Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

AWAL KEHIDUPAN DI BUMI, ASAL USUL MANUSIA


DAN PERKEMBANGAN TUBUH MANUSIA

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Mata Kuliah


Biosains dalam Al-Qur’an

Yang diampu oleh:


Dr. Hening Widowati, M.Si.
Dr. Handoko Santoso, M.Pd.

Disusun Oleh:
Akhmad Syaferi (23230002)
Putry Novaliya Wulandari (23230005)
Muhammad Naim Almarham (23230006)
Dwi Lindawati (23230009)

MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya makalah ini telah dapat diselesaikan penyusun. Makalah
ini disusun guna melengkapi tugas Mata Kuliah Biosains dalam A-Qur’an, dengan
harapan agar penyusun mengerti dan memahami tentang kajian “Awal Kehidupan
di Bumi, Asal Usul Manusia dan Perkembangan Tubuh Manusia”. Penyusunan
tugas makalah ini dapat selesai tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hening Widowati, M.Si. selaku dosen pengampu Biosains dalam
Al-Qur’an.
2. Bapak Dr. Handoko Santoso, M.Pd. selaku dosen pengampu Biosains dalam
Al-Qur’an.
3. Orang tua yang selalu mendukung segala proses dan perjalanan yang telah
kami lakukan.
4. Rekan-rekan satu Angkatan yang saling memberikan motivasi.
Makalah ini diharapkan dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa
di dalam maupun diluar kegiatan perkuliahan. Kami berharap makalah ini dapat
dimanfaatkan dengan baik dan demi perbaikan, kami mengharapkan adanya
masukan untuk penyempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Metro, 16 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3


A. Kejadian Awal Kehidupan dalam Pandangan Sains
dan Al-Qur’an ............................................................................. 3
B. Beragam Fenomena Alam dalam Pandangan Sains
dan Al-Qur’an ............................................................................. 8
C. Asal Usul Manusia Menurut Al-Qur’an ........................................ 13
D. Tahap Perkembangan Pertumbuhan Manusia dalam
Pandangan Al-Qur’an ................................................................. 16
E. Tahap Perkembangan Manusia Menurut Embriologi .................. 18
F. Tahap Perkembangan Manusia Menurut Evolusi........................ 24

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 28


A. Kesimpulan................................................................................. 28
B. Saran.......................................................................................... 29

DAFTAR LITERATUR .................................................................................. 30

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Foto Antonie Van Leeuwenhoek .................................. 4


Gambar 2.2 Ilustrasi Foto Louis Pasteur ....................................................... 5
Gambar 2.3 Ilustrasi Ledakan Big Bang........................................................ 9
Gambar 2.4 Ilustrasi Gerhana Matahari Total ............................................... 10
Gambar 2.5 Fenomena Hujan Darah di Rusia .............................................. 11
Gambar 2.6 Fenomena Hujan Meteor........................................................... 12
Gambar 2.7 Embrio Berusia 1 Bulan............................................................. 20
Gambar 2.8 Embrio Berusia 2 Bulan............................................................. 21
Gambar 2.9 Janin Berusia 3 Bulan ............................................................... 22
Gambar 2.10 Australopithecus...................................................................... 24
Gambar 2.11 Homo habilis ........................................................................... 25
Gambar 2.12 Homo erectus .......................................................................... 26
Gambar 2.13 Homo neanderthalensis .......................................................... 26
Gambar 2.14 Homo sapiens ......................................................................... 27

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembahasan tentang asal usul kehidupan selalu menjadi menarik
untuk dibahas baik itu dari segi ilmu pengetahuan maupun dari sisi agama,
kalangan ilmu pengetahuan sejak jaman dahulu telah membahas bagaimana
asal usul kehidupan di bumi sebenarnya. Di mana telah kita ketahui bahwa
zaman modern ini makhluk hidup khususnya manusia telah mempelajari
berbagai macam ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap
pembelajarannya manusia selalu mendapatkan masalah dan perbedaan
pendapat mengenai sesuatu yang ditelitinya dalam hal ini adalah meneliti asal
usul kehidupan yang sudah menjadi permasalahan dari sejak berabad-abad
tahun yang lalu sampai sekarang, hingga bermunculannya teori-teori tentang
awal kehidupan itu sendiri. Walaupun teori baru itu nampaknya lebih hebat dan
rasional, namun ternyata masih belum mampu menjabarkan “misteri” hidup itu
sendiri. Karena teori tersebut tidak dapat memberikan jawaban atas pertanyaan
tentang dari manakah asal-usul hidup yang pertama kali dan banyaknya
spekulasi tentang fenomena-fenomena alam yang bermunculan karena itulah
orang menjadi bingung. Maka dari itu pada pembahasan makalah kali ini akan
membahas mengenai Awal Kehidupan Di Bumi, Asal Usul Manusia dan
Perkembangan Tubuh Manusia.

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kejadian awal kehidupan dalam pandangan sains dan Al-
Qur’an?
2. Bagaimana ragam fenomena alam dalam pandangan sains dan Al-Qur’an?
3. Bagaimana asal usul manusia menurut Al-Qur’an?
4. Bagaimana tahap perkembangan pertumbuhan manusia dalam pandangan
Al-Qur’an?
5. Bagaimana tahap tahap perkembangan manusia menurut embriologi?
6. Bagaimana tahap perkembangan manusia menurut evolusi?

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana kejadian awal kehidupan dalam pandangan
sains dan Al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui bagaimana ragam fenomena alam dalam pandangan
sains dan Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui bagaimana asal usul manusia menurut Al-Qur’an.
4. Untuk mengetahui bagaimana tahap perkembangan pertumbuhan manusia
dalam pandangan Al-Qur’an.
5. Untuk mengetahui bagaimana tahap tahap perkembangan manusia menurut
embriologi.
6. Untuk mengetahui bagaimana tahap perkembangan manusia menurut
evolusi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kejadian Awal Kehidupan dalam Pandangan Sains dan Al-Qur’an


Permulaan kehidupan yang ada di alam semesta adalah hal yang
banyak diperdebatkan dari banyak sudut pandang, baik sudut pandang sains
ataupun sudut pandang Al-Qur’an.

1. Awal Kehidupan Menurut Pandangan Sains


Banyak teori yang sudah menjelaskan tentang awal kehidupan
menurut sudut pandang sains yang telah dikemukakan oleh beberapa
peneliti. Hipotesis atau teori mengenai awal kehidupan di Bumi menurut
sudut pandang sains dibagi menjadi ilmu pengetahuan modern dan
penelitian baru. Ilmu pengetahuan modern memiliki beberapa teori tentang
asal mula kehidupan di bumi, antara lain sebagai berikut:

a. Teori Abiogenesis
Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal
dari materi tak bernyawa (Brutu et al., 2022). Sebelum abad ke-17 orang-
orang beranggapan bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara langsung
atau spontan. Teori ini dikenal dengan sebutan Teori Generatio
Spontanea. Salah satu tokoh abiogenesis Antonie Van Leeuwenhoek
menemukan mikroskop sederhana yang bisa digunakan untuk
mengamati mahkluk-makhluk yang berukuran sangat kecil yang terdapat
pada setetes air rendaman jerami. Hasil pengamatan Antonie Van
Leeuwenhoek ditulis dalam sebuah judul “Living In Drop of Water”.
Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman yunani
kuno (ratusan tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke-17.
Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van
Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang
abiogenesis (Santoso & Hening Widowati, 2020). Ilustrasi foto dari
Antonie Van Leeuwenhoek dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

3
Gambar 2.1 Ilustrasi Foto Antonie Van Leeuwenhoek
(Sumber: wikipedia.com)

Teori abiogenesis dibedakan menjadi 2 yaitu teori abiogenesis


klasik yang dicetuskan oleh Aristoteles dan Jhon Nedham dan teori
abiogenesis modern yang dicetuskan oleh Alexander Oparin dan
Haldane. Perbedaan keduanya yaitu abiogenesis modern merupakan
penjelasan tentang asal usul fenomena kehidupan. Sedangkan
abiogenesis klasik menjelaskan bagaimana sebagian hewan/tumbuhan
tertentu (tampak) secara rutin muncul tanpa melalui reproduksi (Santoso
& Hening Widowati, 2020).

b. Teori Biogenesis
Teori biogenesis dimana makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup sebelumnya (Taufik, 2019). Teori biogenesis merupakan lawan dari
teori abiogenesis. Para ilmuwan yang mendukung teori biogenesis adalah
Francesco Redi (1626-1697), Abbe Lazzaro Spallanzani (1729-1799),
dan Louis Pasteur (1822-1895). Francesco Redi adalah orang pertama
yang melakukan percobaan untuk menentang teori abiogenesis. Redi
berhasil membuktikan bahwa ulat pada daging berasal dari telur lalat. dia
menyimpulkan bahwa kehidupan berasal dari telur atau omne vivum ex
ovo. Spalanzani memberi bukti kuat bahwa mikroba tidak muncul dengan
sendirinya (Agustina, 2020), membuktikan bahwa jasad renik yang
mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu. Dia menyimpulkan bahwa
telur berasal dari jasad hidup atau omne ovum ex vivo. Percobaan yang
dilakukan oleh Louis Pasteur ini sebenarnya penyempurnaan dari

4
percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani. Pasteur menggunakan labu
berleher seperti angsa dalam percobaannya. Dia berkesimpulan harus
ada kehidupan sebelumnya agar timbul kehidupan baru atau omne vivum
ex vivo (Santoso & Hening Widowati, 2020). Ilustrasi foto dari salah satu
tokoh biogenesis yakni Louis Pasteur dapat dilihat pada Gambar 2.2
berikut.

Gambar 2.2 Ilustrasi Foto Louis Pasteur


(Sumber: wikipedia.com)

Sedangkan untuk penelitian terbaru yang telah dilakukan oleh


ilmuwan antara lain adalah Mike Russel, yaitu seorang peneliti Jet
Propultsion Laboratory di Badan Penerbangan dan Nasional Amerika Serikat
(NASA) yang ditulis dalam 3 makalah ilmiahnya. Penelitian tersebut
menjelaskan bahwa kehidupan berawal dari ventilasi hidrotermal di dasar
laut. Russel menjelaskan bahwa pada awalnya cairan alkali di ventilasi
hidromental dan air laut purba saling berinteraksi. Interaksi cairan alkali yang
mengandung hidrogen dan metana serta air laut purba yang mengandung
karbon dioksida, kemungkinan menghasilkan asetat, yaitu senyawa sejenis
cuka. Asetat inilah yang kemudian berkembang menjadi basis kehidupan
(Santoso & Hening Widowati, 2020).

2. Awal Kehidupan Menurut Pandangan Al-Qur’an


Satu teori yang dapat dijadikan pedoman untuk kita semua, yakni
menurut Al-Qur’an. Seperti yang diketahui di dalam Al-Qur’an merupakan
kebenaran yang datangnya langsung dari Allah SWT Sang Pencipta Yang

5
Maha Esa. Menurut firman Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya yang
menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi beserta isinya adalah enam
masa. Seperti yang tercantum pada ayat berikut:

٣٨ ‫وب‬‫غ‬
ُ ُّ
‫ل‬ ‫ِن‬
‫م‬ ‫ا‬ َ ‫ۡرض َو َما بَيۡ َن ُه َما ِف س َِّتةِ َأيَّام َو َما َم َّس‬
‫ن‬
َ َ ۡ َ َٰ َ َٰ َ َّ َ ۡ َ َ ۡ َ َ َ
‫ت وٱۡل‬
ٖ ٖ ِ ِ ‫ولقد خلقنا ٱلسمو‬
38) Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa
keletihan.

Merujuk dari Al-Qur’an Surat Qaf Ayat 38 penciptaan alam semesta


pertama kali sampai penciptaan manusia, yakni enam masa penciptaan
dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Masa Pertama
َ َٰ َ َ ُ ٓ َ َّ ِ َ ً ۡ َ ُّ َ َ ۡ ُ َ َ
٢٧ ‫ءأنتم أشد خلقا أم ٱلسماء ُۚ بنىها‬
27) Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah
membinanya,
Berdasarkan Surat An-Naziat Ayat 27 tersebut menjelaskan
tentang penciptaan alam semesta dengan peristiwa Big Bang, yakni
ledakan besar sebagai awal lahirnya ruang dan waktu termasuk materi.
Untuk memperkuat tentang penciptaan masa pertama merupakan
peristiwa Big Bang ini, terdapat di surat Al-Anbiya Ayat 30, sebagai
berikut.
َ َ ۡ َ َٰ َ َٰ َ َّ َّ َ َّ َ ْ ٓ ُ َ َ َ َّ َ َ ۡ َ َ َ
َ‫ۡرض ََك َن َتا َرتۡ ٗقا َف َف َت ۡق َنَٰ ُه َماۖ َو َج َعلۡ َنا مِن‬ ‫ت وٱۡل‬
ِ ‫أو لم ير ٱَّلِين كفروا أن أن ٱلسمو‬
َ ۡ َ َ َ َ َ ۡ َ َّ ُ ٓ َ ۡ
٣٠ ‫حُۚ أفَل يُؤم ُِنون‬ ٍ ‫ٱلماءِ ك َش ٍء‬
30) Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

b. Masa Kedua
َ َ َ
٢٨ ‫َرف َع َس ۡمك َها ف َس َّوى َٰ َها‬
28) Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,

Berdasarkan Surat An-Naziat Ayat 28 tersebut menjelaskan


tentang proses pengembangan alam semesta sehingga benda-benda

6
langit semakin berjauhan, dan dalam bahasa awam langit semakin tinggi,
serta menyempurnakannya yang berarti pembentukan benda langit
bukanlah proses sekali jadi tetapi proses evolutif yang secara bertahap.

c. Masa Ketiga
َ ‫َوأَ ۡغ َط َش ََلۡلَ َها َوأَ ۡخ َر َج ُض‬
٢٩ ‫حى َٰ َها‬
29) Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan
siangnya terang benderang.

Berdasarkan Surat An-Naziat Ayat 29 tersebut menjelaskan


khusus tentang tata surya, yang juga berlaku pada bintang-bintang lain.
Masa ini adalah masa penciptaan matahari yang bersinar, bumi dan
planet-planet lain yang berotasi sehingga ada fenomena malam dan
siang.

d. Masa Keempat
ٓ َ َ َ َ َۡ
٣٠ ‫َوٱۡلۡرض َب ۡع َد ذَٰل ِك د َحى َٰ َها‬
30) Dan Bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.

Berdasarkan Surat An-Naziat Ayat 30 tersebut menjelaskan


tentang setelah bulan terbentuk dari lontaran kulit bumi karena tumbukan
benda langit lainya, lempeng benua besar kemudian dihamparkan yang
menjadikan benua-benua mulai terpisah. Bumi mulai dihamparkan dalam
ayat tersebut bermakna lempeng benua yang bergeser sedikit demi
sedikit dalam waktu yang lama.

e. Masa Kelima
َ ٓ ۡ َ
٣١ ‫أخ َر َج م ِۡن َها َما َءها َو َم ۡر َعى َٰ َها‬
31) Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya.

Berdasarkan Surat An-Naziat Ayat 31 tersebut menjelaskan


tentang awal penciptaan kehidupan di bumi mungkin juga di planet lain
dengan menyediakan air. Proses pemanasan dan penguapan awan lalu
hujan yang menyebabkan siklus hidrologi akhirnya memancarkan mata
air. Kehidupan diperkirakan bermula dari laut yang hangat, di dalam Al-
Qur’an Surat Al-Anbiya Ayat 30 yang menyebutkan semua makhluk hidup
berawal dari air.

7
Lahirnya kehidupan di Bumi dimulai dari makhluk bersel tunggal
dan tumbuh-tumbuhan yang menarik proses lahirnya kehidupan yang
dimulai dari tumbuh-tumbuhan terkait dengan skenario Allah menyiapkan
kehidupan di Bumi. Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis
menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Adanya
oksigen diperlukan oleh sebagian besar makhluk hidup bergerak yakni
binatang dan manusia.

f. Masa Keenam
َ َ ُ َ َۡ ُ َّ َ َ َ ۡ َ
٣٣ ‫ َمتَٰ ٗعا لك ۡم َو ِۡلنع َٰ ِمك ۡم فإِذا‬٣٢ ‫ٱۡل َبال أ ۡر َسى َٰ َها‬
ِ ‫و‬
32) Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, 33) (semua
itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

Berdasarkan Surat An-Naziat Ayat 32-33, masa keenam ini


menceritakan lahirnya binatang dan manusia setelah adanya prasyarat
yang utama yaitu adanya air dan oksigen terpenuhi. Proses geologis
akibat pergeseran lempeng benua yang memunculkan gunung-gunung
juga merupakan persiapan fisik yang memberikan keseimbangan dari
gerakan bumi untuk kepentingan kehidupan manusia sebagai khalifah di
bumi. Masa terakhir dalam penciptaan alam semesta inilah manusia
sudah bisa hidup di bumi, karena prasyarat kebutuhan utama agar
manusia dapat bertahan hidup, seperti oksigen, air, makanan yang bisa
di dapatkan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan sudah terpenuhi.

B. Beragam Fenomena Alam dalam Pandangan Sains dan Al-Qur’an


Fenomena alam di alam semesta ini sangatlah beragam yang
membuat kita takjub akan bagaimana fenomena tersebut bisa terjadi. Adapun
ragam fenomena alam dalam pandangan sains dan Al-Qur’an di antaranya
yaitu:

1. Fenomena Ledakan Big Bang


Ledakan Bigbang bukan lagi fenomena yang asing di telinga kita,
Big Bang merupakan suatu peristiwa yang menjadi awal mula proses
pembentukan alam semesta yang didasarkan dari kajian kosmologi
mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta. Teori
menyebutkan bahwa awalnya ledakan Big Bang ini karena alam semesta
dalam keadaan panas dan padat, yang mengembang secara terus menerus.

8
Semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan
kemudian terpisah-pisah. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik
tunggal dan ledakan inilah yang disebut dengan Big Bang atau ledakan
raksasa dari satu titik tunggal (Rahmawati & Nurhasanah Bakhtiar, 2018).
Ilustrasi mengenai ledakan Big Bang dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.3 Ilustrasi Ledakan Big Bang


(Sumber: pxfuel.com)

Peristiwa ledakan Big Bang ini juga diperkuat dengan firman Allah
SWT. di dalam Surat Fusihlat Ayat 11-12, sebagai berikut.
ََٓ َ ٗ ۡ َ َۡ ً ۡ َ َ ۡ َ ۡ َ ََ َ َ َ ٞ َ ُ
َ ِ ‫ٱلس َمآءِ َو‬َّ ‫ى إ ََل‬ َ ۡ َّ ُ
‫ۡرض ٱئت ِيا طوًع أو كرها قاَلا‬ ِ ‫ِه دخان فقال لها ول ِۡل‬ ِ ٰٓ ‫ثم ٱست َو‬
َّ‫ك َس َمآء أَ ۡم َر َها َو َز َّينا‬َ ُ َٰ َ ۡ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َٰ َ َ َ ۡ َ َّ ُ َٰ َ ََ َ ٓ َ َََۡ
ُۚ ٍ ِ ‫ني وأوح ِِف‬ ِ ‫ات ِِف يوم‬ ٖ ‫ فقضىهن سبع سمو‬١١ ‫أتينا طائِعِني‬
ۡ َ ۡ‫ِير ٱل‬
ُ ‫يح َوح ِۡف ٗظا ُۚ َذَٰل َِك َت ۡقد‬ ُّ ‫ٱلس َما ٓ َء‬
َ ‫ٱدل ۡن َيا ب َم َصَٰب‬
١٢ ‫يز ٱل َعل ِي ِم‬
ِ ِ ‫ز‬ ‫ع‬ ِ ِ
َّ

11) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa".
Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". 12) Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-
tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-
bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

2. Fenomena Gerhana Matahari Total


Gerhana matahari terjadi pada saat ijtima’ (konjungsi), yaitu ketika
matahari, bulan dan bumi berada pada suatu garis lurus (Mujab, 2023).
Fenomena gerhana sering sekali terjadi baik gerhana bulan maupun

9
matahari. Gerhana matahari terjadi karena sinar matahari pada siang hari
terhalang oleh bulan sehingga keadaaan yang terang berangsur-angsur
menjadi gelap seperti menjelang malam, sehingga bayangan bulan
mengenai sedikit bagian permukaan bumi. Karena ukuran bulan yang lebih
kecil, maka hanya sedikit saja permukaan bumi yang mengalami kegelapan.
Ilustrasi mengenai gerhana matahari total dapat dilihat pada Gambar 2.4
berikut.

Gambar 2.4 Ilustrasi Gerhana Matahari Total


(Sumber: pxfuel.com)

Peristiwa gerhana matahari total (GMT) ini menurut teori hanya


akan tampak di sebuah jalur kecil di permukaan bumi, atau di sebagian
wilayah saja, dan biasanya diakhiri dengan gerhana matahari sebagian.
Peristiwa gerhana ini juga disebutkan di dalam AL-Qur‟an secara tersirat
dalam Surat Ibrahim Ayat 33, seperti sebagai berikut.

َ ‫ك ُم َّٱَلۡ َل َوٱنلَّ َه‬


٣٣ ‫ار‬
ُ َ َ َّ َ َ ۡ َ ٓ َ َ َ َ ۡ َ َ ۡ َّ ُ ُ َ َ َّ َ َ
‫نيِۖ وسخر ل‬
ِ ‫وسخر لكم ٱلشمس وٱلقمر دائِب‬
33) Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang
terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu
malam dan siang.

Hanya Allah saja yang bisa berkomunikasi dengan keduanya,


gerhana adalah fenomena yang hanya dialami oleh matahari dan bulan,
sebagai tanda keduanya tetap tunduk/sujud dengan apa yang Allah
amanatkan. Fenomena inilah yang dapat dilihat oleh manusia baik
menggunakan mata telanjang ataupun dengan bantuan alat seperti teleskop,
di mana keduanya masih beredar pada garis edarnya sesuai dengan
perintah Allah.

10
3. Fenomena Hujan Darah
Hujan berwarna merah atau hujan darah lebih umum dari pada yang
dikira. Menurut para ilmuwan di NASA Earth Observatory, catatan terkait
fenomena tersebut bisa ditelusuri setidaknya sejak tahun 191 sebelum
masehi. Saat itu, hujan berwarna merah memicu histeria di Senat Romawi
Kuno. Bahkan hingga kini, fenomena ini juga terjadi di Siberia tahun 2018,
menurut NASA sebagian besar insiden hujan merah berasal dari debu
berwarna di gunung sahara, yang dapat terbawa keeropa dan laut tengah
oleh angin kencang, foto hujan darah di Siberia Rusia dapat dilihat pada
Gambar 2.5 berikut. Kadang-kadang kepulan debu tersebut tertiup di bawah
awan badai, bercampur dengan hujan yang turun, dan sampai ke tanah
dengan rona berkarat samar. Menurut NASA, partikel debu yang berbeda
menghasilkan warna hujan yang berbeda, yang hanya terjadi ketika ada
banyak senyawa oksida besi (iron oxide) yang mengambang di tengah-
tengah debu di udara dan turun bersama air yang tumpah dari langit.

Gambar 2.5 Fenomena Hujan Darah di Rusia


(Sumber: istore.com)

Sebelumnya pada tahun 2008 di sebuah komunitas kecil di La


Siera, Choco, Kolombia. hujan berwarna yang dipastikan oleh bakteriolog
setempat sebagian darah jatuh. Sebagian sampel yang di ambil untuk
dianalisis hasilnya menunjukan bahwa itu adalah darah (Santoso & Hening
Widowati, 2020). Di dalam Al-Qur‟an surat Al-A’raf ayat 133 Sesungguhnya
Allah SWT. Telah memperingatkan akan adanya peristiwa ini.

11
َ َّ َ ُّ َ َ َّ َ َ َ َّ َ َ َّ ُ ۡ َ َ َ ۡ َ َ َ ُّ ُ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ َ َ
ٖ َٰ ‫ت مفصل‬
‫ت‬ ٖ َٰ ‫ٱۡل َراد وٱلقمل وٱلضفادِع وٱدلم َءاي‬‫فأرسلنا علي ِهم ٱلطوفان و‬
ۡ ُّ ٗ ۡ َ ْ ُ َ َ ْ ُ َ ۡ َ ۡ َ
َ ‫ُّمرم‬
١٣٣ ‫ِني‬ ِ ‫فٱستكَبوا وَكنوا قوما‬
133) Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan
darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan
mereka adalah kaum yang berdosa.

4. Fenomena Hujan Meteor


Hujan meteor merupakan fenomena yang terjadi setiap tahun,
menurut para ilmuwan di Planetarium Abrams, hujan meteor memang benar-
benar terjadi beberapa kali sepanjang tahun. Fenomena hujan meteor ini ada
hubungannya dengan komet. Beberapa para ilmuan mengatakan bahwa
fenomena hujan meteor terjadi ketika bumi melintasi orbit komet dan melalui
lintasannya (Imron et al., 2019). Kemudian, mengambil partikel kecil seperti
debu yang tersisa dari komet jatuh melewati atmosfer dan terbakar ketika
jatuh kebumi, cahaya itulah yang biasa disebut hujan meteor. Fenomena
hujan meteor dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.6 Fenomena Hujan Meteor


(Sumber: space.com)

Astronom juga mengklaim bahwa hujan meteor tahunan terjadi


ketika puing-puing yang ditinggalkan oleh komet “swift tuttle” dan memiliki
133 tahun orbit. Hujan meteor juga Allah tuliskan secara tersirat di dalam Al-
Qur’an Aurat Al-Mulk Ayat 5.

َ ‫ِلش َيَٰ ِطني َوأَ ۡع َت ۡدنَا ل َ ُه ۡم َع َذ‬


‫اب‬
َّ َ ٗ ُ ُ َ َٰ َ ۡ َ َ َ َ َٰ َ َ َ ۡ ُّ َ ٓ َ َّ َّ َّ َ ۡ َ َ َ
‫ولقد زينا ٱلسماء ٱدلنيا بِمصبِيح وجعلنها رجوما ل‬
ِۖ ِ
َّ
٥ ِ‫ٱلسعِري‬

12
5) Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-
bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan
Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.

C. Asal Usul Manusia Menurut Al-Qur’an


Al-Qur’an menyebutkan tentang asal mula penciptaan manusia
menggunakan beberapa lafadz yang berbeda. Di antara lafadz-lafadz yang
sering digunakan Al-Qur’an dalam mengungkapkan asal mula penciptaan
manusia adalah sebagai berikut:

1. Turab
Para mufassir dalam memaparkan turab dengan kata tanah
sekalipun dalam kamus diartikan dengan kata debu atau serbuk tanah yaitu
sesuatu yang berukuran sangat kecil. Penciptaan manusia dalam Al-Qur’an
diungkapkan melalui kata turab yang berarti “tanah” yaitu “sesuatu yang
renik”. Jadi manusia diciptakan dari zat renik, yaitu sel telur yang sangat kecil
(Gozali, 2016), yang dapat tumbuh menjadi bayi melalui tahapan dalam
rahim seorang ibu. Allah SWT mendeskripsikan manusia yang tercipta dari
tanah, kemudian setelah berproses menuju kesempurnaannya dihembuskan
ruh, terdapat dalam Surat Shaad Ayat 71-72.
ۡ َ َ َ ُ ُ ۡ َّ َ َ َ
ُ ‫خ‬ َ ٗ َ َ ُۢ ُ َ َ َ ٰٓ َ ‫ك ل ِلۡ َم‬ َ ُّ َ َ َ ۡ
‫ت فِيهِ مِن‬ ٖ ‫لئِكةِ إ ِ ِّن خَٰل ِق بَشا مِن ط‬
‫ فإِذا سويتهۥ ونف‬٧١ ‫ِني‬ ‫إِذ قال رب‬
َ ‫سجد‬ َ ُ َ ْ ُ َ َ ِ ُّ
٧٢ ‫ِين‬ ِ َٰ ‫وح فقعوا َلۥ‬ ‫ر‬
71) (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya
Aku akan menciptakan manusia dari tanah". 72) Maka apabila telah
Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku;
maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".

2. Nuthfah
Salah satu kata yang sering digunakan Al-Qur’an dalam
menyebutkan asal mula penciptaan manusia adalah nuthfah. Nuthfah adalah
sesuatu yang menetes atau sesuatu yang mengalir. Dengan demikian kata
tersebut menunjukkan air yang ingin tetap dalam suatu wadah atau tempat
yang telah kosong (Kurniawati & Nurhasanah Bakhtiar, 2018). Setetes air
yang dimaksud adalah setetes air sperma dalam Surat Al-Qiyamah Ayat 37.

13
َٰ َ ‫ن ُي ۡم‬ ُ َ ََۡ
َ ِ ‫ك ُن ۡط َف ٗة َمِن َّم‬
٣٧ ‫ن‬ ٖ ‫ألم ي‬
37) Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim).

Para ahli bahasa mendefinisikan huruf min dalam kalimat di atas


dengan sebagian. Hal tersebut telah terbukti secara ilmiah yang menyatakan
bahwa air mani mengandung sperma 99%. yakni, produk kalenjar prostat,
gelembung sperma, dan lainnya. Satu pancaran mani membawa 200 juta
sperma, sedangkan yang membuahi ovum hanya satu sperma saja,
demikianlah yang menyebabkan nuthfah dinamakan sebagai air yang
dipancarkan.

3. Alaqah
َ ۡ َ َ َ َ ََ ۡ ۡ َۡ َ َ َٗ ۡ َ ََ ۡ َۡ َ َ ََٗ َ َ َۡ َ ُ
‫ث َّم خلق َنا ٱنلُّ ۡطفة َعلقة فخلق َنا ٱل َعلقة ُمضغة فخلق َنا ٱل ُمضغة عِظَٰ ٗما فك َس ۡونا ٱلعِظَٰ َم‬
َ ‫خَٰلِق‬ َ ۡ ُ َ ۡ َ ُ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ ً ۡ َ ُ َٰ َ ۡ َ َ َّ ُ ٗ ۡ َ
١٤ ‫ِني‬ ‫َلما ثم أنشأنه خلقا ءاخر ُۚ فتبارك ٱَّلل أحسن ٱل‬
14) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Fase alaqah ini merupakan proses perkembangan embrio dari fase


nutfah sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat al-Mu’minun Ayat 14
Alaqah adalah sejenis darah yang bergumpalan dan kental. Dikatakan juga
karena sifat lembab dan bergantung pada sesuatu yang dilaluinya. Pendapat
ini mendekati benar karena alaqah memang bukan darah, pendapat kedua
benar karena sifat lembab dan bergantung pada sesuatu yang dilaluinya.
Para ulama terdahulu memaknai alaqah sebagai segumpal darah, tetapi dari
hasil penelitian ilmiah modern yang dilakukan mengartikannya sebagai
sesuatu yang bergantung atau menempel di dinding rahim. Kemudian
alaqah masuk kedalam selaput rahim hingga bercampur dan menyatu
dengan sempurna. Lalu terbentuklah aliran darah diantara alaqah dan rahim
yang membuatnya tumbuh dan berkembang (Iqbal, 2023).

14
4. Mudghah
Mudghah ini merupakan awal pembentukan anggota tubuh dalam
lapisan janin. Setelah embrio terbentuk menjadi tiga tingkatan pada minggu
ketiga, mulai terlihat ciri-ciri pertama susunan saraf dan aliran darah.
Perkembangan cikal bakal manusia minggu ke-3, semakin banyak sel
menyebar kemudian membentuk lempeng. Lempeng yang terbentuk pada
minggu ketiga ini merupakan lempeng pembentuk jantung. Jantung pada
cikal bakal manusia merupakan organ yang terbentuk paling awal,
selanjutnya pembentukan saraf, kerangka tubuh dan membran anus
(Adegoke, 2006).

5. Idzam (Fase Pembentukan Tulang)


Tahap pembentukan tulang ini dimulai dengan bentuk yang seperti
daging dengan lekukan dan tonjolan pada masa mudghah, dengan cepat
berubah menjadi sesuatu dengan bakal organ yang mulai nampak,
walaupun bentuk manusia masih belum Nampak dengan jelas.
Pembentungan tulang akan semakin berbentuk mirip manusia setelah pada
tahapan berikutnya tulang itu di selimuti otot dan daging. Bagian kepala,
lengan, kedua bentuk mata dan kedua bibir mulai tampak (Iqbal, 2023).

6. Lahm (Fase Pembentukan Daging)


Kemudian tulang belulang tersebut dibungkus dengan daging dan
otot. Dalam proses ini bagian-bagian dari sel pada embrio akan berubah
bentuk dan mulai membentuk organ-organ berukuran besar. Salah satu
yang berkembang pertama kali adalah tulang tengkorak. Proses ini
kemudian diikuti oleh pembentukan otot, telinga, mata ginjal, jantung dan
organ-organ lainnya. Dalam tahap ini (pembentukan tulang dan daging)
manusia sudah memiliki bentuk yang sempurna secara fisik (Kiptiyah, 2014).

7. Fase Penyempurnaan Penciptaan Manusia


Masa penciptaan telah terjadi pada periode sebelumnya. Oleh
karena itu, periode ini adalah periode pemeliharaan dan penumbuhan janin
yang telah tercipta. Pada tahap ini Allah sudah meniupkan ruh kepada janin
tersebut. Sehingga ia menjadi makhluk dalam bentuk lain yang memiliki

15
pendengaran, penglihatan, dan organ lain yang sudah sempurna (Lisin,
2019).

D. Tahap Perkembangan Pertumbuhan Manusia dalam Pandangan Al-Qur’an


Kejadian manusia pada awalnya terjadi karena pembuahan
(fecondation) dalam saluran telur atau tuba fallopii. Ada suatu telur (ovum) yang
memisahkan dari ovarium pada saat terjadi siklus menstruasi, yang
menyebabkan pembuahan oleh sperma laki-laki atau yang lebih populer
dengan sebutan spermatozoa. Satu sel benih sudah memadai dan cukup,
walaupun ia mengandung puluhan juta spermatozoa (Santoso & Hening
Widowati, 2020).
Al-Qur’an memberikan gambaran dengan sangat jelas dan terperinci,
bahwa periode yang dilalui janin seperti yang dijalani setiap manusia setelah
diciptakan dari nuthfah. Kemudian menjadi segumpal darah, dan selanjutnya
menjadi segumpal daging. Periodesasi janin yang telah dijelaskan pada Surat
Al-Hajj Ayat 5 sebagai berikut.
ُ َ ُّ
‫اب ث َّم مِن ن ۡطفةٖ ث َّم‬
ُ
‫ر‬
ُ َٰ َ ۡ َ َ َّ َ ۡ َ ۡ َ َ ۡ َ
َ ُ‫كم َمِن ت‬ ‫ن‬ ‫ق‬ ‫ل‬‫خ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫ف‬ ‫ث‬ ‫ع‬‫ٱۡل‬ ‫ِن‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ِف‬ ‫م‬ ُ ‫اس إن ُك‬
ۡ ‫نت‬ ُ َّ‫ي َأ ُّي َها ٱنل‬
ٰٓ َ
ٖ ِ ِ ٖ ِ ِ
َ َۡ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َّ َ ُ ۡ َ َ َ َّ َ ُّ َ ۡ ُّ َّ ‫م ِۡن َعلَ َقةٖ ُث‬
‫َل‬ ٰٓ ِ ‫ام َما ن َ َشا ٓ ُء إ‬
ِ ‫ك ۡ ُۚم َونُق ُِّر ِِف ٱۡل ۡر َح‬ ‫ري ُّملقةٖ ِنلب ِني ل‬ ِ ‫غ‬ ‫و‬ ‫ة‬
ٖ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ُّم‬ ‫ة‬
ٖ ‫غ‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ِن‬ ‫م‬ ‫م‬
ُ َُُ ْ ُ ٗۡ ُۡ ُ ٗ َ
‫َّف َومِنكم َّمن‬
ُ َٰ َّ ‫ِنكم َّمن ُي َت َو‬ُ ُ ُ
‫أ َج ٖل ُّم َس َّم ث َّم ُن ِر ُجك ۡم طِفَل ث َّم َلِ َ ۡبلغ ٓوا أش َّدك ۡمۖ َوم‬
َ ۡ َ َ َٓ َ ٗ َ َ َ َ ۡ ََ َ ۡ َ ۡ َ َ َ ۡ َ َ َ ُّ َ ُ
‫نزنلَا َعل ۡي َها‬ ‫َشٔاُۚ وترى ٱۡلۡرض هامِدة فإِذا أ‬ ٗ ‫َل أ ۡرذ ِل ٱل ُع ُم ِر ل ِك ۡيَل َي ۡعل َم ِم ُۢن َب ۡع ِد عِل ٖم‬ ٰٓ ِ ‫يرد إ‬

٥ ‫يج‬ ‫ه‬َ‫ك َز ۡوِۢج ب‬ َُ


‫ِن‬ ‫م‬ ‫ت‬ۡ ‫ۢنب َت‬ َ َ‫ت َوأ‬ ۡ َ‫َت ۡت َو َرب‬ ۡ ََٓۡ
َّ َ ‫ٱه‬ ‫ٱلماء‬
ٖ ِ ِ
5) Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,
agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang
Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan
dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,
supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami

16
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Berdasarkan ayat tersebut proses pertumbuhan manusia menurut Al-


Qur’an berurutan baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern secara
terperinci pada abad ke-15. Jika kita menelusuri periode pertumbuhan janin
sejak dari hari pertama pertumbuhan, maka akan kita temukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Hari pertama, secara cepat setelah berlalu 30 jam dari pembuahan,
dimulailah pembelahan sel janin manusia menjadi dua bagian. Pada tahap
ini jika ditakdirkan bagi manusia mendapatkan anak kembar yang serupa
maka pembelahan sel akan sempurna.
2. Hari keenam, janin siap memasuki tahap penempelan pertama ke rahim.
3. Akhir minggu pertama, janin masih berbentuk sel-sel yang serupa dan
dimulainya periode alaqah atau segumpal darah.
4. Minggu kedua, dimulainya proses pembentukan segumpal darah hari
kesembilan dan berakhir sekitar hari kesebelas serta dimulainya
pembentukan lapisan mikrobiologis eksternal (epidermis) dan internal
(endodermis).
5. Minggu ketiga, merupakan minggu terpenting dalam kehidupan janin dan
terjadinya perubahan secara cepat. Janin terbentuk pada periode ini setelah
terbentuknya lapisan medium mesoderm, di sini dimulai masa segumpal
darah yang tidak sempurna bentuknya. Setelah itu terjadi perubahan-
perubahan penting diseluruh bagian tubuh janin yang berubah dari bentuk
bola yang menyerupai sel ke tubuh memanjang. Sehingga, dapat dibedakan
awal tubuh yang akan menjadi kepala dan akhir tubuh yang akan menjadi
kaki. Seluruh perubahan dan pembentukan dimulai dari kepala menuju kaki.
Maka, terjadilah alur sepanjang tubuh yang memanjang. Lalu, berlangsung
perpaduan kedua ujungnya dari depan menuju belakang di tengah minggu
menjadi saluran atau pipa yang menyerupai permulaan pembentukan sel
saraf yang membesar dimuka untuk menjadi kepala. Dari pembesaran ini
dibentuk dua pembesaran ke samping yang akan menjadi otak. Pada
periode ini, muncul dua tonjolan kecil di samping dua pembesaran. Tonjolan
pertama akan menjadi telinga dan tonjolan kedua akan menjadi mata. Maha
Suci Allah Pencipta yang menyebutkan di dalam ayat-ayat-Nya tentang
pendengaran yang diikuti dengan penglihatan.

17
6. Minggu keempat, jantung muncul dalam bentuk pipa sederhana. Kemudian
muncul isi perut yang lain secara berurutan: hati, limpa, ginjal, pankreas, dan
lain sebagainya. Setelah itu muncul pipa dalam bentuk yang lain tanpa
lubang dan keras, yang akan menjadi tulang belakang. Kemudian timbul
anggota badan janin yang lain seperti tangan dan kaki. Dari penjelasan di
atas terbuktilah kemukjizatan ilmiah terbesar yang digambarkan Al-Qur’an
tentang periodeisasi janin.

E. Tahap Perkembangan Manusia Menurut Embriologi


Embriologi merupakan bagian dari kajian biologi perkembangan
(developmental of biology). Biologi perkembangan adalah ilmu yang
mempelajari tentang perubahan progresif struktur dan fungsi tubuh dalam hidup
makhluk hidup. Sedangkan embriologi adalah studi mengenai embrio dengan
penekanan kepada pola-pola perkembangan embrio (Haviz, 2014).
Embriologi menjadi bagian dari ruang lingkup biologi perkembangan.
Karena Biologi perkembangan ruang lingkupnya lebih luas, sampai kepada
perkembangan pasca lahir dengan penekanan kepada masalah, konsep dan
prinsip perkembangan. Manusia terbentuk diawali oleh pertemuan sebuah sel
telur (ovum) dengan sebuah sel sperma (spermatozoa). Pertemuan ini
menghasilkan noktah yang disebut zigot. Di dalam perut ibu, zigot lama-
kelamaan akan tumbuh berkembang menjadi janin. Pada manusia, proses
pertumbuhan janin di dalam perut ibu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
pertumbuhan janin trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga.
Satu trimester itu adalah selama 13 minggu atau kurang lebih tiga bulan.

1. Tahapan Perkembangan janin Trimester Pertama


Trimester pertama merupakan waktu pembentukan dan
perkembangan pesat dari semua sistem dan organ tubuh bayi. Semua cikal
bakal organ penting janin terbentuk di trimester ini. Yang harus diperhatikan
benar, kurun waktu ini amat rawan terhadap kemungkinan terjadi kecacatan
fatal (Santoso & Hening Widowati, 2020).
a. Bulan Pertama
Minggu ke-1 merupakan tahap perkembangan awal janin.
Kurang lebih satu jam setelah proses peleburan sel telur dan sel sperma,
semua aspek pendukung kehidupan, berupa materi genetik yang disebut

18
gen, saling dipertukarkan. Minggu ini sebenarnya masih periode
menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal
perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid
terakhir. Proses pembentukan antara sperma dan sel telur yang
memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam
rahim. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu)
dan oksigen.
Minggu ke-2 pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. jam
setelah dibuahi, sel telur akan membelah menjadi dua. Sambil terus
membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim.
Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai
berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang
ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada
endometrium.
Minggu ke-3 sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin
belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah
menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit.
Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
Minggu ke-4, Darah mulai mengalir dari plasenta ke janin.
Plasenta adalah organ sistem sirkulasi antara ibu dan embrio. Melalui
plasenta ini, ibu memberi nutriens dan oksigen ke embrio. Tumbuh jari-
jari pada tangan, memiliki kaki, paha, dan organ dalam mulai tumbuh,
seperti: lidah, esofagus, dan lambung. Selain itu, ginjal, hati, kantung
empedu, dan pancreas berkembang untuk beberapa hari. Paru-paru
mulai berkembang, kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk. Muka, organ
indera, dan organ reproduksi mulai terbentuk, dengan ukuran embrio
sekitar 2 hingga 3,5mm, jantung mulai berdenyut dan sistem peredaran
darah sudah melaksanakan fungsinya meski masih dalam taraf yang
sangat sederhana. Ilustrasi embrio berusia 1 bulan dapat dilihat pada
Gambar 2.7 berikut.

19
Gambar 2.7 Embrio Berusia 1 Bulan
(Sumber: id.theasianparent.com)

b. Bulan Kedua
Minggu ke-5 dan 6, embrio diperkirakan berukuran antara 5-7
mm. Pembentukan organ-organ tubuh seperti telinga dan alat
pencernaan makin sempurna. persentase perkembangan embrio sudah
lebih besar dibanding dari minggu-minggu sebelumnya, yaitu 5 mm.
Bentuknya melengkung seperti udang. Pada minggu ini kepala dan leher
sudah mulai muncul, dan mata yang letaknya masih berjauhan juga
sudah ada. Selain itu hidung yang masih berbentuk tonjolan sudah mulai
terlihat walaupun masih kecil. Pada minggu ini juga peredaran darah dan
organ-organ penting tubuh seperti ginjal, hati sistem pencernaan sudah
mulai terbentuk.
Minggu ke-7, di minggu ini besarnya embrio seukuran kuku jari
kelingking atau 1 cm, tangan sudah mulai ada dan berkembang dengan
cepat. Tonjolan-tonjolan yang di minggu sebelumnya masih tampak pada
rangka, pada minggu ini sudah jelas. Pada akhir minggu ke-8, ukuran
embrio mencapai kisaran 2731 mm. Secara keseluruhan embrio makin
menyerupai bayi dengan taksiran berat sekitar 13-15 gram. Semua organ
tubuh juga mulai bekerja, meski belum sempurna.
Pada akhir minggu ke-8, ukuran embrio mencapai kisaran 2731
mm. Secara keseluruhan embrio makin menyerupai bayi dengan taksiran
berat sekitar 13-15 gram. Semua organ tubuh juga mulai bekerja, meski
belum sempurna. Tubuh embrio semakin menyerupai bayi. Cikal bakal

20
mata janin tampak berupa dua bintik hitam. Ilustrasi embrio berusia 2
bulan dapat dilihat pada Gambar 2.8 berikut.

Gambar 2.8 Embrio Berusia 2 Bulan


(Sumber: id.theasianparent.com)

c. Bulan Ketiga
Minggu ke-9, perkembangan janin di minggu ini, si embrio ganti
nama menjadi janin. Panjang si janin ini sekarang adalah 3 cm dengan
berat sekitar 2 gr, dia sudah punya tangan yang besarnya sekacang kapri
dan jari sudah mulai terbentuk. Kaki sudah membentuk lutut dan jari. Di
minggu ini organ genital sudah mulai terlihat jelas. Minggu ke-10, Panjang
janin 4,5 cm dengan berat 5 gr. Rahang atas dan bawah sudah terbentuk
dan janin sudah mulai memproduksi air seni. Bentuk janin sudah hampir
menyerupai manusia. Darah dan sel-sel tulang mulai terbentuk.
Minggu ke-11, organ tubuh sudah terbentuk dengan lengkap dan
mulai berfungsi. Panjang sekitar 6 cm, dengan berat 10 gr. Rambut, kuku
pada jari tangan dan kaki sudah tumbuh. Janin sudah mulai bergerak dan
bisa meluruskan tubuhnya, bahkan mengubah posisinya. Minggu ke-12,
struktur yang telah terbentuk akan terus bertumbuh dan berkembang kian
sempurna. Di usia 3 bulan, sistem saraf dan otot janin mencapai tingkat
kematangan. Selain bernapas, kini janin juga mulai mampu mencerna
makanan. Ilustrasi janin berusia 3 bulan dapat dilihat pada Gambar 2.9
berikut.

21
Gambar 2.9 Janin Berusia 3 Bulan
(Sumber: id.theasianparent.com)

2. Tahapan Pertumbuhan Janin Trisemester Kedua


Pertumbuhan janin di trimester kedua ditandai dengan percepatan
pertumbuhan dan pematangan fungsi seluruh jaringan dan organ tubuh.
a. Bulan Keempat
Minggu ke-13 panjang janin ditaksir sekitar 65-78 mm dengan
berat kira-kira 20 gram. Pada minggu ini, seluruh tubuh janin ditutupi
rambut-rambut halus yang disebut lanugo. Pada minggu ke-16, panjang
janin mencapai taksiran 12 cm dengan berat kira-kira 100 gram. Refleks
gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana, biasanya terasa
sebagai kedutan. Di usia ini, janin juga mulai mampu mengenali dan
mendengar suara-suara dari luar kantong ketuban. Termasuk detak
jantung ibu bahkan suara-suara di luar diri si ibu, seperti suara gaduh atau
teriakan maupun sapaan lembut. Pada bulan keempat, janin sudah peka
terhadap suara-suara dari luar perut ibunya.

b. Bulan Kelima dan Keenam


Pada bulan kelima dan keenam, berat dan panjang janin
semakin semakin meningkat. Pada minggu ke-18 taksiran panjang janin
adalah 14 cm dengan berat sekitar 150 gram. Pada minggu ke-
21,beratnya sekitar 350 gram dengan panjang kira-kira 18cm. Pada
minggu ke-21 ini, berbagai sistem organ tubuh mengalami pematangan
fungsi dan perkembangan. Pada bulan kelima, janin mulai aktif mencari
tahu sekelilingnya. Di usia ini janin mulai aktif mencari tahu apa saja yang
terdapat di sekelilingnya, bahkan bagian dari kehidupannya. Dia sering

22
meraba-raba kantonq amnion (ketuban) dengan kedua tangan mungilnya.
Kalau bosan bermain dengan kantong amnion, janin akan mencoba
menyentuh tubuhnya sendiri.

3. Tahapan Pertumbuhan Janin Trisemester Ketiga


Pada trimester ketiga, masing-masing fungsi organ tubuh semakin
matang. Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering,
sementara denyut jantungnya pun kian mudah didengar.
a. Bulan Ketujuh
Pada minggu ke-29, berat janin sekitar 1250 gram dengan
panjang rata-rata 37 cm. Kelahiran bayi prematur mesti diwaspadai
karena umumnyan meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik
maupun mentalnya. Pada minggu ke-32, berat bayi berkisar 1800-2000
gram dengan panjang tubuh 42 cm.

b. Bulan Kedelapan
Pada minggu ke-33 berat janin lebih dari 2000 gram dan
panjangnya sekitar 43 cm. Pada minggu ke-35, secara fisik bayi
berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2450 gram, Namun yang
terpenting, mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-
parunya. Ini sangat penting karena kematangan paru-paru sangat
menentukan kemampuan si bayi untuk bertahan hidup.

c. Bulan Kesembilan
Pada minggu ke-36,berat bayi harusnya mencapai 2500 gram
dengan panjang 46 cm. Pada minggu ke-37, dengan panjang 47 cm dan
berat 2950 gram, di usia ini bayi dikatakan siap lahir karena seluruh fungsi
organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi
biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir, kendati sebagian
kecil di antaranya dengan posisi sungsang. Pada minggu ke38, berat bayi
sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm. Meski biasanya akan ditunggu
sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di usia
kehamilan 38 minggu. Di usia kehamilan 38 minggu, bayi mencapai berat
sekitar 3250 gram dengan panjang sekitar 49 cm. Pada minggu ke-40,
panjang bayi mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram
dan siap dilahirkan.

23
F. Tahap Perkembangan Manusia Menurut Evolusi
Sebelum hidup dalam dunia modern ini, manusia sudah lebih dulu
membangun kehidupan pada zaman prasejarah. Hal ini ditandai dengan
adanya teori evolusi yang mempercayai bahwa terdapat manusia purba yang
menjadi nenek moyang umat manusia. Manusia purba diyakini sudah tinggal di
bumi ini sekitar 4 juta tahun yang lalu. Manusia purba adalah manusia penghuni
bumi pada zaman prakarsa atau prasejarah, yaitu zaman ketika manusia belum
mengenal tulisan. Secara fisik manusia purba mempunyai kemiripan dengan
manusia modern sekarang (homo sapiens), namun dalam hal kecerdasan
masih rendah (volume otak <1200 cc) dibandingkan dengan manusia moden.
Terdapat 4 jenis manusia purba di dunia, yang berperan penting dalam
mata rantai evolusi manusia yang tersebar di Afrika, Asia, dan Eropa, yaitu
Australopithecus, Homo Habilis, Homo Heidelbergensis, dan Homo
Neanderthalensis.
1. Australopithecus
Kelompok pertama, genus Australopithecus, berarti "kera dari
selatan," seperti yang telah disebutkan. Diperkirakan makhluk ini pertama
kali muncul di Afrika sekitar 4 juta tahun yang lalu, dan hidup hingga 1 juta
tahun yang lalu. Terdapat banyak spesies yang berlainan diantara
Australopithecine. Evolusionis beranggapan bahwa spesies Australo-
pithecus tertua adalah A. afarensis. Setelah itu muncul A. africanus, dan
kemudian A. robustus, yang memiliki tulang relatif lebih besar. Khusus untuk
A. Boisei, beberapa peneliti menganggapnya sebagai spesies lain,
sementara yang lainnya sebagai sub-spesies dari A. Robustus. Ilustrasi
Australopithecus dapat dilihat pada Gambar 2.10 berikut.

Gambar 2.10 Australopithecus


(Sumber: humanorigins.si.edu)

24
2. Homo habilis
Kemiripan besar antara rangka dan struktur tengkorak dari austral-
pithecine dan simpanse, serta ditolaknya pernyataan bahwa makhluk ini
berjalan tegak, telah menyebabkan kesulitan besar. Sebagaimana yang
tersirat dari nama genusnya, Homo berarti manusia, Homo erectus adalah
spesies manusia, dan kerangkanya tegak. Kapasitas tengkoraknya dua kali
lebih besar daripada Australopithecus. Peralihan langsung dari
Australopithecus kera yang mirip dengan simpanse ke Homo erectus yang
rangkanya tidak berbeda dengan manusia modern adalah tidak mungkin.
Oleh karena itu, dibutuhkan "penghubung” yaitu, bentuk peralihan. Gagasan
mengenai Homo habilis muncul dari kebutuhan ini. Ilustrasi Homo habilis
dapat dilihat pada Gambar 2.11 berikut.

Gambar 2.11 Homo habilis


(Sumber: howhumanshaveevolved.weebly.com)

3. Homo erectus
Homo erectus menjadi nenek moyang dugaan, baik bagi Neandertal
maupun kita sendiri (Anton, 2003). Fosil Homo erectus awal berasal dari
Afrika (kadang-kadang disebut Homo ergaster) adalah manusia purba yang
diketahui telah memiliki proporsi tubuh manusia seperti modern dengan kaki
yang relatif memanjang dan lengan pendek dibandingkan dengan ukuran
batang tubuh. Hal ini menunjukkan telah beradaptasi dengan berjalan di atas
dua kaki lebih terbuka, lingkungan padang rumput, bukan berayun dari
cabang ke cabang pohon. Ilustrasi Homo erectus dapat dilihat pada Gambar
2.12 berikut.

25
Gambar 2.12 Homo erectus
(Sumber: artsandculture.google.com)

4. Homo neanderthal
Neanderthal (Homo neanderthalensis) adalah manusia yang secara
tiba-tiba muncul 100.000 tahun yang lalu di Eropa, dan kemudian
menghilang, atau terasimilasi dengan ras yang lain, dengan tenang tetapi
cepat sekitar 35.000 tahun yang lalu. Satu-satunya perbedaan mereka dari
manusia modern adalah bahwa rangka mereka lebih tegak dan kapasitas
tengkorak mereka sedikit lebih besar. Ilustrasi Homo neanderthalensis dapat
dilihat pada Gambar 2.13 berikut.

Gambar 2.13 Homo neanderthalensis


(Sumber: humanorigins.si.edu)

5. Homo sapiens
Homo sapiens kuno adalah tahapan terakhir sebelum manusia
masa kini dalam skema evolusi. Kenyataannya, evolusionis tidak bisa
berkata banyak tentang fosil-fosil ini karena terdapat hanya sedikit sekali
perbedaan antara mereka dan manusia modern. Beberapa peneliti bahkan

26
menyatakan bahwa wakil dari ras ini masih hidup saat ini, dan menunjuk
penduduk asli Australia sebagai contohnya. Seperti Homo sapiens (kuno),
penduduk asli Australia juga memiliki alis mata tebal yang menonjol, struktur
rahang bawah yang melengkung ke dalam, dan kapasitas tengkorak yang
sedikit lebih kecil. Ilustrasi Homo sapiens dapat dilihat pada Gambar 2.14
berikut.

Gambar 2.14 Homo sapiens


(Sumber: mirror.co.uk)

27
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Awal mula kehidupan merupakan salah satu hal yang sangat banyak
dipertentangkan berdasarkan sudut pandang, baik sudut pandang sains
maupun sudut pandang Al-Qur’an. Sudut pandang sains memiliki teori awal
mula kehidupan yaitu Teori Abiogenesis dan Teori Biogenesis. Sedangkan
menurut sudut pandang Al-Qur’an Allah menciptakan langit dan bumi itu
dalam enam masa dengan berbagai tahapan dan jangka waktu yang tidak
sebentar serta adanya fenomena-fenomena alam yang beragam seperti
fenomena ledakan Big Bang, fenomena gerhana matahari total, fenomena
hujan darah, da fenomena hujan meteor.
2. Al-Qur’an mengungkapkan asal mula penciptaan manusia di antaranya dari
turab (tanah), nuthfah (pembuahan sel sperma terhadap sel telur), Alaqah
(segumpal dalah yang mengental dan membeku), Mudghah (segumpal
daging), Idzam (proses pembentukan tulang belulang), dan Lahm (proses
pembalutan tulang belulang dengan daging).
3. Embriologi menjadi bagian dari ruang lingkup biologi perkembangan. Karena
Biologi perkembangan ruang lingkupnya lebih luas, sampai kepada
perkembangan pasca lahir dengan penekanan kepada masalah, konsep dan
prinsip perkembangan. Manusia terbentuk diawali oleh pertemuan sebuah
sel telur (ovum) dengan sebuah sel sperma (spermatozoa). Pertemuan ini
menghasilkan noktah yang disebut zigot. Di dalam perut ibu, zigot lama-
kelamaan akan tumbuh berkembang menjadi janin. Pada manusia, proses
pertumbuhan janin di dalam perut ibu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
pertumbuhan janin trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga.
Satu trimester itu adalah selama 13 minggu atau kurang lebih tiga bulan.
4. Teori evolusi yang mempercayai bahwa terdapat manusia purba yang
menjadi nenek moyang umat manusia. Secara fisik manusia purba
mempunyai kemiripan dengan manusia modern sekarang (homo sapiens),
namun dalam hal kecerdasan masih rendah (volume otak <1200 cc)
dibandingkan dengan manusia moden. Terdapat 4 jenis manusia purba di

28
dunia, yang berperan penting dalam mata rantai evolusi manusia yang
tersebar di Afrika, Asia, dan Eropa, yaitu Australopithecus, Homo habilis,
Homo heidelbergensis, dan Homo neanderthalensis.

B. Saran
Adapun saran kami selaku penyusun terhadap materi bahasan pada
makalah ini adalah untuk selalu mensyukuri nikmat Allah dan segala tanda-
tanda kebesarannya, karena banyak sekali fenomena-fenomena alam yang
sulit dijelaskan oleh sains ternyata sudah dijelaskan jauh dalam Al-Qur’an.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca guna menambah
pengetahuan dan sebagai refleksi diri sebagai hamba Sang Pencipta.

29
DAFTAR LITERATUR

Adegoke, K. A. (2006). A Re-evaluation of the relationship between Islam and


natural Science: Human Embryonic and Fetal development as a Case
Study. Nigerian Association for the Study and Teaching of Religion and
Natural Sciences (NASTRENS).

Agustina, D. (2020). Dasar Biomedik 3. UIN Sumatera Utara.

Anton, S. C. (2003). Natural History of Homo erectus. YEARBOOK OF PHYSICAL


ANTHROPOLOGY, 122(37).

Brutu, P. B., Liza Nuru Rahmi, Lidya Rahmayani, Reni Juni Lestari, Dewi Yulika, &
Dewi Yulika Harahap. (2022). Sistematic Literature Review:
Pengembangan Media Pembelajaran Teori Abiogenesis SMA Kelas XII.
Best Journal (Biology Education, Sains and Technology), 5(2).

Gozali, A. (2016). Proses Asal Kejadian Adam dalam Pandangan Achmad Baiquni:
Sebuah Pendekatan Tafsir Ilmi. Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin, 2(1).

Haviz, M. (2014). Konsep Dasar Embriologi: Tinjauan Teoretis. Jurnal Sainstek,


VI(1).

Imron, M. A., Sodikin, & Romlah. (2019). Meteor Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan
Sains. Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, 2(3).

Iqbal, M. N. (2023). Proses Kehamilan Dalam Tafsir Al-Jawahir Dan Ilmu


Kebidanan. Journal Khafi : Journal of Islamic Studies, 1(1).

Kiptiyah. (2014). Embriologi Dalam al-Qur’an. UIN Maliki Press.

Kurniawati, E. & Nurhasanah Bakhtiar. (2018). Manusia Menurut Konsep Al-


Qur`an dan Sains. JNSI: Journal of Natural Science and Integration, 1(1).

Lisin. (2019). Embriologi Manusia Dalam Perspektif Kitab Tafsir Mafatih al-Ghaib
(Karya Fakhruddin arRazi) dan Relevansinya dengan Ilmu Embriologi
Modern. UIN Sunan Ampel.

Mujab, S. (2023). Gerhana; Antara Mitos, Sains, Dan Islam. YUDISIA: Jurnal
Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam, 14(1).

30
Rahmawati, R. D. & Nurhasanah Bakhtiar. (2018). Pembelajaran IPA Berbasis
Integrasi Islam-Sains pada Pokok Bahasan Penciptaan Alam Semesta dan
Tata Surya. JNSI: Journal of Natural Science and Integration, 1(2).

Santoso, H. & Hening Widowati. (2020). Biosains dalam Al-Qur’an (Telaah Biologi
dalam Kajian Al-Quran dan Hadist). CV. Laduny Alifatama.

Taufik, L. M. (2019). Teori Evolusi Darwin: Dulu, Kini Dan Nanti. Jurnal Filsafat
Indonesia, 2(3).

31

Anda mungkin juga menyukai