Anda di halaman 1dari 8

A.

Modul

1. Definisi Modul

Modul memiliki beberapa definisi seperti yang diungkapkan oleh Rusman (2014:375)

"modul yaitu suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain

sedemikian rupa guna kepentingan belajar peserta didik. Satu paket modul biasanya memiliki

komponen petunjuk guru, lembar kegiatan siswa, lembar kerja siswa, kunci lembar kerja, lembar

tes, dan kunci lembaran tes." Hal senada juga diungkapkan oleh Pakartiar (2012:77) bahwa:

"Salah satu bentuk sumber belajar adalah modul, modul merupakan satu paket pengajaran
yang berisi satu konsep bahan pelajaran yang dilengkapi dengan rangkaian kegiatan
belajar secara mandiri yang disusun untuk menjawab pertanyaan."

Trianto (2011:227) menyatakan bahwa modul merupakan buku panduan bagi peserta

didik dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran, kegiatan penyelidikan

berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi, dan contoh-contoh penerapan sains dalam

kehidupan sehari-hari. Nasution (2006:205) juga menyatakan bahwa modul merupakan suatu unit

lengkap yang berdiri sendiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu

peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Hal ini juga

dipaparkan oleh Ramayulis (2010:183) bahwa model modul adalah suatu unit pola dan contoh

belajar yang menarik perhatian peserta didik, sehingga ia dapat mencontoh, menyerap pelajaran

yang sudah dipolakan secara spesifik. Modul bermakna kumpulan satu unit program belajar

mengajar terkecil yang secara terinci dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Tujuan-tujuan instruksional umum yang akan ditunjang pencapaiannya.

b. Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar.

c. Tujuan-tujuan instruksional khusus yang akan dicapai oleh peserta didik.

d. Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan.

e. Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas.

f. Peranan pendidik di dalam proses belajar mengajar.

g. Alat-alat dan sumber yang akan dipakai.

h. Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati peserta didik secara

berurutan.
i. Lembaran-lembaran kerja yang harus diisi oleh peserta didik.

j. Program evaluasi yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut disimpulkan bahwa modul merupakan

salah satu bentuk bahan ajar yang disusun guna membantu peserta didik dalam proses

pembelajaran berupa buku panduan berisi rangkaian materi ajar yang memuat materi

pelajaran, kegiatan penyelidikan berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi, dan contoh-

contoh penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari. Adapun modul yang dikembangkan

dalam penelitian ini tidak hanya rangkaian materi ajar saja, akan tetapi dipadukan dengan

kajian nilai-nilai spiritual keislaman berupa ayat-ayat Al-Qur'an maupun Hadits.

2. Fungsi pembelajaran modul

Nurhidayah dkk (2013:129) menyatakan bahwa:

"Sebuah modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi dan substansi


belajar, dan evaluasi. Fungsi modul adalah sebagai sarana belajar yang bersifat
mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-
masing."

Dipaparkan juga oleh Abdiansah (2014:2) bahwa:

"Terdapat dua fungsi utama modul yaitu:1) sebagai sumber pengetahuan yang
akan diberikan untuk pelajar, seperti membuat, menjelaskan dan merespon
suatu pertanyaan dan; 2) memberikan standar untuk mengevaluasi kemampuan
pelajar."

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi pembelajaran modul

adalah sebagai sarana untuk belajar secara mandiri dan untuk mengevaluasi kemampuan

belajar peserta didik.

3. Struktur Penulisan Modul

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan

Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008 menyatakan bahwa

penstrukturan modul bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi.

Struktur penulisan suatu modul sering dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pembuka yang

berisikan judul, daftar isi, peta informasi, daftar tujuan kompetensi, tes awal. Bagian kedua yaitu

bagian inti yang berisikan tinjauan umum materi, hubungan dengan materi atau pelajaran yang
lain, dan uraian materi. Kemudian bagian ketiga yaitu bagian penutup yang berisikan Glossary

atau daftar istilah, tes akhir, dan indeks. Hal ini tentu saja harus didukung dengan pembuatan

semenarik mungkin sehingga peserta didik cenderung tidak bosan.

Dipaparkan juga oleh Arsyad (2011:87-90) bahwa teks berbasis cetakan menuntut 6

elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang yaitu konsistensi, format, organisasi, daya

tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.

a. Konsistensi

1) Menggunakan konsistensi format dari halaman ke halaman. mengusahakan agar tidak

menggabungkan cetakan huruf dan ukuran huruf.

2) Mengusahakan untuk konsistensi dalam jarak spasi. Jarak antara judul dan baris pertama

serta garis samping supaya sama, dan antara judul dan teks utama.

b. Format

1) Jika paragraf panjang sering digunakan, maka wajah satu kolom lebih sesuai, sebaliknya

jika paragraf tulisan pendek-pendek, maka wajah dua kolom akan lebih sesuai.

2) Mengisi yang berbeda supaya dipisahkan dan dilabel secara visual.

c. Organisasi

1) Mengupayakan untuk selalu menginformasikan siswa/pembaca mengenai dimana mereka

atau sejauh mereka dalam teks itu. Siswa harus mampu melihat sepintas bagian atau bab

berapa mereka baca.

2) Menyusun teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh.

3) Menggunakan kotak-kotak untuk memisahkan bagian-bagian dari teks.

d. Daya tarik

Memperkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda. Ini diharapkan

dapat memotivasi siswa untuk membaca terus.

e. Ukuran huruf
1) Memilih ukuran huruf yang sesuai dengan siswa, pesan, dan lingkungannya. Ukuran

huruf biasanya dalam poin per inci, misalnya ukuran 24 poin per inci. Ukuran huruf yang

baik untuk teks (buku teks atau buku penuntun) adalah 12 poin.

2) Menghindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena dapat membuat proses

membaca itu sulit.

f. Ruang (spasi) kosong

1) Menggunakan spasi kosong tak berisi teks atau gambar untuk menambah kontras. Hal ini

penting untuk memberikan siswa/pembaca untuk beristirahat pada titik-titk tertentu pada

saat matanya bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat berbentuk:

a) Ruangan sekitar judul

b) Batas tepi (marjin)

c) Spasi antarkolom

d) Permulaan paragraf diidentasi

e) Penyesuaian spasi antarbaris atau antarparagraf

2) Menyesuaikan spasi antarbaris untuk meningkatkan tampilan dan tingkat keterbacaan.

3) Menambahkan spasi antarparagraf untuk meningkatkan tingkat keterbacaan.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya struktur penulisan

modul yang termasuk dalam media cetakan agar menarik minat peserta didik sehingga dapat

memahami materi yang dipelajarinya. Struktur penyusunan modul yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi halaman sampul modul yang berisi tentang identitas modul seperti judul

modul, model pembelajaran yang digunakan, kelas, dan semester. Isi modul meliputi kompetensi

yang akan dicapai (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar), petunjuk penggunaan modul, artikel

ilmiah, submateri pencemaran lingkungan, kajian ayat Al-Qur'an maupun Hadits yang sesuai

dengan submateri, khazanah Islam-Sains, soal uji latihan pada tiap subbab, soal uji kompetensi,

glosarium, kunci jawaban, dan gambar-gambar relevan.

B. Integrasi Nilai-Nilai Spritual Keislaman

1. Definisi Ilmu Keislaman


Amin (2012:73-74) menyatakan bahwa:

"Islam adalah agama dan ideologi yang bersikap positif terhadap manusia sekaligus
terhadap sejarah. Islam mengakui bahwa manusia memiliki kemerdekaan internal
sehingga mampu menjadi pencipta dan pengendali sejarah."

Diperjelas oleh Nata dkk (2005:155) yang menyatakan bahwa:

"Ilmu-ilmu agama islam atau yang dalam bahasa Al-Ghazali disebut dengan al-ulum
al-syari'ah merupakan ilmu-ilmu yang diperoleh dari nabi-nabi dan tidak hadir
melalui akal, seperti aritmatika; atau melalui riset, seperti ilmu kedokteran; atau
melalui pendengaran seperti ilmu bahasa."

Hal tersebut diketahui bahwa agama islam memiliki peran penting dalam penciptaan

sejarah. Adanya kebudayaan masyarakat islam di berbagai penjuru dunia menunjukkan bahwa

indahnya kehidupan islami sehingga menarik minat seseorang untuk selalu ingin mencari tahu

hal-hal yang berkaitan dengan ajaran islam.

2. Definisi Ilmu Umum

Nata dkk (2005:158-159) menyatakan bahwa ilmu-ilmu umum (al-ulum al-aqliyah)

adalah ilmu yang dicapai atau diperoleh melalui pemikiran manusia semata. Al-ghazali membagi

kategori ilmu-ilmu umum kedalam beberapa ilmu yaitu: matematika, logika, fisika atau ilmu

alam, ilmu-ilmu tentang wujud di luar alam atau metafisika.

Dengan demikian, adanya hubungan erat antara ilmu-ilmu islam dengan ilmu-ilmu umum

menyebabkan semakin berkembangnya ilmu-ilmu umum khususnya ilmu alam (sains) diiringi

dengan fakta-fakta dan kejadian yang telah tercantum didalam Al-Qur'an dan Hadist berjuta-juta

tahun sebelum hal yang menakjubkan tersebut ditemukan oleh para peneliti dan ilmuan.

3. Integrasi Ilmu-ilmu Agama Islam dan Ilmu-ilmu Umum

Maman (dalam Wiyandari dan Suprihatiningrum, 2013:15) menyatakan bahwa:

"keilmuan yang ada saat ini merupakan keilmuan yang dikotomi atau terpisah-pisah
dengan kata lain berdiri sendiri. Padahal antara disiplin ilmu yang satu dengan yang
lainnya memiliki keterpaduan, contohnya antara Islam dan sains. Seseorang yang belajar
ilmu sains, dia tidak merasa bahwa dirinya juga mempelajari ilmu agama (Islam) begitu
jua sebaliknya, oleh sebab itu muncullah kata integrasi. Pengertian integrasi keilmuan,
yakni menyatukan kembali atau reintegrasi kesadaran ketuhanan dengan sains dan
teknologi, sekarang ini terasa sangat penting. Hal ini dikarenakan dunia keilmuan yang
bersifat empiris dan profan sekarang ini cenderung terpisah dari agama (Islam)."
Hal ini juga diungkapkan oleh Nata dkk (2005:146) bahwa maraknya kajian dan pemikiran

integrasi keilmuan dewasa ini yang didengungkan oleh kalangan intelektual islam tidak lepas dari

kesadaran berislam di tengah pergumulan dunia global yang sarat dengan kemajuan ilmu

teknologi. Diperkuat oleh Abdul Majid dkk (2002:88-89) bahwa jika kita merujukkan pengertian

Islam kepada ayat Al-Qur'an, maka kita akan segera melihat bahwa akan sangat sukarlah bagi

seseorang yang tidak mengerti sifat-sifat alam, atau dengan perkataan lain tidak mengerti sains,

untuk memahami arti Islam yang hakiki.

"Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-
lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun
terpaksa dan hanya kepad Allahlah mereka dikembalikan." (Q.S Ali Imran:83).

Ayat ini jelas sekali menegaskan betapa seluruh alam jagat raya ini telah Islam kepada

Allah, sehingga dapat disimpulkan bahwa Islam itu merupakan perangai (sifat) dari seluruh alam

raya ini. Mereka yang memahami sains pasti mudah melihat mengapa alam ini demikian teratur

dan harmonisnya, sehingga tidak mungkin manusia menemukan suatu kejanggalan apapun di

dalam alam ini. Bahkan, mereka yang membaca Al-Qur'an telah ditantang oleh Allah untuk

memperhatikan dan meneliti alam ini kalau-kalau manusia mampu menemukan sesuatu cacat di

dalamnya.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa adanya integrasi antara ilmu Islam

dan ilmu alam (sains) dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan khususnya kepada

peserta didik yang tidak hanya sebatas ilmu alam saja akan tetapi juga memiliki ilmu islam yang

tentunya ada kaitannya dengan ilmu alam yang dipelajarinya sehingga peserta didik lebih yakin

bahwa materi pelajaran yang selama ini diperoleh di kelas faktanya tercantum di dalam Al-Qur'an

maupun Hadits.

E. Ayat–ayat Al-Qur'an dan Hadits yang Berkaitan dengan Pencemaran lingkungan

Ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan diantaranya yaitu : Q.S

Arrum Ayat 41 – 42:


Artinya:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi,

supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka

kembali (ke jalan yang benar).42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan

perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu

adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."

Surat Ar-Rum ayat 41 menjelaskan bahwa didunia ini telah nyata, terjadi berbagai kerusakan

atau bencana baik didarat maupun dilaut semuanya itu akibat perbuatan manusia itu sendiri. Allah

menjelaskan bahwa telah tampak kerusakan didarat seperti kekeringan, penceklik dan hilangnya rasa

aman, kerusakan dilaut seperti tenggelamnya kapal,dan kekurangan hasil laut dan sungai hal ini

disebabkan oleh manusia yang durhaka, sehingga Allah memberi peringatan seperti marasakan sedikit

merasakan efek dari perbuatan mereka itu tersebut.

Ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya kerusakan ,seperti kemusyrikan ,keingkaran,

kemunafikan, dan kesesatan berfikirnya manusia,mereka tidak menta’ati perintah dan menjahui

larangan Alllah SWT.

Penyebutan darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasad (kerusakan ) itu dapat diartikan

bahwa daratan dan lautan menjadi tempat terjadinya kerusakan,sehingga manusia ,memfunyai kreatif
dan daya kreasi untuk menggali serta mengolah alam demi kesejahteraan mereka namun ada sebagian

manusia yang berwatak rakus dan tamak dengan seenaknya melakukan kerusakan kerusakan yang

dilakukan oleh manusia dimuka bumi akan mengakibatkan :

 Hilangnya manfaat dan berkah dari alam yang seharusnya dapat membawa kesejahteraan bagi

manusia.

 Lenyapnya keindahan alam, sedangkan keindahan itu sangat diperlukan untuk kebutuhan

rohani manusia.

 Punahnya bagian-bagian tertentu dari alam yang tidak dapat dikembalikan lagi oleh manusia.

 Terjadinya berbagai bencana yang dapat mengacam keselamatan manusia.

 Merusak masa depan generasi manusia berikutnya,karena mereka tidak dapat menikmati

potensi alam yang sudah dirusak generasi sebelumnya.

F. Aplikasi Android

Dalam penelitian ini akan menegmbangkan bahan ajar berupa modul pembelajaran yang

berbasis aplikasi android yang terintegrasi nilai-nilai alquran didalamnya, serta disesuaikan dengan

kebutuhan pembelajaran. Menurut Putra (2012) Android adalah sebuah sistem operasi untuk

telepon seluler yang berbasis Linux.

Anda mungkin juga menyukai