Anda di halaman 1dari 7

2 contoh per butir butir Pancasila yang relevan untuk kehidupan sehari-hari berdasarkan

butir P4

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.

a. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa:


Contoh:
Seorang individu yang mempercayai Tuhan dalam agamanya akan berusaha untuk
menjalankan perintah dan larangan agama tersebut, seperti beribadah secara rutin,
mematuhi norma-norma moral, dan berlaku adil terhadap sesama manusia. Keyakinan ini
membentuk karakter yang baik dan tangguh dalam menghadapi tantangan kehidupan
sehari-hari.

b. Hormat Menghormati dan Bekerjasama Antar Pemeluk Agama & Penganut


Kepercayaan yang Berbeda-beda:
Contoh: Di lingkungan kerja atau sekolah, ada beragam individu dengan latar belakang
agama yang berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari, menghormati dan bekerjasama dengan
baik dengan orang-orang dari berbagai agama atau kepercayaan akan menciptakan
suasana harmonis dan saling menghargai, sehingga terjalinlah kerukunan hidup yang
menguntungkan bagi semua pihak.

c. Saling Hormat-Menghormati Kebebasan Menjalankan Ibadah Sesuai dengan Agama


dan Kepercayaannya:

Contoh: Dalam sebuah lingkungan multikultural, setiap individu memiliki kebebasan untuk
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Misalnya, di lingkungan
sekolah atau tempat kerja, pihak-pihak terkait harus menghormati kebutuhan dan waktu
beribadah yang berbeda-beda dari para pegawai atau siswa. Hal ini mencerminkan sikap
toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan agama, sehingga menciptakan lingkungan
yang inklusif bagi semua.

d. Tidak Memaksakan Suatu Agama dan Kepercayaan kepada Orang Lain:

Contoh: Sebagai individu, kita harus menghormati pilihan agama dan kepercayaan orang
lain. Tidak memaksakan keyakinan pribadi kepada orang lain adalah tindakan yang
mencerminkan sikap menghargai hak asasi manusia dan prinsip pluralisme. Sebagai
contoh, jika ada seseorang yang memiliki agama atau kepercayaan berbeda, kita harus
menghargai dan menghormati pilihan mereka tanpa berusaha memaksa mereka untuk
mengubah keyakinan mereka.

Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

a. Mengakui Persamaan Derajat, Persamaan Hak, dan Persamaan Kewajiban antara


Sesama Manusia:

Contoh: Dalam kehidupan sehari-hari, sikap mengakui persamaan derajat, hak, dan
kewajiban antara sesama manusia tercermin dalam perlakuan yang adil dan tidak
membeda-bedakan berdasarkan status sosial, ras, agama, atau jenis kelamin. Misalnya,
dalam lingkungan kerja, memberikan kesempatan yang sama untuk promosi dan
penghargaan kepada semua karyawan tanpa memandang latar belakang mereka adalah
contoh penerapan nilai persamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Saling Mencintai Sesama Manusia:

Contoh: Cinta kasih dan empati terhadap sesama manusia dapat diwujudkan dalam
tindakan nyata, seperti membantu orang yang membutuhkan, berbagi rezeki dengan yang
kurang beruntung, atau memberikan dukungan moral kepada teman atau keluarga yang
sedang menghadapi kesulitan. Perilaku saling mencintai ini menciptakan ikatan sosial yang
kuat dan meningkatkan solidaritas di antara anggota masyarakat.

c. Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa:

Contoh: Dalam kehidupan sehari-hari, sikap tenggang rasa tercermin ketika kita berinteraksi
dengan orang lain. Misalnya, ketika berada di tempat umum atau di lingkungan sosial, kita
perlu memperhatikan perilaku dan ucapan kita agar tidak menyakiti perasaan orang lain.
Sikap tenggang rasa ini membantu menciptakan suasana yang ramah dan penuh
pengertian, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara individu-individu dalam
masyarakat.

d. Tidak Semena-Mena terhadap Orang Lain:

