Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN PENERAPANNYA DALAM


PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu :
Indah Sukmawati,S.Pd M.Pd

Disusun Oleh :
1. Alifa Yurika Ananda (22058148)
2. Ayu Mustika Putri (22058151)
3. Diva Aliyatulhusna (22058155)
4. Nadya Putri (22063036)
5. Rafli Damba Putra (22063038)
6. Adit Yohandika Rizky (22063048)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Ta’ala karena atas rahmat
beserta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Psikologi Pendidikan membuat makalah
tentang “Teori Belajar Kognitif Penerapan Dalam Pembelajaran” Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu IndahSukmawati,S.PdM.Pdyang telah memberikantugas ini kepada kami,
dengan ini kami dapat mengetahui lebih dalam tentang materi atau pembelajaran psikologi
pendidikan.
Demikian tugas makalah yang kami buat, semoga dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk atau
menambahkan isi paper agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami, oleh Karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 28 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................................5
1.3 TUJUAN................................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN KOGNITIF..................................................................................................6
2.2 PENGERTIAN BELAJAR MENURUT TEORI BELAJAR KOOGNITIF....................6
2.3 PRINSIP-PRINSIP TEORI BELAJAR KOGNITIF....................................................... 10
2.4 PENERAPAN TEORI KOOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN.............................. 11
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
Kesimpulan.......................................................................................................................................12
Daftar Pustaka................................................................................................................................. 12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Aliran kognitif mulai muncul pada tahun 60-an sebagai gejala ketidakpuasan
terhadapkonsep manusia menurut behaviorisme dan psikoanalisa. Gerakan ini tidak lagi
memandangmanusia sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif terhadap lingkungan
melainkan sebagaimakhluk yang selalu berpikir atau homo sapiens. Paham
kognitivisme ini tumbuh akibatpemikiran kaum rasionalisme yang menyatakan bahwa
manusia itu dapat berpikir lebih darimakhluk hidup lainnya.

Pada model belajar kognitif adalah suatu bentuk teori belajar yang sering
disebut denganmodel perseptual. Belajar kognitif menyatakan bahwa perilaku
seseorang ditentukan olehpandangan serta pemahamannya mengenai situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarmereka. Belajar adalah perubahan pandangan dari
pemahaman yang menjadi salah satu usahadilihat dari pelaku yang terlihat

Menurut perspektif psikologi kognitif, belajar pada asasnya adalah peristiwa


mental,bukan peristiwa behavioral (yang bersifat jasmaniah) meskipun hal-hal yang
bersifat behavioristampak lebih nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar siswa.
Secara lahiriah, seorang anakyang sedang belajar membaca dan menulis, misalnya,
tentu menggunakan perangkat jasmaniah(dalam hal ini mulut dan tangan) untuk
mengucapkan kata dan menguruskan pena. Akan tetapi,perilaku mengucapkan kata-
kata dan menggerakkan pena yang dilakukan anak tersebut bukansemata-mata respon
atau stimulus (rangsangan) yang ada, melainkan yang lebih penting karenadorongan
mental yang diatur oleh otaknya.

Teori kognitf pada awalnya dikemukakan oleh Dewwy, dilanjutkan oleh


Jean Piaget,Kohlberg, Damon, Mosher, Perry dan lain-lain, yang membicarakan
tentang perkembangan kognitif dalam kaitannya dengan belajar. Kemudian dilanjutkan
oleh Jerome Bruner, DavidAsubel, Chr. Von Ehrenfels Koffka, Wertheimer dan
sebagainya. Bagi penganut aliran ini,belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antar
stimulus dan respons. Namun lebih dari itu,belajar
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar melibatkan prinsip-prinsip
dasar psikologi, yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial dan lewat pengalaman
sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian Teori Belajar Kognitif
2. Tokoh-tokoh Teori Belajar Kognitif
3. Prinsip-prinsip belajar menurut teori kognitif
4. Implikasi Teori Kognitif dalam Pembelajaran

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Teori Belajar Kognitif
2. Untuk mengetahui Tokoh-tokoh Teori Belajar Kognitif
3. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kognitif
4. Untuk mengetahui Implikasi Teori Kognitif dalam Pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KOGNITIF


Awalnya teori kognitif terkenal oleh seorag tokoh yang bernama
Jean Pieget. Iamengembangkan teori kognitif menjadi dua, yaitu teori
perkembangan kognitif dan teoribelajar kognitif. Teori belajar kognitif mengartikan
bahwa belajar merupakan sebuah prosesinternal yang melibatkan ingatan,
penyimpangan, pemrosesan informasi, dan aspekpsikologis lainnya yang tidak
selalu berbentuk tingkah laku. Kognitif yang dimaksud adalahmasalah yang
mempengaruhi kemampuan untuk mengembangkan kapasitas rasional (akal).Teori
kognitif menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan
kompetensisisi rasional yang dimiliki oleh orang lain. Dalam teori kognitif, belajar
adalah perubahanpresepsi dan pemahaman, tidak selalu berupa perilaku yang dapat
diamati atau diukur. Teoriini mengutamakan proses daripada hasil, bagaimana siswa
berpikir, mempelajari konsep, danmemecahkan masalah.

Jika teori behavioristik yang menekan pembentukan perilaku sebagai hasil


belajar,Menurut Budiningsih Teori kognitif sedikit berbeda. Dia menyebutkan
bahwa teori belajarkognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil
belajar. Namun teori belajarkognitif percaya bahwa setiap orang sudah memiliki
pengalaman dan pengetahuan dalamdirinya. Teori kognitivisme diprakarsai oleh
perkambangan psikologi Gesalt yang diusungoleh Marx Wertheimer yang
kemudian dikembangkan oleh Jean Piaget. Seiring berjalnnyawaktu teori
kognitivisme diperluas oleh beberapa pakar psikologi terkenal, seperti
KurtLewin, Jerome S. Bruner, Robert M. Gagne, dan David P. Ausubel.

2.2 PENGERTIAN BELAJAR MENURUT TEORI BELAJAR KOOGNITIF

Teori belajar kognitif menjelaskan belajar dengan berfokus pada perubahan-


perubahan proses mental internal yang digunakan dalam upaya memahami dunia
eksternal. Proses tersebut digunakan mulai dari mempelajari tugas-tugas sederhana
hingga yang kompleks. Teori kognitif menyatakan bahwa tingkah laku manusia
yang tampak tidak bisa diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental
yang lain seperti motivasi, sikap, minat, dan kemauan (Anidar, 2017). Gredler
dalam (Anidar, 2017), menyatakan bahwa Teori belajar kognitif merupakan suatu
teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu
sendiri. Bagi penganut aliran ini, belajar tidak sekedar melibatkanhubungan
antara stimulus dan respons. Namun, lebih erat dari itu, belajar melibatkan proses
berpikir yang sangat kompleks.

Rumusan-rumusan dari para ahli yang mencangkup teori belajar kognitif


sebagai berikut:

1. J.Bruner
Jerome Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa pengajaran itu harus
menyajikan pengalaman-pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan dapat
belajar, ditinjau darisegi aktivasi, pemeliharaan dan pengarahan. Jerome Bruner
dalam teorinya menyatakan bahwa belajar matematika berhasil jika proses
pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat
dalam pokok bahasan yang diajarkan. Dengan mengenal konsep dan struktur yang
tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, anak akan memahami materi yang
harus dikuasainya itu. Ini menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu pola
atau struktur tertentu akan lebih dipahami dan diingat anak. Instruksi harus
dirancang untuk memfasilitasi ekstrapolasi. Instruksi harus dapat memfasilitasi
semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
Menurut bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap
yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu:
a. Enaktif: Pada tahap ini, siswa dalam pembelajarannya menggunakan atau
memanipulasi objek secara langsung.
b. Ikonik: Pada tahap belajar ini, kegiatan yang dilakukan anak berkaitan dengan
mental mental yang merupakan gambaran dari objek-objek pada tahap
sebelumnya. Dengan kata lain, anak dapat membayangkan kembali atau
memberikan gambaran dalam pikirannya tentang objek atau peristiwa yang
dialami yang dikenalnya pada tahap enaktif.
c. Simbolik: Pada tahap ini, anak memanipulasi simbol-simbol secara langsung
dan tidak lagi berhubungan dengan objek. Anak mencapai transisi dari
penggunaan penyajian ikonik ke penggunaan penyajian simbolik yang
didasarkan pada sistem berpikir yang abstrak dan lebih fleksibel. Dalam
penyajian suatu pengetahuan, akan dihubungkan dengan sejumlah informasi
yang dapat disimpan dalam pikiran dan diproses untuk mencapai pemahaman.

2. Ausubel
David Ausubel, seorang psikolog pendidikan terkenal, merumuskan sebuah
teori yang dikenal sebagai "pembelajaran bermakna". bahwa pembelajaran
bermakna adalah "sebuah pendekatan dalam mengelola sistem melalui metode
pembelajaran aktif metode pembelajaran aktif menuju pembelajaran yang mandiri.
pembelajaran yang mandiri. Kemampuan untuk belajarsecara mandiri merupakan
tujuan akhir dari pembelajaran yang bermakna.Pembelajaran bermakna
menekankan pada hubungan antara materi baru dan pengetahuan yang telah
diperoleh sebelumnya. Hal ini hubungan antara materi sangat penting untuk
pembelajaran siswa yang efektif. Materi-materi pelajaran dibedah dan kemudian
disajikan dengan jelas dan koheren kepada para siswa.
Hasil dari teori Ausubel tentang belajar adalah proses kognitif. Jenis-jenis
Pembelajaran Bermakna. Ada beberapa jenis belajar menurut Ausubel, yaitu:
a. Belajar melalui penemuan yang bermakna penemuan melibatkan pengaitan
pengetahuan yang telah dimiliki seseorang dengan materi pelajaran yang
sedang dipelajari. Sebagai alternatif, siswa terlebih dahulu menemukan
pengetahuan dari apa yang telah yang telah mereka pelajari dan kemudian
menghubungkan pengetahuan baru dengan apa yang sudah mereka yang sudah
mereka ketahui.
b. Belajar melalui penemuan yang bermakna penemuan adalah ketika seorang
siswa secara mandiri menemukan pelajaran tanpa menghubungkannya dengan
pengetahuan yang telah mereka miliki, dan kemudian kemudian
menghafalkannya.
c. Pembelajaran Ekspositori (Reseptif) dengan makna melibatkan materi
pelajaran yang materi pelajaran yang terorganisir secara logis yang disajikan
kepada siswa dalam bentuk akhir. bentuk akhirnya. Pengetahuan baru baru
yang diperoleh kemudian dihubungkan dengan pengetahuan lain yang sudah
ada.
3. Piaget
Gredler (2011) menyatakan bahwa teori Jean Piaget berfokus pada
penemuan asal-usul logika alamiah dan perubahan dari satu bentuk penalaran ke
bentuk penalaran yang lain. Pada Aunurrahman (2009) menyatakan bahwa Piaget
mengemukakan bahwa secara umum semua anak berkembang melalui melalui
urutan yang sama. Piaget mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung
jawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema, yaitu asimilasi dan
akomodasi. Di mana asimilasi adalah konsep Piaget tentang penggabungan
informasi baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada (skema). Dan akomodasi
adalah konsep Piagetian konsep Piaget tentang pengelompokan perilaku yang
terisolasi ke sistem kognitif tingkat tinggi dengan fungsi yang lebih baik. Teori lain
yang dikemukakan oleh Piaget adalah organisasi (tentang pengelompokan pikiran
dan perilaku yang terisolasi ke dalam sistem yang lebih tinggi) dan penyeimbangan
(tentang mekanisme untuk menjelaskan bagaimana anak-anak berpindah dari satu
tahap pemikiran ke tahap berikutnya.
Piaget juga membagi tahap-tahapa perkembangan kognitif ini menjadi
empat yaitu :
a. Tahap sensori motorik (0-2 tahun)

Pada tahap ini anak mengatur sensorinya (inderanya) dan tindakan-


tindakannya. Pada awal periode anak belum dapat mengenal dan menemukan
objek, benda apapun yang tidak dilihat, tidak disentuh atau tidak didengar.
Benda-benda tersebut dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya ada di
tempat lain.

b. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)

Anak sudah dapat memahami objek-objek secara sempurna, sudah dapat


mencari benda yang dibutuhkannya walaupun ia tidak melihatnya. Sudah
memiliki kemampuan berbahasa tetapi masih menggunakan kata-kata pendek.

c. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)


Anak sudah mulai melakukan operasi dan berpikir rasional, mampu
mengambil keputusan secara logis yang bersifat konkret, mampu
mepertimbangkan dua aspek misalnya bentuk dan ukuran.

d. Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)

Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagai dasar
pemikiran. Mereka dapat membangkitkan situasi-situasi khayalan,
kemungkinan-kemungkinan hipotetis, atau dalil-dalil dan penalaran yang
benar-benar abstrak.

2.3 PRINSIP-PRINSIP TEORI BELAJAR KOGNITIF

Dalam proses belajarnya, teori belajar kognitif lebih fokus pada aktivitas
berpikir yang rumit (detail) dengan sistem yang ada agar bisa mengubah cara pandang
siswa tentang kehidupan. Teori belajar kognitif difungsikan sebagai cara untuk
menyelesaikan masalah kecil dan besar dalam belajar, seperti menghafal dan
menganalisis. Dengan demikian, secara umum teori belajar memiliki prinsip, yakni:

1. Aktivitas belajar merupakan perubahan pada sistem mental individu (perilaku).


2. Belajar merupakan aktivitas untuk menguasai materi dari catatan. Lebih fokus pada
proses daripada hasil.
3. Sudut pandang (persepsi) adalah perangkat yang paling berperan dalam tindakan
seseorang.
4. Belajar merupakan aktivitas private yang meliputi pengumpulan data, menghafal,
memahami data dan sebagainya.
5. Kegiatan belajar adalah rangkaian berpikir kompleks.
6. Dalam rangkaian belajar sebaiknya tersusun berdasarkan dari urutan yang paling
simpel hingga paling rumit (kompleks).
7. Hal paling esensial dalam pembelajaran adalah pada keaktifan guru dan inisiatif
siswa dalam belajar mandiri.
8. Guru harus memahami latar belakang siswa yang berbeda-beda karena akan sangat
menentukan dalam langkah selanjutnya.
2.4 PENERAPAN TEORI KOOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN
Teori kognitif dalam pembelajaran berfokus pada penggunaan unsur kognitif
dalam proses belajar.Teori ini menjelaskan bagaimana faktor internal dan eksternal
mempengaruhi proses mental individu untuk melengkapi pembelajaran.

Berikut adalah beberapa cara penerapan teori kognitif dalam pembelajaran:

1. Menggunakan Pendekatan Berbasis Masalah: Guru dapat menggunakan


pendekatan berbasis masalah, yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis dan
menganalisis untuk menemukan solusi untuk masalah tertentu.
2. Penggunaan Metode Diskusi dan Tanya Jawab: Metode ini memungkinkan siswa
berinteraksi secara aktif dengan guru dan dengan peserta didik, mendorong
mereka untuk merenungkan kembali, menganalisis, dan mengatur informasi
sehingga mereka lebih memahaminya.
3. Penerapan Pendekatan Keterampilan Berpikir: Guru dapat mengajarkan peserta
didik keterampilan berpikir kritis dan kreatif, seperti analisis, sintesis, dan
evaluasi.
4. Penggunaan Media Interaktif: Media interaktif seperti permainan edukatif, video
interaktif, atau simulasi membantu siswa belajar dengan cara yang menarik dan
menantang.
5. Memberikan Tantangan: Tugas atau soal yang menantang dapat mendorong
peserta didik untuk berpikir secara mendalam dan mencari solusi kreatif.
6. Memberikan Umpan Balik Konstruktif: Umpan balik yang spesifik dankonstruktif
membantu peserta didik memperbaiki pemahaman mereka, memperbaiki
kesalahan, dan meningkatkan kinerja akademik mereka.
7. Pembelajaran Kolaboratif: Memfasilitasi pembelajaran kolaboratif di mana
peserta didik bekerja bersama dalam kelompok untuk memecahkan masalah atau
menyelesaikan tugas, sehingga mendorong interaksi sosial dan pemikiran kritis.

