Metodologi Studi Islam
Metodologi Studi Islam
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Metodologi
Studi Islam” yang diampu oleh
Disusun Oleh :
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas segala limpahan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Manusia dan Kebutuhan Doktrin
Agama”.
Dalam penyusunan makalah atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, bimbingan orang tua, teman-teman
dan guru. Sehingga, kendala- kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIT
Manggala Program Studi Manajemen Pendidikan Islam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................11
B. Saran ...........................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh
Allah swt. Oleh sebab itu manusia selalu membutuhkan panutan untuk
menjalankan kehidupannya masing-masing. Manusia tidak akan pernah
merasa puas atas apa yang telah mereka miliki, oleh karena itu manusia
harus memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kebutuhan pokok seperti
kebutuhan primer, skunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut harus
diiringi dengan keyakinan, manusia dapat mengatur hidupnya dengan
adanya keyakinan atau Agama yang mereka anut, oleh sebab itu agama
merupakan salah satu kebutuhan manusia yang juga tidak kalah penting
dibandingkan dengan kebutuhan pokok tersebut. Dengan memiliki Agama,
manusia dapat mengendalikan segala sesuatu yang dihadapi dalam
kehidupannya, manusia dapat mengendalikan hawa nafsu mereka dengan
aturan keyakinan mereka masingmasing, kebutuhan manusia terhadap
agama bukanlah kebutuhan yang dianggap mudah, karna agama dapat
membuat manusia meyakini apa yang mereka lakukan dalam kehidupan
mereka masing-masing, dalam Agama Islam manusia memiliki hak dan
kewajiban sesuai dengan kodratnya, maka dalam agama islam manusia
dapat mengatur kehidupannya dengan baik.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Agama?
2. Apa Fungsi Agama Dalam Kehidupan?
3. Bagaimana Kebutuhan Manusia Terhadap Agama?
4. Bagaimana Rasa Ingin Tahu Manusia?
5. Bagaimana Islam Sebagai Doktrin Agama?
1
Liswi, H. (2018). Kebutuhan Manusia Terhadap Agama. Pencerahan, Vol.12(2). Hal. 201.
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Agama?
2. Untuk Mengetahui Fungsi Agama Dalam Kehidupan?
3. Untuk Mengetahui Kebutuhan Manusia Terhadap Agama?
4. Untuk Mengetahui Rasa Ingin Tahu Manusia?
5. Untuk Mengetahui Islam Sebagai Doktrin Agama?
BAB II
A. Definsi Agama
Secara etimologis Agama berasal dari bahasa Sanskerta yang
tersusun dari kata “a” berarti “tidak” dan “gam” berarti “pergi”. Dalam
bentuk harfiah yang terpadu, kata agama berarti “tidak pergi”, tetap di
tempat, langgeng, abadi yang diwariskan secara terus-menerus dari satu
generasi kepada generasi yang lainnya.” Pada umumnya, kata “agama”
diartikan tidak kacau, yang secara analitis diuraikan dengan cara
memisahkan kata demi kata, yaitu “a” berarti “tidak” dan “gama berarti
“kacau”. Maksudnya orang yang memeluk agama dan mengamalkan
ajaranajarannya dengan sungguh, hidupnya tidak akan mengalami
kekacauan.
Agama Islam merupakan agama yang komprehensif dan berkaitan
dengan berbagai macam ilmu yang mengatur urusan manusia secara
terperinci. Islam akan lebih bermakna dalam kehidupan bagi pemeluknya
jika ditinjau dari berbagai disiplin ilmu antara lain ekonomi, ilmu sosial,
budaya, politik, pendidikan, psikologi, teknologi, hukum, sejarah serta
mengandung pesan yang bermuara pada agama Islam dari urusan yang
membutuhkan logika (ta'aquly) sampai urusan yang membutuhkan hati
(ta'abbudy). Melihat sepintas sejarah peradaban umat manusia, orang akan
mengetahui kekuatan pokok dalam perkembangan umat manusia sekarang
ini adalah agama. Melalui iman maka hal yang dikatakan baik pada manusia
itu diperoleh kepada Tuhan, suatu kebenaran yang barang kali saja orang
atheis pun akan sulit menentangnya. Orang mulia terdahulu seperti Ibrahim,
Musa, Isa, Krisna, Buddha, Muhammad SAW masing-masing dalam
tingkatannya sendiri-sendiri telah mengubah sejarah umat manusia dan
menjadikannya bermartabat.
Dilihat dari pengertiannya, agama dapat melahirkan
bermacammacam definisi atau arti. Oleh karena itu, supaya kita dapat
3
4
2
Risaldy, R. E., & Sitorus, S. U. (2023). Manusia dan Kebutuhan Doktrin Agama. Adabiyah Islamic
Journal, Vo.1(1), 38-40.
5
3
Isnawati, I. (2017). Manusia: Antara Kebutuhan Doktrin Agama Dan Inklusivitas
Beragama. Proceeding Iain Batusangkar, Vol.1(1), 456-458.
7
4
https://pasca.uin-malang.ac.id/kebutuhan-manusia-akan-agama/
8
5
Risaldy, R. E., & Sitorus, S. U. (2023). Manusia dan Kebutuhan Doktrin Agama. Adabiyah Islamic
Journal, Vol.1(1). Hal. 43.
9
misalnya doctrainare ideas ini berarti gagasan yang tidak praktis. Studi
doktrinal ini berarti studi yang berkenaan dengan ajaran atau studi tentang
sesuatu yang bersifat teoritis dalam arti tidak praktis karena ajaran itu belum
menjadi sesuatu bagi seseorang yang dijadikan dasar dalam berbuat atau
mengerjakan sesuatu.
Dalam konteks inilah, ada nilai kebenaran ganda: yakni wahyu yang
memiliki nilai mutlak dan penyikapan manusia terhadap kebenaran wahyu
yang sudah tentu bernilai relatif. Dengan demikian, jelaslah bahwa
kebenaran agama memiliki dua pengertian yaitu: Kebenaran tekstual atau
wahyu, yakni kebenarankebenaran yang ada dalam kitab-kitab suci.
Kebenaran empirik, yakni keyakinan manusia beragama berdasarkan
tekstual (wahyu). Kebenaran yang pertama bernilai mutlak dan kebenaran
yang kedua bernilai relatif. Dalam studi-studi agama selalu dibedakan cara
untuk memperoleh kebenaran agama, yakni melalui pendekatan teologis
dan teoritis. Pendekatan teologis bersumber pada wahyu yang memiliki nilai
mutlak, sedangkan pendekatan teoritis bersumber pada kenyataan-
kenyataan empiris, yang memiliki nilai relatif. Dalam pendekatan teoritis
kebenaran yang diperoleh bukan untuk menggugat kebenaran agama yang
secara teologis sudah diyakini kebenarannya, tetapi untuk menjelaskan
kebenaran wahyu tersebut. Uraian ini berkenaan dengan Islam sebagai
sasaran atau obyek studi doktrinal tersebut. Ini berarti dalam studi doktrinal
yang di maksud adalah studi tentang ajaran Islam atau studi Islam dari sisi
teori-teori yang dikemukakan oleh Islam. Islam didefinisikan oleh sebagian
ulama sebagai berikut:
terkodifikasi sejak tahun tiga ratus hijrah. Sekarang ini kalau kita ingin lihat
Sunnah atau Hadis, kita dapat lihat di berbagai kitab hadis. Misalnya kitab
hadis Muslim yang disusun oleh Imam Muslim, kitab hadis Shahih Bukhari
yang ditulis Imam al-Bukhari, dan lain-lain.
Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak
orang yang mensinonimkan dua kata “Kebudayaan” (Arab, al-Tsaqafah:
Inggris, culture) dan “Peradaban” (Arab, al-Hadharah: Inggris, civilization).
Dalam perkembangan ilmu Antropologi sekarang, kedua istilah itu
dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat
mendalam suatu masyarakat. Sedangkan, manivestasi-manivestasi
kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau
kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama),
dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan
teknologi.
Doktrin dalam agama Islam merupakan agama yang sangat
multidimensi yang dapat dikaji dari berbagai aspek baik dari tinjauan
budaya-sosial maupun dari aspek doktrin sebagaimana yang kami akan
jelaskan berikut ini. Agama Islam apabila ditelaah dari aspek doktrin maka
yang akan muncul adalah ajaran-ajaran yang ada dalam agama Islam itu
sendiri yang bisa saja ajaran tersebut tidak dapat diganggu gugat
keberadaannya. Dalam Islam, trilogi doktrin (ajaran) Islam biasa dikenal
dengan trilogi ajaran Ilahi, yakni: Iman, Islam dan Ihsan.6
6
Risaldy, R. E., & Sitorus, S. U. (2023). Manusia dan Kebutuhan Doktrin Agama. Adabiyah
Islamic Journal, Vol.1(1). Hal. 43-47.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan
manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan
oleh suatu generasi ke generasi lainnya dengan tujuan untuk memberi
tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat, yang di dalamnya mencakup unsur kepercayaan kepada
kekuatan gaib yang selanjutnya menimbulkan respon emosional dan
keyakinan bahwa kebahagiaan hidup tersebut tergantung pada adanya
hubungan yang baik dengan kekuatan gaib tersebut. Ada 3 alasan yang
melatarbelakangi perlunya agama untuk manusia yaitu Fitrah manusia,
Kelemahan dan kekurangan manusia, dan Tantangan manusia. Secara
terperinci agama memiliki peranan yang bisa dilihat dari: aspek keagamaan
(religius), kejiwaan (psikologis), kemasyarakatan (sosiologis), hakekat
kemanusiaan (human nature), asal usulnya (antropologis) dan moral
(ethics).
B. Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusuna makalah
di atas masih masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan dengan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari dosen
mata kuliah Metodologi Studi Islam maupun dari pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
12