Anda di halaman 1dari 36

STANDAR PROFESIONAL

AKUNTAN PUBLIK

STANDAR AUDIT 570 (REVISI 2021)


KELANGSUNGAN USAHA

Institut Akuntan Publik Indonesia


STANDAR PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK

STANDAR AUDIT 570 (REVISI 2021)


KELANGSUNGAN USAHA

Institut Akuntan Publik Indonesia


STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

Standar Audit 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan Usaha

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA


Office 8 Building Lantai 12 Unit 12I-
12J Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Senopati Raya, Jakarta 12190, Indonesia.
Telp. : (021) 29333151, 72795445/46
Website : http://www.iapi.or.id
Email : info@iapi.or.id / teknis@iapi.or.id

Hak Cipta © 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotocopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia.

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA


1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerjemahan dan
pengadaptasian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersil dipidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerbitan, penggandaan dalam
segala bentuknya, dan pendistribusian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada poin kedua di atas yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar
rupiah).

ii
Kelangsungan
Usaha
PENGANTAR

SA 570 (Revisi 2021), “Kelangsungan Usaha” telah disetujui oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021 dan berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.

SA 570 (Revisi 2021) merupakan adopsi dari International Standards on Auditing (ISA)
sebagaimana yang tercantum dalam “Handbook of International Quality Control, Auditing,
Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements – 2018 Edition” yang
diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) –
International Federation of Accountants (IFAC).

Jakarta, 13 Juli 2021


Institut Akuntan Publik Indonesia
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I

Hendang Tanusdjaja Supervisi dari Dewan Pengurus

Handri Tjendra Ketua


Adeyana Widjaja Anggota
Andar Ramona Sinaga Anggota
Dedy Sukrisnadi Anggota
Eliza Fatima Anggota
Emmy Mutiarini Anggota
Kusumaningsih Angkawijaya Anggota
Lukmanul Arsyad Anggota
Nur Sigit Warsidi Anggota
Renie Feriana Anggota
Theodorus Bambang Dwi K.A. Anggota

iii SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan Usaha

PENETAPAN DAN PENGESAHAN

Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan SA
570 (Revisi 2021), “Kelangsungan Usaha” dan berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.

Penetapan dan pengesahan SA 570 (Revisi 2021) oleh Dewan Pengurus, berdasar kepada persetujuan
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021.

Jakarta, 19 Juli 2021


Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia

Tarkosunaryo Ketua Umum


Sapto Amal Damandari Ketua
Tia Adityasih Ketua
Hendang Tanusdjaja Ketua
Handoko Tomo Ketua
Aria Kanaka Ketua
Ellya Noorlisyati Ketua
Florus Daeli Irhoan Ketua
Tanudiredja Johanna Ketua
Gani Syahril Ali Ketua
Rian Benyamin Surya Ketua
Ketua
Sugeng Praptoyo Ketua
Steven Tanggara Ketua
Irwan Haswir Ketua
Palti FTH Siahaan Ketua

SA 570 (Revisi 2021) iv


Kelangsungan Usaha

STANDAR AUDIT 570 (REVISI 2021)


KELANGSUNGAN USAHA
(Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022)

DAFTAR ISI
Paragraf
Pendahuluan
Ruang Lingkup................................................................................................... 1
Basis Akuntansi Kelangsungan Usaha ............................................................. 2
Tanggung Jawab Penilaian atas Kemampuan Entitas untuk Mempertahankan Kelangsungan
Usahanya .......................................................................... 3-7
Tanggal Efektif ................................................................................................... 8
Tujuan .............................................................................................................. 9
Ketentuan
Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait ............................................... 10-11
Pengevaluasian atas Penilaian Manajemen ..................................................... 12-14
Periode Setelah Penilaian Manajemen ............................................................. 15
Prosedur Audit Tambahan ketika Peristiwa atau Kondisi Teridentifikasi ......... 16
Kesimpulan Auditor............................................................................................ 17-20
Implikasi terhadap Laporan Auditor................................................................... 21-24
Komunikasi kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola ........... 25 Penundaan
Signifikan dalam Persetujuan atas Laporan Keuangan ................ 26 Materi Penerapan
dan Penjelasan Lain
Ruang Lingkup................................................................................................... A1 Basis
Akuntansi Kelangsungan Usaha ............................................................. A2
Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait ............................................... A3-A7
Pengevaluasian atas Penilaian Manajemen ..................................................... A8-A13
Periode Setelah Penilaian Manajemen ............................................................. A14-A15
Prosedur Audit Tambahan ketika Peristiwa atau Kondisi Teridentifikasi ......... A16-A20
Kesimpulan Auditor............................................................................................ A21-A25
Implikasi terhadap Laporan Auditor................................................................... A26-A35
Lampiran: Ilustrasi Laporan Auditor Terkait dengan Kelangsungan Usaha

Standar Audit (SA) 570 (Revisi 2021), “Kelangsungan Usaha” harus dibaca bersamaan dengan SA
200 (Revisi 2021), “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan
Standar Audit”.

v SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan Usaha

(Sengaja Dikosongkan)

SA 570 (Revisi 2021) vi


Kelangsungan
Usaha
1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4
5 1. Standar Audit (SA) ini mengatur tentang tanggung jawab auditor dalam audit atas
6 laporan keuangan yang berkaitan dengan kelangsungan usaha dan implikasinya
7 terhadap laporan auditor. (Ref: Para. A1) 8
9 Basis Akuntansi Kelangsungan Usaha
10
11 2. Berdasarkan basis akuntansi kelangsungan usaha, laporan keuangan disusun
12 berdasarkan asumsi bahwa entitas akan mempertahankan kelangsungan usahanya
13 dan melanjutkan operasinya untuk masa depan yang dapat diprediksi. Laporan
14 keuangan bertujuan umum disusun berdasarkan basis akuntansi kelangsungan
15 usaha, kecuali manajemen memiliki intensi untuk melikuidasi entitas atau
16 menghentikan operasi, atau tidak memiliki alternatif yang realistis selain
17 melaksanakannya. Laporan keuangan bertujuan khusus yang atau belum disusun
18 sesuai dengan suatu kerangka pelaporan keuangan yang relevan dengan basis
19 akuntansi kelangsungan usaha (sebagai contoh: basis akuntansi kelangsungan
20 usaha tidak relevan untuk beberapa laporan keuangan yang disusun berdasarkan
21 basis pajak dalam yuridiksi tertentu). Ketika penggunaan basis akuntansi
22 kelangsungan usaha adalah tepat, aset dan liabilitas dicatat atas basis bahwa entitas
23 akan mampu untuk merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam
24 kegiatan bisnis normal. (Ref: Para. A2) 25
26 Tanggung Jawab Penilaian atas Kemampuan Entitas untuk Mempertahankan
27 Kelangsungan Usahanya
28
29 3. Beberapa kerangka pelaporan keuangan memuat suatu ketentuan eksplisit bagi
30 manajemen untuk membuat suatu penilaian spesifik atas kemampuan entitas untuk
31 mempertahankan kelangsungan usahanya, serta standar tentang hal-hal yang
32 dipertimbangkan dan pengungkapan yang akan dibuat dalam hubungannya dengan
33 kelangsungan usaha. Sebagai contoh, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
34 (PSAK) 1, ”Penyajian Laporan Keuangan”, mengharuskan manajemen untuk
35 membuat suatu penilaian atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
36 kelangsungan usahanya.1 Ketentuan detail tentang tanggung jawab manajemen
37 terhadap penilaian kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
38 usahanya dan pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan juga dapat
39 ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. 40
41 4. Dalam kerangka pelaporan keuangan lain, kemungkinan tidak terdapat ketentuan
42 eksplisit bagi manajemen untuk membuat suatu penilaian spesifik atas kemampuan
43 entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Namun, ketika basis
44 akuntansi kelangsungan usaha merupakan suatu prinsip yang fundamental dalam
45 penyusunan laporan keuangan seperti yang dibahas dalam paragraf 2, penyusunan

1
PSAK 1, “Penyajian Laporan Keuangan”, yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.

1 SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 laporan keuangan mengharuskan manajemen menilai kemampuan entitas untuk
2 mempertahankan kelangsungan usahanya, bahkan ketika kerangka pelaporan
3 keuangan tidak mencakup suatu ketentuan eksplisit untuk melaksanakannya. 4
5 5. Penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
6 kelangsungan usahanya melibatkan suatu pertimbangan, pada suatu waktu tertentu,
7 tentang hasil peristiwa atau kondisi masa depan yang tidak pasti secara inheren.
8 Faktor-faktor berikut ini adalah relevan dengan pertimbangan tersebut:
9  Tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan hasil suatu peristiwa atau
10 kondisi meningkatkan secara signifikan hasil yang terjadi. Untuk alasan
11 tersebut, kebanyakan kerangka pelaporan keuangan yang mencantumkan
12 secara eksplisit adanya keharusan suatu penilaian oleh manajemen
13 menyebutkan periode kapan manajemen diharuskan untuk
14 mempertimbangkan seluruh informasi yang tersedia.
15  Ukuran dan kompleksitas entitas serta sifat dan kondisi bisnisnya, serta tingkat
16 keterpengaruhannya oleh faktor eksternal, memengaruhi pertimbangan
17 tentang hasil peristiwa atau kondisi.
18  Setiap pertimbangan tentang masa depan didasarkan atas informasi yang
19 tersedia ketika pertimbangan dilakukan. Peristiwa setelah tanggal pelaporan
20 dapat mengakibatkan hasil yang tidak konsisten dengan pertimbangan yang
21 wajar ketika pertimbangan tersebut dilakukan. 22
23 Tanggung Jawab Auditor
24
25 6. Tanggung jawab auditor adalah untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat
26 mengenai, serta menyimpulkan bahwa, ketepatan penggunaan basis akuntansi
27 kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan, dan
28 untuk menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah terdapat suatu
29 ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan
30 kelangsungan usahanya. Tanggung jawab tersebut tetap ada bahkan ketika
31 kerangka pelaporan keuangan yang digunakan dalam penyusunan laporan
32 keuangan tidak mencakup secara eksplisit adanya ketentuan bagi manajemen untuk
33 membuat suatu penilaian spesifik atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
34 kelangsungan usahanya. 35
36 7. Namun, sebagaimana yang dijelaskan dalam SA 200 (Revisi 2021),2 pengaruh
37 potensial dari keterbatasan inheren atas kemampuan auditor untuk mendeteksi
38 kesalahan penyajian material adalah lebih besar untuk peristiwa atau kondisi di masa
39 depan yang dapat menyebabkan suatu entitas untuk berhenti mempertahankan
40 kelangsungan usahanya. Auditor tidak dapat memprediksi peristiwa atau kondisi di
41 masa depan tersebut. Oleh karena itu, ketiadaan pengacuan pada suatu
42 ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan
43 kelangsungan usahanya dalam suatu laporan auditor tidak dapat dipandang sebagai
44 suatu jaminan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
45 usahanya.

2
SA 200 (Revisi 2021), “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan
Standar Audit”, paragraf A53-A54.

SA 570 (Revisi 2021) 2


Kelangsungan
Usaha
1 Tanggal Efektif
2
3 8. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
4 pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022. 5
6 Tujuan
7
8 9. Tujuan auditor adalah:
9 (a) Untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai, serta
10 menyimpulkan bahwa, ketepatan penggunaan basis akuntansi kelangsungan
11 usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan;
12 (b) Untuk menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah terdapat
13 suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang
14 dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
15 mempertahankan kelangsungan usahanya; dan
16 (c) Untuk melaporkan berdasarkan SA ini. 17
18 Ketentuan
19
20 Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait
21
22 10. Ketika melaksanakan prosedur penilaian risiko seperti yang diharuskan dalam SA
23 315 (Revisi 2021),3 auditor harus mempertimbangkan apakah terdapat peristiwa atau
24 kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
25 mempertahankan kelangsungan usahanya. Dalam melakukan hal tersebut, auditor
26 harus menentukan apakah manajemen telah melaksanakan suatu penilaian awal
27 atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, dan:
28 (Ref: Para. A3-A6)
29 (a) Ketika penilaian tersebut telah dilaksanakan, auditor harus mendiskusikan
30 penilaian tersebut dengan manajemen dan menentukan apakah manajemen
31 telah mengidentifikasi peristiwa atau kondisi yang, baik secara individual
32 maupun kolektif, dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan
33 entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan, jika demikian,
34 rencana manajemen dalam meresponsnya; atau
35 (b) Ketika penilaian tersebut belum dilaksanakan, auditor harus mendiskusikan
36 dengan manajemen mengenai dasar penggunaan basis akuntansi
37 kelangsungan usaha yang dimaksudkan, dan meminta keterangan kepada
38 manajemen apakah terdapat peristiwa atau kondisi yang, baik secara individual
39 maupun kolektif, dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan
40 entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. 41
42 11. Auditor harus tetap waspada selama audit terhadap bukti audit atas peristiwa atau
43 kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
44 mempertahankan kelangsungan usahanya. (Ref: Para. A7)

3
SA 315 (Revisi 2021), “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui
Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya”, paragraf 5.

3 SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 Pengevaluasian atas Penilaian Manajemen
2
3 12. Auditor harus mengevaluasi penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk
4 mempertahankan kelangsungan usahanya. (Ref: Para. A8-A10, A12-A13) 5
6 13. Dalam mengevaluasi penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk
7 mempertahankan kelangsungan usahanya, auditor harus mencakup periode yang
8 sama seperti yang digunakan oleh manajemen untuk membuat penilaiannya seperti
9 yang diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau oleh
10 peraturan perundang-undangan jika periode yang dicakup merupakan suatu periode
11 yang lebih lama. Jika penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk
12 mempertahankan kelangsungan usahanya mencakup suatu periode yang kurang
13 dari 12 bulan dari tanggal laporan keuangan sebagaimana yang didefinisikan dalam
14 SA 560 (Revisi 2021),4 maka auditor harus meminta manajemen untuk memperluas
15 periode penilaiannya menjadi sekurang-kurangnya 12 bulan dari tanggal tersebut.
16 (Ref: Para. A11-A13)
17
18 14. Dalam mengevaluasi penilaian manajemen, auditor harus mempertimbangkan
19 apakah penilaian manajemen mencakup seluruh informasi relevan yang diketahui
20 oleh auditor berdasarkan hasil audit. 21
22 Periode Setelah Penilaian Manajemen
23
24 15. Auditor harus meminta keterangan kepada manajemen tentang pengetahuan
25 manajemen atas peristiwa atau kondisi setelah periode penilaian manajemen yang
26 dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
27 mempertahankan kelangsungan usahanya. (Ref: Para. A14-A15). 28
29 Prosedur Audit Tambahan Ketika Peristiwa atau Kondisi Teridentifikasi
30
31 16. Ketika peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas
32 kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya telah
33 teridentifikasi, auditor harus memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
34 menentukan apakah terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan
35 peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas
36 kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya (selanjutnya
37 disebut sebagai "ketidakpastian material") melalui pelaksanaan prosedur audit
38 tambahan, termasuk pertimbangan atas faktor yang memitigasinya. Prosedur
39 tersebut harus mencakup: (Ref: Para. A16)
40 (a) Ketika manajemen belum melaksanakan suatu penilaian atas kemampuan
41 entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, auditor meminta
42 manajemen untuk melaksanakan penilaian tersebut;
43 (b) Pengevaluasian atas rencana manajemen untuk tindakan di masa depan yang
44 berkaitan dengan penilaian kelangsungan usaha entitas, apakah hasil rencana
45 tersebut kemungkinan memperbaiki situasi, dan apakah rencana manajemen
46 layak dilaksanakan sesuai dengan kondisinya. (Ref: Para. A17)

4
SA 560 (Revisi 2021), “Peristiwa setelah Tanggal Pelaporan”, paragraf 5(a).

SA 570 (Revisi 2021) 4


Kelangsungan
Usaha
1 (c) Ketika entitas telah menyusun suatu prakiraan arus kas, dan analisis atas
2 prakiraan tersebut merupakan suatu faktor yang signifikan dalam
3 mempertimbangkan hasil masa depan dari peristiwa atau kondisi dalam
4 pengevaluasian rencana manajemen atas tindakan di masa depan, maka
5 auditor: (Ref: Para. A18-A19)
6 (i) Mengevaluasi keandalan data yang mendasari penyusunan prakiraan
7 tersebut; dan
8 (ii) Menentukan apakah terdapat dukungan yang memadai untuk asumsi
9 yang mendasari prakiraan.
10 (d) Mempertimbangkan apakah setiap fakta atau informasi tambahan telah
11 tersedia sejak tanggal dilakukannya penilaian tersebut oleh manajemen.
12 (e) Meminta representasi tertulis dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang
13 bertanggung jawab atas tata kelola, tentang rencana tindakan di masa depan
14 dan kelayakannya. (Ref: Para. A20) 15
16 Kesimpulan Auditor
17
18 17. Auditor harus mengevaluasi apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh
19 mengenai, dan harus menyimpulkan atas, ketepatan penggunaan basis akuntansi
20 kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan keuangan oleh manajemen. 21
22 18. Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor harus menyimpulkan apakah,
23 menurut pertimbangan auditor, terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait
24 dengan peristiwa atau kondisi yang, baik secara individual maupun kolektif, dapat
25 menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
26 kelangsungan usahanya. Suatu ketidakpastian material terjadi ketika signifikansi
27 dampak potensialnya dan kemungkinan terjadinya adalah sedemikian rupa yang,
28 menurut pertimbangan auditor, pengungkapan yang tepat atas sifat dan implikasi
29 ketidakpastian tersebut diperlukan untuk: (Ref: Para. A21-A22)
30 (a) Dalam hal kerangka pelaporan keuangan penyajian wajar, penyajian wajar atas
31 laporan keuangan, atau
32 (b) Dalam hal kerangka kepatuhan, laporan keuangan tidak menyesatkan. 33
34 Kecukupan Pengungkapan Ketika Peristiwa atau Kondisi Telah Teridentifikasi dan Terdapat
35 Suatu Ketidakpastian Material
36
37 19. Ketika auditor menyimpulkan bahwa penggunaan basis akuntansi kelangsungan
38 usaha oleh manajemen sudah tepat sesuai dengan kondisinya, namun terdapat
39 suatu ketidakpastian material, auditor harus menentukan apakah laporan keuangan:
40 (Ref: Para. A22-A23)
41 (a) Mengungkapkan secara memadai peristiwa atau kondisi utama yang dapat
42 menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
43 mempertahankan kelangsungan usahanya dan rencana manajemen untuk
44 menghadapi peristiwa atau kondisi tersebut; dan
45 (b) Mengungkapkan secara jelas bahwa terdapat ketidakpastian material yang
46 terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan
47 signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
48 usahanya dan, oleh karena itu, entitas tersebut kemungkinan tidak mampu

5 SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 untuk merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam kegiatan bisnis
2 normal.
3
4 Kecukupan Pengungkapan Ketika Peristiwa atau Kondisi Telah Teridentifikasi, namun Tidak
5 Terdapat Suatu Ketidakpastian Material
6
7 20. Ketika peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas
8 kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya telah
9 teridentifikasi, namun berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor menyimpulkan
10 bahwa tidak terdapat suatu ketidakpastian material, auditor harus mengevaluasi
11 apakah, berdasarkan ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku,
12 laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai tentang peristiwa
13 atau kondisi tersebut. (Ref: Para. A24-A25) 14
15 Implikasi terhadap Laporan Auditor
16
17 Ketidaktepatan Penggunaan Basis Akuntansi Kelangsungan Usaha
18
19 21. Ketika laporan keuangan telah disusun menggunakan basis akuntansi kelangsungan
20 usaha, namun menurut pertimbangan auditor, penggunaan basis akuntansi
21 kelangsungan usaha dalam laporan keuangan oleh manajemen tidak tepat, auditor
22 harus menyatakan suatu opini tidak wajar. (Ref: Para. A26-A27) 23
24 Penggunaan Basis Akuntansi Kelangsungan Usaha Sudah Tepat, namun Terdapat Suatu
25 Ketidakpastian Material
26
27 Pengungkapan yang Memadai atas Suatu Ketidakpastian Material Dicantumkan dalam
28 Laporan Keuangan
29
30 22. Ketika pengungkapan yang memadai atas suatu ketidakpastian material
31 dicantumkan dalam laporan keuangan, auditor harus menyatakan suatu opini tanpa
32 modifikasian dan laporan auditor harus mencantumkan pada suatu paragraf terpisah
33 dengan menggunakan judul “Ketidakpastian Material yang Terkait dengan
34 Kelangsungan Usaha” untuk: (Ref: Para. A28-A31, A34)
35 (a) Menarik perhatian pada catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan
36 hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf 19; dan
37 (b) Menyatakan bahwa peristiwa atau kondisi tersebut menunjukkan bahwa
38 terdapat suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan
39 signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
40 usahanya dan bahwa opini auditor tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal
41 tersebut.
42
43 Pengungkapan yang Memadai atas Suatu Ketidakpastian Material Tidak Dicantumkan dalam
44 Laporan Keuangan
45
46 23. Ketika pengungkapan yang memadai atas suatu ketidakpastian material tidak
47 dicantumkan dalam laporan keuangan, auditor harus: (Ref: Para. A32-A34)

SA 570 (Revisi 2021) 6


Kelangsungan
Usaha
1 (a) Menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar,
2 sesuai dengan kondisinya, berdasarkan SA 705 (Revisi 2021),5 dan
3 (b) Pada paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian (atau paragraf
4 Basis untuk Opini Tidak Wajar) dalam laporan auditor, menyatakan bahwa
5 terdapat suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan
6 signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
7 usahanya dan bahwa laporan keuangan tidak mengungkapkan hal tersebut
8 secara memadai. 9
10 Ketidakbersediaan Manajemen untuk Membuat atau Memperluas Penilaiannya 11
12 24. Ketika manajemen tidak bersedia untuk membuat atau memperluas penilaiannya
13 ketika diminta oleh auditor untuk melakukannya, auditor harus mempertimbangkan
14 implikasinya terhadap laporan auditor. (Ref: Para. A35) 15
16 Komunikasi kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
17
18 25. Kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam
19 pengelolaan entitas,6 auditor harus mengomunikasikan kepada pihak yang
20 bertanggung jawab atas tata kelola, peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan
21 keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
22 usahanya yang teridentifikasi. Komunikasi kepada pihak yang bertanggung jawab
23 atas tata kelola tersebut harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
24 (a) Apakah peristiwa atau kondisi merupakan suatu ketidakpastian material;
25 (b) Apakah penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha oleh manajemen
26 sudah tepat dalam penyusunan laporan keuangan;
27 (c) Kecukupan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan; dan
28 (d) Jika relevan, implikasi terhadap laporan auditor. 29
30 Penundaan Signifikan dalam Persetujuan atas Laporan Keuangan
31
32 26. Ketika terjadi penundaan signifikan dalam persetujuan atas laporan keuangan oleh
33 manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola setelah tanggal
34 laporan keuangan, auditor harus meminta keterangan alasan penundaan tersebut.
35 Ketika auditor meyakini bahwa penundaan tersebut mungkin terkait dengan peristiwa
36 atau kondisi yang berkaitan dengan penilaian kelangsungan usaha, auditor harus
37 melaksanakan prosedur audit tambahan, sebagaimana yang dijelaskan dalam
38 paragraf 16, serta mempertimbangkan pengaruh terhadap kesimpulan auditor
39 tentang keberadaan suatu ketidakpastian material, sebagaimana yang dijelaskan
40 dalam paragraf 18.
41
42 ***
43

5
SA 706 (Revisi 2021), “Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor
Independen”.
6
SA 260 (Revisi 2021), “Komunikasi kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola”, paragraf
13.

7 SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
2
3 Ruang Lingkup (Ref: Para. 1)
4
5 A1. SA 701 (2021)7 mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk mengomunikasikan
6 hal audit utama dalam laporan auditor. SA tersebut mengakui bahwa, ketika SA 701
7 (2021) berlaku, hal-hal yang berkaitan dengan kelangsungan usaha dapat ditentukan
8 sebagai hal audit utama, dan menjelaskan suatu ketidakpastian material yang terkait
9 dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas
10 kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, secara
11 sifatnya merupakan hal audit utama.8 12
13 Basis Akuntansi Kelangsungan Usaha (Ref: Para. 2)
14
15 Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik
16
17 A2. Penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha oleh manajemen juga relevan
18 bagi entitas sektor publik. Sebagai contoh, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
19 mengatur isu tentang kemampuan entitas sektor publik untuk mempertahankan
20 kelangsungan usahanya.9 Risiko kelangsungan usaha dapat muncul, namun tidak
21 terbatas pada, ketika dukungan pemerintah bagi entitas sektor publik yang
22 berorientasi laba dikurangi atau ditarik, atau dalam hal privatisasi. Peristiwa atau
23 kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan suatu entitas
24 untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dalam sektor publik dapat
25 mencakup situasi yang mengalami kekurangan pendanaan untuk melanjutkan
26 eksistensinya atau ketika keputusan kebijakan dibuat yang memengaruhi layanan
27 yang disediakan oleh entitas sektor publik tersebut. 28
29 Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait
30
31 Peristiwa atau Kondisi yang Dapat Menyebabkan Keraguan Signifikan atas Kemampuan
32 Entitas untuk Mempertahankan Kelangsungan Usahanya (Ref: Para. 10)
33
34 A3. Di bawah ini disajikan contoh-contoh peristiwa atau kondisi yang, baik secara
35 individual maupun kolektif, dapat menyebabkan keraguan signifikan atas
36 kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Daftar tersebut
37 bukan merupakan suatu daftar lengkap dan satu atau lebih unsur-unsur di bawah ini
38 tidak selalu menandakan terjadinya suatu ketidakpastian material.
39 Keuangan:
40  Posisi liabilitas bersih atau liabilitas lancar bersih.
41  Pinjaman dengan waktu pengembalian tetap mendekati jatuh temponya tanpa
42 prospek yang realistis atas pembaruan atau pelunasan; atau pengandalan
43 yang berlebihan pada pinjaman jangka pendek untuk mendanai aset jangka
44 panjang.

7
SA 701 (2021), “Pengomunikasian Hal Audit Utama dalam Laporan Auditor Independen”.
8
Lihat paragraf 15 dan A41 dari SA 701 (2021).
9
Dikosongkan.

SA 570 (Revisi 2021) 8


Kelangsungan
Usaha
1  Indikasi penarikan dukungan keuangan oleh kreditor.
2  Arus kas operasi yang negatif, yang diindikasikan oleh laporan keuangan
3 historis atau prospektif.
4  Rasio keuangan utama yang buruk.
5  Kerugian operasi yang substansial atau penurunan signifikan dalam nilai aset
6 yang digunakan untuk menghasilkan arus kas.
7  Dividen yang sudah lama terhutang atau yang tidak berkelanjutan.
8  Ketidakmampuan untuk melunasi kreditur pada tanggal jatuh tempo.
9  Ketidakmampuan untuk mematuhi ketentuan perjanjian pinjaman.
10  Perubahan transaksi dengan pemasok, yaitu dari transaksi kredit menjadi
11 transaksi tunai ketika pengiriman.
12  Ketidakmampuan untuk memeroleh pendanaan untuk pengembangan produk
13 baru yang esensial atau investasi esensial lainnya. 14
15 Operasi:
16  Intensi manajemen untuk melikuidasi entitas atau untuk menghentikan
17 operasinya.
18  Hilangnya manajemen kunci tanpa pengggantian.
19  Hilangnya suatu pasar utama, pelanggan utama, waralaba, lisensi, atau
20 pemasok utama.
21  Kesulitan tenaga kerja.
22  Kekurangan penyediaan barang/bahan.
23  Munculnya kompetitor yang sangat berhasil. 24
25 Lain-lain:
26  Ketidakpatuhan terhadap ketentuan permodalan atau ketentuan statutori atau
27 regulatori lainnya, seperti ketentuan solvabilitas atau likuiditas bagi institusi
28 keuangan.
29  Perkara hukum yang dihadapi entitas yang jika berhasil dapat mengakibatkan
30 tuntutan kepada entitas yang kemungkinan kecil dapat dipenuhi oleh entitas.
31  Perubahan dalam peraturan perundang-undangan atau kebijakan pemerintah
32 yang diperkirakan akan memberikan dampak buruk bagi entitas.
33  Kerusakan aset yang diakibatkan oleh bencana alam yang tidak diasuransikan
34 atau kurang diasuransikan. 35
36 Signifikansi peristiwa atau kondisi tersebut di atas sering kali dapat dimitigasi oleh
37 faktor-faktor lain. Sebagai contoh, pengaruh ketidakmampuan suatu entitas untuk
38 melunasi utangnya secara utang normal dapat diimbangi dengan rencana
39 manajemen untuk memelihara arus kas yang memadai melalui cara-cara alternatif,
40 seperti melalui pelepasan aset, penjadwalan ulang pelunasan pinjaman, atau
41 pemerolehan modal tambahan. Sama halnya, hilangnya pemasok utama dapat
42 dimitigasi dengan ketersediaan sumber pasokan alternatif yang sesuai. 43
44 A4. Prosedur penilaian risiko yang diharuskan dalam paragraf 10 membantu auditor
45 untuk menentukan apakah penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha oleh
46 manajemen kemungkinan merupakan suatu isu penting dan dampaknya terhadap
47 perencanaan audit. Prosedur tersebut juga memungkinkan pembahasan dengan

9 SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 manajemen yang lebih tepat waktu, termasuk pembahasan tentang rencana
2 manajemen dan resolusi setiap isu kelangsungan usaha yang teridentifikasi. 3
4 Pertimbangan Spesifik atas Entitas yang Lebih Kecil (Ref: Para. 10) 5
6 A5. Ukuran suatu entitas dapat memengaruhi kemampuannya untuk melewati kondisi
7 buruk. Entitas kecil dapat merespons dengan cepat terhadap pemanfaatan peluang,
8 tetapi mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mempertahankan
9 operasinya.
10
11 A6. Kondisi dengan relevansi tertentu pada entitas kecil mencakup risiko bahwa bank
12 dan kreditur lainnya dapat menghentikan dukungannya terhadap entitas, serta
13 kemungkinan kehilangan pemasok utama, pelanggan utama, karyawan kunci, atau
14 hak untuk beroperasi di bawah suatu lisensi, waralaba, atau perjanjian hukum
15 lainnya.
16
17 Tetap Waspada Selama Audit terhadap Bukti Audit atas Peristiwa atau Kondisi (Ref: Para.
18 11)
19
20 A7. SA 315 (Revisi 2021) mengharuskan auditor untuk merevisi penilaian risiko auditor
21 dan oleh karena itu, memodifikasi prosedur audit lanjutan ketika bukti audit tambahan
22 diperoleh selama pelaksanaan audit yang memengaruhi penilaian risiko auditor.10
23 Ketika peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas
24 kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya teridentifikasi
25 setelah penilaian risiko auditor dilakukan, sebagai tambahan atas pelaksanaan
26 prosedur dalam paragraf 16, penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian
27 material kemungkinan perlu direvisi. Eksistensi peristiwa atau kondisi tersebut juga
28 dapat memengaruhi sifat, saat, dan luas prosedur audit lanjutan dalam merespons
29 risiko yang dinilai. SA 330 (Revisi 2021)11 menetapkan ketentuan dan memberikan
30 panduan atas isu ini.
31
32 Pengevaluasian atas Penilaian Manajemen
33
34 Penilaian dan Analisis Pendukung Manajemen, serta Pengevaluasian Auditor (Ref: Para. 12)
35
36 A8. Penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
37 kelangsungan usahanya merupakan suatu bagian utama dari pertimbangan auditor
38 atas penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha oleh manajemen. 39
40 A9. Bukan merupakan tanggung jawab auditor untuk mengoreksi kekurangan analisis
41 yang dilakukan oleh manajemen. Namun, dalam beberapa kondisi, kekurangan
42 analisis detail oleh manajemen untuk mendukung penilaiannya belum tentu dapat
43 mencegah auditor dalam menyimpulkan apakah penggunaan basis akuntansi
44 kelangsungan usaha oleh manajemen sudah tepat sesuai dengan kondisinya.
45 Sebagai contoh, ketika terdapat suatu riwayat usaha yang menghasilkan laba dan

10
SA 315 (Revisi 2021), paragraf 31.
11
SA 330 (Revisi 2021), “Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai”.

SA 570 (Revisi 2021) 10


Kelangsungan
Usaha
1 suatu akses yang tersedia terhadap sumber daya keuangan, manajemen dapat
2 melakukan penilaiannya tanpa analisis detail. Dalam hal ini, pengevaluasian auditor
3 atas ketepatan penilaian manajemen dapat dilakukan tanpa melaksanakan prosedur
4 pengevaluasian detail jika prosedur audit lain sudah cukup untuk memungkinkan
5 auditor untuk menyimpulkan apakah penggunaan basis akuntansi kelangsungan
6 usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan sudah tepat sesuai
7 dengan kondisinya. 8
9 A10. Dalam kondisi lain, pengevaluasian terhadap penilaian oleh manajemen atas
10 kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, sebagaimana
11 yang diharuskan dalam paragraf 12, dapat mencakup suatu evaluasi atas proses
12 manajemen yang dilakukan setelah proses penilaian, asumsi yang mendasari
13 penilaian tersebut dan rencana manajemen atas tindakan di masa depan, dan
14 apakah rencana manajemen tersebut layak sesuai dengan kondisinya. 15
16 Periode Penilaian Manajemen (Ref: Para. 13)
17
18 A11. Kebanyakan kerangka pelaporan keuangan yang mengharuskan suatu penilaian
19 manajemen yang eksplisit menyebutkan periode kapan manajemen diharuskan
20 untuk memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia.12 21
22 Pertimbangan Spesifik atas Entitas yang Lebih Kecil (Ref: Para. 12-13)
23
24 A12. Dalam beberapa kondisi, manajemen entitas yang lebih kecil belum tentu telah
25 menyusun suatu penilaian detail atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
26 kelangsungan usahanya, tetapi sebagai penggantinya, kemungkinan manajemen
27 mengandalkan pengetahuannya yang mendalam tentang bisnis dan prospek di masa
28 depan yang diantisipasi. Namun, berdasarkan ketentuan SA ini, auditor perlu untuk
29 mengevaluasi penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk
30 mempertahankan kelangsungan usahanya. Bagi entitas yang lebih kecil,
31 kemungkinan tepat bagi auditor untuk mendiskusikan pendanaan jangka menengah
32 dan jangka panjang entitas dengan manajemen, selama argumen manajemen dapat
33 dikoroborasi oleh bukti yang dapat didokumentasi secara cukup dan konsisten
34 dengan pemahaman auditor atas entitas. Oleh karena itu, ketentuan dalam paragraf
35 13 yang mengharuskan auditor untuk meminta manajemen memperluas
36 penilaiannya dapat, sebagai contoh, dipenuhi melalui diskusi, permintaan
37 keterangan, dan inspeksi terhadap dokumentasi pendukung, sebagai contoh,
38 pengevaluasian terhadap kelayakan atau keterdukungan bukti atas pesanan yang
39 diterima untuk pasokan di masa depan. 40
41 A13. Dukungan yang berkelanjutan oleh pemilik-pengelola sering kali penting bagi
42 kemampuan entitas yang lebih kecil untuk mempertahankan kelangsungan
43 usahanya. Ketika suatu entitas kecil sebagian besar didanai dengan suatu pinjaman
44 dari pemilik-pengelola, kemungkinan penting bahwa dana tersebut tidak ditarik oleh
45 pemilik-pengelola. Sebagai contoh, keberlanjutan suatu entitas kecil dalam kesulitan

12
Sebagai contoh, PSAK 1 mendefinisikan hal ini sebagai suatu periode yang sekurang- kurangnya,
namun tidak terbatas pada, dua belas bulan sejak akhir periode pelaporan.

11 SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 keuangan mungkin bergantung pada dilakukannya subordinasi pinjaman entitas oleh
2 pemilik-pengelola yang menguntungkan pihak bank pemberi pinjaman atau kreditur
3 lainnya, atau dilakukannya penjaminan oleh pemilik-pengelola untuk mendukung
4 pinjaman dengan cara memberikan aset pribadinya sebagai jaminan. Dalam kondisi
5 tersebut, auditor dapat memeroleh bukti terdokumentasi secara tepat atas
6 subordinasi atau penjaminan pinjaman oleh pemilik-pengelola. Ketika suatu entitas
7 bergantung pada dukungan tambahan dari pemilik-pengelola, auditor dapat
8 mengevaluasi kemampuan pemilik-pengelola dalam memenuhi kewajibannya
9 berdasarkan pengaturan dukungan tersebut. Selain itu, auditor dapat meminta
10 konfirmasi tertulis tentang ketentuan dan kondisi yang mendasari dukungan tersebut
11 serta intensi atau pemahaman pemilik-pengelola atas pengaturan dukungan
12 tersebut.
13
14 Periode Setelah Penilaian Manajemen (Ref: Para. 15)
15
16 A14. Sebagaimana yang diharuskan dalam paragraf 11, auditor tetap waspada terhadap
17 kemungkinan adanya peristiwa yang diketahui, baik yang terjadwal maupun yang
18 tidak terjadwal, atau kondisi yang akan terjadi setelah periode penilaian yang
19 digunakan oleh manajemen yang dapat menimbulkan pertanyaan tentang ketepatan
20 penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam
21 penyusunan laporan keuangan. Oleh karena tingkat ketidakpastian yang terkait
22 dengan hasil suatu peristiwa atau kondisi meningkat seiring dengan berjalannya
23 waktu, dalam mempertimbangkan peristiwa atau kondisi lebih lanjut di masa depan,
24 maka indikasi atas isu-isu kelangsungan usaha perlu bersifat signifikan sebelum
25 auditor perlu mempertimbangkan untuk melakukan tindakan lanjutan. Ketika
26 peristiwa atau kondisi yang teridentifikasi, auditor kemungkinan perlu untuk meminta
27 manajemen untuk mengevaluasi signifikansi potensial dari peristiwa atau kondisi
28 tersebut sehubungan dengan penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk
29 mempertahankan kelangsungan usahanya. Dalam kondisi tersebut, prosedur dalam
30 paragraf 16 berlaku.
31
32 A15. Selain meminta keterangan kepada manajemen, auditor tidak memiliki tanggung
33 jawab untuk melaksanakan prosedur audit lainnya untuk mengidentifikasi peristiwa
34 atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas
35 untuk mempertahankan kelangsungan usahanya setelah periode yang dinilai oleh
36 manajemen, yang, sebagaimana dibahas dalam paragraf 13, mencakup sekurang-
37 kurangnya dua belas bulan sejak tanggal laporan posisi keuangan. 38
39 Prosedur Audit Tambahan Ketika Peristiwa atau Kondisi Teridentifikasi (Ref: Para.16)
40
41 A16. Prosedur audit yang relevan dengan ketentuan dalam paragraf 16 dapat mencakup
42 hal-hal sebagai berikut:
43  Menganalisis dan membahas arus kas, laba, dan prakiraan relevan lainnya
44 dengan manajemen.
45  Menganalisis dan membahas laporan keuangan interim terakhir entitas yang
46 tersedia.

