Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN GOWA

DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS BONTONOMPO II
Jln. Bontocaradde, KeL. TamaLLayang ,Kec. Bontonompo, Kab. Gowa, Prop. SuLSeL, KodePos 92153
E-mail : pkmbontonompo2@gmail.com - WA : 081-340-180-008 – Kode Registrasi : 1070457
FB : https://www.facebook.com/PKMBontonompo2 - IG : @pkmbontonompo2
GMaps : https://goo.gl/maps/7WjjL8NXYaH2

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS BONTONOMPO II


NOMOR :

TENTANG
.PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS BONTONOMPO II

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPT PUSKESMAS BONTONOMPO II

Menimbang : a.a. bahwa pelayanan klinis UPT Puskesmas Bontonompo II


dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis UPT Puskesmas Bontonompo II
perlu memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan
sesuai kebutuhan pasien, bermutu dan memperhatikan
keselamatan pasien, maka perlu disusun kebijakan
pelayanan klinis di UPT Puskesmas Bontonompo II;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Keshatan Republik Indonesia Nomor
43 tahun 2019 tentang Puskesmas;;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1457/MENKES/x/2023 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS BONTONOMPO
II TENTANG PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS
BONTONOMPO II.
KESATU : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPT Puskesmas
Bontonompo II sebagaimana tercantum dalam lampiran
merupakan bagIan yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.
KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/ perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bontonompo
Pada tanggal :

KEPALA UPT PUSKESMAS BONTONOMPO II,

IRWANTO IL

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS


BONTONOMPO II
NOMOR :
TENTANG : PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS
BONTONOMPO II

Pelayanan klinis merupakan rangkaian proses layanan kesehatan


perorangan dimulai dari penerimaan pasien pada pendaftaran sampai dengan
pemulangan pasien. Pelayanan klinis dilaksanakan dengan memperhatikan
kebutuhan pasien dan mutu pelayanan yang didukung oleh sarana, prasarana
dan lingkungan sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien/pelanggan
serta dapat mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM).

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien dipandu dengan SOP yang telah ditetapkan.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas pendaftaran.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara yaitu
identifikasi dengan menggunakan nama pasien, alamat dan tanggal lahir
pasien.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, jadwal
pelayanan, dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan
yang lain beserta nomor telepon yang bisa dihubungi harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran.
6. Informasi Tentang Hak dan kewajiban pasien harus tersedia pada setiap
proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
7. Hak-hak pasien meliputi:
a. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
b. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu.
c. Pasien berhak mendapatkan kenyamanan dan kecepatan dalam
pelayanan.
d. Pasien berhak mendapatkan informasi:
 Penyakit yang diderita
 Tindakan medis yang akan dilakukan
 Kemungkinan risikt sebagai akibat tindakan dan tindakan untuk
mengatasinya
 Alternatif terapi yang lainnya
 Prognosa (perkiraan hasil pengobatan)
 Perkiraan biaya pengobatan
e. Pasien berhak/menyetujui/menolak ijin artas tindakan yang akan
dilakukan dan memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
f. Pasien berhak atas privasi dan kerahasiaan penyakit serta data-data
medisnya.
g. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan selama dalam
perawatan.
h. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan
puskesmas.
i. Pasien berhak atas transparansi biaya pengobatan.
j. Pasien berhak didampingi keluarga (dalam keadaan kritis).
8. Kewajiban pasien meliputi :
a. Pasien berkewajiban memberikan informasi yang lengkap dan jujur
tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.
b. Pasien berkewajiban mematuhi ketentuan/peraturan dan tata tertib
yang berlaku di UPT Puskesmas Bontonompo II.
c. Pasien berkewajiban mematuhi nasehat dan petunjuk dokter/dokter
gigi dan perawat dalam pengobatanya.
d. Pasien berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang telah dibuat dengan dokter yang
merawatnya.
e. Pasien berkewajiban membayar distribusi sesuai Perda Kabupaten
Gowa No. 8 tahun 2012.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian
kebidananan, dan kajian oleh tenaga profesi kesehatan sesuai
kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi
kesehatan lain wajib diinformasikan dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
7. Pasien dengan kriteria tertentu meliputi pasien ibu hamil, bayi/balita,
lansia di atas 65 tahun, pasien disabilitas dan kondisi gawat atau
darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan.
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten.
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, maka tim kesehatan antar profesi
harus tersedia.
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan
layanan harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang .
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga profesional yang
memenuhi persyaratan.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan
dengan peralatan dan tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien
dan petugas. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh
prosedur klinis yang dibakukan.
14. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan, dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam
tim layanan terpadu.
15. Rencana layanan disusun untuk setiap pasien dan melibatkan pasien.
16. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spritual dam memperhatikan tata nilai budaya
pasien.
17. Rencana layanan disusun dengan hasil waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya.
18. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi.
19. Efek samping dan risiko pelaksanan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
20. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
21. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan
klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelakasaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam
medis.
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada
pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak
lanjuti.
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
10 Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan
. sesuai prosedur layanan pasien gawat darurat.
11 Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
. pelayanan kasus berisiko tinggi.
12 Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
. infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal).
13 Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan
. prosedur pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti
prosedur aseptik.
14 Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
. indikator yang jelas.
15 Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
. layanan.
16 Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
. ditindak lanjuti.
17 Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
. menghindari pengulangan yang tidak perlu.
18 Pelayanan perlu pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
. penunjang, perencanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
19 Pasien berhak untuk menolak pengobatan/tindakan.
.
20 Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
.
21 Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan
. dipandu oleh prosedur yang baku.
22 Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan
. informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari
keputusan tersebut.
23 Pelayanan anaestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur
. yang baku.
24 Pelayanan dan anaestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh
. petugas yang kompeten.
25 Sebelum melakukan anaestesi dan pembedahan harus mendapatkan
. informed consent.
26 Status tanda vital pasien wajib dimonitor setelah pemberian anaestesi
. dan pembedahan.
27 Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
. dengan rencana layanan.

D. RENCANA PEMULANGAN PASIEN DAN RUJUKAN


1. Pemulangan Pasien
a. Pemulangan pasien dilaksanakan sesuai prosedur yang baku
berdasarkan kondisi pasien di masing-masing unit layanan dengan
kriteria pemulangan sebagai berikut:
1) Pemulangan pasien rawat jalan:
 Pasien dalam kondisi stabil
 Mampu minum obat
 Disarankan kontrol apabila obat telah habis
2) Pemulangan pasien Unit Gawat Darurat:
 TTV sudah kembali normal
 Prognosis pasien sudah membaik
 Sudah tidak ada sesak lagi dan saturasi membaik
 Tidak ada pendarahan untuk pasien luka
3) Pemulangan pasien Rawat Inap:
 Kondisi umum dan hasil pemeriksaan pasien telah membaik
 Pasien tidak mengalami demam selama 24 jam
 Pasien mengalami kemajuan keadaan klinis
 TTV dalam batas normal
 Pasien pulang atas persetujuan dokter
 Pasien sudah menyelesaikan administrasinya
4) Pemulangan persalinan/ Ibu Nifas:
 Pasien tidak mengalami pendarahan, tidak ada demam, tidak
ada bengkak pada kaki ataupun gejala lainnya
 TTV ibu nifas dalam batas normal
 Persalinan normal yang telah diobservasi minimal selama 24
jam setelah melahirkan
5) Pemulangan bayi baru lahir:
 Bayi mmiliki refleks isap dan telah BAB
 Tidak ada sesak napas
 Tidak ada demam
 Telah berumur lebih dari 24 jam
 Sudah mendapatkan Vit K dan vaksin Hb-0
 Telah dilakukan skrining SHK dan PJB kritis pada bayi baru
lahir
b. Dokter yang menangani bertanggung jawab melaksanakan proses
pemulangan pasien.
c. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi
tentang tindak lanjut pasien selama di rumah.

2. Rencana Rujukan
1. Dokter yang menangani bertanggung jawab melaksanakan proses
rujukan.
2. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
disertai dengan persetujuan rujukan.
3. Khusus rujukan pasien gawat darurat dan perawatan, rumah sakit
rujukan yang akan dituju harus dihubungi terlebih dahulu sebelum
merujuk melalui aplikasi sisrute.
4. Rujukan pasien gawat darurat dan rawat inap harus disertai dengan
resume klinis.
5. Resume klinis meliputi : nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan
yang telah dilakukan dengan kebutuhan akan tindak lanjut.
6. Pasien yang dirujuk dengan ambulance perlu didampingi oleh petugas
yang kompeten serta dimonitor kondisinya selama dalam perjalanan
rujukan ke rumah sakit.
7. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang
menangani.
8. Jika pasien tidak mungkin dirujuk atau pasien menolak untuk dirujuk,
maka puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan dan yang
menolak rujukan menandatangani surat penolakan tindakan.

KEPALA UPT PUSKESMAS BONTONOMPO II,

IRWANTO IL

Anda mungkin juga menyukai