Anda di halaman 1dari 12

KANTOR WILAYAH

KEMENYERIAN HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA
JAWA TENGAH

PENCEGAHAN KORUPSI
GRATIFIKASI
DAN PUNGLI
KANTOR WILAYAH
KEMENYERIAN HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA
JAWA TENGAH

DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomor 31
Undang-Undang No. 1 Tahun
Tahun 1999 tentang
2023 Tentang Kitab Undang-
Pemberantasan Tindak Pidana
Undang Hukum Pidana
Korupsi jo UU No. 20 Tahun
2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
KANTOR WILAYAH
KEMENYERIAN HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA
JAWA TENGAH

Secara bahasa korupsi berasal dari Bahasa Latin corruptio


atau corruptus. Dalam bahasa Belanda corruptie diadopsi
ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Korupsi.

Berdasarkan UU No 1 Tahun 2023 Pasal 603 mengatakan bahwa


tindak pidana korupsi “Setiap Orang yang secara melawan
hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, orang
lain, atau Korporasi yang merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling
sedikit kategori II dan paling banyak kategori VI (Rp
3.040.400.440,44 (tiga miliar rupiah)).
KANTOR WILAYAH
KEMENYERIAN HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA
JAWA TENGAH

Dengan adanya unsur-unsur tindak pidana korupsi yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, maka
setiap tindakan seseorang atau korporasi yang memenuhi kriteria atau rumusan delik di atas, maka kepadanya
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Harus diingat dan dipahami bahwa unsur-unsur tindak
pidana sangat penting untuk diketahui karena dengan tidak terpenuhinya unsur suatu tindak pidana, maka pelakunya
kejahatan dapat bebas dari segala tuntutan hukum dan dalam kenyataannya penyebab sehingga seorang terdakwa
koruspi bebas dari jeratan hukum karena tidak terpenuhinya unsur- unsur tersebut
adapun terdapat unsur-unsur tindak pidana korupsi :

1. Tindakan seseorang atau badan hukum melawan hukum


2. Tindakan tersebut menyalahgunakan wewenang
3. Dengan maksud untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain
4. Tindakan tersebut merugikan negara atau perekonomian Negara atau patut diduga merugikan keuangan dan
perekonomian negara
5. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya
pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya
KANTOR WILAYAH
KEMENYERIAN HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA
JAWA TENGAH

faktor-faktor tindak pidana korupsi


terdapat 2 faktor tindak pidana korupsi :
1. faktor internal : mencakup moralitas individu
dan sikap perilaku
2. faktor enternal : ditinjau dari beberapa
aspek seperti : ekonomi, ukum, politik dan
sosial
KANTOR WILAYAH
KEMENYERIAN HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA
JAWA TENGAH

Definisi gratifikasi tercantum dalam Penjelasan Pasal 12B Ayat (1) Menurut
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 bersama dengan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001, istilah “gratifikasi” dalam ketentuan ini merujuk kepada
pemberian dalam arti yang sangat luas. Termasuk dalam pemberian ini adalah
uang, barang, potongan harga (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, akomodasi penginapan, perjalanan wisata, pengobatan gratis, dan
fasilitas lainnya. Gratifikasi ini dapat diterima baik di dalam negeri maupun di
luar negeri, dan dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan sarana
elektronik.

Dari Penjelasan Pasal 12B Ayat (1) juga terlihat bahwa pengertian gratifikasi
bersifat netral dan tidak memiliki konotasi negatif atau tercela. Dengan merujuk
pada penjelasan ini dan menghubungkannya dengan isi Pasal 12B, dapat
dimengerti bahwa tidak semua jenis gratifikasi bertentangan dengan hukum.
Hanya gratifikasi yang memenuhi syarat-syarat yang dijelaskan dalam Pasal 12B
yang dianggap melanggar hukum.
KANTOR WILAYAH
KEMENYERIAN HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA
JAWA TENGAH

1. Pasal 12B ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No.20/2001 tentang Pasal 12 UU No.20/2001:
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, berbunyi: Setiap gratifikasi Pelanggaran tersebut akan dikenai hukuman pidana
kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap penjara seumur hidup atau penjara dengan jangka
memberi suap, bila berkaitan dengan kedudukannya dan waktu minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun. Selain
bertentangan dengan kewajiban atau tugasnya itu, akan dikenakan denda dengan jumlah minimal Rp
2. Pasal 12C ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No.20/2001 tentang 200 juta dan maksimal Rp 1 miliar.
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, berbunyi: Ketentuan Seorang pegawai negeri atau penyelenggara negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B Ayat (1) tidak berlaku, jika yang menerima hadiah atau janji, walaupun mereka
penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada KPK mengetahui atau mempunyai alasan yang wajar untuk
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.06/2021 tentang menduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Barang dengan tujuan untuk mempengaruhi mereka agar
Rampasan Negara dan Barang Gratifikasi melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 227/PMK.09/2021 tentang jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.
Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Keuangan
.
KANTOR WILAYAH
KEMENYERIAN HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA

PUNGLI
JAWA TENGAH

Dalam UU No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi, Peraturan Presiden No.87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas
Sapu Bersih Pungutan Liar, Pengertian Pungutan Liar adalah suatu
perbuatan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara yang
dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasannya memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima
pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi
dirinya sendiri.

PUNGLI MERUPAKAN SEBUAH TINDAK PELANGGARAN HUKUM YANG


DIATUR DALAM KUHP. PADA PASAL 368 KUHP MENYATAKAN,
BARANGSIAPA DENGAN MAKSUD UNTUK MENGUNTUNGKAN DIRI
SENDIRI ATAU ORANG LAIN SECARA MELAWAN HUKUM, MEMAKSA
ORANG LAIN DENGAN KEKERASAN ANCAMAN KEKERASAN, UNTUK
MEMBERIKAN SESUATU BARANG, YANG SELURUHNYA ATAU SEBAGIAN
ADALAH MILIK ORANG LAIN, ATAU SUPAYA MEMBERIKAN HUTANG
MAUPUN MENGHAPUS PIUTANG, DIANCAM, KARENA PEMERASAN,
DENGAN PIDANA PENJARA PALING LAMA SEMBILAN TAHUN.
KANTOR WILAYAH
KEMENYERIAN HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA
JAWA TENGAH

Kejahatan pungli dapat dijerat dengan tindak pidana penipuan, pemerasan,


dan korupsi.

Pada Pasal 415 KUHP menyatakan, seorang Dalam Pasal 418 KUHP menyatakan, Dan pada Pasal 423 KUHP
pegawai negeri atau orang lain yang seorang pegawai negeri yang menyatakan, pegawai negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum menerima hadiah atau janji padahal dimaksud menguntungkan diri sendiri
terus menerus atau untuk sementara waktu diketahui atau sepatutnya harus atau orang lain secara melawan
yang dengan sengaja menggelapkan uang atau hukum dengan menyalahgunakan
diduganya, bahwa hadiah atau janji itu
kekuasaannya memaksa orang lain
surat berharga yang disimpan karena diberikan karena kekuasaan atau
untuk menyerahkan sesuatu
jabatannya atau membiarkan uang atau surat kewenangan yang berhubungan atau
melakukan suatu pembayaran,
berharga itu diambil atau digelapkan oleh janji itu ada hubungan dengan
melakukan pemotongan terhadap
orang lain atau menolong sebagai pembantu jabatannya diancam dengan pidana suatu pembayaran atau melakukan
dalam melakukan perbuatan tersebut, penjara paling lama enam bulan atau suatu pekerjaan untuk pribadi sendiri,
diancam dengan pidana penjara paling lama pidana denda paling banyak empat dipidana dengan pidana penjara
tujuh tahun. ribu lima ratus rupiah. selama-lamanya enam tahun.
KANTOR WILAYAH
KEMENYERIAN HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA JAWA
TENGAH

FAKTOR TERJADINYA PUNGLI

01 Penyalahgunaan wewenang, jabatan, atau kewenangan


seseorang dapat melakukan pelanggaran disiplin oleh
oknum yang melakukan pungli

Faktor internal, berupa karakter atau kelakuan dari


02 seseorang dalam bertindak dan mengontrol dirinya
sendiri

Faktor ekonomi, penghasilan rendah yang tidak


03 sebanding dengan tugas atau jabatan yang diemban

Faktor kultural dan budaya organisasi, pungli dan


04 penyuapan yang telah menjadi budaya di sebuah
organisasi atau lembaga dapat menyebabkan pungli
sebagai hal yang biasa
KANTOR WILAYAH
KEMENYERIAN HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA JAWA
TENGAH

Meningkatkan transparansi dalam pelayan


publik.

Memperkuat pengawasan dan


akuntabilitas

menerapkan pendekatan preventif melalui edukasi dan


pelatihan bagi pengawal serta melibatkan masyarakat dan
pemangku kepentingan dalam memerangi korupsi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai