Anda di halaman 1dari 11

1LAPORAN

(Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika Terapan
Yang diampuh oleh Dr. Emli Rahmi, M.Si)

MODEL PREDATOR-PREY DENGAN EFEK ALLEE

Oleh :

KELOMPOK 1

ANANG SETIAWAN EKSAN (412421009)

FAUZI D. TAHIR (412421022)

NUR MIFTA MUHAMMAD (412421018)

RANI SETIANI (412421002)

PROGRAM STUDI MATEMATIIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah menganugerahkan banyak nikmat
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik guna memenuhi tugas mata kuliah
Kapita Selekta Aljabar. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi pedoman
dalam mempelajari Matriks Atas Aljabar Max Plus bagi kita semua.

Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah yang Kami susun masih jauh dari kata
sempurna dan banyak kekurangan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna untuk membangun makalah kami selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Efek Allee adalah laju pertumbuhan populasi per kapita, yang membantu
mendeteksi dan menghilangkan kepunahan suatu populasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan


adalah bagaimana pengaruh effek allee dalam model predator-prey?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan model predator-prey dengan effek allee.
BAB II
PEMBAHASAN

Artikel 1

Judul : Dynamics Analysis of Predator-Prey Model with Double Allee Effects and
HollingType II Functional Response
Penulis : ( Ismi Ra’yan dkk ,2022 )

Artikel ini membahas analisis dinamik model mangsa pemangsa dengan efek Allee ganda dan
fungsi respon Holling tipe II. Analisis dilakukan untuk mengetahui perilaku dari populasi
mangsa dan pemangsa ketika terjadi efek Allee kuat dan lemah pada pertumbuhan populasi
mangsa dengan fungsi respon Holling tipe II yang menggambarkan interaksi antara populasi
mangsa dan pemangsa. Perilaku dinamik model dianalis dengan menentukan titik
kesetimbangan dan analisis kestabilan lokal di sekitar titik kesetimbangan.

Model dinamika populasi mangsa pemangsa dituliskan dalam bentuk persamaan diferensial
berikut :

𝑑𝑁 𝑟𝑁 𝑁 𝑎𝑁𝑃
= (1 − ) (𝑁 − 𝑚) −
𝑑𝑇 𝑁−𝑛 𝐾 1 + 𝑎ℎ𝑁

𝑑𝑃 𝑎𝑐𝑁𝑃
= − 𝑑𝑃
𝑑𝑇 1 + 𝑎ℎ𝑁
Diasumsikan bahwa kondisi awal memenuhi 𝑁(0) > 0 dan 𝑃(0) > 0, dengan N dan P masing-
masing menyatakan kepadatan populasi mangsa dan pemangsa. Parameter r, K, a, c, h dan d
adalah parameter positif. Sementara m adalah ambang batas efek Allee dan n adalah parameter
pembantu efek Allee dengan 𝑛 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑚 > −𝑛.

Hasil :
- Efek Allee Kuat :
Untuk kasus efek Allee kuat di mana 𝜂 > 0 diperoleh titik kesetimbangan yaitu:
1. Titik kesetimbangan trivial 𝐸0 = (0)
2. Titik kesetimbangan batas 𝐸1 = (𝑘, 0) dan 𝐸2 = (𝜂, 0)
3. Titik kesetimbangan koeksistensi 𝐸3 = (𝑥 ∗ , 𝑦 ∗ ) di mana
𝜇 (𝜂𝜇−𝜂𝜀+𝜇)(𝑘𝜇−𝑘𝜀+𝜇)
𝑥 ∗ = 𝜀−𝜇 dan 𝑦 ∗ = 𝑘(𝜇𝜃−𝜀𝜃+𝜇)(𝜇−𝜀)2

- Efek Allee Kuat :


Untuk kasus efek Allee lemah di mana 𝜂 < 0 diperoleh titik kesetimbangan yaitu:
1. Titik kesetimbangan trivial 𝑒0 = (0,0)
2. Titik kesetimbangan batas 𝑒1 = (𝑘, 0)
3. Titik kesetimbangan koeksistensi 𝑒3 = (𝑥, 𝑦) di mana
𝜇 (𝜂𝜀−𝜂𝜇+𝜇)(𝑘𝜀−𝑘𝜇−𝜇)
𝑥 = 𝜀−𝜇 dan 𝑦 = 𝑘(𝜀𝜃−𝜇𝜃+𝜇)(𝜇−𝜀)2

Kesimpulan :
Dari hasil analisis dinamik diperoleh titik kesetimbangan trivial untuk kasus efek Allee kuat
bersifat stabil asimtotik lokal sedangkan untuk kasus efek Allee lemah bersifat tidak stabil
pelana. Selanjutnya, titik kesetimbangan batas dan titik kesetimbangan koeksistensi populasi
mangsa dan pemangsa stabil asimtotik lokal jika memenuhi syarat parameter yang telah
ditentukan. Hasil simulasi numerik menunjukkan bahwa titik kesetimbagan koeksistensi untuk
kedua populasi stabil asimtotik baik ketika populasi mengalami efek Allee kuat maupun efek
Allee lemah. Hal ini menunjukkan bahwa eksistensi dari populasi mangsa dan pemangsa dapat
dipertahankan. Simulasi numerik di sekitar titik kesetimbangan menunjukkan bahwa nilai
ambang batas efek Allee mempengaruhi pertumbuhan populasi mangsa ketika populasi
mengalami efek Allee kuat. Pertumbuhan populasi mangsa juga bergantung pada kondisi awal
kepadatan populasi mangsa dan pemangsa. Selanjutnya, ketika populasi mangsa mengalami
efek Allee lemah, tidak ada ambang batas yang harus dilampaui agar populasi dapat bertahan
sehingga untuk setiap kondisi awal bagaimanapun, populasi tidak akan mengalami kepunahan.

Artikel 2

Judul : Analisis Bifurkasi Model Predator – Prey Dengan Allee Efek Dan Efek
Ketakutan Pada Kerjasama Prey Dan Perburuan Pada Predator
Penulis : ( Anuj Kumar Umrao dkk, 2023)

Artikel ini membahas dinamika model predator-prey dengan efek rasa takut dan efek allee
dalam kerja sama mangsa dan pemburuan pada spesies predator. Dengan menggabungkan
beberapa model predator-prey, diperoleh :

𝑑𝑢 1 𝑢
= 𝑟𝑢 (1 − ) (𝑢 − 𝜃)(𝜆 + 𝑎𝑣)𝑢𝑣
𝑑𝑡 1 + 𝑓𝑣 𝑘

𝑑𝑣
= 𝑐(𝜆 + 𝑎𝑣)𝑢𝑣 − 𝑚𝑣
𝑑𝑡

Dengan kepadatan populasi awal 𝑢 ≥ 0, 𝑣 ≥ 0


Hasil :

- Efek Allee Kuat :


Untuk kasus efek Allee kuat
Bagian ini mengeksplorasi dinamika model predator-prey dengan kerja sama perburuan
antara pertumbuhan predator dan prey yang terkena efek allee yang kuat, yaitu 𝛽 elemen
(0,1) dan efek ketakutan. Untuk kasus ini, sistem mempunyai 3 titik batas kesetimbangan
Yaitu 𝐸0 = (0,0) dan 𝐸1 = (1,0) dan 𝐸0 = (0,0) dan 𝐸2 = (𝛽, 0)

- Efek Allee lemah :


Untuk kasus efek Allee lemah
Sistem mempunyai dua kesetimbangan yaitu 𝐸0 = (0,0) dan 𝐸1 = (1,0)

- Simulasi Numerik
Dengan Simulasi Numerik diperiksa peran efek allee, efek ketakutan, dan kerja sama
berburu dalam sistem predator prey menggunakan diagram bifurkasi satu dan dua
parameter. Dalam model ini rasa takut menstabilkan dan juga mendestabilisasi sistem
tergantung pada kerja sama perguruan dan efesiensi konversi predator. Dapat diamati
bahwa stabilitas titik kesetimbangan tidak tergantung pada dampak rasa takut namun ketika
tingkat rasa takut meningkat, kepadatan predator pada titik kesetimbangan menurun
sementara kepadatan prey pada kesetimbangan interior meningkat.

Kesimpulan :

Dalam penelitian ini, menyajikan model predator-prey yang mencakup efek Allee dan efek rasa
takut pada pertumbuhan mangsa, serta kerja sama berburu pada predator dengan respons
fungsional Holling tipe I. Diperoleh hasil bahwa sistem tersebut menunjukkan fenomena
perilaku predator-prey yang lebih kaya. Dalam kasus efek Allee yang kuat, terdapat dua titik
kesetimbangan bebas predator, di mana E2 selalu tidak stabil sedangkan titik kesetimbangan
lainnya E1 stabil bersyarat, dan E0 selalu stabil secara lokal (asimtotik). Untuk efek Allee yang
lemah, ketika tingkat kematian predator lebih kecil dari efisiensi konversi, kedua populasi
bertahan dalam keseimbangan hidup berdampingan. Namun ketika tingkat kematian predator
lebih besar dari efisiensi konversi, terdapat ambang batas minimum dan maksimum kerja sama
perburuan agar kedua populasi dapat bertahan hidup bergantung pada kepadatan awal populasi
predator dan prey. bahwa perburuan dapat meningkatkan koeksistensi populasi selama efek
Allee tetap rendah. Namun, jika efek Allee tinggi, kerja sama perburuan akan kehilangan
kemampuannya untuk menstabilkan populasi. Untuk efek Allee yang kuat, kepunahan total
selalu mungkin terjadi, bergantung pada kepadatan populasi awal. Selanjutnya ketika tingkat
kematian predator lebih kecil dari efisiensi konversi, parameter Allee kurang sensitif
dibandingkan ketika tingkat kematian predator lebih besar dari efisiensi konversi. Dalam model
ini, rasa takut menstabilkan dan juga mendestabilisasi sistem tergantung pada kerja sama
perburuan dan efisiensi konversi predator,

Artikel 3

Judul : Analisis Bifurkasi Model Predator-prey Dengan Efek Allee Pada


Predator
Penulis : (Deeptajyoti Sen dkk, 2022)

Dalam artikel ini membahas model predator-prey dengan efek allee pada predator yang
mempengaruhi respon numerik predator tanpa mempengaruhi respon fungsionalnya.
Persamaan modelnya yaitu sebagai berikut :

𝑑𝑥 𝑥𝑦
= 𝑥(1 − 𝑥) −
𝑑𝑡 𝛽+𝑥

𝑑𝑦 𝛼𝑥𝑦
= ℎ(𝑦) − 𝑚𝑦
𝑑𝑡 𝛽 + 𝑥

Hasil :

Dalam penelitian ini memperoleh dua titik kesetimbangan yaitu 𝐸0 = (0,0) untuk titik
kepunahan predator-prey, dan 𝐸1 = (1,0) untuk titik bebas predator. Titik kesetimbangan 𝐸0
adalah sebuah pelana dan titik kesetimbangan 𝐸1 stabil asimtotik lokal.

Kesimpulan :

Efek Allee dapat mengakibatkan kepunahan predator berapa pun kepadatan awalnya.
Kemudian destabilisasi keseimbangan koeksistensi dalam sistem dengan efek Allee pada
predator dapat terjadi tidak hanya melalui skenario bifurkasi Hopf superkritis (kemunculan
siklus batas stabil dengan amplitudo kecil) tetapi juga melalui skenario subkritis.
Artikel 4

Judul : Analisis dinamik skema euler untuk model predator-prey dengan efek
allee kuadratik
Penulis : (Vivi Aida Fitria & S.Nurul Afiyah, 2017)

Pada penelitian ini dilakukan pendekatan numerik menggunakan skema Euler pada model
predator-prey dengan efek alelopati. Perilaku dinamik dari model diskrit yang diperoleh
kemudian dianalisis, yaitu eksistensi dan kestabilan titik kesetimbangan model tersebut.
Diharapkan dari penelitian ini dapat mengetahui eksistensi populasi predator-prey ketika
terdapat efek alelopati. Agar model tidak terlalu kompleks, maka pembahasan pada penelitian
ini dibatasi oleh asumsi bahwa efek alelopati hanya dikeluarkan oleh predator selama proses
predasi untuk mengontrol mangsanya, sehingga model ini hanya berlaku pada predator yang
dapat mengeluarkan racun. Hasil kontruksi diskretisasi model predator-prey dengan efek
alelopati menggunakan metode Euler sebagai berikut :

𝑥𝑛+1 = 𝑥𝑛 + ℎ𝑥𝑛 𝑟1 − 𝑎11 𝑥𝑛 − 𝑎12 𝑦𝑛 − 𝑌𝑥𝑛 𝑦𝑛2

𝑥𝑛+1 = 𝑦𝑛 + ℎ𝑦𝑛 𝑟2 − 𝑎21 𝑥𝑛 − 𝑎22 𝑦𝑛

Dimana 𝑥𝑛 merupakan kepadatan populasi prey, 𝑦𝑛 merupakan kepadatan populasi predator


dan parameter h merupakan ukuran langkah.

Hasil :

Dalam artikel ini diperoleh titik kesetimbangan yaitu :

 𝐸0 (0,0) disebut sebagai titik kepunahan predator prey,


𝑟
 𝐸1 (𝑎 1 , 0) disebut sebagai titik kepunahan predator,
11
𝑟
 𝐸2 (0, 𝑎 2 ) disebut sebagai titik kepunahan prey, dan
22
𝑎22 𝑦 ∗ −𝑟2
 𝐸3 (𝑥 , 𝑦 ∗ ) dimana 𝑥 ∗ =

dan 𝑦 ∗ adalah akar positif dari persamaan.
𝑎21

Titik kesetimbangan interior 𝐸3 dapat disebut sebagai titik keberhasilan hidup kedua populasi
atau titik koeksistensi.

Berdasarkan simulasi numerik terlihat bahwa 𝐸3 sink. Titik kesetimbangan, 𝐸0 , 𝐸1 , 𝐸2 , dan 𝐸3


eksis. Dengan diberikan tiga nilai awal, semua grafik solusi menuju titik kesetimbangan
𝐸3 (𝑥 ∗ , 𝑦 ∗ ). Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang ekosistem akan dihuni oleh
kedua populasi.
Kesimpulan :

Model predrator-prey dengan efek alelopati diperoleh dengan melakukan diskretisasi model
menggunakan pendekatan metode Euler. Hasil analisis menunjukan bahwa model predator-
prey dengan efek alelopati terdapat empat titik kesetimbangan, yaitu titik kesetimbangan 𝐸0 ,
titik kesetimbangan kepunahan predator 𝐸1 , titik kesetimbangan kepunahan prey 𝐸2 , dan titik
kesetimbangan interior 𝐸3 . Titik kesetimbangan 𝐸0 dan 𝐸1 tidak pernah stabil. Sedangkan sifat
kestabilan titik kesetimbangan 𝐸2 dan 𝐸3 ditentukan oleh suatu syarat dan kondisi kestabilan
titik kesetimbangan tertentu.

Artikel 5

Judul : Bifurkasi Hopf pada Model Lotka-Volterra Orde-Fraksional dengan


Efek Allee Aditif pada Predator
Penulis : (Hasan Panigoro & Dian Savitri, 2020)

Artikel ini bertujuan untuk mempelajari dinamika dari model predator-prey Lotka-Volterra
dengan adanya efek allee pada predator. Pada artikel ini, diasumsikan bahwa populasi yang
mengalami efek allee adalah predator. Secara matematis, efek allee yang digunakan adalah efek
allee aditif. Dengan demikian diperoleh model sebagai berikut.

𝑑𝑥
= 𝑎 − 𝑏𝑥𝑦
𝑑𝑦

𝑑𝑦 𝑚𝑦
= 𝑐𝑥𝑦 − 𝑑𝑦 −
𝑑𝑡 𝑦+𝑛

Dimana m adalah konstanta yang menyatakan efek allee.

Hasil :
Dalam penelitian ini diperoleh dua titik kesetimbangan yaitu 𝐸0 = (0,0) yang mennunjukan
𝑚 𝑑 𝑎
kepunahan kedua populasi dan 𝐸1 = (𝑎+𝑏𝑚 + 𝑏 , 𝑏) yang menunjukkan eksistensi dari kedua
populasi. Kedua titik ini merupakan titik kesetimbangan biologis yang berarti selalu terdefinisi
di ℝ2+ . Titik kesetimbangan 𝐸0 adalah titik pelana dan 𝐸1 adalah stabil asimtotik.

Dengan simulasi numerik dimasukkan nilai-nilai parameter yaitu :

𝑎 = 0.5, 𝑏1 = 0.3, 𝑐 = 0.25, 𝑑 = 0.1, 𝑚 = 0.1, 𝑑𝑎𝑛 𝑛 = 0.2


Seluruh solusi akan menuju titik kesetimbangan 𝐸1 dan solusi berisolasi disekitar titik
kesetimbangan 𝐸1 dengan amplitudo semakin mengecil dan pada akhirnya konvergen ke 𝐸1 .
Pada saat nilai 𝛼 dinaikkan menjadi 0.95, solusi disekitar 𝐸1 yang pada awalnya stabil, menjadi
tidak stabil.

Berdasarkan fenomena ini perubahan kestabilan 𝐸1 akibat perubahan nilai 𝛼 disebut bifurkasi
hoft. Meskipun kedua titik kesetimbangan tidak stabil, tidak ada kondisi yang mengakibatkan
kedua populasi punah. Dengan bifurkasi tersebut, maka kepadatan dari kedua populasi akan
cenderung berubah sepanjang waktu, namun tetap mempertahankan eksistensi dari kedua
populasi.

Kesimpulan :
Dinamika model predator-prey Lotka-Volterra orde-fraksional dengan efek Allee aditif pada
predator telah menjamin bahwa tidak akan terjadi kepunahan terhadap kedua populasi.
Meskipun populasi berkurang kepadatannya, pada akhirnya eksistensi dari kedua populasi tetap
dipertahankan. Hasil analisis juga telah menunjukkan bahwa model mengalami bifurkasi Hopf
yang digerakkan oleh orde fraksionalnya. Solusi yang cukup dekat dengan titik kesetimbangan
di interior akan menjauhi titik kesetimbangan tersebut, namun untuk waktu yang cukup
panjang, kedua populasi akan berosilasi menuju ke suatu sinyal periodik. Kondisi ini
menunjukkan bahwa meskipun efek Allee pada predator akan mengakibatkan perubahan
kepadatan kedua populasi, eksistensi dari kedua populasi akan terjaga, baik secara konstan
ataupun periodik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai