Anda di halaman 1dari 3

Kisah Pemuda Bani Israil

Membangun sikap bersyukur dan bersedekah


Pemuda ini berasal dari Bani Israil. Pemuda dan istrinya tersebut merupakan pasangan
yang hidupnya susah atau miskin. Pekerjaan sang pemuda pun hanya seorang penjual kapuk.
Setiap hari, sang pemuda menjual kapuknya di pasar. Penghasilan yang bisa didapat oleh
pemuda tersebut setiap harinya hanya 1 dirham saja. Meskipun miskin namun pemuda ini
selalu menyisihkan penghasilannya untuk sedekah. Sampailah pada suatu hari ketika itu ia
berjualan seperti biasanya di pasar.

Setelah terjual, ada pertengkaran yang hebat antara seorang penjual dan pembeli
hingga keduanya ingin saling bunuh. Sang pemuda melerai dan menanyakan apa sebenarnya
penyebab pertengkaran keduanya. Keduanya pun menjelaskan bahwa si pembeli tidak ingin
membayar barang dari penjual tersebut dengan alasan tertentu. Lantas sang pemuda bertanya
berapa harga dari barang tersebut. Sang penjual pun menjawab bahwa harganya 1 dirham.

Sang pemuda pun berinisiatif untuk membayar barang tersebut hingga permasalahan
pun selesai dan kedua orang tersebut tidak jadi saling bunuh. Karena penghasilan pemuda Bani
Israil tersebut hanya 1 dirham, maka hari itu ia pulang tidak membawa apapun disebabkan
uangnya telah diberikan pada penjual di pasar tadi. Sang pemuda menceritakan semua kejadian
di pasar. Sang istri pun ikhlas dengan keputusan sang suami.

Keesokan harinya, pemuda dan istrinya tidak punya modal mendapatkan kapuk yang
berkualitas bagus karena uang modalnya 1 dirham kemarin telah diberikan pada penjual.
Akhirnya pemuda tersebut mengumpulkan sisa kapuk yang ada di rumahnya dengan kualitas
yang jelek. Tentu saja ketika dijual di pasar, kapuknya tersebut tidak laku. Hingga sang pemuda
putus asa dan ingin kembali pulang. Saat di perjalanan, ia bertemu dengan penjual ikan.
Penjual ikan tersebut menceritakan bahwa ikannya hari ini tidak laku karena sudah
busuk. Menyadari nasibnya sama, keduanya akhirnya sepakat untuk barter. Sang pemuda
membeli ikannya dengan membayar menggunakan kapuk yang dijualnya tersebut. Penjual ikan
pun setuju dan keduanya pulang. Sesampainya di rumah, sang pemuda menceritakan
semuanya kepada istrinya. Sang istri pun tetap bersyukur karena tindakan suaminya tersebut.

Sang istri pun bergegas ke dapur untuk mengolah ikan tersebut guna dijadikan lauk hari
itu. Ketika membelah ikannya, tak disangka terdapat mutiara yang harganya sangat mahal di
pasaran. Sang pemuda memutuskan untuk menjual permata tersebut dan berhasil
mendapatkan 120 ribu dirham. Sekembalinya ke rumah, sang istri dan pemuda tersebut
bertemu dengan dua orang fakir miskin.

Rasa ibanya membuat keduanya memutuskan untuk membagi rezeki 120 ribu dirham
tersebut pada kedua orang miskin tersebut. Namun di tengah perjalanan, dua orang fakir
miskin tersebut kembali lagi dan mengembalikan uang tersebut pada sepasang suami istri Bani
Israil tersebut. Kedua orang miskin itu pun menjelaskan bahwa mereka sebenarnya bukan
manusia, melainkan malaikat yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan kabar gembira dan
rezeki kedua orang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai