajinan yang di
dalam atau di atasnya telah ditaruh nama atau tanda yang palsu, atau yang
nama atau tandanya yang asli telah dipalsu, seakan-akan itu benar-benar
hasil orang yang nama atau tandanya telah ditaruh secara palsu tadi.
PASAL 380 PENGERTIAN UNSUR SUBJEKTIF UNSUR OBJEKTIF
PASAL 380
REFERENSI 1 Pasal ini 1. Kesalahan: maksudnya 1) Perbuatan : menaruh
mengancam ditujukan agar orang lain secara palsu dan memalsu.
hukuman mengira bahwa itu benar- Memalsu adalah suatu
terhadap benar hasil orang yang perbuatan mengubah
perbuatan dan nama atau tandanya di atas tanpa wenang suatu nama
penipuan atau di dalamnya tadi. atau tanda yang telah ada
tentang hak dalam atau di atas suatu
cipta 2.Kesalahan : dengan karya orang lain dengan
(auteursrecht sengaja nama
atau copyright). atau tanda yang lain.

(2) Objek : suatu nama


atau tanda di atas atau di
dalam suatu hasil
kesusastraan,
keilmuan, kesenian atau
kerajinan.

(3) Perbuatan: menjual,


menawarkan,
menyerahkan, mempunyai
persediaan untuk dijual
atau memasukkan ke
Indonesia.

(4) Objek : hasil


kesusastraan, keilmuan,
kesenian atau kerajinan
yang di dalam atau di
atasnya telah ditaruh nama
atau tanda yang palsu,
atau yang nama atau
tandanya yang asli telah
dipalsu, seakan-akan itu
benar-benar hasil orang
yang nama atau tandanya
telah ditaruh secara palsu
tadi.

REFERENSI 2 Pasal 380 Unsur subjektif dalam Unsur objektif dalam


KUHP Pasal 380 KUHP adalah Pasal 380 KUHP
mengatur *maksud untuk mencuri*. melibatkan beberapa
tindakan Artinya, pelaku harus aspek:
pencurian. memiliki niat atau maksud
Pencurian untuk mengambil barang 1. *Mengambil barang:*
adalah tindakan milik orang lain tanpa izin Pelaku harus benar-benar
mengambil atau hak yang sah. Ini melakukan pengambilan
barang yang berarti bahwa pelaku harus barang. Ini berarti pelaku
seluruh atau memiliki kesengajaan harus mengambil barang
sebagian untuk melakukan tindakan tersebut dari milik orang
kepemilikanny pencurian. lain.
a ada pada
orang lain 2. *Barang yang diambil
dengan maksud adalah milik orang lain:*
untuk memiliki Barang yang diambil
barang tersebut harus milik orang lain
secara melawan atau pihak lain yang sah
hukum. memiliki kepemilikan atas
barang tersebut.
Dalam Pasal
380 KUHP, jika 3. *Tanpa izin atau hak
semua unsur yang sah:* Pelaku harus
subjektif dan mengambil barang
unsur objektif tersebut tanpa izin atau
terpenuhi, hak yang sah dari
maka seseorang pemiliknya. Dalam hal ini,
dapat dikenai pencurian terjadi ketika
sanksi pidana, pengambilan barang
yaitu pidana tersebut tidak sah menurut
penjara paling hukum.
lama lima
tahun. 4.*Maksud memiliki
barang secara melawan
hukum:* Pelaku harus
memiliki maksud untuk
memiliki barang tersebut
secara ilegal atau
melawan hukum. Ini
berarti tidak hanya
sekadar mengambil
barang, tetapi juga
memiliki niat untuk tidak
mengembalikannya atau
menggunakan barang
tersebut tanpa izin yang
sah.

REFERENSI 3 Pasal 380 Pasal 380 KUHP Ayat 1 Unsur objektif dari Pasal
KUHP memiliki unsur subjektif 380 KUHP Ayat 1 adalah
mengatur yang disebut "dengan sebagai berikut:
tindakan maksud mencuri." Ini
pencurian. berarti pelaku harus 1. *Pengambilan Barang:*
Pencurian memiliki niat atau maksud Pelaku harus benar-benar
adalah tindakan kriminal untuk melakukan melakukan pengambilan
mengambil tindakan pencurian. barang. Artinya, ada
barang yang tindakan fisik yang
seluruh atau Dalam konteks hukum mengakibatkan barang
sebagian pidana, "dengan maksud yang bukan miliknya
kepemilikanny mencuri" menunjukkan berpindah dari tempatnya
a ada pada bahwa pelaku secara sadar yang semula.
orang lain dan dengan sengaja
dengan maksud melakukan tindakan yang 2. *Barang yang Diambil
untuk memiliki bertujuan untuk adalah Milik Orang Lain:*
barang tersebut mengambil barang yang Barang yang diambil
secara melawan bukan miliknya tanpa izin harus seluruh atau
hukum. Dalam atau hak yang sah. Unsur sebagian kepemilikannya
konteks ini, ini menunjukkan bahwa ada pada orang lain. Ini
"mengambil" pelaku memiliki berarti pelaku mencuri
berarti kesengajaan untuk barang yang bukan
melakukan melanggar hukum dengan miliknya sendiri, tetapi
tindakan fisik melakukan tindakan milik orang lain.
yang pencurian.
mengakibatkan 3. *Tanpa Izin atau Hak
barang yang Dalam proses hukum, yang Sah:* Pelaku harus
bukan milik untuk menuduh seseorang mengambil barang
pelaku melanggar Pasal 380 tersebut tanpa izin atau
berpindah dari KUHP Ayat 1, pihak hak yang sah dari
tempatnya yang penuntut harus pemiliknya. Ini berarti
semula ke membuktikan bahwa pengambilan barang
bawah kendali pelaku memiliki niat jahat tersebut tidak sah menurut
pelaku tanpa atau maksud mencuri. Ini hukum atau tidak ada
izin atau hak adalah bagian penting dari persetujuan yang sah dari
yang sah. bukti yang diperlukan pemiliknya.
untuk menentukan
kesalahan pelaku di bawah 4. *Maksud Mencuri:*
Pasal 380 KUHP Ayat 1. Unsur subjektif yang telah
disebutkan sebelumnya,
yaitu "dengan maksud
mencuri," juga merupakan
bagian dari unsur objektif.
Pelaku harus memiliki
maksud atau niat jahat
untuk mencuri barang
yang bukan miliknya.

Anda mungkin juga menyukai