Anda di halaman 1dari 13

Nama : Ahmad Labib

NIM : 200602110068

Tugas UTS Ekowisata


1. Bagaimana tanggapan yang dapat saudara berikan terkait gambar di bawah ini
demi tercapainya suatu pengembangan ekowisata yang berkelanjutan?
Jawab: Model pengembangan ekowisata berkelanjutan menitikberatkan pada
pemanfaatan sumber daya alam dan social budaya sebagai tujuan utama melalui
pemberdayaan yang menghubungkan antara sumber daya tersebut dengan wisatawan
atau masyarakat lokal. Ekowisata berkelanjutan memiliki komponen penghubung
berupa atraksi wisata, transportasi, akomodasi, serta intitusi sebagai pengembang
sumber daya manusia untuk mewujudkan pelaksanaan ekowisata yang berkelanjutan.

2. Bagaimanakah peran pemandu wisata atau tour guide terhadap perkembagan


wisata yang ada di Indonesia ? apakah peran pemandu wisata turut serta dalam
menjaga objek wisata tetap lestari ? Hubungankan dengan fenomena terjadinya
kebakaran di TNBTS !
Jawab: Pemandu wisata (tour guide) di Indonesia memiliki peran sebagai pemimpin
perjalanan, sebagai pendidik bagi wisatawan, sebagai penghubung dengan masyarakat,
sebagai local community kebutuhan wisatawan, serta sebagai pembimbing terkait
peraturan di kawasan wisata alam (Rusmiawti dkk., 2022). Peran pemandu wisata dalam
menjaga objek wisata tetap lestari adalah sebagai pemberi pemahaman terkait larangan-
larangan selama kegiatan wisata kepada wisatawan sesuai dengan standar operasional
yang telah ditentukan kawasan wisata. Tanggung jawab pemandu wisata untuk
memastikan pengunjung kawasan wisata tetap mentaati peraturan serta larangan-
larangan selama kegiatan wisata berlangsung. Studi kasus yang terjadi di Kawasan
TNBTS yang mengalami kebakaran disebabkan oleh kelalaian pengunjung yang
memicu adanya api yang membakar area savana. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
pemandu wisata atau pengelola yang kurang mengawasi aktivitas pengunjung di
kawasan wisata TNBTS.
3. Sebutkan dan jelaskan categori attraksi dalam ekowisata yang ada di Indonesia?
Jawab: Atraksi wisata atau sumber kepariwisataan (tourism resources) merupakan
komponen yang secara signifikan menarik kedatangan wisatawan dan dapat

1
dikembangkan di tempat atraksi wisata ditemukan (in situ) atau diluar tempatnya yang
asli (ex situ) (Suwena, 2010). Kategori atraksi wisata antara lain:
a. Atraksi wisata alam seperti perbukitan, perkebunan, gunung, sungai dan pantai
b. Atraksi wisata budaya seperti kearifan masyarakat, seni, kerajinan tangan, masakan
tradisional, arsitektur rumah tradisional, dan situs arkeologi
c. Atraksi buatan manusia seperti olahraga, perbelanjaan, pameran, dan taman bermain.

4. Bagaimana tanggapan saudara terkait fenomena yang terjadi pada rencana


pengembangan wisata di Taman Nasional yang ada di Indonesia, Apakah memang
layak kawasan tersebut untuk dikembangakan menjadi kawasan wisata alam ?
berikan tanggapan beserta data yang mendukung
Jawab: Pengembangan wisata di Taman Nasional Indonesia telah banyak dilakukan
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai fungsi dari Taman Nasional dalam segi
pemanfaatan di bidang pariwisata. Pembangunan periwisata di Taman Nasional telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan hanya diizinkan pada zona atau area
pemanfaatan saja, sehingga tetap menjaga kelestarian di zona inti dan zona konservasi
lainnya. Namun, seiiring berkembangnya waktu pembangunan kawasan wisata di
Taman Nasional telah menghilangkan fungsi utama dari Taman Nasional sendiri yaitu
sebagai penjaga ekosistem dan melindungi system penyangga kehidupan.
Pemangkasan zona inti semakin sering terjadi dengan tujuan untuk
meningkatkan cakupan area pemanfaatan yang ada di Taman Nasional. Studi kasus yang
terjadi di pembangunan destinasi pariwisata super prioritas Taman Nasional Komodo
yang mengalami perubahan system zonasi pada 2020, selain itu terjadi perubahan
peraturan baru yang membebaskan pembangunan di kawasan Taman Nasional dari
kewajiban menyusun analisis dampak lingkungan. Hal tersebut menjadi fenomena yang
sering terjadi di Indonesia dimana pembangunan kawasan konservasi hanya
memprioritaskan keuntungan pendapatan dari pemanfaatan sebagai destinasi wisata dan
mengesampingkan prinsip konservasi.

5. Bagaimana tanggapan saudara dari rencana Kementerian pariwisata terkait


rencana destinasi prioritas seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini ?
berikan penjelasan pro kontra dari rencana tersebut untuk ekowisata
berkelanjutan ! disertai literatur yang mendukung

2
Jawab: Pembangunan pariwisata merupakan salah satu pembangunan yang perlu
dikembangkan karena dari sektor ini dapat meningkatkan penerimaan devisa negara,
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam menyediakan lapangan kerja,
peningkatan penghasilan, standar hdup serta menstimulasikan faktor-faktor produksi
yang lainnya (Urbanus dan Febiyanti, 2017). Pada tahun 2019, pemerintah Indonesia
meluncurkan Program Prioritas Pengembangan Pariwisata di 10 “Bali” baru yang
selanjutnya disebut 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dalam rangka
mengembangkan Pariwisata Indonesia. Kemudian program tersebut berkembang
menjadi pengembangan Destinasi Super Prioritas (DSP) dan Destinasi Pariwisata
Prioritas (DPP) (Kemenparekraf, 2021).
Pariwisata berbasis massa cenderung jika tidak didukung oleh kualitas kesadaran
wisatawan yang berkunjung apalagi tidak dibekali dengan kualitas pengelolaan yang
mumpuni maka akan berujung pada persoalan kemunduran dan kehancuran bagi
wilayah wisata itu sendiri. Persoalan konflik pemanfaatan (baca: penguasaan) ruang,
peralihan kepemilikan lahan, ketersediaan air bersih, kepadatan, timbulan sampah, dan
kemacetan lalu lintas di wilayah pengembangan pariwisata prioritas perlu menjadi
perhatian dan pemikiran utama pemerintah serta masyarakat setempat.
Kualitas pengelolaan pariwisata perlu ditingkatkan, diawasi dan dievalusi berkala
agar potensi serta dampak dari frekuensi dan kuantitas kunjungan yang besar tidak menjadi
bencana bagi lingkungan pesisir dan laut. kosistem penting pesisir laut seperti pantai,
terumbu karang, padang lamun dan mangrove perlu mendapat prioritas perlindungan. Oleh
karena itu, pengembangan pariwisata perlu bertujuan untuk mendukung perlindungan dan
pengelolaan lestari sejumlah ekosistem penting tersebut, bukan malah menghancurkannya.
6. Silahkan buatkan SOP terkait tempat wisata yang terdekat dengan lokasi saudara,
serta berikan analisis secara SWOT ?
Standar Operasional Proseur Banyuurip Mangrove Center (BMC) Desa Banyuurip
Kecamatan Ujung Pangkah Gresik
A. Pengelola
1. Pengelola adalah seluruh anggota Pokdarwis Desa Banyuurip ataupun orang
yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan wisata di Desa Banyuurip.
2. Pengelola wajib mematuhi waktu jam kerja wisata yaitu pukul 07.30- 17.00,
Kecuali petugas yang mengelola pembibitan mangrove.
3. Setiap pengelola berhak mendapatkan hak dan perlakuan yang sama.
4. Pengelola harus bekerja dan bertanggung jawab sesuai tupoksinya.