SA 570 (Revisi 2021) 12


Kelangsungan
Usaha
1  Membaca ketentuan perjanjian pinjaman dan menentukan apakah terdapat
2 pelanggaran terhadap ketentuan tersebut.
3  Membaca risalah rapat pemegang saham, pihak yang bertanggung jawab atas
4 tata kelola, dan komite-komite yang relevan untuk mengetahui adanya
5 kesulitan pendanaan.
6  Meminta keterangan penasihat hukum entitas mengenai eksistensi litigasi dan
7 tuntutan, serta kewajaran penilaian oleh manajemen tentang hasil dan estimasi
8 implikasi keuangan dari litigasi dan tuntutan tersebut.
9  Mengonfirmasi keberadaan, legalitas, dan kemampuan penegakan dari
10 pengaturan untuk menyediakan atau memelihara dukungan keuangan dari
11 pihak berelasi dan pihak ketiga, serta menilai kemampuan keuangan dari
12 pihak-pihak tersebut dalam menyediakan dana tambahan.
13  Mengevaluasi rencana entitas untuk menghadapi pesanan pelanggan yang
14 tidak dapat dipenuhi.
15  Melaksanakan prosedur audit mengenai peristiwa yang terjadi setelah tanggal
16 pelaporan untuk mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang memitigasi atau
17 memengaruhi kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
18 usahanya.
19  Mengonfirmasi eksistensi, ketentuan, dan kecukupan fasilitas pinjaman.
20  Memeroleh dan menelaah laporan dari regulator.
21  Menentukan kecukupan bukti pendukung atas penghapusan aset yang
22 direncanakan.
23
24 Pengevaluasian atas Rencana Manajemen Terkait Tindakan di Masa Depan (Ref: Para.
25 16(b))
26
27 A17. Pengevaluasian atas rencana manajemen terkait tindakan di masa depan dapat
28 mencakup meminta keterangan kepada manajemen tentang rencana manajemen
29 untuk tindakan di masa depan, termasuk, sebagai contoh, rencana untuk melikuidasi
30 aset, meminjam dana atau merestrukturisasi utang, mengurangi atau menunda
31 pembelanjaan, atau meningkatkan permodalan. 32
33 Periode atas Penilaian Manajemen (Ref: Para. 16(c))
34
35 A18. Sebagai tambahan atas prosedur yang diharuskan dalam paragraf 16(c), auditor
36 dapat membandingkan:
37  Informasi keuangan prospektif untuk periode lalu terkini dengan hasil historis;
38 dan
39  Informasi keuangan prospektif untuk periode kini dengan hasil yang telah
40 dicapai sampai dengan tanggal dilaksanakannya prosedur ini. 41
42 A19. Ketika asumsi manajemen mencakup dukungan yang berkelanjutan dari pihak
43 ketiga, baik melalui subordinasi pinjaman, komitmen untuk memelihara atau
44 menyediakan pendanaan tambahan, atau penjaminan, dan dukungan tersebut
45 penting bagi kemampuan suatu entitas untuk mempertahankan kelangsungan
46 usahanya, auditor perlu mempertimbangkan untuk meminta konfirmasi tertulis
47 (termasuk ketentuan dan kondisi) dari pihak ketiga tersebut dan untuk memeroleh

13 SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 bukti tentang kemampuan pihak ketiga tersebut dalam menyediakan dukungan
2 tersebut.
3
4 Representasi Tertulis (Ref: Para. 16(e)) 5
6 A20. Auditor dapat menganggap tepat untuk memeroleh representasi tertulis yang spesifik
7 yang melampaui ketentuan yang diharuskan dalam paragraf 16 untuk mendukung
8 bukti audit yang diperoleh mengenai rencana manajemen untuk tindakan di masa
9 depan dalam hubungannya dengan penilaian kelangsungan usaha dan
10 kelayakannya.
11
12 Kesimpulan Auditor
13
14 Ketidakpastian Material yang Terkait dengan Peristiwa atau Kondisi yang Dapat
15 Menyebabkan Keraguan Signifikan atas Kemampuan Entitas Untuk Mempertahankan
16 Kelangsungan Usahanya (Ref: Para. 18)
17
18 A21. Frasa “ketidakpastian material” digunakan dalam PSAK 1, “Penyajian Laporan
19 Keuangan”, dalam membahas ketidakpastian yang terkait dengan peristiwa atau
20 kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
21 mempertahankan kelangsungan usahanya yang harus diungkapkan dalam laporan
22 keuangan. Dalam beberapa kerangka pelaporan keuangan lain, frasa
23 “ketidakpastian signifikan” digunakan dalam kondisi serupa. 24
25 Kecukupan Pengungkapan Ketika Peristiwa atau Kondisi Telah Teridentifikasi dan Terdapat
26 Suatu Ketidakpastian Material
27
28 A22. Paragraf 18 menjelaskan bahwa suatu ketidakpastian material terjadi ketika luasnya
29 dampak potensial dari peristiwa atau kondisi dan kemungkinan terjadinya adalah
30 sedemikian rupa sehingga pengungkapan yang tepat diperlukan untuk mencapai
31 penyajian wajar (untuk kerangka penyajian wajar) atau agar laporan keuangan tidak
32 menyesatkan (untuk kerangka kepatuhan). Auditor diharuskan dalam paragraf 18
33 untuk menyimpulkan apakah terdapat suatu ketidakpastian material terlepas apakah
34 atau bagaimana kerangka pelaporan keuangan yang berlaku mendefinisikan suatu
35 ketidakpastian material.
36
37 A23. Paragraf 19 mengharuskan auditor untuk menentukan apakah pengungkapan
38 laporan keuangan membahas hal-hal yang ditetapkan dalam paragraf tersebut.
39 Selain itu, auditor diharuskan untuk menentukan apakah pengungkapan tentang
40 suatu ketidakpastian material, yang diharuskan menurut kerangka pelaporan
41 keuangan yang berlaku, sudah memadai. Pengungkapan yang diharuskan menurut
42 beberapa kerangka pelaporan keuangan sebagai tambahan atas hal-hal yang diatur
43 dalam paragraf 19 dapat mencakup pengungkapan tentang, antara lain:
44  Evaluasi manajemen atas signifikansi peristiwa atau kondisi yang berkaitan
45 dengan kemampuan entitas untuk memenuhi kewajibannya; atau
46  Pertimbangan signifikan yang dibuat oleh manajemen sebagai bagian dari
47 penilaiannya atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
48 usahanya.

SA 570 (Revisi 2021) 14


Kelangsungan
Usaha
1 Beberapa kerangka pelaporan keuangan dapat memberikan panduan tambahan
2 mengenai pertimbangan manajemen atas pengungkapan tentang luasnya dampak
3 potensial dari peristiwa atau kondisi utama, serta kemungkinan dan saat terjadinya. 4
5 Kecukupan Pengungkapan Ketika Peristiwa atau Kondisi Telah Teridentifikasi, namun Tidak
6 Terdapat Suatu Ketidakpastian Material (Ref: Para. 20)
7
8 A24. Bahkan ketika tidak terdapat suatu ketidakpastian material, paragraf 20
9 mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah, berdasarkan ketentuan
10 kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, laporan keuangan mencantumkan
11 pengungkapan yang memadai tentang peristiwa atau kondisi yang dapat
12 menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
13 kelangsungan usahanya. Beberapa kerangka pelaporan keuangan membahas
14 pengungkapan tentang:
15  Perisitiwa atau kondisi utama;
16  Evaluasi manajemen atas signifikansi peristiwa atau kondisi yang berkaitan
17 dengan kemampuan entitas untuk memenuhi kewajibannya;
18  Rencana manajemen untuk memitigasi pengaruh peristiwa atau kondisi
19 tersebut; atau
20  Pertimbangan signifikan yang dibuat oleh manajemen sebagai bagian dari
21 penilaiannya atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
22 usahanya.
23
24 A25. Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar, evaluasi
25 auditor mengenai apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar mencakup
26 pertimbangan atas keseluruhan penyajian, struktur, dan isi laporan keuangan, serta
27 apakah laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan terkait,
28 mencerminkan transaksi dan peristiwa yang mendasarinya sedemikian rupa yang
29 mencapai penyajian wajar.13 Bergantung pada fakta dan kondisi, auditor dapat
30 menentukan bahwa pengungkapan tambahan diperlukan untuk mencapai penyajian
31 wajar. Hal tersebut dapat terjadi, sebagai contoh, ketika peristiwa atau kondisi yang
32 dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
33 mempertahankan kelangsungan usahanya telah teridentifikasi, namun berdasarkan
34 bukti audit yang diperoleh, auditor menyimpulkan bahwa tidak terdapat suatu
35 ketidakpastian material, dan tidak terdapat pengungkapan secara eksplisit yang
36 diharuskan menurut kerangka pelaporan keuangan yang berlaku mengenai kondisi
37 tersebut.
38
39 Implikasi terhadap Laporan Auditor
40
41 Ketidaktepatan Penggunaan Basis Akuntansi Kelangsungan Usaha (Ref: Para. 21)
42
43 A26. Ketika laporan keuangan telah disusun berdasarkan basis akuntansi kelangsungan
44 usaha, namun menurut pertimbangan auditor, penggunaan basis akuntansi
45 kelangsungan usaha dalam laporan keuangan oleh manajemen tidak tepat,

13
SA 700 (Revisi 2021), “Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan”, paragraf
14.

15 SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 ketentuan dalam paragraf 21 berlaku bagi auditor untuk menyatakan suatu opini tidak
2 wajar terlepas apakah laporan keuangan mencantumkan atau tidak mencantumkan
3 pengungkapan tentang ketidaktepatan penggunaan basis akuntansi kelangsungan
4 usaha oleh manajemen. 5
6 A27. Ketika penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha tidak tepat sesuai dengan
7 kondisinya, manajemen dapat diharuskan, atau dapat memilih, untuk menyusun
8 laporan keuangannya berdasarkan suatu basis lain (sebagai contoh: basis likuidasi).
9 Auditor dapat melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan tersebut selama
10 auditor menentukan bahwa basis akuntansi lain tersebut dapat diterima dalam
11 kondisi tersebut. Auditor juga dapat menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas
12 laporan keuangan tersebut selama terdapat pengungkapan yang memadai dalam
13 laporan keuangan tersebut mengenai basis akuntansi yang mendasarinya, tetapi
14 dapat mempertimbangkannya sebagai suatu hal yang tepat atau perlu untuk
15 mencantumkan suatu paragraf Penekanan suatu Hal berdasarkan SA 706 (Revisi
16 2021)14 dalam laporan auditor untuk menarik perhatian pengguna laporan keuangan
17 pada basis akuntansi lain tersebut beserta alasan penggunaannya. 18
19 Penggunaan Basis Akuntansi Kelangsungan Usaha Sudah Tepat, namun Terdapat Suatu
20 Ketidakpastian Material (Ref: Para. 22-23)
21
22 A28. Pengidentifikasian atas suatu ketidakpastian material merupakan suatu hal penting
23 bagi pemahaman pengguna atas laporan keuangan. Penggunaan suatu paragraf
24 terpisah dengan judul yang mengacu pada fakta bahwa terdapat suatu
25 ketidakpastian material yang terkait dengan kelangsungan usaha menyadarkan
26 pengguna laporan keuangan tentang kondisi tersebut. 27
28 A29. Lampiran pada SA ini memberikan ilustrasi pernyataan yang harus dicantumkan
29 dalam laporan auditor atas laporan keuangan ketika kerangka pelaporan keuangan
30 yang berlaku adalah Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Ketika
31 menggunakan suatu kerangka pelaporan keuangan yang berlaku selain Standar
32 Akuntansi Keuangan di Indonesia, pernyataan ilustratif yang disajikan dalam
33 lampiran SA ini perlu disesuaikan untuk mencerminkan penerapan kerangka
34 pelaporan keuangan lainnya tersebut sesuai dengan kondisinya. 35
36 A30. Paragraf 22 menetapkan informasi minimum yang harus dicantumkan dalam laporan
37 auditor dalam setiap kondisi yang dijelaskan. Auditor dapat memberikan informasi
38 tambahan untuk melengkapi pernyataan yang diharuskan, sebagai contoh, untuk
39 menjelaskan:
40  Bahwa eksistensi suatu ketidakpastian material sangat penting bagi
15
41 pemahaman pengguna atas laporan keuangan; atau
42  Bagaimana hal tersebut direspons dalam pelaksanaan audit (lihat juga
43 paragraf A1).

14
SA 706 (Revisi 2021), “Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan
Auditor”.
15
SA 706 (Revisi 2021), paragraf A2.

SA 570 (Revisi 2021) 16


Kelangsungan
Usaha
1 Pengungkapan yang Memadai atas Suatu Ketidakpastian Material yang Dicantumkan dalam
2 Laporan Keuangan (Ref: Para. 22) 3
4 A31. Ilustrasi 1 pada Lampiran SA ini merupakan suatu contoh laporan auditor ketika
5 auditor telah memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan
6 penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha oleh manajemen, namun terdapat
7 suatu ketidakpastian material dan pengungkapannya telah memadai dalam laporan
8 keuangan. Lampiran SA 700 (Revisi 2021) juga mencakup ilustrasi pernyataan untuk
9 dicantumkan dalam laporan auditor bagi seluruh entitas dalam kaitannya dengan
10 kelangsungan usaha untuk menjelaskan tanggung jawab masing-masing mereka
11 yang bertanggung jawab atas laporan keuangan dan auditor dalam kaitannya
12 dengan kelangsungan usaha. 13
14 Pengungkapan yang Memadai atas Suatu Ketidakpastian Material Tidak Dicantumkan dalam
15 Laporan Keuangan (Ref: Para. 23) 16
17 A32. Ilustrasi 2 dan 3 Lampiran SA ini masing-masing merupakan contoh-contoh laporan
18 auditor yang menyatakan opini wajar dengan pengecualian dan tidak wajar ketika
19 auditor telah memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai ketepatan
20 penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha oleh manajemen, namun
21 pengungkapan mengenai suatu ketidakpastian material yang memadai tidak
22 dicantumkan dalam laporan keuangan. 23
24 A33. Dalam situasi yang melibatkan ketidakpastian multipel yang signifikan terhadap
25 laporan keuangan secara keseluruhan, auditor dapat menganggapnya sebagai suatu
26 hal yang tepat dalam kondisi yang sangat jarang terjadi untuk menyatakan opini tidak
27 menyatakan pendapat daripada mencantumkan pernyataan yang diharuskan
28 menurut paragraf 22. SA 705 (Revisi 2021) memberikan panduan tentang hal
29 tersebut.16
30
31 Komunikasi dengan Regulator (Ref: Para. 22-23) 32
33 A34. Ketika auditor suatu entitas yang diawasi oleh regulator menganggap bahwa
34 pencantuman pengacuan pada hal-hal yang terkait dengan kelangsungan usaha
35 dalam laporan auditor mungkin diperlukan, auditor mungkin memiliki tanggung jawab
36 untuk mengomunikasikan hal-hal tersebut kepada regulator atau otoritas penegak
37 atau pengawas yang terkait. 38
39 Ketidakbersediaan Manajemen untuk Membuat atau Memperluas Penilaiannya (Ref: Para. 40 24)
41
42 A35. Dalam kondisi tertentu, auditor dapat meyakini bahwa perlu meminta manajemen
43 untuk membuat atau memperluas penilaiannya. Ketika manajemen tidak bersedia
44 untuk melakukan hal tersebut, auditor dapat menyatakan suatu opini wajar dengan
45 pengecualian atau opini tidak menyatakan pendapat dalam laporan auditor, karena
46 tidak mungkin bagi auditor untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang

16
SA 705 (Revisi 2021), paragraf 10.

17 SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan
2 keuangan, seperti bukti audit tentang adanya rencana yang telah disiapkan oleh
3 manajemen atau adanya faktor-faktor mitigasi lainnya. 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

SA 570 (Revisi 2021) 18


Kelangsungan
Usaha
1 Lampiran
2 (Ref. Para. A29, A31-A32)
3
4 Ilustrasi Laporan Auditor Terkait dengan Kelangsungan Usaha
5
6 Ilustrasi 1: Suatu laporan auditor yang menyatakan opini tanpa modifikasian ketika auditor
7 telah menyimpulkan bahwa terdapat suatu ketidakpastian material dan
8 pengungkapannya dalam laporan keuangan sudah memadai. 9
10 Ilustrasi 2: Suatu laporan auditor yang menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika
11 auditor telah menyimpulkan bahwa terdapat suatu ketidakpastian material dan
12 laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material yang disebabkan
13 oleh pengungkapan yang tidak memadai. 14
15 Ilustrasi 3: Suatu laporan auditor yang menyatakan opini tidak wajar ketika auditor telah
16 menyimpulkan bahwa terdapat suatu ketidakpastian material dan pengungkapan
17 yang diharuskan yang terkait dengan ketidakpastian material tersebut tidak
18 dicantumkan dalam laporan keuangan. 19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

19 Lampiran SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 Ilustrasi 1: Suatu opini tanpa modifikasian ketika auditor telah menyimpulkan bahwa
2 terdapat suatu ketidakpastian material dan pengungkapannya dalam
3 laporan keuangan sudah memadai.
4
5 Untuk tujuan ilustrasi laporan auditor ini, asumsi sebagai berikut digunakan:
6  Audit atas satu set lengkap laporan keuangan emiten yang menggunakan kerangka
7 penyajian wajar. Audit bukan merupakan audit grup (SA 6001 (Revisi 2021) tidak
8 berlaku).
9  Laporan keuangan disusun oleh manajemen entitas sesuai dengan Standar Akuntansi
10 Keuangan di Indonesia (suatu kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum).
11  Ketentuan perikatan audit mencerminkan tanggung jawab manajemen atas laporan
12 keuangan berdasarkan SA 210 (Revisi 2021).2
13  Auditor telah menyimpulkan bahwa suatu opini tanpa modifikasian sudah tepat
14 berdasarkan bukti audit yang diperoleh.
15  Ketentuan etika yang relevan dalam audit adalah yang berlaku di Indonesia.
16  Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor telah menyimpulkan bahwa terdapat
17 suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat
18 menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
19 kelangsungan usahanya. Pengungkapan atas ketidakpastian material dalam laporan
20 keuangan sudah memadai.
21  Hal audit utama telah dikomunikasikan berdasarkan SA 701 (2021).
22  Auditor telah memeroleh semua informasi lain sebelum tanggal laporan auditor dan
23 tidak mengidentifikasi adanya suatu kesalahan penyajian material dalam informasi lain
24 tersebut.
25  Pihak yang bertanggung jawab atas pengawasan terhadap laporan keuangan berbeda
26 dari pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan.
27  Selain audit atas laporan keuangan, auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain
28 yang diharuskan menurut peraturan perundang-undangan.
29  Laporan auditor independen menggunakan pendekatan koresponding.
30  Laporan keuangan periode lalu (periode koresponding) diaudit oleh Kantor Akuntan
31 Publik (KAP) yang sama dengan yang mengaudit periode kini. 32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
1
SA 600 (Revisi 2021), “Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan Grup (Termasuk
Pekerjaan Auditor Komponen)”.
2
SA 210 (Revisi 2021), “Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit”.

Lampiran SA 570 (Revisi 2021) 20


Kelangsungan
Usaha
1 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
2 Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi
3 [atau pihak yang dituju lainnya]
4 PT ABC
5
6 Laporan Audit atas Laporan Keuangan3
7
8 Opini
9 Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC (“Perusahaan”), yang terdiri dari laporan
10 posisi keuangan tanggal 31 Desember 20X1, serta laporan laba rugi dan penghasilan
11 komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang
12 berakhir pada tanggal tersebut, serta catatan atas laporan keuangan, termasuk ikhtisar
13 kebijakan akuntansi signifikan.
14
15 Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal
16 yang material, posisi keuangan Perusahaan tanggal 31 Desember 20X1, serta kinerja
17 keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan
18 Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. 19
20 Basis Opini
21 Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
22 Akuntan Publik Indonesia. Tanggung jawab kami menurut standar tersebut diuraikan lebih
23 lanjut dalam paragraf Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan pada
24 laporan kami. Kami independen terhadap Perusahaan berdasarkan ketentuan etika yang
25 relevan dalam audit kami atas laporan keuangan di Indonesia, dan kami telah memenuhi
26 tanggung jawab etika lainnya berdasarkan ketentuan tersebut. Kami yakin bahwa bukti audit
27 yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini
28 audit kami.
29
30 Ketidakpastian Material yang Terkait dengan Kelangsungan Usaha
31 Sebagaimana yang diungkapkan dalam Catatan [] atas laporan keuangan terlampir,
32 Perusahaan telah mencatat rugi bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
33 20X1 sebesar Rp[], serta melaporkan saldo akumulasi kerugian dan defisiensi modal pada
34 tanggal 31 Desember 20X1 masing-masing sebesar Rp[] dan Rp[]. Selain itu, total liabilitas
35 lancar pada tanggal 31 Desember 20X1 telah melampaui total aset lancarnya sebesar Rp[].
36 Kondisi tersebut, beserta hal-hal lainnya yang diungkapkan dalam Catatan [] atas laporan
37 keuangan terlampir, mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat
38 menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan
39 kelangsungan usahanya. Opini kami tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal tersebut. 40
41 Hal Audit Utama
42 Hal audit utama adalah hal-hal yang, menurut pertimbangan profesional kami, merupakan hal
43 yang paling signifikan dalam audit kami atas laporan keuangan periode kini. Hal-hal tersebut
44 disampaikan dalam konteks audit kami atas laporan keuangan secara keseluruhan, dan
45 dalam merumuskan opini kami atas laporan keuangan terkait, kami tidak menyatakan suatu
3
Subjudul "Laporan Audit atas Laporan Keuangan" tidak diperlukan dalam kondisi ketika subjudul kedua
"Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan" tidak berlaku.

21 Lampiran SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 opini terpisah atas hal audit utama tersebut. Selain hal yang diuraikan dalam paragraf
2 Ketidakpastian Material yang Terkait dengan Kelangsungan Usaha, kami telah menentukan
3 hal-hal yang diuraikan di bawah ini sebagai hal audit utama yang dikomunikasikan dalam
4 laporan kami.
5
6 [Uraian atas setiap hal audit utama berdasarkan SA 701 (2021)]. 7
8 Informasi Lain [atau judul lain yang tepat, seperti “Informasi Selain Laporan Keuangan
9 dan Laporan Auditor Terkait”]
10 [Pelaporan berdasarkan SA 720 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam Lampiran 2 SA 720 11
(Revisi 2021)].
12
13 Tanggung Jawab Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
14 terhadap Laporan Keuangan 4
15 [Pelaporan berdasarkan SA 700 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam SA 700 (Revisi 2021)].5 16
17 Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan
18 [Pelaporan berdasarkan SA 700 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam SA 700 (Revisi 2021)]. 19
20 Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Lain
21 [Pelaporan berdasarkan SA 700 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam SA 700 (Revisi 2021)]. 22
23 [Nama Kantor Akuntan Publik]
24 [Tanda tangan Akuntan Publik]
25 [Nama Akuntan Publik]
26 [Nomor registrasi Akuntan Publik]
27 [Nama rekan perikatan]
28 [Nomor registrasi Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]
29 [Tanggal laporan]
30 [Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] 31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41

4
Di seluruh ilustrasi laporan auditor ini, istilah manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
dapat diganti dengan istilah lain yang tepat dalam konteks kerangka hukum yang berlaku di Indonesia.
5
Paragraf 34 dan 39 dari SA 700 (Revisi 2021) mengharuskan kata-kata untuk dicantumkan dalam laporan
auditor untuk seluruh entitas dalam kaitannya dengan kelangsungan usaha untuk menggambarkan
tanggung jawab masing-masing pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan dan auditor dalam
kaitannya dengan kelangsungan usaha.

Lampiran SA 570 (Revisi 2021) 22


Kelangsungan
Usaha
1 Ilustrasi 2: Suatu opini wajar dengan pengecualian ketika auditor telah menyimpulkan
2 bahwa terdapat suatu ketidakpastian material dan laporan keuangan
3 mengandung kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh
4 pengungkapan yang tidak memadai.
5
6 Untuk tujuan ilustrasi laporan auditor ini, asumsi sebagai berikut digunakan:
7  Audit atas satu set lengkap laporan keuangan emiten yang menggunakan kerangka
8 penyajian wajar. Audit bukan merupakan audit grup (SA 600 (Revisi 2021) tidak
9 berlaku).
10  Laporan keuangan disusun oleh manajemen entitas sesuai dengan Standar Akuntansi
11 Keuangan di Indonesia (suatu kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum).
12  Ketentuan perikatan audit mencerminkan tanggung jawab manajemen atas laporan
13 keuangan berdasarkan SA 210 (Revisi 2021).
14  Ketentuan etika yang relevan dalam audit adalah yang berlaku di Indonesia.
15  Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor telah menyimpulkan bahwa terdapat
16 suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat
17 menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
18 kelangsungan usahanya berdasarkan situasi sebagai berikut:
19 o Catatan [] atas laporan keuangan membahas signifikansi pengaturan
20 pembiayaan, masa berakhir, dan jumlah pengaturan pembiayaan. Namun,
21 laporan keuangan tidak mengungkapkan pembahasan tentang dampak atau
22 ketersediaan pembiayaan kembali tersebut atau penggambaran situasi tersebut
23 sebagai suatu ketidakpastian material yang terkait dengan kelangsungan usaha.
24  Laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh
25 pengungkapan atas ketidakpastian material yang tidak memadai. Opini wajar dengan
26 pengecualian dinyatakan karena auditor menyimpulkan bahwa dampak pengungkapan
27 yang tidak memadai atas ketidakpastian material tersebut terhadap laporan keuangan
28 adalah material, namun tidak pervasif terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.
29  Hal audit utama telah dikomunikasikan berdasarkan SA 701 (2021).
30  Auditor telah memeroleh semua informasi lain sebelum tanggal laporan auditor dan hal-
31 hal yang menyebabkan pemberian opini wajar dengan pengecualian atas laporan
32 keuangan juga berdampak pada informasi lain tersebut.
33  Pihak yang bertanggung jawab atas pengawasan terhadap laporan keuangan berbeda
34 dari pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan.
35  Selain audit atas laporan keuangan, auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain
36 yang diharuskan menurut peraturan perundang-undangan.
37  Laporan auditor independen menggunakan pendekatan koresponding.
38  Laporan keuangan periode lalu (periode koresponding) diaudit oleh Kantor Akuntan
39 Publik (KAP) yang sama dengan yang mengaudit periode kini. 40
41
42
43
44
45
46
47

23 Lampiran SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
2 Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi
3 [atau pihak yang dituju lainnya]
4 PT ABC
5
6 Laporan Audit atas Laporan Keuangan6
7
8 Opini Wajar dengan Pengecualian
9 Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC (“Perusahaan”), yang terdiri dari laporan
10 posisi keuangan tanggal 31 Desember 20X1, serta laporan laba rugi dan penghasilan
11 komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang
12 berakhir pada tanggal tersebut, serta catatan atas laporan keuangan, termasuk ikhtisar
13 kebijakan akuntansi signifikan.
14
15 Menurut opini kami, kecuali untuk dampak hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk
16 Opini Wajar dengan Pengecualian, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar,
17 dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan tanggal 31 Desember 20X1,
18 serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut,
19 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. 20
21 Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian
22 Sebagaimana yang diungkapkan dalam Catatan [] atas laporan keuangan terlampir,
23 pengaturan pembiayaan Perusahaan telah berakhir dan saldo terutang akan jatuh tempo
24 pada tanggal 19 Maret 20X2. Perusahaan belum berhasil menyelesaikan proses negosiasi
25 kembali pembiayaan tersebut atau memeroleh pembiayaan pengganti. Kondisi tersebut
26 mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan
27 signifikan atas kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
28 Laporan keuangan tidak mengungkapkan hal tersebut secara memadai. 29
30 Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
31 Akuntan Publik Indonesia. Tanggung jawab kami menurut standar tersebut diuraikan lebih
32 lanjut dalam paragraf Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan pada
33 laporan kami. Kami independen terhadap Perusahaan berdasarkan ketentuan etika yang
34 relevan dalam audit kami atas laporan keuangan di Indonesia, dan kami telah memenuhi
35 tanggung jawab etika lainnya berdasarkan ketentuan tersebut. Kami yakin bahwa bukti audit
36 yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini
37 wajar dengan pengecualian kami. 38
39 Informasi Lain [atau judul lain yang tepat, seperti “Informasi Selain Laporan Keuangan
40 dan Laporan Auditor Terkait”]
41 [Pelaporan berdasarkan SA 720 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 6 dalam Lampiran 2 SA 720
42 (Revisi 2021). Paragraf terakhir dari informasi lain dalam Ilustrasi 6 perlu disesuaikan untuk
43 menguraikan hal spesifik yang menyebabkan opini wajar dengan pengecualian yang juga
44 berdampak terhadap informasi lain tersebut]. 45

6
Subjudul "Laporan Audit atas Laporan Keuangan" tidak diperlukan dalam kondisi ketika subjudul kedua
"Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan" tidak berlaku.

Lampiran SA 570 (Revisi 2021) 24


Kelangsungan
Usaha
1 Hal Audit Utama
2 Hal audit utama adalah hal-hal yang, menurut pertimbangan profesional kami, merupakan hal
3 yang paling signifikan dalam audit kami atas laporan keuangan periode kini. Hal-hal tersebut
4 disampaikan dalam konteks audit atas laporan keuangan secara keseluruhan, dan dalam
5 merumuskan opini kami atas laporan keuangan terkait, kami tidak menyatakan suatu opini
6 terpisah atas hal audit utama tersebut. Selain hal-hal yang diuraikan dalam paragraf Basis
7 untuk Opini Wajar dengan Pengecualian, kami telah menentukan hal-hal yang diuraikan di
8 bawah ini sebagai hal audit utama yang dikomunikasikan dalam laporan kami. 9
10 [Uraian atas setiap hal audit utama berdasarkan SA 701 (2021)]. 11
12 Tanggung Jawab Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
13 terhadap Laporan Keuangan7
14 [Pelaporan berdasarkan SA 700 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam SA 700 (Revisi 2021)].8 15
16 Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan
17 [Pelaporan berdasarkan SA 700 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam SA 700 (Revisi 2021)]. 18
19 Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Lain
20 [Pelaporan berdasarkan SA 700 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam SA 700 (Revisi 2021)]. 21
22 [Nama Kantor Akuntan Publik]
23 [Tanda tangan Akuntan Publik]
24 [Nama Akuntan Publik]
25 [Nomor registrasi Akuntan Publik]
26 [Nama rekan perikatan]
27 [Nomor registrasi Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]
28 [Tanggal laporan]
29 [Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] 30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
7
Atau istilah lain yang tepat dalam konteks kerangka hukum yang berlaku di Indonesia.
8
Paragraf 34 dan 39 dari SA 700 (Revisi 2021) mengharuskan kata-kata untuk dicantumkan dalam laporan
auditor untuk seluruh entitas dalam kaitannya dengan kelangsungan usaha untuk menggambarkan
tanggung jawab masing-masing pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan dan auditor dalam
kaitannya dengan kelangsungan usaha.

25 Lampiran SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 Ilustrasi 3: Suatu opini tidak wajar ketika auditor telah menyimpulkan bahwa terdapat
2 suatu ketidakpastian material dan pengungkapan yang diharuskan yang
3 terkait dengan ketidakpastian material tersebut tidak dicantumkan dalam
4 laporan keuangan
5
6 Untuk tujuan ilustrasi laporan auditor ini, asumsi sebagai berikut digunakan:
7  Audit atas satu set lengkap laporan keuangan selain emiten yang menggunakan
8 kerangka penyajian wajar. Audit bukan merupakan audit grup (SA 600 (Revisi 2021)
9 tidak berlaku).
10  Laporan keuangan disusun oleh manajemen entitas sesuai dengan Standar Akuntansi
11 Keuangan di Indonesia (suatu kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum).
12  Ketentuan perikatan audit mencerminkan tanggung jawab manajemen atas laporan
13 keuangan berdasarkan SA 210 (Revisi 2021).
14  Ketentuan etika yang relevan dalam audit adalah yang berlaku di Indonesia.
15  Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor menyimpulkan bahwa terdapat suatu
16 ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat
17 menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
18 kelangsungan usahanya, dan Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk
19 menyatakan pailit._Pengungkapan yang terkait dengan ketidakpastian material tersebut
20 tidak dicantumkan dalam laporan keuangan. Opini tidak wajar dinyatakan karena
21 dampak tidak diungkapkannya ketidakpastian material tersebut dalam laporan
22 keuangan terhadap laporan keuangan secara keseluruhan adalah material dan pervasif.
23  Auditor tidak diharuskan untuk mengomunikasikan, dan oleh karena itu telah
24 memutuskan untuk tidak mengomunikasikan, hal audit utama berdasarkan SA 701
25 (2021) karena entitas merupakan selain emiten.
26  Auditor telah memeroleh semua informasi lain sebelum tanggal laporan auditor dan hal
27 yang menyebabkan opini tidak wajar atas laporan keuangan juga berdampak terhadap
28 informasi lain tersebut.
29  Pihak yang bertanggung jawab atas pengawasan terhadap laporan keuangan berbeda
30 dari pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan.
31  Selain audit atas laporan keuangan, auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain
32 yang diharuskan menurut peraturan perundang-undangan.
33  Laporan auditor independen menggunakan pendekatan koresponding.
34  Laporan keuangan periode lalu (periode koresponding) diaudit oleh Kantor Akuntan
35 Publik (KAP) yang sama dengan yang mengaudit periode kini. 36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

Lampiran SA 570 (Revisi 2021) 26


Kelangsungan
Usaha
1 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
2 Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi
3 [atau pihak yang dituju lainnya]
4 PT ABC
5
6 Laporan Audit atas Laporan Keuangan9
7
8 Opini Tidak Wajar
9 Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC (“Perusahaan”), yang terdiri dari laporan
10 posisi keuangan tanggal 31 Desember 20X1, serta laporan laba rugi dan penghasilan
11 komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang
12 berakhir pada tanggal tersebut, serta catatan atas laporan keuangan, termasuk ikhtisar
13 kebijakan akuntansi signifikan.
14
15 Menurut opini kami, karena tidak diungkapkannya informasi yang disebutkan dalam paragraf
16 Basis untuk Opini Tidak Wajar, laporan keuangan terlampir tidak menyajikan secara wajar,
17 dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan tanggal 31 Desember 20X1,
18 serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut,
19 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. 20
21 Basis untuk Opini Tidak Wajar
22 Pengaturan pembiayaan Perusahaan telah berakhir dan saldo terutang telah jatuh tempo
23 pada tanggal 31 Desember 20X1. Perusahaan belum berhasil menyelesaikan proses
24 negosiasi kembali pembiayaan tersebut atau memeroleh pembiayaan pengganti, dan sedang
25 mempertimbangkan untuk menyatakan pailit. Kondisi tersebut mengindikasikan adanya suatu
26 ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan
27 Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Laporan keuangan tidak
28 mengungkapkan fakta tersebut secara memadai. 29
30 Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
31 Akuntan Publik Indonesia. Tanggung jawab kami menurut standar tersebut diuraikan lebih
32 lanjut dalam paragraf Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan pada
33 laporan kami. Kami independen terhadap Perusahaan berdasarkan ketentuan etika yang
34 relevan dalam audit kami atas laporan keuangan di Indonesia, dan kami telah memenuhi
35 tanggung jawab etika lainnya berdasarkan ketentuan tersebut. Kami yakin bahwa bukti audit
36 yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini
37 tidak wajar kami.
38
39 Informasi Lain [atau judul lain yang tepat, seperti “Informasi Selain Laporan Keuangan
40 dan Laporan Auditor Terkait”]
41 [Pelaporan berdasarkan SA 720 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 7 dalam Lampiran 2 SA 720
42 (Revisi 2021). Paragraf terakhir dari informasi lain pada ilustrasi 7 perlu disesuaikan untuk
43 menguraikan hal spesifik yang menyebabkan opini tidak wajar yang juga berdampak terhadap
44 informasi lain tersebut].
45

9
Subjudul "Laporan Audit atas Laporan Keuangan" tidak diperlukan dalam kondisi ketika subjudul kedua
"Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan" tidak berlaku.

27 Lampiran SA 570 (Revisi 2021)


Kelangsungan
Usaha
1 Tanggung Jawab Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
2 terhadap Laporan Keuangan10
3 [Pelaporan berdasarkan SA 700 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam SA 700 (Revisi 2021)].11 4
5 Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan
6 [Pelaporan berdasarkan SA 700 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam SA 700 (Revisi 2021)]. 7
8 Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Lain
9 [Pelaporan berdasarkan SA 700 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam SA 700 (Revisi 2021)]. 10
11 [Nama Kantor Akuntan Publik]
12 [Tanda tangan Akuntan Publik]
13 [Nama Akuntan Publik]
14 [Nomor registrasi Akuntan Publik]
15 [Nama rekan perikatan]
16 [Nomor registrasi Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]
17 [Tanggal laporan]
18 [Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] 19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
10
Atau istilah lain yang tepat dalam konteks kerangka hukum yang berlaku di Indonesia.
11
Paragraf 34 dan 39 dari SA 700 (Revisi 2021) mengharuskan kata-kata untuk dicantumkan dalam laporan
auditor untuk seluruh entitas dalam kaitannya dengan kelangsungan usaha untuk menggambarkan
tanggung jawab masing-masing pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan dan auditor dalam
kaitannya dengan kelangsungan usaha.

Lampiran SA 570 (Revisi 2021) 28


STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

STANDAR AUDIT 570 (REVISI 2021)


KELANGSUNGAN USAHA

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI)


Office 8 Building 12th Floor
Sudirman Central Business District (SCBD) Lot#28
Senopati Raya Jl. Jend. Sudirman Kav. 52–53, Jakarta Selatan 12190
Telp. : (021) 2933 3151
Email : info@iapi.or.id / teknis@iapi.or.id
Website : www.iapi.or.id

Hak Cipta © 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai