KOMUNIKASI DATA
DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
NETTI SUSANTI.S.kom.M.kom
2022
TEKNIK KOMUNIKASI DATA DIGITAL
Dalam teknik komunikasi data digital, data ditransfer melalui sistem path komunikasi tunggal pada
transmisi data secara serial dimana tiap elemen pensinyalan dalam teknik komunikasi data digital
dapat berupa kurang dari 1 bit : misalnya dengan pengkodean Manchester, 1 bit : NRZ-L dan FSK
adalah contoh-contoh analog dan digital atau lebih dari 1 bit : QPSK sebagai contohnya. Dalam
bahasan ini, kita menganggap satu bit per elemen pensinyalan kecuali jika keadaan sebaliknya.
Dalam komunikasi data digital dikenal istilah synchronisasi, dimana synchronisasi adalah salah satu tugas
utama dari komunikasi data. Suatu transmitter mengirim message 1 bit pada suatu waktu melalui suatu
medium ke receiver. Receiver arus mengenal awal dan akhir dari blok-blok bit dan juga harus mengetahui
durasi dari tiap bit sehingga dapat men-sampel line tersebut dengan timing yang tepat untuk membaca tiap
bit. Misalkan pengirim (sender) mentransmisi sejumlah bit-bit data. Pengirim mempunyai suatu clock yang
mempengaruhi timing dari transmisi bit-bit. Sebagai contoh, jika data ditransmisi dengan 10000 bits per
second (bps), kemudian 1 bit akan ditransmisi setiap 1/10000 = 0,1 millisecond (ms), sebagai yang diukur oleh
clock pengirim. Maka, receiver akan menentukan waktu yang cocok untuk sampel-sampelnya pada interval
dari 1 bit time. Pada contoh ini, pen-sampling-an akan terjadi sekali setiap 0,1 ms. Jika waktu pen-sampling-an
berdasarkan pada clocknya sendiri, maka akan timbul masalah jika clock-clock transmitter dan reciver tidak
disamakan dengan tepat. Jika ada perbedaan 1 persen (clock receiver 1 persen lebih cepat atau lebih lambat
daripada clock transmitter), maka pen-sampling-an pertama 0,001 ms meleset dari tengah bit (tengah bit
adalah 0,05 ms dari awal dan akhir bit). Setelah sampel-sampel mencapai 50 atau lebih, receiver akan error
karena pen-sampling-annya dalam bit time yang salah (50 x 0,001 = 0,05 ms). Untuk perbedaan timing yang
kecil, error akan terjadi kemudian, tetapi kemudian receiver akan keluar dari step transmitter jika transmitter
mengirim aliran bit yang panjang dan jika tidak ada langkah-langkah yang men-synchron-kan transmitter dan
receiver.
Rangkaian Asynchronous BCD Counter adalah rangkaian digital ynag berfungsi melakukan proses
penghitungan data input dan memeberikan output data penghitungan tersebut dalam format data
BCD (Binary Coded Decimal) secara asynchronous (tidak sinkron/tidak simultan). Teknik
penghitungan pada Asynchronous BCD Counter adalah menghitung secara serial yaitu secara
bertahap dimana data output flip-flop pertama sebagai data input flip-flop kedua dan data output flip-
flop kedua sebagai data input flip-flop ketiga dan output data flip-flop ketiga sebagai data input flip-flop
ke empat dan seterusnya.
Asynchronous BCD Decade Counter adalah rangkaian penghitung data yang dibatasi samapi 10
hitungan saja, proses counter dibatasi maksimal sampai 10 kali penghitungan. Rangkaian
Asynchronous BCD Decade Counter pada artikel ini dibuat menggunakan 4 unit JK-FF (JK Flip-flop).
Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke dalam sinyal carrier.
Modulasi digital sebetulnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang
pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier) memeiliki ciri-ciri
dari bit-bit (0 atau 1) yang dikandungnya. Berarti dengan mengamati modulated carriernya, kita bisa
mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing, sinkronisasi). Melalui proses modulasi digital sinyal-
sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim ke penerima dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat
digunakan media transmisi fisik (logam atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang radio). Pada
dasarnya dikenal 3 prinsip atau sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK, dan PSK.
Amplitude Shift Keying (ASK) atau pengiriman sinyal berdasarkan pergeseran amplitude, merupakan
suatu metoda modulasi dengan mengubah-ubah amplitude. Dalam proses modulasi ini kemunculan
frekuensi gelombang pembawa tergantung pada ada atau tidak adanya sinyal informasi digital.
Keuntungan yang diperoleh dari metode ini adalah bit per baud (kecepatan digital) lebih besar.
Sedangkan kesulitannya adalah dalam menentukan level acuan yang dimilikinya, yakni setiap sinyal
yang diteruskan melalui saluran transmisi jarak jauh selalu dipengaruhi oleh redaman dan distorsi
lainnya. Oleh sebab itu meoda ASK hanya menguntungkan bila dipakai untuk hubungan jarak dekat
saja.
Dalam hal ini faktor derau harus diperhitungkan dengan teliti, seperti juga pada sistem modulasi AM.
Derau menindih puncak bentuk-bentuk gelombang yang berlevel banyak dan membuat mereka sukar
mendeteksi dengan tepat menjadi level ambangnya.
Wireless LAN merupakan jaringan yang menggunakan media udara dengan menggunakan frekuensi
radio dalam mengkomunikasikan informasi dari satu point ke point yang lain tanpa menggunakan
physical connection.
Wireless LAN merupakan teknologi jaringan nirkabel yang dapat digunakan untuk komunikasi suara
maupun data. Wireless LAN berkembang dengan pesat karena teknologi ini relatif murah dan mudah
diimplementasikan. Standar untuk Wireless LAN ini dibuat oleh Grup IEEE (Institute of Electrical and
Electronics Engineer. Grup IEEE inilah yang menetapkan standar-standar wireless yang disebut juga
standar IEEE802.11.
Dalam konfigurasi Wireless LAN pada umumnya alat transmitter dan receiver yang disebut access
point (AP) terhubung pada wired network pada lokasi yang tetap. Antena pada access point inilah
yang dapat meng-cover sinyal radio di sekitarnya sehingga pengguna dapat mengaksesnya dalam
radius tertentu dari penempatan AP ini.
1. Pemerosesan data pada pengendali digital dapat dilakukan secara langsung dan kalkulasi
yang rumit dapat dilakukan dengan mudah.
2. Program pengendali dapat di ubah dengan mudah jika diperlukan
3. Pengendali digital lebih mampu dibandingkan dengan pengendali analog dilihat dari sudut
pandang gangguan dari dalam seperti derau dan panas.
Data flip-flop merupakan pengemangan dari RS flip-flop, pada D flip-flop kondisi output terlarang
(tidak tentu) tidak lagi terjadi. Data flip-flop sering juga disebut dengan istilah D-FF sehingga lebih
mudah dalampenyebutannya. Data flip-flop merupakan dasar dari rangkaian utama sebuah memori
penyimpan data digital. Input atau masukan pada RS flip-flop adalah 2 buah yaitu R (reset) dan S
(set), kedua input tersebut dimodifikasi sehingga pada Data flip-flop menjadi 1 buah input saja yaitu
input atau masukan D (data) saja. Model modifikasi RS flip-flopmenjadi D flip-flop adalah dengan
penambahan gerbang NOT (Inverter) dari input S ke input R pada RS flip-flop seperti telihat pada
gambar dasar D flip-flop berikut.
Pada gambar diatas input Set (S) dihubungkan ke input Reset (R) pada RS flip-flop menggunakan
sebuah inverter sehingga terbentuk input atau masukan baru yang diberi nama input Data (D).
Dengan kondisi tersebut maka RS flip-flop berubah menjadi Data Flip-Flop (D-FF). Pada
perkembanganya D flip flop ini ditambahkan dengan input atau masukan control berupa enable/clock
seperti ditunjukan pada gambar berikut.
Gambar diatas memperlihatkan Data flip-flop yang dilengkapi denganmasukan enable/clock. Fungsi
input enable/clock diatas adalah untuk menahan data masukan pada jalur Data (input D) agar tidak
diteruskan ke rangkaian RS flip-flop. Prinsip kerja dari rangkaian Data flip-flop dengan clock diatas
adalahsebagai berikut.
1. Apabila input clock berlogika 1 “High” maka input pada jalur data akan di teruskan ke
rangkaian RS flip flop, dimana pada saat input jalur Data 1 “High” maka kondisi tersebut
adalah Set Q menjadi 1 “High” dan pada saat jalur Data diberikan input 0 “Low” maka kondisi
yang terjadi adala Reset Q menjadi 0 “Low”.
2. Kemudian Pada saat input Clock berlogika rendah maka data output pada jalur Q akan
ditahan (memori 1 bit) walaupun logika pada jalur input Data berubah. Kondisi inilah yang
disebut sebagai dasar dari memor 1 bit.
Konsep Dasar Sistem Kendali Digital
Dari perbedaan sinyal yang bekerja pada sistem analog dan sistem digital, maka pada sistem digital
perlukan komponen yang berfungsi untuk melakukan konversi bentuk sinyal, konverter tersebut
dikenal dengan nama ADC (Analog to Digital Converter) dan DAC (Digital to Analog Converter).
Perbedaan di antara sistem analog dan sistem digital diperlihatkan dalam berikut.
Sinyal digital diperoleh melalui ADC yang berfungsi untuk melakukan proses pencuplikan (sampling)
terhadap sinyal analog sehingga menghasilkan sinyal diskrit, selanjutnya setiap sinyal diskrit
dilakukan kuantisasi dan seterusnya dikonversi ke sinyal digital.
Umumnya suatu kendalian (plant) bekerja dengan sinyal analog, oleh karena itu sinyal digital sebagai
keluaran dari pengendali harus dikonversi kembali ke sinyal analog melaui DAC. Dalam operasi
matematikanya, maka setiap blok fungsional di atas perlu dicari model matematisnya. Dalam sistem
analog maka transformasi Laplace yang digunakan, sedangkan dalam sistem digital yang digunakan
adalah transformasi Z. Didalam buku ini hanya transformasi Z saja yang akan diberikan.
Penyelesaian terhadap persoalan di dalam bidang kendali akan melibatkan beberapa hal seperti: