Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KOMUNIKASI DATA

TEKNIK KOMUNIKASI DATA DIGITAL

DISUSUN OLEH :

RIZWAN JALENDRA (21111034)

VIOSA ADELIA (2111039)

DOSEN PEMBIMBING :

NETTI SUSANTI.S.kom.M.kom

PROGRAM STUDI D-III MANAJEMEN INFORMATIKA


AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
DEPATI PARBO - KERINCI

2022
TEKNIK KOMUNIKASI DATA DIGITAL

Dalam teknik komunikasi data digital, data ditransfer melalui sistem path komunikasi tunggal pada
transmisi data secara serial dimana tiap elemen pensinyalan dalam teknik komunikasi data digital
dapat berupa kurang dari 1 bit : misalnya dengan pengkodean Manchester, 1 bit : NRZ-L dan FSK
adalah contoh-contoh analog dan digital atau lebih dari 1 bit : QPSK sebagai contohnya. Dalam
bahasan ini, kita menganggap satu bit per elemen pensinyalan kecuali jika keadaan sebaliknya.

Dalam komunikasi data digital dikenal istilah synchronisasi, dimana synchronisasi adalah salah satu tugas
utama dari komunikasi data. Suatu transmitter mengirim message 1 bit pada suatu waktu melalui suatu
medium ke receiver. Receiver arus mengenal awal dan akhir dari blok-blok bit dan juga harus mengetahui
durasi dari tiap bit sehingga dapat men-sampel line tersebut dengan timing yang tepat untuk membaca tiap
bit. Misalkan pengirim (sender) mentransmisi sejumlah bit-bit data. Pengirim mempunyai suatu clock yang
mempengaruhi timing dari transmisi bit-bit. Sebagai contoh, jika data ditransmisi dengan 10000 bits per
second (bps), kemudian 1 bit akan ditransmisi setiap 1/10000 = 0,1 millisecond (ms), sebagai yang diukur oleh
clock pengirim. Maka, receiver akan menentukan waktu yang cocok untuk sampel-sampelnya pada interval
dari 1 bit time. Pada contoh ini, pen-sampling-an akan terjadi sekali setiap 0,1 ms. Jika waktu pen-sampling-an
berdasarkan pada clocknya sendiri, maka akan timbul masalah jika clock-clock transmitter dan reciver tidak
disamakan dengan tepat. Jika ada perbedaan 1 persen (clock receiver 1 persen lebih cepat atau lebih lambat
daripada clock transmitter), maka pen-sampling-an pertama 0,001 ms meleset dari tengah bit (tengah bit
adalah 0,05 ms dari awal dan akhir bit). Setelah sampel-sampel mencapai 50 atau lebih, receiver akan error
karena pen-sampling-annya dalam bit time yang salah (50 x 0,001 = 0,05 ms). Untuk perbedaan timing yang
kecil, error akan terjadi kemudian, tetapi kemudian receiver akan keluar dari step transmitter jika transmitter
mengirim aliran bit yang panjang dan jika tidak ada langkah-langkah yang men-synchron-kan transmitter dan
receiver.

Jenis Teknik Transmisi Data Digital

1. Sistem transmisi data synchronous


Pada sistem transmisis ini data ditransmisi per karakter pada suatu waktu, dimana tiap karakter
adalah 5 sampai 8 bit.

2. Sistem transmisi data asynchronous


Pada transmisi synchronous, ada level lain dari synchronisasi yang perlu agar receiver dapat menentukan
awal dan akhir dari suatu blok data. Untuk itu, tiap blok dimulai dengan suatu pola preamble bit dan
diakhiri dengan pola postamble bit.

Kelebihan Penggunaan Sistem Komunikasi Digital


 Dapat diterapkan mode jamak atau multiplexing data pada teknik transmisi digital (TDM, FDM,
OFDM)
 Kecepatan transmisi data yang tinggi
 Memiliki kesesuai dengan perkembangan teknologi komputer.
 Memiliki flesibelitas yang tinggi terhadap perangkat komunikasi yang lain dan dalam
memenuhi kebutuhan publik
 Efisiensi bandwidth transmisi.

Kekurangan Penggunaan Sistem Komunikasi Digital

 Adanya eror pada proses digitalisasi


 Tidak dapat diterima langsung oleh perangkat analog (memerlukan interface)
 Memerlukan interface atau perangkat tambahan agar dapat diterima oleh sistem visual
dan audio manusia yang analog
 Biaya infrastruktur awal yang tinggi

Artikel Terkait "Teknik Komunikasi Data Digital"

Asynchronous BCD Decade Counter

Rangkaian Asynchronous BCD Counter adalah rangkaian digital ynag berfungsi melakukan proses
penghitungan data input dan memeberikan output data penghitungan tersebut dalam format data
BCD (Binary Coded Decimal) secara asynchronous (tidak sinkron/tidak simultan). Teknik
penghitungan pada Asynchronous BCD Counter adalah menghitung secara serial yaitu secara
bertahap dimana data output flip-flop pertama sebagai data input flip-flop kedua dan data output flip-
flop kedua sebagai data input flip-flop ketiga dan output data flip-flop ketiga sebagai data input flip-flop
ke empat dan seterusnya.

Asynchronous BCD Decade Counter adalah rangkaian penghitung data yang dibatasi samapi 10
hitungan saja, proses counter dibatasi maksimal sampai 10 kali penghitungan. Rangkaian
Asynchronous BCD Decade Counter pada artikel ini dibuat menggunakan 4 unit JK-FF (JK Flip-flop).

Rangkaian Asynchronous BCD Decade Counter


Proses counter pada rangkaian Asynchronous BCD Decade Counter adalah menghitung data clock
secara serial dimana data clock adalah input JK-FF pertama kemudian output JK-FF pertama sebagai
clock JK-FF kedua dan output JK-FF kedua sebagai clock JK-FF ketiga dan output JK-FF ketiga
sebagai clock JK-FF kempat kemudian pada hitungan ke sepeuluh (decade) secara otomatis output
conter direset kembali ke NOL (0000) menggunakan gerbang NAND 3 input yang mendapat input
data HIGH dari data BCD 9 (1001) sehingga data output maksimum adalah BCD 9 (1001). Rangkaian
Asynchronous BCD Decade Counter hanya menghitung sebanyak 10 kali hitungan dengan output
data BCD 0 (0000) hingga BCD 9 (1001) sperti pada tabel dan timing diagram berikut.

Tabel Input/Output Asynchronous BCD Decade Counter

clock Output BCD Nilai


count Desimal
QD QC QB QA
1 0 0 0 0 0
2 0 0 0 1 1
3 0 0 1 0 2
4 0 0 1 1 3
5 0 1 0 0 4
6 0 1 0 1 5
7 0 1 1 0 6
8 0 1 1 1 7
9 1 0 0 0 8
10 1 0 0 1 9
11 Counter di reset kembali ke NOL (0000)

Timing Diagram Asynchronous BCD Decade Counter


Dari data pada tabel dan timing diagram diatas terlihat bahwa proses penghitungan data clock
dilakukan secara serial dan dibatasi sampai 10 kali hitungan (decade) saja. Setiap 10 kali hitungan
maka rangkaian Asynchronous BCD Decade Counter diatas akan direset atau dipaksa kembali ke
nilai awal lagi BCD 0 (0000). Dimana output rangkaian Asynchronous BCD Decade Counter dengan
JK-FF diatas adalah data BCD 0 (0000) sampai BCD 9 (1001).

Pengertian Modulasi Digital

Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke dalam sinyal carrier.
Modulasi digital sebetulnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang
pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier) memeiliki ciri-ciri
dari bit-bit (0 atau 1) yang dikandungnya. Berarti dengan mengamati modulated carriernya, kita bisa
mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing, sinkronisasi). Melalui proses modulasi digital sinyal-
sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim ke penerima dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat
digunakan media transmisi fisik (logam atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang radio). Pada
dasarnya dikenal 3 prinsip atau sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK, dan PSK.

Amplitude Shift Keying (ASK)

Amplitude Shift Keying (ASK) atau pengiriman sinyal berdasarkan pergeseran amplitude, merupakan
suatu metoda modulasi dengan mengubah-ubah amplitude. Dalam proses modulasi ini kemunculan
frekuensi gelombang pembawa tergantung pada ada atau tidak adanya sinyal informasi digital.

Keuntungan yang diperoleh dari metode ini adalah bit per baud (kecepatan digital) lebih besar.
Sedangkan kesulitannya adalah dalam menentukan level acuan yang dimilikinya, yakni setiap sinyal
yang diteruskan melalui saluran transmisi jarak jauh selalu dipengaruhi oleh redaman dan distorsi
lainnya. Oleh sebab itu meoda ASK hanya menguntungkan bila dipakai untuk hubungan jarak dekat
saja.

Dalam hal ini faktor derau harus diperhitungkan dengan teliti, seperti juga pada sistem modulasi AM.
Derau menindih puncak bentuk-bentuk gelombang yang berlevel banyak dan membuat mereka sukar
mendeteksi dengan tepat menjadi level ambangnya.

Wireless LAN (Local Area Network)

Wireless LAN merupakan jaringan yang menggunakan media udara dengan menggunakan frekuensi
radio dalam mengkomunikasikan informasi dari satu point ke point yang lain tanpa menggunakan
physical connection.

Wireless LAN merupakan teknologi jaringan nirkabel yang dapat digunakan untuk komunikasi suara
maupun data. Wireless LAN berkembang dengan pesat karena teknologi ini relatif murah dan mudah
diimplementasikan. Standar untuk Wireless LAN ini dibuat oleh Grup IEEE (Institute of Electrical and
Electronics Engineer. Grup IEEE inilah yang menetapkan standar-standar wireless yang disebut juga
standar IEEE802.11.

Dalam konfigurasi Wireless LAN pada umumnya alat transmitter dan receiver yang disebut access
point (AP) terhubung pada wired network pada lokasi yang tetap. Antena pada access point inilah
yang dapat meng-cover sinyal radio di sekitarnya sehingga pengguna dapat mengaksesnya dalam
radius tertentu dari penempatan AP ini.

Sistem Kontrol Digital

Sistem kontrol digital yang menempatkan komputer digital di dalam jaringan


pengontrolan/pengendalian untuk melakukan pemerosesan sinyal di dalam suatu pola yang
diinginkan disebut direct digital control (kontrol digital langsung). Penggunaan pengendali digital pada
suatu proses maupun pada suatu kendalian memiliki keuntungan sebagai berikut:

1. Pemerosesan data pada pengendali digital dapat dilakukan secara langsung dan kalkulasi
yang rumit dapat dilakukan dengan mudah.
2. Program pengendali dapat di ubah dengan mudah jika diperlukan
3. Pengendali digital lebih mampu dibandingkan dengan pengendali analog dilihat dari sudut
pandang gangguan dari dalam seperti derau dan panas.

Pengendali digital juga punya kelemahan yaitu :


1. Proses cuplik dan kuantisasi cenderung menimbulkan galat (error) yang akan mengurangi
performa sistem.
2. Perancangan untuk memperbaiki degradasi performa tersebut lebih rumit jika dibandingkan
dengan sistem analog untuk skala yang sama.

Data Flip-Flop (D-Flip-Flop)

Data flip-flop merupakan pengemangan dari RS flip-flop, pada D flip-flop kondisi output terlarang
(tidak tentu) tidak lagi terjadi. Data flip-flop sering juga disebut dengan istilah D-FF sehingga lebih
mudah dalampenyebutannya. Data flip-flop merupakan dasar dari rangkaian utama sebuah memori
penyimpan data digital. Input atau masukan pada RS flip-flop adalah 2 buah yaitu R (reset) dan S
(set), kedua input tersebut dimodifikasi sehingga pada Data flip-flop menjadi 1 buah input saja yaitu
input atau masukan D (data) saja. Model modifikasi RS flip-flopmenjadi D flip-flop adalah dengan
penambahan gerbang NOT (Inverter) dari input S ke input R pada RS flip-flop seperti telihat pada
gambar dasar D flip-flop berikut.

Pada gambar diatas input Set (S) dihubungkan ke input Reset (R) pada RS flip-flop menggunakan
sebuah inverter sehingga terbentuk input atau masukan baru yang diberi nama input Data (D).
Dengan kondisi tersebut maka RS flip-flop berubah menjadi Data Flip-Flop (D-FF). Pada
perkembanganya D flip flop ini ditambahkan dengan input atau masukan control berupa enable/clock
seperti ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar data Flip-Flop dengan anable/clock

Gambar diatas memperlihatkan Data flip-flop yang dilengkapi denganmasukan enable/clock. Fungsi
input enable/clock diatas adalah untuk menahan data masukan pada jalur Data (input D) agar tidak
diteruskan ke rangkaian RS flip-flop. Prinsip kerja dari rangkaian Data flip-flop dengan clock diatas
adalahsebagai berikut.

1. Apabila input clock berlogika 1 “High” maka input pada jalur data akan di teruskan ke
rangkaian RS flip flop, dimana pada saat input jalur Data 1 “High” maka kondisi tersebut
adalah Set Q menjadi 1 “High” dan pada saat jalur Data diberikan input 0 “Low” maka kondisi
yang terjadi adala Reset Q menjadi 0 “Low”.
2. Kemudian Pada saat input Clock berlogika rendah maka data output pada jalur Q akan
ditahan (memori 1 bit) walaupun logika pada jalur input Data berubah. Kondisi inilah yang
disebut sebagai dasar dari memor 1 bit.
Konsep Dasar Sistem Kendali Digital

Di dalam sistem kontrol digital, sebagai pengendali (controller) dipergunakan komputer,


mikroprosesor, mikrokontroler ataupun rangkaian logika lainnya untuk mengolah dinamika sistem.
Dari segi bentuk sinyal yang bekerja di dalam sistem, dapat kita bedakan bahwa pada sistem analog,
maka sinyal masukan, sinyal yang diproses oleh pengendali maupun sinyal keluaran adalah berupa
sinyal analog. Sedangkan pada sistem digital, maka sinyal masukan umumnya juga berupa sinyal
analog, sedangkan sinyal yang diproses oleh pengendali adalah sinyal digital, dan sinyal keluaran
umumnya juga berupa sinyal analog.

Dari perbedaan sinyal yang bekerja pada sistem analog dan sistem digital, maka pada sistem digital
perlukan komponen yang berfungsi untuk melakukan konversi bentuk sinyal, konverter tersebut
dikenal dengan nama ADC (Analog to Digital Converter) dan DAC (Digital to Analog Converter).
Perbedaan di antara sistem analog dan sistem digital diperlihatkan dalam berikut.

Perbedaan Sistem Kendali Analog dan Digital

Sinyal digital diperoleh melalui ADC yang berfungsi untuk melakukan proses pencuplikan (sampling)
terhadap sinyal analog sehingga menghasilkan sinyal diskrit, selanjutnya setiap sinyal diskrit
dilakukan kuantisasi dan seterusnya dikonversi ke sinyal digital.

Umumnya suatu kendalian (plant) bekerja dengan sinyal analog, oleh karena itu sinyal digital sebagai
keluaran dari pengendali harus dikonversi kembali ke sinyal analog melaui DAC. Dalam operasi
matematikanya, maka setiap blok fungsional di atas perlu dicari model matematisnya. Dalam sistem
analog maka transformasi Laplace yang digunakan, sedangkan dalam sistem digital yang digunakan
adalah transformasi Z. Didalam buku ini hanya transformasi Z saja yang akan diberikan.

Penyelesaian terhadap persoalan di dalam bidang kendali akan melibatkan beberapa hal seperti:

1. Pemilihan sensor untuk mengukur sinyal umpan balik.


2. Pemilihan aktuator untuk menggerakkan kendalian.
3. Mengembangkan model matematis dari kendalian, sensor dan aktuator
4. Merancang pengendali berdasarkan model pada point 3 dan kriteria sistem.
5. Melakukan evaluasi rancangan melalui analisis, simulasi dan menguji perangkat kerasnya.
6. Melakukan proses iterasi terhadap point 1 s/d 5 untuk memperoleh respons sistem yang
diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai