Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahmad Labib Mata Kuliah : Kewarganegaraan

NIM : 200602110068 Dosen Pengampu : Atika Candra Larasati, M.Si


Kelas : Biologi A Tugas : Essay UAS Genap
Tema : Konsepsi Negara Hukum Indonesia
Permasalahan Penegakan Hukum di Indonesia
Oleh: Ahmad Labib/200602110068
Indonesia merupakan sebuah negara hukum yang secara resmi
dicantumkan dalam konstitusi UUD 1945 yakni pada Pasal 3 Ayat 1 yang
berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum.”. Fungsi hukum di Indonesia
adalah untuk membatasi kekuasaan penguasa negara agar tidak menyalahgunakan
kekuasaannya untuk menindas dan menelantarkan rakyatnya. Secara teoristis
sistem hukum di Indonesia menganut sistem negara hukum rechstaat atau konsep
negara hukum Eropa Kontinental1. Konsep hukum tersebut menekankan pada
perlindungan terhadap HAM, pemerintahan yang berlandaskan undang-undang,
serta terdapat peradilan yang menangani kasus pelanggaran hukum oleh
pemerintah.
Sebuah Negara Hukum Indonesia seharusnya mampu mengaplikasikan
supremasi hukum di tengah kehidupan masyarakat untuk menciptakan rasa
keadilan dan ketentraman dalam berbangsa dan bernegara. Salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan negara hukum Indonesia adalah faktor penegakan
hukum. Namun, kondisi pengakan hukum di Indonesia saat ini sangat
memprihatinkan dikarenakan banyak problematika dalam pelaksanaan penegakan
hukum tersebut.
Masalah penegakan hukum di Indonesia bukan berasal dari sistem hukum
yang diatur dalam perundang-undangan. Faktanya sistem perundang-undangan di
Indonesia sudah sangat baik dan sistematis, hanya saja pengaplikasian hukum
tersebut oleh para penegak hukum yang menimbulkan berbagai macam
problematika. Permasalahan yang sering terjadi adalah peraturan hukum tidak
terlaksana dengan baik oleh karena ada beberapa oknum penegak hukum yang
tidak dapat melaksanakan suatu ketentuan hukum sebagaimana mestinya. Hal ini
disebabkan pelaksanaan yang kurang baik oleh para penegak hukum.
1
Edwin, Muhammad. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pendidikan Tinggi. Bandung:
PT Refika Aditama, hal.212
Salah satu contoh problematika hukum yang disebabkan karena faktor
penegak hukum adalah yang terjadi di lingkungan peradilan. Aktivitas peradilan
sebagai salah satu institusi penegak hukum telah diatur oleh undang-undang.
Namun, meski telah diatur oleh undang-undang proses peradilan di Indonesia
masih mendapat pengaruh dari pihak luar, baik itu pemerintah atau kurangnya
professionalism serta moral dan akhlak yang masih rendah. Akibatnya tugas
peradilan sebagai benteng terakhir untuk mewujudkan kehidupan masyarakat
yang adil tidak bias terwujud secara maksimal.
Lembaga yang menangani proses peradilan disebut lembaga pengadilan
terdiri dari kepolisian, kejaksaan dan advokat 2. Tercapainya suasana keadilan di
tengah masyarakat tentu sangat bergantung pada kinerja dari lembaga-lembaga
tersebut. Masih banyak pihak atau apparat yang mengadili suatu perkara di
masyarakat yang belum menunjukkan sikap profesionalisme dan integritas moral
yang tinggi. Salah satu contohnya adalah peradilan kasus seseorang yang mencuri
sandal bernilai murah mendapat hukuman pidana serta denda. Sementara tidak
sedikit para koruptor yang mendapat hukuman yang kurang setimpal bahkan lebih
ringan dari kasus pencurian barang yang tidak bernilai harga.
Lemahnya profesionalisme, moral, serta akhlak para penegak hukum
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantara faktor-faktor tersebut adalah ekonomi,
pemahaman agama, proses rekruitmen anggota yang tidak transparan, dan lain
sebagainya3. Maka dapat dipahami bahwa faktor penegak hukum mempunyai
peran penting dalam terwujudnya negara hukum Indonesia yang sebenarnya dan
sesuai dengan asas keadilan yang telah diatur oleh Pancasila.
Hukum di Indonesia dapat mudah dipengaruhi atau secara Bahasa kasar
disuap serta diselewengkan. Hal tersebut merupakan akiba dari inkonsistennya
apparat penegak hukum yang bertugas baik di lapangan atau dalam ranah
pengadilan. Persamaan di depan hukum yang terus dikampanyekan oleh pihak
pemerintah Indonesia ternyata hanya sebatas formalitas dan pencitraan saja. Fakta
yang terjadi di masyarakat adalah oknum yang memiliki kekuasaan, harta, atau
kedudukan yang tinggi-lah yang seakan tidak terkena aturan hukum yang berlaku.

2
Sanyoto, 2008, Penegakan Hukum di Indonesia, Jurnal Dinamika Hukum, 8(3), hal. 200
3
Eman Sulaiman, 2016, Problematika Penegakan Hukum di Indonesia, Ash-Shahabah, 2(1), hal.
68
Upaya-upaya dan tindakan responsif perlu dilakukan untuk lebih
meningkatkan kualitas hukum yang dipraktekkan di Indonesia. Peningkatan
kualitas dan kemampuan aparat penegak hukum perlu dicanangkan untuk
mendapatkan penegak hukum yang lebih professional, berkepribadian, dan
bermoral tinggi. Perlu juga dilakukan perbaikan proses rekruitmen anggota
penegak hukum baik dari lembaga kepolisan ataupu pengadilan, agar
mendapatkan anggota yang lebih memberikan peran besar terhadap masyarakat.
Selain itu, dapat juga dilakukan dengan mengupayakan kesejahteraan aparat
penegak hukum, karena faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap
profesionalisme para apparat penegak hukum.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa faktor utama penyebab
problematika hukum di Indonesia adalah kinerja para apparat penegak hukum.
Karena meskipun telah terdapat sistem hukum yang berkualitas dan adil, tapi
kualitas profesionalisme penegak hukum yang masih rendah menyebabkan tidak
terwujudnya suasana keadilan di masyarakat. Oleh karena itu, upaya yang
dilakukan untuk memperbaiki implementasi hukum di Indonesia adalah dengan
memperbaiki kualitas para penegak hukum, baik dari lembaga kepolisian,
advokat, maupun kejaksaan.

Daftar Referensi
Sanyoto. 2008. Penegakan Hukum di Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum, 8(3):
199-204.
Sulaiman, Eman. 2016. Problematika Penegakan Hukum di Indonesia. Ash-
Shahabah, 2(1), 64-78.
Hutagalung, Siti Merida. 2017. Penegakan Hukum di Indonesia: Apakah
Indonesia Negara Hukum. Social Polities, 109-126.
Edwin, Muhammad. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pendidikan
Tinggi. Bandung: PT Refika Aditama
Arliman, Laurensius S. 2015. Penegakan Hukum dan Kesadaran Masyarakat.
Sleman: Deepublish
Salle S. 2020. Sistem Hukum dan Penegakan Hukum. Makassar: Social Politic
Genius

Anda mungkin juga menyukai