Anda di halaman 1dari 93

SIKAP TABAYYUN DALAM AL-QUR’AN MENURUT MUFASSIR

DAN KONTEKSTUALISASI PADA PROBLEMATIKA


PEMBERITAAN MEDIA SOSIAL

Skripsi:

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu
al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:

BRIAN RAFSANJANI

NIM: E73211100

JURUSAN ILMU AL-QUR` AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2018
ABSTRAK

Brian Rafsanjani, sikap tabayyun dalam al-qur’an menurut mufassir dan kontekstualisasi
pada problematika pemberitaan media sosial
Saat ini media sosial merupakan media komunikasi yang efektif, tranparasi dan efisien
serta memiliki peran penting sebagai agen perubahan dan pembaharuan. Penggunaan media sosial
sebagai jembatan untuk membantu proses peralihan masyarakat yang tradisional ke masyarakat
yang modern, khususnya untuk mentransfer informasi pembangunan yang dilaksanakan
pemerintah kepada masyarakatnya. Sebaliknya masyarakat dapat menyampaikan informasi
langsung kepada pemerintah tentang berbagai hal terkait dengan pelayanan yang diterima.
Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan dunia menjadi tanpa batas. Teknologi
informasi saat ini selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan
peradaban manusia, sekaligus menjadi arena efektif perbuatan melawan hukum. Indonesia
merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah India dan Amerika yang mengalami
permasalahan serius soal penyebaran berita palsu (Fake News/Hoax).
Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini bersifat kepustakaan (library
research) dan menggunakan metode mawd}u>’i> (tematik), yaitu mengumpulkan ayat-ayat Alquran
yang berkaitan dengan tabayyun, kemudian membahasnya secara komprehensif dengan merujuk
pada pendapat para ahli tafsir kenamaan. Upaya tabayyun yang disarikan dari penafsiran Alquran
dengan melihat secara seksama terhadap semua faktor yang menyebabkan timbulnya seseorang
tidak melakukan tabayyun serta semua hal-hal yang mendukung atau mempengaruhinya.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa menurut berbagai pendapat mufassir Allah telah
mengajak manusia untuk: a) janganlah terburu-buru saat menerima berita meskipun itu dari orang
fasik ataupun orang iman sendiri, b) jangan mudah men-share (menyebarkan) berita jika belum
pasti kebenarannya, c)lakukan klarifikasi setiap kita menerima berita atau pun sesuatu yang belum
jelas keadaannya,

Kata kunci: Alquran, media sosial, berita

iii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


iv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


vi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM …………………………………………………………. ii

ABSTRAK …………………………………………………………………... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ……………………………… iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI .…………………………...............v

PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………………….vi

MOTTO ………………………………………………………………………….vii

PERSEMBAHAN ………………………………………………………………. viii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ix

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. xi

PEDOMAN TRANSLITERASI …………………………………………… xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1

B. Idenifikasi Masalah .............................................................................11

C. Rumusan Masalah................................................................................ 12

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 12

E. Metodolodgi Penelitian ...................................................................... 13

F. Telaah Pustaka ...................................................................................... 16

G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 18

BAB II : GAMBARAN UMUM TABAYYUN DAN PROBLEMATIKA


MEDIA SOSIAL

A. Definisi Tabayyun .............................................................................. 19

xi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1. Terminologi Tabayyun Dalam Alquran ................................... 20

2. Pengunaan Tabayyun..................................................................... 26

3. Resiko Meninggalkan Tabayyun................................................ 29

4. Cara Bertabayyun dalam Islam................................................... 32

B. Problematika Media Sosial............................................................... 33

1. Media Sosial ..................................................................................... 33

2. Problematika Media Sosial di Masyarakat .............................. 40

BAB III : KONSEP TABAYYUN MENURUT PARA MUFASSIR

A. Tabayyun Menurut Mufassir ........................................................... 43

1. Penafsiran Ibnu Katsir tentang ayat-ayat Tabayyun ............. 43

2. Penafsiran M.Quraish Shihab tentang ayat-ayat Tabayyun 50

3. Penafsiran Hamka tentang ayat-ayat Tabayyun..................... 57

B. Makna Tabayyun dalam Al-Hujurat dan Surah An-Nisa’ ...... 64

BAB IV : ANALISIS TABAYYUN TERHADAP MEDIA SOSIAL

A. Analisis .................................................................................................. 66

B. Penggunaan Tabayuun dalam Bermedia Sosial ......................... 71

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 81

B.Saran ........................................................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA

xii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alquran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Rasul-

Nya Muhammad SAW yang berisikan pedoman untuk dijadikan petunjuk, baik

pada masyarakat yang hidup di masa turunnya maupun masyarakat sesudahnya,

hingga akhir zaman. 1

Alquran adalah firman Allah yang mutlak benar, berlaku sepanjang zaman

dan mengandung ajaran dan petunjuk tentang berbagai hal yang berkaitan dengan

kehidupan manusia di dunia ini dan di akhirat nanti. Ajaran dan petunjuk Alquran

tersebut berkaitan dengan berbagai konsep yang sangat dibutuhkan oleh manusia

dalam mengarungi kehidupan didunia ini dan diakhirat kelak. 2

Pada dasarnya setiap manusia menghendaki hidup dalam kehidupan yang

tenang, tentram, berkecukupan, mapan, bahagia, dan sejahtera, meskipun tidak

selamanya kemauan dan keinginan tersebut tercapai.

Permasalahan zaman globalisasi ini adalah para liberalisme yang memegang

kekuasaan negeri ini dengan tidak memperhatikan aspek kejujuran dalam

memutuskan semua masalah. Sebagai kaum muslim yang memegang teguh

1
Umar Shihab, Kontekstualias al-Qur’an: kajian tematik atas ayat-ayat hukum dalam al- Qur’an
(Jakarta: Penamadani, 2005), 38.
2
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan(Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy) (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2002), 1.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


2

Alquran sebagai sumber ajaran yang utama seyogyanya untuk melakukan

tabayyun/cross-check dalam memutuskan semua masalah.

Globalisasi informasi dan komunikasi merupakan gejala yang umum bagi

manusia modern. Tak terkecuali dunia Muslim, globalisasi informasi telah

menciptakan ketegangan-ketegangan baru, akibat semakin meningkatnya akses

masyarakat terhadap informasi. 3

Di zaman modern sekarang ini banyak kemajuan teknologi informatika dan

teknologi elektronik. Sepanjang hari, sejak bangun tidur hingga tidur kembali,

masyarakat disuguhi berbagai informasi oleh beragam media. Radio dan televisi

mengudara dan diterima sampai kekamar-kamar tidur. Koran, dengan berbagai

aliran, sejak mata terbuka telah menghidangkan aneka berita dari yang ringan

hingga yang menyesakkan dada. Di luar rumah, orang disuguhi selebaran, iklan,

dan aneka informasi yang terbentang di jalan-jalan, bahkan dibagikan secara gratis.

Tiba di tempat kerja, orang mendengar berita, isu, rumor, termasuk yang tidak

diberitakan oleh media massa.

Teknologi informasi dilihat dari kata penyusunan terdiri dari teknologi dan

informasi. Secara mudahnya, teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia

terhadap proses penyampaian indormasi dari bagian pengiriman ke penerima

sehingga pengiriman informasi tersebut lebih efisien. 4

3
Muhyar Fanani, Membumikan Hukum Langit (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008), 60.
4
Muhammad Hasim, Belajar menjadi pakar informasi teknologi (Bekasi: Adhi Aksara Abdi
Indonesia, 2010), 1.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


3

Dengan adanya teknologi informasi ini, semua yang berkaitan dengan

teknologi dan informasi yang disampaikan akan menghasilkan beberapa

keuntungan dan kemudahan, di antaranya:

1. Informasi akan lebih cepat

2. Informasi akan lebih luas sebaranya, dan

3. Informasi akan lebih lama penyimpanannya. 5

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

menyangkut hubungan antara orang perorangan, antar kelompok manusia. Apabila

dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur,

berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-

aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Walaupun orang-

orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar

tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing sadar akan adanya

pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf

orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat,

minyak wangi, suara berjalan, dan sebagainya semuanya itu menimbulkan kesan

didalam pikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan

dilakukannya. Fokus interaksi dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri.

Sebagaimana dijelaskan oleh sosiologi bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting

dalam seluruh kehidupan manusia. 6

5
Ibid.
6
Soerjono Soekanto, Peranan Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 212-213.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


4

Pada era globalisasi seperti sekarang ini kebutuhan untuk berinteraksi

menjadi semakin meningkat, penemuan teknologi informasi (internet) yang

berkembang secara pesat, kemudian teknologi itu mengubah bentuk masyarakat,

dari masyarakat dunia lokal menjadi masyarakat dunia global. Perkembangan

teknologi informasi tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global,

namun mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat,

sehingga tanpa di sadari manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu

kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity). 7

Belum lagi internet yang menyajikan tidak hanya informasi formal dan

baku, tetapi juga informasi tanpa formalitas, bahkan tanpa kejelasan identitas

informannya. Pertunjukan-pertunjukan senipun, baik di layar lebar, layar kaca, atau

di atas pentas, tidak luput dari informasi dengan tujuan-tujuan yang dapat

mempengaruhi atau mengacaukan pikiran para penontonnya. Dalam era ini tidak

jarang fitnah disuguhkan sebagai kebenaran, maksiat dikemas dalam hiburan, dan

keburukan manusia menjadi siaran. 8

Media sosial memiliki andil besar dalam mempermudah manusia untuk

bersosialisasi dan berinteraksi. Media sosial memicu banyak perubahan manusia

dalam bersosialisasi. Hal ini sesuai dengan tujuan awal mengapa media sosial

dibuat, yaitu memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain di

seluruh dunia untuk menjalin pertemanan baru, berbisnis, berpolitik, dan bahkan

mencari pasangan hidup.

7
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta: Lencana, 2006), 163-164.
8
M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), 337- 338.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


5

Media sosial tidak hanya berguna sebagai media komunikasi saja,

melainkan menjadi sumber informasi cepat, hal ini dapat dilihat ketika informasi

yang tersedia di media sosial jauh lebih cepat sampai dan menyebar dari pada

informasi dari media lainnya, tidak jarang berita seperti bencana alam, berita

kriminal, kecelakaan lalu lintas dan lain sebagainya yang belum tampil di layar

televisi namun sudah dapat lebih dulu diketahui oleh masyarakat melalui media

sosial.

Saat orang menerima berita dari berbagai media, mereka cenderung cepat

menyebar luaskan kembali. Tanpa memeriksa kebenaran dalam suatu berita

tersebut, hal ini bertolak belakang dengan sikap yang harus dilakukan oleh umat

muslim seperti yang tertulis dalam surah al-Hujarat ayat 6, berikut ini:

ْ ‫ﺼﯿﺒ‬
‫ُﻮا ﻗَ ۡﻮ ۢ َﻣﺎ ﺑِ َﺠ ٰﮭَﻠَ ٖﺔ‬ ُ ۢ ‫ٰﯾَٓﺄَﯾﱡﮭَﺎ ٱﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ َءا َﻣﻨُ ٓﻮ ْا إِن َﺟﺎٓ َء ُﻛﻢۡ ﻓَﺎ ِﺳ‬
ِ ُ‫ﻖ ِﺑﻨَﺒَ ٖﺈ ﻓَﺘَ َﺒﯿﱠﻨُ ٓﻮ ْا أَن ﺗ‬

َ‫ُﻮا َﻋﻠَ ٰﻰ َﻣﺎ ﻓَ َﻌ ۡﻠﺘُﻢۡ ٰﻧَ ِﺪ ِﻣﯿﻦ‬


ْ ‫ﺼﺒِﺤ‬
ۡ ُ‫ﻓَﺘ‬

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu. 9
Allah SWT memerintahkan agar benar benar meneliti berita yang dibawa

oleh orang-orang fasik dalam rangkah mewaspadinya, sehingga tidak ada seseorang

yang memberikan keputusan berdasarkan perkataan orang fasik tersebut, dimana

pada saat itu orang fasik tersebut berpredikat sebagai seorang pendusta dan berbuat

kekeliruan, sehingga orang yang memberikan keputusan berdasarkan ucapan orang

9
Tim Penyusun, Alquran dan Terjemahnya, Lajnah Pentashih Mushaf Alquran Departemen
Agama RI (Jakarta,1989), 842.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


6

fasik itu berarti dia telah mengikutinya dari belakang. Padahal Allah SWT telah

melarang untuk mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan. Dari sini

pula, beberapa kelompok ulama melarang untuk menerima riwayat yang diperoleh

dari orang yang tidak diketahui keadaanya karena adanya kemungkinan orang

tersebut fasik. 10

Ayat ini, menurut banyak ulama, turun menyangkut kasus al-Walid ibn

Uqbah Ibn Abi Mu’ith yang ditugaskan Nabi SAW menuju ke Bani al-Musthalaq

untuk memungut zakat. Ketika anggota masyarakat yang dituju itu mendengar

tentang kedatangan utusan Nabi SAW yakni al-Walid, mereka keluar dari

perkampungan mereka untuk menyambutnya sambil membawa sedekah mereka,

tetapi al-Walid menduga bahwa mereka akan menyerangnya. Karena itu ia kembali

sambil melaporkan kepada Rasul SAW bahwa Bani al-Musthalaq enggan

membayar zakat dan bermaksud menyerang Nabi SAW. Rasul SAW marah dan

mengutus Khalid ibn Walid menyelidiki keadaan sebenarnya sambil berpesan agar

tidak menyerang mereka sebelum duduk persoalan menjadi jelas. Khalid. mengutus

seorang informannya menyelidiki perkampungan Bani al-Musthalaq yang ternyata

masyarakat desa itu mengumandangkan adzan dan melaksanakan shalat berjamaah.

Khalid kemudian mengunjungi mereka lalu menerima zakat yang telah mereka

kumpulkan. Riwayat lain menyatakan bahwa justru mereka yang datang kepada

Rasul SAW menyampaikan zakat sebelum Khalid ibn al-Walid melangkah ke

perkampungan mereka. 11

10
M. Abdul Ghoffar, Tafsir ibn Katsir, Jil 5 (Surabaya: Pustaka Asy-Syafi’I, 2001), 717.
11
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2009), 587.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


7

Ayat ini juga sama menerangkan adab yang harus diperhatikan oleh orang-

orang yang berakal, yaitu apabila ada orang fasik yang memberitahukan kepada

mereka suatu berita, maka hendaknya mereka menelitinya dan tidak langsung

menerima beritanya, karena jika demikian terdapat bahaya yang besar dan terjatuh

ke dalam dosa. Hal itu karena jika berita orang fasik menempati posisi berita orang

yang yang benar lagi adil sehingga dibenarkan dan dilanjutkan konsekwensinya

tentu akan menimbulkan bahaya, seperti binasanya jiwa dan harta tanpa alasan yang

benar sehingga membuat seseorang menyesal. Oleh karena itu, yang wajib dalam

menerima berita orang fasik adalah tabayyun (memeriksa dengan teliti), jika ada

dalil dan qarinah (tanda) yang menunjukkan kebenarannya, maka diberlakukan dan

dibenarkan. Tetapi jika dalil dan qarinah menunjukkan kedustaannya, maka

didustakan dan tidak diberlakukan. Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa berita orang

yang jujur adalah diterima dan bahwa berita orang yang berdusta adalah ditolak,

sedangkan berita orang fasik, maka tergantung dalil dan qarinah.

Dan mengenai berita yang perlu dikonfirmasi adalah berita penting,

ditunjukkan dengan digunakannya kata naba’ untuk menyebut berita, bukan kata

khabar. M. Quraish Shihab membedakan makna dua kata itu. “Kata naba’

menunjukkan berita penting, sedangkan khabar menunjukkan berita secara umum.

Alquran memberi petunjuk bahwa berita yang perlu diperhatikan dan diselidiki

adalah berita yang sifatnya penting. Adapun isu-isu ringan, omong kosong, dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


8

berita yang tidak bermanfaat tidak perlu diselidiki, bahkan tidak perlu didengarkan

karena hanya akan menyita waktu dan energi. 12

Perintah memeriksa ini diungkapkan oleh Alquran dalam kata

fatabayyanu>. Makna kata tersebut akan semakin mantap untuk fahami dengan

memperhatikan bacaan al-Kisa’i dan Hamzah, yang membaca kata tersebut

dengan fatatsabbatu>. Kedua kata tersebut memiliki makna yang mirip. Asy-

Syaukani di dalam Fath al-Qadir menjelaskan, tabayyun maknanya adalah

memeriksa dengan teliti, sedangkan tatsabbut artinya tidak terburu-buru

mengambil kesimpulan seraya melihat berita dan realitas yang ada sehingga

jelas apa yang sesungguhnya terjadi. Atau dalam bahasa lain, berita itu harus

dikonfirmasi, sehingga merasa yakin akan kebenaran informasi tersebut untuk

dijadikan sebuah fakta.

Islam tidak menghendaki umatnya melakukan perkataan dusta dan

kebohongan bila mengemukakan suatu pendapat, atau memutar balikan ayatayat

Allah. Islam tidak menganjurkan fitnah atau berburuk sangka kepada pihak lain.

Untuk itulah, Islam telah menetapkan sejumlah norma kebebasan berbicara,

misalnya: hendaklah pembicaraan yang diucapkan itu pembicaraan yang baik,

bukan perkataan yang kotor dan jorok, bukan pembicaraan yang menghasut,

memfitnah, menjelekkan pribadi seseorang, dan bukan pula pembicaraan yang

menjurus kepada timbulnya dampak curiga-mencurigai. Hendaklah apa yang

dibicarakan itu perkataan yang obyektif dan benar. Apapun yang diucapkan

12
M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), 262.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


9

seseorang, harus dipertanggungjawabkan kebenaran isinya kepada Allah dan

manusia. 13

Lantas bagaimana dengan zaman sekarang, generasi abad 21 yang semakin

sukar mencari sosok yang jujur dan senantiasa beri’tikad baik dalam setiap berita

dan informasi yang disampaikan. Sebuah informasi memiliki peran yang sangat

besar pada masyarakat, karena media massa di era zero gap antar manusia ini

memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mempengaruhi perubahan budaya, norma

dan etika, terlebih karakteristik generasi abad 21 ini lebih memiliki jiwa konsumtif

dengan fasilitas memanjakan yang ada pada abad ini.

Oleh karena adanya perkembangan teknologi informasi (dunia maya) yang

sangat cepat, hasil kerja jurnalistik telah memasuki ruang yang begitu dekat dengan

kehidupan manusia. Manusia tidak akan merasa kesulitan lagi untuk mendapatkan

informasi, hingga manusia yang bukan siapa-siapa bisa menjadi terkenal hanya

karena faktor teknologi dunia maya yang tidak bisa memverifikasi keaslian

informasi itu. Terlebih lagi sekarang ini sosial media yang semakin menjamur dan

berita yang disampaikan sangat bebas tanpa filter.

Forum Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan

Singapura (MABIMS) sepakat untuk menggalakkan edukasi kepada para pemuda

di negara anggotanya agar dapat memanfaatkan sarana media sosial dengan bijak

dan positif. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan salah satu

rumusan hasil MABIMS 18 melahirkan kesepahaman perlunya gerakan bersama

13
Basri Iba Asghary, Solusi Al-Qur‟an Tentang Problema Sosial Politik Budaya (Jakarta: Rineka
Cipta, 1994), 255.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


10

mengoptimalkan energi para pemuda dalam memanfaatkan media sosial untuk

kegiatan kewirausahaan, ekonomi, serta membuat aplikasi yang berguna bagi

masyarakat. Di samping itu, edukasi juga diperlukan untuk mengembangkan tradisi

tabayyun atau melakukan konfirmasi terkait informasi yang beredar di media sosial.

Menurutnya, era digital adalah hal niscaya dan tidak bisa dielakkan. Masalah

muncul karena keterlambatan upaya dalam menyiapkan masyarakat untuk

memahami hakikat dunia maya. 14

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mencari kejelasan suatu

informasi, yaitu sebagai berikut.

1. Pastikan sumber informasi lihat kompetensi sumber yang dijadikan

rujukan informasi, apakah ia memiliki kompetensi dan apakah ia terkenal

selalu menyampaikan informasi yang benar. Asrorun mengingatkan,

dalam hadist, bila sosok yang dijadikan sumber kerap menyebarkan

kebohongan, runtuhlah kredibilitasnya sebagai sumber yang terpercaya.

Selain itu, bila informasi yang didapat berupa pemberitaan media massa,

cek kembali apakah media tersebut terpercaya.

2. Isi Pastikan isi informasi berisi kebenaran

3. Waktu dan tempat latar waktu dan tempat informasi yang didapat adalah

benar. Dalam hal ini, 15

14
Esthi Maharani, Menag empat negara sepakat kembangkan Tbayyun medsos, diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/12/07/ohs7r9335-menag-empat-negara-
sepakat-kembangkan-tabayyun-medsos, pada tanggal Kamis 4 Oktober 2017.
15
Natisha Andarningtyas, MUI: tabayyun sebelum share informasi, diakses dari
http://www.antaranews.com/berita/634354/mui-tabayyun-sebelum-share-informasi, pada tanggal
Kamis 4 Oktober 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


11

Di sini lah peran pentingnya sikap tabayyun. Setiap informasi yang diterima

hendaknya perlu dicermati benar kebenaranya, agar tidak tersesat dan ikut

menyesatkan.

Sayangnya, tabayyun sepertinya masih kurang membudaya di masyarakat.

Informasi diterima dan disebar tanpa filterisasi dan klarifikasi yang cukup. Bahkan

dengan kurang mempertimbangkan keilmuan dan pemahamanya yang terbatas,

serta mengesampingkan rasa empati terhadap orang lain, sering memberikan

pendapat dan kesimpulan yang seolah merasa paling benar dengan

mengatasanamakan kemerdekaan berekspresi dan keterbukaan informasi.

Beberapa sikap yang dapat menyebabkan seseorang tidak bertabayyun

diantaranya ialah sikap sombong, egois, fanatik, merasa sudah paham, dan malas

mencari kebenaran. Kenyataan tersebut secara tidak langsung menunjukan kualitas

sikap masyarakat yang masih rendah. Tidak heran jika di media sosial tidak jarang

menemui tulisan atau pernyataan yang secara jelas bernada saling cela, saling ejek,

saling berprasangka buruk, dan saling menggunjing yang bila diusut, akar dari

permasalahan tersebut sebenarnya adalah kurangnya sikap tabayyun.

B. Identifikasi Masalah

Dari pemaparan lataar belakang masalah di atas ditemukan beberapa

permasalahan yang teridentifikasi, di antaranya adalah:

1. Tabayyun dalam Alquran

2. Pengertian tabayyun

3. Cara Ber-tabayyun

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


12

4. Akibat tidak mau tabayyun

5. Hasil dari Ber-tabayyun

6. Pengertian media sosial

7. Menyaring isu dalam berita/informasi di media sosial

8. Ber-media sosial yang bijak

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penafsiran para ulama’ terhadap terminologi tabayyun dalam
Alquran?
2. Bagaimana konstektualisasi ayat Alquran tentang tabayyun pada pemberitaan
media sosial?
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan dari penulisan

skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendiskripsikan penjelasan para mufassir terhadap terminologi

tabayyun dalam ayat Alquran yang berhubungan dengan media sosial.

b. Untuk merumuskan cara ber-media sosial yang baik dan bijak menurut tafsir

Alquran.

2. Kegunaan Penelitian

a. Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan melengkapi penelitian

bertemakan tabayyun sebelumnya yang sudah ada.

b. Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan

dan pembelajaran oleh para akademisi, para pemuda dan pengguna media

sosial.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


13

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

pendekatan kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang

diamati. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah

kepustakaan (library research) yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan

dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta

mengolah bahan penelitian. 16

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

pendekatan kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang

diamati. 17

3. Sumber Data

Data yang diambil dalam penelitian ini bersumber dari dokumen dokumen

pustaka yang terdiri dari dua sumber, yaitu:

a. Sumber Primer

Sumber Primer adalah data autentik atau data yang berasal dari sumber

pertama. 18 Adapun sumber primer yang menjadi acuan adalah

16
Mestika Zed, Metodologi Penelitian Kepustakaan (Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004),
36.
17
Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012), 51.
18
Hadiri Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gajah Mada Unversity
Press, 1991), 216.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


14

1. Alquran dan Terjemahnya Mushaf Alquran Departemen Agama RI,

2. Tafsir al- Azhar karya Hamka,

3. Tafsir fi Dzilalil Quran karya Sayyid Quttub,

4. Tafsir Alquran al Adzim Karya Ibnu Katsir dan,

5. Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab.

b. Sumber Sekunder

Sumber Sekunder yaitu data yang materinya secara tidak langsung

berhubungan dengan masalah yang diungkapkan. 19 Sumber data sekunder

merupakan buku penunjang yang melengkapi sumber data primer dan

membantu studi analisis terhadap penafsiran tentang ayat-ayat tabayyun

dalam al-Qur‟an. Sumber sekunder diantara lainya.

1. Pengantar Ilmu Alquran dan Tafsir karya Siti Aminah

2. Kontekstualias Alquran: kajian tematik atas ayat-ayat hukum dalam

Alquran karya Umar Shihab

3. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan(Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy) karya

Abuddin Nata

4. Membumikan Hukum Langit karya Muhyar Fanani

5. Secercah Cahaya Ilahi (Hidup Bersama Alquran) karya M. Quraish

Shihab

6. Wawasan Alquran karya M. Quraish Shihab

19
Hadiri Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gajah Mada
Unversity Press, 1991), 217.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


15

7. Lentera Alquran,Kisah dan Hikmah Kehidupan karya M. Quraish

Shihab

8. Membumikan Alquran: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan

Masyarakat karya M. Quraish Shihab

9. Solusi Alquran Tentang Problema Sosial Politik Budaya karya Basri

Iba Asghary

10. Sejarah dan Pengantar Ilmu Alquran karya Hasby Ash-Shiddieqi

11. Metode Penelitian karya Syaifudin Azwar

12. Memilih Bersama Rasulullah karya Alwi Shahab

13. Pengantar Metodologi Penelitian karya Jusuf Soewadji

14. Metodologi Penelitian Kepustakaan karya Mestika Zed

15. Sepuluh Inti Perintah Allah karya Achmad Zurzani.

16. Dll.

4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan

informasi atau fakta-fakta yang dipakai untuk mengumpulkan informasi atau

fakta-fakta dilapangan. 20 Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, majalah, dan sebagainya. 21

5. Metode Analisis Data

20
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian
(Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014),.208.
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Rineka Cipta,
1998), 206.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


16

Secara semantik, tafsir maudhu’i berarti penafsiran al-Qur’an menurut tema

atau topik tertentu. Dalam bahasa indonesia biasa diterjemahkan dengan tafsir

tematik. 22

Semua data yang terkumpul, baik primer maupun sekunder diklasifikasi dan

dianalisis sesuai dengan sub bahasan masing-masing. Selanjutnya dilakukan

telaah mendalam atas karya-karya yang memuat objek penelitian dengan

menggunakan analisis isi, yaitu suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi

pesan dan mengolahnya dengan tujuan menangkap pesan yang tersirat dari satu

atau beberapa pernyataan dengan melibatkan beberapa pendapat para mufassir.23

F. Telaah Pustaka

Dari penelusuran diatas, penulis belum menemukan sebuah karya yang

membahas secara khusus tabayyun dalam Alquran, Maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam.

1. Makna Tabayyun dalam Alquran (Studi Perbandingan Antara Tafsir

Al-Muyassar dan Tafsir Al-Misbah), Dina Nasicha, skripsi pada

fakultas ushuluddin dan humaniora UIN Walisongo, 2016, Sekripsi ini

membahas secara khusus komparasi pemikiran M.Quraish Shihab dan

Aidh al-Qarni dalam tafsir tentang ayat tabayyun, baik dari segi metode

maupun pandangannya.

2. Jurnalistik dan konsep Tabayyun dalam Alquran : Analisis tayangan

infotaiment kiss di Indosiar, Amirulloh, skripsi pada fakultas dakwah

22
usman, Ilmu tafsir (Yogyakarta: Teras,, 2008),311
23
Idris, “Makna Tabdzir dalam Al-Qur‟an” (Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Tafsir Hadis
Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Ampel, 2012), 15.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


17

dan komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, dalam skripsi ini dia

mengemukakan Tabayyun merupakan salah satu sikap yang sangat

penting untuk selalu dipraktekan dalam kehidupan bermasyarakat.

Banyak pertikaian dan perselisihan baik dalam skala terkecil, seperti

antar dua orang individu hingga skala terbesar seperti peperangan

global, disebabkan oleh tuduhan-tuduhan tidak benar atau pemahaman

keliru dalam membaca sikap orang lain.

3. Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam Surat al-Hujurat (Studi atas

penafsiran Ahmad Mustafa al-Maragi dalam tafsir al-Maragi),

Muhammad atohillah, skripsi pada Fakultas Ushuluddin Studi agama

dan pemikiran Islam, Jurusan Tafsir Hadis, UIN Sunan Kalijaga. Dalam

skripsi ini dikemukakan bahwa setiap orang bermasyarakat pasti ada

konflik beretangga atau berinteraksi sosial. Dan untuk memecahkan

atau mencari solusi dalam konflik sosial oleh penulis supaya

diekambaliakn ke Alquran.

Dalam karya-karya tersebut di atas masih ada ruang yang belum dibahas

yakni penafsiran Tabayyun dengan pengguna media sosial. Dengan ini merasa perlu

untuk melakukan penelitian lebih mendalam. Hal ini karena dalam karya-karya

tersebut tidak dibahas masalah Tabayyun dan pengguna media sosial secara

komprehensif, sehingga dalam hal ini sangat diperlukan mengkaji lebih dalam

masalah Tabayyun.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


18

G. Sistematika Pembahasan
Agar pembahasan ini tidak keluar dari jalur yang telah ditentukan dan agar

lebih sistematis susunannya, maka skripsi ini dibagi dalam lima bab dengan

sistematika sebagai berikut:

Bab I berisi tentang Pendahuluan yang mencakup: Latar Belakang Masalah,

Rumusam Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Kajian Pustaka, Metode

Penulisan, Sistematika Penulisan.

Bab II berisi tentang tinjauan umum tentang gambaran umum tabayyun dan

Komunikasi yang meliputi: Pengertian tabayyun, metode tabayyun Dalam Islam,

pengertian internet, media sosial, dll (yang berhubungan dengan media sosial).

Bab III mengemukakan konsep tabayyun menurut para mufassir, yang

meliputi ayat-ayat tentang tabayyun serta penafsiran para mufassir tentang ayat-

ayat tabayyun.

Bab IV menyajikan analisis tabayyun menurut Alquran dan kontekstualisasi

tabayyun terhadap pemberitaan media sosial

Bab V merupakan penutup yang memuat uraian kesimpulan yang berisi

jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah

dan saran-saran yang dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk kajian lebih lanjut.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


BAB II
GAMBARAN UMUM TABAYYUN DAN PROBLEMATIKA
MEDIA SOSIAL

A. Definisi Tabayyun

Ayat Alquran memberi pedoman dan tuntunan pada manusia dalam

berbagai aspek, misalnya politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Salah satu

tuntunan yang dibahas oleh Alquran adalah selektif dalam menerima dan

menyampaikan informasi. Atmosfer perubahan yang didorong oleh kemajuan

teknologi informasi yang terus berkembang, memaksa setiap manusia untuk

menggunakannya sebagai media untuk mendapatkan berbagai macam informasi.

Oleh karena itu, masyarakat harus cerdas dan selektif serta kritis dalam menerima

setiap informasi. Dalam bahasa Alquran, sikap selektif dan kritis tersebut

diistilahkan dengan tabayyun. Perintah tabayyun ini semakin penting, ketika

fenomena perpecahan umat yang disebabkan prasangka semakin menguat. 1

Tabayyun itu sendiri secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang

sesuatu hingga jelas dan benar keadaannya. Sedangkan secara istilah adalah

meneliti dan menyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik

dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya. 2

Meski istilah ini terkesan dari budaya atau bahasa Arab, namun terminologi

tabayyun ini menarik dan relevan dalam mengatasi persoalan yang terjadi saat ini,

khususnya dalam pemanfaatan media sosial, baik itu ketika menerima dan

1
Mawardi Siregar, “Tafsir Tematik Tentang Seleksi Informasi”, Jurnal At-Tibyan, Vol. 2 No.1
(Juni 2017), 144-145.
2
Marzani Anwar, ” Pentingnya Tabayyun”, https://marzanianwar.wordpress.com/2009/09/05
pentingnya-tabayyun/ (Kamis, 23 November 2017, 18.15).

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


20

menyampaiakn informasi. Tabayyun sendiri mengandung makna, pentingnya

memeriksa kebenaran dengan teliti mengenai suatu kabar atau informasi, agar tidak

menjadi musibah bagi sebuah bangsa atau bagi masyarakat yang akan menjadi

penyesalan dikemudian hari.

1. Terminologi Tabayyun Dalam Alquran

Pengertian terminologi adalah suatu upaya untuk menjelaskan

pengertian dari suatu istilah, kemudian memperjelasnya sehingga tidak

melenceng dari pengertian yang sebenarnya. Menurut KBBI arti dari

terminologi sendiri adalah, peristilahan (tentang kata-kata) atau ilmu mengenai

batasan atau definisi istilah.

Lafadz tabayyun berasal dari fiil madhi tabayyana yang berakar atau

dari akar kata (jelas). Tabayyana mengikuti kaidah S{orof dengan wazan ‫ﺗﻔﻌﻞ‬

(tafa’ala) sedangkan tabayyun merupakan bentuk masdar dari tabayyana

tersebut. Salah satu faidah dari wazan tafa’ala yaitu (membebani) sehingga

tabayyun disitu yang awalnya jelas menjadi mencari kejelasan. Jadi tabayyun

dalam setiap informasi berarti mencari kejelasan dari informasi yang didapat

dengan cara memverifikasi kebenaran informasi tersebut.

Kata ba>na (‫ )ﺑﺎن‬yang berarti jelas dalam Kitab Al Mu'jam Al Mufahros

Li Alfadhil Qur'anil Karim karya Muhammad Fu'ad Abdul Baqi dijelaskan,

bisa berubah kata sebanyak tiga kali ‫ ﺑﯾّﻧ ُﺗﮫ‬,‫ َﺗﺑﯾﱠن‬,‫ اﺳﺗﺑﺎن‬dan dicontohkan dalam

Alquran dalam surah al-Ankabut ayat 38 ( ۡ‫)و َﻗد ﱠﺗ َﺑﯾ َﱠن َﻟ ُﻛم ﻣﱢن ﻣ ٰ َﱠﺳ ِﻛﻧ ِِﮭم‬
َ tabayyana

dalam surah ini menjelaskan kejadian yang sudah terjadi dan diberi contoh

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


21

peninggalan-peninggalan bekas-bekas rumah yang masih terlihat sangat jelas,

surah al-Anam ayat 55 ( َ‫ )ﻟِﺘَ ْﺴﺘَﺒِﯿﻦَ َﺳﺒِﯿ ُﻞ ْاﻟ ُﻤﺠْ ِﺮ ِﻣﯿﻦ‬littastabiyna dalam surah ini

menjelaksan sesuatu yang sudah jelas, surah Hud ayat 17 ( ‫أَﻓَ َﻤ ْﻦ َﻛﺎنَ َﻋﻠَ ٰﻰ ﺑَﯿﱢﻨَ ٍﺔ ِﻣ ْﻦ‬

‫ ) َرﺑﱢ ِﮫ‬bayyanati dalam surah ini menjelaskan sesuatu bukti atau saksi yang

tampak jelas yaitu sebuah Alquran. 3

Untuk mengerucutkan permasalahan kata tabayyana yang digunakan,

dan tabayyun merupakan bentuk masdar dari tabayyana tersebut. Tabayyun

berasal dari kata tabayya>na>, yatabayyanu>, tabayyu>nan> (‫ ) َﺗﺑﯾُﺎ ًﻧﺎ ﯾﺗﺑ ّﯾ ُﻧ ْوا َﺗﺑ َﯾﺎ َﻧﺎ‬yang

artinya tampak, jelas, terang.4 Menurut Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi

dalam tafsir al-Aisar lafadz fatabayyanu> (‫ ) َﻓ َﺗ َﺑ ﱠﯾ ُﻧ ْوا‬diartikan periksalah sebelum

kalian berbicara atau berbuat atau mengambil keputusan. Menurut al-Qurthubi

dalam tafsir al-Qurthubi kalimat fatabayyanu> (‫ ) َﻓ َﺗ َﺑ ﱠﯾ ُﻧ ْوا‬oleh Hamzah dan al-Kisa’i

dibaca dengan fathbitu> (‫ ) َﻓ َﺛ ﱢﺑ ُﺗ ْوا‬diambil dari kata at-Tathabut. Adapun yang lain,

mereka membaca firman Allah itu dengan fatabayyanu> ‫ َﻓ َﺗ َﺑ ﱠﯾ ُﻧ ْوا‬diambil dari kata

at-Tabyin.6

Didalam Alquran sendiri kata fatabayyanu> disebutkan dua kali,

yakni pada surah an-Nisa’ ayat 94 dan surah al-Hujurat ayat 6. Tetapi kata

yang hampir sama dengan kata tabayyun banyak disebutkan oleh Alquran,

seperti kata tabayyana. Disebutkan dalam Alquran sebanyak 10 kali Surah al-

Baqarah
3
Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, ‫( اﻟـﻣـﻌـﺟـم اﻟـﻣـﻔـﮭـرس ﻷﻟـﻔـﺎظ اﻟـﻘـرآن اﻟـﻛـرﯾـم‬Kairo: Da>r al-Had<ith, t.th),
157.
4
Al-Munawwir, kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 1984), 47.
5
Syaikh Abu Bakar Jabar Al-Jazairi, Tafsir Al-Aisar Cet.3 (Jakarta: Darus Sunnah Press, 2013),
903.
6
Syaikh Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), 27.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


22

ayat 109, surah al-Baqarah ayat 256, surah al-Baqarah ayat 259, surah al-Anfal

ayat 6, surah at-Tawbah ayat 114, surah al-Ankabut ayat 38, surah Muhammad

ayat 25, surah Muhammad ayat 32, surah Ibrahim ayat 45, surah saba’ ayat 14.7

a. Al-Baqarah ayat 109

َ ۡ ‫� ل َ ُه ُم‬
‫ٱ� ُّق‬ َ َّ َ‫ّ ِم ۢن َ� ۡع ِد َما تَب‬

Setelah nyata bagi mereka kebenaran. 8

Maksudnya Tabayyana dalam surah al-Baqarah ayat 109 ini adalah

nyata atau jelas sudah tertulis dalam kitab mereka sendiri tentang

kebenaran agama islam.

b. Al-Baqarah ayat 256

� ّ َ ‫ٱلر ۡش ُد م َِن ۡٱل‬


ُّ � ّ � َ‫َ�ٓ إ ۡك َراه‬
َ َّ َ‫ٱ�ِين َقد تَّب‬
ِ � ِ ِ ِ
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. 9
Maksudnya Tabayyana dalam surah al-Baqarah ayat 256 ini adalah

nyata atau jelas tidak ada paksaan bagi seseorang untuk memeluk suatu

agama. Jalan kebenaran dan kesesatan telah jelas melalui tanda-tanda

kekuasaan Allah yang menakjubkan.

c. Al-Baqarah ayat 259

ۡ َ �
ٞ ‫� ٖء قَد‬ ّ ُ ٰ َ َ َ َّ َّ َ ُ َ ۡ َ َ َ ُ َ َ َّ َ َ َّ َ َ
‫ِير‬ ِ � �‫فلما تب� �ۥ قال أعلم أن ٱ‬

7
Ilmi Zadeh Fu'ad Abd Al Baqiy, Fathurrahman litalib ayat al Qur'an (Bandung:Penerbit
Diponegoro, 2007), 64.
8
Tim Penyusun, Alquran dan Terjemhanya, Lajnah Pentashih Mushaf Alquran Departemen
Agama RI (Jakarta, 1989), 32.
9
Ibid., 65.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


23

Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan


yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu 10
Maksudnya Tabayyana dalam surah al-Baqarah ayat 259 ini adalah

nyata atau jelas bagaimana kekuasaan Allah yang bias menghidupkan

makhluk yang telah mati.

d. Al-Anfal ayat 6

َ ُ ُ َ ۡ ُ َ ۡ َ ۡ َ َ ُ َ ُ َ َّ َ َ َ َّ َ َ َ َ ۡ َ ّ َ ۡ َ َ ُ َ
‫ت وهم ينظرون‬ ِ ‫يُ�ٰدِلونك ِ� ٱ� ِق �عد ما تب� ك��ما �ساقون إِ� ٱلمو‬
Mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka
pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka
melihat (sebab-sebab kematian itu). 11
Maksudnya Tabayyana dalam surah al-Anfal ayat 6 ini adalah nyata

atau jelas (Mereka membantahmu tentang kebenaran) yaitu tentang

alternatif berperang (sesudah nyata) sesudah jelas bagi mereka bahwa

mereka pasti menang (seolah-olah mereka dihalau kepada kematian

sedang mereka melihat) kematian itu secara terang-terangan yang

membuat mereka tidak senang kepadanya.

e. At-Tawbah ayat 114

َّ ّ ٞ َ َّ َ َ َ َّ َ َ َّ َ َ
ِ�ِ ‫� ُ� ٓۥ �ن ُهۥ ع ُد ّو‬ ‫فلما تب‬
Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah. 12
Maksudnya Tabayyana dalam surah at-Tawbah ayat 114 ini adalah

nyata atau jelas setelah ia mengetahui bahwa ayahnya adalah musuh Allah,

10
Ibid., 66.
11
Ibid., 259.
12
Ibid., 298.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


24

yang tetap bersikeras mempertahankan kesyirikan sampai mati, maka ia

lepas tangan dan tidak memohonkan ampunan lagi.

f. Al-Ankabut ayat 38

ُ َ َ َّ َ َّ َ َ ْ َ ُ َ َ ٗ َ َ
ٰ َ ‫�م ّمِن َّم‬
‫كن ِ ِه ۡم‬
ِ � ‫و�دا و�مودا وقد تب� ل‬
Dan (juga) kaum ´Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu
(kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. 13
Maksudnya Tabayyana dalam surah al-Ankabut ayat 38 ini nyata

atau jelas tentang peristiwa kematian kaum 'Aad dan Tsamud, ketika Allah

menghancurkan mereka. Bekas-bekas rumah mereka yang tertinggal

masih terlihat jelas.

g. Muhammad ayat 25

ۡ‫ٱلش ۡي َ�ٰ ُن َس َّو َل ل َ ُهم‬


َّ َ ُ ۡ ُ ُ َ َ َّ َ َ َ ۡ َ ّ
ۢ ٰ َ ۡ َ ٰٓ َ َ ْ ُّ َ ۡ َ َّ َّ
‫إِن ٱ�ِين ٱرتدوا � أد� ِرهِم ِمن �ع ِد ما تب� لهم ٱلهدى‬
َ َ ََۡ
‫� ل ُه ۡم‬
ٰ ‫وأم‬
Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran)
sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah
(berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. 14
Maksudnya Tabayyana dalam surah Muhammad ayat 25 ini adalah

nyata atau jelas adalah orang-orang yang kembali bersikap kafir dan

memilih kesesatan setelah jalan petunjuk semakin tampak jelas, telah

dihiasi oleh setan untuk berbuat demikian.

13
Ibid., 629.
14
Ibid., 829.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


25

h. Muhammad ayat 32

َ َ َّ َ َ َ ۡ َ َ َّ ْ ُّ َ َ َّ َ َ َّ َّ
َ ‫� َف ُروا ْ َو َص ُّدوا ْ َعن‬
‫� ل ُه ُم‬ ‫ٱلر ُسول ِم ۢن �ع ِد ما تب‬ ‫يل ٱ�ِ وشآقوا‬ ِ ِ ‫ب‬ ‫س‬ ‫إِن ٱ�ِين‬
َ ۡ َ ۡ َ َ َّ ْ ُّ ُ َ َ ٰ َ ُ ۡ
‫ٱ� ش�ا َو َس ُي ۡحب ِ ُط أع َ�ٰل ُه ۡم‬ ‫ٱلهدى لن ي�وا‬
Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari jalan
Allah serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak
dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan
menghapuskan (pahala) amal-amal mereka. 15
Maksudnya Tabayyana dalam surah Muhammad ayat 32 ini adalah

nyata atau jelas adalah setelah petunjuk itu jelas (jalan yang dipilihkan

Allah) bagi mereka.

i. Ibrahim ayat 45

َ َ ۡ َ ۡ ُ ُ َ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ ُ َ َ َّ َ َ َ
‫وتب� ل�م كيف �علنا ب ِ ِهم و��نا ل�م ٱ�مثال‬
Dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan
telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan. 16
Maksudnya Tabayyana dalam surah Ibrahim ayat 45 ini adalah

nyata atau jelas adalah umat-umat terdahulu yang durhaka yaitu berupa

siksaan.

j. saba’ ayat 14
ۡ َ َ ۡ ْ ُ َ َ َ ۡ َ ۡ َ ُ َ ۡ َ ْ ُ َ ۡ َّ َ ُّ ۡ َ ََ َ ََ
� ُ
ِ ‫اب ٱلم ِه‬
ِ ‫ٱ�ن أن لو �نوا �علمون ٱلغيب ما �ِثوا ِ� ٱلعذ‬ ِ ‫فل َّما خ َّر تب َّين‬
ِ ‫ت‬

Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya
mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa
yang menghinakan. 17

15
Ibid., 830.
16
Ibid., 385.
17
Ibid., 681.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


26

Maksudnya tabayyanata dalam surah saba’ ayat 14 ini adalah tidak

ada yang memberitahukan hal itu kepada bangsa jin selain seekor binatang

melata yang menggerogoti tongkat sandaran Sulaiman.

Semua makna atau keterangan tabayyana yang disebutkan dalam

Alquran mengandung makna jelas dan nyata tetapi berbeda dalam hal

Objek yang ditunjukan.

2. Penggunaan Tabayyun

Tabayyun adalah akhlak mulia yang merupakan prinsip penting dalam

menjaga kemurnian ajaran Islam dan keharmonisan dalam pergaulan. Had>ith-

Had>ith Rasulullah SAW dapat diteliti keshahihannya antara lain karena para

ulama menerapkan prinsip tabayyun dalam menerima berita. Begitu pula

dalam kehidupan sosial masyarakat, seseorang akan selamat dari salah

faham atau permusuhan bahkan pertumpahan darah antar sesamanya karena

ia melakukan tabayyun dengan baik. Oleh karena itu, Allah memerintahkan

kepada orang yang beriman agar selalu tabayyun dalam menghadapi berita

yang disampaikan kepadanya agar tidak menyesal dikemudian hari.


Tentu tabayyun sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari,

terutama kehidupan dalam bersosial dan bermasyarakat. Karena tanpa adanya

tabayyun kesalah pahaman akan sering terjadi. Untuk itu demi menghindari

segala masalah kesalahpahaman akan segala berita, sebelum menyampaikan berita

kepada orang lain lebih baik di cari informasi yang benar terlebih dahulu atau

ditabayyuni terlebih dahulu.


Dilihat dari asbabun nuzul surah al-Hujurat ayat 6 ini bagaimana telah

disebutkan dalam latar blakang surah al-Hujurat tidak hanya tertuju pada kasus

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


27

yang menjadi sabab nuzulnya ayat tersebut, yaitu al-Walid bin ‘Uqbah yang

membawa berita bohong kepada Nabi mengenai al- Haris, yang tidak mau

membayar zakat dan mengancam akan membunuhnya. Lebih dari itu ayat ini

menekankan kepada umat Islam untuk bersikap kritis terhadap pemberitaan yang

disampaikan oleh orang fasik, apapun berita yang disampaikan. Masyarakat

harus kritis dan melakukan tabayyun terhadap informasi yang diperolehnya.

Menurut mawardi dikatakan pula bahwa ayat ini tidak berkaitan langsung

dengan masalah keagamaan, tetapi lebih merupakan pemberitaan yang berkaitan

dengan kehidupan kemasyarakatan, yang kalau tidak ditanggapi dengan hati-

hati, maka dapat menimbulkan instabilitas dan disharmoni, bahkan dapat

menimbulkan kekacauan dalam masyarakat. Disinilah pentingnya proses

tabayyun terhadap suatu berita dan informasi, karena berita merupakan sesuatu

yang bersifat aktual, faktual dan berorientasi kepada kepentingan dan

kemaslahatan orang banyak. 18 Karenanya, tabayyun sangat erat kaitannya

dengan persoalan moral. 19

Ditinjau dari sudut kajian ke-Islaman, moral ini lazim disebut dengan

istilah akhlak, yang berasal dari bahasa Arab bentuk tunggal dari kata khuluq

yang diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat yang

18
Siregar, “Tafsir Tematik.., 162-163.
19
Moral merupakan nilai-nilai atau tolok ukur bagi bagi seseorang atau sekelompok orang untuk
menilai baik/buruk, benar/salah, atau menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam
hubungannya dengan orang lain. Suatu perbuatan dipandang bermoral apabila sesuai dengan
kebiasaan atau adat istiadat pada suatu masyarakat, karena perbuatan tersebut dinilai baik dan
berguna oleh masyarakat bersangkutan. Kebalikan dari itu, perbuatan yang melanggar kebiasaan
atau adat istiadat akan dinilai sebagai perbuatan yang amoral, yakni perbuatan yang tidak
bermoral. Misalnya, jika berita itu bohong atau rekayasa, dan memungkinkan akan merugikan
khalayak, maka berita itu tidak perlu diekspos. Sebaliknya, jika berita itu benar, maka kebenaran
itu harus disampaikan sesuai dengan fakta-fakta yang ada.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


28

membuat seseorang menjadi istimewa. Akhlak dibagi kepada dua macam, yaitu

akhlak terpuji (mah}mu>dah{) dan akhlak tercela (maz\mu>mah})20 Pribadi yang

memiliki akhlak terpuji (mah}mu>dah)~ dengan sendiri pasti akan

berdampak dalam kehidupan sosialnya. Akhlak ini akan menjadi tuntutan-

tuntutan yang akan terus hadir pada saat manusia berinteraksi dengan pihak

lain. Perilaku dalam berinteraksi secara sosial dengan orang lain, jika

dilandasi dengan moralitas tentulah akan membawa kepada kebaikan dalam

kehidupan bersama.

Dalam kaitan itu, karena tabayyun erat kaitannya dengan moral, maka

tabayyun tidak hanya berlaku bagi penerima berita, tetapi berlaku sekaligus bagi

penyampai berita. Ketika seseorang ingin menyampaikan berita, maka sebelum

berita tersebut disampaikan, harus dilakukan juga terlebih dahulu proses selektif

dan kritis (tabayyun). Mengutip bahasa Parni Hadi, penyampaian berita dan

informasi harus didasarkan kepada sifat amanah (terpercaya), s}iddiq (jujur),

fat}anah (cerdas), dan tabligh (menyampaikan). Sesungguhnya sifat ini relevan

dengan tuntutan ideal bagi para penyampai berita. Sifat amanah yakni terpercaya

karena memiliki integritas pribadi yang unggul. Sidiq diwujudkan dalam bentuk

keterpihakan kepada kebenaran dan keadilan. Fat{anah }menuntut

kemampuan intelektual dan rasionalitas, atau bisa dikatakan bijaksana

dalam menyikapi situasi peristiwa. Tabligh dapat dimaknai menyampaikan

kebenaran melalui berbagai informasi kepada masyarakat. Dari sini tegas

terlihat, bahwa berita dan pemberitaan itu, dilakukan dalam kerangka perbaikan

masyarakat.21
20
Ali Abdul Halim Mahmud, At Tarbiyah al-Khuluqiyah, Terj. Abdul Hayyie al-Kattani (Jakarta:
Gema Insani Press, 2004), 26.
21
Siregar, “Tafsir Tematik.., 163-164.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


29

3. Resiko Meninggalkan Tabayyun

Tabayyun merupakan salah satu akhlak yang juga termasuk dalam

klasifikasi mulia, karena dengan adanya tabayun akan mampu menjaga

kemurnian dalam ajaran Islam dan menjaga keharmonisan dalam pergaulan pula.

Tabayyun akan mengurangi kesalah pahaman antara satu pihak dengan pihak

yang lainnya.

Tabayyun adalah akhlak mulia yang merupakan prinsip penting dalam

menjaga kemurnian ajaran Islam dan keharmonisan dalam pergaulan, bahayanya

jika tidak bertabayyun adalah:

a) Menuduh orang baik dan bersih dengan dusta. Seperti kasus yang menimpa

istri Rasulullaah SAW yaitu Aisyah ra. Ia telah dituduh dengan tuduhan palsu

oleh Abdullah bin Ubai bin Salul, gembong munafik Madinah. Isi tuduhan itu

adalah bahwa Aisyah ra telah berbuat selingkuh dengan seorang lelaki

bernama Shofwan bin Muathal. Padahal bagaimana mungkin Aisyah ra akan

melakukan perbuatan itu setelah Allaah SWT memuliakannya dengan Islam

dan menjadikannya sebagai istri Rasulullaah SAW Namun karena gencarnya

Abdullah bin Ubai bin Salul menyebarkan kebohongan itu sehingga ada

beberapa orang penduduk Madinah yang tanpa tabayyun, koreksi dan teliti

ikut menyebarkannya hingga hampir semua penduduk Madinah terpengaruh

dan hampir mempercayai berita tersebut. Tuduhan ini membuat Aisyah ra

goncang dan stress, bahkan dirasakan pula oleh Rasulullah SAW dan

mertuanya. Akhirnya Allaah SWT menurunkan ayat yang isinya mensucikan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


30

dan membebaskan Aisyah ra dari tuduhan keji ini dalam surah an-Nur ayat

11-12.

b) Timbul kecemasan dan penyesalan. Diantara shahabat yang terpengaruh oleh

berita dusta yang disebarkan oleh Abdullah bin Ubai bin Salul itu adalah

antara lain Misthah bin Atsasah dan Hasan bin Tsabit. Mereka itu mengalami

kecemasan dan penyesalan yang dalam setelah wahyu turun dari langit yang

menerangkan duduk masalahnya. Mereka merasakan seakan-akan baru

memsuki Islam sebelum hari itu, bahkan kecemasan dan penyesalan tersebut

tetap mereka rasakan selamanya hingga mereka menemui rabnya.

c) Terjadinya keslah fahaman bahkan pertumpahan darah. Usamah bin Zaid ra


bertutur, Rasulullah SAW telah mengutus untuk terlibat dalam suatu
pertempuran, maka kami tiba di tempat yang dituju pada pagi hari. Kami pun
meyerbu musuh. Pada saat itu saya dan seorang dari kaum Anshar mengejar
salah seorang musuh. Setelah kami mengepungnya, musuh pun tak bisa
melarikan diri. Disaat itulah dia mengucapkan Laa Ilaha Illallah. Temanku
dari Anshar mampu menahan diri, sedangkan saya langsung menghujamkan
tombak hingga dia tewas. Setelah saya tiba di Madinah, kabar itu sampai
kepada Rasulullah SAW Nabi bersabda:” Hai Usamah, mengapa engkau
membunuhnya setelah ia mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah?Saya jawab,’Dia
mengucapkan itu hanya untuk melindungi diri’. Namun Rasulullaah SAW
terus mengulang-ulang pertanyaan itu, hingga saya merasa belum pernah
masuk Islam sebelumnya.22
Had>ith ini memberi pemahaman bahwa Nabi SAW marah kepada Usamah

bin Zaid ra karena ia telah membunuh musuhnya yang telah mengucapkan

Laa Ilaaha Illallaah, hingga Nabi SAW bertanya “Apakah engkau telah teliti

dengan jelas (tabayyun) sampai ke lubuk hatinya bahwa ia mengucapkan Laa

Ilaaha Illallaah itu karena ia takut senjata dan ingin melindungi diri….dst?”

22
Had>ith Muslim No. 143 (http://library.islamweb.net).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


31

Berikut ini adalah contoh jika seseorang tidak tabayyun:

a) Pada masa kanak-kanak. Anak yang hidup dibawah asuhan orang tua yang

tidak memiliki sikap tabayyun, maka sikap tersebut kelak akan meresap ke

dalam jiwa anaknya hingga akhirnya anak itupun menjadi potret dari kedua

orang tuanya yaitu tidak memiliki sikap tabayyun.

b) Tertipu oleh kefasihan kata. Adakalanya telinga seseorang itu jika

mendengarkan kata-kata manis dan menarik lantas menjadi tertipu, padahal

itu hanyalah rayuan dan bunga-bunga perkataan, sehingga ia lalai dan tidak

tabayyun. Karena itulah Nabi SAW bersabda tatkala merasakan gejala ini,

“Sesungguhnya kalian mengajukan perkara kepadaku, dan barangkali

sebagian dari kamu lebih pintar berbicara dengan alasan-alasannya daripada

yang lain, maka barang siapa yang aku putuskan dengan hak saudaranya

karena kepintarannya bermain kata-kata, maka berarti aku telah

mengambilkan untuknya sepotong bara api neraka, maka janganlah ia

mengambilnya”

c) Lalai terhadap dampak buruknya. Seseorang tidak menyadari bahaya buruk

meninggalkan tabayyun. Padahal akibatnya akan mencemarkan nama baik

orang, penyesalan diri dll. 23

23
Iqbal Nurhadi, “Apa Sih Arti Atau Makna Tabayyun??”, http://www.iqbalnurhadi.com/2011/12/
apa-sih-arti-atau-makna-tabayyun/ (Kamis, 23 November 2017, 16.27).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


32

4. Cara Bertabayyun dalam Islam

Tabayyun secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu

hingga jelas benar keadaannya. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan

menyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam

hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya. 24

Melakukan tabayyun dalam arti penelitian sudah lama melekat dalam tradisi

keilmuan Islam. Sejarah kebudayaan Islam, yang diwarnai oleh temuan para

sarjana-sarjana muslim seperti Al-Farabi, Al-Khawarizmi, Ibnu khaldun, Imam

Ghazali, dan banyak lagi para ilmuan abad pertengahan, Ibnu Khaldun adalah

yang kemudian membagi model-model riset menurut Islam, seperti berikut:

1. Riset Bayani, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mengenai gejala alam

dengan segala gerak-gerik dan prosesnya. Misalnya, mengenai kenapa kupu-

kupu berwarna-warni. Kenapa ikan terdiri beragam jenis dan bagaimana cara

hidup dan pola makannya.

2. Riset Istiqra‟i yaitu penelitian yang ditujukan untuk mencari kejelasan pola-

pola kebudayaan dan kehidupan sosial manusia. Ini yang kemudian

berkembang menjadi riset ilmu sosial.

3. Riset Jadali, yaitu riset yang dimaksudkan untuk mencari hakekat atau

kebenaran yang didasarkan oleh cara berpikir rasional (rasionale exercise). Di

sini biasa digunakan ilmu mantiq dan filsafat.

24
Marzani Anwar, ” Pentingnya Tabayyun”, https://marzanianwar.wordpress.com/2009/09/05
pentingnya-tabayyun/ (Kamis, 23 November 2017, 18.15).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


33

4. Riset Burhani, yaitu riset untuk tujuan eksperimen. Misalnya atas temuan obat

tertentu, dilakukan tes laboratorium. Contoh lan, mencobakan metode baru

dalam pembelajaran terhadap siswa-siswi sekolah.

5. Riset Irfani, yaitu riset yang secara spesifik menjelajah hakekat ajaran Islam.

Pada gilirannya menghasilkan ilmu tasawuf. 25

B. Problematika Media Sosial

1. Media Sosial

Situs jejaring sosial (bahasa Inggris: Social network sites) merupakan

sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat

profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman

untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini

menampilkan halaman profil pengguna, yang didalamnya terdiri dari identitas diri

dan foto pengguna. 26

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa

dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring

sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan

bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh

dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang

mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web

yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.

25
Marzani Anwar, ” Pentingnya Tabayyun”, https://marzanianwar.wordpress.com/2009/09/05
pentingnya-tabayyun/ (Kamis, 23 November 2017, 18.15).
26
Dirgayuza Setiawan, Gaul Ala Facebook untuk Pemula (Jakarta: Media Kita, 2008), 6.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


34

Kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk

menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia. Sejak komputer dapat

dihubungkan satu dengan lainnya dengan adanya internet banyak upaya awal untuk

mendukung jejaring sosial melalui komunikasi antar komputer. Situs jejaring sosial

diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar

mantan teman sekolah dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang membuat ikatan

tidak langsung. 27

Dua model berbeda dari jejaring sosial yang lahir sekitar pada tahun 1999

adalah berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com, dan

jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan seperti yang dikembangkan oleh

Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs UK regional diantara

1999 dan 2001. Inovasi meliputi tidak hanya memperlihatkan siapa berteman

dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol yang lebih akan isi dan

hubungan. Tahun 2001, muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar

jejaring bisnis. 28

Tahun 2002, muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang

semula disediakan untuk tempat pencarian jodoh. Dalam keanjutannya, friendster

ini lebih diminati anak muda untuk saling berkenalan dengan pengguna lain. 29

Tahun 2003, muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan friendster,

27
Danah M. Boyd and Nicole B. Ellison, “Social Network Sites: Definition, History, and
Scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication”, Journal of Computer-Mediated
Communication, Vol. 13(1) (Oktober 2007), article 11.
28
Boyd and Ellison, Social Network Sites.., article 11.
29
Patricia G. Lange, (2007). “Publicly private and privately public: Social networking on
YouTube”, Journal of Computer-Mediated Communication, Vol. 13(1) (Oktober 2007), article 18.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


35

Flick R, You Tube, Myspace. 30 Hingga akhir tahun 2005, Friendster dan Myspace

merupakan situs jejaring sosial yang paling diminati.

Booming Friendster.com di kalangan pelajar dan mahasiswa pada empat

tahun terakhir, telah menempatkan Indonesia sebagai pemilik account Friendster

nomor tiga sedunia. Melihat tren penghujung tahun 2008, ada kemungkinan

layanan social networking akan sedikit bergeser ke Facebook.com. Brand Facebook

yang lebih dewasa dan lebih kaya dengan aplikasi, membawa tantangan baru bagi

mantan maniak Friendster untuk lebih banyak ber-eksperimen.

Facebook yang didirikan tahun 2004, telah mencatatkan lebih dari 37 juta

pengguna serta ribuan jaringan bisnis. Facebook dibuat oleh alumni Universitas

Harvard, Mark Zuckenberg awalnya hanya sebatas situs untuk para alumni lulusan

Harvard. Selanjutnya Facebook berkembang pesat sebagai situs untuk hiburan dan

pekerjaan. Facebook memiliki layanan fitur privasi. Dengan layanan para pengguna

Facebook dapat mengontrol terhadap siapa saja yang diperbolehkan mengakses

data profil mereka.

Facebook telah mengembangkan berbagai ragam aplikasi yang dapat

diinstall para pengguna. Aplikasi-aplikasi inilah yang memberikan nilai tambah

bagi Facebook. Aplikasi yang dikembangkan banyak yang mendukung bisnis dan

pekerjaan seperti menjual atau membeli barang, ala eBay dengan orang-orang yang

ada dalam jaringan yang dimiliki para pengguna. Dengan situs.

30
Boyd and Ellison, Social Network Sites.., article 11.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


36

Web tersebut dapat bergabung dengan komunitas pengguna situs tersebut.

Mungkin sebagian besar pengguna komunitas yang mengunjjungi adalah rekan-

rekan atau bisa jadi teman baru yang belum dikenal di dunia “maya”. Ibaratnya

bagaikan suatu ruangan yang sangat luas di “dunia internet”, tempat berkumpul

banyak orang yang sudah dikenal atau barangkali ingin berkenalan. Seseorang juga

bisa “mengundang” orang-orang yang sudah dikenal tapi belum tergabung dengan

komunitas jejaring sosial tersebut untuk ikut bergabung. 31 Tahun 2009, kemunculan

Twitter ternyata menambah jumlah situs sosial bagi anak muda. Twitter

menggunakan sistem mengikuti - tidak mengikuti (follow-unfollow), dimana

seseorang dapat melihat status terbaru dari orang yang mereka ikuti (follow). 32

Pada awalnya situs-situs jejaring sosial isinya lebih banyak terkait hal-hal

yang sifatnya “fun” dan nostalgia ria tapi selanjutnya terjadi perkembangan yang

mengarah ke arah profesionalisme. Dari sekedar komunitas biasa/pertemanan, lalu

bertransformasi menjadi tempat untuk melakukan kontak bisnis atau komunitas

yang lebih serius. Para pengguna mulai memanfaatkan situs-situs jejaring sosial

sebagai alat yang mendukung profesi ataupun wirausaha. Info kontak person dapat

membantu menemukan beragam rute dan informasi menuju jenis perusahaan yang

diinginkan ataupun peluang bisnis baru. Para pengguna situs jejaring sosial pun

mulai bergeser, tidak hanya didominasi oleh generasi muda atau remaja, golongan

tua pun sudah mulai melirik situs jejaring sosial sebagai tempat favorit

bersosialisasi.

31
Setiawan, Gaul Ala Facebook.., 9.
32
Boyd and Ellison, Social Network Sites.., article 11.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


37

Dengan terus bermunculannya situs-situs sosial media, secara garis besar

sosial media bisa dikatakan sebagai sebuah media online, dimana para penggunanya

(user) melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi, berpartisipasi, dan

menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial, dan ruang dunia

virtual yang disokong oleh teknologi multimedia yang kian canggih. Internet, sosial

media dan teknologi multimedia menjadi satu kesatuan yang sulit dipisahkan serta

mendorong pada hal-hal baru. Saat ini sosial media yang paling banyak digunakan

dan tumbuh pesat berupa jejaring sosial, blog dan wiki. 33

Merebaknya situs sosial media yang muncul menguntungkan banyak orang

dari berbagai belahan dunia untuk berinteraksi dengan mudah dan dengan ongkos

yang murah ketimbang memakai telepon.

Dalam artikelnya berjudul “User of the World, Unite! The Challenges and

Opportunities of Social Media,” di Majalah Business Horizons (2010) halaman 69-

68, Andreas M Kaplan dan Michael Haenlein membuat klasifikasi untuk berbagai

jenis medsos yang ada berdasarkan ciri-ciri penggunaannya. Menurut mereka, pada

dasarnya medsos dapat dibagi menjadi enam jenis, yaitu:

Pertama, proyek kolaborasi website, dimana user-nya diizinkan untuk

dapat mengubah, menambah, atau pun membuang konten-konten yang termuat di

website tersebut, seperti Wikipedia.

33
Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media Sosial untuk Kementerian
Perdagangan RI, ed. Hariqo Wibawa Satria (Jakarta: Pusat Hubungan Masyarakat, 2014), 25.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


38

Kedua, blog dan microblog, di mana user mendapat kebebasan dalam

mengungkapkan suatu hal di blog itu, seperti perasaan, pengalaman, pernyataan,

sampai kritikan terhadap suatu hal, seperti Twitter.

Ketiga, konten atau isi, di mana para user di website ini saling membagikan

konten-konten multimedia, seperti e-book, video, foto, gambar, dan lain-lain seperti

Youtube.

Keempat, situs jejaring sosial, di mana user memperoleh izin untuk

terkoneksi dengan cara membuat informasi yang bersifat pribadi, kelompok atau

sosial sehingga dapat terhubung atau diakses oleh orang lain, seperti misalnya

Facebook.

Kelima, virtual game world, di mana pengguna melalui aplikasi 3D dapat

muncul dalam wujud avatar-avatar sesuaikeinginan dan kemudian berinteraksi

dengan orang lain yang mengambil wujud avatar juga layaknya di dunia nyata,

seperti online game.

Keenam, virtual social world, merupakan aplikasi berwujud dunia virtual

yang memberi kesempatan pada penggunanya berada dan hidup di dunia virtual

untuk berinteraksi dengan yang lain. Virtual social world ini tidak jauh berbeda

dengan virtual game world, namun lebih bebas terkait dengan berbagai aspek

kehidupan, seperti Second Life. 34

34
Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi.., 25-26.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


39

Jejaring sosial melalui media sosial telah menjamur sedemikian rupa.

Misalnya, Facebook, Instagram, LinkedIn, Twitter, YouTube, Path, dan sebagainya.

Melalui sosial media ini, maka perkawanan dan persahabatan lalu nlmenjadi mudah

untuk di akses. Demikian pula untuk saling berkomunikasi dan berhubungan sosial

juga menjadi sangat gampang. 35

Dengan YouTube, Facebook atau instagram, maka kemudahan untuk

memperoleh informasi dan juga membangun jejaring sosial baik yang bercorak

individu maupun kelompok telah menjadi komoditas sosial yang tak terelakkan.

Sesungguhnya kemudahan demi kemudahan untuk berkomunikasi juga menjadi

kenyataan sosial. Orang bisa memperoleh dan mengakses informasi apa saja yang

dibutuhkan di dalam konteks relasi sosial tersebut. 36

Perkembangan layanan instant messenger baru-baru ini sedang mengalami

kemajuan yang sangat pesat, dikala media sosial sudah menjadi bagian dari

kebutuhan life style bagi user saat ini. Terbukti dengan meningkatnya user yang

mendownload berbagai macam aplikasi messengger tersebut, bahkan menempati

posisi atas dalam daftar download terbanyak di toko aplikasi seperti Google Play.

Sebut saja WhatsApp, Kakao Talk, WeChat dan Line. Keempat layanan messenger

tersebut terindikasi sedang populer di mata penggunanya. Perkembangan akan

layanan instan messengger ini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia baik

negara-negara maju maupun negara-negara berkembang.

35
Alyusi, media sosial.., v.
36
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


40

2. Problematika Media Sosial di Masyarakat

Seiring dengan berjalannya waktu, teknologipun berkembang pesat.

Dengan begitu, banyak pembaharuan-pembaharuan yang muncul dan semakin

mempermudah komunikasi antar individu maupun kelompok.

Tak hanya itu, ditiap media sosial selalu terdapat pembaharuan sistem

seperti Facebook yang awalnya hanya digunakan untuk chatting kini dapat

digunakan untuk Live Streaming. Banyak orang menggunakan media sosial

dengan tujuan mengekspresikan dan mengungkapkan perasaan batinnya. Namun

ada juga yang berbagi kisah inspiratif yang memotivasi orang lain.

Perkembangan media sosial tentunya di dukung oleh aksesnya yang

semakin mudah untuk para penggunanya. Seperti halnya Facebook yang dapat

pembaharuan sistem contohnya, akses media sosial yang dapat dijalankan tanpa

menggunakan komputer saja namun juga menggunakan Smartphone.Dan lagi

dewasa ini, gadget menjadi kebutuhan primer bukan lagi menjadi barang mewah

yang merupakan kebutuhan tersier. Hal itu dikarenakan banyaknya tuntutan

zaman yang memaksa penggunaan gadget dalam beberapa waktu. Gadget sendiri

memiliki fitur-fitur yang menyuguhkan berbagai informasi tentang dunia di

dalamnya.

Dalam penggunaan media sosial sebagai warganet diharapkan mampu

memilah informasi yang benar dan teruji serta informasi yang belum diketahui

asalnya. Sebab dengan adanya media sosial yang semakin bebas, informasi yang

masuk cenderung tidak terkontrol dan langsung diterima oleh masyarakat tanpa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


41

melalui proses filterisasi. Dan lagi tanpa mengetahui kebenarannya masyarakat

langsung menyebarkan informasi yang di dapat dengan dalih membantu.

Budaya langsung copy-paste itulah yang mendarah daging dalam

masyarakat Indonesia sekarang ini dan cenderung dapat memecah belah adanya

persatuan jika saja yang disebarkan merupakan suatu ketidakbenaran tentang

suatu keadaan. Contohnya saja kasus Ahok yang dikecam sebagai penista

agama, berawal dari salah satu sumber yang mana telah melakukan editing

terhadap video pidato yang dilakukan oleh Ahok di salah satu wilayah Indonesia

yang di nilai mendustakan salah satu agama. Hal tersebut harusnya menjadi

cerminan untuk semua masyarakat Indonesia agar dalam melakukan penyebaran

informasi hendaknya di konfirmasi terlebih dahulu mengenai kebenarannya.

Adanya himbauan untuk mengonfirmasi ulang berita-berita yang ada di

masyarakat bukan di lakukan untuk membatasi hak masyarakat menyebarkan

informasi, namun lebih bijak lagi jika menyebarkan informasi yang sudah jelas

sumbernya.

Melihat fenomena sekarang ini, di mana dominasi media terhadap

penggriringan opini publik semakin kuat begitupula dengan media sosial. Media

sosial akhir-akhir ini bak media arus utama yang telah mereproduksi diri sebagai

media arus utama yang memiliki fungsi pembertitaan yang kaut, di mana para

warganet juga mengkonsumsi berita yang bukan pada media arus utama. Hal ini

tentu mengundang kehawatiran dari berbagai pihak seperti UNESCO yang baru-

baru ini meyuarakan literasi media sosial, presiden pun hawatir dan mendorong

adanya literasi media sosial.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


42

Yang menjadi kehawatiran oleh UNESCO, Presiden RI dan tokoh-tokoh

agama bukanlah tentang keberadaan medsos, namun pada personal pengguna

medsos yang cenderung mereproduksi berita hoax yang tidak jelas sumber dan

kebenarannya. Hal ini bisa memunculkan disintergarsi sosial maupun merusak

tatanan sosial.

Seperti yang diketahui bahwa media sosial merupakan hak pribadi

individu namun dalam penggunaannya harus pula berpedoman pada aturan-

aturan yang berlaku. Jangan sampai hal-hal yang diposting menimbulkan

ketidaknyamanan terhadap orang lain entah itu berupa berita bohong, fitnah, dan

lain-lain. Sudah banyak kasus pelanggaran UU ITE yang menjerat pengguna

media sosial tidak bijaksana yang dapat dilihat. Alangkah baik jika menghindari

hal-hal yang menjurus pada pelanggaran UU ITE. Karena lebih baik mengcegah

terjadinya kasus daripada menangani kasus yang sebenarnya masih bias

terhindarkan. Oleh sebab itu peran lembaga masyarakat untuk mensosialisasikan

UU ITE ini menjadi sangat penting. Lantas bukan hanya tugas lembaga

masyarakat, namun juga tugas setiap individu untuk mengetahui adanya

pembaharuan-pembaharuan peraturan yang ada di Negara Indonesia ini baik itu

melalui media cetak maupun media online seperti yang sekarang ini banyak di

minati, atau bahkan media massa lainnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


BAB III
KONSEP TABAYYUN MENURUT PARA MUFASSIR
A. Tabayyun Menurut Mufassir

1. Penafsiran Ibnu Katsir tentang ayat-ayat Tabayyun

a. Surah al-Hujurat Ayat 6

َ َ َ َ َ ْ ُ ُ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ُۢ َ ۡ ُ َ ٓ َ ْٓ ُ َ َ َ َ ,+ -َ /

ٖ12ٰ40ِ ۢ ۡ ‫ٓا أن ِ ا‬ ٖ ِ ِ ! " ‫ء‬ $ ‫ن‬ِ ‫إ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ء‬ &'ِ
(‫ٱ‬ *

5ِ ٰ َ َ ْ‫ ا‬:
َ 6ِ ٰ7َ !ۡ ُ 2ۡ 8َ َ َ 9 ُ ۡ َُ
ِ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

Allah memerintahkan agar benar-benar meneliti berita yang dibawa

oleh orang-orang fasik dalam rangka mewaspadainya, sehingga tidak ada

seorang pun yang memberikan keputusan berdasarkan perkataan orang fasik

tersebut, di mana pada saat itu orang fasik tersebut berpredikat sebagai

seorang pendusta dan berbuat kekeliruan, sehingga orang yang memberikan

keputusan berdasarkan ucapan orang fasik itu berarti ia telah mengikutinya

dari belakang. Padahal Allah telah melarang untuk mengikuti jalan orang-

orang yang berbuat kerusakan. Dari sini pula, beberapa kelompok ulama

melarang untuk menerima riwayat yang diperoleh dari orang yang tidak

diketahui keadaannya karena adanya kemungkinan orang tersebut fasik.

Namun kelompok lain menerimannya, menurut mereka, kami ini hanya

diperintahkan untuk memberikan kepastian berita yang dibawa oleh orang

43

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


44

fasik, sedangkan orang ini tidak terbukti sebagai seorang fasik karena tidak

diketahui keadaannya. Dan kami telah menetapkan masalah ini dalam kitab

al-'Ilmu dalam kitab S}arah} al-bukha>ri>.1

Banyak ahli tafsir yang menyebutkan bahwa ayat ini diturunkan

berkenaan dengan al-Walid> bin Uqbah bin Abi Mu'ith ketika ia diutus

Rasulullah SAW untuk mengambil sedekah (zakat) Bani Musthaliq.

Imam Ahmad meriwayatkan, Muhammad bin Sabiq memberitahu

kami, 'Isa bin Dirar memberitahu kami, bapakku memberitahuku,

bahwasannya ia pernah mendengar al-Harith bin Abi Dirar al-Khuza'i

bercerita: "aku pernah datang menemui Rasulullah SAW, maka belia

mengajakku masuk Islam. Maka aku pun memeluk Islam dan

mengikrarkannya. Kemudian beliau mengajak Rasulullah, aku akan pulang

kepada rakyatku dan aku akan ajak mereka untuk masuk Islam dan

mengumpulkan zakatnya, dan kirimkanlah seorang utusan kepadaku ya

Rasulullah, sekitar waktu begini dan begini guna membawa zakat yang telah

aku kumpulkan".2

Setelah al-Harith mengumpulkan zakat dari orang-orang yang

mematuhi seruannya dan telah sampai pada masa kedatangan utusan

Rasulullah SAW, ternyata utusan Rasulullah tersebut tertahan di tengah jalan

dan tidak datang menemuinya. Al-Harith pun mengira bahwasanya telah

turun kemurkaan dari Allah Ta'al dan Rasul-Nya pada dirinya. Ia pun segera

1
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrah}ma>n bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir, ter. M.
'Abdul Ghoffar (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i 2009), 717.
2
Ibid., 718

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


45

memanggil para pembesar kaumnya dan mengatakan kepada mereka:

"Sesungguhnya Rasulullah SAW telah menetapkan waktu kepadaku, di mana

beliau akan mengirimkan utusannya kepadaku untuk mengambil zakat yang

aku kumpulkan, dan bukan kebiasaan Rsulullah SAW untuk menyalahi janji,

dan aku tidak melihat tertahannya utusan belia melainkan karena

kemakmuran Allah. Oleh karena itu, marila bersama-sama menemui

Rasulullah SAW".3

Kemudian Rasulullah mengutus al-Walid> bin ‘Uqbah untuk menemui

al-Harith guna mengambil zakat yang telah dikumpulkannya. Ketika al-Walid>

berangkat dan sudah menempuh beberapa jarak , tiba-tiba ia merasa takut dan

kembali pulang, lalu menemui Rasulullah SAW seraya berkata: “Ya

Rasulullah sesungguhnya al-Harith menolak memberikan zakat padaku,

bahkan ia bermaksud membunuhku. “Maka Rasulullah pun marah dan

mengirim utusan kepada al-Harith. Dan al-Harith serta para sahabatnya pun

bersiap-siap berangkat. Ketika utusan belia meninggalkan kota Madinah, al-

Harith bertemu dengan mereka. Maka mereka berkata: “Inilah al-Harith”.

Dan pada saat al-Harith menghampiri mereka, ia berkata: “kepada siapa

kalian diutus?” “kepadamu”, jawab mereka. “Lalu untuk apa kalian diutus

kepadku?” tanya al-Harith lebih lanjut. Mereka menjawab: “sesungguhnya

Rasulullah SAW telah mengutus al-Walid> bin ‘Uqbah kepadamu, dan ia

mengaku bahwa engkau menolak memberikan zakat dan bahkan engkau akan

membunuhnya”. Maka al-Harith berkata: “tidak benar”. Demi Rabb yang

3
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


46

telah mengutus Muhammad SAW dengan kebenaran, aku sama sekali tidak

pernah melihatnya dan tidak juga ia mendatangiku”.4

Dan setelah al-Harith menghadap Rasulullah SAW, maka bertanya:

“apakah engkau menolak menyerahkan zakat dan bermaksud membunuh

utusanku?” ia menjawab: “tidak, demi Rabb tang telah mengutusmu dengan

kebenaran, aku sama sekali tidak melihatnya dan tidak pula ia mendatangiku,

(tidak kunjung datang) dan aku takut akan muncul kemarahan dari Allah

Ta’ala dan Rasul-nya”. Pada saat itu turunlah surah al-Hujurat.5

Demikianlah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Ha>tim. Hal yang

sama juga diriwayatkan oleh at-Thabrani, namun ia tudak menyebut al-Harith

bin Dhirar, dan yang benar adalah Dhirar bin al-Har, sebagaimana yang telah

dikemukakan.6

b. Surah an-Nisa’ 94

ُ َۡ . ََۡ ۡ َ ْ ُ َُ ََ ْ ُ ََ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ ْٓ ُ َ َ َ َ + َ َ
ُ!J Kِ ‫ إ‬ABC &Dِ E ‫ ا‬E FG H‫ا و‬ َ
ِ @‫* ٱ(ِ'& ءا ا إِذا >= ! ِ< ِ ِ; ٱ‬,-/ .

َ َ َ َٞ َ ُ َ َ
`ِ EٰaZ ۚ ‫]ة‬ َ ۡ ‫ َض‬Oَ Pَ ‫ َن‬Qُ َ ۡ َ ٗ ِ Sۡ Tُ U
َ َ ۡ + ِ ‫ َ ٰة‬W‫ٱ‬
ِ ^Z !ِ _ Q ِ @‫ ٱ‬6 ِ8 َ XY‫ٱ‬ َ Mۡ َ E !َ ٰ Lَ ME‫ٱ‬

َ ‫ ۡ! َ َ َ ُ ۚ ٓا ْ إن‬J
ٗ fَ ‫ُ َن‬2Dَ 8ۡ Gَ Dَ ‫ َن‬dَ @‫ٱ‬
e]
ُ َۡ َ ُ
2 P @‫ٱ‬ & َ َ ;ُ ۡ bَ &ِ ّ !ُ Zُ
D
ِ ِ ِ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan


Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang
mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu
membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di
sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah

4
Ibid.
5
Ibid., 719.
6
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


47

menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha


Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya

ibnu Abu Bakar dan Khalaf ibnu Walid> serta Husain ibnu Muhammad, telah

menceritakan kepada kami Israil, dan Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu

‘Abba>s yang menceritakan bahwa seorang lelaki dari kalangan Bani Sulaim

bersua dengan sejumlah shabat Nabi SAW yang sedang menggembala ternak

kambing Nabi SAW. Lalu lelaki itu mengucapkan salam kepada mereka.

Maka mereka berkata (kepada sesamanya), “Orang ini tidak sekali-kali

mengucapkan salam kepada seseorang melainkan hanya untuk

menyelamatkan dirinya dari orang lain, lalu mereka menyerang dan

membunuhnya. Setelah itu mereka merampas ternak kambing milik lelaki

(harbi) itu kepada Nabi SAW.7

Imam Tirmidzi meriwayatkan di dalam kitab tafsir, dari Abdu ibnu

Humaid, dari Abdul Aziz ibnu Abu Razmah, dari Israil dengan lafadz yang

sama. Kemudian Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini h}asan sah}ih> }.

Dalam bab yang sama telah diriwayatkan sebuah hadis dari Usamah ibnu

Zaid. Imam Hakim meriwayatkan melalui jalur Ubaidillah ibnu Musa, dari

Israil dengan Lafadz yang sama; kemudian ia mengatakan bahwa sanad hadis

ini sah}ih> }, tetapi keduanya (Bukha>ri> dan Muslim) tidak mengetengahkannya.8

7
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, ter. Bahrun Abu Bakar LC., juz 1, cet. II (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2002) 400.
8
Ibid., 401.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


48

Ibnu Jari>r meriwayatkannya melalui hadis Ubaidillah ibnu Musa dan

Abdur Rahim ibnu Sulaiman; keduanya dari Israil dengan lafadz yang sama.

Ibnu Jari>r mengatakan dalam salah satu kitabnya selain kitab tafsirnya,

bahawa ia telah meriwayatkannya dari jalur Abdur Rah}ma>n saja. Hadis ini

menurut kami sah}ih> } sanadnya, tetapi adakalanya menurut pendapat orang lain

dinilai lemah karena ada beberapa cela yang antara lain ialah tidak diketahui

ada seorang mukharij yang mengetengakhannya dari Sammak, kecuali

melalui jalur ini. Kelemahan lainnya ialah bahwa Ikrimah dalam periwayatan

hadisnya menurut pendapat mereka masih perlu dipertimbangkan.

Kelemahan lainnya ialah orang yang diturunkan ayat ini berkenaan

dengannya, menurut mereka masih diperselisihkan berkenaan dengan

Muhallim ibnu Jusamah, sebagian yang lainnya mengatakan Usamah ibnu

Zaid, dan pendapat yang lainnya lagi mengatakan selain itu.9

Menurut kami, pendapat ini aneh dan tidak dapat diterima ditinjau dari

berbagai segi. Pertama ialah terbukti bahwa hadis ini diriwayatkan melalui

Sammak, dan telah menceritakan darinya banyak orang dari kalangan para

imam yang terkenal. Kedua, bahwa Ikrimah menurut penilaian kitab sah}i>h}

dapa dijadikan hujah hadisnya. Ketiga, hadis ini diriwaytakan pula melalui

jalur selain jalur ini dari Ibnu ‘Abba>s; seperti yang dikatakan oleh imam al-

Bukha>ri>, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah, telah

9
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


49

menceritakan kepada kami Sufyan, dari Amr ibnu Di>na>r, dari At}a’, dari Ibnu

‘Abba>s sehubungan dengan ayat ini,10 yaitu firman-Nya:

ٗ ۡ ُ َ ۡ َ َ َٰ ُ ُ َۡ . ََۡ ۡ َ ْ ُ َُ ََ
… &ِ ST UME !LME‫! ٱ‬JKِ‫ إ‬ABC &Dِ E ‫ ا‬E FG H‫و‬

Janganlah kalian mengatakan kepada orang yang mengucapkan ‘salam’


kepada kalian. “Kamu bukan seorang mukmin.” (an-Nisa’: 94)
Ibnu ‘Abba>s mengatakan bahwa dahulu pernah ada seorang lelaki

sedang sibuk mengurus ganimah miliknya, lalu ia dikejar oleh orang-orang

muslim, dan ia mengucapkan “Assala>mu ‘alaikum,” kepada mereka, tetapi

mereka membunuhnya dan merampas ganimahnya.11 Maka turunlah firman-

Nya

ٗ ۡ ُ َ ۡ َ َ َٰ ُ ُ َۡ . ََۡ ۡ َ ْ ُ َُ ََ
… &ِ ST UME !LME‫! ٱ‬JKِ‫ إ‬ABC &Dِ E ‫ ا‬E FG H‫و‬

Janganlah kalian mengatakan kepada orang yang mengucapkan ‘salam’


kepada kalian. “Kamu bukan seorang mukmin.” (an-Nisa’: 94)
Ibnu ‘Abba>s mengatakan bahwa harta benda duniawi adalah ganimah

itu, dan Ibnu ‘Abba>s membacakan firman-Nya, “As-sala>ma.”

Sa’id ibnu Mansur mengatakan, telah menceritakan kepada kami

Mansur, dari Amr ibnu Di>na>r, dari At}a’ ibnu Yasar, dari Ibnu ‘Abba>s yang

menceritakan bahwa pasukan kaum muslim mengejar seorang lelaki yang

10
Ibid.
11
Ibid., 402.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


50

sedang mengurus ganimahnya, lalu lelaki itu mengucapkan salam kepada

mereka. Tetapi mereka membunuhnya dan merampas ganimahnya.12

Ibnu Jari>r dan Ibnu Abu Ha>tim meriwayatkannya melalui jalur Sufyan

ibnu Uyaynah dengan lafadz yang sama. Di dalam salah satu turjumah

(autobiografi) ada yang tidak disebutkan, yaitu saudara lelakinya yang

bernama Fazzar hijrah kepada Rasulullah SAW atas perintah ayahnya untuk

memberitahukan kepada beliau perihal keislamannya dan keislaman

kaumnya. Tetapi di tengah jalan dalam kegelapan malam ia bersua dengan

suatu pasukan Sariyyah Rasulullah SAW padahal ia telah mengucapkan

kepada mereka bahwa dirinya adalah orang muslim, tetapi mereka tidak

menerimanya, bahkan membunuhnya. Ayah si terbunuh datang kepada

Rasulullah SAW untuk melaporkan hal itu, maka Rasulullah SAW

memberinya seribu dinar dan diat lainnya, lalu menyuruhnya pergi.13

2. Penafsiran M.Quraish Shihab tentang ayat-ayat Tabayyun

a. Surah al-Hujurat Ayat 6

َ َ َ َ َ ْ ُ ُ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ُۢ َ ۡ ُ َ ٓ َ ْٓ ُ َ َ َ َ ,+ -َ /

ٖ12ٰ40ِ ۢ ۡ ‫ٓا أن ِ ا‬ ٖ ِ ِ ! " ‫ء‬ $ ‫ن‬ِ ‫إ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ء‬ &'ِ
(‫ٱ‬ *

5ِ ٰ َ َ ْ‫ ا‬:
َ 6ِ ٰ7َ !ۡ ُ 2ۡ 8َ َ َ 9 ُ ۡ َُ
ِ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

12
Ibid.
13
Ibid., 402-403.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


51

Ayat ini, menurut banyak ulama, turun menyangkut kasus al-Walid>

ibn Uqbah Ibn Abi Mu’ith yang ditugaskan Nabi SAW menuju ke Bani al-

Musthalaq untuk memungut zakat. Ketika anggota masyarakat yang dituju itu

mendengar tentang kedatangan utusan Nabi SAW yakni al-Walid>, mereka

keluar dari perkampungan mereka untuk menyambutnya sambil membawa

sedekah mereka, tetapi al-Walid> menduga bahwa mereka akan

menyerangnya. Karena itu ia kembali sambil melaporkan kepada Rasul SAW

bahwa Bani al-Musthalaq enggan membayar zakat dan bermaksud

menyerang Nabi SAW. Rasul SAW marah dan mengutus Khalid ibn Walid>

menyelidiki keadaan sebenarnya sambil berpesan agar tidak menyerang

mereka sebelum duduk persoalan menjadi jelas. Khalid. mengutus seorang

informannya menyelidiki perkampungan Bani al-Musthalaq yang ternyata

masyarakat desa itu mengumandangkan adzan dan melaksanakan shalat

berjamaah. Khalid kemudian mengunjungi mereka lalu menerima zakat yang

telah mereka kumpulkan. Riwayat lain menyatakan bahwa justru mereka

yang datang kepada Rasul SAW menyampaikan zakat sebelum Khalid ibn al-

Walid> melangkah ke perkampungan mereka.14

Ayat di atas menggunakan kata ‫( إن‬in) yang berarti jika yang biasa

digunakan untuk sesuatu yang diragukan atau jarang terjadi. Ini

mengisyaratkan bahwa kedatangan seorang fasik kepada orang-orang

beriman diragukan atau jarang terjadi. Hal itu disebabkan orang-orang fasik

mengetahiu bahwa kaum beriman tidak mudah dibohongi dan mereka akan

14
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2009), 587.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


52

meneliti kebenaran setiap informasi sehingga seorang fasik dapat

dipermalukan dengan kebohongannya.15

Kata fa>siq ('&$%) terambil dari kata fasaqa ('(%) yang biasa digunakan

untuk melukiskan buah yang telah rusak atau terlalu matang sehingga

terkelupas kulitnya. Seorang yang durhaka adalah orang yang keluar dari

koridor agama akibat melakukan dosa besar atau sering kali melakukan dosa

kecil.16

Kata naba’ ()*+) digunakan dalam arti berita yang penting. Berbeda

dengan kata khabar (,*-) yang berarti kabar secara umum, baik penting

maupun tidak. Dari sini, terlihat perlunya memilah informasi apakah itu

penting atau tidak dan memilah pula pembawa informasi apakah dapat

dipercaya atau tidak. Orang beriman tidak dituntut untuk menyelidiki

kebenaran informasi dari siapa pun yang tidak penting, bahkan didengarkan

tidak wajar, karena jika demikian akan banyak energi dan waktu yang

dihamburkan untuk hal-hal yang tidak penting.17

Kata bi jaha>lah (2.$/01) dapat berarti tidak mengetahui dan dapat juga

diartikan serupa dengan makna kejahilan, yakni perilaku seseorang yang

kehilangan kontrol dirinya sehingga melakukan hal-hal yang tidak wajar, baik

atas dorongan nafsu, kepentingan sementara, maupun kepicikan pandangan.

Istilah ini juga digunakan dalam arti mengabaikan nilai-nilai ajaran Ilahi.18

15
Ibid., 588.
16
Ibid., 589.
17
Ibid.
18
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


53

Ayat diatas merupakan salah satu dasar yang ditetapkan agama dalam

kehidupan sosial sekaligus ia merupakan tuntunan yang sangat logis bagi

penerimaan dan pengamalan suatu berita. Kehidupan manusia dan

interaksinya haruslah didasarkan hal-hal yang diketahui dan jelas. Manusia

sendiri tidak dapat menjangkau seluruh informasi. Karena itu, ia

membutuhkan pihak lain. Pihak lain itu ada yang jujur dan memiliki integritas

sehingga hanya menyampaikan hal-hal yang benar, dan ada pula sebaliknya.

Karena itu pula berita harus disaring, khawatir jangan sampai seseorang

melangkah tidak dengan jelas atau dalam bahasa ayat di atas bi jaha>lah.

Dengan kata lain, ayat ini menuntut untuk menjadikan langkah berdasarkan

pengetahuan sebagai lawan dari jaha>lah yang berarti kebodohan, disamping

melakukannya berdasar pertimbangan logis dan nilai-nilai yang ditetapkan

Allah swt. Sebagai lawan dari makna kedua dari jaha>lah.19

Penekanan pada kata fa>siq bukan pada semua penyampai berita karena

ayat ini turun di tengah masyarakat muslim yang cukup bersih sehingga, bila

semua penyampai berita harus diselidiki kebenaran informasinya, maka ini

akan menimbulkan keraguan di tengah masyarakat muslim dan pada

gilirannya akan melumpuhkan masyarakat. Namun demikian, perlu dicatat

bahwa, bila dalam suatu masyarakat sulit dilacak sumber pertama dari satu

berita sehingga tidak diketahui apakah penyebarnya fasik atau bukan atau bila

dalam masyarakat telah sedemikian banyak orang-orang yang fasik, maka

ketika itu berita apapun yang penting tidak boleh begitu saja diterima. Dalam

19
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


54

konteks serupa, Sayyidina Ali ra. berkata: “Bila kebaikan meliputi satu masa

beserta orang-orang di dalamnya, lalu seorang berburuk sangka terhadap

orang lain yang belum pernah melakukan cela, maka sesungguhnya ia telah

menzaliminya. Tetapi, apabila kejahatan telah meliputi satu masa disertai

banyaknya yang berlaku zalim, lalu seseorang berbaik sangka terhadap orang

yang belum dikenalnya, maka ia akan sangat mudah tertipu”.20

Perlu dicatat bahwa banyaknya orang yang mengedarkan informasi

atau isu bukan jaminan kebenaran informasi itu. Banyak faktor yang harus

diperhatikan. Dahulu, ketika ulama menyeleksi informasi para perawi hadits-

hadits Nabi, salah satu yang diperbincangkan adalah penerimaan riwayat

yang disampaikan oleh sejumlah orang yang dinilai mustahil menurut

kebiasan mereka sepakat berbohong, atau yang diistilahkan dengan

mutawatir. Ini diakui oleh semua pakar, hanya masalahnya jumlah yang

banyak itu harus memenuhi syarat-syarat. Boleh jadi orang banyak itu tidak

mengerti persoalan, boleh jadi juga mereka telah memiliki asumsi dasar yang

keliru. Di sini, sebanyak apa pun yang menyampaikannya tidak menjamin

jaminan kebenarannya.21

Kata ‫إ‬34*56 (tushbihu>) pada mulanya berarti masuk di waktu pagi. Ia

kemudian diartikan menjadi. Ayat diatas mengisyaratkan bagaimana sikap

seorang beriman dikala melakukan satu kesalahan. Mereka, oleh akhir ayat

diatas, dilukiskan sebagai >?<‫د‬$+ A;8=% $< 789 ‫ا‬34*5;% (fatushbihu> ala> ma> fa’altum

20
Ibid., 589-590.
21
Ibid., 590.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


55

na>dimin), yakni segera dan berpagi-pagi menjadi orang-orang yang penuh

penyesalan.22

b. Surah an-Nisa’ 94

ُ َۡ . ََۡ ۡ َ ْ ُ َُ ََ ْ ُ ََ َ َ َ
!ُ JK ‫ ِإ‬ABC &Dِ E ‫ ا‬E FG H‫ا و‬ َ َ ‫ِ'& َءا َ ُ ٓا ْ إذَا‬
ِ @‫> ۡ= ُ ۡ! ِ< َ ِ ِ; ٱ‬ َ (‫ َ* ٱ‬,+ -/
.
ِ

َ َ َ َٞ َ ُ َ َ َ ۡ + ٰ َ َۡ َ َ ُ َ ۡ َ ۡ َ َ َٰ
`ِ EٰaZ ۚ ‫]ة‬^ِ Z !ِ _ Q ِ @‫ ٱ‬6َ ِ8 َ XY‫ٱ‬ ِ ‫ ة‬W‫ض ٱ‬Oَ Pَ ‫ ن‬Qَ ۡ ٗ ِ STُ U ME !LME‫ٱ‬

َ ‫ ۡ! َ َ َ ُ ۚ ٓا ْ إن‬J
ٗ fَ ‫ُ َن‬2Dَ 8ۡ Gَ Dَ ‫ َن‬dَ @‫ٱ‬
e]
ُ َۡ َ ُ َ ُ َ ُ
2P @‫& ٱ‬Dَ ;ۡ b &ِ ّ !ُ Z
ِ ِ ِ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan


Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang
mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu
membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di
sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah
menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Sekian banyak riwayat yang menguraikan sebab turunnya ayat ini.

Imam Bukha>ri> meriwayatkan bahwa ayat ini turun berkaitan dengan kasus

pembunuhan terhadap seseorang yang dihadapi oleh sepasukan kaum

muslimin, yang ketika ditemukan oleh salah seorang anggota pasukan

langsung mengucapkan salam, atau dalam riwayat lain mengucapkan kalimat

syahadat, tetapi ia tetap dibunuh karena diduga ia mengucapkannya untuk

menghindar dari pembunuhan. Beragam riwayat tentang siapa pelaku dan

korban. Boleh jadi juga kesemuanya benar, dalam arti kasus semacam ini

terjadi beberapa kali. Dalam satu riwayat dinyatakan bahwa ketika Rasul

mendengar kasus ini, beliau sangat menyesal dan mengecam pelakunya.

22
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


56

Alasan pembunuhan pun tidak diterima Nabi saw. Beliau Bersabda:”Apakah

engkau telah membelah dadanya sehingga mengetahui isi hatinya?”23

Menurut M.Quraish Shihab Perintah berhati-hati mencabut nyawa

seseorang, yang dikemukakan ayat ini dalam konteks keluar untuk berperang,

mengharuskan seseorang lebih berhati-hati mencabut nyawa dalam berperang

dan walau dengan alasan mempertahankan diri. Memang, salah satu yang

dinilai sebagai pembunuhan yang hak adalah pembelaan terhadap diri,

keluarga, dan harta benda. Tetapi, harus diingat bahwa pembelaan itu harus

dimulai denagn tindakan yang berdampak seringan mungkin bagi pelaku

kejahatan, misalnya dengan ancaman atau teriakan. Jika ini telah dapat

menghalangi maksud jahatnya, jangankan membunuh, memukul pun sudah

tidak dibenarkan. Tetapi, bila belum, si pembela dapat menolaknya dengan

tangan, tidak dengan batu, tongkat atau kayu, kecuali jika tangannya tidak

mempan, demikian seterusnya.24

Karena itu pula, tidak dibenarkan membunuhnya kalau mencederai

salah satu anggota tubuhnya telah dapat mengakhiri kejahatannya. Tetapi,

kalau si penjahat mengancamnya dengan sengaja dan dia menduga keras

bahwa caracara yang ringan tidak akan menghentikannya, ketika itu dia

dibolehkan membunuhnya. Demikian terlihat, walaupn pembelaan diri

dibenarkan, itu tidak berarti serta merta seseorang dapat membunuh orang

alin dengan dalih membela diri karena pembunuhan dibenarkan kalau terbukti

23
Ibid., 675.
24
Ibid., 676.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


57

secara jelas bahwa si penjahat benar-benar bermaksud dan telah melangkah

untuk membunuhnya. Tidak diterima dalih yang sekedar menyatakan bahwa

penjahat masuk kerumah sehingga aku terpaksa membunuhnya, para

saksipun tidak diterima kesaksiannya kalau hanya melihat penjahat masuk

tanpa membawa senjata.25

Ayat ini dijadikan dasar oleh ulama bahwa seorang kafir sekalipun

apabila telah mengucap[kan kalimat syahadat, walau belum mengamalkan

ajaran Islam, nyawanya harus dipelihara, tidak boleh dibunuh.26

Ayat ini juga menunjukan betapa Alquran menkankan perlunya

menyebarluaskan rasa aman dan kepercayaan di kalangan masyarakat, dan

menghindarkan segala macam keraguan dan tuduan yamg boleh jadi tidak

berdasar, dan karena itu pula terbaca di atas, perintah(‫ْ ا‬LُN‫ﱠ‬PَRَSَT) fatabayyanu>

(telitilah dengan sungguh-sungguh) diulangi dua kali.

3. Penafsiran Hamka tentang ayat-ayat Tabayyun

a. Surah al-Hujurat Ayat 6

َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ ُ ٓ ْ َ َ
1ٖ 2ٰ4َ َ0ِ ۢ َ ۡ ‫ َء" ۡ! ِ ُ ۢ ِ َ ٖ َ َ ُ ٓا أن ِ ُ ا‬$َ ‫ِ'& َءا َ ُ ٓا إِن‬
َ (‫ َ* ٱ‬,+ -/
.

5ِ ٰ َ َ ْ‫ ا‬:
َ 6ِ ٰ7َ !ۡ ُ 2ۡ 8َ َ َ 9 ُ ۡ َُ
ِ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

25
Ibid.
26
Ibid., 677.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


58

Ayat ini jelas sekali, memberikan larangan yang sekeras-kerasnya

lekas percaya kepada berita yang dibawa oleh seorang yang fasik,

memburukkan seseorang atau suatu kaum. Janganlah perkara itu langsung

saja diiyakan atau ditidakkan, melainkan diselidikilah terlebih dahulu dengan

seksama sekali benar atau tidaknya. Jangan sampai karena terburu

menjatuhkan keputusan yang buruk atas suatu perkara, sehingga orang yang

diberitakan itu telah mendapat hukuman, padahal kemudian ternyata bahawa

tidak ada samasekali salahnya dalam perkara yang diberitakan orang itu.27

Di dalam sebab turunnya ayat ada disebutkan bahwasanya hal ini

bersangkut paut dengan berita yang dibawa kepada Rasulullah SAW oleh

Walid> bin Uqbah bin Abi Mu’ith.

Menurut riwayat Sa’id yang diterimanya dari Qatadah bahwa pada

suatu hari Nabi SAW mengutus Walid> bin Uqbah itu memunggut sedekah

(zakat) kepada Bani Musthaliq, yang telah mengaku tunduk kepada Nabi dan

telah memeluk agama Islam. Sesampai Walid> di negeri Bani Musthaliq itu,

maka maksudnya memungut zakat itu tidaklah berhasil. Lalu Walid> segera

pulang ke Madinah dan melaporkan kepada Nabi SAW bahwa Bani

Musthaliq itu telah mutad dari Islam. Lalu Rasulullah SAW mengutus Khalid

bin Walid> bersama seperangkat tentara datang ke negeri itu. Tetapi

kedatangan itu janganlah menghebokan dan disuruh beliau menyelidiki

terlebih dahulu dengan seksama dan teliti, dan jangan terburu-buru

mengambil sikap keras. Khalid langsung melaksanakan perintah itu dan dia

27
Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz XXVI (Jakarta: Panjimas, 1992), 191.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


59

datang ke tempat itu pada malam hari, sehingga tidak ada orang yang tahu.

Setelah itu dikirmnyalah beberapa orang spion masuk ke dalam kampung itu

untuk menyelidiki lebih mendalam dan lebih dekat. Setelah berapa lamanya,

spion-spion tu datang kembali membawa laporan bahwa penduduk kampung

Bani Musthaliq itu menjalankan agama Islam dengan baik, kedengaran azan

dan sembahyang berjamaah pada waktunya. Setelah itu spion itu pun datang

kembali kepada Khalid membawa laporan, berita bahwa orang-orang itu

murtad adalah berita bohong belaka. Jelas sekali bahwa mereka tetap dalam

Islam. Khalid pun segera melaporkan segala hasil penyelidikannya itu kepada

Nabi. Maka turunlah ayat ini, memberi ingat bahwa jika datang orang fasik

membawa berita hendaklah selidiki lebih dahulu dengan seksama, jangan

sampai suatu kaum menderita suatu malapetaka dengan tidak semena-mena,

padahal bukan kesalahannya. kalau hali ini kejadian, tentulah kamu juga yang

menyesal. Nabi sendiri sampai berkata “menyelidiki dengan tenang adalah

dari Allah dan tergopoh-gopoh adalah dari syaitan.”28

Inilah satu contoh teladan yang jelas sekali akan jadi pedoman bagi

kaum Muslimin bahwasannya mereka tidak boleh cepat saja menerima suatu

berita, yang di zaman moderen ini kerapkali dinamakan isu-isu atau kabarnya

konon, atau gosip, atau fitnah yang dibikin-bikin, sehingga masyarakat

menjadi heboh. Kabar berita demikian kadang-kadang tidak tentu saja ujung

pangkalnya, dan orang banyak lekas sajs menerima dengan tidak berfikir

panjang atas kebenarannya. Terbetik berita bahwa di Jakarta Timur, di atas

28
Ibid., 191-192.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


60

satu pohon beringin kelihatan orang bersayap terbang keangkasa. Orang

banyak pun berkerumun datang ke sana, padahal setelah dilihat tidak ada

samasekali, atau ada berita bahwa dua orang pemuda dan pemudi melakukan

zina, lalu kedua badan mereka menjadi terikat, tidak mau dipisahlah lagi. Ini

terjadi di Jakarta Barat, maka berkerumun pulalah orang ke sana. Karena

berita ini diperbuat seakan-akan berita yang terang dan sah. Padahal setelah

sampai ke tempat yang dikatakan itu samasekali tidak terdapat apa yang

dikatakan itu.29

Maka kalau memang agama Islam ini akan dijadikan pedoman hidup

kaum muslim di Indonesia, rasanya ayat inilah yang patut dipegangi jika

seseorang mendengar gosip-gosip yang demikian dalam masyarakat,

sehingga tanah air tidak jadi subur untuk gosip seperti demikian.30

b. Surah an-Nisa’ 94

ُ َۡ . ََۡ ۡ َ ْ ُ َُ ََ ْ ُ ََ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ ْٓ ُ َ َ َ َ + َ َ
ُ!J Kِ ‫ إ‬ABC &Dِ E ‫ ا‬E FG H‫ا و‬ َ
ِ @‫* ٱ(ِ'& ءا ا إِذا >= ! ِ< ِ ِ; ٱ‬,-/ .

َ َ َ َٞ َ ُ َ َ
`ِ EٰaZ ۚ ‫]ة‬ َ ۡ ‫ َض‬Oَ Pَ ‫ َن‬Qُ َ ۡ َ ٗ ِ Sۡ Tُ U
َ َ ۡ + ِ ‫ َ ٰة‬W‫ٱ‬
ِ ^Z !ِ _ Q ِ @‫ ٱ‬6 ِ8 َ XY‫ٱ‬ َ Mۡ َ E !َ ٰ Lَ ME‫ٱ‬

َ ‫ ۡ! َ َ َ ُ ۚ ٓا ْ إن‬J
ٗ fَ ‫ُ َن‬2Dَ 8ۡ Gَ Dَ ‫ َن‬dَ @‫ٱ‬
e]
ُ َۡ َ ُ َ ُ َ ُ
2P @‫& ٱ‬Dَ ;ۡ b &ِ ّ !ُ Z
ِ ِ ِ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan


Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang
mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu
membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di
sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah

29
Ibid., 192.
30
Ibid., 193.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


61

menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha


Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Artinya janganlah sembrono, terburu nafsu, tidak terkendali.

Melainkan hendaklah teliti dan hati-hati. Jangan sampai terbunuh terpancung

leher orang yang tidak patut diperlakukan demikian. Misalnya dia seorang

Islam, tetapi belum sampai hijrah ke dalam masyarakat Islam karena sebab-

sebab yang dapat dipahami:

“Dan janganlah kamu katakan kepada orang yang memberi salam

kepada kamu: “Engkau bukan orang mukmin!” apabila orang telah

mengucapkan salam, tandanya dia meminta damai, engkau perangi juga.

Padahal maksud Islam bukanlah berperang semata berperang melainkan

mengutamakan damai. Apa lagi kalau dia mengucapkan dia orang Islam.

Janganlah kamu katakan bahwa dia mengucapkan itu hanya dengan mulutnya

saja, sedang hatinya tidak Islam. Engakau tidaklah dapat mengetahui apa

yang ada dalam hati orang.31

Janganlah kamu berlaku demikian terhadap orang yang telah memberi

salam: “karena kamu mengharapkan kehidupan dunia.” Ini adalah celaan

yang keras tetapi dilakukan dengan cara halus oleh Tuhan. Yaitu jangan kamu

terburu-buru membunuh orang yang telah mengucapkan salam kepadamu lalu

menuduhnya belum Islam, karena kamu mengharapkan dengan sebab

kematiannya itu hendak merampas harta bendanya. Sebab dalam peperangan

halal mengambil harta rampasan kepunyaan musuh (Ghani>mah). Janganlah

31
Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz V.., 270.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


62

sampai kamu terburu menghilangkan jiwa karena mengharapkan harta

rampasan itu, karena harta hanyalah kekayaan sementara dunia ini saja. Dia

tidak akan kekal, yang kekal hanyalah takwa dan amal shaleh jua.32

“Padahal di sisi Allahlah harta yang banyak.” Tidaksaja dari

rampasan perang kamu akan mendapat harta (Ghani>mah). Tuhan dapat

membukakan lagi banyak pintu lain sebagai sumber dari harta itu, yang akan

kamu dapat dengan usaha bersungguh-sungguh.

“Begitulah juga keadaan kamu dahulu.” Artinya, bahwasanya orang-

orang yang telah mengucapkan Islamnya di antara kaumnya yang masi kafir.

Janganlah kamu bunuh mereka dengan terburu karena menyangka mereka

belum Islam. Sebab di dalam kalanganmu sendiri pun di zaman dahulu pernah

terjadi demikian pada diri orang-orang yang mula-mula masuk Islam, bukan

orang-orang penting. Bukanlah orang-orang yang telah menyatakan Islam

pada permulaan datangnya dakwah Islam mengerjakan agamanya dengan

sembunyi-sembunyi. Sampai kalau akan mengadakan pengajian dengan

Rasulullah, dengan sembunyi-sembunyi di rumah Arqam bin Abil Arqam.

Barulah mereka berani mengerjakan Islam dengan terang-terangan stelah

Umar bin Khathab menyatakan diri memeluk Islam.33

Setelah peringatan tuhan ini disampaikan, maka diulangilah kembali

peringatan di permulaan ayat: “sebab itu telitilah.” Jangan terburu-buru,

selidikilah dan jelaskanlah sebelum melakukan bunuh. Bila telah datang

32
Ibid.
33
Ibid.., 270-271.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


63

seseorang mengucapkan salam atau mengucapkan kalimat syahadat, jangan

langsung dibunuh. Sebab di serata-rata tanah Arab yang belum menyatakan

takluk kepada Rasulullah SAW memang ada orang-orang yang telah Islam

dengan sembunyi-sembunyi. Sekarang dengan tentara dari kawan

seagamanya, tentu kepada kawan itu dengan segera dia menyatakan diri

dengan mengucapkan tanda-tanda dari orang Islam yaitu salam.34

Di dalam ayat ini dua kali diulang menyuruh menyelidiki

FaTabayyanu! Dengan ini dapat pula dipahamkan betapa pentingnya “Badan

Penyelidik” dalam satu angkatan perang yang selain dari mengetahui keadaan

negeri yang akan diserbu, gunung dan bukitnya, lembah dan ngarainya,

sungai, jalan-jalan besar dan jalan-jalan kecilnya, lebih penting pula

mengetahui keadaan penduduk. Adakah agaknya di sana golongan tertindas

yang harus dibela, yang sangat mengharapkan untuk dibebaskan dari

kezaliman penguasa dalam negeri yang akan dimasuki itu.35

34
Ibid.., 271.
35
Ibid.., 272.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


64

B. Makna Tabayyun dalam Surah Al-Hujurat dan Surah An-Nisa’

Di atas sudah disebutkan oleh sebagian mufassir Bahwa penafsiran surah al-

Hujurat adalah Allah memerintahkan agar benar-benar meneliti berita yang dibawa

oleh orang-orang fasik dalam rangka mewaspadainya, sehingga tidak ada seorang

pun yang memberikan keputusan berdasarkan perkataan orang fasik tersebut

Jadi ketika seseorang fasik membawa berita jangan terburu-buru mngambil

berita tersebut, tetapi periksalah berita tersebut. Memeriksa berita itu mulai dari

pembawa berita, kualitas berita, dan urgensi (kepentingan) dari sebuah berita.

Karena seseorang tidak bisa terburu mengambil keputusan dari suatu berita,

sebelum berita itu telah jelas kebenarannya, ketika seseorang mengambil berita itu

tanpa mencari kejelasan dari berita itu, maka berita itu bisa merusak dirinya atau

bahkan merusak masyarakat sekitar (berita houx).

Dalam an-Nisa’ juga sudah di sebutkan janganlah sembrono, terburu nafsu,

tidak terkendali. Melainkan hendaklah teliti dan hati-hati. Jangan sampai terbunuh

terpancung leher orang yang tidak patut diperlakukan demikian. Sikap berhati-hati

dan waspada dalam perang agar tidak terjadi pembunuhan terhadap orang Muslim,

adalah suatu keharusan. Apabila kalian pergi berperang di jalan Allah, maka

telitilah terlebih dahulu siapa orang yang akan diperangi.

Jadi ketika seseorang pergi berjihad janganlah terlalu terburu membuat

keputusan bahwa musuh adalah orang-orang yang bukan Islam, maka dari pada itu

sebelum berperang hendaklah mencari tahu background musuh atau latar belakang

musuh. Apalagi kalau membuat keputusan terburu-buru dan didampingi dengan

hawa nafsu yang tidak bisa terkontrol.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


65

Dalam surah al-Hujurat dan surah an-Nisa’ sama-sama Allah SWT

menyuruh untuk meneliti sesuatu yang belum tampak jelas keadaanya dan tidak

buru-buru dalam mengambil keputusan. Dua surah ini hampir sama yang

diperintahkan Allah SWT, tetapi kedua surah ini memiliki perbedaan dari segi

Obyek, yaitu dari surah al-hujurat mempunyai obyek bagaimana sikap seseorang

ketika menerima berita, sedangkan dalam surah an-Nisa’ memiliki obyek

bagaimana keadaan ketika bertemu musuh yang tidak diketahui latar belakangnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


BAB IV
ANALISIS TABAYYUN TERHADAP MEDIA SOSIAL
A. Analisis

Alquran adalah wahyu Allah SWT yang telah diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai kitab suci terakhir untuk dijadikan petunjuk dan

pedoman hidup di dunia dan keselamatan di akhirat. Alquran adalah sumber pokok

dan mata air yang memancarkan ajaran-ajaran Islam.1

Tercantum beberapa penafsiran mufasir yang secara eksplisit menyatakan

bahwa ayat-ayat di atas mengkaji proses bagaimana cara ketika sesorang yang tidak

dikenal membawa berita. Oleh karena itu, terdapat beberapa mufasir yang

menegaskan bahwa pembahasan ayat-ayat tabayyun ada dalam susunan ayat ini.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh M. Quraish Shihab, Ibnu Katsir dan lain-

lain.

Berangkat dari pengertian tabayyun sendiri, yang dapat dirangkum dari

beberapa pengertian menurut pendapat beberapa ulama yaitu jangan terburu-buru

mempercayai ketika bertemu seseorang yang membawa berita menggembirakan

ataupun menyedihkan. Bentuk penafsiran para mufassir berbeda-beda tetapi

mempunyai inti yang sama.

Apabila mengamati ayat-ayat tabayyun di atas, Allah SWT tidak

memperintahkan agar menolak berita orang fasik

1
Siti Aminah, Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (Semarang: Asy-Syifa’, 1993), 1.

66

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


67

atau menerimanya, karena bisa jadi beritanya benar atau salah. Karenanya

wajib diteliti terlebih dahulu agar tidak menyesal atas kurangnya kehati-hatian.

Dari ayat ini dapat mengambil faidah, bahwa Allah SWT tidak

memperintahkan menolak berita dari orang fasik dan tidak pula menyuruh untuk

mendustakannya, tetapi menolak dia sebagai saksi secara umum. Allah

memerintahkan agar meneliti berita yang disampaikan seseorang, jika ada qorinah

(tanda) dan bukti bahwa berita yang dibawanya benar, maka boleh mengambil

beritanya, sekalipun kefasikan yang telah dilakukannya berat. Inilah kaidah untuk

mengambil riwayat dari orang yang fasik dan persaksiannya, sebab banyak pula

orang fasik yang benar berita dan riwayatnya dan juga persaksiannya. Sedangkan

kefasikan mereka itu urusan lain. Jika seperti ini berita atau persaksiannya tidak

boleh ditolak. Akan tetapi jika kefasikannya karna dia sering berdusta dan

mengulang-ulang kedustaannya, dan sekiranya bohongnya lebih banyak dari pada

benarnya, maka kabarnya dan persaksiannya tidak diterima.

Tabayyun merupakan perintah Allah SWT bagi seorang mukmin, tabayyun

merupakan salah satu ketaatan bagi seorang mukmin terhadap syari’at ajaran agama

Islam. Tabayyun dalam Alquran dimaknai teliti dalam menerima berita dari orang

lain, walaupun datangnya dari orang mukmin. Apalagi berita yang disebarkan oleh

orang-orang yang tidak menyukai ajaran Islam. Yang ingin menghancurkan kaum

yang beriman.

Jika datamg berita dari orang fasik, maka seseorang tidak boleh langsung

menolaknya, lalu apa faidahnya ayat-ayat di atas, Berita orang fasik itu ada

faidahnya, yaitu menggerakkan jiwa dan semangat agar manusia bertanya dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


68

menelitinya. Karena tanpa berita dari mereka, seseorang tidak akan bergerak dan

tidak pula berusaha. Akan tetapi ketika ada berita, seseorang berkata: Barangkali

berita itu benar, maka menggerakkan seseorang untuk menanya dan mencari

kebenarannya. Jika ada bukti atas kebenarannya atau tanda kebenarannya, maka

seseorang boleh mengambilnya. Namun jika tidak, maka mereka menolaknya.

Tabayyun terhadap sebuah berita bukan hanya ditujukan kepada orang yang

fasik saja, sekalipun orang fasik lebih diutamakan karena terkait dengan

kefasikannya, akan tetapi kepada mukmin yang tsiqoh pun sebaiknya juga perlu

tabayyun, karena bagaimanapun juga manusia bisa lupa dan salah.

Menurut asalnya orang muslim itu tidak dikenal kejujurannya, sampai

diketahui diajujur atau tidak. Seandainya orang Islam itu asalnya benar atau jujur,

tentu tidak perlu digelari tsiqoh(dapat dipercaya), atau dia demikian dan demikian.

Inilah asalnya orang Islam. Akan tetapi manusia berbicara tentang ta’dil (pujian)

dan jarh (celaan) tsiqoh dan dho’if, kuat atau lemahnya hafalannya. Ini bukan

berarti jika orang Islam tidak dijumpai kelemahannya lalu dihukumi tsiqoh atau

dapat dipercaya. Karena pernyataan dia dipercaya atau tidak atas dasar ilmu, setelah

meneliti keadaannya.

Tabayyun dalam Al-Qur’an memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat dari Tabayyun sebagai berikut:

a. Tidak tergesa-gesa dalam menerima berita

b. Tidak ada kesalah pahaman

c. Tidak saling menuduh

d. Tidak ada pertumpahan darah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


69

e. Hidup rukun dan damai di dalam masyarakat.

Al-Qur’an mengingatkan agar orang yang menerima informasi hendaknya

menanyakan kepada orang lain yang mengetahui dan yang dapat dipertanggung

jawabkan informasinya.2

Telah di sebutkan dalam Alquran surah an-Nahl ayat 43:

َ‫ن‬Ecُ َOdۡ eَ Iَ ۡ<ُfTYُ ‫ إِن‬Xِ Yۡ [‫ ْا أَ ۡھ َ] ٱ@ ﱢ‬Eٓ ُO8ۡ َ: ۖ ۡ<>ِ ?ۡ َ@ِ‫ إ‬Cٓ DE َ ِOPۡ َQ RSِ JَTOۡ Uَ ‫ٓ أَ ۡر‬JSَ ‫َو‬
ِ G‫ ﱡ‬IJٗ Kَ ‫ ِر‬I‫ إِ ﱠ‬N
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami
beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
jika kamu tidak mengetahui
Orang yang tidak mengetahui tidak dibenarkan memberi informasi apapun

walau ia ditanya. Nabi Muhammad SAW ketika beliau diajukan pertanyaan

mengenai masalah pertanian, beliau menyatakan tidak mengetahuinya dan bahwa

“Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian (daripada aku)”.

Ini adalah realisasi dari tuntunan Alquran untuk tidak memberi informasi

menyangkut hal yang tidak diketahui. Dan sudah disebutkan dalam Alquran surah

Qaf ayat 18:

p?ٞ ِfqَ ٌs?ِQ‫ َر‬tِ nَۡ pَ@ I‫ ٍل إِ ﱠ‬Eۡ َQ RSِ ُlmِ Oۡ َn JS‫ﱠ‬

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat


pengawas yang selalu hadir
Al-Qur’an menuntut setiap orang yang mengetahui kebenaran untuk

memberi informasi (kesaksian), janganlah saksi-saksi (yang mempunyai informasi)

enggan memberi keterangan apabila mereka dipanggil. Bahkan bila keengganan

2
M.Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), 360.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


70

memberi informasi itu mengakibatkan kaburnya kebenaran, atau berdampak negatif

terhadap seseorang atau masyarakat, maka orang yang menyembunyikan kebenaran

memikul dosa yang sangat besar.

Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan bahwa jauhi bohong, karena

bohong akan membawa kamu kepada dosa dan dosa akan membawa kamu kepada

neraka. Biasakanlah berkata jujur, karena jujur akan membawa kamu kepada surga.

Salah satu kiat mendidik generasi muda sehingga tumbuh menjadi generasi sejarah

yang kuat adalah dengan berkata jujur. Dengan kata lain, resep untuk membentuk

kekuatan adalah kejujuran. Sebaliknya kebohongan akan mendatangkan

kelemahan. Sebab bohong lahir dari sifat rendah diri, pengecut, dan ketakutan.3

Indonesia sekarang sudah mencoba menapaki kebebasan pers dan

kebebasan berbicara yang memang dijamin oleh agama dan undangundang. Namun

di tengah perjalanan tersebut, informasi yang tersebar bisa membangun opini dan

isu yang cenderung menyesatkan. Fenomena ini ternyata bukan hanya dialami dan

dirasakan oleh media sekuler, tapi juga oleh kalangan Islam.4

Memang lidah tak bertulang dan kecil bentuknya, namun bila tidak bisa

menjaganya akan besar akibatnya. Lidah adalah anggota tubuh yang penting

sekaligus berbahaya. Ia menjadi juru bicara manusia yang bisa membolak-balikkan

fakta, dari benar menjadi salah atau sebaliknya. Melaluinya seseorang bisa

mengetahui perasaan, keinginan, pemikiran dan pendidikan serta akhlaknya. Sifat

seseorang terhadap lisannya, bisa membedakannya apakah dia orang munafik atau

3
Waryono Abdul Ghafur, Tafsir Sosial (Yogyakarta: ELSAQ Press, 2005), 151.
4
Ibid., 152.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


71

mukmin, apakah dia seorang yang arif (berpengetahuan mendalam) atau awam atau

apakah dia bodoh atau pintar.

Lisan adalah alat komunikasi yang dimiliki manusia dalam menyampaikan

gagasan, pikiran, unek-unek, perasaan dan lain-lain. Alquran menyatakan bahwa

antara lisan dan hati sering ada kesenjangan atau ketidak sambungan, sehingga apa

yang dikatakan dapat saja bukan sesuatu yang berasal dari hatinya. Oleh karena itu,

dalam masalah isi hati hanya Allah dan yang bersangkutan yang tahu.5

Di zaman yang sudah berkembang pesat, berita atau informasi disajikan

beraneka macam, isu, gosip seperti makanan keseharian. Tabayyun dimasa

sekarang berbeda dengan masa Nabi apabila dahulu di masa Nabi berita yang

disampaikan oleh orang harus diteliti kebenarannya secermat mungkin. Sedangkan

di zaman sekarang gosip atau isu seperti hal biasa yang tidak perlu dicari

kebenarannya bahkan dijadikan mata pencaharian untuk orang-orang yang gila

popularitas. Sungguh tragis aib yang seharusnya ditutupi serapat mungkin malah

dijadikan sebagai hal yang biasa dilakukan oleh orang di zaman sekarang ini.

B. Penggunaan Tabayuun dalam Bermedia Sosial

Smartphone memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan handphone

biasa. Selain fungsi utamanya sebagai sebagai media komunikasi, smartphone

memiliki kemampuan yang membuat masyarakat banyak yang beralih

menggunakan telepon pintar untuk menunjang aktivitas mereka sehingga saat ini

smartphone menjadi bagian dari gaya hidup para penggunanya.

5
M.Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi (Hidup Bersama Al-Qur’an) (Bandung: Mizan
Pustaka, 2007), 108.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


72

Pengguna smartphone mempunyai banyak pilihan untuk berkomunikasi

melalui telepon genggam. Mereka bisa menggunakan blackberry messenger,

WhatsApp atau media sosial lain yang dapat menghubungkan pengguna telepon

pintar dengan banyak orang sesama pengguna instant messenger tersebut secara

langsung. Melalui messenger, komunikasi terjadi secara langsung yaitu dimana

pengirim pesan langsung mendapatkaan balasan dari penerima pesan tanpa

dikenakan biaya pulsa yang dengan menggunakan data paket.

Para pengguna smartphone tidak harus berada didepan komputer untuk

menggunakan sosial media. Karena aplikasi sosial media tersebut sudah tersedia

pada sistem operasi smartphone. Keberadaan pengiriman pesan instan membuat

proses komunikasi para pengguna telpon pintar menjadi lebih cepat dan lebih

efektif bila dibandingkan dengan bentuk pengiriman pesan yang terdapat pada

telepon genggam biasa.

Media sosial adalah sebuah media online, dimana para penggunanya bisa

dengan mudah berkomunikasi, berpartisipasi, berbagi informasi dan menciptakan

isi. Jenis-jenis media sosial yang sangat familiar digunakan oleh masyarakat antara

lain Facebook, Youtube, Instagram, Twitter,BlackBerry Messenger, WhatsApp ,

dan lain sebagainya.

Media sosial telah menjadi sebuah sarana umum yang dipergunakan dalam

kehidupan individu sehari-hari dan era baru dalam proses belajar mengajar.

Penyebaran informasi yang terjadi dalam kalangan remaja terbilang sangat cepat

akibat media sosial bahwa informasi dalam media sosial berkembang dan menyebar

luas seperti virus dalam tubuh. Anak-anak pada usia remaja di Indonesia sangat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


73

cepat beradaptasi terhadap perkembangan teknologi yang ada saat ini. Maka,

tidaklah mengherankan jika seseorang berada di pusat keramaian, mereka dapat

melihat para remaja yang saat ini minimal menggunakan sebuah perangkat digital

untuk membantu aktivitas mereka.

Media sosial memiliki daya tariknya sendiri bagi setiap kalangan,

begitupula dengan kalangan remaja. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh

kementrian Kominfo6 dalam penelusuran para pengguna aktivitas online pada anak

usia remaja tahun 2014, ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media sosial sangat

melekat dengan kehidupan remaja sehari-hari. Dalam studi ini ditemukan bahwa

dari 98 persen remaja yang di survei tahu tentang internet dan 79,5 persen

diantaranya adalah pengguna internet. Daya tarik internet dan media sosial inilah

yang kemudian memegang peranan penting dalam membangun kemampuan

berkomunikasi seseorang.

DI internet, masyarakat bisa dengan mudah menemukan berbagai ulasan

atau tafsir mengenai ayat-ayat Alquran. Ulasan tersebut dibuat berbagai kalangan.

Baik oleh orang-orang berkompeten atau punya ilmu, maupun orang-orang awam

yang sekadar mengandalkan terjemahan. Persoalan muncul ketika konten-konten

ayat Alquran dari sumber yang kurang jelas tersebut dipercaya begitu saja dan

disebarkan di media sosial. Tak jarang muncul kesalahpahaman, dan bahkan

pertikaian dengan sesama.

6
SIARAN PERS NO. 17/PIH/KOMINFO/2/2014 https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/
3834/Siaran+Pers+No.+17-PIH-KOMINFO-2-2014+tentang+Riset+Kominfo+dan+UNICEF+
Mengenai+Perilaku+Anak+dan+Remaja+Dalam+Menggunakan+Internet+/0/siaran_pers#.VgNy
MdKqqko (jumat, 12 Januari 2017, 19.27).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


74

Dalam era media sosial ada sangat banyak salinan teks Al Qur'an dan hadits

yang beredar. Umumnya tidak dilengkapi dengan pemahaman konteks dan makna,

yang berakibat pembaca bisa salah mengerti, membuat pengertian sendiri, atau

lebih parah lagi, pengertiannya 'diarahkan' untuk kepentingan tertentu.

Ini adalah kewajiban mereka yang berilmu untuk memberikan pemahaman,

terutama pada ayat-ayat Al Qur'an dan hadits yang sering beredar di jagad media

sosial, dan disampaikan tidak utuh dan tanpa penjelasan yang memadai.

Media sosial memiliki dampak positif bagi penggunanya untuk dapat

berinteraksi, berkomunikasi, menyampaikan pesan, saling berdiskusi baik antar

teman maupun antar anggota keluarga yang tidak mungkin dilakukan secara

langsung karena terpisah oleh ruang atau jarak. Namun demikian media sosial juga

memiliki dampak negatif apabila tidak bijak dalam menggunakannya.

Dampak negatif itu diantaranya adalah:

a. Keterbukaan informasi: Dampak negatif media sosial bagi masyarakat yakni

adanya keterbukaan informasi yang ada dalam media sosial tersebut, sebut saja

dalam facebook ada begitu banyak informasi yang sejatinya belum layak untuk

di komsumsi oleh pelajar namun karena tidak filterisasi jadi siapapun bisa

melihatnya.

b. Melemahnya sikap sosial: Walaupun dinamakan media sosial namun sejatinya

dalam kondisi nyata media sosial membuat sebagian orang menjadi pribadi yang

tidak terlalu memerhatikan lingkungan sosialnya, mereka sibuk mengakses

berbagai media sosial yang dimiliki sehingga berinterkasi dalam lingkungannya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


75

mulai kurang, sehingga ada ungkapan yang mengatakan media sosial

mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.

c. Terpenting adalah Kewajiban agama dilalaikan: Alasan ini yang paling banyak

ditimbulkan dari penggunaan sosial media yang berlebihan. Karena waktu yang

sangat berharga untuk beribadah akan diabaikan karena keasikan sosial media.

Banyak sekali contohnya misal, karena asiknya bermain sosial media sampai

lupa membaca doa saat makan, adzan sholat hanya akan jadi musik semata

bahkan di hiraukan, ibadah sholatnya akan berubah dengan melototin layar.

Bukanya pahala yang akan didapat melaikan dosa yang tak terhingga. Seperti,

orang-orang yang suka menonjolkan aurat di sosial media, suka menghina orang

lain, melakukan kejahatan lewat sosial media, dll.

Pemanfaatan media sosial di Indonesia saat ini berkembang luar biasa.

Meski begitu, perkembangan teknologi informasi kehidupan di dunia nyata tidak

pararel dengan kehidupan di dunia maya. Media sosial kini dipenuhi berita

informasi palsu (hoax), provokasi, fitnah, sikap intoleran dan anti Pancasila.

Kemajuan teknologi di era globalisasi membuat informasi begitu cepat beredar luas.

Keberadaan internet sebagai media online membuat informasi yang belum

terverifikasi benar dan tidaknya tersebar cepat. Hanya dalam hitungan detik, suatu

peristiwa sudah bisa langsung tersebar dan diakses oleh pengguna internet melalui

media sosial. Melalui media sosial, ratusan bahkan ribuan informasi disebar setiap

harinya. Bahkan orang kadang belum sempat memahami materi informasi, reaksi

atas informasi tersebut sudah lebih dulu terlihat.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


76

Memang, media sosial memberikan kemerdekaan seluas-luasnya bagi para

pengguna untuk mengekspresikan dirinya, sikapnya, pandangan hidupnya,

pendapatnya, atau mungkin sekadar menumpahkan unek-uneknya. Termasuk

memberikan kebebasan apakah media sosial akan digunakan secara positif atau

negatif. Semua orang patut prihatin dengan kondisi saat ini, cukup banyak orang

yang menggunakan media sosial untuk menyebarkan kebencian dan provokasi.

Keadaan tersebut di satu sisi bisa menjadi potensi yang menguntungkan,

namun di sisi lainnya bisa menjadi sebuah ancaman atau setidaknya malah

memberikan dampak negatif yang mengarah pada perpecahan. Sebagaimana

banyak diketahui bahwa akhir-akhir ini penyebaran berita ujaran kebencian,

bentuk-bentuk intoleransi dan informasi palsu (hoax) sedang marak menghiasi

jagad media sosial Indonesia. Hal ini berlangsung khususnya pada situasi politik

tertentu, misalnya pada saat Pemilu, Pilpres dan pada masa Pilkada serentak di

beberapa wilayah di Indonesia, dimana terdapat indikasi adanya persaingan politik

dan kampanye hitam yang juga dilakukan melalui media sosial.

Masyarakat sebagai konsumen informasi bisa dilihat masih belum bisa

membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang palsu atau hoax

belaka. Beberapa faktor mempengaruhi terjadinya hal ini diantaranya yaitu

ketidaktahuan masyarakat dalam menggunakan media sosial secara bijaksana.

Dengan mengatasnamakan kebebasan para pengguna internet dan media sosial

khususnya banyak netizen yang merasa mempunyai hak penuh terhadap akun

pribadi miliknya. Mereka merasa sah-sah saja untuk menggunggah tulisan, gambar

atau video apapun ke dalam akunnya. Meskipun terkadang mereka tidak sadar

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


77

bahwa apa yang mereka unggah tersebut bisa saja melanggar etika berkomunikasi

dalam media sosial.

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) akan meluncurkan gerakan

internet sehat dan kode etik bersosial media. Program ini adalah satu dari sejumlah

agenda Musyawarah Nasional VIII (Munas) pada 8 - 10 November 2016. Sebagai

upaya antisipasi, LDII mengambil langkah membuat kode etik bermedia sosial.

"Maka daripada itu LDII memulai dengan kode etik bermedia sossial dan internet

sehat," kata Abdullah kepada Republika.co.id, usai beraudensi dengan Menteri

Agama, Lukman Hakim Saifuddin, di Jakarta,

Setelah munas, kode etik bersosial media akan dicanangkan. LDII akan

membuat deklarasi kemudian diteruskan ke daerah-daerah. Mengenai efektif dan

tidaknya kode etk bersosial media, dijelaskan dia, LDII harus memulai suatu

langkah, penilaiannya nanti setelah melangkah.

Ia menjelaskan, berdasarkan ilmu otak, otak manusia seperti memori

komputer. Jadi, kalau orang sudah kecanduan pornografi, maka di dalam otaknya

tersimpan memori porno terus. Hal tersebut sangat bahaya. Bahkan, bahayanya

sama dengan narkoba.7

Peredaran berita hoax di media sosial (medsos) semakin marak. Masyarakat

sendiri sebagai pengguna media sosial, tentu harus cerdas memilah informasi mana

yang asli, serta informasi mana yang dikategorikan berita bohong. Pasalnya, jika

berita hoax dibiarkan 'mewabah', keberadaannya jelas mengancam masyarakat

7
Fuji E Permana, “LDII akan Deklarasikan Kode Etik Bermedia Sosial”, http://www.republika.
co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/16/11/03/og2o2w320-ldii-akan-deklarasikan-kode-etik-
bermedia-sosial (jumat, 12 Januari 2017, 19.30).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


78

karena menebar informasi yang tidak benar. Mirisnya lagi, masyarakat belum

punya cara pasti untuk bisa membedakan jenis informasi mana yang akurat dan

yang hoax.

Jika tidak ada kehati-hatian, pengguna media sosial pun dengan mudah

termakan tipuan hoax tersebut bahkan ikut menyebarkan informasi palsu itu,

tentunya akan sangat merugikan bagi pihak korban fitnah. Beginilah cara untuk

mengetahui yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana berita hoax dan

mana berita asli. Berikut penjelasannya:8

a. Hati-hati dengan judul provokatif: Berita hoax seringkali menggunakan judul

sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke

pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja

diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat

hoax. Oleh karenanya, apabila menjumpai berita denga judul provokatif,

sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi,

kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian,

setidaknya Anda sebabagi pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih

berimbang.

b. Cermati alamat situs: Untuk informasi yang diperoleh dari website atau

mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal

dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, misalnya

menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.

8
Yunita, “Ini Cara Mengatasi Berita “Hoax” di Dunia Maya”, https://kominfo.go.id/
content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media (jumat, 12
Januari 2017, 19.43).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


79

Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di

Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang

sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat

setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di

internet yang mesti diwaspadai.

c. Periksa fakta: Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah

dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya

apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat.

Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca

tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh. Hal lain yang perlu diamati adalah

perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah

peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah

pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk

bersifat subyektif.

d. Cek keaslian foto: Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa

teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video.

Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi

pembaca. Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin

pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian

Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang

terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.

e. Ikut serta grup diskusi anti-hoax: Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan

grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH),

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


80

Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan

Grup Sekoci. Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya apakah suatu

informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah

diberikan oleh orang lain. Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup

berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang.

Pencegahan kuatnya arus informasi hoax dapat dilakukan dengan

meningkatkan literasi masyarakat melalui peran aktif pemerintah, pemuka

masyarakat dan komunitas, menyediakan akses yang mudah kepada sumber

informasi yang benar atas setiap isu hoax, melakukan edukasi yang sistematis dan

berkesinambungan serta tidakan hukum yang efektif bagi penyebarnya

Sebaiknya dilakukan pembekalan kepada masyarakat mengenai

pengetahuan akan internet sehat dengan literasi media sehingga dapat mengenali

ciri-ciri berita hoax, dan penerima berita dapat mengakses, menganalisis,

mengevaluasi, dalam mengambil makna dari suatu berita.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Alquran adalah sumber segala pelajaran dan pengetahuan, di dalamnya

terdapat pembicaraan-pembicaraan dan kandungan isinya tidak sematamata

terbatas pada bidang-bidang keagamaan, Ia meliputi berbagai aspek hidup dan

kehidupan manusia.

Dari penelitian tentang Tabayyun dalam bermedia sosial disimpulkan

sebagai berikut:

a. Para mufassir yang telah menjelaskan terminologi tabayyun bahwa dalam

menerima sesuatu berita seseorang harus meneliti secara mendalam. M.

Qurais Shihab menerangkan ayat-ayat tabayyun dengan metode mufrodat

dengan mengkaji ayat satu per satu, Ibnu Katsir menjelaskan ayat-ayat

tabayyun dengan merujuk kepada hadis-hadis yang bisa mendukung

asbabun nuzul, sedangkan Hamka menjelaskan ayat-ayat tabayyun tersebut

dengan metode munasabah ayat dan metode sosial kemasyarakatan.

b. Tidak tergesa-gesa dan cepat mengambil keputusan dalam menerima berita

maksudnya, ketika seseorang menerima informasi/berita mereka tidak boleh

langsung menerima atau menghukumi berita tersebut. Meskipun yang

membawa berita itu orang muslim maupun orang fasik. Karena kebebasan

informasi dan bantuan media sosial berita itu bisa palsu atau bisa juga

dirubah agar para pengguna media sosial terpengaruh berita kekinian.

81

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


82

Meski media memiliki sisi negatif, tetapi dapat diarahkan lebih baik agar

umat dapat meningkatkan ketakwaannya terhadap perintah Allah. Untuk itu, kerja

sama dengan media massa sangat penting, mengingat opini yang dibangun dapat

membawa ke arah positif.

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu, bagaimana cara pengguna (user)

dalam memakai media sosial. Jika pengguna (user) menggunakan untuk hal-hal

baik maka dia akan mendapatkan dampak positif dari sosial media. Namun jika si

pengguna menggunakan media sosial untuk hal-hal yang cenderung tidak baik,

maka dampak negatiflah yang akan dia dapat.

B. Saran

Telah disadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada

penelitian ini disebabkan keterbatasan dalam upaya meneliti. Karena itu perlu

kiranya ada penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang tabayyun dengan

menghimpun beberapa ayat yang berkaitan dengan pemberitaan bohong/houx yang

terdapat dalam Alquran dengan menggunakan pendekatan lainnya yang tidak

diketahui. Penelitian yang dilakukan penulis bukanlah penelitian yang bersifat final,

sehingga masih memberikan ruang untuk penelitian yang lebih lanjut dengan kajian

yang berbeda.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan mampu menjadi bahan

pemikiran bersama demi meluas dan berkembangnya khazanah pemikiran dunia

Islam. Sekaligus menambah keimanan serta syukur umat Islam atas kebesaran

Allah yang telah diperlihatkan kepada hamba-Nya. Amin.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


DAFTAR PUSTAKA

Alyusi, Shiefti Dyah. media sosial: interaksi, identitas dan modal sosial. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016.
Aminah, Siti. Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Semarang: Asy-Syifa’, 1993.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta: Jakarta, 1998.
Asghary, Basri Iba. Solusi Al-Qur’an Tentang Problema Sosial Politik Budaya.
Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
Baqi, Muhammad Fu'ad Abdul. 0‫ـ‬A8‫ـ‬B‫ـ‬5‫آن ا‬8‫ـ@ـ‬5‫ـ<ظ ا‬:‫ـ‬5= ‫س‬8‫ـ‬9‫ـ‬:‫ـ‬4‫ـ‬5‫ ا‬0‫ـ‬2‫ـ‬3‫ـ‬4‫ـ‬5‫ا‬. Kairo: Da>r
al-Had<ith, t.th.
-------------- Fathurrahman litalib ayat al Qur'an. Bandung: Diponegoro, 2007.
Baran, Stanley J. Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya. Jakarta:
Erlangga, 2012.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Lencana, 2006.
Danah M. Boyd and Nicole B. Ellison. Social Network Sites: Definition, History,
and Scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication. Vol.
13(1). Oktober 2007, article 11.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994.
Fanani, Muhyar. Membumikan Hukum Langit. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008.
Ghafur, Waryono Abdul. Tafsir Sosial. Yogyakarta: ELSAQ Press, 2005.
Ghoffar, M. Abdul. Tafsir ibn Katsir. Surabaya: Pustaka Asy-Syafi’I, 2001.
Hadiati, Nikmah. Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar Dalam Menciptakan
Hubungan Insani Yang Efektif. Pasuruan: Lunar Media, 2010.
Hadiri Nawawi dan Mimi Martini. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada
Unversity Press, 1991.
Hamka. Tafsir al-Azhar. Jakarta: Panjimas, 1992.
Hasim, Muhammad. Belajar menjadi pakar informasi teknologi. Bekasi: Adhi
Aksara Abdi Indonesia, 2010.
Idris. “Makna Tabdzir dalam Al-Qur’an”. Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Tafsir
Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Ampel, 2012.
Ishaq, Abdullah bin Muhammad Abdurrahman. Tafsir Ibnu Katsir, ter. M. 'Abdul
Ghoffar. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i 2009.
Jazairi-al, Abu Bakar Jabar. Tafsir Al-Aisar Cet.3. Jakarta: Darus Sunnah Press,
2013.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Laksamana. Nge-Blog Dengan Facebook. Yogyakarta: Baduose Media, 2009.
Liliweri, Alo. Komunikasi: Serba ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada,
2011.
-------------- Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya BAkti, 1997.
-------------- Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. Bandung:
Citra Aditya Bakti, 1991.
Mahmud, Ali Abdul Halim. Tarbiyah al-Khuluqiyah, Terj. Abdul Hayyie al-
Kattani. Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
MBR Consulting. 10 menit panduan internet. Jakarta: Elex Media Komputindo,
1997.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010.
Al-Munawwir, kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif, 1984.
Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan(Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy). Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2002.
Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014.
Al-Qurthubi. Tafsir Al Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.
Riyana, Cepi. Teknologi Informasi Dan Komunikasi (ICT) Dalam Pendidikan.
Bandung: Sarana Panca Nusa, 2009.
Setiawan, Dirgayuza. Gaul Ala Facebook untuk Pemula. Jakarta: Media Kita, 2008
Shahab, Alwi. Memilih Bersama Rasulullah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998.
Shihab, M. Quraish. Secercah Cahaya Ilahi. Bandung: Mizan Pustaka, 2007.
-------------- Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2009.
Shihab, Umar. Kontekstualias al-Qur’an: kajian tematik atas ayat-ayat hukum
dalam al- Qur’an. Jakarta: Penamadani, 2005.
Soekanto, Soerjono. Peranan Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers,
2009
Soekanto, Soerjono. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali, 1985.
Soewadji, Jusuf. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media,
2012.
Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2016.
Tim Penyusun, Alquran dan Terjemahnya. Lajnah Pentashih Mushaf Alquran
Departemen Agama RI Jakarta, 1989.
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta, 2008.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Zed, Mestika. Metodologi Penelitian Kepustakaan. Yogyakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2004.
Yunita. “Ini Cara Mengatasi Berita “Hoax” di Dunia Maya.”
https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-
di dunia-maya/0/sorotan_media (12 Januari 2017).
Fuji E Permana. “LDII akan Deklarasikan Kode Etik Bermedia Sosial.”
http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/islamnusantara/16/11/03/og2
o2w320-ldii-akan-deklarasikan-kode-etik-bermedia-sosial (12 Januari
2017).
SIARAN PERS NO. 17/PIH/KOMINFO/2/2014 https://kominfo.go.id/index.php
/content/detail/3834/Siaran+Pers+No.+17-PIH-KOMINFO-2-2014+
tentang
+Riset+Kominfo+dan+UNICEF+Mengenai+Perilaku+Anak+dan+Remaja
+ Dalam+Menggunakan+Internet+/0/siaran_pers#.VgNyMdKqqko (12
Januari 2017).
Yudhianto, “Pengguna WhatsApp Kian Mencengangkan”, https://inet.detik.com/
cyberlife/d-3579471/pengguna-whatsapp-kian-mencengangkan (11
Desember 2017).
Iqbal Nurhadi, “Apa Sih Arti Atau Makna Tabayyun??”,
http://www.iqbalnurhadi.com/2011/12/ apa-sih-arti-atau-makna-tabayyun/
(23 November 2017).
Siregar, Mawardi. Tafsir Tematik Tentang Seleksi Informasi. Jurnal At-Tibyan,
Vol. 2 No.1 (Juni 2017).
Marzani Anwar,” Pentingnya Tabayyun”, https://marzanianwar.wordpress.com
/2009/09/05pentingnya-tabayyun/ (23 November 2017).
Esthi Maharani, Menag empat negara sepakat kembangkan Tbayyun medsos,
diakses dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/12/07/
ohs7r9335-menag-empat-negara-sepakat-kembangkan-tabayyun-medsos.
(4 Oktober 2017).
Natisha Andarningtyas, MUI: tabayyun sebelum share informasi, diakses dari
http://www.antaranews.com/berita/634354/mui-tabayyun-sebelum-share
informasi , 4 Oktober 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Anda mungkin juga menyukai