Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAROS


UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS BONTOA
Alamat: Poros Pajukukang Kec.Bontoa Kab.Maros Kode Pos: 90554 Email:marospuskesmasbontoa@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BONTOA


Nomor : 073 /SK/Pusk.Bt/I/2023

TENTANG
PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS BONTOA
TAHUN 2023

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA UPTD PUSKESMAS BONTOA

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis sangat penting bagi pasien yang ingin
mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a diatas, maka perlu ditetapkan dengan Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Bontoa Tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009


tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2019 Tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS BONTOA
KESATU : Kebijakan pelayanan klinis pasien Puskesmas Bontoa ebagaimana
tercantum dalam l ampiran keputusan ini.
KEDUA : Hal-hal yang belum diatur dalam surat keputusan ini akan diatur
tersendiri dan ditetapkan kemudian.
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD
K Surat
PUSKESMAS BONTOA
E Keputusan
NOMOR : 073/SK/Pusk.Bt/I/2023
T ini berlaku
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
I sejak
UPTD PUSKESMAS BONTOA
G tanggal
A ditetapkan
: dengan
ketentuan
apabila
dikemudian
hari terdapat
kekeliruan
akan
diadakan
Ditetapkan di : Bontoa
perbaikan/p
Pada tanggal 03 Januari 2023
erubahan KEPALA UPTD PUSKESMAS BONTOA
sebagaiman
a mestinya.
Said, S.Kep,Ns, M.Kes
Pangkat : Pembina
NIP : 19710811 199303 1 004

KEBIAJAKAN PELYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS BONTOA


TAHUN 2023

1. Pendaftaran Pasien
a. Jam pendaftaran dimulai
 Senin s/d Kamis pukul 08.00 – 12.00
 Jumat pukul 08.00 – 11.00
 Sabtu pukul 08.00 – 13.00
b. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
c. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
d. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi: jenis pelayanan, informasi
tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran.
e. Hak dan kewajiban pasien/ kelurga pasien harus diperhatikan pada
keseluruhan proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
f. Tata tertib pasien/ pengunjung:
 Pasien membawa fotocopy (KTP / KK) atau kartu peserta jaminan
kesehatan (ASKES, Jamkesmas/KIS, JKN Mandiri) dan kartu
kontrol pasien bagi yang telah memiliki.
 Pasien mengambil nomor antrian yang telah disediakan di front
office.
 Menjaga ketertiban, kebersihan dan kenyamanan.
 Membuang sampah di tempat yang telah disediakan.
 Dilarang membuang ludah sembarangan.
 Dilarang merokok dan mengkonsumsi minuman keras di lingkungan
Puskesmas.
 Dilarang membawa senjata tajam, senjata api, obat-obatan
terlarang dan memakai barang berharga / perhiasan yang
berlebihan. Puskesmas tidak bertanggung jawab atas kehilangan /
kerusakan barang tersebut.
 Parkir kendaraan pada tempat yang sudah disediakan.
 Mantaati segala peraturan yang berlaku di Puskesmas.
g. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib
diidentifikasi dan ditindak lanjuti. Petugas Puskesmas yang
bertanggung jawab untuk mengatasi kendala bahasa antara lain:
1) Pendaftaran
- ……………..
2) Poli Umum
- ……………….
3) Poli Gigi
- ……………….
4) UGD
- ……………..
5) KIA – KB
- ………………
6) Kamar Obat
- ……………
7) MTBS
- ……………..
h. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan.
i. Dilakukan survey kepuasan pelanggan.
j. Melakukan koordinasi dan komunikasi antara pendaftarn dengan unit-
unit penunjang terkait.
k. Petugas pendaftaran memahami dan menyampaikan alur pelayanan
pasien sesuai kebutuhan pasien.

2. Pengkajian Keputusan Dan Rencana Layanan


a. Kajian awal dilakukan secara paripurna dan dilakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian.
b. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan,
dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
c. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
d. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
e. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
f. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
g. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan.
h. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten.
i. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia.
j. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan
harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
k. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional
yang memenuhi persyaratan.
l. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai.
m. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan
petugas.
n. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis
yang dibakuka.
o. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan, dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim
layanan yang terpadu.
p. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien.
q. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
r. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya.
s. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
t. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.
u. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi.
v. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.

3. Pelaksanaan Layanan
a. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan
klinis. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
b. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
c. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medis. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat
dalam rekam medis.
d. Tindakan medis/ pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada
pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
e. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
f. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut.
Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
g. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
h. Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus beresiko tinggi.
i. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi
harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal).
j. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur
aseptik.
k. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator
yang jelas.
l. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan.
m. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak
lanjuti.
n. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu.
o. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin
kesinambungannya.
p. Pelaksanaan layanan laboratorium dimulai dari petugas menerima formulir
permohonan pemeriksaan laboratorium yang dibawa pasien dari ruang
periksa (Poli Umum, KIA - KB, Poli Gigi, UGD).
q. Petugas mencatat identitas pasien.
r. Petugas menggunakan Alat Pelindung diri : sarung tangan, masker, sepatu.
s. Petugas melaksanakan pengambilan spesimen yang belum tersedia.
t. Petugas menerima spesimen yang sudah tersedia/dibawa oleh pasien pada
waktu yang telah di janjikan. Petugas memberi nomor/ kode pada spesimen
sesuai buku register dan identitas pasien. Petugas melakukan pemeriksaan
spesimen sesuai dengan pedoman pemeriksaan yang berlaku untuk setiap
jenis pemeriksaan jenis spesimen.
u. Petugas melakukan rujukan sarana laboratorium yang lebih mampu
terhadap spesimen yang tidak mampu di kerjakan di tempat.
u. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register laboratorium dan
formulir hasil pemeriksaan. Pasien menyelesaikan biaya pemeriksaan dan
administrasi. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
w. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan
lain.Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan
dipandu oleh prosedur yang baku.Jika pasien menolak untuk pengobatan
atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat
keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan
dengan keputusan tersebut.
x. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur
baku. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh
petugas yang kompeten. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan
harus mendapatkan informed consent. Status pasien wajib dimonitor
setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
y. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan.
z. Memberitahukan tentang efek samping dan resiko pengobatan kepada
pasien.

4. Rencana Rujukan dan Pemulangan


a. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku.
b. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/ rujukan.
c. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani.
d. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, Puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan.
e. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.Resume klinis meliputi:
nama pasien, kondisi klinis, prosedur/ tindakan yang telah dilakukan dan
kebutuhan akan tindak lanjut.
f. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
g. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang
kompeten.
h. Pada saat pemulangan, pasien/ keluarga pasien harus diberi informasi
tentang tindak lanjut layanan.

Ditetapkan di : Bontoa
Pada tanggal : 03 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS BONTOA

Said, S.Kep,Ns, M.Kes


Pangkat : Pembina
NIP : 19710811 199303 1 004

Anda mungkin juga menyukai