Uts Ekowisata
Uts Ekowisata
NIM : 200602110068
1
dikembangkan di tempat atraksi wisata ditemukan (in situ) atau diluar tempatnya yang
asli (ex situ) (Suwena, 2010). Kategori atraksi wisata antara lain:
a. Atraksi wisata alam seperti perbukitan, perkebunan, gunung, sungai dan pantai
b. Atraksi wisata budaya seperti kearifan masyarakat, seni, kerajinan tangan, masakan
tradisional, arsitektur rumah tradisional, dan situs arkeologi
c. Atraksi buatan manusia seperti olahraga, perbelanjaan, pameran, dan taman bermain.
2
Jawab: Pembangunan pariwisata merupakan salah satu pembangunan yang perlu
dikembangkan karena dari sektor ini dapat meningkatkan penerimaan devisa negara,
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam menyediakan lapangan kerja,
peningkatan penghasilan, standar hdup serta menstimulasikan faktor-faktor produksi
yang lainnya (Urbanus dan Febiyanti, 2017). Pada tahun 2019, pemerintah Indonesia
meluncurkan Program Prioritas Pengembangan Pariwisata di 10 “Bali” baru yang
selanjutnya disebut 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dalam rangka
mengembangkan Pariwisata Indonesia. Kemudian program tersebut berkembang
menjadi pengembangan Destinasi Super Prioritas (DSP) dan Destinasi Pariwisata
Prioritas (DPP) (Kemenparekraf, 2021).
Pariwisata berbasis massa cenderung jika tidak didukung oleh kualitas kesadaran
wisatawan yang berkunjung apalagi tidak dibekali dengan kualitas pengelolaan yang
mumpuni maka akan berujung pada persoalan kemunduran dan kehancuran bagi
wilayah wisata itu sendiri. Persoalan konflik pemanfaatan (baca: penguasaan) ruang,
peralihan kepemilikan lahan, ketersediaan air bersih, kepadatan, timbulan sampah, dan
kemacetan lalu lintas di wilayah pengembangan pariwisata prioritas perlu menjadi
perhatian dan pemikiran utama pemerintah serta masyarakat setempat.
Kualitas pengelolaan pariwisata perlu ditingkatkan, diawasi dan dievalusi berkala
agar potensi serta dampak dari frekuensi dan kuantitas kunjungan yang besar tidak menjadi
bencana bagi lingkungan pesisir dan laut. kosistem penting pesisir laut seperti pantai,
terumbu karang, padang lamun dan mangrove perlu mendapat prioritas perlindungan. Oleh
karena itu, pengembangan pariwisata perlu bertujuan untuk mendukung perlindungan dan
pengelolaan lestari sejumlah ekosistem penting tersebut, bukan malah menghancurkannya.
6. Silahkan buatkan SOP terkait tempat wisata yang terdekat dengan lokasi saudara,
serta berikan analisis secara SWOT ?
Standar Operasional Proseur Banyuurip Mangrove Center (BMC) Desa Banyuurip
Kecamatan Ujung Pangkah Gresik
A. Pengelola
1. Pengelola adalah seluruh anggota Pokdarwis Desa Banyuurip ataupun orang
yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan wisata di Desa Banyuurip.
2. Pengelola wajib mematuhi waktu jam kerja wisata yaitu pukul 07.30- 17.00,
Kecuali petugas yang mengelola pembibitan mangrove.
3. Setiap pengelola berhak mendapatkan hak dan perlakuan yang sama.
4. Pengelola harus bekerja dan bertanggung jawab sesuai tupoksinya.
3
5. Pengelola wajib menyusun laporan bulanan sesuai unit kerjanya.
6. Pengelola wajib menciptakan sapta pesona (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan,
Kesejukan, Keindahan, Keramahan, Kenangan) dilingkungan wisata dan desa
Jalatunda pada umumnya dengan mengedepankan budaya 3S (senyum, salam,
Sapa).
7. Pengelola yang bertugas sebagai Tour guide atau pengelola perahu wisata wajib
beramah tamah terhadap pengunjung dan mengutamakan keamanan dan
keselamatan pengunjung.
8. Apabila terjadi kecelakaan kerja pengelola unit usaha akan mendapat asuransi
atau diberikan bantuan pengobatan sesuai dengan kesepakatan dalam rapat
anggota Pokdarwis Desa Banyuurip.
9. Pengelola wajib melakukan pengecekan terhadap sarana prasarana maupun
wahana yang ada di lokasi wisata secara berkala.
10. Pengelola yang tidak bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku akan dikenai
teguran atau sanksi.
B. Pengunjung
1. Jadwal berkunjung adalah pukul 07.30- 17.00 WIB kecuali untuk tujuan
penelitian
2. Pengunjung wajib memiliki tiket masuk wisata, bagi pengunjung yang tak
bertiket maka akan di proses sesuai ketentuan yang ada.
3. Pengunjung Wajib menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban selama di
lokasi wisata.
4. Pengunjung dilarang mengambil atau membawa hewan atau tumbuhan yang
berada di kawasan konservasi mangrove
5. Pengunjung di larang merubah, merusak segala sarana prasarana, wahana serta
kekayaan alam yang ada di lokasi wisata.
6. Apabila terjadi kecelakaan pengunjung, maka pengunjung akan mendapat
asuransi atau diberikan bantuan pengobatan sesuai dengan kesepakatan dalam
rapat anggota Pokdarwis Jalatunda Berdaya.
7. Segala hal yang berhubungan dengan perizinan kegiatan dan penlitian
diwajibkan melalui persetujuan Kepala Desa Banyuurip
8. Pengunjung yang melanggar tata tertib serta norma yang ada akan di tegur
bahkan di proses secara hukum.
Analisis SWOT Banyuurip Mangrove Center
4
Strenght (S) Weakness (W)
Daya Tarik kawasan konservasi Tidak tersedianya sarana
mangrove penginapan seperti homestay
Jenis spesies mangrove yang tidak Kurang memadaianya fasilitas
banyak ditemukan di ekosistem pendukung seperti toilet
lainnya Kurangnya pengelolaan kawasan
Memiliki pengelola pembibitan yang berdampingan dengan
mangrove yang maju pembuangan limbah budidaya air
Daya Tarik berbegai macam atraksi payau
kawasan mangrove, pembibitan Kurangnya kaderisasi pengelola
dan wisata estuari budidaya kerang kawasan
Pemasukan tidak hanya berasal dari Alat transportasi umum untuk
tiket masuk namun juga berasal menuju ke beberapa objek wisata
dari penjualan bibit serta penjualan alam masih terbatas.
kerang Promosi pariwista yang kurang
Menjadi tempat studi kawasan memanfaatkan kemajuan
ekosistem pesisir teknologi
Opportunities (O) Treats (T)
Memiliki potensi kawasan estuari Kurangnya kaderisasi terhadap
yang bisa dimanfaatkan investor pengelolaan selanutnya sehingga
ataupun pemerintah daerah untuk terancam tidak ada generasi yang
event bertema alam seperti melanjutkan
penanaman pohon dan outbond. Minimnya produk unggulan yang
Pihak Pemerintah senantiasa dijual
mendukung masuknya invesstor Persaingan wisata baru yang
untuk perkembangan objek wisata mempunyai konsep lebih modern
yang lebih maju
Potensi menjadi pusat kajian
penelitian terkait ekosistem
mangrove
Daftar Pustaka
Rusmiati, D., Malliha, E., Andari, R. 2022. Peran Pemandu Wisata dalam Pariwisata
Penidikan. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(2).
Urbanus, I. N., dan Febianti. 2017. Analisis Dampak Perkembangan Pariwisata
Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat Wilayah Bali Selatan. Jurnal Kepariwisataan
dan Hospitalitas, 1(2).
Kemenparekraf. 2021. Laporan Akhir Kajian Dampak Kebijakan Destinasi Super
Prioritas (DSP) dan Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Terhadap Kinerja
Perekonomian.
5
7. Carilah 2 jurnal penelitian International terkait ekowisata dan Silahkan riview
jurnal tersebut ?
REVIEW JURNAL #1
6
Konservasi sumber daya alam merupakan tujuan paling penting dalam
pengelolaan kawasan lindung oleh pemangku kebijakan. Bagaimanapun,
dampak dari ekowisata telah menngkat dikarenakan meningkatnya isu pada
prespektif publik di Iran. Hutan, sungai, pantai, air terjun, goa telah
diketahui sebagai sumber daya alam dan kebudayaan yang memiliki potensi
sebagai jasa ekosistem sebagai ekowisata. Perkembangan industri
pariwisata dan ekowisata bergantung pada pemenuhan kebutuhan ekonomi,
Pendahuluan kebudayaan dan peraturan politik. Keinginan politik (Political will) menjadi
faktor utama yang mempengaruhi perkembangan ekowisata.
Mempertahankan ekowisata secara bersyarat berkaitan dengan perlindungan
sumber daya alam dan lanskap yang masih alami, yang tidak boleh dirusak
oleh faktor apa pun selain perubahan penggunaan lahan. Faktor ini lebih
parah di wilayaj dataran tinggi karena dorongan kegiatan pertanian dan
kegiatan non-pertanian. Pendekatan SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman) adalah alat yang cocok dan dapat diterapkan untuk
pengambilan keputusan tentang ekowisata berdasarkan penilaian
multidisiplin terhadap ekowisata. Provinsi Kermanshah, Iran (KPI) telah
dipertimbangkan untuk ekowisata karena bentang alamnya yang menarik,
keanekaragaman iklim, tanah dan vegetasi, serta kerajinan tangan yang
unik, produk pertanian tradisional dan situs-situs bersejarah. Namun, dalam
beberapa tahun terakhir, karena lebih banyak pembangunan jalan gunung
dan kurangnya fasilitas rekreasi di kota-kota, jejak pariwisata massal yang
tidak diawasi dan tidak terkendali telah menyebabkan kerusakan serius pada
sumber daya alam.
Penelitian ini dilakukan melalui kolaksi data dan verifikasi lapang berupa
review referensi terkait informasi local, data, peta dan dokumen resmi
Metode
terkait ekowisata di KPI, serta dilakukan wawancara dengan ahli yang
penelitian
relevan. Strategi pengembangan ekowisata dilakukan menggunakan metode
analisis SWOT.
7
A. Keberagaman Ekowisata di KPI
KPI adalah provinsi yang unik dengan sumber daya alam yang
Hasil beragam, fitur lanskap, budaya tradisional (musik, tarian, dan
penelitian kain).Diantara objek wisata utama di provinsi kermansyah antara lain:
gunung dan datarn tinggi, taman hutan, hutan lindung, goa, mata air,
dan desa wisata
B. Analisis SWOT
1. Faktor Internal (strength dan weakness)
Potensi lokal sumber daya alam termasuk keanekaragaman hayati,
bentang alam, desa dan gaya hidup nomaden, dan produksi
pertanian tradisional, memiliki skor bobot tertinggi dalam kategori
strength. Alih fungsi lahan, meningkatnya kontaminasi air dan
tanah, kelemahan kantor administrasi lokal, kekhawatiran tentang
penghapusan isu-isu tradisional dan investasi keuangan yang tidak
memadai adalah kelemahan utama di provinsi ini untuk
mempertahankan sumber daya alam dan pengembangan ekowisata.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami potensi dan status terkini dari
pengembangan pariwisata jenis ini. Tujuan khusus dari proyek ini meliputi:
Tujuan
Menginventarisasi dan menilai kondisi pengembangan wisata ekologi dan
Analisis status kegiatan ekowisata di daerah tersebut
3. Manajemen Solusi
a. Solusi mekanisme peraturan
b. Solusi pelatihan
c. Solusi pemasaran
d. Solusi investasi perusahaan