Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa
Indonesia
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya
mohon maaf, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................1

DAFTAR ISI................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG.................................................................................................3

TUJUAN......................................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN

SIKLUS NITROGEN..................................................................................................4

FIKSASI NITROGEN SECARA BIOLOGIS.............................................................5

REDUKSI NITRAT.....................................................................................................6

BAB 3PENUTUP

KESIMPULAN............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................8

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah metabolisme, berasal dari bahasa Yunani, berarti perubahan atau transformasi.
Metabolisme juga merupakan proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu
menggunakan katalisator enzim.
Nitrogen adalah senyawa yang tersebar luas di biosfir. Atmosfer bumi mengandung
sekitar 78% gas nitrogen. Nitrogen adalah komponen penting bagi tumbuhan terdapat dalam
banyak senyawa. Protein dan asam nukledit yang biasanya diserap dari tanah dalam bentuk sangat
teroksidasi dan harus direduksi oleh proses yang bergantung pada energi sebelum bergabung
menjadi protein dan senyawa lain dalam sel.
Nitrogen (N) diperlukan oleh semua organisme untuk sintesa protein, asam amino, asam nukleat
dan senyawa organik lain yang mengandung N. Keberadaan nitrogen hampir 80% dari atmosfir
dunia dan diduga setiap area tanah subur mengandung lebih dari 30.000 ton N2. Karena sebagian
besar keberadaan nitrogen dalam bentuk molekul gas, maka tidak satupun organisme eukariotik
mampu menggunakannya secara langsung. Akan tetapi, N2 harus bersenyawa dengan unsur lain
seperti oksigen membentuk NO3- (ion nitrat) dan hidrogen membentukNH4+ (ion amonium) agar
bisa dimanfaatkan oleh organisme lain.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tentang siklus nitrogen
2. Mengetahui tentang fiksasi nitrogen secara biologis
3. Mengetahui tentang reduksi nitrat

3
BAB 2
PEMBAHASAN

3.1 Siklus Nitrogen

Siklus Nitrogen merupakan perubahan nitrogen melalui rantai pangan dari senyawa
anorganik sederhana, terutama ammonia menjadi senyawa organik kompleks.
Tumbuhan, seperti juga bentuk kehidupan lainnya, memerlukan nitrogen. Walaupun sekitar 79%
atmosfer terdiri atas nitrogen elemental, tumbuhan tidak dapat mengambilnya secara langsung.
Nitrogen harus dikonversi melalui proses-proses intermediet menjadi bentuk-bentukyang dapat
digunakan.

Bakteri pemfiksasi nitrogen mampu mengkombinasikan nitrogen atmosferik dengan


hidrogen menjadi ion-ion amonium (NH4+ ). Sianobakteria (alga biru-hijau) memiliki
kemampuan itu. Amonia lalu dilepaskan ke lingkungan, sehingga nodul-nodul khusus pada
tumbuhan semacam semanggi, alfalfa, dan legum (kacang-kacangan dan polong-polongan).
Bakteri-bakteri tersebut memfiksasi nitrogen dan menyuplai amonia yang dihasilkan langsung ke
tumbuhan. Amonia yang diserap oleh tumbuhan dikonversi menjadi asam-asam amino dan
senyawa-senyawa nitrogen lainnya melalui perantara enzim nitrogenase.

Amonia yang dihasilkan melalui fiksasi nitrogen lalu menjalani pemprosesan selanjutnya,
disebut nitrifikasi. Pada langkah pertama, bakteri semacam Nitrosomonas mengkonversi amonia
(atau ion-ion amonium) menjadi nitrit (NO2-). Nitrit sangat beracun bagi tumbuhan, sehingga
diperlukan konversi yang kedua. Konversi tersebut dilakukan oleh bakteri semacam Nitrobacter
yang mengkonversi nitrit menjadi nitrat (NO3-). Tumbuhan berbunga lebih mudah menggunakan
nitrat daripada amonia sebagai sumber nitrogen, sehingga nitrifikasi penting dalam menjaga
kelestarian flora di bumi. Nitrat juga bisa dihasilkan dari nitrogen atmosferik melalui berbagai
proses fisik, misalnya saja halilintar dan reaksi dengan kabut fotokimiawi.

Fiksasi nitrogen mengintroduksi nitrogen baru ke dalam siklus, akan tetapi terjadi
dekomposisi pada sumber organik nitrogen, yaitu nitrogen yang telah diinkorrporasikan ke dalam
organisme hidup. Buangan-buangan bernitrogen, misalnya urin, protein, dan senyawa-senyawa
nitrogen lainnya, dilepaskan oleh bakteri dan fungi saat pembusukan jasad hewan dan tumbuhan
mati. Buangan-buangan tersebut merupakan sumber nitrogen kedua. Saat proses amonifikasi,
senyawa-senyawa organik ini dikonversi menjadi amonia, proses nitrifikasi dua tahap lalu
menghasilkan nitrat. Sejumlah nitrogen elemental dikembalikan ke atmosfer melalui kerja bakteri
denitrifikasi, yang megubah NO3- dan NO2- menjadi N2. Seluruh proses tersebut introduksi
nitrogen elemental melalui fiksasi nitrogen dan dan nitrifikasi, pengembalian ke atmosfer melalui
denitrifikasi, pendaur ulangan nitrogen organik melalui pembusukan, amonifikasi, dan nitrifikasi
adalah tahap-tahap penyusun siklus nitrogen.
Hubungan kehidupan yang dekat antara dua spesies berbeda, seperti yang diperlihatkan oleh
bakteri pemfiksasi nitrogen dan tumbuhan, disebut simbiosis. Kalau kedua spesies memperoleh

4
keuntungan, hubungan tersebut dinamai mutualisme, suatu jenis simbiosis tertentu.
Mikoriza, yakni asosiasi erat antara fungi tertentu dengan sistem akar tumbuhan vaskular, adalah
contoh lain mutualisme. Umumnya, fungi menembus jaringan akar dan membuat berbagaai
nutrien dari tanah menjadi tersedia bagi sistem akar tumbuhan.Walaupun tak terjadi penetrasi,
fungi tampaknya meningkatkan aksesibilitas nutrien ke dalam sistem akar tumbuhan.hal itu
ditunjukkan oleh pinus dan pohon willow. Bukti menunjukkan kalau asosiasi antara fungi dan
sistem akar sangat banyak dan tersebar luas, setidaknya dapat ditemukan pada tiga perempat dari
keseluruhan tumbuhan biji. Banyak fosil tumbuhan juga menunjukkan adanya asosiasi dengan
fungi. Walaupun fenomena itu tampaknya tersebar luas, bagaimana tepatnya cara fungi
meningkatkan ketersediaan nutrien mineral dalam tanah belum diketahui.
Reaksi biokimia dalam siklus nitrogen meliputi :
a. Proteolisis
b. Amonifikasi (degradasi asam amino)
c. Nitrifikasi
d. Reduksi nitrat menjadi ammonia
e. Denitrifikasi
f. Fiksasi Nitrogen
g. Asimilasi

2.2 Fiksasi Nitrogen Secara Biologis

Proses pengubahan nitrogen dari bentuk N anorganik (dari udara bebas) menjadi N
bentuk organik disebut fiksasi N. Atmosfer merupakan sumber nitrogen terbesar dan unsur ini
belum tersedia bagi tanaman. Untuk dapat tersedia harus diubah lebih dulu menjadi bentuk NH4+
atau NO3-
Pada sistem tersebut, terdapat enzim nitrogenase yang terdiri atas dua kompleks protein.
Kompleks protein pertama mempunyai berat molekul lebih dari 51.000 dengan satu atom Fe per
molekul dan yang kedua mempunyai berat molekul sekitar 180.000 mengandung atom Fe dan
Mo. Nitrogenase adalah akseptor elektron tinggi yang akan menggunakan elektron dari berbagai
donor elektron yang mempunyai potensi rendah. Fiksasi N menghasilkan NHP3 melalui proses
reduksi senyawa di-imide (HN = NH) melalui hidrozine (H2N-NH2) . Amonia kemudian diubah
menjadi organik yang bersenyawa dengan asam organik menjadi asam amino.

Fiksasi nitrogen secara biologis jumlahnya 3 sampai 4 kali jumlah N yang ditambat
secara industri oleh pabrik pupuk. N2 dari udara diikat menjadi senyawa NH3 atau NO3 yang
kemudian dapat diserap oleh tanaman. Penambatan nitrogen dari udara oleh industri pupuk
umumnya direduksi menjadi NH3 melalui proses yang terkenal dengan proses Haber-Bosch,
yakni N2 + 3H2 menjadi 2 NH3 (ΔH = -92,6 Kj / mol) dengan keadaan temperatur dan tekanan
yang tinggi karena ikatan energi tinggi dari ikatan N=N, sintesis ini membutuhkan energi aktivasi
yang tinggi pada tekanan beberapa ratus atmosfer dan suhu 400-500°C.
Penambatan nitrogen terjadi pada pusat bintil akar. Dalam interaksi sel Rhizobium membentuk
bakteroid. Pada bagian tengah bintil akar yang mengandung bakteroid terdapat pigmen merah
yang disebut leghemoglobin. Enzim nitrogenase yang dibentuk oleh bakteroid dan leghemoglobin
merupakan dua komponen yang terlibat proses penambatan nitrogen.

5
Fiksasi N secara simbiotis dilakukan oleh bakteri yang menginfeksi akar tanaman. Infeksi
diawali dengan pembuatan buluh infeksi pada rambut akar yang digunakan oleh bakteri sebagai
jalan untuk masuk ke dalam tanaman inang. Akibat infeksi ini, jaringan akan mengalami
pembesaran dan peningkatan laju pembelahan sel, sehingga terbentuk bintil akar (nodule).

2.3 Reduksi Nitrat

Secara umum reduksi nitrat mengikutireaksi seperti di bawah ini:


NO3- + 8e + 10H+ → NH4+ + H2O
Reaksi reduksi nitrat pada tumbuhan melalui 2 tahap yaitu:
1.Reduksi nitrat membentuk senyawa nitrit. Reaksi ini berlangsung di dalam plasma dengan
bantuan enzim nitrat reduktase (NR). Enzim ini merupakan enzim molibdoflavoprotein yang
mampu mengatur kecepatan pembentukan protein pada tumbuhan yang menggunakan NO3-
sebagai sumber nitrogennya.
NO3- + NADH + H+ → NO2- + NAD+ + H2O

Reduksi nitrit menjadi senyawa ammonium. Reaksi ini terjadi pada kloroplas (pada daun)
atau pada plastida (pada akar) dengan enzim nitrit reduktase sebagai katalisnya.
Reduksi nitrat yang dikatalis oleh enzim nitra reduktase sangat tergantung dari aktivitas nitrat
reduktase tersebut. Aktivitas nitrat reduktase ditentukan oleh konsentrasinya. Kadar NO3- yang
tinggi dalam sel dan cahay juga memacu aktivitas enzim nitrat reduktase. Peranan cahaya
terhadap aktivitas enzim nitrat reduktase dapat melalui beberapa cara, antara lain:
a) Cahaya dapat mengaktifkan fotosintesis sehingga dhasilkan ATP untuk menggerakkan NO3-
dari vakuola ke plasma.
b) Cahaya mengaktifkan sistem fitokrom yang berperan menaikkan kemampuan ribosom
membuat protein (termasuk enzim nitrat reduktase)
c) Cahaya menginaktifkan protein yang bersifat inhibitor bagi enzim nitrat reduktase.
d) Cahaya menaikkan penyediaan karbohidrat dan proses respirasi, dimana dari proses ini
dihasilkan NADH yang diperlukan untuk proses reduksi.

NO2- + 3H2O + 6Fd + 2H+ cahaya NH4+ + 1,5O2+ 2H2O + 6Fd


Reduksi nitrat yang dikatalis oleh NR sangat tergantung dari aktivitas NR itu sendiri yang
ditentukan oleh kesentrasinya. Kadar NO3- yang tinggi dalam sel dan cahaya juga dapat memacu
aktivitas NR. Peranan cahaya terhadap aktivitas NR dapat melaluibeberapa cara, antara lain:
1) Cahaya dapat mengaktifkan fotosintesis sehingga dihasilkan ATP untuk menggerakan NO3
dari vakuola ke plasma.
2) Cahaya mengaktifkan sistem fitokrom yang berperan menaikkan kemampuan ribosom
membuat protein (termasuk NR).
3) Cahaya mengaktifkan protein yang bersifat inhibitor bagi NR.
4) Cahaya menaikkan penyediaan karbohidrat dan proses respirasi, dimana dari proses ini
dihasilkan NADH yang diperlukan untuk proses reduksi.
Selain kedua proses tersebut diatas (fiksasi N dan reduksi nitrat), dalam siklus juga terjadi
beberapa proses fisika/kimia lainnya, seperti amonifikasi, nitrifikasi dan denitrifikasi.

6
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Siklus Nitrogen merupakan perubahan nitrogen melalui rantai pangan dari senyawa
anorganik sederhana, terutama ammonia menjadi senyawa organik kompleks. Reaksi biokimia
dalam siklus nitrogen meliputi Proteolisis, Amonifikasi (degradasi asam amino), Nitrifikasi,
Reduksi nitrat menjadi ammonia, Denitrifikasi, Fiksasi Nitrogen, dan Asimilasi.
Reaksi reduksi nitrat pada tumbuhan melalui 2 tahap yaitu: Reduksi nitrat membentuk senyawa
nitrit, dan Reduksi nitrit menjadi senyawa ammonium. Proses keseluruhan reduksi NO3- menjadi
NH4+ adalah proses yang bergantung energy, dan reaksi ini terbagi atas 2 tahap dengan enzim
yang berbeda, yaitu: reaksi pertama dikatalisis oleh Nitrat reduktase (NR) dan reaksi kedua
dikatalis oleh nitrit reduktase.

7
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A. N., Reece J. B., and Mitchell L.G. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta:
Erlangga.
Effendi, Hefni.2005.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta. Kanisus.
Fried, George H. Dan Hademenos, George J. 2006. Schaum’s Outlines, Biologi, Edisi
Kedua.Jakarta: Penerbit Erlangga
Jenie, Betty Sri Laksmi dan Winiati Puji Rahayu.2005.Penanganan Limbah Industri
Pangan.Yogyakarta: Kanisius.
Rosmarkam, Afandie dan Yuwono, Nasih Widya. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius

Anda mungkin juga menyukai