Contoh: Tidak semena-mena berarti tidak menindas atau mengeksploitasi orang lain secara
tidak adil. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap tidak semena-mena tercermin ketika kita tidak
memanfaatkan kekuasaan, posisi, atau keuntungan pribadi untuk merugikan atau
mencelakakan orang lain. Sebagai contoh, seorang atasan yang adil akan memberikan
kesempatan yang sama bagi semua karyawan untuk berkembang, tanpa membedakan atau
merugikan pihak tertentu.

e. Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kemanusiaan:

Contoh: Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan berarti mengutamakan martabat dan hak
asasi manusia dalam setiap tindakan dan keputusan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa
menunjukkan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dengan cara menghormati hak-
hak individu, mendukung kesetaraan gender, berjuang untuk keadilan sosial, dan menolak
segala bentuk diskriminasi. Misalnya, mengambil sikap aktif dalam mengadvokasi hak-hak
masyarakat yang rentan seperti anak-anak, kaum difabel, atau kelompok minoritas.

f. Gemar Melakukan Kegiatan Kemanusiaan:

Contoh: Menggemari kegiatan kemanusiaan berarti merasa senang dan bahagia ketika
berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang memberikan manfaat untuk sesama manusia.
Kegiatan kemanusiaan bisa berupa berpartisipasi dalam program bantuan sosial, relawan di
lembaga amal, atau membantu warga di lingkungan sekitar yang membutuhkan. Dengan
gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, kita menyumbangkan waktu dan usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan orang lain.
Sila Ketiga: Persatuan Indonesia.

a. Menempatkan Kesatuan, Persatuan, Kepentingan, dan Keselamatan Bangsa dan


Negara di Atas Kepentingan Pribadi atau Golongan:

Contoh: Dalam kehidupan sehari-hari, mengutamakan kesatuan dan persatuan bangsa


Indonesia dapat tercermin dalam tindakan yang memprioritaskan kepentingan bersama
daripada kepentingan pribadi atau golongan. Misalnya, dalam memilih pemimpin dalam
suatu organisasi atau dalam pemilihan umum, seorang individu harus mempertimbangkan
kepentingan dan keselamatan bangsa serta negara secara keseluruhan, bukan hanya
keuntungan pribadi atau golongan tertentu.

b. Rela Berkorban untuk Kepentingan Bangsa dan Negara:

Contoh: Sebagai warga negara Indonesia, rela berkorban berarti siap mengorbankan waktu,
tenaga, dan sumber daya untuk memajukan bangsa dan negara. Contoh konkritnya adalah
ketika terjadi bencana alam atau situasi darurat lainnya, individu atau kelompok masyarakat
secara sukarela terlibat dalam upaya bantuan dan pemulihan, tanpa memperhitungkan diri
sendiri. Dengan rela berkorban, kesatuan dan persatuan bangsa dapat semakin diperkuat
dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan bersama terwujud.

c. Cinta Tanah Air dan Bangsa:

Contoh: Cinta tanah air dan bangsa tercermin dalam rasa bangga dan rasa memiliki
terhadap negara Indonesia. Contoh penerapan nilai ini adalah ketika seseorang merayakan
hari kemerdekaan Indonesia dengan semangat dan kebanggaan, menghormati simbol-
simbol negara seperti bendera merah putih, atau menghargai budaya dan keanekaragaman
Indonesia sebagai bagian dari identitas bangsa.

d. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan Bertanah Air Indonesia:

Contoh: Merasa bangga sebagai bangsa Indonesia berarti mengakui jati diri sebagai warga
negara Indonesia dan menghargai segala potensi dan prestasi yang dihasilkan oleh bangsa
ini. Contoh penerapan nilai ini adalah ketika seseorang menceritakan kepada orang lain
tentang keindahan alam Indonesia, pencapaian atlet Indonesia, kesuksesan para seniman
dan budayawan Indonesia, atau mencoba melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal
dan budaya Indonesia

e. Memajukan Pergaulan Demi Persatuan dan Kesatuan Bangsa yang Ber-Bhinneka


Tunggal Ika:

Contoh: Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa berarti menghargai
dan memperkuat keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa di Indonesia, dengan
tetap menjunjung tinggi semangat "Bhinneka Tunggal Ika" (berbeda-beda tetapi tetap satu).
Contoh penerapan nilai ini adalah ketika individu atau kelompok berusaha untuk saling
mengenal, menghormati, dan bekerja sama dengan orang-orang dari latar belakang yang
berbeda, tanpa adanya prasangka atau diskriminasi. Misalnya, mengikuti acara-acara
budaya dari berbagai daerah, berpartisipasi dalam diskusi tentang toleransi, atau
mendukung kegiatan yang menggalang persatuan dan kesatuan antarwarga Indonesia.

Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permasyarakatan/Perwakilan.

a. Mengutamakan Kepentingan Negara dan Masyarakat:

Contoh: Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat tercermin ketika seorang


pemimpin atau pejabat publik membuat keputusan yang memprioritaskan kepentingan
rakyat dan kemajuan negara. Misalnya, mengalokasikan anggaran untuk pembangunan
infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat, memberikan bantuan sosial bagi yang
membutuhkan, atau menciptakan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan rakyat.

b. Tidak Memaksakan Kehendak kepada Orang Lain:

Contoh: Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain berarti memberikan ruang untuk
berpendapat dan memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan. Contoh penerapan nilai
ini adalah ketika dalam suatu kelompok atau rapat, setiap anggota diberi kesempatan untuk
menyampaikan pandangan dan masukan secara bebas tanpa ada intimidasi atau tekanan
dari pihak lain. Dengan demikian, setiap keputusan yang diambil adalah hasil dari
musyawarah dan mufakat bersama.

c. Mengutamakan Musyawarah dalam Mengambil Keputusan untuk Kepentingan


Bersama:

Contoh: Dalam kehidupan sehari-hari, mengutamakan musyawarah berarti memilih cara


yang adil dan demokratis dalam mengambil keputusan yang berpengaruh pada kepentingan
bersama. Misalnya, dalam suatu komunitas atau organisasi, penting untuk mengadakan
rapat atau diskusi dengan melibatkan seluruh anggota untuk mencari solusi terbaik dari
berbagai pandangan dan masukan. Dengan cara ini, keputusan yang diambil lebih
mencerminkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.

d. Musyawarah untuk Mencapai Mufakat Diliputi Semangat Kekeluargaan:

Contoh: Musyawarah dengan semangat kekeluargaan berarti berkomunikasi dan berdiskusi


dengan saling menghargai, menghormati, dan berempati satu sama lain, sebagaimana
halnya anggota keluarga yang berbicara dalam suasana yang penuh kebersamaan. Dalam
lingkungan masyarakat, nilai ini tercermin ketika orang-orang dengan beragam pandangan
dapat berdiskusi secara terbuka, tanpa ada perasaan permusuhan atau saling
menyalahkan, sehingga tercapai mufakat dan kesepakatan yang lebih solid dan berarti.

e. Dengan Itikad Baik dan Rasa Tanggung Jawab Menerima dan Melaksanakan Hasil
Musyawarah:

Contoh: Memiliki itikad baik dan rasa tanggung jawab berarti menerima dan melaksanakan
hasil musyawarah dengan sepenuh hati, walaupun keputusan yang diambil tidak selalu
sesuai dengan preferensi pribadi. Contoh penerapan nilai ini adalah ketika dalam sebuah
organisasi atau kelompok, meskipun seseorang memiliki pendapat yang berbeda dari
mayoritas, ia tetap mendukung dan berkontribusi dalam menerapkan keputusan bersama
untuk mencapai tujuan bersama.

f. Musyawarah Dilakukan dengan Akal Sehat dan Sesuai dengan Hati Nurani yang
Luhur:

Contoh: Dalam musyawarah, setiap individu atau kelompok melakukan diskusi dengan
menggunakan akal sehat dan pertimbangan yang bijaksana, serta selaras dengan hati
nurani yang luhur. Contoh penerapan nilai ini adalah ketika para pemimpin dan anggota
masyarakat dalam mempertimbangkan keputusan-keputusan penting, memperhatikan
segala implikasi sosial, ekonomi, dan lingkungan dengan bijaksana, sejalan dengan nilai-
nilai moral dan etika.