3
5. Pengelola wajib menyusun laporan bulanan sesuai unit kerjanya.
6. Pengelola wajib menciptakan sapta pesona (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan,
Kesejukan, Keindahan, Keramahan, Kenangan) dilingkungan wisata dan desa
Jalatunda pada umumnya dengan mengedepankan budaya 3S (senyum, salam,
Sapa).
7. Pengelola yang bertugas sebagai Tour guide atau pengelola perahu wisata wajib
beramah tamah terhadap pengunjung dan mengutamakan keamanan dan
keselamatan pengunjung.
8. Apabila terjadi kecelakaan kerja pengelola unit usaha akan mendapat asuransi
atau diberikan bantuan pengobatan sesuai dengan kesepakatan dalam rapat
anggota Pokdarwis Desa Banyuurip.
9. Pengelola wajib melakukan pengecekan terhadap sarana prasarana maupun
wahana yang ada di lokasi wisata secara berkala.
10. Pengelola yang tidak bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku akan dikenai
teguran atau sanksi.
B. Pengunjung
1. Jadwal berkunjung adalah pukul 07.30- 17.00 WIB kecuali untuk tujuan
penelitian
2. Pengunjung wajib memiliki tiket masuk wisata, bagi pengunjung yang tak
bertiket maka akan di proses sesuai ketentuan yang ada.
3. Pengunjung Wajib menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban selama di
lokasi wisata.
4. Pengunjung dilarang mengambil atau membawa hewan atau tumbuhan yang
berada di kawasan konservasi mangrove
5. Pengunjung di larang merubah, merusak segala sarana prasarana, wahana serta
kekayaan alam yang ada di lokasi wisata.
6. Apabila terjadi kecelakaan pengunjung, maka pengunjung akan mendapat
asuransi atau diberikan bantuan pengobatan sesuai dengan kesepakatan dalam
rapat anggota Pokdarwis Jalatunda Berdaya.
7. Segala hal yang berhubungan dengan perizinan kegiatan dan penlitian
diwajibkan melalui persetujuan Kepala Desa Banyuurip
8. Pengunjung yang melanggar tata tertib serta norma yang ada akan di tegur
bahkan di proses secara hukum.
Analisis SWOT Banyuurip Mangrove Center

4
Strenght (S) Weakness (W)
 Daya Tarik kawasan konservasi  Tidak tersedianya sarana
mangrove penginapan seperti homestay
 Jenis spesies mangrove yang tidak  Kurang memadaianya fasilitas
banyak ditemukan di ekosistem pendukung seperti toilet
lainnya  Kurangnya pengelolaan kawasan
 Memiliki pengelola pembibitan yang berdampingan dengan
mangrove yang maju pembuangan limbah budidaya air
 Daya Tarik berbegai macam atraksi payau
kawasan mangrove, pembibitan  Kurangnya kaderisasi pengelola
dan wisata estuari budidaya kerang kawasan
 Pemasukan tidak hanya berasal dari  Alat transportasi umum untuk
tiket masuk namun juga berasal menuju ke beberapa objek wisata
dari penjualan bibit serta penjualan alam masih terbatas.
kerang  Promosi pariwista yang kurang
 Menjadi tempat studi kawasan memanfaatkan kemajuan
ekosistem pesisir teknologi
Opportunities (O) Treats (T)
 Memiliki potensi kawasan estuari  Kurangnya kaderisasi terhadap
yang bisa dimanfaatkan investor pengelolaan selanutnya sehingga
ataupun pemerintah daerah untuk terancam tidak ada generasi yang
event bertema alam seperti melanjutkan
penanaman pohon dan outbond.  Minimnya produk unggulan yang
 Pihak Pemerintah senantiasa dijual
mendukung masuknya invesstor  Persaingan wisata baru yang
untuk perkembangan objek wisata mempunyai konsep lebih modern
yang lebih maju
 Potensi menjadi pusat kajian
penelitian terkait ekosistem
mangrove

Daftar Pustaka
Rusmiati, D., Malliha, E., Andari, R. 2022. Peran Pemandu Wisata dalam Pariwisata
Penidikan. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(2).
Urbanus, I. N., dan Febianti. 2017. Analisis Dampak Perkembangan Pariwisata
Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat Wilayah Bali Selatan. Jurnal Kepariwisataan
dan Hospitalitas, 1(2).
Kemenparekraf. 2021. Laporan Akhir Kajian Dampak Kebijakan Destinasi Super
Prioritas (DSP) dan Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Terhadap Kinerja
Perekonomian.

5
7. Carilah 2 jurnal penelitian International terkait ekowisata dan Silahkan riview
jurnal tersebut ?
REVIEW JURNAL #1

Factors Affecting Possibility Of Ecotourism Development And


Judul
Sustaining Natural Resources Using SWOT Approach In West Iran
Jurnal International Journal of Geoheritage and Parks
Vol. & Hal. Volume 10, Halaman 173-183
Tahun 2022
Penulis Mosayeb Heshmati, Mohammad Gheitury, Samad Shadfar
Tanggal 5 April 2022
Reviewer Ahmad Labib

Dampak ekowisata massal dan tanpa pengawasan terhadap sumber daya


alam telah meningkat pesat. Karena isu konservasi sumber daya alam dan
ekowisata sekarang berada di garis depan opini publik, penelitian ini
dilakukan di Provinsi Kermanshah, Iran (KPI) yang cocok untuk ekowisata
Abstrak karena bentang alamnya yang menarik, keanekaragaman hayati, dan
produksi pertanian tradisional. Penelitian ini dilakukan melalui survei
lapangan dan wawancara dengan para ahli terkait (Maret 2019-Maret
2020). Oleh karena itu, strategi untuk menggabungkan pengembangan
ekowisata dan perlindungan sumber daya alam dieksplorasi dengan
menggunakan pendekatan kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman
(SWOT).Para responden memiliki spesialisasi di bidang geografi,
pengelolaan daerah aliran sungai, ekowisata, ekonomi, kehutanan, padang
penggembalaan, pertanian, dan penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tujuan ekowisata sebagian besar mencakup beberapa bagian
pegunungan yang menarik, hutan, padang rumput, gua, sungai, mata air,
desa wisata, dan taman kota. Selain itu, strategi solusi berdasarkan
peluang-kekuatan (S-O) termasuk dokumentasi hukum dan pemetaan
pemetaan sumber daya alam, peningkatan partisipasi dan kesadaran
masyarakat, ketahanan mata pencaharian dan penciptaan lapangan kerja
bagi penduduk melalui pengembangan pasar lokal, dan pembangunan
fasilitas kesejahteraan bagi pengunjung. Sementara itu, dengan
mempertimbangkan kekuatan yang dapat mengurangi kerentanan terhadap
ancaman eksternal (strategi S-T) meliputi pemberantasan korupsi dan lobi
kekuatan

6
Konservasi sumber daya alam merupakan tujuan paling penting dalam
pengelolaan kawasan lindung oleh pemangku kebijakan. Bagaimanapun,
dampak dari ekowisata telah menngkat dikarenakan meningkatnya isu pada
prespektif publik di Iran. Hutan, sungai, pantai, air terjun, goa telah
diketahui sebagai sumber daya alam dan kebudayaan yang memiliki potensi
sebagai jasa ekosistem sebagai ekowisata. Perkembangan industri
pariwisata dan ekowisata bergantung pada pemenuhan kebutuhan ekonomi,
Pendahuluan kebudayaan dan peraturan politik. Keinginan politik (Political will) menjadi
faktor utama yang mempengaruhi perkembangan ekowisata.
Mempertahankan ekowisata secara bersyarat berkaitan dengan perlindungan
sumber daya alam dan lanskap yang masih alami, yang tidak boleh dirusak
oleh faktor apa pun selain perubahan penggunaan lahan. Faktor ini lebih
parah di wilayaj dataran tinggi karena dorongan kegiatan pertanian dan
kegiatan non-pertanian. Pendekatan SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman) adalah alat yang cocok dan dapat diterapkan untuk
pengambilan keputusan tentang ekowisata berdasarkan penilaian
multidisiplin terhadap ekowisata. Provinsi Kermanshah, Iran (KPI) telah
dipertimbangkan untuk ekowisata karena bentang alamnya yang menarik,
keanekaragaman iklim, tanah dan vegetasi, serta kerajinan tangan yang
unik, produk pertanian tradisional dan situs-situs bersejarah. Namun, dalam
beberapa tahun terakhir, karena lebih banyak pembangunan jalan gunung
dan kurangnya fasilitas rekreasi di kota-kota, jejak pariwisata massal yang
tidak diawasi dan tidak terkendali telah menyebabkan kerusakan serius pada
sumber daya alam.

Mengidentifikasi tujuan ekowisata di Provinsi Kermansyah dan kebutuhan


Tujuan fasilitas untuk pengembangan ekowisata yang berkelanjutan dan
perlindungan sumber daya alam.

Penelitian ini dilakukan melalui kolaksi data dan verifikasi lapang berupa
review referensi terkait informasi local, data, peta dan dokumen resmi
Metode
terkait ekowisata di KPI, serta dilakukan wawancara dengan ahli yang
penelitian
relevan. Strategi pengembangan ekowisata dilakukan menggunakan metode
analisis SWOT.

7
A. Keberagaman Ekowisata di KPI
KPI adalah provinsi yang unik dengan sumber daya alam yang
Hasil beragam, fitur lanskap, budaya tradisional (musik, tarian, dan
penelitian kain).Diantara objek wisata utama di provinsi kermansyah antara lain:
gunung dan datarn tinggi, taman hutan, hutan lindung, goa, mata air,
dan desa wisata

B. Analisis SWOT
1. Faktor Internal (strength dan weakness)
Potensi lokal sumber daya alam termasuk keanekaragaman hayati,
bentang alam, desa dan gaya hidup nomaden, dan produksi
pertanian tradisional, memiliki skor bobot tertinggi dalam kategori
strength. Alih fungsi lahan, meningkatnya kontaminasi air dan
tanah, kelemahan kantor administrasi lokal, kekhawatiran tentang
penghapusan isu-isu tradisional dan investasi keuangan yang tidak
memadai adalah kelemahan utama di provinsi ini untuk
mempertahankan sumber daya alam dan pengembangan ekowisata.

2. Matriks estimasi faktor eksternal


Dari 11 faktor yang berkaitan dengan opportunities, enam faktor
dengan bobot dan skor yang lebih tinggi dipilih adalah peluang
konservasi keanekaragaman hayati, perlindungan bentang alam
perawan, penciptaan lapangan kerja, ketahanan gaya hidup
nomaden, peluang bagi kontraktor dan fungsi rekreasi publik).
Terdapat 4 threats dengan bobot tertinggi yaitu 1) meningkatnya
akses publik ke gunung, hutan dan padang rumput karena
pembangunan jalan yang tidak teratur; (2) kekhawatiran serius
tentang tekanan lobi yang mengarah pada perubahan tutupan lahan
di lanskap yang masih asli; (3) ekowisata yang tidak diawasi yang
dapat menyebabkan pemusnahan tanaman, pembakaran,
pembuangan sampah dan plastik di lanskap yang asri dan
degradasi spesies vegetasi langka yang berharga; dan (4)
pemadatan tanah dan gangguan akibat lalu lintas kendaraan umum
yang masif di kawasan sumber daya alam.

C. Strategi optimal dalam pengembangan ekowisata


1. Strategi S-O
 Membatasi perubahan penggunaan lahan/perubahan
dokumentasi hukum dan pemetaan area tutupan hutan
 Ketahanan mata pencaharian dan penciptaan lapangan kerja
melalui pengembangan pasar lokal
 Mengurangi kesenjangan yang sangat besar antara situasi
saat ini dan persyaratan standar fasilitas kesejahteraan
2. Strategi S-T
 Memerangi korupsi dan gratifikasi yang dapat merusak
kemajuan ekowisata publik
 Patroli dan pemantauan lapangan yang teratur dan ketat
dengan hukuman yang berat
 Jaminan keamanan bagi investor dan mendorong mereka
untuk menanamkan modalnya di industri ekowisata
3. Strategi W-O
 Meningkatkan hutan lindung dan area eksklusi
penggembalaan melalui kolaborasi para pemangku
kepentingan lokal
 Mengalokasikan dana penelitian untuk survei lapangan di
provinsi untuk mengeksplorasi dan mengembangkan solusi
yang lebih efektif
 memperkenalkan lebih banyak atraksi ekowisata provinsi
melalui iklan
4. Strategi W-T
 Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat
terhadap konsekuensi serius dan berbahaya dari degradasi
lingkungan
 Melestarikan rumah-rumah tradisional yang dibangun
dengan batu bata dan batu dengan langit-langit kayu
 Memetakan jalur yang tepat untuk pejalan kaki umum di
kawasan warisan budaya
 Temuan menunjukkan bahwa faktor penghambat yang signifikan
(kelemahan dan ancaman) dari ekowisata adalah perubahan
penggunaan/penutupan lahan akibat tekanan lobi, pembuangan
sampah sembarangan, pemusnahan tanaman, pembakaran hutan,
gangguan terhadap tanah, kontaminasi air; dan meningkatnya konflik
di daerah setempat merupakan dampak utama dari ekowisata yang
tidak diawasi. Situasi ini terutama disebabkan oleh lemahnya
pengawasan di lapangan, manajemen yang buruk, dan tidak adanya
Kesimpulan
fasilitas rekreasi dan kesejahteraan yang memadai baik di kota
maupun di lingkungan
 Bersamaan dengan pembangunan infrastruktur yang diperlukan untuk
pengembangan ekowisata, kelestarian sumber daya alam harus benar-
benar dipertimbangkan. Selain itu, pemerintah daerah, sektor swasta
dan pemangku kepentingan lokal harus bekerja sama untuk
mempromosikan dan memperluas kegiatan ekowisata yang tepat
REVIEW JURNAL #2

Ecological tourism in Tram Chim national park: potential, opportunity


Judul
and challenge
Jurnal Geology, Ecology, And Landscapes
Vol. & Hal. Volume 6, Halaman 14-23
Tahun 2022
Penulis Hoang Phuong Nguyen
Tanggal 10 Maret 2020
Reviewer Ahmad Labib

Meskipun ekowisata baru berkembang sejak tahun-tahun terakhir abad ke-


20, ekowisata telah telah mendapat perhatian yang cukup besar dari seluruh
masyarakat, karena keunggulannya dibandingkan dengan jenis pariwisata
lainnya dalam hal tanggung jawab terhadap manusia, alam, dan
Abstrak lingkungan. Ekowisata menjadi populer karena pengunjung mulai lebih
memperhatikan untuk meminimalkan dampaknya terhadap tanah yang
indah yang mereka kunjungi. Vietnam telah menjadi tempat yang ideal
untuk memberikan banyak pengalaman ekowisata bagi wisatawan yang
tertarik dengan lingkungan. Tram Chim adalah salah satu Taman Nasional
di Vietnam yang memiliki potensi yang sangat baik untuk mengembangkan
jenis ekowisata karena dianggap sebagai "bagian kecil" dari ekosistem
lahan basah kuno. Tram Chim Taman Nasional - Kawasan Ramsar
memiliki kepentingan internasional, menempati peringkat ke-2.000 di
dunia dan ke-4 di Vietnam. di Vietnam. Taman Nasional Tram Chim
menarik banyak wisatawan karena keindahan alamnya yang indah dan
burung bangau bermahkota merah yang langka serta banyak tanaman dan
hewan lain yang ada di dalam Buku Merah. Artikel ini menguraikan
potensi, status saat ini, kekuatan, kelemahan, peluang, dan dan tantangan
dalam pengembangan wisata ekologi. Atas dasar itu, diusulkan beberapa
orientasi dan dan solusi untuk mendorong pengembangan ekowisata di
Taman Nasional Tram Chim di masa yang akan datang.
Pengembangan pariwisata hanya berfokus pada keuntungan ekonomi yang
bersifat langsung tanpa adanya pengelolaan dan konservasi sumber daya
dan konservasi sumber daya yang mengarah pada konsekuensi yang tidak
dapat diprediksi konsekuensi yang tidak dapat diprediksi terhadap budaya,
masyarakat, dan lingkungan. Ekowisata tampaknya menjadi bentuk pertama
dari pariwisata yang ditujukan untuk isu-isu berkelanjutan dalam pariwisata.
Ekowisata adalah bentuk pariwisata alami, yang sangat terkait dengan
Pendahuluan pariwisata budaya dan wisata petualangan. Wisata alam dapat berkelanjutan
atau tidak dan tidak selalu melibatkan pelestarian lingkungan atau
kehidupan yang sejahtera dari masyarakat setempat. Dengan sumber daya
alam yang melimpah dan bentang alam yang melimpah, ditambah dengan
budaya yang beragam, Vietnam memiliki potensi besar untuk menjadi salah
satu tujuan ekowisata terbaik di Asia. Vietnam adalah negara dengan
potensi besar untuk pengembangan ekowisata, terutama di taman nasional.
Trem Chim merupakan salah satu taman nasional yang memiliki potensi
besar untuk mengembangkan jenis wisata ini karena Tram Chim juga
mempertahankan ekosistem lahan basah yang hampir utuh dari banjir.
Selama bertahun-tahun, Taman Nasional ini telah direncanakan untuk
mengembangkan ekowisata. Namun, pengembangan pariwisata di Taman
Nasional masih memiliki banyak kekurangan, seperti produk wisata yang
tumpang tindih antara sektor. Oleh karena itu, kajian yang tepat mengenai
potensi dan status pembangunan pariwisata saat ini dan solusi untuk
berkontribusi dalam mempromosikan pengembangan ekowisata di Taman
Nasional Tram Chim di masa mendatang secara praktis adalah hal yang
sangat penting.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami potensi dan status terkini dari
pengembangan pariwisata jenis ini. Tujuan khusus dari proyek ini meliputi:
Tujuan
Menginventarisasi dan menilai kondisi pengembangan wisata ekologi dan
Analisis status kegiatan ekowisata di daerah tersebut

Berdasarkan dokumen-dokumen yang terkumpul, penulis melakukan seleksi


dan pengolahan (analisis, sintesis, dan perbandingan).
Penulis melakukan survei melalui kuesioner antara lain: (1) 120 rumah
Metode
tangga lokal di 5 komunal dan 1 kota penyangga. (2) 90 wisatawan
penelitian
domestik mengunjungi Taman Nasional. 3) Para investigator melakukan
investigasi melalui wawancara langsung dengan masyarakat, wisatawan,
dan pakar pariwisata (unit usaha pariwisata di daerah tersebut).
A. Potensi Ekowisata di Taman Nasional Tram Chim
 Tram Chim dikenal diselingi oleh hamparan hutan melaleuca
Hasil sebagai tempat suaka burung.
penelitian  Ekosistem khas di Taman Nasional Tram Chim adalah
ekosistem lahan basah pedalaman yang dicirikan oleh tipe
hutan tertutup berdaun lebar yang selalu hijau di atas tanah
asam.
 Taman Nasional Tram Chim memiliki 198 spesies burung yang
termasuk dalam 49 famili, yang merupakan seperempat dari
spesies burung di Vietnam.
 Mengunjungi Taman Nasional Tram Chim selama musim
apung, para pengunjung dapat belajar tentang kehidupan
masyarakat yang penuh makna dan menarik. Musim terapung
juga merupakan waktu ketika produk di wilayah ini beragam
dan berlimpah
 Menurut hasil survei sosiologis terhadap 90 pengunjung:
34,6% wisatawan mengatakan bahwa Taman Nasional Tram
Chim menarik perhatian mereka karena pemandangannya yang
indah dan lingkungannya yang masih asli
Berdasarkan kombinasi dari faktor daya tarik dan kondisi
pengembangan seperti di atas, hal ini menciptakan keunggulan
dalam pengembangan ekowisata di Taman Nasional Tram Chim
dibandingkan dengan taman nasional lainnya di wilayah lain Delta
Mekong
B. Orientasi dan Solusi Untuk Mendukung Pengembagan Ekowisata
di Taman Nasional
1. Analisis strength-weakness-opportunities-challange
a. Strength: Karena para ilmuwan mengklaim bahwa Tram Chim
adalah rumah bagi SarusCrane, Tram Chim telah menciptakan
citranya tidak hanya di negara tetapi juga di dunia
b. Weakness: masih terbatas dalam kualifikasi profesional
pekerja dan keterampilan; fasilitas material dan teknis untuk
pariwisata masih kurang, terutama sarana akomodasi,
kendaraan, dan layanan pendukung
c. Opportunities: Permintaan pariwisata internasional dan
domestik terus meningkat Taman Nasional Tram Chim
menerima dukungan luar biasa dari banyak organisasi
internasional dan organisasi non-pemerintah.
d. Challenge: Penyusupan ilegal oleh masyarakat lokal dan
ternak ke dalam Taman Nasional; sengketa lahan antara
masyarakat lokal dan Taman Nasional masih terjadi;
Kebakaran hutan dapat terjadi kapan saja pada musim
kemarau; Meningkatnya jumlah tanaman invasif jenis mimosa
2. Orientasi dan solusi untuk pengembangan ekowisata di taman
nasional Tram Chim
a. Pengembangan produk wisata dan pasar wisata
b. Pengembangan infrastruktur wisata
c. Pengembangan fasilitas teknis
d. Edukasi lingkungan
e. Peningkatan partisipasi warga lokal di kegiatan pariwisata
f. Peningkatan indrasturktur dan fasilitas yang sesuai untuk
ekowisata
g. Peningkatan edukasi lingkungan di ekowisata

3. Manajemen Solusi
a. Solusi mekanisme peraturan
b. Solusi pelatihan
c. Solusi pemasaran
d. Solusi investasi perusahaan

 Tram Chim merupakan salah satu Taman Nasional yang memiliki


banyak manfaat untuk pengembangan ekowisata. Tempat ini juga
mempertahankan hampir seluruh sistem ekologi lahan basah Dong
Thap Muoi kuno pada khususnya dan dataran Delta Mekong pada
umumnya.
 Jumlah wisatawan dan pendapatan pariwisata tahunan masih sedikit,
sehingga Badan Pengelola belum menciptakan kondisi bagi
masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata
di Taman Nasional dan belum memberikan manfaat
 Di masa depan, perlu didorong pengembangan ekowisata di Taman
Kesimpulan
Nasional untuk menyediakan sumber daya keuangan bagi konservasi
dan memberi manfaat bagi masyarakat lokal
 Masih banyak kendala yang perlu diatasi untuk memaksimalkan
peran pendidikan lingkungan dalam membentuk sikap, tanggung
jawab wisatawan, dan penduduk terhadap sumber daya wisata dan
lingkungan.
 Manajemen Taman Nasional Tram Chim dan Badan Pariwisata harus
mempelajari dengan seksama dasar teoritis dan praktis ekowisata di
dunia serta di Vietnam untuk menerapkannya pada pengembangan
pariwisata

Anda mungkin juga menyukai