Anda di halaman 1dari 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN

ANDONGAUNAASI MATERI DESA, KELURAHAN DAN KECAMATAN


DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH

Rezki Dwi Permadi1 Artha Mahindra Diputera2


1
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka,
e-mail: rezki.permadi@gmail.com
2
Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka,
email: artha1wides@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas IV SDN
Andongaunaasi yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
pada materi pokok desa, kelurahan dan kecamatan; Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 20 orang siswa.
Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar dan lembar observasi. Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini tercapai bila minimal 75% siswa yang menjadi subyek
penelitian telah mencapai nilai minimal sebesar 65 (KKM dari sekolah). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Andongaunaasi melalui model
pembelajaran berbasis masalah pada materi desa, kelurahan dan kecamatan mengalami
peningkatan pada tiap siklusnya yaitu pada siklus I presentase ketuntasan belajar siswa
adalah 45%; pada siklus II meningkat menjadi 15% dan pada siklus III telah memenuhi
kriteria ketuntasan dengan presentase 95%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah hasil
belajar PKn siswa kelas IV SDN Andongaunaasi dapat ditingkatkan melalui model
pembelajaran berbasis masalah pada materi desa, kelurahan dan kecamatan. Berdasarkan
hasil penelitian disarankan agar guru menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
sebagai salah satu alternatif mengatasi kesulitan siswa dalam memahami mata pelajaran
PKn.

Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar

1
Pendahuluan
Pendidikan merupakan pengalaman-pengalaman belajar baik dalam bentuk formal dan
nonformal di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Brubacher dalam Ahmadi, 2014: 33)
pendidikan adalah suatu proses timbal-balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian
dirinya dengan alam, teman, dan alam semesta. Salah satu cara untuk mendapatkan
pendidikan adalah melalui pendidikan yang dimulai dari Sekolah Dasar. Pendidikan memberi
dan membentuk pengetahuan baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor yang didapatnya
melalui pembelajaran yang diajarkan. Menurut Danim dalam Ahmadi, 2014: 45) tujuan utama
pendidikan adalah transmisi pengetahuan atau proses membangun manusia menjadi
berpendidikan.
Sesuai dengan lampiran Permendikbud 2013 No. 81A tentang Implementasi Kurikulum
Pedoman Umum Pembelajaran dijelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses pendidikan
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi dalam hal sikap,
pengetahuan, dan keterampilannya. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mulai
diterapkan di Indonesia pada tahun ajaran 2013/2014, sebagai pengembang kurikulum yang
telah ada sebelumnya. Dalam proses pembelajaran, kurikulum 2013 mengarahkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning). Siswa sebagai subjek
utama dalam proses pembelajaran, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) akan meningkatkan
kualitas nilai hasil belajar siswa, guru memberi dorongan kepada siswa untuk dapat
bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri. Dengan ini guru diharuskan merancang
proses pembelajaran siswa agar dapat memiliki tanggung jawab atas pembelajarannya sendiri
dan siswa berperan aktif dalam pembelajaran mampu berinteraksi dengan siswa lain, maupun
guru (Saputra S, 2018:84).
Pembelajaran dalam menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) sebagai salah satu bagian dari pembelajaran Contektual Teaching and
Learning (CTL) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru di sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Model pembelajaran project based learning
merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada siswa, melibatkan
siswa secara langsung dimana siswa dapat membuat sebuah karya atau proyek dalam
memecahkan suatu masalah, sedangkan guru hanya beperan sebagai motivator dan fasilitator.
Pembelajaran berbasis proyek melibatkan siswa secara langsung dalam memperoleh
pengetahuan dan keterampilan melalui penyelidikan yang panjang dengan proses terstruktur.
Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengarah ke

2
pengembangan kognitif yang lebih tinggi dengan keterlibatan siswa secara langsung dalam
pembelajaran. Penerapan model project based learning diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar adalah siswa yang bepartisipasi
aktif dalam pembelajaran, aktif bertanya dan memberikan tanggapan pada waktu diskusi, aktif
dalam berdiskusi dengan teman atau kelompok, mampu memecahkan masalah dengan
mencari informasi secara mandiri, mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, dan
memberikan penilaian diri sendiri dan orang lain (Vebri Lestari, E. 2016:3.398-3.399).
Diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar dalam membangun empat pilar
pembelajaran, karena pemahaman siswa terhadap materi dapat meningkat secara kolaboratif
melalui proses ilmiah, yang dilakukan secara kolaboratif, sehingga kemandirian belajar pada
siswa akan tercapai (Hartini, A. 2017:8).
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, melalui wawancara dengan
guru kelas IV SDN Andongaunaasi, bahwa terdapat masalah mengenai rendahnya hasil
belajar siswa terkhusus mata pelajaran PKn dalam materi pokok pengertian desa, kelurahan
dan kecamatan. Hal ini dapat dilihat dari data dokumen guru kelas IV mengenai nilai ulangan
harian tahun ajaran 2022/2023 yakni, dari jumlah siswa 20 orang dengan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) 70, hanya terdapat 8 siswa (40%) yang tuntas dan terdapat 12 siswa (60%)
tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal, dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa
adalah 60,41. Sementara itu, hasil belajar siswa dikatakan meningkat dan masuk dalam
kategorik baik apabila kriteria ketuntasan secara klasikal minimal 80%.
Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa terkhusus mata pelajaran PKn pada tema
pengertian desa, kelurahan dan kecamatan karena siswa kurang memperhatikan materi yang
dijelaskan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif dan siswa
tersebut diam ketika ditanya oleh guru. Faktor lainnya yaitu dalam proses pembelajaran hanya
dengan teori dan ceramah tanpa menerapkan model atau media pembelajaran, proses
pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru sementara siswa hanya pasif mendengarkan
informasi dari guru sehingga pembelajaran lebih berfokus pada guru dan buku sebagai sumber
belajar yang utama, siswa hanya berperan sebagai objek yang harus menghafal materi yang
telah disampaikan guru.
Berdasarkan permasalahan tersebut, sudah selayaknya dalam pembelajaran PKn
dilakukan inovasi, untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah secara umum.
Oleh karena itu, diperlukan perubahan pola pikir secara positif yang digunakan sebagai dasar
landasan pelaksanaan kurikulum. Dalam rangka untuk mencapai proses pembelajaran yang
aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan, diperlukan minat belajar dari para siswa.

3
Untuk memacu agar hasil belajar dapat dicapai secara optimal, maka diperlukan adanya
minat belajar yang sungguh-sungguh, jadi minat merupakan modal utama dan sangat penting
dalam belajar, ini dikarenakan minat belajar dapat dipengaruhi adanya motivasi baik dari
dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Motivasi dari luar diri siswa yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa tersebut, salah satunya adalah pemilihan strategi
pembelajaran yang diterapkan guru yang tepat bagi siswa didiknya.
Salah satunya model pembelajaran yang sesuai seperti itu adalah model pembelajaran
Problem Based Learning. Model pembelajaran problem based learning adalah model
pembelajaran yang mengajak siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah
data, dan akhirnya menyimpulkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Andongaunaasi
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok
pengertian desa, kelurahan dan kecamatan?
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana gambaran hasil belajar siswa kelas IV SDN Andongaunaasi yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok pengertian
desa, kelurahan dan kecamatan? Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hasil belajar
siswa kelas IV SDN Andongaunaasi yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah pada materi pokok pengertian desa, kelurahan dan kecamatan.

Metode
Adapun yang menjadi subyek penelitian dalam perbaikan pembelajaran ini adalah
siswa kelas IV SDN Andongaunaasi yang berjumlah 20 orang. Penelitian ini dilaksanakan di
SDN Andongaunaasi yang berlangsung pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 mulai
bulan Oktober–November 2023. Adapun mata pelajaran yang menjadi fokus perbaikan yaitu
mata pelajaran PKn.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research)
dengan menyelidiki variabel penelitian yaitu hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Penelitian tindakan kelas ini merupakan
proses pengkajian melalui sistem berdaur atau siklus seperti pada gambar berikut:

4
Rencana

Refleksi

Observasi Siklus I Revisi

Tindakan

Rencana

Refleksi

Observasi Siklus II Revisi

Tindakan

Rencana

Refleksi

Observasi Siklus III

Tindakan
Laporan

Gambar 3.1. Siklus pelaksanaan penelitian.


Dengan mengacu pada gambar 3.1 di atas, maka prosedur pelaksanaan perbaikan
pembelajaran ini meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan
evaluasi, dan (4) refleksi. Secara rinci kegiatan pada masing-masing tahap ini dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Perencanaan, adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi :
a. Peneliti bersama dengan guru berdiskusi, mengeksplorasi teori yang relevan,
dan mengidentifikasi masalah pembelajaran, serta menetapkan alternatif tindakan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di sekolah, yaitu penerapan
model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran PKn.
b. Peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap
model pembelajaran berbasis masalah yang akan diterapkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SDN Andongaunaasi.
c. Membuat format pengamatan pembelajaran dan tes hasil belajar.

5
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penerapan
model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran PKn sesuai dengan rencana
pembelajaran.
3. Observasi dan evaluasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan format pengamatan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk menganalisa data pada setiap akhir siklus.
Kegiatan pada tahap ini mencakup kegiatan analisis dan interpretasi atas informasi atau
hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi dilakukan terhadap seluruh hasil
observasi untuk menentukan tindakan pada tahap berikutnya. Dalam setiap siklus
pelaksanaan perbaikan pembelajaran peneliti diamati oleh teman sejawat dengan
menggunakan lembar observasi.
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 65
(dokumentasi SDN Andongaunaasi). Merujuk pada KKM tersebut, maka indikator
keberhasilan tindakan dalam penelitian/perbaikan pembelajaran ini adalah jika 75% jumlah
siswa yang menjadi subyek penelitian telah memperoleh nilai serendah-rendahnya 65.
Proses pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Observasi yaitu mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
2. Tes hasil belajar yaitu digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap
materi yang diajarkan oleh guru pada setiap siklus pembelajaran.
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrumen pengumpulan data yaitu: tes hasil
belajar dan lembar observasi.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi ditujukan sebagai pedoman untuk melakukan observasi
terhadap aktivitas guru yang difokuskan pada keterlaksanaan model pembelajaran
berbasis masalah dalam proses pembelajaran.
2. Tes hasil belajar
Tes ini dibuat dalam bentuk tes essay dengan jumlah yang berjumlah 5 butir
soal. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif
dalam bentuk persentase, nilai rata-rata, serta disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

6
Analisis deskriptif kualitatif digunakan pula untuk mengukur indikator kinerja berdasarkan
kriteria ketuntasan minimal.

Hasil dan Pembahasan


Berikut ditampilkan data hasil belajar PKn siswa dari siklus pertama sampai siklus
ketiga.
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pembelajaran PKn
Siklus I Siklus II Siklus III
No Nama
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1 AD 87 T 85 T 88 T
2 AH 80 T 88 T 85 T
3 IN 50 BT 65 T 76 T
4 TI 67 T 76 T 85 T
5 FA 78 T 80 T 78 T
6 TM 55 BT 60 BT 78 T
7 IK 67 T 78 T 70 T
8 AM 96 T 95 T 95 T
9 JU 60 BT 72 T 80 T
10 DI 62 BT 60 BT 74 T
11 NU 75 T 74 T 79 T
12 DA 72 T 85 T 88 T
13 RI 58 BT 60 BT 70 T
14 SW 90 T 95 T 93 T
15 HA 62 BT 68 T 70 T
16 SU 72 T 78 T 84 T
17 NI 70 T 60 BT 60 BT
18 DW 70 T 87 T 92 T
19 TU 55 BT 75 T 78 T
20 UC 52 BT 60 BT 75 T
Ket: T = tuntas dan BT = belum tuntas.
Ketuntasan belajar pada tabel 1 di atas secara singkat disajikan pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Pada Setiap Siklus
Kriteria Ketuntasan
Jenis
No. Tuntas Belum Tuntas
Evaluasi
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
1. Siklus I 12 60 8 40
2. Siklus II 15 75 5 25
3. Siklus III 19 95 1 5

Tabel 4.2 menunjukan bahwa pada siklus pertama belum tercapai ketuntasan belajar,
dimana hanya 12 (60%) orang siswa yang memperoleh nilai 65 keatas. Hal ini terjadi karena
guru belum menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan baik, sehingga pada siklus
kedua dilakukan perbaikan pembelajaran. Pada siklus kedua terjadi peningkatan ketuntasan
belajar menjadi 15 orang (75%), meskipun pada siklus kedua mengalami peningkatan yang

7
telah memenuhi kriteria ketuntasan yang ditetapkan namun peningkatannya tidak begitu
maksimal sehingga masih perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga. Pada
siklus ketiga ketuntasan belajar mencapai 95% hal ini menunjukan bahwa pada siklus ketiga
telah tercapai ketuntasan belajar sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
Berikut disajikan profil ketuntasan belajar PKn pada setiap siklus

Gambar 4.1 Profil ketuntasan belajar PKn pada setiap siklus

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, pembelajaran yang dilaksanakan


sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya siswa yang menjawab
pertanyaan, bahkan ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Perbaikan terjadi dalam
pembelajaran adalah guru sudah tidak menunjuk langsung siswa untuk menjawab pertanyaan,
tetapi siswa sendiri yang berinisiatif untuk menjawab dengan mengacungkan tangan bagi
yang bisa menjawab.
Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
ini dilaksanakan atas 3 kali pertemuan yang dibagi menjadi 3 siklus. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara umum hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah pada setiap pertemuan meningkat ke arah yang lebih baik.
Hasil ini didukung oleh perencanaan tindakan yang disusun pada siklus I sampai dengan
siklus III menggunakan sistematika RPP yang dilengkapi dengan muatan khusus sesuai
dengan model pembelajaran berbasis masalah. Secara operasional siswa dituntut untuk dapat
bekerjasama dimana mereka memperagakan, mengamati, berdiskusi dan memecahkan
masalahnya secara kelompok sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip melalui mental dan pengaturan dirinya sendiri dengan menggunakan bantuan berbagai

8
media untuk setiap siklusnya.
Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa pemahaman siswa terhadap
materi mengalami peningkatan setelah dilakukan perbaikan pada siklus kedua dan ketiga.
Pada siklus pertama hanya 12 orang atau 60% dari 20 siswa yang memperoleh nilai 65
keatas. Pada siklus kedua hasilnya meningkat dimana 15 orang atau 75% memperoleh nilai
65 keatas. Pada siklus ketiga ketuntasan belajar meningkat sebesar 95% dimana 19 orang
siswa memperoleh nilai 65 keatas. Walaupun target ketuntasan telah tercapai pada siklus II
namun peningkatan yang diharapkan belum maksimal sehingga pada siklus III dilakukan
perbaikan dengan merefleksi kekurangan-kekurangan pada siklus I dan siklus II. Walaupun
pada siklus III hasilnya sudah sangat memuaskan, namun masih ada 1 orang siswa yang
belum tuntas memperoleh nilai 65 keatas.
Adanya peningkatan hasil belajar tersebut merupakan dampak dari perbaikan model
pembelajaran yang dilakukan, dimana guru menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah dapat menangkap dengan baik materi yang disampaikan.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan perbaikan, maka dapat ditarik
kesimpulan hasil belajar siswa kelas IV SDN Andongaunaasi yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok pengertian desa,
kelurahan dan kecamatan dapat ditingkatkan.
Saran
Sebaiknya menciptakan suasana belajar yang lebih banyak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya dalam bahasa dan cara mereka
sendiri, sehingga dalam belajar siswa menjadi berani berargumentasi, lebih percaya diri, dan
kreatif. Gurupun dapat belajar dari beragam representasi yang siswa hadirkan meskipun
representasi itu bersifat idiosinkrotic, dimana guru berkesempatan untuk mengembangkan
strategi pembelajaran yang bertumpu pada kontribusi siswa lewat representasi yang mereka
hadirkan dalam upaya membangun dan mengembangkan pengetahuannya. Dengan demikian
guru dan siswa dapat saling bekerja sama dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Sebagai tindak lanjut dari hasil temuan PTK tersebut di atas kiranya guru perlu
meningkatkan kinerjanya dengan mengkaji lebih lanjut lagi tentang penggunaan model
pembelajaran berbasis masalah pada materi lainnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aryanti. (2020). Inovasi Pembelajaran Matematika di SD (Problem Based Learning


Berbasis Scaffolding, Pemodelan dan Komunikasi Matematika). Yogyakarta: CV
Budi Utama
Amri, Sofan. 2015. Implementasi Pembelajaran Aktif dalam Kurikulum 2013. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya.
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Dewi, S., Sumarmi., & Amirudin Ach. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Keterampilan Sosial Siswa Kelas
V Sdn Tangkil 01 Wlingi. Jurnal Pendidikan. 1(3):halaman 281—288.
Habibu Rahman. (2019). Model-Model Pembelajaran Anak Usia Dini Teori dan
Implementasi. Yogyakarta:AR-RUZZ MEDIA
Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar n.( Jakarta : PT.Bumi Aksara ).
Hamdayama,J. (2014). Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter.Bogor
Ghalia Indonesia.
Kosasih, E. 2015. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: Yama Widya.
Nana Sudjana. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Purnawi, Afi. 2019. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Budi Utama.
Rusman, (2017) Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia.
Rahmasari, Riana. (2016). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
1(36). Halaman: 345.
Sumantri. (2016). Strategi Pembelajaran, Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan Dasar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Suprijono.Agus, (2016), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suprihatiningrum, Jamil. (2016). Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Sapriya. (2009) Pendidikan IPS. Bandung: Rosda Karya.
Suhardjono.dkk, (2017). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksars
Vitasari, Rizka, Joharman, dan Kartika Chrysti Suryandari. 2013.” Peningkatan Keaktifan
Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas V
SD Negeri 5 Kutosari”. Jurnal FKIP PGSD UNS 1(1). Diakses pada 17 Maret 2016
(http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.
10

Anda mungkin juga menyukai