Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jessica Tosya Boseke

NPM : 20.0802.0011

UTS AIK 4

1. Hakikat Iptek dari sudut pandang Islam yaitu pengkajian terhadap sunnatullah secara
obyektif, memberi kemaslahatan kepada umat manusia, dan yang terpenting adalah
harus sejalan dengan nilai-nilai keislaman Allah SWT. Secara bijaksana telah
memberikan isyarat tentang ilmu, baik dalam bentukuraian maupun dalam bentuk
kejadian, seperti kasus mukjizat para Rasul. Manusia yang berusaha meningkatkan daya
keilmuannya mampu menangkap dan mengembangkan potensi itu, sehingga teknologi
Ilahiyah yang transenden ditransformasikan menjadi teknologi manusia yang
imanen(Imam Mushoffa, Aziz.Musbikin, 2001: XII).
Iptek merupakan tantangan dan anjuran yang harus terus-menerus dimajukan dengan
maksud memahami rahasia-rahasia Allah yang ada di langit dan di bumi. Melalui
penemuan-penemuan akan rahasia Allah tersebut diharapkan tumbuhnya kesadaran akan
kekuasaanNya karena Iptek tersebut hakikatnya adalah alat yang diberikan kepada
manusia untuk mengetahui dan mengenal rahasia-rahasia alam ciptaan Allah sebagai
khalifah Allah di bumi.
2. Proses penurunan ilmu pengetahuan
- Penurunan ilmu maupun agama dimulai dari manusia pertama Nabi Adam, yang
diturunkan ke muka bumi ini untuk menjadi khalifah dengan tugas meramaikan,
memakmurkan dan menguasai bumi dengan segala isinya. Nabi Adam dianugerahi
ilmu pengetahuan dan juga diberi agama yang akan menjadi jalan hidup baginya.
- Tujuan ilmu dan tujuan agama adalah satu ialah menciptakan kebahagiaan, jasmani
dan ruhani manusia, sebagaimana tercantum dalam ayat-ayat Al Quran itu.
- Sumber ilmu dan sumber agama adalah satu yang tidak terpisahkan yaitu Allah SWT.
- Ilmu dan agama tidak mungkin ada konflik karena semuanya bersatu. Orang yang
menentang antar keduanya dan masing-masing menempuh jalannya sendiri tanpa
berpegang teguh pada keduanya, niscaya hidupnya akan rusak dan dunia akan kacau.
- Oleh karena itu, Islam memanggil segala macam ilmu pengetahuan supaya
mempersatukan diri dengan agama, dan para ahli, baik ahli ilmu pengetahuan dan ahli
agama agar bersatu mengabdikan diri kepada Tuhan dan mempersatukan tekadnya
untuk kebahagiaan manusia dan alam seluruhnya.
3. Karena tujuan ilmu dan tujuan agama adalah satu ialah menciptakan kebahagiaan,
jasmani dan ruhani manusia. Sumber ilmu dan sumber agama ialah satu yang tidak
terpisahkan yaitu Allah SWT. Oleh karena itu, Islam tidak memisahkan dan membedakan
berbagai macam ilmu pengetahuan supaya mempersatukan diri dengan agama, dan para
ahli, baik ahli ilmu pengetahuan dan ahli agama agar bersatu mengabdikan diri kepada
Tuhan dan mempersatukan tekadnya untuk kebahagiaan manusia dan alam seluruhnya.
4. Kebutuhan hidup manusia menurut Imam Abu Ashaq al-Syatibi :
- Dharuriyat

Jenis maqashid ini merupakan kemestian dan landasan dalam menegakkan kesejahteraan
manusia di dunia dan di akhirat yang mencakup pemeliharaan lima unsur pokok dalam
kehidupan manusia, yakni agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.

- Hajjiyat

Jenis maqashid ini dimaksudkan untuk memudahkan kehidupan, menghilangkan


kesulitan atau menjadikan pemeliharaan yang lebih baik terhadap lima unsur pokok
kehidupan manusia.

- Tahsiniyat

Tujuan maqashid yang ketiga ini adalah agar manusia dapat melakukan yang terbaik
untuk menyempurnakan pemeliharaan lima unsur pokok kehidupan manusia.

Komunikasi menjadi sebuah cara manusia memenuhi kebutuhannya karena sejatinya


manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berkelompok saling membutuhkan satu
sama lain. Sebagai makhluk sosial dan hidup berkelompok dalam kehidupan sehari-hari
tentu tidak luput dari interaksi atau komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian
pesan dari komunikator kepada komunikan atau audiens baik itu dalam bentuk simbol,
lambang dengan harapan bisa membawa atau memahamkan pesan itu kepada masyarakat
serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku
5. 6 Prinsip Komunikasi Islam :
- Qaulan Sadida (QS. An-Nisa:9) yang artinya perkataan yang benar, jujur, faktual,
tidak berbohong, bukan dusta.
- Qaulan Baligha ( QS. An-Nisa’: 63) yaitu perkataan yang bekasnya hendak kamu
tanamkan di dalam jiwa mereka.
- Qaulan Ma’rufa ( QS. Al-Baqarah: 235; QS. An- Nisa’: 5& 8; QS. Al-Ahzab: 32)
yaitu perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi
dengan sesuatu yang menyakitkan.
- Qaulan Karima ( QS. Al-Isra’: 23) artinya perkataan yang mulia, dibarengi dengan
rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah lembut, dan bertatakrama.
- Qaulan Layina ( QS. Thaha: 44) yang artinya pembicaraan yang lemah-lembut,
dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh
hati.
- Qaulan Maisura ( QS. Al-Isra’: 28) bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah
dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami oleh komunikan.

Contoh penerapan prinsip komunikasi dalam islam yang pernah saya aplikasikan adalah
menjadi reporter saat mengerjakan tugas mata kuliah dasar penyiaran, saya harus menjadi
reporter yang jujur membawakan kabar di kota magelang yang faktual. Saya juga harus
menjaga kata kata saya agar tidak menyinggung pihak lain. Selain itu, saya juga harus
menata kata kata saya agar mudah dipahami orang lain.

Anda mungkin juga menyukai