Anda di halaman 1dari 15

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT MULIA AMUNTAI


Nomor : 093 /SK//RSMA/VIII/2023
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN GERIATRI TINGKAT SEDERHANA
RUMAH SAKIT MULIA AMUNTAI

DIREKTUR RUMAH SAKIT MULIA AMUNTAI

Menimbang: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan


di Rumah Sakit Mulia Amuntai, diperlukan suatu proses
pelayanan yang professional, cepat dan tepat serta sesuai
dengan ketentuan dan standar yang berlaku
b. Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu diterbitkan
Keputusan Direktur Tentang Pedoman Pelayanan Geriatri
Tingkat Sederhana Di Rumah Sakit Mulia Amuntai.

Mengingat: a. Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan


Lanjut Usia
b. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedoteran
c. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
d. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 tahun 2014
tentang Klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit

i
MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Kesatu Pedoman Pelayanan Geriatri Tingkat Sederhana di Rumah Sakit


Mulia Amuntai
Kedua Pedoman Pelayanan Geriatri Tingkat Sederhana di Rumah Sakit
Mulia Amuntai sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini
Pedoman Pelayanan Geriatri Tingkat Sederhana di Rumah Sakit
Mulia Amuntai ini harus dibahas sekurang-kurangnya (tiga)
tahun sekali dan apabila diperlukan dapat dilakukan perubahan
sesuai dengan perkembangan yang ada di Rumah Sakit Mulia
Amuntai
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apapbila dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

ii
KATA PENGANTAR

Semoga rahmat dan hidayah Allah S.W.T. senantiasa tercurah kepada kita semua.
Aamiin. Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang dihormati,
bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat, tetapi juga
karena lansia tergolong dalam kelompok yang rentan, Penghormatan tersebut dapat berupa
pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak-
hak mereka sebagaimana diatur dalam Pasal 8 UU Nomor 39 Tahun 1999. Salah satu
wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di rumah sakit berupa kursi
roda, lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang bertongkat, tangga, fasilitas Lain, dan
layanan khusus berupa "Pelayanan Geriatri'.
Buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri Rumah Sakit Mulia Amuntai ini
diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak-hak para
lansia. Kami tidak mungkin lepas dari khilaf dan salah, untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini. Semoga upaya kita mendapatkan rahmat,
hidayah, dan ridho dari Allah
S.W.T. Amin.

Amuntai, 1 Agustus 2023


Penyusun

Siti Nuriah,Amd.Keb

DAFTAR ISI

iii
Kata Pengantar ..................................................................................................................iii
Daftar Isi ..........................................................................................................................iv
BAB I Pendahuluan .........................................................................................................1
BAB II Standar Keterangan ..............................................................................................4
BAB III Standar Fasilitias .....................................................................................7
BAB IV Tata Laksana Pelayanan........................................................................................8
BAB V Pengendalian Mutu...............................................................................................10
BAB VI Penutup ...............................................................................................................11

iv
LAMPIRAN :
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MULIA AMUNTAI
NOMOR : 093 /SK/DIR/RSMA/VIII/2023
TENTANG PANDUAN PELAYANAN GERIATRI
RUMAH SAKIT MULIA AMUNTAI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang di hormati,
bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang dimasyarakat, tetapi
karena lansia tergolong dalam kelompok yang rentan. Penghormatan tersebut dapat
berupa pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalam rangka perlindungan dan
pemenuhan hak-hak mereka sebagaimana diatur dalam pasal 8 UU Nomor 39 tahun
1999. Salah satu wujudnya dalah tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus dirumah
sakit berupa kursi roda , lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang bertongkat,
tangga, fasiliras lain,dan layanan khusus berupa “pelayanan Geriatri.
Data menunjukkan jumlah lansia di Indonesia baik itu di pedesaan maupun di
perkotaan terus meningkat. Berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah pasien perempuan
9,5 juta lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki 8,2 juta. Penyebabnya adalah angka
harapan hidup perempuan lebih tinggi jika disbanding dengan angka harapan hidup
laki-laki.
Populasi usia lanjut di Indonesia semakin meningkat, baik jumlah maupun
proporsi. Diperkirakan pada tahun2025 mendatang, proporsi usia lanjut di Indonesia
mencapai 13,1 % atau sekitar 27 juta jiwa. Ada salh persepsi mengenai orang lanjut
usia dengan pasien geriatri. Keduanya serupa tapiu tidak sama. Sama-sama berusia
diatas 60 tahun, tapi geriatri adalah usia lanjut dengan beberapa penyakit dan masalah
biopsikososial. Berbagai penyakit yang di derita membutuhkan pendekatan khusus
untuk penanganannya, seperti penyakit diabetes Meletus, hipertensi, nyeri
sendi,penyakit jantung, osteoporosis, gangguan keseimbangan, gangguan nutrisi,
stroke, Parkinson, dimensi/pikun, dan sebagainya. Pasien geriatri biasanya memiliki
penyakit lebih dari dua. Perawatan penyakit pada pasien ini membutuhkan pendekatan
khusus biasanya gejala penyakit tidak khas dan fungsi organ sudah menurun sehingga
pemberian banyak obat kepada pasien harus dilakukan dengan pengawasan. Pelayanan
geriatri juga bias dilanjutkan dirumah atau layanan geriatric home care. Tetapi

1
perawatan lanjut dirumah tidak menggantikan pentingnya perawatan di rumah sakit
karena tidak ada semua kasus bias dilakukan diluar rumah sakit.
Pada lansia yang menderita dimensia, betambah komplek dengan ditandai
gangguan memori yang menggangu aktivitas sehari-hari, pasien ini juga sulit
konsentrasi dan komunikasi. Mereka terlihat deprisi, seperti tampak berhalusinasi, dan
mengalami gangguan perilaku, serta penurunan berat badan yang tidak diketahui
penyebanya. Nutrisi termasuk salah satu factor yang menentukan kualitas kesehatan
lansia. Permasalahan mereka dari tidak nafsu makan sehingga berat badan menurun.
Selain kesulitan makan, persoalan dengan jenis makanan, atau sebaliknya masalah
obesitas juga menjadi permasalahan bagi kesehatan lansia. Obesitas pada lansia
meningkatkan resiko osteoporosis dan masalah pada orang lain. Untuk itu diperlukan
panduan untuk menjaga kualitas asupan lansia katrena kebutuhan nutrisi pada lansia
berbeda dengan kelompok usis lain. Lansia juga membutuhkan nutrisi lengkap dan
seimbang, pemberi suplemen harus didiskusikan dengan dokter terlebih dahulu.
Masalah kesehatan pada mereka yang berusia lanjut, secara kuantitatif, komplek, dan
membutuhkan perhatian khusus.
Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, Pendidikan, kesehtan, dan
program-program terkait, bedampak pada menurunnya angka kelahiran dan
meningkatnya nusia harapan hidup. Peningkatan usia lanjut sering disertai dengan
meninhgkatnya berbagai penyakit dan ketidakmampuan ( disability) sehingga
diperlukan perawatan dan pengobatan dengan waktu yang cukup lama. Sedangkan
fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi lansia di rumah sakit masih sangat kurang.
Upaya peningkatan kesejahteraan pada lanjut usia diarahkan untuk
memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif agar terwujud kemandirian
dan kesejahteraan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan pelayanan
kesehatan geriatri di rumah sakit. Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan
geriatri di rumah sakit yang berkualitas, merata dan terjangkau maka pelayanan
geriatri harus dilakukan secara terpadu melalui pendekatan yang bersifat interdisiplin
oleh berbagai tenaga profesional yang bekerja dalam tim terpadu geriatri.
Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan geriatri di
rumah sakit dan untuk mengakomodasi berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dibidang pelayanan geriatri, perlu disusun penyelenggaraan pelayanan
geriatri di rumah sakit.

2
B. Tujuan Pedoman Penlenggaraan Pelayanan Geriatri Terrpadu
1. Meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan dan keselamatan pasien geriatri
di Rumah Sakit Mulia Amuntai
2. Memberikan acuan dalam penyelenggaran dan pengembangan pelayanan geriatri
3. Terselengaranya pelayanan pasien lanjut usia di rawat jalan
4. Terselenggaranya pelayanan lanjut usia kunjungan rumah ( home care )

C. Ruang Lingkup Pelayanan Geriatri


1. Unit Rawat Jalan
2. Unit Gawat Darurat
3. Unit Gizi
4. Unit Farmasi
5. Unit Rehabilitasi Medik

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Prinsip Pelayanan Geriatri


Mengingat berbagai kekhususan perjalanan dan penampilan penyakit pada
warga lanjut usia, maka terdapat dua prinsip utama yang harus dipenuhi guna
melaksanakan pelayanan kesehatan pada warga lanjut usia yaitu pendekatan holistik
serta tatakerja dan tatalaksana secara tim.
1. Prinsip Holistik
Prinsip holistik pada pelayanan kesehatan lanjut usia menyangkut berbagai aspek,
yaitu:
a. Seorang warga lanjut usia hams dipandang sebagai manusia seutuhnya, meliputi
juga lingkungan kejiwaan (psikologis) dan sosial ekonomi. Aspek diagnosis
penyakit pada pasien lanjut usia menggunakan asesmen geriatri, meliputi seluruh
organ, sistem, kejiwaan dan lingkungan sosial ekonomi.
b. Sifat holistik mengandung arti secara vertikal mau pun horizontal. Secara vertikal
berarti pemberian pelayanan harus dimulai dari masyarakat sampai ke pelayanan
rujukan tertinggi (rumah sakit yang mempunyai pelayanan subspesialis geriatri).
Secara horisontal berarti pelayanan kesehatan harus merupakan bagian dari
pelayanan kesejahteraan warga lanjut usia secara menyeluruh. Oleh karenanya
harus bekerja secara lintas sektoral dengan dinas/ lembaga terkait di bidang
kesejahteraan, misalnya agama, pendidikan dan kebudayaan serta dinas sosial.
Untuk mengupayakan prinsip pelayanan holistik yang berkesinambungan dan secara
berjenjang (vertikal) mulai dari masyarakat, puskesmas dan rumah sakit, kontinuitas
pelayanan kesehatan geriatri secara garis besar dapat dibagi menjadi:
1.) Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat (Community Based Geriatic
Service)
Pada pelayanan ini, masyarakat harus diupayakan berperan serta dalam menangani
kesehatan para warga lanjut usia, setelah diberikan pelatihan dan penambahan
pengetahuan secukupnya dengan berbagai cara antara lain ceramah, symposium,
lokakarya dan penyuluhan-penyuluhan. Semua upaya kesehatan yang dilaksanakan
yaitu pelayanan dari masyarakat, oleh dan untuk masyarakat.
Puskesmas dan dokter praktek mandiri merupakan tulang punggung layanan
ditingkat ini. Masyarakat memantau kondisi kesehatan warga lanjut usia
dilingkungannya dan menyampaikan permasalahan yang ada pada Puskesmas
setempat.

4
2.) Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia di Masyaeakat Berbasis Rumah Sakit
(Hospital Based Community Geriatric Service)
Pada pelayanan ini, rumah sakit yang telah melakukan layanan geriatri bertugas
membina warga lanjut usia yang berada di wilayahnya, baik secara langsung atau
tidak langsung melalui pembinaan pada Puskesmas yang berada di wilayah
kerjanya. "Transfer of knowledge” berupa lokakarya, simposium, ceramah-ceramah
baik kepada tenaga kesehatan ataupun kepada awam perlu dilaksanakan. Di lain
pihak, rumah sakit harus selalu bersedia bertindak sebagai rujukan dari layanan
kesehatan yang ada di masyarakat.
Pelayanan kesehatan geriatri oleh puskesmas (puskesmas based geriatric senzoes),
yaitu pelayanan kesehatan warga lanjut usia yang diselenggarakan oleh puskesmas
setempat. Puskesmas merupakan unit terdepan dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat dan bertindak sebagai konsultan terhadap pelayanan kesehatan
warga lanjut usia di masyarakat, sehingga pasien lanjut usia yang sebelumnya
dirawat atau mendapat pelayanan di rumah sakit, setelah kembali ke masyarakat
menjadi tanggung jawab puskesmas. Kegiatan di puskesmas meliputi upaya
promotif, preventif, dan kuratif sederhana sesuai dengan Pedoman Puskesmas
Santun lanjut usia. Bagi Petugas Kesehatan. Puskesmas adalah perpanjangan tangan
rumah sakit sehingga diharapkan terdapat pembinaan dari institusi yang lebih tinggi
terhadap institusi yang lebih rendah di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
rujukan timbal balik. Kegiatan pelayanan kesehatan pada warga lanjut usia
diberikan di dalam gedung puskesmas maupun di luar gedung. Bentuk kegiatan
pelayanan kesehatan di luar gedung sebagai bentuk pelayanan yang proalrtif
dilaksanakan melalui:
a) Pelayanan kesehatan kelompok lanjut usia (Posyandu/ Posbindu lanjut usia);
b) Program perawatan warga lanjut usia di rumah (home care)
3.) Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Geriatric Service)
Pada layanan ini, pelayanan kesehatan geriatri yang dilaksanakan di rumah sakit
dilakukan secara terpadu. Rumah sakit menyediakan berbagai layanan bagi para
lanjut usia, mulai dari layanan sederhana berupa poliklinik lanjut usia, sampai pada
Layanan yang lebih maju, misalnya bangsal akut, klinik siang terpadu (day
hospital), bangsal kronis dan/atau panti rawat wredha ( nursing home). Disamping
itu, rumah sakit jiwa juga menyediakan layanan kesehatan jiwa bagi pasien lanjut
usia dengan pola yang sama. Pada tingkat ini, sebailmya dilaksanakan suatu
layanan terkait (con-joint care) antara unit geriatric rumah sakit umum dengan unit
psikogeriatri suatu rumah sakit jiwa, terutama untuk menangani penderita gangguan

5
fisik dengan komponen gangguan psikis berat atau sebaliknya. Pelayanan holistik
harus mencangkup aspek promotif, pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif)
dan pemulihan (rehabilitatif).

2. Prinsip Tatakerja dan Tatalaksana Tim Geriatri


Tim Terpadu Geriatri menrpakan bentuk kedasama multidisiplin yang bekerja
secara interdisiplin dalam mencapai tujuan pelayanan geriatri. Pada tim
multidisiplin ke{asama terutama bersifat pada pembuatan dan penyerasian konsep,
sedangkan pada tim interdisiplin kerjasama meliputi pembuatan dan penyerasian
konsep serta penyerasian tindakan.

B. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Ketenagaan dalam pelayanan Geriatri di Rumah Sakit terdiri atas tenaga kesehatan dan
tenaga non kesehatan yang bekerja bersama-sama sebagai Tim Terpadu Geriatri. Tim
Terpadu Geriatri terdiri atas ketua dan koordinator pelayanan yang merangkap sebagai
anggota, dan anggota. Tim Terpadu Geriatri dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit.
Ketua Tim Terpadu Geriatri terdiri atas:
a. dokter spesialis penyakit dalam, untuk pelayanan Geriatri tingkat paripuma; atau
b. dokter spesialis penyakit dalam untuk pelayanan Geriatri tingkat sederhana,
lengkap, dan sempurna
Koordinator pelayanan dibentuk sesuai dengan masing-masing pelayanan pada
pelayanan Geriatri tingkat sederhana, lengkap, sempurna, dan paripurna.
Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri
atas:
a. Dokter spesialis penyakit dalam
b. Dolrter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien geriatri
c. Dokter
d. Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilan inteligensia
e. Apoteker
f. Tenaga gSzi
g. Fisioterapis
h. Okupasi terapis

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. STANDAR BANGUNAN
Pelayanan Geriatri dilakukan secara mandiri, terpisah dengan pelayanan lainnya di
rumah sakit. Bangunan pelayanan geriatric tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas:
1. Ruang pendaftaran/ administrasi
2. Ruang tunggu
3. Ruang periksa
4. Ruang Tim Terpadu Geriatri
Ruang pendaftaran/ administrasi dapat bergabung dengan ruang pendaftaran/
administrasi lain di rumah sakit.

B. STANDAR FASILITAS
Peralatan pada pelayanan Geriai meliputi peralatan untuk pemeriksaan, terapi, dan
latihan. Jenisperalatan disusun sesuai tingkatan pelayanan Geriatri. Jumlah didasarkan
pada :
1. Kebutuhan pelayanan
2. Rata-rata jumlah kunjungan
3. Evaluasi kemampuan alat dan efisiensi penggunaan alat

Persyaratan peralata pada tingkat pelayanan sederhana :


1. Tempat tidur pasien
2. Satu set alat pemeriksaan fisik
3. EKG
4. Light box
5. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
6. Instrument penilaian kognitif, psikologi, psikiatri

7
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. TUGAS TIM TERPADU GERIATRI


1. Ketua Tim Tepadu Geriatri
Tugas Pokok :
1) Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan upaya pelayanan geriatri
sesuai dengan tingkatan pelayanan
2) Melaksanakan koordinasi pelaksaan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral dengan berbgai disiplin
Uraian Tugas
1) Merencanakan atau membuat rencana kerja kebutuhan tim geriatric setiap
tahunnya
2) Meneyelenggarakan pelayanan geriatri berdasarkan rencana kebutuhan
ketenagaan, sesuai kebijaksanaan yang telah dilaksanakan oleh Direktur
RS Mulia Amuntai
3) Menyelenggarakan rujukan, baik didalam maupun ke dan dari luar Rumah
Sakit
4) Menyelenggarakan kerja sama dengan tim/ departemen/ bagian/ KSMF
(Kelompok Staff Medik Fungsional) lain di Rumah Sakit.
5) Memberikan laporn berkala Tim Terpadu Geriatri kepada Direktur Rumah
Sakit Mulia Amuntai
2. Koordinator rawat jalan
Tugas Pokok:
Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatric di ruang lingkup klinik, meliputi
assessment geriatri, tugas konsultatif kuratif (sederhana) serta melaksanakan
rujukan ke dan dari tim/departemen/KSMF lain bilaperlu.
Uraian Tugas
1) Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan poliklinik
geriatri setiap tahunnya
2) Menyediakan kelengkapan pelayanan geriatric di poliklinik berdasarkan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim geriatri.
3) Menyediakan kelengkapan tugas pendidikan, latihan dan penelitian serta
pengembangan sesuai kebijakan tim geriatri.
4) Menyelenggarakan kerjasama dengan SMF di rumah Sakit Mulia Amuntai
5) Bertanggung jawab kepada ketua tim geriatri atas penyelenggaraan
pelayanan geriatri di klinik.

8
B. ALUR PELAYANAN
Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik atau UGD akan dilakukan triase
apakah tergolong kedalam pasien geriatric. Untuk pasien lanjut usia biasa akan
diteruskan ke dokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Apabila tergolong
pasien geriatric (misalnya memiliki: penurunan status fungsional, ada sindrom
geriatri, gangguan kognitif-demensia, jatuh-ostoeporosis dan inkontinensia) akan
dilakukan assessment geriatric komprehensif oleh Tim Terpadu Geriatri.

Alur Pelayanan di Rumah Sakit dengan Pelayanan Geriatri


Tingkat Sederhana

Pasien Lanjut usia Rawat Jalan (Poliklinik) :


- Assesmen dan konsultasi
- Kuratif
Triase di setiap Poliklinik - Intervensi Psikososial
Departemen/IGD - Rehabilitasi

Assesmen Geriatri komprehensif


oleh tim terpadu poli geriatri

Masalah Geriatri :
- Kondisi Medis Umum
- Status Fungsional Rencana Tatalaksana
- Psikiatri : Home Care
komprehensif oleh tim
Status Mental
Fungsi KKognitif terpadu poli geriatri
- Sosial dan Lingkungan

Rumah sakit dengan pelayanan geriatri sederhana boleh melakukan perawatan inap namun
karena belum terdapat ruang rawat khusus yakni ruang rawat akut geriatri maka dapat
dirawat di ruang rawat biasa.

9
BAB V
PENGENDALIAN MUTU

Tim Terpadu Geriatri wajib melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan
Geriatri secara berkesinambungan untuk mewujudkan keberhasilan pelayanan Geriatri
bagi pasien Geriatri.
Pemantauan dan evaluasi mutu dilakukan dalam betuk kegiatan pencatatan dan
pelaporan paling sedikit memuat :
1. Status fungsional
2. Kualitas hidup
3. Kepuasan pasien
Pencatatan ditandatangani ole Ketua Tim Terpadu Geriatri. Pencatatan dilaporkan
secara berkala paling lambat 1 (satu) tahun sekali kepada Kepala/Direktur Rumah
Sakit.

10
BAB VI
PENUTUP

Alhamdulillah telah disusun suatu Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri yang


terdiri atas 6 (Enam) Bab yang dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman bagi Tim
Terpadu Geriatri dalam melakukan tugasnya memonitor pelaksanaan pelayanan medis,
apakah sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang berlaku. Pedoman
penyelenggaraan pelayanan geriatri ini masih perlu disempurnakan, sehingga masih
diharapkan partisipasi dari berbagai pihak untuk ikut memberikan sumbangan saran untuk
perbaikan dan penyempumaan pedoman ini. Harapan kami pedoman ini dapat menjadi alat
bagi Rumah Sakit dalam upaya meningkatkan kinerja Tim terpadu geriatri di Rumah Sakit
Mulia Amuntai

11

Anda mungkin juga menyukai