Pedoman Pelayanan Geriatri Sederhana
Pedoman Pelayanan Geriatri Sederhana
i
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
ii
KATA PENGANTAR
Semoga rahmat dan hidayah Allah S.W.T. senantiasa tercurah kepada kita semua.
Aamiin. Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang dihormati,
bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat, tetapi juga
karena lansia tergolong dalam kelompok yang rentan, Penghormatan tersebut dapat berupa
pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak-
hak mereka sebagaimana diatur dalam Pasal 8 UU Nomor 39 Tahun 1999. Salah satu
wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di rumah sakit berupa kursi
roda, lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang bertongkat, tangga, fasilitas Lain, dan
layanan khusus berupa "Pelayanan Geriatri'.
Buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri Rumah Sakit Mulia Amuntai ini
diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak-hak para
lansia. Kami tidak mungkin lepas dari khilaf dan salah, untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini. Semoga upaya kita mendapatkan rahmat,
hidayah, dan ridho dari Allah
S.W.T. Amin.
Siti Nuriah,Amd.Keb
DAFTAR ISI
iii
Kata Pengantar ..................................................................................................................iii
Daftar Isi ..........................................................................................................................iv
BAB I Pendahuluan .........................................................................................................1
BAB II Standar Keterangan ..............................................................................................4
BAB III Standar Fasilitias .....................................................................................7
BAB IV Tata Laksana Pelayanan........................................................................................8
BAB V Pengendalian Mutu...............................................................................................10
BAB VI Penutup ...............................................................................................................11
iv
LAMPIRAN :
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MULIA AMUNTAI
NOMOR : 093 /SK/DIR/RSMA/VIII/2023
TENTANG PANDUAN PELAYANAN GERIATRI
RUMAH SAKIT MULIA AMUNTAI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang di hormati,
bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang dimasyarakat, tetapi
karena lansia tergolong dalam kelompok yang rentan. Penghormatan tersebut dapat
berupa pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalam rangka perlindungan dan
pemenuhan hak-hak mereka sebagaimana diatur dalam pasal 8 UU Nomor 39 tahun
1999. Salah satu wujudnya dalah tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus dirumah
sakit berupa kursi roda , lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang bertongkat,
tangga, fasiliras lain,dan layanan khusus berupa “pelayanan Geriatri.
Data menunjukkan jumlah lansia di Indonesia baik itu di pedesaan maupun di
perkotaan terus meningkat. Berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah pasien perempuan
9,5 juta lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki 8,2 juta. Penyebabnya adalah angka
harapan hidup perempuan lebih tinggi jika disbanding dengan angka harapan hidup
laki-laki.
Populasi usia lanjut di Indonesia semakin meningkat, baik jumlah maupun
proporsi. Diperkirakan pada tahun2025 mendatang, proporsi usia lanjut di Indonesia
mencapai 13,1 % atau sekitar 27 juta jiwa. Ada salh persepsi mengenai orang lanjut
usia dengan pasien geriatri. Keduanya serupa tapiu tidak sama. Sama-sama berusia
diatas 60 tahun, tapi geriatri adalah usia lanjut dengan beberapa penyakit dan masalah
biopsikososial. Berbagai penyakit yang di derita membutuhkan pendekatan khusus
untuk penanganannya, seperti penyakit diabetes Meletus, hipertensi, nyeri
sendi,penyakit jantung, osteoporosis, gangguan keseimbangan, gangguan nutrisi,
stroke, Parkinson, dimensi/pikun, dan sebagainya. Pasien geriatri biasanya memiliki
penyakit lebih dari dua. Perawatan penyakit pada pasien ini membutuhkan pendekatan
khusus biasanya gejala penyakit tidak khas dan fungsi organ sudah menurun sehingga
pemberian banyak obat kepada pasien harus dilakukan dengan pengawasan. Pelayanan
geriatri juga bias dilanjutkan dirumah atau layanan geriatric home care. Tetapi
1
perawatan lanjut dirumah tidak menggantikan pentingnya perawatan di rumah sakit
karena tidak ada semua kasus bias dilakukan diluar rumah sakit.
Pada lansia yang menderita dimensia, betambah komplek dengan ditandai
gangguan memori yang menggangu aktivitas sehari-hari, pasien ini juga sulit
konsentrasi dan komunikasi. Mereka terlihat deprisi, seperti tampak berhalusinasi, dan
mengalami gangguan perilaku, serta penurunan berat badan yang tidak diketahui
penyebanya. Nutrisi termasuk salah satu factor yang menentukan kualitas kesehatan
lansia. Permasalahan mereka dari tidak nafsu makan sehingga berat badan menurun.
Selain kesulitan makan, persoalan dengan jenis makanan, atau sebaliknya masalah
obesitas juga menjadi permasalahan bagi kesehatan lansia. Obesitas pada lansia
meningkatkan resiko osteoporosis dan masalah pada orang lain. Untuk itu diperlukan
panduan untuk menjaga kualitas asupan lansia katrena kebutuhan nutrisi pada lansia
berbeda dengan kelompok usis lain. Lansia juga membutuhkan nutrisi lengkap dan
seimbang, pemberi suplemen harus didiskusikan dengan dokter terlebih dahulu.
Masalah kesehatan pada mereka yang berusia lanjut, secara kuantitatif, komplek, dan
membutuhkan perhatian khusus.
Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, Pendidikan, kesehtan, dan
program-program terkait, bedampak pada menurunnya angka kelahiran dan
meningkatnya nusia harapan hidup. Peningkatan usia lanjut sering disertai dengan
meninhgkatnya berbagai penyakit dan ketidakmampuan ( disability) sehingga
diperlukan perawatan dan pengobatan dengan waktu yang cukup lama. Sedangkan
fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi lansia di rumah sakit masih sangat kurang.
Upaya peningkatan kesejahteraan pada lanjut usia diarahkan untuk
memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif agar terwujud kemandirian
dan kesejahteraan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan pelayanan
kesehatan geriatri di rumah sakit. Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan
geriatri di rumah sakit yang berkualitas, merata dan terjangkau maka pelayanan
geriatri harus dilakukan secara terpadu melalui pendekatan yang bersifat interdisiplin
oleh berbagai tenaga profesional yang bekerja dalam tim terpadu geriatri.
Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan geriatri di
rumah sakit dan untuk mengakomodasi berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dibidang pelayanan geriatri, perlu disusun penyelenggaraan pelayanan
geriatri di rumah sakit.
2
B. Tujuan Pedoman Penlenggaraan Pelayanan Geriatri Terrpadu
1. Meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan dan keselamatan pasien geriatri
di Rumah Sakit Mulia Amuntai
2. Memberikan acuan dalam penyelenggaran dan pengembangan pelayanan geriatri
3. Terselengaranya pelayanan pasien lanjut usia di rawat jalan
4. Terselenggaranya pelayanan lanjut usia kunjungan rumah ( home care )
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
2.) Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia di Masyaeakat Berbasis Rumah Sakit
(Hospital Based Community Geriatric Service)
Pada pelayanan ini, rumah sakit yang telah melakukan layanan geriatri bertugas
membina warga lanjut usia yang berada di wilayahnya, baik secara langsung atau
tidak langsung melalui pembinaan pada Puskesmas yang berada di wilayah
kerjanya. "Transfer of knowledge” berupa lokakarya, simposium, ceramah-ceramah
baik kepada tenaga kesehatan ataupun kepada awam perlu dilaksanakan. Di lain
pihak, rumah sakit harus selalu bersedia bertindak sebagai rujukan dari layanan
kesehatan yang ada di masyarakat.
Pelayanan kesehatan geriatri oleh puskesmas (puskesmas based geriatric senzoes),
yaitu pelayanan kesehatan warga lanjut usia yang diselenggarakan oleh puskesmas
setempat. Puskesmas merupakan unit terdepan dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat dan bertindak sebagai konsultan terhadap pelayanan kesehatan
warga lanjut usia di masyarakat, sehingga pasien lanjut usia yang sebelumnya
dirawat atau mendapat pelayanan di rumah sakit, setelah kembali ke masyarakat
menjadi tanggung jawab puskesmas. Kegiatan di puskesmas meliputi upaya
promotif, preventif, dan kuratif sederhana sesuai dengan Pedoman Puskesmas
Santun lanjut usia. Bagi Petugas Kesehatan. Puskesmas adalah perpanjangan tangan
rumah sakit sehingga diharapkan terdapat pembinaan dari institusi yang lebih tinggi
terhadap institusi yang lebih rendah di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
rujukan timbal balik. Kegiatan pelayanan kesehatan pada warga lanjut usia
diberikan di dalam gedung puskesmas maupun di luar gedung. Bentuk kegiatan
pelayanan kesehatan di luar gedung sebagai bentuk pelayanan yang proalrtif
dilaksanakan melalui:
a) Pelayanan kesehatan kelompok lanjut usia (Posyandu/ Posbindu lanjut usia);
b) Program perawatan warga lanjut usia di rumah (home care)
3.) Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Geriatric Service)
Pada layanan ini, pelayanan kesehatan geriatri yang dilaksanakan di rumah sakit
dilakukan secara terpadu. Rumah sakit menyediakan berbagai layanan bagi para
lanjut usia, mulai dari layanan sederhana berupa poliklinik lanjut usia, sampai pada
Layanan yang lebih maju, misalnya bangsal akut, klinik siang terpadu (day
hospital), bangsal kronis dan/atau panti rawat wredha ( nursing home). Disamping
itu, rumah sakit jiwa juga menyediakan layanan kesehatan jiwa bagi pasien lanjut
usia dengan pola yang sama. Pada tingkat ini, sebailmya dilaksanakan suatu
layanan terkait (con-joint care) antara unit geriatric rumah sakit umum dengan unit
psikogeriatri suatu rumah sakit jiwa, terutama untuk menangani penderita gangguan
5
fisik dengan komponen gangguan psikis berat atau sebaliknya. Pelayanan holistik
harus mencangkup aspek promotif, pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif)
dan pemulihan (rehabilitatif).
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. STANDAR BANGUNAN
Pelayanan Geriatri dilakukan secara mandiri, terpisah dengan pelayanan lainnya di
rumah sakit. Bangunan pelayanan geriatric tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas:
1. Ruang pendaftaran/ administrasi
2. Ruang tunggu
3. Ruang periksa
4. Ruang Tim Terpadu Geriatri
Ruang pendaftaran/ administrasi dapat bergabung dengan ruang pendaftaran/
administrasi lain di rumah sakit.
B. STANDAR FASILITAS
Peralatan pada pelayanan Geriai meliputi peralatan untuk pemeriksaan, terapi, dan
latihan. Jenisperalatan disusun sesuai tingkatan pelayanan Geriatri. Jumlah didasarkan
pada :
1. Kebutuhan pelayanan
2. Rata-rata jumlah kunjungan
3. Evaluasi kemampuan alat dan efisiensi penggunaan alat
7
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
8
B. ALUR PELAYANAN
Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik atau UGD akan dilakukan triase
apakah tergolong kedalam pasien geriatric. Untuk pasien lanjut usia biasa akan
diteruskan ke dokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Apabila tergolong
pasien geriatric (misalnya memiliki: penurunan status fungsional, ada sindrom
geriatri, gangguan kognitif-demensia, jatuh-ostoeporosis dan inkontinensia) akan
dilakukan assessment geriatric komprehensif oleh Tim Terpadu Geriatri.
Masalah Geriatri :
- Kondisi Medis Umum
- Status Fungsional Rencana Tatalaksana
- Psikiatri : Home Care
komprehensif oleh tim
Status Mental
Fungsi KKognitif terpadu poli geriatri
- Sosial dan Lingkungan
Rumah sakit dengan pelayanan geriatri sederhana boleh melakukan perawatan inap namun
karena belum terdapat ruang rawat khusus yakni ruang rawat akut geriatri maka dapat
dirawat di ruang rawat biasa.
9
BAB V
PENGENDALIAN MUTU
Tim Terpadu Geriatri wajib melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan
Geriatri secara berkesinambungan untuk mewujudkan keberhasilan pelayanan Geriatri
bagi pasien Geriatri.
Pemantauan dan evaluasi mutu dilakukan dalam betuk kegiatan pencatatan dan
pelaporan paling sedikit memuat :
1. Status fungsional
2. Kualitas hidup
3. Kepuasan pasien
Pencatatan ditandatangani ole Ketua Tim Terpadu Geriatri. Pencatatan dilaporkan
secara berkala paling lambat 1 (satu) tahun sekali kepada Kepala/Direktur Rumah
Sakit.
10
BAB VI
PENUTUP
11