Anda di halaman 1dari 2

Ari Rahadyan

13120180

RESUME KULIAH TAMU ABTM

Pada kuliah tamu di mata kuliah Aspek Berkelanjutan Teknik Mesin Dr. Fumi Harahap
membahas berbagai aspek industri energi dan peranannya dalam kontribusi terhadap emisi gas
rumah kaca. Beliau menyebutkan bahwa sektor energi adalah sumber utama emisi-emisi ini.
Pembicara membahas pentingnya daya tahan energi terbarukan dalam mengurangi emisi-emisi
ini dan menekankan perlunya investasi dalam infrastruktur besar-besaran dan perencanaan untuk
integrasi sumber-sumber energi terbarukan ke dalam sistem pasokan listrik.
Dr. Fumi juga membahas perbedaan desain sistem energi dari generasi-generasi
sebelumnya, termasuk perlunya upaya perencanaan tambahan untuk penyimpanan dan
pengelolaan energi. Beliau menyoroti pentingnya pembentukan ulang grid untuk pengendalian
tegangan dan frekuensi serta bagaimana teknologi energi terbarukan yang berbeda dapat
memiliki level tegangan dan frekuensi yang berbeda. Beliau juga membahas pentingnya
kebijakan energi dalam memfasilitasi pengembangan sistem energi yang mengutamakan
investasi dan konsumsi energi bersih, dengan harga terjangkau dan energi yang lebih bersih
sebagai tujuan utama. Beliau menekankan peran dukungan pemerintah, subsidi, pajak, regulasi,
dan panduan dalam mencapai tujuan ini.
Dr. Fumi juga menyoroti masalah akses ke sumber energi modern dan bersih, terutama di
negara-negara di mana jutaan orang tidak memiliki akses ke listrik. Beliau membahas perbedaan
kebijakan energi di berbagai negara dan perlunya pendekatan berbagai aspek untuk mengatasi
tantangan energi di negara-negara berkembang.
Pembicara membahas berbagai faktor yang berkontribusi pada pengembangan energi
terbarukan, termasuk pemantauan, pengaturan umpan balik, dan kolaborasi antara pemerintah,
bisnis, dan akademisi. Beliau menekankan perlunya pendekatan Triple Helix untuk mengatasi
tantangan energi dan perubahan iklim.
Pembicara membahas isu pengurangan emisi menuju target Pembangunan Berkelanjutan
(SDG) yang ditetapkan untuk tahun 2050. Diskusi ini mencakup penghentian pertambangan dan
dampaknya pada lingkungan serta perlunya konsistensi dan kohesivitas dalam pembuatan
kebijakan di bidang biomassa berkelanjutan, pertanian, kehutanan, dan iklim. Pembicara
menekankan pentingnya pembatasan perkembangan teknologi dan dampaknya pada kehidupan
manusia, air irigasi, dan aksesibilitas dalam aktivitas pertambangan. Pembicara menyimpulkan
bahwa studi tentang kohesivitas dan inkonsistensi kebijakan diperlukan untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan dalam jangka panjang. Diskusi mencakup pengembangan sumber
energi tidak terbarukan dan tidak berkelanjutan di berbagai belahan dunia dan ketidaksetujuan
antara masyarakat terhadap energi nuklir.
Pembicara juga membahas pentingnya persepsi terhadap energi nuklir jerman
dibandingkan dengan Swedia. Energi nuklir dianggap lebih ekstrem oleh pemerintah Jerman,
dibandingkan dengan Swedia yang menganggapnya lebih moderat. Alasan perbedaan persepsi
ini adalah persentase energi nuklir yang lebih rendah di Swedia, sementara Jerman
mengandalkan energi nuklir sekitar 30-35%. Namun, ada kekhawatiran terkait keselamatan
energi nuklir dan dampak potensialnya pada lingkungan. Persepsi terhadap energi nuklir
dibandingkan dengan teknologi energi bersih bervariasi di berbagai negara, yang dapat
memengaruhi kebijakan energi mereka. Negara-negara seperti Rusia dan Ukraina dianggap lebih
tidak stabil karena ketergantungan mereka pada energi dari negara-negara tersebut. Upaya
pemerintah Jerman untuk mengurangi ketergantungan mereka pada energi nuklir dari
negara-negara tersebut juga sedang diperdebatkan. Pembicara mengundang pertanyaan mengenai
target emisi net-zero dan bagaimana negara-negara dapat mencapainya. Beliau menekankan
pentingnya memantau kemajuan target tersebut dan memastikan bahwa target tersebut tercapai.

Anda mungkin juga menyukai