Penerapan teori belajar kognitif dapat melibatkan penguatan kemampuan


metakognitif siswa agar mereka dapat mengenali cara berpikir dan strategi. Dalam
proses belajarnya, teori belajar kognitif lebih fokus pada aktivitas berpikir yang rumit
dengan sistem yang ada agar bisa memahami pengalaman. Oleh karena itu, penerapan
metode pembelajaran kognitif perlu diperhatikan kemampuan peserta didik untuk
mengembangkan suatu materi.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
1. Teori belajar kognitif menekankan bahwa belajar melibatkan proses internal seperti
ingatan, pemrosesan informasi, dan aspek psikologis, dan tidak selalu
termanifestasikan dalam perilaku yang dapat diamati. Teori ini menekankan upaya
untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir rasional dan mengedepankan proses
daripada hasil belajar.
2. Rumusan-rumusan para ahli yang mencakup teori belajar kognitif adalah:
 Jerome Bruner menekankan pentingnya pengajaran yang mengaktifkan dan
mengarahkan siswa, khususnya dalam konteks pembelajaran matematika
dengan fokus pada konsep-konsep dan tahap perkembangan siswa yang
melibatkan manipulasi objek, gambaran dalam pikiran, dan simbol abstrak.
 David Ausubel mengenalkan konsep "pembelajaran bermakna," yang
menekankan hubungan antara materi baru dan pengetahuan yang ada.
Pembelajaran bermakna melibatkan pemanfaatan pengetahuan sebelumnya
dan penyajian materi secara jelas dan koheren.
 Jean Piaget memaparkan empat tahap perkembangan kognitif anak:
sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal.
Asimilasi dan akomodasi adalah proses utama dalam perkembangan kognitif
anak.
3. Teori belajar kognitif menekankan aktivitas berpikir yang kompleks dan berfokus
pada perubahan dalam sistem mental individu. Belajar lebih ditekankan pada proses
daripada hasil, dengan penekanan pada peran sudut pandang individu dalam
tindakan mereka. Belajar dianggap sebagai aktivitas pribadi yang melibatkan
pengumpulan data, penghafalan, dan pemahaman. Kegiatan belajar melibatkan
serangkaian berpikir kompleks yang lebih baik disusun dari yang sederhana hingga
yang kompleks. Keaktifan guru dan inisiatif siswa dalam belajar mandiri menjadi hal
esensial, dan guru perlu memahami latar belakang siswa yang beragam dalam proses
belajar.
4. Teori kognitif berfokus pada penggunaan unsur kognitif dalam proses belajar,
menjelaskan bagaimana faktor internal dan eksternal memengaruhi proses mental
individu dalam pembelajaran. Penerapannya melibatkan penggunaan pendekatan
berbasis masalah, metode diskusi, keterampilan berpikir, media interaktif,
memberikan tantangan, umpan balik konstruktif, dan pembelajaran kolaboratif.
Tujuannya adalah untuk memperkuat kemampuan metakognitif siswa dan membantu
mereka mengembangkan pemahaman yang mendalam. Dengan demikian, teori
kognitif membantu siswa memahami pengalaman mereka dalam proses belajar.
Daftar Pustaka

Anidar, J. (2017). Teori Belajar Menurut Aliran Kognitif Serta Implikasinya Dalam
Pembelajaran. Jurnal Al-Taujih : Bingkai Bimbingan Dan Konseling Islami, 3(2), 8–16.
https://doi.org/10.15548/atj.v3i2.528
Gazali, R. Y. (2016). Pembelajaran matematika yang bermakna. Math Didactic: Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(3), 181-190.
Mona Ekawati. (2019). Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Kognitif Serta Implikasinya
Dalam Proses Belajar dan Pembelajaran. Seminar Nasional: Jambore Konseling 3,
07(00), 4–6. https://doi.org/10.1007/XXXXXX-XX-0000-00
Nuryati & Darsinah . (Juli 2021). Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Jean Piagetdalam
Pembelajaran Matematika . jurnal papeda : vol 3, No 2 , 155-160.

Nurhadi, N. (2020). Teori Kognitivisme serta Aplikasinya dalam Pembelajaran. EDISI,2(1),


77-95

Anda mungkin juga menyukai