g. eputusan yang Diambil Harus Dapat Dipertanggungjawabkan secara Moral kepada


Tuhan Yang Maha Esa, Menjunjung Tinggi Harkat dan Martabat Manusia serta Nilai-
nilai Kebenaran dan Keadilan:

Contoh: Mengutamakan pertanggungjawaban moral dalam mengambil keputusan berarti


mempertimbangkan dampaknya terhadap kepentingan semua pihak dan berusaha untuk
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kebenaran, dan keadilan. Contoh penerapan nilai
ini adalah ketika seseorang atau kelompok melakukan keputusan yang sesuai dengan
prinsip moral dan etika dalam situasi apapun, tanpa mengabaikan hak dan martabat orang
lain serta menghormati nilai-nilai kebenaran dan keadilan yang diakui secara universal.

Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

a. Mengembangkan Perbuatan Luhur yang Mencerminkan Sikap dan Suasana


Kekeluargaan dan Gotong Royong:

Contoh: Mengembangkan perbuatan luhur mencakup sikap saling membantu dan bekerja
sama dalam lingkungan keluarga, masyarakat, atau komunitas. Misalnya, ketika ada
tetangga yang membutuhkan pertolongan dalam menghadapi kesulitan atau musibah, kita
bersedia memberikan bantuan secara sukarela. Selain itu, berpartisipasi dalam kegiatan
gotong royong seperti membersihkan lingkungan, merenovasi tempat ibadah, atau
membantu acara-acara sosial adalah wujud nyata dari perbuatan luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan serta gotong royong.

b. Bersikap Adil:

Contoh: Bersikap adil berarti tidak memihak atau mendiskriminasi pihak tertentu, melainkan
memberikan perlakuan yang sama dan sesuai dengan kebutuhan dan hak setiap individu
atau kelompok. Contoh penerapan nilai ini adalah ketika seorang pemimpin atau pejabat
publik membuat kebijakan yang berpihak pada keadilan sosial dan kesejahteraan seluruh
rakyat, tanpa memihak pada golongan tertentu. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari,
bersikap adil juga tercermin ketika kita memperlakukan setiap orang dengan menghormati
hak-hak dan kepentingan mereka tanpa adanya diskriminasi.
c. Menjaga Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban:

Contoh: Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban berarti mengakui dan
melaksanakan hak-hak yang dimiliki sebagai warga negara Indonesia, namun juga
bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang ada. Misalnya, sebagai
warga negara, kita memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan, fasilitas kesehatan, dan
perlindungan hukum. Namun, sebagai tanggung jawab, kita harus berkontribusi pada
pembayaran pajak, mentaati peraturan, dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan
kegiatan sosial untuk kesejahteraan bersama.

d. Menghormati Hak-Hak Orang Lain:

Contoh: Menghormati hak-hak orang lain berarti mengakui dan menghargai hak-hak dan
martabat setiap individu tanpa diskriminasi. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai ini tercermin
ketika kita tidak melakukan tindakan yang merugikan atau merampas hak orang lain,
melainkan memberikan perlakuan yang adil dan menghormati kebebasan dan hak-hak
mereka. Misalnya, menghormati privasi orang lain, tidak melakukan kekerasan, menghargai
kebebasan berpendapat, dan memberikan ruang bagi orang lain untuk berkembang tanpa
campur tangan yang tidak perlu.

e. Suka Memberi Pertolongan kepada Orang Lain:

Contoh: Suka memberi pertolongan kepada orang lain berarti bersedia memberikan bantuan
dan dukungan kepada mereka yang membutuhkan, tanpa mengharapkan imbalan atau
keuntungan pribadi. Contoh penerapan nilai ini adalah ketika kita membantu tetangga yang
sedang mengalami kesulitan, memberikan sumbangan kepada yayasan atau lembaga amal,
atau memberikan dukungan moral kepada teman yang sedang menghadapi tantangan
hidup. Dengan suka memberi pertolongan, kita mampu menciptakan lingkungan sosial yang
peduli dan saling membantu.

f. Menjauhi Sikap Pemerasan terhadap Orang Lain:

Contoh: Menjauhi sikap pemerasan berarti tidak menggunakan kekuatan, posisi, atau
keuntungan pribadi untuk memaksa orang lain memberikan sesuatu yang mereka tidak
sepenuhnya setuju atau berhak menerima. Contoh penerapan nilai ini adalah ketika kita
tidak memaksa atau memeras orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau kebijakan
tertentu, melainkan menghormati hak dan keputusan mereka dengan tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai kejujuran dan etika.

g. Tidak Bersifat Boros:

Contoh: Tidak bersifat boros berarti bijaksana dalam mengelola sumber daya yang dimiliki,
baik itu berupa uang, waktu, atau benda-benda lain. Contoh penerapan nilai ini adalah
ketika kita mengelola keuangan dengan bijaksana, tidak menghambur-hamburkan uang
untuk hal-hal yang tidak perlu, dan melakukan pengeluaran dengan mempertimbangkan
prioritas dan kebutuhan yang sebenarnya. Dengan tidak bersifat boros, kita dapat
menciptakan stabilitas finansial dan berkontribusi pada keadilan sosial dengan membagi
sumber daya secara lebih adil.
h. Tidak Bergaya Hidup Mewah:

Contoh: Tidak bergaya hidup mewah berarti hidup dengan sederhana dan bijaksana dalam
pengeluaran serta tidak berlebihan dalam mengejar kemewahan materi. Contoh penerapan
nilai ini adalah ketika seseorang memilih untuk hidup dengan gaya hidup yang sesuai
dengan kemampuan ekonomi tanpa berusaha untuk menunjukkan kekayaan atau status
sosial melalui barang-barang mewah atau gaya hidup berlebihan. Dengan tidak bergaya
hidup mewah, kita dapat lebih memperhatikan kebutuhan bersama dan berkontribusi pada
kesetaraan sosial.

i. Tidak Melakukan Perbuatan yang Merugikan Kepentingan Umum:

Contoh: Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum berarti tidak
menyengsarakan atau merugikan orang lain atau masyarakat secara keseluruhan dalam
tindakan atau keputusan yang diambil. Contoh penerapan nilai ini adalah ketika seseorang
atau kelompok menghindari tindakan korupsi, manipulasi, atau penyalahgunaan kekuasaan
yang merugikan masyarakat dan bangsa. Dengan tidak merugikan kepentingan umum, kita
dapat menciptakan lingkungan yang adil dan bermartabat.

j. Suka Bekerja Keras:

Contoh: Suka bekerja keras berarti memiliki semangat dan dedikasi tinggi dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Contoh penerapan nilai ini adalah ketika
seseorang atau kelompok tidak menghindari tanggung jawab, tetapi malah berusaha untuk
mencapai prestasi dan kemajuan melalui kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh.
Dengan suka bekerja keras, kita dapat mencapai tujuan bersama dan berkontribusi pada
pembangunan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

k. Menghargai Hasil Karya Orang Lain:

Contoh: Menghargai hasil karya orang lain berarti mengakui dan menghormati karya dan
prestasi yang telah dicapai oleh individu atau kelompok lain. Contoh penerapan nilai ini
adalah ketika kita memberikan apresiasi dan pengakuan kepada seniman, penulis, ilmuwan,
atau pekerja lain yang telah berkontribusi dengan karya-karya mereka untuk kemajuan dan
kebaikan masyarakat. Menghargai hasil karya orang lain juga berarti tidak melakukan
pembajakan atau penjiplakan tanpa izin, melainkan menghormati hak kekayaan intelektual.

l. Bersama-sama Berusaha Mewujudkan Kemajuan yang Merata dan Berkeadilan


Sosial:

Contoh: Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan


sosial berarti bekerja bersama dalam upaya mencapai pembangunan yang adil dan
berkesinambungan bagi seluruh rakyat Indonesia. Contoh penerapan nilai ini adalah ketika
seluruh komponen masyarakat, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat sipil,
bekerja sama dalam mengatasi masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketimpangan
pembangunan, sehingga menciptakan kondisi yang lebih baik dan lebih adil untuk semua
lapisan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai