Topik 3 Bioklimatik, Bangunan Yang Adaptif Terhadap Lingkungan
Topik 3 Bioklimatik, Bangunan Yang Adaptif Terhadap Lingkungan
1
Pembahasan tanggal 22 Maret 2022
Energi yang
dikonsumsi
untuk
pembangunan
di Indonesia
adalah sebesar
37,8% dari
total konsumsi
energi nasional
Bentuk kerusakan lingkungan akibat kebutuhan sektor pangan dan sektor hunian:
Merubah fungsi hutan konservasi sebagai penghasil O2 menjadi fungsi hunian, atau fungsi holtikultura (kebun
sayur mayur).
Perubahan fungsi hutan juga dapat memicu bencana, seperti menimbulkan bencana longsor, banjir.
longsor
Dapat
Belum tentu semua Modal awal pembangunan
dilakukan
bangunan hijau bangunan hijau mahal
ramah lingkungan, oleh seluruh Operasional murah
masyarakat Tidak dapat diterapkan pada
sebagian besar bangunan
Penilaian oleh masing-masing Tiap negara memiliki sistem rating, namun secara umum,
negara. system rating tersebut memiliki kesamaan, yaitu
Indonesia: GBCI mempertimbangkan:
1. Konservasi energi,
Klasifikasi: platinum, emas, 2. Konservasi air,
perak, perunggu 3. Kualitas ruang dalam bangunan
Yang berbeda pada tiap negara adalah penentuan bobot
masing-masing, serta sistem pemeringkatan
Pendekatan perancangan hemat energi
(mengatur penggunaan energi)
• Minimalisir perolehan panas matahari langsung
• Tanggap terhadap iklim: Orientasi bangunan U-S (memanjang T-B); kelembaban,
pencahayaan
• Maksimalkan pelepasan panas bangunan
• Minimalkan radiasi panas dari atap ke plafond
• Hindari radiasi matahari masuk bangunan atau mengenai bidang kaca
• Manfaatkan radiasi matahari tidak langsung untuk penerangan alami
• Optimalkan ventilasi silang
• Warna (warna terang untuk daerah tropis) sehingga tidak memberi tambahan
panas ke dalam bangunan. Warna gelap / kusam di negara 4 musim misal Eropa
agar banyak panas diserap, sehingga ruang menjadi hangat
• Rancangan ruang luar: meminimalisasi penggunaan material keras untuk
menutup permukaan halaman, taman, parkir
• Dalam skala kawasan, mengutamakan kemiringan jalur yang relative datar
Pengertian Arsitektur bioklimatik:
Suatu pendekatan desain yang mengarahkan arsitek untuk
mendapatkan penyelesaian desain berdasarkan iklim setempat sebagai
faktor penentu untuk menciptakan kenyamanan bagi pengguna dalam
melakukan aktifitasnya.