Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PRA KONSEPSI PADA Nn. S USIA 21 TAHUN


DENGAN OBESITAS DIPUSKESMAS WONOKUSUMO SURABAYA
PERIODE 23 OKTOBER 2023 – 25 NOVEMBER 2023

Disusun Oleh :

IRNAWATI
NIM P27824423181

KEMETERIANKESEHATANREPUBLIKINDONESIA
DIREKTORATJENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Komprehensif ini Dilaksanakan di Puskesmas


Wonokusumo Surabaya periode praktik tanggal 23 Oktober 2023 sampai dengan
25 November 2023

Surabaya, Oktober 2023

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan

Nurul Yuliani,A.Md.Keb Ahdatul Islamiyah, ST.M.Kes


NIP. 196806051989032015 NIP.

Mengetahui,
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Dwi Purwanti,S.Kp.,SST.,M.Kes.
NIP.196702061990032003
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa,yang telah memberikan rahmat taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis
dapatmenyelesaikan laporan kelompok“ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI PADA Nn.S USIA 20 TAHUN DENGAN OBESITAS DI
PUSKESMAS WONOKUSUMO KOTA SURABAYA“ laporan ini di susun
dalam rangka memenuhi target asuhan kebidanan prakonsepsi secara
komprehensif di Program Studi Alih Jenjang Kebidanan Kampus Sutomo Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya. Penulis
mengharapkan bantuan pengarahan dan bimbingan, untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu DwiPurwanti,SST.,M.Kes selaku Ketua Prodi Alih Jenjang
Kebidanan.
2. Ibu Ahdatul Islamiyah, SST.M.Keb selaku dosen pembimbing lahan
3. dr.Dania Rahmawati selaku kepala PuskesmasWonokusumo
4. Ibu Nurul Yuliani, A.Md.Keb selaku bidan koordinator sekaligus pembiming
lahan praktik di PuskesmasWonokusumo
5. Semua pihak yang telah ikut serta membantu dan memberikan dukungan
dalam pembuatan laporan ini
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan.Untuk itu penulis memohon untuk kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan dalam pembuatan laporan ini.

Penulis meminta maaf atas kekurangan baik berupa kesalahan isi, penyajian
maupun penulisan. Semoga hasil dari laporan ini bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan pada pembaca umumnya.

Surabaya, Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

LEMBARPENGESAHAN.........................................................................................i
KATAPENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTARISI..............................................................................................................iii
BAB 1PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 LatarBelakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................2
1.2.1 TujuanUmum....................................................................................................2
1.2.2 TujuanKhusus...................................................................................................2
1.3 Manfaat.............................................................................................................2
1.3.1 ManfaatTeoritis................................................................................................2
1.3.2 ManfaatPraktis..................................................................................................2
BAB 2TINJAUANPUSTAKA...................................................................................3
2.1 TinjauanTeoriKasus..........................................................................................3
2.1.1 PengertianCalonPengantin................................................................................3
2.1.2 PemeriksaanPra-Nikah.....................................................................................3
2.1.3 ManfaatPemeriksaanPra-Nikah........................................................................4
2.1.4 TahapanPemeriksaanPra-Nikah........................................................................4
2.1.5 PersiapanPranikahBagiCalonPengantin...........................................................5
2.1.6 Kekurangan Energi Kronis (KEK)...................................................................6
2.1.7 Kekurangan Energi Kronis (KEK)...................................................................6
2.2 TinjauanAsuhanKebidananPadaCatin..............................................................7
2.2.2 Identifikasi Masalah........................................................................................17
2.2.3 Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial........................................................18
2.2.4 Tindakan Segera.............................................................................................18
2.2.5 Perencanaan Asuhan Kebidanan....................................................................18
2.2.6 Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan.....................................................18
2.2.7 Evaluasi..........................................................................................................18
iii
BAB 3TINJAUANKASUS......................................................................................20
3.1 Identifikasi Data Dasar......................................................................................20
3.2 Identifikasi Masalah..........................................................................................23
3.3 Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial..........................................................24
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera..........................................................................24
3.5 Interpretasi Asuhan...........................................................................................24
3.6 Implementasi Asuhan........................................................................................24
3.7 Evaluasi.............................................................................................................25
BAB 4PEMBAHASAN............................................................................................26
BAB 5PENUTUP......................................................................................................27
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................27
5.1 Saran.................................................................................................................27
DAFTARPUSTAKA................................................................................................28

iv
iv
BAB1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu dan anak masih menjadi masalah yang belum
tertangani dan masih menjadi tantangan dimasa global. Upaya dan
penanganan diperlukan untuk mempertahankan dan mempercepat
kemajuan jika suatu negara dan komunitas internasional atau badan sosial
ingin mencegah morbiditas dan mortalitas ibu dan anak serta mencapai
tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang terkait.

Angka kematian ibu (aki) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu


selama masa kehamilan dan melahirkan, yang dipengaruhi oleh status
gizi ibu, keadaan sosial, ekonomi, keadaan yang kurang baik menjelang
kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran,
tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan perinatal dan dan obstetri. Kematian ibu biasanya terjadi
karena tingginya kasus ibu hmil dengan risiko tinggi.
Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil atau masa sebelum
terjadi pertemuan sel ovum (sel telur) dengan sperma. Wanita
prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur
yang siap menjadi seorang ibu. Kebutuhan gizi pada masa ini berbeda
dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia. Perbaikan kesehatan
prakonsepsi berdampak pada peningkatan kesehatan reproduksi dan dapat
menurunkan resiko pengeluaran biaya yang mungkin muncul karena
masalah kesehatan reproduksi. Pelayanan prakonsepsi dianggap sebagai
komponen utama pelayanan kesehatan pada wanita usia subur (Dieny,
dkk., 2019)
Prakonsepsi merupakan penggabungan dua kata, yaitu pra yang
berarti sebelum, konsepsi yang berarti pertemuan sel telur wanita dan sel
sperma pria. Prakonsepsi adalah masa sebelum terjadi pertemuan sel telur
atau diasumsikan sebagai wanita usia subur yang siap menjadi seorang
ibu.
1
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena
setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa
prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi
adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi
dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu
sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Status gizi wanita usia subur selama
tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi merupakan kunci
kelahiran bayi normal dan sehat.
Pelayanan prakonsepsi dianggap sebagai komponen utama pelayanan
kesehatan pada wanita usia subur. Tujuan pelayanan prakonsepsi adalah
menyediakan sarana promosi, skrining, dan intervensi pada wanita usia
subur dalam rangka menurunkan faktor resiko yang mempengaruhi
kehamilan yang akan datang.
Pelayananyangdiberikanpuskesmaskepadacalonpengantindiantaranya
yaitu pemeriksaan lab lengkap yang sudah memenuhi protokol kesehatan
yaituwajib memakai masker, mencuci tangan/memakai handsanitizer
serta menjagajarak antarapasiendantenagakesehatan.

1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum
Melakukan asuhan kebidanan pada Calon pengantin pelayanan
kesehatansecara keseluruhan dengan manajemen kebidanan dan di
dokumentasikan denganmetode SOAP.
1.2.2 TujuanKhusus
Melakukan asuhan kebidanan pada calon pengantin, meliputi:
pengkajian,merumuskan diagnosa kebidanan, merencanakanasuhan
kebidanan, penatalaksanaan asuhan kebidanan,evaluasi dan
didokumentasikan dengan metode SOAP.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Laporan ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan
wawasan, serta bahan dalam penerapan asuhan kebidanan pada calon
pengantin.

2
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Kebidanan serta
referensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan Asuhan
secara komprehensif pada calon pengantin
2. Manfaat Bagi Penulis
Dapat mempraktekkan teori yang didapatkan secara langsung di
lapangandalam mengaplikasikan asuhan kebidanan pada calon
pengantin secara menyeluruh, bermutu, danberkualitas.
3. Manfaat Bagi Pasien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai
standar pelayanan kebidanan dan sesuai kebutuhan klien, sehingga
klien apabila terdapat komplikasi dapat terdeteksi sedini mungkin.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori Kasus


2.1.1 Pengertian Calon Pengantin
Menurut Kemenkes RI (2018) calon pengantin adalah pasangan yang
akan melangsungkan pernikahan. Calon pengantin dapat dikatakan sebagai
pasangan yang belum mempunyai ikatan, baik secara hukum Agama
ataupun Negara dan pasangan tersebut berproses menuju pernikahan serta
proses memenuhi persyaratan dalam melengkapi data-data yang diperlukan
untuk pernikahan. CATIN atau Calon Pengantin menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia merupakan istilah yang digunakan pada wanita usia subur
yang mempunyai kondisi sehat sebelum hamil agar dapat melahirkan bayi
yang normal dan sehat serta Calon Pengantin laki-laki yang akan
diperkenalkan dengan permasalahan kesehatan reproduksi dirinya serta
pasangan yang akan dinikahinya (KBBI, 2019).

Calon Pengantin adalah terdiri dari dua kata yaitu calon dan pengantin,
yang memiliki arti sebagai berikut, “Calon adalah orang yang akan menjadi
pengantin”. Sedangkan “Pengantin adalah orang yang sedang
melangsungkan pernikahannya”. Jadi calon pengantin adalah seorang laki-
laki dan seorang perempuan yang ingin atau berkehendak untuk
melaksanakan pernikahan. Dengan kata lain calon pengantin ini adalah
peserta yang akan mengikuti bimbingan pranikah yang diadakan oleh Kantor
Urusan Agama sebelum calon pengantin ini akan melangsungkan akad
nikah.
Persiapan pranikah adalah waktu berproses untuk menyiapkan
keadaan lahir dan batin menuju pernikahan, dan persiapan tersebut meliputi
Aspek Fisik/Biologis, Aspek Mental / Psikologis, Aspek Psikososial dan
Spiritual.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menyiapkan keadaan
4
lahir dan batin menuju pernikahan,dan persiapan untuk saling memberi
ketenangan(sakinah) dengan mengembangkan hubungan atas dasar saling
cintadan kasih (mawaddah warahmah), pernikahan juga disebut awal dari
terbentuknya suatu keluarga.
2.1.2 Pemeriksaan Pra-Nikah
Pemeriksaan kesehatan Pranikah (Premarital Check Up) merupakan
pemeriksaan untuk memastikan status kesehatan dari kedua calon mempelai
laki-laki dan perempuan yang hendak menikah. Hal ini diperuntukan untuk
mendeteksi dini adanya penyakit menular, menahun dan kesuburan maupun
kesehatan jiwa seseorang. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk melakukan
tindakan terhadap permasalahan kesehatan terkait kesuburan dan penyakit
yang diturunkan secara genetik (laporan klinik prodia, 2012). Calon
pengantin perlu mendapatkan pemeriksaan kesehatan untuk menentukan
status keehatan agar dapat merencanakan dan mempersiapkan kehamilan
yang sehat dan aman. Pemeriksaan kesehatan yang diperlukan oleh calon
pengantin berpedoman pada buku saku calon pengantin KemenKes RI,
(2018) yaitu meliputi :

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik, dilakukan untuk mengetahui dan


mengidentifikasi status kesehatan melalui pengukuran dan pemeriksaan
(denyut nadi, frekuensi nafas, suhu tubuh dan seluruh tubuh).
Pemeriksaan status gizi juga dilakukan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi status gizi dan deteksi awal anemia, melalui pengukuran
atau pemeriksaan (berat badan, tinggi badan, LILA dan tanda-tanda
anemia).

2. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)

Menurut Kemenkes RI (2018), menyatakan bahwa Pemeriksaan


penunjang (laboratorium):

a. Pemeriksaan darah meliputi (Hemoglobin (HB) dan golongan darah).

b. Dalam kondisi tertentu/atas saran dokter dapat dilakukan pemeriksaan


laboratorium yaitu sebagai berikut (Gula darah, HIV, IMS (Sifilis),
5
Hepatitis, TORCH, Malaria (daerah endemis), Talasemia dan
pemeriksaan lain sesuai indikasi).

c. Pemeriksaan Penyakit infeksi misalnya, Penyakit Menular Seksual


(PMS), Hepatitis B dan HIV/AIDS.

d. Vaksinasi, Hal ini dilakukan untuk kekebalan terhadap virus Rubella.


Infeksi Rubella pada kehamilan dapat menimbulkan kelainan pada
janin seperti kepala kecil, tuli, kelainan jantung dan bahkan kematian.
Perlu pula pemeriksaan virus Herpes karena dapat menyebabkan cacat
janin dan kelahiran prematur

3. Skrining dan Imunisasi Tetanus

Sejak tahun 1986 sudah ditetapkan oleh pemerintah tentang aturan


resmi untuk Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT) (Ekastyapoo, 2010).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia No. 2 tahun 1989
tentang Imunisasi Tetanus Toxsoid calon pengantin ditekankan untuk di
seluruh Indonesia melaksanakan, memantau serta melaporkan secara
berkala hasil dari pelaksanaan bimbingan dan pelayanan Imunisasi
Tetanus Toxsoid calon pengantin sesuai dengan pedoman pelaksanaan.
Peraturan tersebut masih berjalan sampai sekarang yaitu merupakan
kewajiban untuk calon pengantin melaksanakan Imunisasi Tetanus
Toxsoid dan menunjukkan surat/kartu bukti imunisasi TT1 sebagai
administrasi pernikahan yang bisa dilakukan di pelayanan kesehatan
terdekat Puskesmas atau Rumah sakit.

Calon pengantin wanita harus melakukan imunisasi Tenanus Toxoid


untuk mencegah dan melindungi diri terhadap penyakit tetanus, sehingga
akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi
terhadap penyakit tetanus. Setiap perempuan usia subur (15-49 tahun)
diharapkan sudah mendapatkan 5 kali Imunisasi Tetanus Toxsoid
lengkap, jika status Imunisasi Tetanus Toxsoid belum lengkap, maka
calon pengantin perempuan harus melengkapi status Imunisasi Tetanus
Toxsoid di Puskesmas (Kemenkes RI, 2018).

6
Tabel 2.1

Status Imunisasi Tetanus Toxsoid Pada Calon Pengantin

Pemberian Interval (selang Waktu Tahapan Masa


Imunisasi Pemberian Minimal) Perlindungan

TT I Langkah awal
pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
tetanus

TT 2 4 minggu setelah TT I 3 tahun

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun

TT 5 1 tahun setelah TT 4 >25 tahun

2.1.3 Manfaat Pemeriksaan Pra-Nikah


Menjalankan premaritalcheckup (pemeriksaan kesehatan pranikah)
merupakan sebuah tindakan pencegahan yang wajib dilakukan untuk
mencegah terjadinya permasalahan kesehatan pada diri sendiri, pasangan,
maupun keturunanke depannya. Beberapa keuntungan melakukan
pemeriksaan kesehatan pra nikah menurut (KemenkesRI,2018), antara lain:
1. Mencegah berbagai macam penyakit pada calon bayi, seperti penyakit
thalassemia,diabetes melitus, dan penyakit lainnya.
2. Pemeriksaan pranikah dilakukan untuk mengenal riwayat kesehatan diri
sendiri maupun pasangan, sehingga tidak ada penyesalan dikemudian
hari, khususnya bagi riwayat keturunan yang dihasilkan.
3. Membuat calon mempelai semakin mantap, lebih terbuka, dan lebih
yakin satu sama lain mengenai riwayat kesehatan keduanya.
2.1.4 Konseling Pranikah Calon Pengantin
Konseling pranikah adalah nasehat yang diberikan kepada pasangan
7
sebelum menikah, menyangkut masalah medis, psikologis, seksual dan sosial.
Jadi, Konseling Pranikah dimaksudkan untuk membantu pasangan calon
pengantin untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tentangan yang akan
muncul dalam rumah tangga mereka dan membekali mereka kecakapan untuk
memecahkan masalah (Munira, 2006). Kelas calon pengantin (catin)
merupakan salah satu usaha dan kepedulian pemerintah untuk membantu
kesiapan calon pengantin dalam menjalankan kehidupan rumah tangga.
Adanya program konseling pranikah adalah suatu proses pemberian bantuan
oleh seseorang yang profesional terhadap pasangan calon suami istri sebelum
melaksanakan perkawinan dan memberikan bekal serta petunjuk sehingga
dapat membentuk kehidupan rumah tangga yang bahagia dunia akhirat
(Amalia R, 2018).
Beberapa kegiatan dalam konseling pranikah yang diberikan oleh
petugas kecatin yang membahas tentang kesehatan reproduksi yang meliputi
masa kehamilan, masa subur, proses kehamilan, tanda-tanda kehamilan,
kehamilan yang ideal dan beresiko, tanda bahaya kehamil, tanda-tanda
perubahan emosional pada ibu bayi, program perencanaan persalinan dan
komplikasi (P4K) dan pilihan metode kontrasepsi bagi pasangan baru yang
ingin menunda kehamilan (Kemenkes RI, 2018).
Metode yang digunakan petugas dalam memberikan konseling
pranikah adalah menggunakan metode ceramah, tanya jawab, leaflet dan media
slide show untuk meningkatkan pengetahuan calon pengantin. Metode tersebut
dianggap ampuh dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, namun
perlunya kaloborasi antara lintas program/pemegang program calon pengantin
dengan petugas gizi dan psikolog terkait dengan materi penyuluhan guna
peningkatan pengetahuan gizi dan perubahan emosional kelak pada ibu hamil
baru atau pada masa trisemester awal (Amalia R, 2018).
2.1.5 Persiapan Pranikah Bagi Calon Pengantin
1. Aspek Fisik/Biologis
Menurut WHO (WorldHealthOrganization) tentang persiapan
perkawinan yang ditulis oleh Hawari di dalam bukunya, aspek fisik
dan biologiknya, meliputi:
a. Usia yang Ideal menurut kesehatan dan juga program KB, maka
8
usiaantara 20-25 tahun bagi wanita dan usia antara 25-30 tahun
bagi pria adalah masa yang palingbaik untuk berumah tangga.
Lazimnya usia pria lebih daripada usia wanita, perbedaan usia
relatif sifatnya.
b. Kondisi fisik bagi mereka yang hendak berkeluarga amat
dianjurkan untuk menjaga kesehatan, sehat jasmani dan sehat
rohani. Kesehatanfisik meliputi kesehatan dalam arti orang itu
tidak menghidap penyakit (apalagi penyakit menular) dan bebas
dari penyakit keturunan.

2. Aspek Mental/Psikologis,meliputi:
a. Kepribadian
Aspek kepribadian sangat penting karena hal ini akan
mempengaruhi pasangan dalam kemampuan beradaptasi antar
pribadi. Pasangan yang memiliki kematangan pribadi akan
memiliki kemampuan yang baikdalam memberikan kebutuhan
afeksional sebagai unsur penting dalam berumah tangga.
Kenyataannya,tidak ada orang yang memiliki kepribadian ideal
yang sempurna,tapi paling tidak masing-masing pasangan bisa
saling memahami dan menghargai kelebihandan kelemahan
masing-masing, sehingga diharapkan akan bisa saling mengisi dan
melengkapi.
b. Pendidikan
Tingkat kecerdasan dan pendidikan masing-masing pasangan
hendaknya diperhatikan. Umumnya taraf kecerdasan dan
pendidikan pria lebih tinggi dari wanita, meskipun tidak menutup
kemungkinan terjadi hal yang sebaliknya. Kalaupun hali ni
terjadi,hendaknya keduanya memiliki kemampuan adaptasi dan
saling menghargai yang cukup tinggi, karena walau
bagaimanapun, laki-lakilah yang kelak manjadi pemimpin dalam
rumah tangganya, sebagai pihak yang nantinya akan banyak
mengambil keputusan penting dalam keluarga.Karenanya,laki-laki
dituntut memiliki kemampuan.

9
2.1.6 Obesitas
2.1.6.1 Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kondisi dimana terjadi penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan hingga berat badan seseorang melebihi batas
normal dan dapat merugikan kesehatan, sedangkan kelebihan berat
badan adalah suatu kondisi dimana berat badan seseorang berada di
atas normal. Obesitas atau kelebihan berat badan terjadi karena
ketidakseimbangan antara asupan energi dan energiyang keluar, yang
mengarah pada peningkatan rasio lemak terhadap jaringan tanpa
lemak yang terlokalisasi atau merata di seluruh tubuh (Lestari,
2018:71).
Menurut WHO dalam P2PTM dari Kementerian Kesehatan RI
(2018), obesitas adalah akumulasi lemak yang berlebihan akibat
ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dan energi yang
terpakai (energy consumption) dalam jangka waktu yang lama
(Kemenkes RI,2018). Obesitas diartikan sebagai suatu penyakit atau
kelainan yang dapat dilihat dengan penimbunan lemak tubuh yang
berlebih. Obesitas adalah suatu kondisi patologis di mana terjadi
penimbunan lemak berlebih dibandingkan dengan yang diperlukan
untuk fungsi tubuh. Dari segi kesehatan Obesitas adalah penyakit
salah gizi, yang diakibat karena konsumsi makanan yang jauh
melebihi kebutuhan tubuh

2.1.6.2 Klasifikasi Obesitas


Obesitas terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Obesitas sentral/abdominal (tipe android/apel)
Obesitas sentral adalah keadaan kelebihan lemak di bawah kulit
dinding perut dan di dalam rongga perut, hingga tampak gemuk di
perut dan bentuk tubuh menjadi seperti apel (apple type). Obesitas
jenis ini biasanya terjadi pada pria, sehingga disebut juga dengan
obesitas tipe android. Penyebab dari Obesitas sentral yaitu terjadi
perubahan gaya hidup yang mengakibatkan tingginya keinginan
10
konsumsi alkohol, merokok, tingginya konsumsi makanan berlemak,
rendahnya konsumsi buah dan sayur, serta rendahnya aktivitas fisik.
2. Obesitas perifer (tipe ginoid/pir)
Obesitas perifer adalah kelebihan lemak yang tersimpan di bawah
kulit pada bagian pinggul dan paha, sehingga tubuh berbentuk seperti
buah pir (pear type). Jenis obesitas ini lebih sering terjadi pada wanita,
sehingga disebut juga sebagai obesitas tipe wanita atau obesitas tipe
gynoid (lestari,2018:71).

2.1.6.3 Faktor Risiko Obesitas


1. Faktor Genetik
Obesitas orang tua memiliki hubungan positif dengan obesitas anak.
Dalam penelitian ditemukan terdapat hubungan antara keturunan dan obesitas
yaitu jika kedua orang tuanya obesitas maka 80% anaknya akan mengalami
obesitas dan jika hanya salah satu orang tua yang mengalami obesitas maka
sekitar 40-50% anaknya akan mengalami obesitas.
2. Umur
Meskipun obesitas dimulai dari masa kanak-kanak hingga usia tua.
Namun, usia yang paling sering menderita obesitas adalah usia 30 hingga 60
tahun. Faktor yang menyebabkan obesitas pada usia ini antara lain faktor pola
makan, gaya hidup, aktivitas kerja, dan kondisi psikologis
3. Jenis kelamin
Dalam jurnal Masrul 2018 bahwa secara data, wanita lebih cenderung
mengalami obesitas dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan oleh faktor
hormon pada wanita dan aktivitas sehari-hari, dan persentase lemak tubuh.
4. Status kawin
Banyak wanita usia subur yang sudah menikah mengalami kelebihan
berat badan. Wanita yang sudah menikah cenderung kurang peduli dengan
kenaikan berat badan atau obesitas. Tidak seperti sebelum menikah, wanita
menjaga berat badan mereka untuk memudahkan pencarian pasangan.
5. Pola tidur/ istirahat
Kurang tidur dapat menyebabkan hormon leptin terganggu sehingga
rasa lapar tidak terkontrol. Jika jumlah tidur (6-8 jam) dan kualitas tidur tidak
11
seimbang, hal ini mempengaruhi keseimbangan berbagai hormon yang pada
akhirnya memicu timbulnya obesitas. Gangguan tidur dapat menyebabkan
peningkatan asupan energi melalui:
a. Peningkatan rasa lapar dengan meningkatkan hormon ghrelin
(mengendalikan rasa lapar) dan penurunan hormon leptin (mengendalikan
rasa kenyang).
b. Sisa waktu untuk makan lebih banyak
c. Memiliki kecenderungan memilih makanan yang tidak sehat
6. Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik biasa dikatakan sebagai penyebab timbulnya
obesitas. Jika kurang melakukan aktivitas, kelebihan energi akan menumpuk
dalam jaringan sehingga menjadi lemak.
7. Faktor Lingkungan
a. Pola makan
Jumlah asupan energi yang berlebihan menyebabkan kelebihan berat badan
dan obesitas. Jenis makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (tinggi
lemak, gula serta kurang serat) menyebabkan ketidakseimbangan energi.
b. Pola aktivitas fisik
Pola aktivitas fisik sedentary (kurang gerak) menyebabkan energi yang
dikeluarkan tidak maksimal sehingga meningkatkan risiko diabetes.
8. Faktor Obat-Obatan dan Hormonal
a. Obat-obatan
Obat-obatan jenis steroid yang sering digunakan dalam jangka waktu lama
untuk terapi asma, osteoartritis dan alergi dapat menyebabkan nafsu makan
yang meningkat sehingga menyebabkan risiko diabetes.
b. Hormonal
Hormonal yang berperan dalam kejadian obesitas antara lain hormon
leptin, ghrelin, tiroid, insulin dan estrogen.
9. Faktor Psikis
Pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak
orang bereaksi terhadap emosi mereka ketika mereka makan sesuatu. Makan
berlebihan dapat terjadi sebagai respons terhadap kesepian, kecemasan, rasa
sakit, atau depresi.
12
2.1.6.4 Patofisiologi
Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan asupan dan pengeluaran
energi, yang mengarah pada penimbunan lemak dan disimpan sebagai cadangan
energi tubuh. Asupan energi yang tinggi disebabkan oleh makan berlebihan,
sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan oleh aktivitas fisik yang
buruk, rendahnya metabolisme tubuh, dan efek termogenik dari makanan. Lemak
memiliki efek termogenik yang lebih rendah (3% dari total energi yang
dihasilkan oleh lemak) dibandingkan dengan karbohidrat (6-7% dari total energi
yang dihasilkan oleh karbohidrat) dan protein (25% dari total energi yang
dihasilkan oleh protein).
2.1.6.5 Diagnosa Obesitas
Diagnosa obesitas dapat diketahui mengunakan IMT dan rasio lingkar
panggul dan lingkar pinggang (RLPP).
1. Berdasarkan IMT
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah indeks sederhana yang digunakan untuk
menentukan status gizi dan mengkategorikan antara kelebihan berat badan
dan obesitas yang didapatkan dari perbandingan berat badan terhadap tinggi
badan pada orang dewasa. IMT didefinisikan sebagai berat badan seseorang
dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg /m2).

IMT = Berat Badan (Kg)


Tinggi Badan (M) x Tinggi Badan (M)

Klasifikasi Berat Badan Berlebih Dan Obesitas Pada Orang Dewasa


Berdasarkan IMT Menurut WHO
KLASIFIKASI IMT
Berat badan kurang (underweight) ≤ 18,5
Berat badan normal 18,5-22,9
Kelebihan berat badan (overweight)
Dengan risiko 23-24,9
Obesitas I 25-29,9
Obesitas II ≥ 30
13
2. Rasio lingkar Panggul dan Lingkar Pinggang
Pola distribusi lemak tubuh dapat ditentukan dengan RLPP,
lingkar pinggang diukur pada titik tersempit, sedangkan pinggul diukur
pada titik terlebar, kemudian bagi lingkar pinggul dengan lingkar
pinggul.
RLPP digunakan sebagai cara membedakan antara obesitas
abdominal dan obesitas perifer. Jika RLPP perempuan berada di atas
0,85 dan pria di atas 0,95, terkait dengan obesitas sentral (obesitas
berbentuk apel) dan memiliki faktor risiko stroke, diabetes melitus, dan
PJK. Begitupun sebaliknya, jika RLPP di bawah 0,85 pada wanita dan
di bawah 0,95 pada pria, disebut obesitas perifer (pear- shaped obesity).
2.1.6.6 Pencegahan Obesitas
Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara energi
yang masuk dan energi yang dikeluarkan tubuh . sehingga untuk
mencegah obesitas harus menjaga keseimbangan antara makanan
yang dikonsumsi dengan aktivitas fisik setiap harinya. Salah satu
upaya dalam pencegahan obesitas adalah dengan melakukan
penyuluhan kepada wanita usia subur tentang gizi seimbang dan
aktivitas fisik, penyebab obesitas, bahaya 30 obesitas bagi
kesehatan dan pentingnya menjaga berat badan pada masa
prakonsepsi. Adapun pencegahan yang dapat dilakukan yaitu
sebagai berikut:
1. Timbang berat badan dan ukur lingkar perut secara teratur
2. Istirahat yang cukup 6-8 jam/hari
3. Makan makanan yang halal dan baik yang sesuai dengan
kondisi tubuh
4. Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah
dan sayur 5 porsi per hari.
5. Konsumsi gula, garam dan lemak secukupnya dengan pedoman
G4 G1 L5.
6. Rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berjalan
14
kaki, membersihkan rumah, dan berolahraga secara BBTT
(Baik, Benar, Teratur dan Terukur).
7. Jaga berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko degan
mempertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) di kisarkan 18-23
kh/m2 .
8. Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
9. Batasi konsumsi makanan cepat saji, gorengan dan lemak trans
(margarin)
10.Biasakan makan dengan model piring T

2.1.6.7 Dampak/ Komplikasi


1. Dampak Metabolik
Lingkar pinggang pada ukuran tertentu (pria > 90 cm dan wanita
> 80 cm) berpengaruh pada peningkatan trigliserida dan
penurunan kolesterol HDL, serta pada tekanan darah. Kondisi ini
dikenal sebagai sindrom metabolik.
2. Dampak penyakit lain:
a. Stroke Obesitas adalah salah satu faktor yang bisa
mengakibatkan stroke karena penimbunan lemak dapat
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah dan lama
kelamaan jika tidak ditangani akan menyebabkan pecahnya
pembuluh darah otak dan menyebabkan stroke (Jeki, 2017:
123).
b. Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
darah sistolik dan diastolik lebih dari 140 mmHg dan 90
mmHg (normal pada tes ulang). Hipertensi jika diabaikan dan
tidak ditangani dengan baik, maka dapat menyebabkan
kerusakan pada organ (Amanda & Martini, 2018).
Tekanan darah tinggi atau yang disebut dengan hipertensi
sering kali ditemukan gejala yang bervariasi pada masing-
masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit
lainnya adapun menurut Sutrani (2004) dalam buku Hastuti
15
(2019) gejala 32 hipertensi meliputi sakit kepala, penglihatan
kanur, pusing, mudah lelah dan jantung berdebar-debar
( Hastuti, 2019: 13).
Obesitas dapat memicu terjadinya hipertensi, Orang yang
kelebihan berat badan 4,02 kali lebih mungkin mengalami
tekanan darah tinggi daripada orang dengan berat badan
normal. Hal ini terjadi karena dengan obesitas sentral lebih
banyak lemak menumpuk di daerah perut. Lemak yang
menumpuk di perut menyebabkan penurunan kadar
adiponektin dan penyerapan asam lemak bebas intrasel oleh
mitokondria, sehingga mengurangi oksidasi, yang dapat
menyebabkan akumulasi asam lemak bebas di dalam sel.
Peningkatan asam lemak bebas ini dapat memicu resistensi
insulin. Kondisi hiperinsulinemia ini dapat menyebabkan
pembuluh darah menyempit dan penyerapan sodium dalam
ginjal, yang dapat memicu hipertensi lebih cepat (Amanda &
Martini, 2018: 64).
3. Penyakit jantung koroner
Obesitas secara signifikan berhubungan dengan penyakit
jantung koroner karena obesitas dapat meningkatkan tekanan
darah, resistensi glukosa, kadar trigliserida, kolesterol, dan
pembekuan darah. Meningkatnya tekanan darah membuat
pembuluh darah lebih cenderung menebal dan menyempit. Hal
ini, ketika terjadi di arteri koroner, menyebabkan penyakit
jantung koroner (Djafri, dkk, 2017: 97). 33
4. Diabetes melitus
Obesitas dapat berisiko menyebabkan diabetes melitus
sebesar 2,26 kali dibandingkan orang non-obesitas. Obesitas
menyebabkan pelepasan asam lemak bebas ke dalam aliran
darah. Hal ini terjadi karena vena porta merupakan satu-
satunya pembuluh darah untuk jaringan adiposa dan
berhubungan langsung dengan hati. Mobilisasi lemak terjadi
lebih cepat dari daerah visceral daripada dari lemak subkutan.
16
Peningkatan asam lemak bebas merangsang pelepasan hormon
obesitas seperti leptin, tumor necrosis factor a (TNF-a),
interleukin-6 (IL6), resistensi, dan penurunan adinopektin.
Pelepasan hormon adipositokin menyebabkan peningkatan
glukoneogenesis, menghambat reseptor insulin, dan
menghambat transportasi glukosa otot, yang dapat
menyebabkan resistensi insulin dan kemudian terjadi diabetes
mellitus (Trisnadewi, dkk, 2019: 125).
5. Gangguan menstruasi dan infertilisasi
Infertilitas merupakan masalah yang didapati oleh
pasangan suami istri yang telah menikah minimal satu tahun
tanpa kontrasepsi, melakukan hubungan suami istri secara rutin
tetapi belum juga dapat hamil (Fauziah, dkk, 2020: 30). Status
gizi berperan dalam emmpengaruhi pertumbuhan dan fungsi
organ reproduksi. Pada wanita dengan wanita usia subur atau
wanita prakonsepsi diperlukan sttus gizi yang baik dengan 34
cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat
dibutuhkan saat menstruasi, terutama pada fase luteal. Pada
fase ini terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi. Gangguan
siklus menstruasi salah satunya ditemukan pada wanita yang
mengalami obesitas. hal ini dikaitkan dengan jumlah jaringan
lemak tubuh. Jaringan lemak tidak hanya sebagai tempat
penyimpanan lemak, tetapi juga sebagai kelenjar endokrin
penghasil hormon dan sel target untuk berbagai hormon yang
salah satunya adalah hormon reproduksi. Perubahan sirkulasi
hormon reproduksi berhubungan dengan kelebihan lemak
tubuh, obesitas pada bagian perut, gangguan fungsi ovulasi dan
hiperandrogis

17
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Pada Catin
2.2.1 Pengkajian Data
1. Data subjektif
Data Subjektif adalah deskripsi verbal pasien mengenai masalah
kesehatannya. Data subjektif
a. Biodata
1) Umur
MenurutUURepublikIndonesianomor16tahun2019tentangperubaha
natasundang-
undangnomor1tahun1974tentangperkawinan,terkaitbatasusiamenye
butkanbatasusiaperkawinanantaralaki-
lakidanperempuanadalahsama,yaitu
19tahun.UsiaperkawinanyangidealmenurutBadanKependudukandan
KeluargaBerencanaNasional(BKKBN)adalah21tahununtukperempu
andan25tahununtuklaki-laki.
2) Suku
Pernikahan antar suku memungkinkan timbulnyakesalah
pahamandalamberkomunikasi.Kesalahpahamaninibiasanyamelibatk
anseluruh anggota keluarga, baik suami, istri, anak bahkan
melibatkanseluruh anggota keluarga besar (Lusiana, 2012). Pada
pernikahanbeda negara ditakutkan terjadi perbedaan rhesus antara
pasangancalon pengantin. Jika rhesus ibu negative dan rhesus ayah
positifmakajikaterjadikehamilandapatberesikoterhadakesehatanjanin
(KemenkesRI,2018(a)).
3) Pendidikan
semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin rendah
untukmelakukanpernikahandini(Kusumawati,2013).
4) StatusMenikah
Kehamilan dan anak harus bersumber dari perkawinan yang
sahmenurutadatagama,hukumdandisaksikanmasyarakat.Sakraltujua
n utamanya mencapai kelanggengan dalam menempuh hidupsampai

18
lanjut usia. dampak hamil di luar nikah menurut
Sarwono(2001)diantaranya:

19
(a) Dampakpsikologis
Dampakpsikologisdariperilakuseksbebasdiantaranyaperasaan
marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah danberdosa.
(b) Dampakfisiologis
Dampakfisiologisdariperilakuseksualpranikahtersebutdiantarany
a dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan danaborsi.
(c) Dampaksosial
Dampaksosialyangtimbulakibatperilakuseksualyangdilakukan
sebelum saatnya antara lain dikucilkan, tekanan

darimasyarakatyangmenceladanmenolak keadaan tersebut.


(d) Dampakfisik
Dampak fisik lainnya adalah berkembangnya penyakit
menularseksual denganfrekuensi penderitapenyakit
menularseksual(PMS) yang tertinggi antara usia 15-24 tahun.
Infeksi
penyakitmenularseksualdapatmenyebabkankemandulanrasasakit
kronissertameningkatkanrisikoterkenaPMSdanHIV/AIDS.
5) Berapakalimenikah
Ibumenikahlebihdari1 kali,dikhawatirkanmemilikiPenyakitMenular
Seksual(PMS)(Manuaba,2014).
b. KeluhanUtama
1) MelakukanPemeriksaanKesehatan
Untukmengetahuikondisipasangansertaproyeksimasadepanpernikah
anseseorangterutamayangberkaitandenganmasalahkesehatan
reproduksidan genetika.
2) SkriningTT
Seorang ibu harus memiliki kekebalan tubuh ynag cukup
terhadapserangn penyakit tetanus untuk melindungi ibu dan bayi.
Untuk
itubaikdisaatcatinatausaathamilperludilakukanpemeriksaanstatus

20
TT,apabilabelumcukupmakaperludiberiknsuntikanTTsesuaijadwal
(KemenkesRI,2014).

c. RiwayatKesehatan
Kementerian Kesehatan telah merekomendasikan para pasangan
yanginginmenikahuntukmenjalaniteskesehatansebelummenikah.Prosed
urinibertujuanmemberikonsultasikepadacalonpasanganseputar status
kesehatan masing-masing, hal ini agar calon pasangansuami istri dapat
membangun keluarga yang sehat dan
menghasilkanketurunanyangsehatpula(KemenkesRI,2018).Pemeriksaan
terhadap penyakit menular, diantaranya seperti hepatitis B, hepatitis
C,danHIV-
AIDS.Pemeriksaantersebutpentingsekalidilakukan,mengingat penyakit-
penyakit menular tersebut sangat berbahaya
danmengancamjiwa(KemenkesRI,2018).TORCH
d. RiwayatAlergi
Walaupun seringkali dianggap sepele, melakukan pemeriksaan
alergisangatlah penting karena alergi yang tidak disadari dari awal dan
tidakditanganidengantepat dapatberakibatfatal(Kemenkes RI,2018).
e. RiwayatKesehatanKeluarga
Riwayatkesehatankeluargaperludikajiuntukmengidentifikasipenyakitket
urunanyangseringterjadipadakeluargatertentu.puBeberapapenyakitketur
unanyangberbahayamisalnyahemophilia.Mutasigenetikyangterjadipada
hemofiliamempengaruhikromosom
X. Kelainan pada kromosom X kemudian diturunkan oleh ayah,
ibu,atau kedua orang tua kepada anak. Hemofilia yang bergejala
biasanyaterjadi pada laki-laki. Anak perempuan lebih sering menjadi
pembawa(carrier)genabnormalyangberpotensiuntukdiwariskankepadake
turunannya(Pane,2020).Thalasemiadisebabkanolehkelainangenetik
yang memengaruhi produksi sel darah merah. Kelainan
genetikiniditurunkandari orangtua, dantetapdapat diturunkan
walaupunorang tua tidak mengalami gejala (Willy, 2019b). Buta
21
warna

22
merupakan penyakit kelainan mata yang ditentukan oleh gen
resesifpada kromosom seks, khususnya terpaut pada kromosom X atau
kondisiketika sel-sel retina tidak mampu merespon warna dengan
semestinya(Riadi, 2020).
f. RiwayatKebidanan
1) Riwayathaid
Pemeriksaan ini juga bisa membantu menentukan tingkat
kesuburanwanita (Putri, 2020). Berikutadalahkelainan haid:
(a) Hipermenorea
Kelainan yang terletakpada jumlahperdarahan lebih
banyakdandapatdisertaigumpalandarahdanlamanyaperdarahanle
bihdari8hari.Terjadinyahipermenoreaberkaitandengankelainan
pad rahim yaitu mioma uteri, polip endometrium
dangangguanpelepasan endometrium.(Manuaba, 2009)
(b) Hipomenorea
Siklus haid tetap, tetapi lama perdarahan memendek kurang
dari3 hari. Hipomenorea dapat disebabkan kesuburan
endometriumkurangkarenakeadaangizipenderitayangrendah,pen
yakitmenahun dan gangguanhormonal.(Manuaba, 2009)
(c) Metroragia
Perdarahandiluarhaid(metroragia)dapatdisebabkanolehkeadaan
yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis.
padakelainanhormonalterjadigangguanporoshipotalamus-
hipofise, ovarium dan rangsangan estrogen progesteron.
padakelainan anatomis terjadi perdarahan karena adanya
gangguanpada alat kelamin seperti pada mulut rahim, pada
badan rahimdan pad saluran telur yang dapat menyebabkan
mioma uteri,kehamilanditubadankeguguran(Manuaba,2009).

23
2) RiwayatObstetri
BagiCatinyangpernahmenikahperludikajimengenairiwayatkehamila
n,persalinan,jumlahanak,bayiyangdilahirkan,keguguran dan
kontrasepsi(KemenkesRI,2018).
3) RiwayatKB
WUSyangsebelumnyamenggunakanKBhormonaluntukmenundakeh
amilanakanmengalamiterlambatnyakembalikesuburansetelahpenghe
ntian pemakaian.
g. PolaKebiasaanSehari-hari
1) Nutrisi
status gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang
bermaknaterhadapkejadianBeratBadanLahirRendah(BBLR)
(Kristiyanasari, 2010).
2) Eliminasi
perhatikan frekuensi berkemih, apabila frekuesi berkemih >7
kalicurigai adanya resiko diabetes. apabila terdapat nyeri saat BAK
danurin yang keluar hanya sedikit curiga resiko ISK (Infeksi
SaluranKemih)(ADA, 2017).
3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasientidur, kebiasaan sebelum tidur. Orang dewasa membutuhkan
waktutidur 7-8 jam setiap hari. para dokter menyarankanbagi
merekayang ingin hidup sehat untuk menerapkan aturan ini pada
kebiasaansehari-hari(KemenkesRI,2018).
4) Aktivitas
BerdasarkanPeraturanMenteriTenagaKerjadanTransmigrasinomor
PER.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 Bab 1, Pasal 1, Ayat
8:”NilaiAmbangBatas”yangselanjutnyadisingkatNABadalahstandar
faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata
tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat
diterimatenagakerjatanpamengakibatkanpenyakitataugangguan

24
kesehatan,dalampekerjaansehari-
hariuntukwaktutidakmelebihi8jamsehariatau40jamseminggu.
5) PersonalHygiene
Personalhygieneyangburukdapatmenimbulkaninfeksipadaorgan
reproduksi (Kemenkes, 2015). Mengganti pakaian dalam
2kalisehari,tidakmenggunakanpakaiandalamyangketatdanberbahan
non sintetik. Saat menstruasi normalnya ganti pembalutmaksimal 4
jam sekali atau sesering mungkin (Kemenkes RI,
2015).Menggunakan air bersih saat mencuci vagina dari arah depan
kebelakangdantidakperluseringmenggunakansabunkhususpembersih
vagina ataupun obat semprot pewangi vagina (Fitriyah,2014).
h. RiwayatPsikososialBudaya
KebanyakanorangJawamempunyaikepercayaanmenggunakanpetunganu
ntukmelakukansesuatusepertipernikahan,panen,membangun rumah dan
lain-lain. Di dalam petungan ada yang namanyaweton disetiap wetonada
nilainya sendiri-sendiri (Faruq,2019).
i. RiwayatKetergantungan
Keseimbangan hormon dapat mengalami kerusakan karena adanya
zatkimia yang terkandung dalam rokok dan nikotin. Zat kimia
tersebutmasuk ke bagian aliran darah melalui asap. Sehingga jika hal
ini terusdibiarkan maka akan berpengaruh pada hormon baik itu wanita
maupunpria. Pada saat hormon tubuh gangguan maka sistem reproduksi
tubuhjuga akan mengalamigangguan. (Archiando, 2020)
2. PengkajianDataObyektif
a. Tanda-tandavital
1) Tekanandarah
Tekanandarahdikatakannormalketikasystole<120mmHgdan
dyastole<80mmHg(Kemenkes RI,2018).

25
2) Nadi
Denyut nadi normal berkisar antara 60-100 x/menit
3) Suhu
Suhutubuhyangnormaladalah36,5-37,5oC.Jika suhu tubuh lebih
dari 37,5oC kemungkinan demamtersebut disebabkan oleh penyakit
seperti flu atau malaria,
infeksipadabagiantubuh(infeksikandungkemihatauinfeksirahim)
(Klein, S., Miller,S., & Thomson, 2015).
4) Pernafasan
Frekuensinormalpernafasanyaitu14–20kalipermenit
b. PemeriksaanAntropometri
1) BeratBadan
Berat badan yang kurang lebih beresiko terserang penyakit
infeksi.Beratbadanyangberlebihanberesikoterserangpenyakitdegene
ratif.BeratbadanyangkurangdenganstandartIMTkurangdari18lebihb
eresikoterserangpenyakitinfeksi. Berat badan yang berlebihan
dengan standart IMT lebihdari 27 beresikoterserang
penyakitdegeneratif
2) TinggiBadan
Pengukuran tinggi badan dilakukan untuk menapis adanya
faktorrisiko, tinggi saat hamil bila < 145 cm berisiko terjadinya
CephaloPelvic Disproportion(CPD) (IBI, 2016: 51).
3) IMT
Calon pengantin harus memiliki status gizi yang baik.
PenentuanstatusgizimenggunakancaramenghitungIndeksMasaTubu
h(IMT). IMT merupakan indicator sederhana dari korelasi
antaratinggidanberatbadan.IMTnormalpadaangka18,5-
25,0(KemenkesRI,2018).

26
4) LingkarLenganAtas(LILA)
Menurut Kemenkes RI, (2018) untuk mengetahui catin
perempuanberesikoKekuranganEnergiKronik(KEK),perludilakuka
npengukuranLingkarLenganAtas (LiLA).Ambang batasLiLApada
WUS (19-49 tahun)yaitu 23,5 cm.
c. PemeriksaanFisik
1) Kepala
Kulitkepalapucatdanrambutrapuhdapatmengindikasikankekurangan
nutrisi (Walsh, 2012). Rambut yang mudah
dicabutmenandakankuranggiziatauadakelainantertentu(Romauli,20
11).
2) Mata
Konjungtivapalpebralnormalwarnamerahmuda,bilapucatmenandak
an anemia. Sklera normal berwarna putih, bila kuningmenandakan
mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinanada
konjungtivitis.(Romauli,2011).
3) Leher
Normalbilatidakadapembesarankelenjartiroid,tidakadapembesaran
limfe dan tidak ditemukan bendungan vena
jugularis(KemenkesRI,2018).
4) Dada
Melihat kelainan bentuk dada, dan pemeriksaan bunyi jantung
danbunyi paru. Pemeriksaan bunyi jantung dan paru perlu
dicermatisehubungan dengan beberapa penyakit kronisseperti TB
paru,gangguanjantungyangdapatmemberiefekpadakehamilan(Keme
nkesRI,2018).efekpadakehamilansepertiabortus,terhambatnyapertu
mbuhanjanin,kelahiranprematurdanterjadinya penularan TB dari
ibu ke janin melalui aspirasi cairanamnion (disebut TB congenital).
Gejala TB congenital biasanyasudah bisa diamati pada minggu ke
2-3 kehidupan bayi,s
epertiprematur,gangguannapas,demam,beratbadanrendah,hatidan

27
limpamembesar.Penularankongenitalsampaisaatinimasihbelum
jelas,apakah bayi tertular saat masih di perut atau setelahlahir.
Wanita yang mengalami penyakit jantung,terjadi komplikasiyang
berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin, bahkan
dapatmembahayakan nyawaibudanjanin(Manuaba,2012).
5) Payudara
Perhatikan apakah kedua payudara simetris, apakah ada
perubahanwarna,luka/borok,bengkakpadakulitputingmenonjol/tida
k(Hastami, 2019).
6) Abdomen
Perhatikan simetris, pembesaran organ atau adanya massa
(BettySuryawati dkk, 2019). Perlu
diperhatikanjugamengenainyeritekan abdominal, bising usus, bekas
operasi, keadaan heppar/limpa(KemenkesRI,2018).
7) Genetalia
Pemeriksaan genitalia dilakukan dengan bila ada indikasi,
sesuaidengansasarankeputihanabnormal,luka/lecet,bengkakpadapa
ngkal paha, adanya kondiloma,gatal/rasa terbakar
(KemenkesRI,2018).
8) Ekstremitas
Sesuaiindikasi,periksaapakahadadeformitas/
kelainanbentuk,keterbatasangerak,nyeri tekan(KemenkesRI,2018).
9) Kulit
Pemeriksaan kulit dilakukan untuk menilai warna, adanya
sianosis,icterus,edema,pucat,turgorkulitdankelembapankulit.Kulitp
ucatdapatmenunjukkanadanyaanemia(Kemenkes RI,2018).

28
d. PemeriksaanPenunjang
1) GolonganDarahdanRhesus
Golongandarahwajibdiketahuikarenadapatmencegahresikokesehata
n, dan terjadinya perbedaan rhesus antara catin perempuandan laki
laki, dimana jika perempuan mempunyai rhesus
negataifsementaralakilakirhesuspositifbilaterjadikehamilandapatber
esikoterhadapjanin yangdikandung (Kemenkes RI,2018).
2) Status TT
StatusTTdiperlukankarena,seorangibuharusmemilikikekebalantubu
hynagcukupterhadapserangnpenyakittetanusuntuk melindungi ibu
dan bayi. Untuk itu baik disaat catin atau saathamil perlu dilakukan
pemeriksaan status TT, apabila belum cukupmaka perlu diberikan
suntikan TT sesuai jadwal (Kemenkes RI,2014). Status imunisasi
tetanus dapat ditentukan melalui
skriningstatusTTpadacatinperempuandaririwayatimunisasitetanusy
ang didapatsejak masa balita,anak dan remaja.apabilacatinbelum t5
dilakukan penyuntikan imunisasi tetanus dengan intervalwaktu 4
minggu, 6 bulan, 1 tahun dan 1 tahun. (Kemenkes RI,2018)
3) Hemoglobin
Pemeriksaanhaemoglobindiperlukanuntukmengetahuianemiaatau
tidaknya catin. Kadar HB normal untuk catin wanita 12
gr/dl,untuklaki-laki13gr/dl(KemenkesRI,2018).Pemeriksaanhaemo
globin diperlukan untuk mengetahui anemia atau tidaknyacatin.
Jika anemia terjadi sejak masa usia subur, akan
berdampakpadarendahnyacadanganbesiyangdimilikisehinggaakan
menimbulkan dampak negatif pada kehamilan, kelahiran,
bahkanpertumbuhan danperkembangananak.

29
4) HIV/AIDS
PemeriksaanHIVdilakukanpadacatindanPUSdidaerahterkonsentrasi
HIVdanberesikotinggiterinfeksiHIV.Apabilahasil tesHIVpositif,
segera rujuk(KemenkesRI,2018).
5) HbsAg
Hepatitis B dapat menular melalui darah dan cairan tubuh
(spermadancairanvagina)melaluikontakseksualdenganpenderitaHep
atitisB, berbagi jarum suntik dengan penderita
hepatitisB ,danjugapadaibuhamilyangmenderitahepatitisBpadasaat
persalinan. Bila hasil pemeriksaan HbsAg poitif maka organ
hatisudahterinfeksivirusini(KemenkesRI,2018).
6) Urine
Pemeriksaan urin rutin dilakukan unuk mengetahui dan
memantaukelainanginjal/salurankemihtermasukinfeksisalurankemi
h(ISK) dan mendeteksi penyakit metabolic, dan kadar HCG
padacatin perempuan(KemenkesRI,2018).
3. AnalisaData
Analisamerupakanlangkahawaluntukperumusanmasalahdalammenent
ukandiagnosakebidananyangditegakkan.Analisisdataberpedoman pada
data subyektif dan data obyektif yang bersifat utama(mayor) dan
penunjang (minor)(KemenkesRI,2011).
2.2.2 IdentifikasiMasalah
Pada langkah ini melaksanakan identifiksai yang benar terhadap
masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik (Varney,
2007).
1) DiagnosaKebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan (Varney, 2007).

30
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil atau menyertai diagnosa bidan
membutuhkan penanganan (Varney, 2007).
3) Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa
dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data (Varney,2007)

2.2.3 IdentifikasiDiagnosa/MasalahPotensial
Diagnosa potensial adalah suatu pernyataan yang timbul berdasarkan
diagnosa atau masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini
mengidentifikasi
masalahataudiagnosapotensiallainberdasarkanrangkaianmasalahdandiagno
sa yang sudah diidentifikasi Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
bersiap-siap biladiagnosaataumasalahpotensialinibenar-
benarterjadi(Varney,2007)
2.2.4 Tindakan Segera
Langkah keempat ini merupakan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera dari tindakan kolaborasi dengan tenaga medis lain
untuk menghindari terjadinya kegawat daruratan (Varney, 2007
2.2.5 PerencanaanAsuhanKebidanan
Merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya, langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi pada langkah informasi data dasar yang
tidak lengkap dan dilengkapi (Varney, 2007).
2.2.6 Pelaksanaan Tindakan AsuhanKebidanan
Langkah keenam ini adalah pelaksanaan dari asuhan menyeluruh.
Penatalaksanaan manajemen yang efisien akan meningkat waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dan asuhan klien (Varney, 2007)
2.2.7 Evaluasi
Langkah ini merupakan penilaian apakah rencana asuhan tersebut
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan benar-benar telah dipenuhi

31
kebutuhannya akan bantuan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
masalah dan diagnosa (Varney, 2007). Menurut Muslihatun (2009), metode
pendokumentasian yang akan digunakan dalam dokumentasi data
perkembangan adalah dengan menggunakan metode SOAP. Prinsip dari
metode SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen
kebidanan

32
BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


ASUHAN KEBIDANAN PRA KONSEPSI PADA Nn. S USIA 21 TAHUN
DENGAN OBESITAS DI PUSKESMAS WONOKUSUMO SURABAYA

3.1 Identifikasi Data Dasar

Tanggal Pengkajian :23 Oktober 2023

Pukul : 10.00 WIB

Tempat Pengkajian :Poli KIA Puskesmas Wonokusumo


A. Data Subyektif

Biodata

Nama : Nn.S Tn. S


Umur : 21tahun 28 Tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Pedagang Swasta
Alamat : Wonosari Lor Baru 12/9 Madura
Nomor Telp : 082292782750 082346780986

1. Keluhan Utama:
Nn.S danTn.S datang ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
untuk persyaratan pernikahan. Catin merencanakan pernikahan pada tanggal
20 Januari 2024
2. Riwayat Menstruasi
Calon pengantin menarche usia 13 tahun, siklus 30 hari, teratur, lama 5-7
hari, warna merah segar. Hari pertama dan kedua biasa mengalami nyeri
haid dengan konsistensi encer tidak bergumpal.

33
3. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Calon pengantin wanita : menderita asam lambung atau
gastroesophageal reflux disease (GERD). Tidak sedang menderita
penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau
difteri), belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan
HIV/ AIDS.
b. Calon pengantin Pria : Tidak sedang menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum
pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/ AIDS.
4. Riwayat Penyakit dahulu
a. Calon pengantin Wanita : Tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau
difteri), belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan
HIV/ AIDS
b. Calon pengantin Pria : Tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau
difteri), belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan
HIV/ AIDS.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Calon pengantin Wanita : Ibu calon pengantin menderita hipertensi.


Tidak ada keluarga yang pernah atau sedang menderita DM, jantung,
asma, alergi, ginjal, hemofilia, thalasemia, cacat bawaan, hepatitis dan
TBC.

b. Calon pengantin Pria : tidak ada keluarga yang menderita hipertensi.


Tidak ada keluarga yang pernah atau sedang menderita DM, jantung,
asma, alergi, ginjal, hemofilia, thalasemia, cacat bawaan, hepatitis dan
TBC.
6. Riwayat Sosial Ekonomi

a. Calon pengantin Wanita :saat ini calon pengantin bekerja sebagai


pedagang buah di pasar.

b. Calon pengantin Pria : saat ini calon pengantin bekerja sebagai


wiraswasta.
34
7. Pola Pemenuhan Nutrsi

a. Calon pengantin Wanita : makan 3-4 x sehari dengan porsi sedang,


terdiri dari nasi, ayam, telur, daging jarang mongkonsumsi sayur.
Minum air es putih 8-9 gelas per hari, suka mengkonsumsi minuman
berwarna seperti es teh dan kopi. Tidak ada pantangan/ alergi
makanan.

b. Calon pengantin Pria: makan 3x sehari dengan porsi sedang, terdiri


dari nasi, ayam, telur, daging, mongkonsumsi buah dan sayur. Minum
air putih 8-9 gelas per hari, suka mengkonsumsi minuman berkafein.
Tidak ada pantangan/ alergi makanan.
8. Pola eliminasi

a. Calon pengantin Wanita : BAB 1-2x sehari, kadang-kadang keras,


berwarna kuning khas, tidak ada keluhan sakit saat BAB. BAK 5-6
kali sehari, tidak nyeri saat berkemih.

b. Calon pengantin Pria : BAB 1x sehari, berwarna kuning khas, tidak


ada keluhan sakit saat BAB. BAK 5-6 kali sehari, tidak nyeri saat
berkemih.

9. Pola Istirahat dan Aktivitas

a. Calon pengantin Wanita : tidak pernah tidur siang karena bekerja dan
pada malam hari tidur dengan durasi 6-7 jam. Aktivitas sehari-harinya
bekerja dan mengerjakan pekerjaan rumah.

b. Calon pengantin Wanita : tidak pernah tidur siang karena bekerja dan
pada malam hari tidur dengan durasi 6-7 jam. Aktivitas sehari-harinya
bekerja.

10. Pola Kebersihan

a. Calon pengantin Wanita : mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari,
ganti celana dalam 2-3 kali sehari atau setiap kali basah atau lembab

b. Calon pengantin Pria : mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari,
ganti celana dalam 2-3 kali sehari atau setiap kali basah atau lembab.
11. Riwayat seksual
35
a. Calon pengantin Wanita : belum pernah melakukan hubungan seksual

b. Calon pengantin Pria : belum pernah melakukan hubungan seksual


12. Riwayat Pernikahan
Pasangan akan menikah tanggal 01 Januari 2024

a. Calon pengantin Wanita : belum pernah menikah

b. Calon pengantin Pria : belum pernah menikah

B. Data Objektif
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36oC
d. BB : 59,7 kg
e. TB : 152 cm
f. LILA : 28,5 cm
g. IMT : 25,8

Pemeriksaan fisik

Muka : Tidak tampak pucat

Mata : Tampak simetris, sclera putih, konjungtiva merah


muda,pengelihatan normal.
Telinga : Simetris, fungsi pendengaran baik
Mulut :Bersih,mukosa bibir berwarna merah muda,dan tidak ada
stomatitis

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar


tyroid,tidak ada pembendungan vena jugularis.
Dada :bunyi jantung dan paru-paru normal,simetris,tidak ada
pernapasan retraksi intercostalis.
Payudara :tidak dilakuan pengkajian

36
Abdomen :Tidak dilakukan pengkajian

Genetalia : tidak dilakukan pengkajian


Ekstremitas
Atas :normal, tidak oedema, kuku tidak pucat.
Bawah :normal,tidakoedema,tidak ada varices,.

Pemeriksaan Penunjang Tanggal 23 Oktober2023


Hb : 12.09 gr/Dl

Golda : O+
HIV : NR
RBC : 28.0
MCV : 83.4
MCH: : 40.2

3.2 Identifikasi Masalah

Diagnosa : Nn.S calon pengantin usia 21 tahun dengan Obesitas

DS : Pasien datang ke Puskesmas mendapat pengantar dari KUA


untuk melakukan pemeriksaan persiapan pranikah

DO :

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran :Composmentis
c. Tanda-tandavital
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36oC
d. BB : 59,7 kg
e. TB : 152 cm
f. LILA : 28,5 cm
g. IMT : 25,8

37
3.3 Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial
Tidak ada

3.4 IdentifikasiKebutuhan Segera


Tidak ada

3.5 Interpretasi Asuhan


Tanggal : 23 Oktober 2023
Jam : 10.30 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada calon pengantin bahwa secara umum
keadaan mereka baik, tanda-tanda vital dalam batas normal
Rasional : agar catin tahu tentang keadaannya sehingga klien tidak khawatir
dengan hasil pemeriksaannya
2. Memberikan konseling mengenai:
- Menganjurkan untuk calon pengantin wanita bahwa setelah menikah untuk
intens berhubungan badan saat masa subur.
- Menginformasikan tanda-tanda masa subur seperti dari vagina keluar
lendir lebih encer bening dan meregang lebih panjang, peningkatan suhu
tubuh, keram perut bagian bawah unilateral.
- Mengatur jarak anak demi terciptanya generasi yang diharapkan baik.
- Hak reproduksi dan seksual
- Persiapan pranikah
Rasional : dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi
3. Menjelaskan pada catinuntuk makan makanan bergizi dan diet seimbang
Rasional: dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada catin tentang
manfaat diet gizi seimbang
4. Memberikan KIE tentang pengaturan pola makan dan juga olahraga agar
berat badan klien bisa terkontrol
Rasional : dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada catin tentang
pengaturan pola makan yang baik dan manfaat oalhraga teratur
5. Memberikan surat keterangan sehat pada calon pengantin
38
Rasional : dilakukan untuk keperluan pengurusan berkas pernikahan
6. Menganjurkan catin untuk selanjutnya melakukan pengurusan di Kantor
Urusan Agama setempat
Rasional : dilakukan sebagai syarat pemenuhan untuk proses pernikahan

3.6 Implementasi Asuhan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada catin bahwa secara umum keadaan


mereka baik, tanda-tanda vital dalam batas normal.

2. Memberikan konseling mengenai:


- Menganjurkan untuk catin wanita bahwa setelah menikah untuk intens
berhubungan badan saat masa subur.
- Menginformasikan tanda-tanda masa subur seperti dari vagina keluar
lendir lebih encer bening dan meregang lebih panjang, peningkatan suhu
tubuh, keram perut bagian bawah unilateral.
- Mengatur jarak anak demi terciptanya generasi yang diharapkan baik.
- Hak reproduksi dan seksual
- Persiapan pranikah
3. Menjelaskan pada catin untuk makan makanan bergizi dan diet seimbang
4. Memberikan KIE tentang pengaturan pola makan dan juga olahraga agar
berat badan ibu bisa terkontrol
5. Memberikan surat keterangan sehat pada catin
6. Menganjurkan catin untuk selanjutnya melakukan pengurusan di Kantor
Urusan Agama setempat.

3.7 Evaluasi

1. Catin memahami penjelasan yang diberikan

2.Catin memahami penjelasan yang diberikan mengenai kesehatan reproduksi

3. Catin bersedia untuk melakukan pola hidup sehat dengan mengatur pola
makan dan oalharag yang teratur

4. Catin mengetahui bahwa keduanya dalam keadaan sehat

5. Catin bersedia untuk mengurus berkas kelengkapan pernikahan di KUA


39
40
LAMPIRAN
Self-Reporting Questionnaire (SRQ-20)

Nama : Ny.S Tanggal : 23 Oktober 2023


Alamat :Wonosari Lor Baru 12/9

Petunjuk: Bacalah petunjuk ini seluruhnya sebelum mulai mengisi. Pertanyaan berikut
berhubungan dengan masalah yang mungkin mengganggu anda selama 30 hari
terakhir. Apabila anda menganggap pertanyaan itu berlaku bagi anda dan anda
mengalami masalah yang disebutkan dalam 30 hari terakhir, berilah tanda (√) pada
kolom Y. Sebaliknya, apabila anda menganggap pertanyaan itu tidak berlaku bagi anda
dan anda tidak mengalami masalah yang disebutkan dalam 30 hari terakhir,berilah
tanda(√)pada kolom
T. Jika anda tidak yakin tentang jawabannya, berilah tanda jawaban yang paling sesuai
di antara Y dan T. Kami tegaskan bahwa, jawaban anda bersifat rahasia, dan akan
digunakan hanya untuk membantu pemecahan masalah anda.

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda sering menderita sakit kepala? √
2. Apakahanda kehilangannafsumakan? √
3. Apakahtidurandatidak lelap? √
4. Apakahandamudahmenjadi takut? √
5. Apakahandamerasacemas,tegangdankhawatir? √
6. Apakahtanganandagemetar? √
7. Apakahanda mengalamigangguanpencernaan? √
8. Apakahandamerasasulitberpikirjernih? √
9. Apakahandamerasatidak bahagia? √
10. Apakahandalebihseringmenangis? √
11. Apakahandamerasasulituntukmenikmatiaktivitas
sehari-hari? √
12. Apakah andamengalamikesulitanuntukmengambil
keputusan? √

41
13. Apakahaktivitas/tugassehari-harianda terbengkalah? √

42
14. Apakahandamerasatidakmampuberperandala,
kehidupan ini? √
15. Apakahanda kehilanganminatterhadapbanyakhal? √
16. Apakahandamerasatidak berharga? √
17. Apakahandamempunyaipikiranuntukmengakhiri
hidup anda? √
18. Apakahandamerasalelahsepanjangwaktu? √
19. Apakah andamerasatidakenak diperut? √
20. Apakahanda mudahlelah? √

Interpretasi:
a. Tidakterdapatmasalahpsikologis
b. Dalamkebanyakansituai5sampai7jawabanYApadano1-20(gejalaneurologis)
mengindikasikan adanya masalah psikologis, perlu dirujuk untuk mendapatkan
pelayanan bagi masalah psikologisnya

43
BAB
4PEMBAHASA
N

Pada bab ini membahas tentang asuhan kebidanan prakonsepsi pada Nn.
S20 tahundan Tn. Ausia25 tahundi PuskesmasWonokusumo
Surabayayangdilakukan pada tanggal 25Oktober 2023 dengan menggunakan
standar asuhankebidanan dalam bentuk komprehensif. Berdasarkan hasil asuhan
prakonsepsi pada didapatkanbahwacatinakanmelangsungkanpernikahan pada
tanggal 12 Januari 2024 dan berencanauntuktidakmenundakehamilan
Pada teori disebutkan bahwa pemeriksaan pra nikah disarankan 6
bulansebelum pernikahan dilaksanakan, namunpada catin praktiknya pemeriksaan
Pra Nikahdilakukan 3 bulan sebelum pernikahan dilaksanakan. Untuk usia
menikah sesuaidenganteoriyaitulebihdari19tahunMenurutUndang-
UndangRepublikIndonesia nomor 16 tahun 2019
tentangperkawinan.Padapelaksanaandipuskesmas,padapemeriksaankejiwaan(SRQ
20)didapatkanhasiltidakadamasalahpenyimpangan.Padapemeriksaanobyektifdidap
atkan LILA padacatinwanitasebesar 22,5 dan termasukdalamkatagori KEK degan
IMT 18,4 (berat badan kurang)
Calon
pengantindiberikankonselingmengenaipemenuhankebutuhanasupanmakanuntukmenj
agaberat badan ideal yaitudengankonsumsomakanantinggizatbesi dan protein
sepertisayuranhijau, daging. tempe, susu, kacang-kacangan. Serta
menganjurkanuntukmulaimempersiapkankehamilan yang sehatdengankonsumsi
tablet asamfolat dan tablet tambahdarah

44
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Asuhan Kebidanan Prakonsepsi pada Nn.S 20 tahun dan Tn.A
25tahun dengan prakonsepsi satu bulan di puskesmas Kendal yang
dilakukanpada tanggal 12Januari2024 dengan hasil Catinwanita dengan
masalah KEK dan IMT dalamkatagoriberat badan kurang
dansudahdiberikanKIEmengenaipemenuhannutrisi.Padaasuhankebidananp
rakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan
antaraperempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya yang berguna
untukmengurangirisikodanmempromosikangayahidupsehatuntukmempersi
apkankehamilansehatdanmeningkatkankemungkinanmemilikibayiyang
sehat.
5.1 Saran
Bidansebagaitenagakesehatandiharapkandalammemberikankonseli
ngpada masa prakonsepsi dengan prinsip menganggapseluruh pasien
mempunyai risiko yang sama, sehingga kesiapan dalammasa sebelum
hamil dapat dilakukan dengan tepat. Masyarakat diharapkandapat
melakukan pemeriksaan Pranikah sessuai dengan anjuran yaitu
6bulansebelum menikah atau minimal3bulansebelum menikah.

45
DAFTARPUSTAKA

Ada.(2017).AmericanDiabetesAssociationStandardsOfMedicalCareInDiabetes.
Supplement1, Volume40.

Ambarwati,E.(2013).AsuhanKebidananNifas.NuhaMedika.

Bhutta, Z., & Lassi, Z. (2015). Preconception Care And Nutrition Interventions
InLow-AndMiddle-
IncomeCountries.GlobalEpidemiologyAndRiskFactors,15–26.

Brown, J. . (2013). Nutrition Through The Life Cycle.

Belmont.Cunningham,F.G.(2012).ObstetriWilliams.BukuKedokteranEgc.

Faruq,A.
(2019).PandanganIslamTerhadapPerhitunganWetonDalamPerkawinan.Irtifaq
, Vol6, 49–62.

Iskandar,Z.(2017).PeranKursusPraNikahDalamMempersiapkanPasanganSuami-
IstriMenujuKeluarga Sakinah.AlAhwal, Volume 10.

Iswanto. (2007). Pola Hidup Sehat Dalam Keluarga. Sunda Kelapa Pustaka.

KemenkesRI.(2018).PedomanPelayananKesehatanMasaSebelumHamil.
KementrianKesehatanRepublikIndonesia.

KemenkesRI.(2018).PentingnyaPemeriksaanKesehatanPraNikah.Kementeriann
Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Promosi KesehatanDan
Pemberdayaan Masyarakat. Https://Promkes.Kemkes.Go.Id/Pentingnya-
Pemeriksaan-Kesehatan-Pra-Nikah

Undang-
UndangRepublikIndonesiaNomor16Tahun2019TentangPerubahanAtasUndang-
UndangNomor1Tahun 1974Tentang Perkawinan,(2019).

Klein,S.,Miller,S.,&Thomson,F.(2015).BukuBidanAsuhanPadaKehamilan,
Kelahiran, &KesehatanWanita. Egc.

Kristiyanasari,W.(2010).GiziIbuHamil.NuhaMedika

Kusumawati,R.D.
(2013).HubunganTingkatPendidikanDenganKejadianPernikahan Dini Pada
Wanita Dibawah Umur 21 Tahun Di Desa KeboromoKec Tayu
KabPati2013. StikesAisyiah Yogyakarta.

46
Lusiana,L.
(2012).KomunikasiAntarbudayaDalamProsesAsimilasiPadaPernikahanCam
puranSukuBatakToba-TionghoaDiKotaMedan.UniversitasSumateraUtara.

Manuaba, I. B. (2014). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Kb.

EGC.Paratmanitya,Y.,&Hadi,H.(2012).CitraTubuh,AsupanMakanDanStatus
GiziWanitaUsiaSuburPranikah.JurnalGiziKlinikIndonesia,126–134.

Saifuddin, A. B. (2014). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


MaternalDanNeonatal.Yayasan BinaPustakaSarwonoPrawirohardjo.

Varney,H.(2007).BukuAjarKebidanan Edisi4.EGC.

Welis,Wilda.,R.M.S.(2013).GiziUntukAktifitasFisikDanKebugaran.
SukabinaPress.

Willy, T. (2019). Penyakit Menular Seksual. Alodokter.


Www.Alodokter.Com/Penyakit-Menular-Sekual

Manuaba. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC

Archiando,D.(2020).BahayaMerokokTerhadapKesuburanPriadanWanita.https://
lifepack.id/bahaya-merokok-terhadap-kesuburan-pria-dan-wanita/.
Diakses17Desember 2020

Manuaba. (2012).. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:

EGCKemenkes RI. (2015).. Kesehatan Reproduksi Dan Seksual Bagi Calon

PengantinFebliany,I.,Fitriyah,N.,&Paselle,E.(2014).EfektivitasPelayananTerpadu
Satu Pintu terhadap Penyerapan Investasi di Kalimantan Timur (Studi
padaBadanPerijinandanPenanamanModalDaerahProvinsiKalimantanTimur
)

47

Anda mungkin juga menyukai