Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Mode Block Cipher: CFB, OFB, dan Counter Mode

NAMA:Diva Agustara
NIM :C2055201002

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


TEKNIK INFORMATIKA
Cara kerja Cipher Feedback (CFB) adalah salah satu mode operasi
dalam kriptografi blok yang digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. CFB
mengubah blok data menjadi blok data terenkripsi menggunakan algoritma kunci simetris,
seperti AES (Advanced Encryption Standard).

Berikut adalah skema alur algoritma (flowchart) untuk Cipher Feedback (CFB):

1. Inisialisasi:
- Masukkan kunci enkripsi.
- Tentukan ukuran blok dan ukuran vektor inisialisasi (IV).
- Inisialisasi vektor enkripsi (IV) dengan nilai acak.

2. Enkripsi:
- Bagi teks terang menjadi blok-blok dengan ukuran yang ditentukan.
- XOR-kan blok teks terang dengan vektor enkripsi (IV) untuk menghasilkan blok chiperteks.
- Enkripsi blok chiperteks menggunakan algoritma kunci simetris (misalnya AES) dengan
kunci yang sama.

3. Perubahan IV:
- Gunakan blok chiperteks yang dihasilkan sebagai vektor enkripsi untuk blok berikutnya.
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk semua blok teks terang.

Contoh Cipher Feedback (CFB):

Misalkan kita memiliki teks terang "HELLO" yang akan dienkripsi menggunakan CFB dengan
ukuran blok 8 bit dan kunci enkripsi "KEY". Berikut adalah contoh enkripsi menggunakan CFB:

1. Inisialisasi:
- Kunci enkripsi: "KEY"
- Ukuran blok: 8 bit
- IV (vektor inisialisasi): 10101010 (nilai acak)

2. Enkripsi:
- Blok 1 ("HELLO") XOR dengan IV: 01001000 XOR 10101010 = 11100010
- Enkripsi blok chiperteks (11100010) menggunakan algoritma kunci simetris dengan kunci
"KEY" menghasilkan chiperteks (misalnya 10010011).

3. Perubahan IV:
- Gunakan chiperteks (10010011) sebagai vektor enkripsi untuk blok berikutnya.

4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk blok-blok teks terang berikutnya.

Kekurangan dari Cipher Feedback (CFB) antara lain:

1. Terdapat overhead pada panjang chiperteks yang dihasilkan karena setiap blok chiperteks
harus memasukkan vektor enkripsi yang sama.

2. Ketergantungan pada urutan blok. Jika ada kesalahan dalam pengiriman atau kehilangan blok
data dalam aliran, hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam dekripsi selanjutnya.
Kelebihan dari Cipher Feedback (CFB) meliputi:

1. Kemampuan untuk mengenkripsi dan mendekripsi data dalam bentuk yang lebih kecil dari
ukuran blok yang digunakan oleh algoritma kunci simetris.

2. Mampu mengenkripsi data secara streaming, sehingga tidak perlu menunggu hingga seluruh
blok data tersedia sebelum proses enkripsi dapat dimulai.

3. Pemberian vektor inisialisasi yang berbeda dapat menghasilkan chiperteks yang berbeda
secara keseleruhan
[16/5 12.12] DivaAgustara: Output feedback adalah salah satu metode pengendalian (control)
dalam sistem kontrol. Cara kerja output feedback melibatkan pengukuran output sistem dan
menggunakan informasi ini untuk menghasilkan sinyal kendali yang mempengaruhi masukan
sistem.

Berikut adalah skema alur algoritma (flowchart) umum dari metode output feedback:

1. Inisialisasi parameter dan variabel sistem.


2. Baca masukan referensi atau set point.
3. Baca dan ukur output sistem.
4. Hitung selisih antara masukan referensi dan output sistem.
5. Gunakan selisih tersebut sebagai input untuk menghasilkan sinyal kendali.
6. Terapkan sinyal kendali ke sistem.
7. Ulangi langkah 3 hingga 6 untuk setiap iterasi.

Berikut adalah contoh skema alur algoritma (flowchart) output feedback:

```
+-------------------+
| |
| Baca Referensi +-----------------+
| | |
+------+------------+ |
| |
v |
+---------------+ |
| | |
| Baca Output | |
| Sistem +---------------------+
| | |
+-------+-------+ |
| |
v |
+----------------+ |
| | |
| Hitung Selisih | |
| +--------------------+
+--------+-------+
|
v
+-------------------+
| |
| Hitung Sinyal |
| Kendali |
| |
+--------+----------+
|
v
+-------------------+
| |
| Terapkan Sinyal |
| Kendali |
| |
+-------------------+
```

Contoh output feedback:


Misalnya, kita memiliki sistem pemanas ruangan yang dikendalikan dengan menggunakan
output feedback. Tujuan kita adalah mempertahankan suhu ruangan pada nilai referensi yang
ditentukan. Pada setiap iterasi, kita membaca suhu ruangan saat ini (output sistem) dan
membandingkannya dengan suhu referensi. Selisih antara suhu referensi dan suhu ruangan
digunakan untuk menghasilkan sinyal kendali. Sinyal kendali ini kemudian digunakan untuk
mengatur pemanas agar menghasilkan panas yang sesuai untuk mencapai suhu referensi.

Kelebihan output feedback:


1. Dapat mengkompensasi gangguan eksternal: Dengan menggunakan informasi output sistem,
output feedback memungkinkan sistem untuk menyesuaikan kendali berdasarkan perubahan
kondisi eksternal yang tidak terduga.
2. Toleransi terhadap ketidakpastian model: Output feedback dapat membantu mengkompensasi
ketidakpastian dalam model sistem, karena mengukur output aktual sistem untuk menghasilkan
sinyal kendali, bukan hanya bergantung pada model matematis sistem.
3. Dapat mengurangi kesalahan steady-state: Dengan menggunakan informasi output aktual,
output feedback dapat mengurangi kesalahan steady-state antara output sistem dan referensi.

Kekurangan output feedback:


1. Keterbatasan respons sistem: Keterlambatan dalam pengukuran output sistem dan perhitungan
sinyal kendali dapat mempengaruhi respons sistem secara kesel
[16/5 12.14] DivaAgustara: Cara kerja Counter Mode (CTR) adalah salah satu mode operasi
dalam kriptografi blok yang digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. CTR
mengubah blok data menjadi blok data terenkripsi menggunakan algoritma kunci simetris,
seperti AES (Advanced Encryption Standard).
Berikut adalah skema alur algoritma (flowchart) untuk Counter Mode (CTR):

1. Inisialisasi:
- Masukkan kunci enkripsi.
- Tentukan ukuran blok dan nilai inisialisasi (nonce).
- Inisialisasi counter (CTR) dengan nilai inisialisasi (nonce) dan tambahan counter yang
berurutan.

2. Enkripsi:
- Increment nilai counter.
- Enkripsi nilai counter yang diinkremen menggunakan algoritma kunci simetris (misalnya
AES) dengan kunci yang sama.
- XOR-kan blok teks terang dengan blok chiperteks yang dihasilkan untuk menghasilkan blok
chiperteks.
- Ulangi langkah 2 dan 3 untuk semua blok teks terang.

Contoh Counter Mode (CTR):

Misalkan kita memiliki teks terang "HELLO" yang akan dienkripsi menggunakan CTR dengan
ukuran blok 8 bit, kunci enkripsi "KEY", dan nilai inisialisasi (nonce) 10101010. Berikut adalah
contoh enkripsi menggunakan CTR:

1. Inisialisasi:
- Kunci enkripsi: "KEY"
- Ukuran blok: 8 bit
- Nilai inisialisasi (nonce): 10101010

2. Enkripsi:
- Counter awal: 10101010
- Enkripsi counter (10101010) menggunakan algoritma kunci simetris dengan kunci "KEY"
menghasilkan chiperteks acak (misalnya 11001100).
- Blok 1 ("HELLO") XOR dengan chiperteks acak (11001100) menghasilkan blok chiperteks
terenkripsi (misalnya 01100110).
- Increment counter ke nilai berikutnya (misalnya 10101011).

3. Ulangi langkah 2 untuk blok-blok teks terang berikutnya.

Kekurangan dari Counter Mode (CTR) antara lain:

1. Tidak memberikan integritas data, artinya tidak dapat mendeteksi apakah ada perubahan atau
manipulasi pada chiperteks.

2. Sensitif terhadap pengulangan counter atau nilai inisialisasi yang sama. Jika ada pengulangan,
keamanan dapat terancam dan dapat memungkinkan serangan pada sistem enkripsi.

Kelebihan dari Counter Mode (CTR) meliputi:

1. Kemampuan untuk mengenkripsi dan mendekripsi data dalam bentuk yang lebih kecil dari
ukuran blok yang digunakan oleh algoritma kunci simetris.

2. Pemberian nilai inisialisasi (nonce) yang berbeda dapat menghasilkan chiperteks yang berbeda
secara keseluruhan, sehingga tidak ada pola yang terlihat dalam enkripsi.

3. Mampu mengenkripsi data secara streaming, sehingga tidak perlu menunggu hingga seluruh
blok data tersedia sebelum proses enkripsi dapat dimulai.

4. Paralelisasi yang lebih baik. Karena setiap blok chiperteks dihasilkan


Berikut ini beberapa contoh algoritma block cipher yang umum digunakan dalam kriptografi:

1. Advanced Encryption Standard (AES):


AES adalah algoritma block cipher yang banyak digunakan dan disetujui oleh pemerintah
Amerika Serikat. AES mengenkripsi blok data dengan ukuran 128 bit menggunakan kunci
dengan panjang 128, 192, atau 256 bit. AES menggunakan struktur penggantian dan pergeseran
yang kompleks serta beberapa putaran transformasi untuk mencapai keamanan yang tinggi.

2. Data Encryption Standard (DES):


DES adalah algoritma block cipher yang dikembangkan pada tahun 1970-an. DES
mengenkripsi blok data dengan ukuran 64 bit menggunakan kunci dengan panjang 56 bit. DES
menggunakan substitusi dan permutasi untuk menghasilkan chiperteks. Meskipun DES telah
digunakan secara luas, namun saat ini DES dianggap kurang aman karena kunci yang pendek.

3. Triple Data Encryption Standard (3DES):


3DES adalah varian dari DES yang menggunakan tiga putaran enkripsi DES untuk
meningkatkan keamanan. 3DES mengenkripsi blok data dengan ukuran 64 bit menggunakan
kunci dengan panjang 112 atau 168 bit. Meskipun 3DES lebih aman daripada DES, namun
penggunaannya tidak disarankan di masa sekarang karena efisiensi dan keamanannya yang
relatif rendah dibandingkan dengan algoritma modern lainnya.

4. Blowfish:
Blowfish adalah algoritma block cipher yang dikembangkan oleh Bruce Schneier pada tahun
1993. Algoritma ini mengenkripsi blok data dengan ukuran 64 bit menggunakan kunci dengan
panjang 32 hingga 448 bit. Blowfish terkenal karena kecepatan enkripsi dan dekripsinya yang
tinggi, serta keamanan yang cukup baik.

5. Twofish:
Twofish adalah algoritma block cipher yang juga dikembangkan oleh Bruce Schneier.
Algoritma ini adalah penerus Blowfish dan dirancang untuk mengatasi beberapa kekurangan
Blowfish. Twofish mengenkripsi blok data dengan ukuran 128 bit menggunakan kunci dengan
panjang 128, 192, atau 256 bit. Twofish merupakan salah satu finalis dalam kompetisi AES.

6. Serpent:
Serpent adalah algoritma block cipher yang juga merupakan finalis dalam kompetisi AES.
Algoritma ini mengenkripsi blok data dengan ukuran 128 bit menggunakan kunci dengan
panjang 128, 192, atau 256 bit. Serpent didesain untuk memberikan keamanan yang tinggi serta
mengutamakan ketahanan terhadap serangan kriptanalisis.
Algoritma-algoritma block cipher ini memainkan peran penting dalam mengamankan data dan
informasi dalam komunikasi dan penyimpanan digital. Keamanan mereka bergantung pada
panjang kunci yang digunakan, struktur dan mekanisme substitusi-permutasi yang kompleks,
serta jumlah putaran transformasi yang dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai