Anda di halaman 1dari 80

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR
TENTANG
PEMBERLAKUAN SPESIFIKASI TEKNIS PAKAIAN JADI
SECARA WAJIB

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk melindungi keamanan, kesehatan,


keselamatan konsumen, dan menjaga lingkungan hidup
dari penggunaan Pakaian Jadi, serta menciptakan
persaingan usaha yang sehat dan meningkatkan daya
saing industri Pakaian Jadi, perlu memberlakukan
Spesifikasi Teknis Pakaian Jadi Secara Wajib;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Perindustrian tentang Pemberlakuan Spesifikasi
TeknisPakaian Jadi Secara Wajib.

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5492);
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 9,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6016);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2018 Tentang
Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6225);
-2-

7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Bidang Perindustrian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 38, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6640);
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 107 Tahun
2020 Tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 254);
9. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 45 Tahun 2022
tentang Standarisasi Industri (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 1120);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG


PEMBERLAKUAN SPESIFIKASI TEKNIS PAKAIAN JADI
SECARA WAJIB.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standardisasi Industri adalah proses merumuskan,
menetapkan, menerapkan, memelihara, memberlakukan,
dan mengawasi standar bidang industri yang
dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan
semua pemangku kepentingan.
2. Spesifikasi Teknis yang selanjutnya disingkat ST adalah
dokumen persyaratan teknis yang mengacu pada sebagian
parameter SNI dan/atau standar internasional.
3. Pakaian Jadi adalah pakaian penutup badan bagian atas
dan badan bagian bawah selain pakaian dalam yang
digunakan oleh dewasa dan anak- anak diatas usia 3 (tiga)
tahun dan bukan merupakan pakaian kesehatan dan
pelindung keselamatan kerja.
4. Pelaku Usaha adalah setiap orang atau badan usaha, baik
yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan
hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui
perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
berbagai bidang ekonomi.
5. Perusahaan Industri adalah orang perorangan atau
korporasi baik yang berbentuk badan hukum maupun
bukan badan hukum, yang melakukan kegiatan industri
dengan memproduksi Pakaian Jadi dan berkedudukan di
Indonesia.
6. Produsen di Luar Negeri adalah perusahaan industri yang
melakukan kegiatan di bidang industri untuk
memproduksi Pakaian Jadi dan berkedudukan di luar
negeri.
7. Importir adalah setiap orang yang berkedudukan di
Indonesia dan bertanggung jawab atas kegiatan impor
Pakaian Jadi.
8. Perwakilan Resmi adalah badan usaha yang berbentuk
badan hukum dan berkedudukan di Indonesia serta
-3-

secara pembentukan entitas dan fungsi bertugas untuk


mewakili Produsen di Luar Negeri.
9. Perwakilan Perusahaan adalah badan usaha yang
berbentuk badan hukum dan berkedudukan di Indonesia
sertaditunjuk oleh pelaku usaha pemilik merek Pakaian
Jadi di luar negeri sebagai perwakilannya, pemegang
lisensi dan bertanggung jawab atas mereknya di Indonesia.
10. Sertifikat Kesesuaian Pakaian Jadi yang selanjutnya
disebut Sertifikat Kesesuaian adalah sertifikat yang
dikeluarkan oleh LSPro kepada Perusahaan Industri atau
Produsen di Luar Negeri yang mampu memproduksi
Pakaian Jadi sesuai dengan persyaratan ST Pakaian Jadi.
11. Surat Persetujuan Penggunaan Tanda Kesesuaian Pakaian
Jadi yang selanjutnya disebut SPPT Kesesuaian adalah
surat persetujuan yang diberikan oleh pejabat berwenang
di Kementerian Perindustrian kepada Perusahaan
Industri, Perwakilan Resmi, Perwakilan Perusahaan atau
Pelaku Usaha pemilik merek Pakaian Jadi yang telah
memiliki Sertifikat Kesesuaian
12. Kerja Sama Merek adalah kerja sama yang dilakukan
Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri dengan
Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri lainnya
untuk memproduksi Pakaian Jadi sejenis dengan
menggunakan merek milik Perusahaan Industri atau
Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek.
13. Maklun adalah kerja sama yang dilakukan oleh Pelaku
Usaha atau pelaku usaha di luar negeri pemilik merek
dengan Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri
untuk memproduksi Pakaian Jadi dengan menggunakan
merek milik Pelaku Usaha atau pelaku usaha di luar
negeri.
14. Lokasi Produksi adalah …..
15. Sistem Informasi Industri Nasional yang selanjutnya
disebut SIINas adalah tatanan prosedur dan mekanisme
kerja yang terintegrasi meliputi unsur institusi, sumber
daya manusia, basis data, perangkat keras dan lunak,
serta jaringan komunikasi data yang terkait satu sama lain
dengan tujuan untuk penyampaian, pengelolaan,
penyajian, pelayanan, serta penyebarluasan data
dan/atau informasi industri.
16. Lembaga Sertifikasi Produk yang selanjutnya disebut
LSPro adalah lembaga terakreditasi dan ditunjuk oleh
Menteri yang melakukan kegiatan sertifikasi produk
barang dan/atau jasa industri dan menerbitkan Sertifikat
Kesesuaian berdasarkan ketentuan ST Pakaian Jadi yang
diberlakukan secara wajib.
17. Laboratorium Uji adalah lembaga terakreditasi dan
ditunjuk oleh Menteri yang melakukan kegiatan pengujian
kesesuaian mutu terhadap contoh barang sesuai
persyaratan ST Pakaian Jadi yang diberlakukan secara
wajib.
18. Komite Akreditasi Nasional yang selanjutnya disingkat
KAN adalah lembaga nonstruktural yang bertugas dan
bertanggung jawab di bidang akreditasi lembaga penilaian
kesesuaian.
-4-

19. Surveilen adalah pengulangan sistematik penilaian


kesesuaian sebagai dasar untuk memelihara validitas
pernyataan kesesuaian.
20. Petugas Pengawas Standar Industri yang selanjutnya
disingkat PPSI adalah Pegawai Negeri Sipil pusat atau
daerah yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan penerapan atau pemberlakuan
Standar bidang Industri.
21. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang perindustrian.
22. Direktur Jenderal adalah pejabat pimpinan tinggi madya
di lingkungan Kementerian Perindustrian yang memiliki
tugas dan fungsi melakukan pembinaan terhadap industri
Pakaian Jadi.
23. Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri
yang selanjutnya disebut Kepala Badan adalah pejabat
pimpinan tinggi madya di lingkungan Kementerian
Perindustrian yang memiliki tugas, fungsi dan wewenang,
untuk melaksanakan koordinasi, perumusan, penerapan,
pemberlakuan dan pengawasan standardisasi industri.

BAB II
LINGKUP PEMBERLAKUAN WAJIB

Pasal 2
(1) Memberlakukan ST Pakaian Jadi secara wajib untuk
Produk Pakaian Jadi.
(2) Pemberlakuan ST Pakaian Jadi secara wajib sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap Pakaian Jadi
dengan rujukan nomor pos tarif/harmonized system (HS)
sebagaimana terlampir dalam Lampiran I yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini
yang merupakan hasil produksi dalam negeri dan asal
impor yang diedarkan di Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
(3) Pemberlakuan ST Pakaian Jadi secara wajib sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut
a. Ketahanan selip benang;
b. Kekuatan jahit sambung rajutan;
c. Nilai pH; dan
d. Sifat nyala api.
sesuai Lampiran II Spesifikasi Teknis Pakaian Jadi
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengacu
SNI 8101:2017 Pakaian Jadi.

Pasal 3
Pemberlakuan ST Pakaian Jadi secara wajib sebagaimana
dimaksud Pasal 2 ayat(1) dikecualikan bagi Pakaian Jadi
dengan ketentuan: (melalui SIINas?)
a. sifat teknisnya merupakan produk sejenis yang
memiliki standar tersendiri dengan ruang lingkup,
klasifikasi, dan/atau syarat mutu yang berbeda dengan
standar yang diwajibkan untuk pengecualian pakaian
jadi dari denim dan stretch;
-5-

b. digunakan sebagai contoh uji dalam rangka riset dan


pengembangan oleh perusahaan industri, dengan
jumlah paling banyak 25 (dua puluh lima) pcs;
c. digunakan sebagai contoh uji dalam rangka
permohonan sertifikasi kesesuaian;
d. keperluannya merupakan barang bawaan pribadi
penumpang, dengan nilai paling banyak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan;
e. keperluannya merupakan barang kiriman selain
barang hasil perdagangan melalui PPMSE, dengan
jumlah paling banyak 5 (lima) pcs;

Pasal 4
(1) Pakaian Jadi yang digunakan untuk keperluan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a melalui
Pertimbangan Teknis yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pembina Industri dengan dibuktikan dengan hasil
pengujian atau surat keterangan dari Laboratorium Uji
yang telah ditunjuk oleh Menteri (melalui SIINas).
(2) Pakaian Jadi yang digunakan untuk keperluan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dibuktikan
dengan surat keterangan dari lembaga yang melaksanakan
riset dan pengembangan di Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(3) Pakaian Jadi yang digunakan untuk keperluan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c dibuktikan
dengan dokumen Berita Acara Pengambilan Contoh (BAPC)
dan Label Contoh Uji (LCU) dari LSPro yang telah ditunjuk
oleh Menteri.

Pasal 5
(1) Pelaku Usaha yang memproduksi, mengimpor, dan/atau
mengedarkan Pakaian Jadidi wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia wajib memenuhi ketentuan
Pemberlakuan ST Pakaian Jadi secara wajib sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2.
(2) Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri harus
memiliki fasilitas paling sedikit berupa:
a. Mesin jahit;
b. Mesin obras; dan
c. Alat potong pola dan/atau kain.

BAB III
SERTIFIKASI

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 6
(1) Pemenuhan ketentuan pemberlakuan ST Pakaian Jadi
secara wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
dibuktikan dengan kepemilikan Sertifikat Kesesuaian dan
SPPT Kesesuaian.
(2) Sertifikat Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat dimiliki oleh Perusahaan Industri atau
Produsen di Luar Negeri.
-6-

(3) Sertifikat kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


berlaku untuk 1 (satu) lokasi produksi.
(4) Dalam hal merek dimiliki oleh koperasi produksi atau
konsorsium, Sertifikat Kesesuaian sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat berlaku untuk lebih dari 1(satu) lokasi
produksi dalam 1(satu) kabupaten/kota.
(5) SPPT Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat dimiliki oleh:
a. Perusahaan Industri;
b. Perwakilan Resmi dan/atau pemegang lisensi di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
Produsen di Luar Negeri; atau
c. Pemilik merek dalam hal terdapat Kerja Sama Merek
atau Maklun.

Pasal 7
(1) Pemenuhan Sertifikat Kesesuaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) dilakukan melalui sistem:
a. sertifikasi tipe 1n; atau
b. sertifikasi tipe 4.
(2) Penerbitan Sertifikat Kesesuaian melalui sistem sertifikasi
tipe 1n sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
hanya dapat diberikan kepada Perusahaan Industri
dan/atau Produsen di Luar Negeri dalam rangka Kerja
Sama Merek atau Maklun.
(3) Penerbitan Sertifikat Kesesuaian melalui sistem sertifikasi
tipe 4 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, hanya
dapat diberikan kepada Perusahaan Industri dan/atau
Produsen di Luar Negeri untuk mereknya sendiri dan/atau
dalam rangka Kerja Sama Merek atau Maklun.
(4) Sertifikat Kesesuaian dengan sistem sertifikasi tipe 1n
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berlaku
untuk Pakaian Jadi dengan jumlah tertentu sesuai
permohonan yang diajukan untuk disertifikasi.
(5) Sertifikat Kesesuaian dengan sistem sertifikasi tipe 4
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berlaku
untuk hasil produksi Pakaian Jadi dalam jangka waktu 4
(empat) tahun terhitung sejak tanggal penerbitan Sertifikat
Kesesuaian.
(6) Sertifikat Kesesuaian dengan sistem sertifikasi tipe 4
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) wajib dilakukan
surveilan setiap tahunnya oleh LSPro yang menerbitkan
Sertifikat Kesesuaian.

Pasal 8
(1) Permohonan penerbitan Sertifikat Kesesuaian dilakukan
oleh:
a. Perusahaan Industri dengan KBLI 14111, 14120,
dan/atau 14301.
b. Produsen di Luar Negeri sesuai dengan ruang lingkup
kegiatan usaha industri Pakaian Jadi yang dibuktikan
dengan izin usaha bertanda elektronik berupa Quick
Response Code (QR Code) atau surat keterangan dari
otoritas yang berwenang di negara setempat.
-7-

(2) Dokumen izin usaha atau surat keterangan dari otoritas


yang berwenang di negara setempat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b harus dilegalisasi oleh
pejabat diplomatik di bidang perindustrian/ekonomi atau
perwakilan konsuler Indonesia di negara setempat.
(3) Pengajuan permohonan oleh Produsen di Luar Negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan
melalui Perwakilan Resmi.

Pasal 9

(1) Produsen di Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 8 ayat (1) huruf b hanya dapat menunjuk 1 (satu)
Perwakilan Resmi.
(2) Perwakilan Resmi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat mewakili 1 (satu) Produsen di Luar Negeri.
(3) Perwakilan Resmi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak dapat berfungsi sebagai importir.
(4) Perwakilan Resmi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dimiliki oleh Produsen di Luar Negeri yang
dibuktikan dengan kepemilikan saham.
(5) Pimpinan Perwakilan Resmi harus merupakan pegawai
tetap dari Produsen di Luar Negeri.
(6) Perwakilan Resmi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus menguasai gudang di kota/kabupaten yang sama
atau kota/kabupaten yang berbatasan langsung dengan
provinsi domisili Perwakilan Resmi.
(7) Lokasi pelabuhan bongkar harus yang terdekat dengan
gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
(8) Pakaian Jadi yang diproduksi oleh Produsen di Luar Negeri
harus dimasukkan ke dalam gudang sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) sebelum diedarkan atau
dipindahtangankan kepemilikannya.
(9) Perwakilan Resmi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus mendapatkan lisensi atas merek dari Produsen di
Luar Negeri.
(1) Dalam hal Produsen di Luar Negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), melakukan perubahan Perwakilan Resmi
yang telah ditunjuk, maka
a. Perwakilan Resmi pengganti wajib mengajukan
Sertifikat Kesesuaian yang baru; dan
b. Sertifikat Kesesuaian dengan menggunakan nama
Perwakilan Resmi sebelumnya dinyatakan berakhir
masa berlakunya.

Pasal 10
(1) Pemasukan Pakaian Jadi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (6) dilakukan dengan verifikasi atau
penelusuran teknis sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Verifikasi atas penelusuran teknis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri.
(3) Dalam melakukan verifikasi atau penelusuran teknis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri dapat
menunjuk lembaga terakreditasi.
-8-

(4) Lembaga terakreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) harus memastikan kesesuaian dokumen lokasi
Perwakilan Resmi dengan lokasi pemasukan.
(5) Biaya atas verifikasi atau penelusuran teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditanggung oleh Pelaku Usaha.

Pasal 11
(1) Pakaian Jadi yang telah memenuhi ketentuan ST Pakaian
Jadi wajib dibubuhi tanda kesesuaian beserta tanda
elektronik berupa Quick Response Code (QR Code).
(2) Untuk dapat membubuhi tanda Kesesuaian, maka
a. Perusahaan Industri;
b. Produsen di Luar Negeri melalui Perwakilan Resmi;
atau
c. Pelaku Usaha pemilik merek; atau
d. Perwakilan Perusahaan penerima lisensi dari pelaku
usaha pemilik merek di luar negeri,
wajib memiliki SPPT Kesesuaian.
(3) Pelaku usaha pemilik merek di luar negeri sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf d hanya dapat menunjuk 1
(satu) Perwakilan Perusahaan.
(4) Perwakilan Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) hanya dapat ditunjuk oleh 1 (satu) pelaku usaha pemilik
merek di luar negeri.
(5) Perwakilan Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf d harus mendapatkan lisensi atas merek dari
Pelaku Usaha pemilik merek di luar negeri yang telah
diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi
manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(6) Dalam hal Perlaku Usaha pemilik merek di luar negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), melakukan
perubahan Perwakilan Perusahaan yang telah ditunjuk,
maka
a. Perwakilan Perusahaan pengganti wajib mengajukan
SPTT Kesesuaian yang baru; dan
b. SPPT Kesesuaian dengan menggunakan nama
Perwakilan Kesesuaian sebelumnya dinyatakan
berakhir masa berlakunya.

Pasal 12
(1) Kewajiban memiliki SPPT Kesesuaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) menjadi persyaratan
untuk mengedarkan produk Pakaian Jadi di Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(2) SPPT Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberlakukan dengan ketentuan:
a. untuk sistem sertifikasi tipe 1n, SPPT Kesesuaian
diterbitkan untuk jumlah tertentu berdasarkan
Sertifikat Kesesuaian yang telah diterbitkan dengan
mempertimbangkan jumlah lot/batch; atau
b. untuk sistem sertifikasi tipe 4, SPPT Kesesuaian
diterbitkan untuk hasil produksi selama 2 (dua) tahun
berdasarkan Sertifikat Kesesuaian yang telah
-9-

diterbitkan dan/atau hasil surveilan yang telah


dilakukan.
(3) Dalam hal Pakaian Jadi yang telah diproduksi atau telah
diimpor memenuhi ketentuan ST Pakaian Jadi sebelum
masa berlaku Sertifikat Kesesuaian dan/ atau SPPT
Kesesuaian berakhir, Pakaian Jadi tersebut masih dapat
diedarkan hingga ke konsumen akhir meskipun Sertifikat
Kesesuaian dan/atau SPPT Kesesuaian tersebut telah
berakhir.
(4) Sertifikat Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan Sertifikat Kesesuaian yang diterbitkan melalui
sistem sertifikasi tipe 4.

Bagian Kedua
Sertifikat Kesesuaian

Paragraf 1
Permohonan Sertifikat Kesesuaian

Pasal 13
(1) Perusahaan Industri atau Perwakilan Resmi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 mengajukan permohonan
penerbitan Sertifikat Kesesuaian kepada LSPro yang telah
diakreditasi untuk lingkup sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) dan ditunjuk oleh Menteri.
(2) Pengajuan permohonan penerbitan Sertifikat Kesesuaian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
elektronik melalui SIINas.
(3) Untuk dapat mengajukan permohonan penerbitan
Sertifikat Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Perusahaan Industri atau Perwakilan Resmi wajib memiliki
akun SIINas.
(4) Tata cara untuk memiliki akun SIINas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 14
(1) Dalam mengajukan permohonan Sertifikat Kesesuaian
dengan sistem sertifikasi tipe 1n sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a, Perusahaan Industri atau
Perwakilan Resmi wajib memenuhi persyaratan
administrasi dengan mengunggah dokumen sebagaimana
terlampir dalam Lampiran III Skema Sertifikasi Teknis
Pakaian Jadi yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Dalam mengajukan permohonan Sertifikat Kesesuaian
dengan sistem sertifikasi tipe 4 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b, Perusahaan Industri atau
Perwakilan Resmi wajib menyampaikan persyaratan
administrasi dengan mengunggah dokumen sebagaimana
terlampir dalam Lampiran III Skema Sertifikasi Pakaian
Jadi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(3) Dalam hal dokumen persyaratan administrasi harus
dilakukan legalisasi, pejabat atau instansi yang melakukan
legalisasi dapat melakukan verifikasi kebenaran dokumen
- 10 -

yang akan dilegalisasi sesuai ketentuan peraturan


perundang-undangan.

Pasal 15
(1) Dalam hal Perwakilan Resmi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 tidak berfungsi sebagai importir, Perwakilan Resmi
dapat menunjuk 1 (satu) Importir.
(2) Importir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
ditunjuk oleh 1 (satu) Perwakilan Resmi.
(3) Dalam mengajukan permohonan Sertifikat Kesesuaian,
Perwakilan Resmi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus melengkapi dokumen administrasi Importir
sebagaimana terlampir dalam Lampiran III Skema
Sertifikasi Teknis Pakaian Jadi yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Dalam hal terdapat perubahan Importir yang ditunjuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Perwakilan
Resmi wajib mengajukan perubahan data Importir pada
Sertifikat Kesesuaian yang telah diterbitkan.
(5) Pengajuan perubahan data Importir sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilakukan melalui SIINas dengan
melengkapi dokumen administrasi sebagaimana terlampir
dalam Lampiran III Skema Sertifikasi Teknis Pakaian Jadi
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(6) Sertifikat Kesesuaian yang telah diterbitkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), akan dilakukan perubahan data
Importir oleh LSPro penerbit Sertifikat Kesesuaian.
(7) Sertifikat Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
adalah Sertifikat Kesesuaian yang diterbitkan melalui
sistem sertifikasi tipe 4.

Pasal 16
(1) Dalam hal terdapat Kerja Sama Merek atau Maklun,
permohonan penerbitan Sertifikat Sertifikat Kesesuaian
dilakukan oleh:
a. Perusahaan Industri; atau
b. Produsen di Luar Negeri melalui Perwakilan Resmi,
yang menerima Kerja Sama Merek atau Maklun.
(2) Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri yang
menerima Kerja Sama Merek atau Maklun wajib memiliki
Sertifikat Kesesuaian untuk mereknya sendiri sebelum
menerima Kerja Sama Merek atau Maklun.
(3) Pengajuan permohonan penerbitan Sertifikat Kesesuaian
yang dilakukan oleh Perusahaan Industri atau Perwakilan
Resmi penerima Kerja Sama Merek atau Maklun
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
mengunggah dokumen sebagaimana terlampir dalam
Lampiran III Skema Sertifikasi Teknis Pakaian Jadi yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 17
(1) Kepala Badan melakukan verifikasi terhadap permohonan
penerbitan Sertifikat Kesesuaian yang diajukan secara
elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.
- 11 -

(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan


untuk memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen
permohonan.
(3) Dalam melakukan verifikasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Badan dapat menugaskan unit kerja yang
memiliki tugas dan fungsi standardisasi Industri.
(4) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 18
(1) Dalam hal permohonan dinyatakan telah lengkap dan
benar berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17, Kepala Badan menugaskan pimpinan unit
kerja yang memiliki tugas dan fungsi perumusan,
penerapan dan pemberlakuan standardisasi industri
menindaklanjuti permohonan penerbitan Sertifikat
Kesesuaian kepada LSpro yang ditunjuk Menteri.
(2) Dalam hal permohonan yang dinyatakan tidak lengkap
dan/atau tidak benar berdasarkan hasil verifikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Kepala Badan
menugaskan pimpinan unit kerja yang memiliki tugas dan
fungsi standardisasi Industri akan mengembalikan
permohonan kepada Perusahaan Industri atau Produsen di
Luar Negeri melalui Perwakilan Resmi untuk melengkapi
atau dilakukan perbaikan.
(3) Tindak lanjut permohonan penerbitan Sertifikat
Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau
pengembalian permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan melalui SIINas.
(4) Dalam hal LSPro sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
membutuhkan dokumen tambahan terkait proses
penerbitan Sertifikat Kesesuaian, Perusahaan Industri atau
Produsen di Luar Negeri melalui Perwakilan Resmi harus
melengkapi dan menyampaikannya secara langsung
kepada LSPro yang ditunjuk Menteri.

Pasal 19
(1) Terhadap permohonan yang telah dinyatakan lengkap dan
benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), akan
ditindaklanjuti oleh LSPro yang ditunjuk oleh Menteri.
(2) LSPro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan
menindaklanjuti proses penilaian kesesuaian dokumen
permohonan dan proses sertifikasi Kesesuaian.

Paragraf 2
Penerbitan Sertifikat Kesesuaian

Pasal 20
(1) Penerbitan Sertifikat Kesesuaian oleh LSPro melalui sistem
sertifikasi tipe 1n sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) huruf a dilakukan berdasarkan hasil pengujian
kesesuaian mutu sesuai dengan ketentuan ST Pakaian
Jadisebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) terhadap
contoh yang diambil.
(2) Pengujian kesesuaian mutu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh:
- 12 -

a. Laboratorium Uji di dalam negeri yang memiliki ruang


lingkup ST Pakaian Jadi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) dan ditunjuk oleh Menteri; atau
b. Laboratorium Uji di luar negeri, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. negara tempat Laboratorium Uji berada memiliki
perjanjian bilateral atau multilateral di bidang
regulasi teknis dengan Pemerintah Republik
Indonesia; dan
2. ditunjuk oleh Menteri.
(3) Pengujian kesesuaian mutu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan terhadap contoh produk Pakaian
Jadiyang diambil setiap lot/batch.
(4) Setiap lot/batch sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
untuk Pakaian Jadi produk dalam negeri adalah total
jumlah produk sesuai dengan pemesanan Maklun.
(5) Setiap lot/batch sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
untuk Pakaian Jadi produk luar negeri adalah total jumlah
produk sesuai dengan pemesanan Maklun pada setiap
pengapalan (shipment).
(6) Pengambilan contoh produk Pakaian Jadi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan di lokasi Perusahaan
Industri atau di lokasi Produsen di Luar Negeri.
a. setiap lot/batch hasil produksi Pakaian Jadi dalam
negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a,
dilakukan dilokasi Perusahaan Industri; atau
b. setiap lot/batchhasil produksi Pakaian Jadi luar negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b,
dilakukan dilokasi Produsen di Luar Negeri.

Pasal 21
(1) Penerbitan Sertifikat Kesesuaian oleh LSPro sesuai dengan
ketentuan sistem sertifikasi Tipe 4 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 dilakukan dengan cara pengujian kesesuaian
mutu Pakaian Jadi sesuai dengan ketentuan ST Pakaian
Jadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
terhadap contoh yang diambil:
(2) Pengujian kesesuaian mutu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh:
a. Laboratorium Uji di dalam negeri yang memiliki ruang
lingkup ST Pakaian Jadi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) dan ditunjuk oleh Menteri; atau
b. Laboratorium Uji di luar negeri, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. negara tempat Laboratorium Uji berada memiliki
perjanjian bilateral atau multilateral di bidang
regulasi teknis dengan Pemerintah Republik
Indonesia; dan
2. ditunjuk oleh Menteri.

Pasal 22
(1) Dalam hal LSPro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (1) dan/atau Laboratorium Uji sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 ayat (2) atau Pasal 21 ayat (2) terakreditasi
untuk ruang lingkup ST Pakaian Jadi belum tersedia atau
jumlahnya belum mencukupi kebutuhan proses sertifikasi
- 13 -

atau pengujian mutu, Menteri dapat menunjuk LSPro


dan/atau Laboratorium Uji yang terakreditasi dengan
ruang lingkup SNI dan/atau ST sejenis.
(2) Penunjukan LSPro dan/atau Laboratorium Uji yang belum
terakreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan berdasarkan hasil evaluasi kompetensi oleh
Kepala Badan.

Pasal 23
(1) Dalam hal Perusahaan Industri atau Perwakilan Resmi
mengajukan permohonan Sertifikat Kesesuaian dengan
sistem sertifikasi tipe 4 dan memiliki lebih dari 1 (satu) unit
produksi yang berada pada lokasi berbeda, Perusahaan
Industri atau Perwakilan Resmi wajib memperoleh
Sertifikat Kesesuaian untuk setiap lokasi produksi.
(2) Dalam hal Perusahaan Industri atau Perwakilan Resmi
mengajukan permohonan Sertifikat Kesesuaian untuk
merek yang dimiliki oleh koperasi produksi atau
konsorsium dengan sistem sertifikasi tipe 4 dan memiliki
lebih dari 1 (satu) unit produksi yang berada pada lokasi
berbeda, Perusahaan Industri atau Perwakilan Resmi
memperoleh Sertifikat Kesesuaian yang berlaku untuklebih
dari 1 (satu) lokasi produksi dalam 1(satu)
kabupaten/kota.

Pasal 24
(1) LSPro yang melakukan proses sertifikasi tipe 1n
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) dan/atau
proses sertifikasi tipe 4 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (1) melakukan proses penerbitan Sertifikat
Kesesuaian melalui rapat evaluasi, dengan
memperhatikan:
a. hasil evaluasi awal atau tinjauan permohonan untuk
sertifikasi tipe 1n atau audit kecukupan (audit tahap 1)
untuk sertifikasi tipe 4;
b. laporan hasil ujiatau sertifikat hasil uji untuk
sertifikasi tipe 1n atau tipe 4.
(2) Berdasarkan hasil rapat evaluasi sebagaimana
dimaksudpada ayat (1), LSPro menetapkan:
a. penerbitan Sertifikat Kesesuaian; atau
b. penolakan penerbitan Sertifikat Kesesuaian.

Pasal 25
(1) Sebelum LSPro menerbitkan Sertifikat Kesesuaian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2), LSPro
dan/atau Laboratorium Uji wajib melaporkan informasi
tahapan proses sertifikasi ST Pakaian Jadi kepada Kepala
Badan.
(2) Pelaporan informasi tahapan proses penerbitan Sertifikat
Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan secara elektronik melalui SIINas.
(3) Informasi - informasi tahapan proses sertifikasi ST Pakaian
Jadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlampir dalam
Lampiran III Skema Sertifikasi Teknis Pakaian Jadi yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
- 14 -

Pasal 26
(1) Kepala Badan melakukan evaluasi terhadap laporan yang
disampaikan oleh LSPro dan Laboratorium Uji
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.
(2) Dalam melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Badan menugaskan unit kerja yang
memiliki tugas dan fungsi standardisasi industri.
(3) Dalam hal hasil evaluasi, Kepala Badan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menyatakan:
a. laporan yang disampaikan oleh LSPro dan/atau
Laboratorium Uji belum lengkap;
b. belum memenuhi persyaratan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan terkait pemberlakuan
standardisasi industri secara wajib; dan/atau
c. proses penerbitan Sertifikat Kesesuaian belum
memenuhi persyaratan ST Pakaian Jadi;
Kepala Badan menugaskan pimpinan unit kerja yang
memiliki tugas dan fungsi standardisasi menindaklanjuti
evaluasi dengan menyampaikan notifikasi secara elektronik
melalui SIINas kepada LSPro dan/atau Laboratorium Uji
untuk melengkapi atau melakukan klarifikasi terhadap
pelaporan yang dipersyaratkan.
(4) Dalam hal hasil evaluasi, Kepala Badan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menyatakan
a. laporan yang disampaikan oleh LSPro dan/atau
Laboratorium Uji telah lengkap;
b. telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan terkait pemberlakuan
standardisasi industri secara wajib; dan
c. proses penerbitan Sertifikat Kesesuaian telah
memenuhi persyaratan ST Pakaian Jadi;
Kepala Badan menugaskan pimpinan unit kerja yang
memiliki tugas dan fungsi standardisasi menindaklanjuti
hasil evaluasi dengan menerbitkan tanda elektronik berupa
Quick Response Code (QR Code) sebagai bukti Kesesuaian
terhadap pelaporan secara elektronik melalui SIINas.
(5) Quick Response Code (QR Code) sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) disampaikan secara elektronik melalui SIINas
dan wajib dibubuhkan pada Sertifikat Kesesuaian.

Pasal 27
(1) Dalam menerbitkan Sertifikat Kesesuaian, LSPro wajib
mencantumkan informasi antara lainsebagaimana
terlampir dalam Lampiran III Skema Sertifikasi
TeknisPakaian Jadi yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Dalam 1 (satu) Perusahaan Industri atau Produsen di Luar
Negeri hanya dapat memiliki 1 (satu) Sertifikat Kesesuaian
untuk mereknya sendiri.
(3) Dalam hal terdapat Kerja Sama Merek atau Maklun, maka
dalam 1 (satu) Sertifikat Kesesuaian yang diterbitkan hanya
berlaku untuk 1 (satu) merek.
- 15 -

(4) Sertifikat Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


hanya dapat diterbitkan dengan mencantumkan informasi
sebagai berikut:
a. 1 (satu) nama Perusahaan Industri yang dilengkapi
dengan alamat lokasi;
b. 1 (satu) nama Produsen di Luar Negeri dan 1 (satu)
Nama Perwakilan Resmi yang dilengkapi dengan alamat
lokasi; dan/ atau
c. 1 (satu) importir (jika Perwakilan Resmi tidak berfungsi
sebagai importir).
(5) Dalam hal terdapat Kerja Sama Merek, selain informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Sertifikat Kesesuaian
wajib dilengkapi informasi:
a. nama dan alamat Perusahaan Industri pemberi Kerja
Sama Merek; atau
b. nama dan alamat Perwakilan Resmi dari Produsen di
Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek.
(6) Dalam hal terdapat Maklun, selain informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), Sertifikat Kesesuaian wajib
dilengkapi informasi:
a. nama dan alamat Pelaku Usaha pemberi Maklun; atau
b. nama dan alamat Perwakilan Perusahaan pemberi
Maklun.

Pasal 29
(1) LSPro yang menerbitkan Sertifikat Kesesuaian
berdasarkan sistem sertifikasi tipe 4 bertanggung jawab
atas pelaksanaan Surveilen terhadap Sertifikat Kesesuaian
yang diterbitkan.
(2) Surveilen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara berkala dan/atau secara khusus.
(3) Surveilen secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun.
(4) Surveilen secara khusus sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan sewaktu-waktu dalam hal terdapat:
a. pengaduan dari orang-
perorangan/masyarakat/instansi/lembaga; atau
b. instruksi dari Menteri.

Pasal 30
Segala bentuk biaya yang timbul akibat penerbitan Sertifikat
Kesesuaian dibebankan kepada:
a. Perusahaan Industri; atau
b. Produsen di Luar Negeri melalui Perwakilan Resmi,
yang mengajukan permohonan penerbitan Sertifikat
Kesesuaian.

Pasal 31
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara sertifikasi ST
Pakaian Jadi dan Surveilan mengacu pada Lampiran III Skema
Sertifikasi Produk Pakaian Jadi yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketiga
- 16 -

SPPT Kesesuaian

Pasal 32
(1) Kewajiban pembubuhan tanda Kesesuaian dan tanda
elektronik berupa Quick Response Code (QR Code) dalam
setiap Pakaian Jadi dilakukan oleh penanggung jawab
Pakaian Jadi.
(2) Pembubuhan tanda Kesesuaian dan tanda elektronik
berupa Quick Response Code (QR Code) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memperoleh
SPPT Kesesuaian dari Menteri.
(3) Penerbitan SPPT Kesesuaian oleh Menteri sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) didelegasikan kepada Kepala
Badan.
(4) Penanggung jawab Pakaian Jadi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. Perusahaan Industri yang telah memiliki Sertifikat
Kesesuaian untuk mereknya sendiri;
b. Produsen di Luar Negeri melalui Perwakilan Resmi
yang telah memiliki Sertifikat Kesesuaian untuk
mereknya sendiri;
c. Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek yang
telah memenuhi ketentuan ST Pakaian Jadi;
d. Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek
melalui Perwakilan Resmi yang telah memenuhi
ketentuan ST Pakaian Jadi;
e. Pelaku Usaha pemilik merek pemberi Maklun yang
telah memenuhi ketentuan ST Pakaian Jadi; atau
f. Perwakilan Perusahaan pemberi Maklun yang telah
memenuhi ketentuan ST Pakaian Jadi.

Pasal 33
(1) Untuk mendapatkan SPPT Kesesuaian, penanggung jawab
Pakaian Jadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat
(4) mengajukan permohonan penerbitan SPPT Kesesuaian
kepada Kepala Badan.
(2) Pengajuan permohonan penerbitan SPPT Kesesuaian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
elektronik melalui SIINas.
(3) Untuk dapat mengajukan permohonan penerbitan SPPT
Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
penanggung jawab produk wajib memiliki akun SIINas.
(4) Tata cara untuk memiliki akun SIINas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Dalam mengajukan permohonan penerbitan SPPT
Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
penanggung jawab Pakaian Jadi wajib menyampaikan
informasi sebagaimana terlampir dalam Lampiran III
Skema Sertifikasi Spesifikasi Teknis Pakaian Jadi yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 34
(1) Kepala Badan melakukan evaluasi atas Permohonan SPPT
Kesesuaian.
- 17 -

(2) Dalam melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1), Kepala Badan membentuk tim.
(3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit
atas unsur:
a. Badan; dan
b. Ditjen Pembina Industri.
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
untuk memeriksa kesesuaian, kelengkapan, dan
kebenaran dokumen permohonan serta kelayakan.
(5) Tata cara evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Pasal 35
(1) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 dinyatakan telah sesuai, lengkap, benar, dan
layak Kepala Badan menerbitkan SPPT Kesesuaian.
(2) Penerbitan SPPT Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disertai dengan tanda elektronik berupa Quick
Response Code (QR Code) produk
(3) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 menyatakan permohonan tidak sesuai, tidak
lengkap, tidak benar dan/atau tidak layak, permohonan
akan dikembalikan kepada penanggung jawab Pakaian
Jadi yang mengajukan SPPT Kesesuaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1), serta harus memberikan
klarifikasi dan/atau melengkapi dokumen.
(4) Tata cara evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 36
(1) Pembubuhan tanda Kesesuaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (1) dilakukan pada setiap produk
Pakaian Jadi untuk Pakaian Jadi, dengan cara penandaan
yang tidak mudah hilang serta di tempat yang mudah
dilihat dan dibaca.
(2) Pembubuhan tanda Kesesuaian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disertai dengan pembubuhan tanda
elektronik berupa Quick Response Code (QR Code) produk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2).

Pasal 37
Bentuk tanda Kesesuaian dan contoh tanda elektronik berupa
Quick Response Code (QR Code) produk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 tercantum dalam Lampiran III huruf
E Skema Sertifikasi Pakaian Jadi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV
TANGGUNG JAWAB

Pasal 38
(1) Perusahaan Industri yang memproduksi dan mengedarkan
Pakaian Jadi dengan mereknya sendiri bertanggung jawab
- 18 -

terhadap jaminan mutu hasil produksi Pakaian Jadi sesuai


dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
(2) Perwakilan Resmi bertanggung jawab terhadap jaminan
mutu Pakaian Jadi sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 untuk merek Produsen di Luar
Negeri.

Pasal 39
Dalam hal terjadi pemesanan produk dan/atau penggunaan
merek Pakaian Jadi atas permintaan badan usaha lain
berdasarkan Kerja Sama Merek atau Maklun, tanggung jawab
terhadap jaminan mutu Pakaian Jadi sesuai dengan ketentuan
ST Pakaian Jadi dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. terhadap Pakaian Jadi hasil produksi Perusahaan Industri


yang berada di pabrik, tanggung jawab berada pada
Perusahaan Industri penerima Kerja Sama Merek atau
Maklun;
b. terhadap Pakaian Jadi hasil produksi Produsen di Luar
Negeri yang terdapat di dalam gudang atau tempat yang
dikuasai oleh Perwakilan Resmi, tanggung jawab berada
pada Perwakilan Resmi yang mewakili Produsen di Luar
Negerisebagai penerima Kerja Sama Merek atau Maklun;
atau
c. terhadap Pakaian Jadi yang telah beredar di luar lokasi
pabrik milik Perusahaan Industri dan/atau di luar gudang
atau tempat yang dikuasai oleh Perwakilan Resmi,
tanggung jawab berada pada:
1. Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (4) huruf
c;
2. Perwakilan Resmi dari Produsen di Luar Negeri pemberi
Kerja Sama Merek sebagaimana dimaksud dalam Pasal
31 ayat (4) huruf d;
3. Pelaku Usaha pemberi Maklun sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31ayat (4) huruf e; atau
4. Perwakilan Perusahaan pemberi Maklun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (4) huruf f.

BAB VI
PEMBINAAN

Bagian Kesatu
Pembinaan

Pasal 40
(1) Pembinaan terhadap pelaksanaan pemberlakuan ST
Pakaian Jadi secara Wajib sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 dilakukan oleh:
a. Menteri;
b. gubernur; dan/atau bupati/walikota sesuai tugas,
fungsi, dan wewenang masing-masing
- 19 -

(2) Pelaksanaan pembinaan oleh Menteri sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat didelegasikan
kepada Ditjen Pembina Industri.

Pasal 41
Kepala Badan melakukan pembinaan terhadap LSPro dan
Laboratorium Uji dalam rangka pemberlakuan ST Pakaian Jadi
secara Wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

Pasal 42
(1) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dapat
berupa bantuan teknis, konsultasi, Pendidikan dan
pelatihan, promosi dan pemasyarakatan standardisasi
industri, pemberian fasilitas fiskal atau nonfiskal, serta
menumbuhkembangkan budaya Standar.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dapat
berupa bantuan teknis, konsultasi, Pendidikan dan
pelatihan, promosi dan pemasyarakatan standardisasi
industri, pemberian fasilitas fiskal atau nonfiskal, serta
menumbuhkembangkan budaya Standar.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/ atau
ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 43
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
(1) Pelaku usaha yang telah memiliki sertifikat kesesuaian dan
surat persetujuan penggunaan tanda SNI untuk SNI
8101:2017 wajib menyesuaikan dengan ketentuan
Peraturan Menteri ini paling lama 6 (enam) bulan sejak
Peraturan Menteri ini berlaku.
(2) Pakaian Jadi yang telah diproduksi dan telah beredar di
pasar sebelum Peraturan Menteri ini berlaku dinyatakan
masih dapat beredar paling lama 1 (satu) tahun sejak
Peraturan Menteri ini berlaku.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 44
Peraturan Menteri ini mulai berlaku 6 (enam) bulan sejak
tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
- 20 -

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal

MENTERI PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA,

AGUS GUMIWANG KARTASASMITA


Diundangkan di Jakarta
pada tanggal

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA/ASEP N. MULYANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2023 NOMOR


LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TENTANG
PEMBERLAKUAN SPESIFIKASI TEKNIS
PAKAIAN JADI SECARA WAJIB

NOMOR POS TARIF PEMBERLAKUAN SPESIFIKASI TEKNIS PAKAIAN JADI


SECARA WAJIB

I. RUANG LINGKUP

Nomor pos tarif pemberlakuan Spesifikasi Teknis Pakaian Jadi secara wajib.
Spesifikasi Teknis ini hanya berlaku untuk Pakaian Jadi.

II. PEMBERLAKUAN SPESIFIKASI TEKNIS PAKAIAN JADI

Pemberlakuan Spesifikasi Teknis Pakaian Jadi dengan rujukan nomor pos


tarif/harmonized system (HS):

Pos Tarif/
No Keterangan
HS Code
1 6101.20.00 Pakaian jadi
2 6101.30.00 Pakaian jadi
3 6101.90.00 Pakaian jadi
4 6102.10.00 Pakaian jadi
5 6102.20.00 Pakaian jadi
6 6102.30.00 Pakaian jadi
7 6102.90.00 Pakaian jadi
8 6103.10.00 Pakaian jadi
9 6103.22.00 Pakaian jadi
10 6103.23.00 Pakaian jadi
11 6103.29.00 Pakaian jadi
12 6103.31.00 Pakaian jadi
13 6103.32.00 Pakaian jadi
14 6103.33.00 Pakaian jadi
15 6103.39.10 Pakaian jadi
16 6103.39.90 Pakaian jadi
17 6103.41.00 Pakaian jadi
18 6103.42.00 Pakaian jadi
19 6103.43.00 Pakaian jadi
20 6103.49.00 Pakaian jadi
21 6104.13.00 Pakaian jadi
- 22 -

22 6104.19.20 Pakaian jadi


23 6104.19.90 Pakaian jadi
24 6104.22.00 Pakaian jadi
25 6104.23.00 Pakaian jadi
26 6104.29.00 Pakaian jadi
27 6104.31.00 Pakaian jadi
28 6104.32.00 Pakaian jadi
29 6104.33.00 Pakaian jadi
30 6104.39.00 Pakaian jadi
31 6104.41.00 Pakaian jadi
32 6104.42.00 Pakaian jadi
33 6104.43.00 Pakaian jadi
34 6104.44.00 Pakaian jadi
35 6104.49.00 Pakaian jadi
36 6104.51.00 Pakaian jadi
37 6104.52.00 Pakaian jadi
38 6104.53.00 Pakaian jadi
39 6104.59.00 Pakaian jadi
40 6104.61.00 Pakaian jadi
41 6104.62.00 Pakaian jadi
42 6104.63.00 Pakaian jadi
43 6104.69.00 Pakaian jadi
44 6105.10.00 Pakaian jadi
45 6105.20.10 Pakaian jadi
46 6105.20.20 Pakaian jadi
47 6105.90.00 Pakaian jadi
48 6106.10.00 Pakaian jadi
49 6106.20.00 Pakaian jadi
50 6106.90.00 Pakaian jadi
51 6107.21.00 Pakaian tidur
52 6107.22.00 Pakaian tidur
53 6107.29.00 Pakaian tidur
54 6107.91.00 Pakaian jadi
55 6107.99.00 Pakaian jadi
56 6108.31.00 Pakaian tidur
57 6108.32.00 Pakaian tidur
58 6108.39.00 Pakaian tidur
59 6108.91.00 Pakaian jadi
60 6108.92.00 Pakaian jadi
61 6108.99.00 Pakaian jadi
62 ex 6109.10.10 Pakaian jadi T-shirt
63 ex 6109.10.20 Pakaian jadi T-shirt
64 ex 6109.90.10 Pakaian jadi T-shirt
65 ex 6109.90.20 Pakaian jadi T-shirt
66 ex 6109.90.30 Pakaian jadi T-shirt
67 6110.11.00 Pakaian jadi
68 6110.12.00 Pakaian jadi
69 6110.19.00 Pakaian jadi
70 6110.20.00 Pakaian jadi
71 6110.30.00 Pakaian jadi
- 23 -

72 6110.90.00 Pakaian jadi


73 6112.11.00 Pakaian jadi
74 6112.12.00 Pakaian jadi
75 6112.19.00 Pakaian jadi
76 6113.00.90 Pakaian jadi
77 6114.20.00 Pakaian jadi
78 6114.30.90 Pakaian jadi
79 6114.90.10 Pakaian jadi
80 6114.90.90 Pakaian jadi
81 6201.20.10 Pakaian jadi
82 6201.20.90 Pakaian jadi
83 6201.30.10 Pakaian jadi
84 6201.30.90 Pakaian jadi
85 6201.40.10 Pakaian jadi
86 6201.40.90 Pakaian jadi
87 6201.90.11 Pakaian jadi
88 6201.90.19 Pakaian jadi
89 6201.90.21 Pakaian jadi
90 6201.90.29 Pakaian jadi
91 6201.90.90 Pakaian jadi
92 6202.20.10 Pakaian jadi
93 6202.20.90 Pakaian jadi
94 6202.30.10 Pakaian jadi
95 6202.30.90 Pakaian jadi
96 6202.40.10 Pakaian jadi
97 6202.40.90 Pakaian jadi
98 6202.90.10 Pakaian jadi
99 6202.90.20 Pakaian jadi
100 6202.90.90 Pakaian jadi
101 6203.11.00 Pakaian jadi
102 6203.12.00 Pakaian jadi
103 6203.19.11 Pakaian jadi
104 6203.19.19 Pakaian jadi
105 6203.19.21 Pakaian jadi
106 6203.19.29 Pakaian jadi
107 6203.19.90 Pakaian jadi
108 6203.22.10 Pakaian jadi
109 6203.22.90 Pakaian jadi
110 6203.23.00 Pakaian jadi
111 6203.29.10 Pakaian jadi
112 6203.29.90 Pakaian jadi
113 6203.31.00 Pakaian jadi
114 6203.32.10 Pakaian jadi
115 6203.32.90 Pakaian jadi
116 6203.33.00 Pakaian jadi
117 6203.39.00 Pakaian jadi
118 6203.41.00 Pakaian jadi
119 6203.42.10 Pakaian jadi
120 6203.42.90 Pakaian jadi
121 6203.43.00 Pakaian jadi
- 24 -

122 6203.49.10 Pakaian jadi


123 6203.49.90 Pakaian jadi
124 6204.11.00 Pakaian jadi
125 6204.12.10 Pakaian jadi
126 6204.12.90 Pakaian jadi
127 6204.13.00 Pakaian jadi
128 6204.19.11 Pakaian jadi
129 6204.19.19 Pakaian jadi
130 6204.19.90 Pakaian jadi
131 6204.21.00 Pakaian jadi
132 6204.22.10 Pakaian jadi
133 6204.22.90 Pakaian jadi
134 6204.23.00 Pakaian jadi
135 6204.29.10 Pakaian jadi
136 6204.29.90 Pakaian jadi
137 6204.31.00 Pakaian jadi
138 6204.32.10 Pakaian jadi
139 6204.32.90 Pakaian jadi
140 6204.33.00 Pakaian jadi
141 6204.39.11 Pakaian jadi
142 6204.39.19 Pakaian jadi
143 6204.39.90 Pakaian jadi
144 6204.41.00 Pakaian jadi
145 6204.42.10 Pakaian jadi
146 6204.42.90 Pakaian jadi
147 6204.43.00 Pakaian jadi
148 6204.44.00 Pakaian jadi
149 6204.49.10 Pakaian jadi
150 6204.49.90 Pakaian jadi
151 6204.51.00 Pakaian jadi
152 6204.52.10 Pakaian jadi
153 6204.52.90 Pakaian jadi
154 6204.53.00 Pakaian jadi
155 6204.59.10 Pakaian jadi
156 6204.59.90 Pakaian jadi
157 6204.61.00 Pakaian jadi
158 6204.62.00 Pakaian jadi
159 6204.63.00 Pakaian jadi
160 6204.69.00 Pakaian jadi
161 6205.20.10 Pakaian jadi
162 6205.20.20 Pakaian jadi
163 6205.20.90 Pakaian jadi
164 6205.30.10 Pakaian jadi
165 6205.30.90 Pakaian jadi
166 6205.90.10 Pakaian jadi
167 6205.90.91 Pakaian jadi
168 6205.90.92 Pakaian jadi
169 6205.90.99 Pakaian jadi
170 6206.10.10 Pakaian jadi
171 6206.10.90 Pakaian jadi
- 25 -

172 6206.20.00 Pakaian jadi


173 6206.30.10 Pakaian jadi
174 6206.30.90 Pakaian jadi
175 6206.40.00 Pakaian jadi
176 6206.90.00 Pakaian jadi
177 6207.21.10 Pakaian tidur
178 6207.21.90 Pakaian tidur
179 6207.22.00 Pakaian tidur
180 6207.29.10 Pakaian tidur
181 6207.29.90 Pakaian tidur
182 6207.91.00 Pakaian jadi
183 6207.99.10 Pakaian jadi
184 6207.99.90 Pakaian jadi
185 6208.21.10 Pakaian tidur
186 6208.21.90 Pakaian tidur
187 6208.22.00 Pakaian tidur
188 6208.29.10 Pakaian tidur
189 6208.29.90 Pakaian tidur
190 6208.91.10 Pakaian jadi
191 6208.91.90 Pakaian jadi
192 6208.92.10 Pakaian jadi
193 6208.92.90 Pakaian jadi
194 6208.99.10 Pakaian jadi
195 6208.99.90 Pakaian jadi
196 6210.10.90 Pakaian jadi
197 6210.20.90 Pakaian jadi
198 6210.30.90 Pakaian jadi
ex 6210.40.90 Pakaian jadi Selain Pakaian Pelindung Kerja
199
ex 6210.50.90 Pakaian jadi Selain Pakaian Pelindung Kerja
200
201 6211.32.90 Pakaian jadi
202 6211.33.90 Pakaian jadi
203 6211.39.90 Pakaian jadi
204 6211.42.90 Pakaian jadi
205 6211.43.90 Pakaian jadi
206 6211.49.60 Pakaian jadi
207 6211.49.90 Pakaian jadi
- 26 -

LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TENTANG
PEMBERLAKUAN SPESIFIKASI TEKNIS
PAKAIAN JADI SECARA WAJIB

SPESIFIKASI TEKNIS PAKAIAN JADI

I. RUANG LINGKUP

Spesifikasi Teknis ini hanya berlaku untuk Pakaian Jadi.

II. SYARAT MUTU

Pakaian Jadi harus juga memenuhi persyaratan sifat fisika dan sifat kimia.
Tabel 2. Spesifikasi Teknis Pakaian Jadi
Klasifikasi Satuan Persyaratan Keterangan
a. Ketahanan selip
benang, bukaan
6mm 1)
- Pakaian atas2) N (kg) 78,5 (8) minimum
- Pakaian N (kg) 122,6 (12,5) minimum
bawah
b. Kekuatan jahit Kpa 343,23 minimum
sambung rajut Kg/cm 2 3,5
c. Nilai pH 4,0 – 7.5
d. Sifat nyala api3) Kelas 1
Keterangan
1) Arah lusi (wale) dana arah pakan (course), Tanda “+” menunjuk kain

mulur, tanda “-“ menunjukkan kain mengkeret


2) Pakaian atas terdiri dari pakaian jadi atasan, terusan, dan luaran

(outer)
3) Berlaku untuk pakaian tidur

III. SYARAT KEBERTERIMAAN

Penentuan Keberterimaan Spesifikasi Teknis Pakaian Jadi, hasil uji harus


dievaluasi sesuai dengan ST Pakaian Jadi.
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TENTANG
PEMBERLAKUAN SPESIFIKASI TEKNIS
PAKAIAN JADI SECARA WAJIB

SKEMA SERTIFIKASI SPESIFIKASI TEKNISPAKAIAN JADI

A. RUANG LINGKUP.
Skema ini berlaku untuk sertifikasi awal, surveilen, dan sertifikasi
ulang/resertifikasi dalam rangka pemberlakuan Spesifikasi Teknis Pakaian
Jadi secara wajib.

B. ACUAN NORMATIF
1. Standar produk Pakaian Jadi yang diacu adalah sebagian parameter SNI
8101:2017 Pakaian Jadi.
2. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 45 Tahun
2022 Tentang Standardisasi Industri.

C. TATA CARA MEMPEROLEH SERTIFIKAT KESESUAIAN


Tata cara memperoleh Sertifikat Kesesuaian dilakukan berdasarkan sistem
sertifikasi tipe 1n atau tipe 4.
1. Penerbitan Sertifikat Kesesuaian berdasarkan sistem sertifikasi tipe 1n dilakukan sesuai tahapan sebagai berikut:
No KETENTUAN URAIAN
TAHAP I. SELEKSI
1. PERMOHONAN UNTUK PERUSAHAAN INDUSTRI UNTUK PRODUSEN DI LUAR NEGERI
1. Surat permohonan penerbitan Sertifikat 1. Surat permohonan penerbitan
Kesesuaian dari Perusahaan Industri Sertifikat Kesesuaian dari Perwakilan
disampaikan kepada LSPro yang telah Resmi disampaikan kepada LSPro
diakreditasi oleh KAN dan ditunjuk oleh yang telah diakreditasi oleh KAN dan
Menteri sesuai dengan lingkup ST ditunjuk oleh Menteri sesuai dengan
melalui SIINas. lingkup ST melalui SIINas.
Surat permohonan sesuai format, Surat permohonan sesuai format,
dicetak dan diunggah melalui SIINas; dicetak dan diunggah melalui SIINas;
2. Dokumen legal Perusahaan Industri 2. Dokumen legal yang diunggah melalui
yang diunggah melalui SIINas antara SIINas antara lain:
lain:
a. Dokumen Produsen di Luar Negeri
1) salinan akta pendirian 1) salinan akta pendirian
perusahaan dan perubahannya Produsen di Luar Negeri dan
atau NIB; perubahannya;

2) salinan perizinan berusaha 2) salinan perizinan berusaha


dengan lingkup kegiatan usaha, sesuai dengan ruang lingkup
dengan KBLI 14111, 14120, dan/ kegiatan usaha industri
atau 14301; Pakaian Jadi bertanda
elektronik berupa Quick
Response Code (QR Code) atau
surat keterangan dari otoritas
yang berwenang di negara
setempat;
- 29 -

No KETENTUAN URAIAN
3) salinan sertifikat merek Pakaian 3) salinan sertifikat merek
Jadi atau bukti pendaftaran Pakaian Jadi milik sendiri yang
merek (untuk pendaftaran baru diterbitkan oleh kementerian
atau perpanjangan) milik yang menyelenggarakan
sendiriyang diterbitkan oleh urusan pemerintahan di bidang
kementerian yang hukum dan hak asasi manusia;
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia;
Merek milik sendiri:
1) pemilik sertifikat merek sama dengan nama pemohon Sertifikat Kesesuaian
(Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri);
2) pemilik sertifikat merek tercantum dalam akta pendirian atau NIB perusahaan
(Perusahaan Industri) atau akta pendirian (Produsen di Luar Negeri);
3) pemilik sertifikat merek dan perusahaan (Perusahaan Industriatau Produsen
di Luar Negeri) pemohon penerbitanSertifikat Kesesuaian merupakan bagian
dari perusahaan multinasional; atau
4) merek yang diperoleh dari pengalihan dari pemilik asli kepada pemilik yang
baru (Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri).
Bukti pendaftaran merek dapat digunakan selambat- lambatnya 24 (dua puluh
empat) bulan terhitung sejak tanggal bukti pendaftaran.
• Dokumen sebagaimana dimaksud
pada huruf a angka 1) dan angka 2)
wajib diterjemahkan oleh
penerjemah tersumpah ke dalam
bahasa Indonesia; dan
• Dokumen sebagaimana dimaksud
pada huruf a angka 1) dan angka 2)
wajib dilegalisasi oleh pejabat
diplomatik di bidang
perindustrian/ekonomi atau
- 30 -

No KETENTUAN URAIAN
perwakilan konsuler Indonesia di
negara setempat.
b. dokumen legal persyaratan dari
Perwakilan Resmi, berupa
1) salinan akta pendirian
Perwakilan Resmi dan
perubahannya;
2) salinan perizinan berusaha
dengan KBLI 47711;
3) bukti pencatatan perjanjian
lisensi merek Pakaian Jadi dari
Produsen di Luar Negeri
pemilik merek kepada
Perwakilan Resmi yang
diterbitkan oleh kementerian
yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di
bidang hukum dan hak asasi
manusia; dan
4) akta notaris sebagai bukti
Perwakilan Resmi dari
Produsen di Luar Negeri.
c. Dokumen Importir yang ditunjuk
1) Salinan akta pendirian
perusahaan Importir dan
perubahannya;
- 31 -

No KETENTUAN URAIAN
2) salinan perizinan berusaha
dengan KBLI 46412, dan/ atau
46100;
3) Penunjukan atau bukti
perjanjian sebagai Importir dari
Perwakilan Resmi yang
disahkan oleh notaris.
3. Dokumen lainnya yang diunggah melalui 3. Dokumen lainnya yang diunggah
SIINas melalui SIINas
a. Surat pernyataan bermeterai dari a. Surat pernyataan bermeterai dari
Perusahaan Industri yang berisi Perwakilan Resmi yang berisi
jaminan untuk tidak akan jaminan untuk tidak akan
mengedarkan, memasarkan mengedarkan, memasarkan
dan/atau memindahtangankan dan/atau memindahtangankan
kepemilikan Pakaian Jadi sebelum kepemilikan Pakaian Jadi sebelum
memperoleh Sertifikat Kesesuaian memperoleh Sertifikat Kesesuaian
dan SPPT Kesesuaian, yang dicetak dan SPPT Kesesuaian, yang dicetak
dan diunggah melalui SIINas; dan diunggah melalui SIINas;
b. Daftar lot/batch produksi Pakaian b. Daftar lot/batch produk Pakaian
Jadi sesuai dengan format Jadi sesuai dengan format
sebagaimana dimaksud dalam “huruf sebagaimana dimaksud dalam
G. Daftar Jenis Produk yang Akan “huruf G. Daftar Jenis Produk yang
Disertifikasi, tabel 1” dalam Akan Disertifikasi, tabel 2” dalam
Lampiran III Skema Sertifikasi Lampiran III Skema Sertifikasi ST
STPakaian Jadi ini. Pakaian Jadi ini, yang akan di
impor setiap pengapalan atau
shipment (Proforma Packing List);
- 32 -

No KETENTUAN URAIAN
c. Ilustrasi pembubuhan tanda c. Ilustrasi pembubuhan tanda
Kesesuaian; Kesesuaian;
d. Bukti penguasaan gudang oleh
Perwakilan Resmi dan tanda daftar
gudang;
d. Daftar produk Pakaian Jadi yang e. Daftar produk Pakaian Jadi yang
akan disertifikasi tipe 1n, mencakup: akan disertifikasi tipe 1n,
mencakup:
1) Merek;
2) Jenis kain (tenun atau rajut);
3) Jenis Pakaian Jadi (atasan, bawahan, terusan, atau luaran (outer));
4) Jenis serat (alam, buatan, dan campuran);
5) Gambar/foto produk/desain produk;
6) HS Code (untuk produk impor); dan
7) Jumlah produk.
4. Dalam hal terdapat Kerja Sama Merek, 4. Dalam hal terdapat Kerja Sama Merek,
maka Perusahaan Industri penerima maka Produsen di Luar Negeri
Kerja Sama Merek wajib melengkapi dan penerima Kerja Sama Merek melalui
mengunggah dokumen antara lain: Perwakilan Resmi wajib melengkapi
dan mengunggah dokumen antara
lain:
a. Dokumen legal pemberi Kerja Sama Merek
1) Pemberi Kerja Sama Merek merupakan Perusahaan Industri sejenis.
- 33 -

No KETENTUAN URAIAN
a) Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek harus memiliki akun
SIINas;
b) Salinan akta pendirian perusahaan dan/atau perubahaannya dan/atau
Nomor Induk Berusaha (NIB) dengan bidang usaha Industri Pakaian Jadi
(KBLI 14111, 14120, dan/atau 14301) milik Perusahaan Industri pemberi
Kerja Sama Merek;
c) salinan perizinan berusaha milik Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama
Merek; dan
d) Sertifikat Kesesuaian milik pemberi Kerja Sama Merek dengan merek yang
akan dikerjasamakan tercantum dalam Sertifikat Kesesuaian tersebut.
2) Pemberi Kerja Sama Merek merupakan Produsen di Luar Negeri sejenis
a) Perwakilan Resmi dari Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek
harus memiliki akun SIINas;
b) salinan akta pendirian perusahaan dan/atau perubahannya milik
Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek;
c) salinan perizinan berusaha milik Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja
Sama Merek bertanda elektronik berupa Quick Response Code (QR Code;
d) salinan akta pendirian perusahaan dan/atau perubahannya milik
Perwakilan Resmi dari Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek;
dan
e) Sertifikat Kesesuaian milik pemberi Kerja Sama Merek dengan merek yang
akan dikerjasamakan tercantum dalam Sertifikat Kesesuaian tersebut.
• Dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf a angka 2) wajib
diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah ke dalam bahasa Indonesia; dan
- 34 -

No KETENTUAN URAIAN
• Dokumen sebagaimana dimaksud pada angka angka 4 huruf a angka 2) wajib
dilegalisasi oleh pejabat diplomatik di bidang perindustrian/ekonomi atau
perwakilan konsuler Indonesia di negara setempat.
b. Dokumen lainnya terkait Kerja Sama Merek
1) perjanjian lisensi merek Pakaian 1) perjanjian lisensi merek Pakaian
Jadi dari Perusahaan Industri Jadi dari Perusahaan Industri
sejenis (sebagaimana dimaksud sejenis (sebagaimana dimaksud
pada angka 4 huruf a angka1)) pada angka 4 huruf a angka 1))
atau Produsen di Luar Negeri atau Produsen di Luar Negeri
sejenis (sebagaimana dimaksud sejenis (sebagaimana dimaksud
pada angka 4 huruf a angka 2)) pada angka 4 huruf a angka 2))
pemberi Kerja Sama Merek pemberi Kerja Sama Merek
kepada Perusahaan Industri kepada Produsen di Luar Negeri
Pakaian Jadi penerima Kerja sebagai penerima Kerja Sama
Sama Merek yang dicatatkan di Merek yang dicatatkan di
kementerian yang kementerian yang
menyelenggarakan urusan menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia; dan hak asasi manusia;
2) bukti pencatatan perjanjian 2) bukti pencatatan perjanjian
lisensi merek Pakaian Jadi dari lisensi merek Pakaian Jadi dari
Perusahaan Industri sejenis Perusahaan Industri sejenis
(sebagaimana dimaksud pada (sebagaimana dimaksud pada
angka 4 huruf a angka 1)) atau angka 4 huruf a angka 1)) atau
Produsen di Luar Negeri sejenis Produsen di Luar Negeri sejenis
(sebagaimana dimaksud pada (sebagaimana dimaksud pada
angka 4 huruf a angka 2)) angka 4 huruf a angka 2))
pemberi Kerja Sama Merek pemberi Kerja Sama Merek
kepada Perusahaan Industri kepada Produsen di Luar Negeri
- 35 -

No KETENTUAN URAIAN
penerima Kerja Sama Merek yang sebagai penerima Kerja Sama
diterbitkan oleh kementerian Merek yang diterbitkan oleh
yang menyelenggarakan urusan kementerian yang
pemerintahan di bidang hukum menyelenggarakan urusan
dan hak asasi manusia; pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia;
3) surat pernyataan dari pemberi 3) surat pernyataan dari pemberi
Kerja Sama Merek (Perusahaan Kerja Sama Merek (Perusahaan
Industri atau Perwakilan Resmi Industriatau Perwakilan Resmi
dari Produsen di Luar Negeri)yang dari Produsen di Luar Negeri)yang
berisi jaminan untuk tidak berisi jaminan untuk tidak
mengedarkan Pakaian Jadi mengedarkan Pakaian Jadi
sebelum memperoleh Sertifikat sebelum memperoleh Sertifikat
Kesesuaian dan SPPT Kesesuaian dan SPPT
Kesesuaian, yang dicetak melalui Kesesuaian, yang dicetak melalui
SIINas; dan SIINas; dan
4) Sertifikat Kesesuaian milik 4) Sertifikat Kesesuaian milik
Perusahaan Industri sebagai Produsen di Luar Negeri sebagai
penerima Kerja Sama Merek. penerima Kerja Sama Merek.
c. Dokumen legal pemberi Maklun.
1) Pemberi Maklun merupakan Pelaku Usaha di dalam negeri
a) Pelaku Usaha pemberi Maklun harus memiliki akun SIINas.
b) Nomor Induk Berusaha (NIB) milik Pelaku Usaha pemberi Maklun; dan
c) salinan akta pendirian perusahaan dan perubahaannya milik Pelaku
Usaha pemberi Maklun.
2) Pemberi Maklun merupakan pelaku usaha di luar negeri
- 36 -

No KETENTUAN URAIAN
a) Perwakilan Perusahaan dari pelaku usaha pemberi Maklun harus memiliki
akun SIINas.
b) salinan perizinan berusaha milik pelaku usaha pemberi Maklun;
c) salinan perizinan berusaha milik Perwakilan Perusahaan pemegang lisensi
dari pelaku usaha pemberi Maklun; dan
d) salinan akta pendirian perusahaan dan perubahannya milik Perwakilan
Perusahaan pemegang lisensi dari pelaku usaha pemberi Maklun
• Dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2) huruf a) wajib diterjemahkan
oleh penerjemah tersumpah ke dalam bahasa Indonesia; dan
• Dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2) huruf a) wajib dilegalisasi
oleh pejabat diplomatik di bidang perindustrian/ekonomi atau perwakilan
konsuler Indonesia di negara setempat.
d. Dokumen lainnya terkait Maklun
1) salinan sertifikat merek Pakaian i. salinan sertifikat merek Pakaian
Jadi milik pemberi Maklun Jadi milik pemberi Maklun
(Pelaku Usaha sebagaimana (Pelaku Usaha sebagaimana
dimaksud pada angka 4 huruf c dimaksud pada angka 4 huruf c
angka 1) atau pelaku usaha angka 1) atau pelaku usaha
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada
angka 4 huruf c angka 2)) yang angka 4 huruf c angka 2)) yang
diterbitkan oleh kementerian diterbitkan oleh kementerian yang
yang menyelenggarakan urusan menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia; dan hak asasi manusia;
2) perjanjian lisensi merek Pakaian 2) perjanjian lisensi merek Pakaian
Jadi dari pemberi Maklun (Pelaku Jadi dari pemberi Maklun (Pelaku
Usaha sebagaimana dimaksud Usaha sebagaimana dimaksud
- 37 -

No KETENTUAN URAIAN
pada angka 4 huruf c angka 1) pada angka 4 huruf c angka 1)
atau pelaku usaha sebagaimana atau pelaku usaha sebagaimana
dimaksud padaangka 4 huruf c dimaksud pada angka 4 huruf c
angka 2)) kepada Perusahaan angka 2)) kepada Produsen di
Industri sebagai penerima Luar Negeri sebagai penerima
Maklun yang dicatatkan di Maklun yang dicatatkan di
kementerian yang kementerian yang
menyelenggarakan urusan menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia; dan hak asasi manusia
3) bukti pencatatanperjanjian 3) bukti pencatatan perjanjian
lisensi merek Pakaian Jadi dari lisensi merek Pakaian Jadi (dari
pemberi Maklun (Pelaku Usaha pemberi Maklun (Pelaku Usaha
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada
angka 4 huruf c angka 1) atau angka 4 huruf c angka 1) atau
pelaku usaha sebagaimana pelaku usaha sebagaimana
dimaksud pada angka 4 huruf c dimaksud pada angka 4 huruf c
angka 2)) kepada Perusahaan angka 2)) kepada Produsen di
Industri penerima Maklun yang Luar Negeri penerima Maklun
diterbitkan oleh kementerian yang diterbitkan oleh kementerian
yang menyelenggarakan urusan yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia; dan dan hak asasi manusia; dan
4) surat pernyataan dari pemberi 4) surat pernyataan dari pemberi
Maklun (Pelaku Usaha Maklun (Pelaku Usaha
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada
angka 4 huruf c angka 1) atau angka 4 huruf c angka 1) atau
Perwakilan Perusahaan Perwakilan Perusahaan
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada
angka 4 huruf c angka 2) huruf angka 4 huruf c angka 2) huruf b))
- 38 -

No KETENTUAN URAIAN
b)) yang berisi jaminan untuk yang berisi jaminan untuk tidak
tidak mengedarkan Pakaian Jadi mengedarkan Pakaian Jadi
sebelum memperoleh Sertifikat sebelum memperoleh Sertifikat
Kesesuaian dan SPPT Kesesuaian dan SPPT Kesesuaian,
Kesesuaian, yang dicetak melalui yang dicetak melalui SIINas;
SIINas;
5) Sertifikat Kesesuaian milik 5) Sertifikat Kesesuaian milik
Perusahaan Industri sebagai Produsen di Luar Negeri sebagai
penerima Maklun. penerima Maklun.
5. Kepala Badan melakukan verifikasi atas permohonan penerbitan Sertifikat
Kesesuaian yang diajukan secara elektronik.
6. Permohonan yang dinyatakan lengkap dan benar berdasarkan hasil verifikasi, akan
disampaikan secara elektronik kepada LSPro yang telah terakreditasi oleh KAN dan
ditunjuk oleh Menteri untuk ditindaklanjuti.
7. Dalam hal permohonan yang dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak benar
berdasarkan hasil verifikasi, Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri
melalui Perwakilan Resmi diminta untuk melakukan klarifikasi dan/atau melengkapi
dokumen.
8. Apabila pemohon tidak menindaklajuti hasil verifikasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan maka permohonan dinyatakan batal.

2. TINJAUAN PERMOHONAN 1. Dilakukan jika dokumen permohonan pada tahap seleksi telah lengkap dan benar
sesuai persyaratan;
2. Dilakukan tinjauan terhadap persyaratan administrasi pemohon, jika sudah
lengkap maka proses sertifikasi dapat diterima;
3. Penugasan PPC oleh LSPro.
- 39 -

No KETENTUAN URAIAN
3. PETUGAS PENGAMBIL 1. Memiliki kompetensi yang sesuai/sejenis;
CONTOH 2. Merupakan Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia;
3. Lancar berbahasa Indonesia;
4. Memahami ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Telah diregistrasi oleh Menteri melalui SIINas; dan
6. Terdaftar di 1 (satu) LSPro (berada dalam 1 (satu) kementerian/lembaga) serta
mendapatkan penugasan dari LSPro dimaksud.

5. LABORATORIUM UJI YANG 1. Laboratorium Uji yang digunakan adalah Laboratorium Uji yang diakreditasi oleh
DIGUNAKAN. KAN dan ditunjuk oleh Menteri dengan ruang lingkup mencakup parameter yang
tercantum dalam ST Pakaian Jadi;
2. Petugas Penguji merupakan:
a. Petugas yang memiliki kompetensi pada bidangnya;
b. Merupakan Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia;
c. Lancar berbahasa Indonesia;
d. Memahami ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Terdaftar di Laboratorium Uji serta mendapatkan penugasan dari Laboratorium
Uji;
3. Laboratorium Uji di luar negeri dengan ruang lingkup STPakaian Jadi yang telah
diakreditasi oleh lembaga akreditasi di negara yang mempunyai perjanjian saling
pengakuan (Mutual Recognition Arrangement/MRA) dan perjanjian bilateral atau
multilateral di bidang regulasi teknis dengan Indonesia, serta ditunjuk oleh Menteri.

TAHAP II. DETERMINASI


1. Memastikan pemenuhan persyaratan fasilitas proses produksi dan/atau meliputi
peralatan produksi minimal.
- 40 -

7. PENGAMBILAN CONTOH 1. PPC menyiapkan rencana pengambilan contoh (sampling plan) yang disetujui oleh
ketua tim auditor.
2. Contoh uji dilengkapi dengan Berita Acara Pengambilan Contoh (BAPC) dan Label
Contoh. Contoh diambil secara acak di aliran produksi dan/atau di gudang
produksi.
3. Contoh diklasifikasikan dalam satu kelompok apabila memiliki kesamaan:
a) Merek;
b) Jenis kain: tenun atau rajut;
c) Jenis serat: alam, buatan, dan campuran; dan
d) Jenis pakaian jadi: atasan, bawahan, terusan, luaran (outer).
Contoh kasus:
Perusahaan A memiliki 1 (satu) merek CLOTH, saat diambil contoh oleh PPC
memproduksi pakaian jadi atasan dan bawahan yang terbuat dari kain tenun dan
kain rajut, dengan jenis serat katun 100%, maka contoh yang diambil adalah
sebanyak 4 (empat) kelompok yaitu:
- Merek CLOTH, kain tenun, serat alam, pakaian jadi atasan;
- Merek CLOTH, kain tenun, serat alam, pakaian jadi bawahan;
- Merek CLOTH, kain rajut, serat alam, pakaian jadi atasan;
- Merek CLOTH, kain rajut, serat alam, pakaian jadi bawahan.

4. Contoh uji diambil secara acak dari satu kelompok dengan jumlah contoh
berdasarkan ukuran pakaian terbesar yang produksi sebagai berikut:
a) Untuk panjang badan/celana/rok ≤ 66 cm diambil 12 buah ( 6 buah untuk
lab uji dan 6 buah untuk arsip)
b) Untuk panjang badan/celana/rok > 66 cm diambil 6 buah (3 untuk lab uji
dan 3 untuk arsip)
c) Untuk pakaian terusan yang panjangnya ³ 90 cm diambil 4 buah (2 buah
untuk lab uji dan 2 buah untuk arsip)
- 41 -

5. Untuk pakaian tidur perlu tambahan pengambilan contoh uji dengan jumlah
masing-masing (untuk uji sifat nyala api) sebagai berikut:
a) Pakaian tidur 1 (satu) set (atasan dan bawahan) ditambah 2 buah (1 buah
untuk lab uji dan 1 buah untuk arsip)
b) Pakaian tidur dengan panjang >70 cm ditambah 2 buah (1 buah untuk lab
uji dan 1 buah untuk arsip)
c) Pakaian tidur dengan panjang ≤ 70 cm ditambah 4 buah (2 lab uji dan 2
untuk arsip)
6. Contoh uji diberikan identitas yang jelas tentang barang yang diambil contohnya,
tanggal pengambilan contoh, produsen, dan petugas pengambil contoh, kemudian
ditandanganai oleh kedua pihak serta dicap produsen, contoh dikemas dan diberi
label.
7. Contoh uji dikirimkan ke laboratorium uji oleh produsen

8. CARA PENGUJIAN Cara pengujian dilakukan sesuai ketentuan dalam SNI 8101:2017 Pakaian Jadi.

9. LAPORAN HASIL UJI Mencantumkan hasil uji dan syarat mutu sesuai dengan ketentuan ST Pakaian Jadi.

TAHAP III. TINJAUAN DAN KEPUTUSAN


1. TINJAUAN TERHADAP LAPORAN 1. Pengkaji (Reviewer) yang melakukan tinjauan terhadap Laporan Hasil Uji memiliki
HASIL UJI kompetensi terkait produk Pakaian Jadi;
2. Pengkaji (Reviewer) melakukan tinjauan laporan audit dan laporan hasil uji;
3. Tinjauan yang dihasilkan menjadi bahan untuk menetapkan rekomendasi
keputusan Sertifikat Kesesuaian;
Catatan:
- 42 -

1) Jika hasil uji yang diterbitkan oleh Laboratorium Uji dan berdasarkan
evaluasi LSPro ditemukan ketidaksesuaian, LSPro menerbitkan laporan
ketidaksesuaian kepada Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri;
2) Berdasarkan ketidaksesuaian tersebut, maka dilakukan pengambilan contoh
ulang setelah Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri melakukan
tindakan perbaikan.
3) Segala interaksi antara Laboratorium Uji dan Perusahaan Industri atau
Produsen di Luar Negeri terkait pengujian dan perbaikannya harus melalui
LSPro.

2. KEPUTUSAN SERTIFIKASI Dilakukan sesuai prosedur LSPro, dengan keputusan:


a. Penerbitan Sertifikat Kesesuaian; atau
b. Penolakan penerbitan Sertifikat Kesesuaian (pernyataan gagal memenuhi
persyaratan ST Pakaian Jadi).

TAHAP IV. LISENSI


1. PENERBITAN SERTIFIKAT 1. Sebelum LSPro menerbitkan Sertifikat Kesesuaian, LSPro dan Laboratorium Uji
KESESUAIAN PAKAIAN JADI wajib menyampaikan laporan tahapan proses penerbitan Sertifikat Kesesuaian
kepada Kepala Badan secara elektronik melalui SIINas;
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 sekurang kurangnya:
a. Untuk LSPro:
1) tanggal pelaksanaan kaji ulang dokumen;
2) tanggal pelaksanaan pengambilan contoh;
3) nama petugas pengambil contoh;
4) jenis produk dan merek;
- 43 -

5) Laboratorium Uji yang digunakan;


6) nomor dan tanggal laporan hasil uji;
7) tanggal pelaksanaan tinjauan dan keputusan;
8) konsep Sertifikat Kesesuaian yang akan diterbitkan beserta lampirannya;
dan
b. Untuk Laboratorium Uji:
1) judul ST Pakaian Jadi;
2) tanggal penerimaan contoh uji;
3) tanggal pelaksanaan pengujian;
4) nomor dan tanggal laporan hasil uji;
5) laporan hasil uji; dan
6) nama LSPro pengguna.
3. Kepala Badan melakukan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh LSPro
dan Laboratorium Uji;
4. Dalam hal hasil evaluasi Kepala Badan sebagaimana dimaksud pada angka 3
menyatakan proses penerbitan Sertifikat Kesesuaian:
a. belum memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan terkait pemberlakuan standardisasi industri ST Pakaian Jadi secara
wajib; dan/atau
b. proses penerbitan Sertifikat Kesesuaian belum memenuhi persyaratan ST
Pakaian Jadi:
Kepala Badan akan menyampaikan notifikasi kepada LSPro atau Laboratorium Uji
untuk dapat dilakukan tindakan perbaikan.
- 44 -

5. Notifikasi disampaikan secara elektronik melalui SIINas;


6. Dalam hal hasil evaluasi Kepala Badan sebagaimana dimaksud pada angka 3
menyatakan proses penerbitan Sertifikat Kesesuaian telah memenuhi persyaratan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan terkait pemberlakuan ST
Pakaian Jadi secara wajib dan persyaratan ST Pakaian Jadi, Kepala Badan
menerbitkan Quick Response Code (QR Code) sebagai bukti validasi.
7. Quick Response Code (QR Code) sebagaimana dimaksud pada angka 6
disampaikan secara elektronik melalui SIINas dan wajib dibubuhkan pada
Sertifikat Kesesuaian.
8. SPPT Kesesuaian diterbitkan untuk jumlah tertentu berdasarkan Sertifikat
Kesesuaian yang telah diterbitkan dengan mempertimbangkan jumlah lot/batch.

9. Dalam Sertifikat Kesesuaian, wajib dicantumkan informasi paling sedikit:


a. nama dan alamat Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri;
b. alamat pabrik;
c. nama dan alamat Perwakilan Resmi bagi produk impor;
d. alamat gudang bagi produk impor;
e. nama dan alamat importir, untuk permohonan penerbitan Sertifikat
Kesesuaian yang dilakukan oleh Produsen di Luar Negeri melalui Perwakilan
Resmi;
f. Dalam hal terdapat Kerja Sama Merek, maka Sertifikat Kesesuaian dilengkapi
dengan informasi:
1) nama dan alamat Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri
pemberi Kerja Sama Merek; atau
2) nama dan alamat Perwakilan Resmi pemegang lisensi dari Produsen di Luar
Negeri pemberi Kerja Sama Merek
- 45 -

g. Dalam hal terdapat Maklun, maka Sertifikat Kesesuaian dilengkapi dengan


informasi:
1) nama dan alamat Pelaku Usaha pemberi Maklun; atau
2) nama dan alamat Perwakilan Perusahaan pemegang lisensi dari pelaku
usaha pemberi Maklun (pelaku usaha pemberi Maklun berada di luar
negeri).
h. Merek;
i. Jenis Pakaian Jadi; dan
j. tanggal terbit Sertifikat Kesesuaian.
10. 1 (satu) Sertifikat Kesesuaian hanya diterbitkan untuk 1 (satu) lokasi pabrik.
11. Dalam 1 (satu) Sertifikat Kesesuaian yang diterbitkan hanya diperkenankan
mencantumkan 1 (satu) Perwakilan Resmi.
12. Dalam hal terdapat Kerja Sama Merek atau Maklun, Sertifikat Kesesuaian
diberikan kepada Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri sebagai
penerima Kerja Sama Merek atau Maklun dan hanya berlaku untuk 1 (satu) merek.
13. Produsen di Luar Negeri hanya dapat menunjuk 1 (satu) Perwakilan Resmi;
14. Perwakilan Resmi sebagaimana dimaksud pada angka 13 hanya dapat mewakili 1
(satu) Produsen di Luar Negeri;
15. Perwakilan Resmi dapat mewakili lebih dari satu Produsen di Luar Negeri dengan
ketentuan Produsen di Luar Negeri yang diwakili merupakan induk perusahaan
(parent company) atau anak perusahaan;

2. PENERBITAN SURAT 1. Pengajuan permohonan penerbitan SPPT Kesesuaian disampaikan kepada Kepala
PERSETUJUAN PENGGUNAAN Badan secara elektronik melalui SIINas dilakukan oleh:
TANDA (SPPT) KESESUAIAN
- 46 -

a. Perusahaan Industri yang telah memiliki Sertifikat Kesesuaian untuk


mereknya sendiri;
b. Produsen di Luar Negeri melalui Perwakilan Resmi yang telah memiliki
Sertifikat Kesesuaian untuk mereknya sendiri;
c. Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek yang telah memenuhi
ketentuan ST Pakaian Jadi (dalam hal terdapat Kerja Sama Merek); atau
d. Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek melalui Perwakilan Resmi
dan telah memenuhi ketentuan ST Pakaian Jadi (dalam hal terdapat Kerja
Sama Merek).
2. Dalam mengajukan permohonan 2. Dalam mengajukan permohonan
penerbitan SPPT Kesesuaian, penerbitan SPPT Kesesuaian,
Perusahaan Industri wajib Perwakilan Resmi wajib
menyampaikan informasi: menyampaikan informasi
a. kapasitas produksi; a. kapasitas produksi;
b. tingkat utilisasi produksi untuk 1 b. tingkat utilitas produksi untuk 1
(satu) tahun takwim; (satu) tahun takwim;
c. rencana produksi untuk 1 (satu) c. rencana jumlah impor untuk 1
tahun takwim; dan (satu) tahun takwim; dan
d. realisasi produksi yang sudah d. realisasi importasi yang sudah
dilakukan. dilakukan.
Catatan:
Dokumen realisasi produksi dan realisasi importasi dikecualikan bagi
Perusahaan Industri atau Perwakilan Resmi yang baru mengajukan
permohonan SPPT Kesesuaian.
3. Dalam mengajukan permohonan penerbitan SPPT Kesesuaian, Perusahaan
Industri pemberi Kerja Sama Merek; atau Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja
Sama Merek melalui Perwakilan Resmi; wajib menyampaikan informasi:
- 47 -

a. penerima Kerja Sama Merek a. penerima Kerja Sama Merek


merupakan Perusahaan Industri; merupakan Produsen di Luar
Negeri;
i. jumlah produk yang i. jumlah produk yang disertifikasi
disertifikasi (sesuai order (sesuai order dalam Kerja Sama
dalam Kerja Sama Merek); dan Merek); dan
ii. realisasi produksi yang sudah ii. realisasi impor yang sudah
dilakukan (dikecualikan bagi dilakukan (dikecualikan bagi
pemilik merek yang belum pemilik merek yang belum
pernah memiliki SPPT pernah memiliki SPPT
Kesesuaian/pengajuan SPPT Kesesuaian/pengajuan SPPT
Kesesuaian Pakaian Jadi Kesesuaian Pakaian Jadi
pertama kali) pertama kali).
Catatan:
Dokumen realisasi produksi dan realisasi importasi dikecualikan bagi
Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek atau Perwakilan Resmi
pemberi Kerja Sama Merek yang baru mengajukan permohonan SPPT
Kesesuaian.
4. Kepala Badan melakukan evaluasi atas Permohonan SPPT Kesesuaian.
5. Dalam hal hasil verifikasi menyatakan permohonan tidak lengkap dan/atau tidak
benar, permohonan akan dikembalikan kepada kepada:
a. Perusahaan Industri;
b. Perwakilan Resmi; atau
c. Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek; atau Produsen di Luar Negeri
pemberi Kerja Sama Merek melalui Perwakilan Resmi;
yang mengajukan SPPT Kesesuaian untuk memberikan klarifikasi.
- 48 -

6. Dalam hal:
a. Perusahaan Industri;
b. Perwakilan Resmi; atau
c. Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek atau Maklun; atau Produsen
di Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek atau Maklun melalui Perwakilan
Resmi;
tidak dapat memberikan klarifikasi dan/atau tidak dapat melakukan perbaikan
atas ketidaksesuaian permohonan, permohonan persetujuan penggunaan tanda
Kesesuaian dinyatakan ditolak.
7. Dalam hal hasil verifikasi menyatakan permohonan lengkap dan benar, Kepala
Badan menerbitkan SPPT Kesesuaiandisertai tanda elektronik berupa Quick
Respond Code (QR Code).
8. Contoh bentuk tanda Kesesuaian dan tanda elektronik tercantum dalam
Lampiran III huruf D.
- 49 -

2. Penerbitan Sertifikat Kesesuaian berdasarkan sistem sertifikasi tipe 4 dilakukan sesuai tahapan sebagai berikut:
No KETENTUAN URAIAN
TAHAP I. SELEKSI
1. PERMOHONAN UNTUK PERUSAHAAN INDUSTRI UNTUK PRODUSEN DI LUAR NEGERI
1. Surat permohonan penerbitan Sertifikat 1. Surat permohonan penerbitan
Kesesuaian dari Perusahaan Industri Sertifikat Kesesuaian dari Perwakilan
disampaikan kepada LSPro yang telah Resmi disampaikan kepada LSPro
diakreditasi oleh KAN dan ditunjuk oleh yang telah diakreditasi oleh KAN dan
Menteri sesuai dengan lingkup ST ditunjuk oleh Menteri sesuai dengan
melalui SIINas. lingkup ST melalui SIINas.
Surat permohonan sesuai format, Surat permohonan sesuai format,
dicetak dan diunggah melalui SIINas; dicetak dan diunggah melalui SIINas;
2. Dokumen legal Perusahaan Industri 2. Dokumen legal yang diunggah melalui
yang diunggah melalui SIINas antara SIINas antara lain:
lain:
a. Dokumen Produsen di Luar Negeri
1) salinanakta pendirian 1) salinan akta pendirian
perusahaan dan perubahannya Produsen di Luar Negeri dan
atau NIB; perubahannya;

2) salinan perizinan berusaha 2) salinan perizinan berusaha


dengan lingkup kegiatan usaha sesuai dengan ruang lingkup
dengan KBLI 14111, 14120, kegiatan usaha industri
dan/atau 14301; Pakaian Jadi atau surat
keterangan dari otoritas yang
berwenang di negara setempat;
- 50 -

No KETENTUAN URAIAN
3) salinan sertifikat merek Pakaian 3) salinan sertifikat merek
Jadi atau bukti pendaftaran Pakaian Jadi milik sendiri yang
merek (untuk pendaftaran baru diterbitkan oleh Direktorat
atau perpanjangan) milik Jenderal Kekayaan Intelektual,
sendiriyang diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan Hak
Direktorat Jenderal Kekayaan Asasi Manusia;
Intelektual, Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia;
Merek milik sendiri:
1) pemilik sertifikat merek sama dengan nama pemohon Sertifikat Kesesuaian
(Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri);
2) pemilik sertifikat merek tercantum dalam akta pendirian atau NIB perusahaan
(Perusahaan Industri) atau akta pendirian (Produsen di Luar Negeri);
3) pemilik sertifikat merek dan perusahaan (Perusahaan Industriatau Produsen
di Luar Negeri) pemohon penerbitanSertifikat Kesesuaian merupakan bagian
dari perusahaan multinasional; atau
4) merek yang diperoleh dari pengalihan dari pemilik asli kepada pemilik yang
baru (Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri).
Bukti pendaftaran merek dapat digunakan maksimal 24 bulan terhitung sejak
tanggal bukti pendaftaran.
• Dokumen sebagaimana dimaksud
pada huruf a angka 1) dan angka 2)
wajib diterjemahkan oleh
penerjemah tersumpah ke dalam
bahasa Indonesia; dan
• Dokumen sebagaimana dimaksud
pada huruf a angka 1) dan angka 2)
wajib dilegalisasi oleh pejabat
diplomatik di bidang
perindustrian/ekonomi atau
- 51 -

No KETENTUAN URAIAN
perwakilan konsuler Indonesia di
negara setempat.
b. dokumen legal persyaratan dari
Perwakilan Resmi, berupa
1) salinan akta pendirian
Perwakilan Resmi dan
perubahannya;
2) salinan perizinan berusaha
dengan KBLI 47711;
3) bukti pencatatan perjanjian
lisensi merek Pakaian Jadi dari
Produsen di Luar Negeri
pemilik merek kepada
Perwakilan Resmi yang
diterbitkan oleh kementerian
yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di
bidang hukum dan hak asasi
manusia; dan
4) akta notaris sebagai bukti
Perwakilan Resmi dari
Produsen di Luar Negeri.
c. Dokumen Importir yang ditunjuk
1) Salinan akta pendirian
perusahaan Importir dan
perubahannya;
- 52 -

No KETENTUAN URAIAN
2) salinan perizinan berusaha
dengan KBLI 46412, dan/ atau
46100;
3) Penunjukan atau bukti
perjanjian sebagai Importir dari
Perwakilan Resmi yang
disahkan oleh notaris.
3. Dokumen lainnya yang diunggah melalui 3. Dokumen lainnya yang diunggah
SIINas melalui SIINas
a. Surat pernyataan bermeterai dari a. Surat pernyataan bermeterai dari
Perusahaan Industri yang berisi Perwakilan Resmi yang berisi
jaminan untuk tidak akan jaminan untuk tidak akan
mengedarkan, memasarkan mengedarkan, memasarkan
dan/atau memindahtangankan dan/atau memindahtangankan
kepemilikan Pakaian Jadi sebelum kepemilikan Pakaian Jadi sebelum
memperoleh Sertifikat Kesesuaian memperoleh Sertifikat Kesesuaian
dan SPPT Kesesuaian, yang dicetak dan SPPT Kesesuaian, yang dicetak
dan diunggah melalui SIINas; dan diunggah melalui SIINas;
b. diagram alir proses produksi; b. diagram alir proses produksi yang
telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia;
c. Daftar produksi Pakaian Jadi yang c. Daftar produksi Pakaian Jadi yang
akan disertifikasi tipe 4, mencakup: akan disertifikasi tipe 4, mencakup:
1) Merek;
2) Jenis Pakaian Jadi;
3) Gambar/foto produk/desain kemasan; dan
- 53 -

No KETENTUAN URAIAN
4) HS Code (untuk produk impor).
d. Daftar peralatan utama produksi; d. Daftar peralatan utama produksi;
e. Daftar pengendalian mutu produk e. Daftar pengendalian mutu produk
dari mulai bahan baku sampai dari mulai bahan baku sampai
produk akhir; produk akhir;
f. Ilustrasi pembubuhan Tanda f. Ilustrasi pembubuhan Tanda
Kesesuaian; Kesesuaian;
g. Bukti penguasaan gudang oleh
Perwakilan Resmi dan tanda daftar
gudang;
4. Dalam hal terdapat Kerja Sama Merek, 4. Dalam hal terdapat Kerja Sama Merek,
maka Perusahaan Industri penerima maka Produsen di Luar Negeri
Kerja Sama Merek wajib melengkapi dan penerima Kerja Sama Merek melalui
mengunggah dokumen antara lain: Perwakilan Resmi wajib melengkapi
dan mengunggah dokumen antara
lain:
a. Dokumen legal pemberi Kerja Sama Merek
1) Pemberi Kerja Sama Merek merupakan Perusahaan Industri sejenis.
a) Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek harus memiliki akun
SIINas;
b) Salinan akta pendirian perusahaan dan/atau perubahaannya dan/atau
Nomor Induk Berusaha (NIB) dengan bidang usaha Industri Pakaian Jadi
(KBLI 14111, 14120, dan/atau 14301) milik Perusahaan Industri pemberi
Kerja Sama Merek;
- 54 -

No KETENTUAN URAIAN
c) salinan akta pendirian perusahaan dan/atau perubahaannya milik
Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek; dan
d) Sertifikat Kesesuaian milik pemberi Kerja Sama Merek dengan merek yang
akan dikerjasamakan tercantum dalam Sertifikat Kesesuaian tersebut.
2) Pemberi Kerja Sama Merek merupakan Produsen di Luar Negeri sejenis
a) Perwakilan Resmi dari Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek
harus memiliki akun SIINas;
b) salinan akta pendirian perusahaan dan/atau perubahannya milik
Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek;
c) salinan perizinan berusaha milik Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja
Sama Merek;
d) salinan akta pendirian perusahaan dan/atau perubahaanya milik
Perwakilan Resmi dari Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek;
dan
e) Sertifikat Kesesuaian milik pemberi Kerja Sama Merek dengan merek yang
akan dikerjasamakan tercantum dalam Sertifikat Kesesuaian tersebut.
• Dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf a angka 2) wajib
diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah ke dalam bahasa Indonesia; dan
• Dokumen sebagaimana dimaksud pada angka angka 4 huruf a angka 2) wajib
dilegalisasi oleh pejabat diplomatik di bidang perindustrian/ekonomi atau
perwakilan konsuler Indonesia di negara setempat.
b. Dokumen lainnya terkait Kerja Sama Merek
1) perjanjian lisensi merek Pakaian 5) perjanjian lisensi merek Pakaian
Jadi dari Perusahaan Industri Jadi dari Perusahaan Industri
sejenis (sebagaimana dimaksud sejenis (sebagaimana dimaksud
- 55 -

No KETENTUAN URAIAN
pada angka 4 huruf a angka1)) pada angka 4 huruf a angka 1))
atau Produsen di Luar Negeri atau Produsen di Luar Negeri
sejenis (sebagaimana dimaksud sejenis (sebagaimana dimaksud
pada angka 4 huruf a angka 2)) pada angka 4 huruf a angka 2))
pemberi Kerja Sama Merek pemberi Kerja Sama Merek
kepada Perusahaan Industri kepada Produsen di Luar Negeri
Pakaian Jadi penerima Kerja sebagai penerima Kerja Sama
Sama Merek yang dicatatkan di Merek yang dicatatkan di
kementerian yang kementerian yang
menyelenggarakan urusan menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia; dan hak asasi manusia;
2) bukti pencatatan perjanjian 6) bukti pencatatan perjanjian
lisensi merek Pakaian Jadi dari lisensi merek Pakaian Jadi dari
Perusahaan Industri sejenis Perusahaan Industri sejenis
(sebagaimana dimaksud pada (sebagaimana dimaksud pada
angka 4 huruf a angka 1)) atau angka 4 huruf a angka 1)) atau
Produsen di Luar Negeri sejenis Produsen di Luar Negeri sejenis
(sebagaimana dimaksud pada (sebagaimana dimaksud pada
angka 4 huruf a angka 2)) angka 4 huruf a angka 2))
pemberi Kerja Sama Merek pemberi Kerja Sama Merek
kepada Perusahaan Industri kepada Produsen di Luar Negeri
penerima Kerja Sama Merek yang sebagai penerima Kerja Sama
diterbitkan oleh kementerian Merek yang diterbitkan oleh
yang menyelenggarakan urusan kementerian yang
pemerintahan di bidang hukum menyelenggarakan urusan
dan hak asasi manusia; pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia;
3) surat pernyataan dari pemberi 7) surat pernyataan dari pemberi
Kerja Sama Merek (Perusahaan Kerja Sama Merek (Perusahaan
- 56 -

No KETENTUAN URAIAN
Industri atau Perwakilan Resmi Industriatau Perwakilan Resmi
dari Produsen di Luar Negeri)yang dari Produsen di Luar Negeri)yang
berisi jaminan untuk tidak berisi jaminan untuk tidak
mengedarkan Pakaian Jadi mengedarkan Pakaian Jadi
sebelum memperoleh Sertifikat sebelum memperoleh Sertifikat
Kesesuaian dan SPPT Kesesuaian dan SPPT
Kesesuaian, yang dicetak melalui Kesesuaian, yang dicetak melalui
SIINas; dan SIINas; dan
4) Sertifikat Kesesuaian milik 8) Sertifikat Kesesuaian milik
Perusahaan Industri sebagai Produsen di Luar Negeri sebagai
penerima Kerja Sama Merek. penerima Kerja Sama Merek.
c. Dokumen legal pemberi Maklun.
1) Pemberi Maklun merupakan Pelaku Usaha di dalam negeri
a) Pelaku Usaha pemberi Maklun harus memiliki akun SIINas.
b) Nomor Induk Berusaha (NIB) milik Pelaku Usaha pemberi Maklun; dan
c) salinan akta pendirian perusahaan dan perubahaannya milik Pelaku
Usaha pemberi Maklun.
2) Pemberi Maklun merupakan pelaku usaha di luar negeri
a) Perwakilan Perusahaan dari pelaku usaha pemberi Maklun harus memiliki
akun SIINas.
b) salinan perizinan berusaha milik pelaku usaha pemberi Maklun;
c) salinan perizinan berusaha milik Perwakilan Perusahaan pemegang lisensi
dari pelaku usaha pemberi Maklun; dan
- 57 -

No KETENTUAN URAIAN
d) salinan akta pendirian perusahaan dan perubahannya milik Perwakilan
Perusahaan pemegang lisensi dari pelaku usaha pemberi Maklun
• Dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2) huruf a) wajib diterjemahkan
oleh penerjemah tersumpah ke dalam bahasa Indonesia; dan
• Dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2) huruf a) wajib dilegalisasi
oleh pejabat diplomatik di bidang perindustrian/ekonomi atau perwakilan
konsuler Indonesia di negara setempat.
d. Dokumen lainnya terkait Maklun
1) salinan sertifikat merek Pakaian 1) salinan sertifikat merek Pakaian
Jadi milik pemberi Maklun Jadi milik pemberi Maklun
(Pelaku Usaha sebagaimana (Pelaku Usaha sebagaimana
dimaksud pada angka 4 huruf c dimaksud pada angka 4 huruf c
angka 1) atau pelaku usaha angka 1) atau pelaku usaha
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada
angka 4 huruf c angka 2)) yang angka 4 huruf c angka 2)) yang
diterbitkan oleh kementerian diterbitkan oleh kementerian yang
yang menyelenggarakan urusan menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia; dan hak asasi manusia;
2) perjanjian lisensi merek Pakaian 6) perjanjian lisensi merek Pakaian
Jadi dari pemberi Maklun (Pelaku Jadi dari pemberi Maklun (Pelaku
Usaha sebagaimana dimaksud Usaha sebagaimana dimaksud
pada angka 4 huruf c angka 1) pada angka 4 huruf c angka 1)
atau pelaku usaha sebagaimana atau pelaku usaha sebagaimana
dimaksud padaangka 4 huruf c dimaksud pada angka 4 huruf c
angka 2)) kepada Perusahaan angka 2)) kepada Produsen di
Industri sebagai penerima Luar Negeri sebagai penerima
Maklun yang dicatatkan di Maklun yang dicatatkan di
kementerian yang kementerian yang
- 58 -

No KETENTUAN URAIAN
menyelenggarakan urusan menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia; dan hak asasi manusia
3) bukti pencatatanperjanjian 7) bukti pencatatan perjanjian
lisensi merek Pakaian Jadi dari lisensi merek Pakaian Jadi (dari
pemberi Maklun(Pelaku Usaha pemberi Maklun (Pelaku Usaha
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada
angka 4 huruf c angka 1) atau angka 4 huruf c angka 1) atau
pelaku usaha sebagaimana pelaku usaha sebagaimana
dimaksud pada angka 4 huruf c dimaksud pada angka 4 huruf c
angka 2)) kepada Perusahaan angka 2)) kepada Produsen di
Industri penerima Maklun yang Luar Negeri penerima Maklun
diterbitkan oleh kementerian yang diterbitkan oleh kementerian
yang menyelenggarakan urusan yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia; dan dan hak asasi manusia; dan
4) surat pernyataan dari pemberi 8) surat pernyataan dari pemberi
Maklun (Pelaku Usaha Maklun (Pelaku Usaha
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada
angka 4 huruf c angka 1) atau angka 4 huruf c angka 1) atau
Perwakilan Perusahaan Perwakilan Perusahaan
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada
angka 4 huruf c angka 2) huruf angka 4 huruf c angka 2) huruf b))
b)) yang berisi jaminan untuk yang berisi jaminan untuk tidak
tidak mengedarkan Pakaian Jadi mengedarkan Pakaian Jadi
sebelum memperoleh Sertifikat sebelum memperoleh Sertifikat
Kesesuaian dan SPPT Kesesuaian dan SPPT Kesesuaian,
Kesesuaian, yang dicetak melalui yang dicetak melalui SIINas;
SIINas;
- 59 -

No KETENTUAN URAIAN
5) Sertifikat Kesesuaian milik 9) Sertifikat Kesesuaian milik
Perusahaan Industri sebagai Produsen di Luar Negeri sebagai
penerima Maklun. penerima Maklun.
5. Kepala Badan melakukan verifikasi atas permohonan penerbitan Sertifikat
Kesesuaian yang diajukan secara elektronik.
6. Permohonan yang dinyatakan lengkap dan benar berdasarkan hasil verifikasi, akan
disampaikan secara elektronik kepada LSPro yang telah terakreditasi oleh KAN dan
ditunjuk oleh Menteri untuk ditindaklanjuti.
7. Dalam hal permohonan yang dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak benar
berdasarkan hasil verifikasi, Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri
melalui Perwakilan Resmi diminta untuk melakukan klarifikasi dan/atau melengkapi
dokumen.
8. Apabila pemohon tidak menindaklajuti hasil verifikasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan maka permohonan dinyatakan batal.

3. DURASI AUDIT Jumlah minimal durasi audit: Jumlah minimal durasi audit:
A. Audit kecukupan, 1 Mandays (orang A. Audit kecukupan, 1 Mandays (orang
hari). hari).
B. Audit kesesuaian untuk sertifikasi B. Audit kesesuaian untuk sertifikasi
awal (baru) atau resertifikasi 4 awal (baru) atau resertifikasi 6
mandays (orang hari), tidak termasuk mandays (orang hari) untuk lokasi
waktu pengambilan contoh. pabrik, tidak termasuk waktu
pengambilan contoh.
Catatan:
• Durasi audit tersebut di atas tidak termasuk waktu perjalanan dan karantina.
- 60 -

No KETENTUAN URAIAN
4. PERSONIL AUDITOR, PETUGAS 1. Memiliki kompetensi yang sesuai/sejenis;
PENGAMBIL CONTOH 2. Merupakan Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia;
3. Lancar berbahasa Indonesia;
4. Memahami ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Telah diregistrasi oleh Menteri melalui SIINas; dan
6. Terdaftar di 1 (satu) LSPro (berada dalam 1 (satu) kementerian/lembaga) serta
mendapatkan penugasan dari LSPro dimaksud.

5. LABORATORIUM UJI YANG 1. Laboratorium Uji yang digunakan adalah Laboratorium Uji yang diakreditasi oleh
DIGUNAKAN. KAN dan ditunjuk oleh Menteri dengan ruang lingkup mencakup parameter yang
tercantum dalam ST Pakaian Jadi;
2. Petugas Penguji merupakan:
a. Petugas yang memiliki kompetensi pada bidangnya;
b. Merupakan Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia;
c. Lancar berbahasa Indonesia;
d. Memahami ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Terdaftar di Laboratorium Uji serta mendapatkan penugasan dari Laboratorium
Uji;
3. Laboratorium Uji di luar negeri dengan ruang lingkup ST Pakaian Jadi yang telah
diakreditasi oleh lembaga akreditasi di negara yang mempunyai perjanjian saling
pengakuan (Mutual Recognition Arrangement/MRA) dan perjanjian bilateral atau
multilateral di bidang regulasi teknis dengan Indonesia, serta ditunjuk oleh Menteri.

TAHAP II. DETERMINASI


1. AUDIT TAHAP 1 (AUDIT 1. Dilakukan jika dokumen pada tahap seleksi telah lengkap, benar dan sesuai
KECUKUPAN) persyaratan;
- 61 -

No KETENTUAN URAIAN
2. Dilakukan oleh tim atau perwakilan tim yang akan melaksanakan verifikasi
lapangan.
3. Melakukan tinjauan dokumen administrasi dan dokumen tambahan terkait sistem
manajemen mutu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu:
a. Diagram alir proses produksi;
b. Daftar peralatan utama produksi; dan
c. Daftar peralatan uji
yang disediakan oleh pemohon untuk menentukan kesiapan penilaian kesesuaian
di lapangan.
4. Memastikan pemenuhan persyaratan fasilitas proses produksi dan/atau meliputi
fasilitas minimal dan quality control yang dimiliki.

2. Verifikasi Lapangan 1. Verifikasi lapangan (verifikasi/audit kesesuaian) dilakukan jika telah memenuhi
(verifikasi/audit kesesuaian) persyaratan audit tahap 1;
2. Verifikator harus memastikan rencana verifikasi lapangan dan rencana
pengambilan contoh (sampling plan) yang disiapkan oleh PPC sesuai dengan
STPakaian Jadi yang diajukan;
3. Paling sedikit 1 (satu) orang dari tim verifikator memiliki kompetensi ruang lingkup
audit;
4. Verifikasi lapangan untuk proses produksi dan Quality Control (QC)/Quality
Assurance (QA) harus dilakukan oleh auditor yang memiliki kompetensi produk
Pakaian Jadi.
- 62 -

3. LINGKUP YANG DI AUDIT 1. Verifikasi lapangan dilakukan pada saat proses produksi sedang berjalan dan bisa
diwakili oleh salah satu tipePakaian Jadi untuk masing-masingjenis Pakaian Jadi
yang dimohonkan.
2. Verifikasi proses produksi
Konsistensi produk yang diajukan untuk sertifikasi harus diperiksa di lokasi
produksi. Penilaian asesmen produksi dilakukan untuk memverifikasi:
1) Fasilitas, peralatan, personil yang digunakan;
2) Kemampuan dan kompetensi untuk memantau, mengukur dan/atau menguji
produk sebelum dan setelah produksi;
3) Pengambilan contoh dan pengujian yang dilakukan oleh pabrik untuk
memelihara konsistensi produk sehingga dapat menjamin kesesuaian
persyaratan produk;
4) Pengendalian proses produksi sesuai dengan Huruf E dalam dokumen Skema
Sertifikasi STPakaian Jadi ini.
5) Kemampuan pabrik untuk mengidentifikasi dan memisahkan produk yang tidak
sesuai;
6) Verifikator melakukan verifikasi fasilitas kemampuan produksi (termasuk
kapasitas produksi per jenis produk) untuk memastikan kemampuan
Perusahaan Industri dan Produsen di Luar Negeri menghasilkan produk yang
dimohonkan.

4. TITIK KRITIS YANG PERLU 1. Pemeriksaan barang masuk


DIPERHATIKAN PADA SAAT a. Pemilihan bahan baku (kain dan benang);
AUDIT b. Pemilihan bahan penolong.
2. Proses produksi:
a. Penjahitan;
b. Penyempurnaan (jika ada).
3. Pemeriksaan produk akhir
a. Pengemasan;
b. Penandaan.
- 63 -

6. KATEGORI KETIDAKSESUAIAN 1. Mayor apabila:


a. ketidaksesuaian terkait langsung dengan mutu produk sehingga
mengakibatkan ketidaksesuaian terhadapSTPakaian Jadi yang dimohonkan,
diberikan waktu perbaikan sesuai kesepakatan antara LSPro dengan
Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri paling lama 6 (enam) bulan,
berdasarkan alasan yang dapat diterima; dan/atau
2. Minor apabila terdapat ketidak-konsistenan terkait kemampuan proses produksi
dan/atau kemampuan proses pengendalian mutu, maka Perusahaan Industri atau
Produsen di Luar Negeri menyampaikan tindakan perbaikan dan diberi waktu
paling lama 2 (dua) bulan disertai analisa penyebab ketidaksesuaian.

7. PENGAMBILAN CONTOH 1. PPC menyiapkan rencana pengambilan contoh (sampling plan) yang disetujui oleh
ketua tim auditor.
2. Contoh uji dilengkapi dengan Berita Acara Pengambilan Contoh (BAPC) dan Label
Contoh. Contoh diambil secara acak di aliran produksi dan/atau di gudang
produksi.
3. Contoh diklasifikasikan dalam satu kelompok apabila memiliki kesamaan:
a) Merek;
b) Jenis kain: tenun atau rajut;
c) Jenis serat: alam, buatan, dan campuran; dan
d) Jenis pakaian jadi: atasan, bawahan, terusan, luaran (outer).
Contoh kasus:
Perusahaan A memiliki 1 (satu) merek CLOTH, saat diambil contoh oleh PPC
memproduksi pakaian jadi atasan dan bawahan yang terbuat dari kain tenun dan
kain rajut, dengan jenis serat katun 100%, maka contoh yang diambil adalah
sebanyak 4 (empat) kelompok yaitu:
- Merek CLOTH, kain tenun, serat alam, pakaian jadi atasan;
- 64 -

- Merek CLOTH, kain tenun, serat alam, pakaian jadi bawahan;


- Merek CLOTH, kain rajut, serat alam, pakaian jadi atasan;
- Merek CLOTH, kain rajut, serat alam, pakaian jadi bawahan.
4. Contoh uji diambil secara acak dari satu kelompok dengan jumlah contoh
berdasarkan ukuran pakaian terbesar yang produksi sebagai berikut:
a) Untuk panjang badan/celana/rok ≤ 66 cm diambil 12 buah ( 6 buah untuk
lab uji dan 6 buah untuk arsip)
b) Untuk panjang badan/celana/rok > 66 cm diambil 6 buah (3 untuk lab uji
dan 3 untuk arsip)
c) Untuk pakaian terusan yang panjangnya ³ 90 cm diambil 4 buah (2 buah
untuk lab uji dan 2 buah untuk arsip)
5. Untuk pakaian tidur perlu tambahan pengambilan contoh uji dengan jumlah
masing-masing (untuk uji sifat nyala api) sebagai berikut:
a) Pakaian tidur 1 (satu) set (atasan dan bawahan) ditambah 2 buah (1 buah
untuk lab uji dan 1 buah untuk arsip)
b) Pakaian tidur dengan panjang >70 cm ditambah 2 buah (1 buah untuk lab
uji dan 1 buah untuk arsip)
c) Pakaian tidur dengan panjang ≤ 70 cm ditambah 4 buah (2 lab uji dan 2
untuk arsip)
6. Contoh uji diberikan identitas yang jelas tentang barang yang diambil contohnya,
tanggal pengambilan contoh, produsen, dan petugas pengambil contoh, kemudian
ditandanganai oleh kedua pihak serta dicap produsen, contoh dikemas dan diberi
label.
7. Contoh uji dikirimkan ke laboratorium uji oleh produsen

8. CARA PENGUJIAN Cara pengujian dilakukan sesuai ketentuan dalam SNI 8101:2017 Pakaian Jadi

9. LAPORAN HASIL UJI Mencantumkan hasil uji dan syarat mutu sesaui dengan ketentuan ST Pakaian Jadi.
- 65 -

TAHAP III. TINJAUAN DAN KEPUTUSAN


1. TINJAUAN TERHADAP LAPORAN 1. Pengkaji (Reviewer) yang melakukan tinjauan terhadap Laporan verifikasi dan
AUDIT DAN LAPORAN HASIL UJI Laporan Hasil Uji memiliki kompetensi terkait produk Pakaian Jadi;
2. Pengkaji (Reviewer) melakukan tinjauan laporan audit dan laporan hasil uji;
3. Tinjauan yang dihasilkan menjadi bahan untuk menetapkan rekomendasi
keputusan Sertifikat Kesesuaian;
4. Ketentuan untuk hasil uji:
a. Jika hasil uji terhadap contoh yang dikirim ke Laboratorium Uji dan/atau arsip
tidak memenuhi persyaratan ST Pakaian Jadi, maka dilakukan pengambilan
contoh ulang untuk dilakukan pengujian ulang pada seluruh parameter.
b. Pengambilan contoh ulang dilakukan paling banyak 1 (satu) kali.
c. Pengambilan contoh ulang dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri menerima
pemberitahuan dari LSPro, apabila Industri atau Produsen di Luar Negeri tidak
menindaklajuti pemberitahuan tersebut maka produk yang diajukan dalam
sertifikasi dinyatakan gagal.
d. Jika pengujian ulang dinyatakan tidak memenuhi persyaratan ST Pakaian
Jadi, maka proses sertifikasi dinyatakan gagal.
Catatan:
1) jika hasil uji yang diterbitkan oleh Laboratorium Uji dan berdasarkan evaluasi
LSPro ditemukan ketidaksesuaian, LSPro menerbitkan laporan
ketidaksesuaian kepada Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri;
2) berdasarkan ketidaksesuaian tersebut, maka dilakukan pengambilan contoh
ulang setelah Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri melakukan
tindakan perbaikan.
3) Segala interaksi antara Laboratorium Uji dan Perusahaan Industri atau
Produsen di Luar Negeri terkait pengujian dan perbaikannya harus melalui
LSPro.
- 66 -

2. KEPUTUSAN SERTIFIKASI Dilakukan sesuai prosedur LSPro, dengan keputusan:


a. Penerbitan Sertifikat Kesesuaian; atau
b. Penolakan penerbitan Sertifikat Kesesuaian (pernyataan gagal memenuhi
persyaratan ST Pakaian Jadi).

TAHAP IV. LISENSI


1. PENERBITAN SERTIFIKAT 1. Sebelum LSPro menerbitkan Sertifikat Kesesuaian, LSPro dan Laboratorium Uji
KESESUAIANPAKAIAN JADI wajib menyampaikan laporan tahapan proses penerbitan Sertifikat Kesesuaian
kepada Kepala Badan secara elektronik melalui SIINas;
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 sekurang kurangnya:
a. Untuk LSPro:
1) tanggal pelaksanaan audit kecukupan;
2) tanggal pelaksanaan pengambilan contoh;
3) nama verifikator;
4) nama petugas pengambil contoh;
5) tanggal pelaksanaan verifikasi lapangan;
6) hasil pelaksanaan verifikasi;
7) jenis produk dan merek;
8) Laboratorium Uji yang digunakan;
9) nomor dan tanggal laporan hasil uji;
10) konsep Sertifikat Kesesuaian yang akan diterbitkan beserta lampirannya;
dan
- 67 -

b. Untuk Laboratorium Uji:


1) judul ST Pakaian Jadi;
2) tanggal penerimaan contoh uji dan pelaksanaan pengujian;
3) nomor dan tanggal laporan hasil uji;
4) laporan hasil uji; dan
5) nama LSPro pengguna.
3. Kepala Badan melakukan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh LSPro
dan Laboratorium Uji;
4. Dalam hal hasil evaluasi Kepala Badan sebagaimana dimaksud pada angka 3
menyatakan proses penerbitan Sertifikat Kesesuaian:
a. Belum memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan terkait pemberlakuan standardisasi industri secara wajib; dan/atau
b. proses penerbitan Sertifikat Kesesuaian belum memenuhi persyaratan ST
Pakaian Jadi;
Kepala Badan akan menyampaikan notifikasi kepada LSPro atau Laboratorium Uji
untuk dapat dilakukan tindakan perbaikan.
5. Notifikasi disampaikan secara elektronik melalui SIINas;
6. Dalam hal hasil evaluasi Kepala Badan sebagaimana dimaksud pada angka 3
menyatakan proses penerbitan Sertifikat Kesesuaian telah memenuhi persyaratan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan terkait pemberlakuan
standardisasi industri secara wajib dan persyaratan ST Pakaian Jadi, Kepala
Badan menerbitkan Quick Response Code (QR Code) sebagai bukti validasi.
- 68 -

7. Quick Response Code (QR Code) sebagaimana dimaksud pada angka 6


disampaikan secara elektronik melalui SIINas dan wajib dibubuhkan pada
Sertifikat Kesesuaian.
8. Masa berlaku Sertifikat Kesesuaian adalah 4 (empat) tahun dan wajib
dilaksanakan surveilan minimal 2 tahun sekali oleh LSPro penerbit Sertifikat
Kesesuaian;
9. Setiap tahun dapat dilakukan pengujian produk melalui pengambilan sampel di
pabrik dalam rangka pemantauan konsistensi mutu produk untuk di uji di
laboratorium penguji yang ditunjuk
10. Dalam Sertifikat Kesesuaian, wajib dicantumkan informasi paling sedikit:
a. nama dan alamat Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri;
b. alamat pabrik;
c. alamat gudang bagi produk impor;
d. nama dan alamat Perwakilan Resmi bagi produk impor;
e. nama dan alamat importir, untuk permohonan penerbitan Sertifikat
Kesesuaian yang dilakukan oleh Produsen di Luar Negeri melalui Perwakilan
Resmi (khusus bagi Perwakilan Resmi yang tidak berfungsi sebagai importir);
f. Dalam hal terdapat Kerja Sama Merek, maka Sertifikat Kesesuaian dilengkapi
dengan informasi:
1) nama dan alamat Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri
pemberi Kerja Sama Merek; atau
2) nama dan alamat Perwakilan Resmi pemegang lisensi dari Produsen di Luar
Negeri pemberi Kerja Sama Merek.
g. Dalam hal terdapat Maklun, maka Sertifikat Kesesuaian dilengkapi dengan
informasi:
- 69 -

1) nama dan alamat Pelaku Usaha pemberi Maklun; atau


2) nama dan alamat Perwakilan Perusahaan pemegang lisensi dari pelaku
usaha pemberi Maklun (pelaku usaha pemberi Maklun berada di luar
negeri).
h. Merek;
i. Jenis Pakaian Jadi
j. tanggal terbit Sertifikat Kesesuaian; dan
k. masa berlaku Sertifikat Kesesuaian.
11. 1 (satu) Sertifikat Kesesuaian hanya diterbitkan untuk 1 (satu) lokasi pabrik.
12. Dalam hal merek dimiliki oleh koperasi produksi atau konsorsium, Sertifikat
Kesesuaian dapat berlaku untuk lebih dari 1 (satu) lokasi produksi dalam 1(satu)
kabupaten/kota.
13. Dalam 1 (satu) Sertifikat Kesesuaian yang diterbitkan hanya diperkenankan
mencantumkan 1 (satu) Perwakilan Resmi.
14. Dalam hal terdapat Kerja Sama Merek atau Maklun, Sertifikat Kesesuaian
diberikan kepada Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri sebagai
penerima Kerja Sama Merek atau Maklun dan hanya berlaku untuk 1 (satu) merek.
15. Produsen di Luar Negeri hanya dapat menunjuk 1 (satu) Perwakilan Resmi;
16. Perwakilan Resmi sebagaimana dimaksud pada angka 14 hanya dapat mewakili 1
(satu) Produsen di Luar Negeri;
17. Perwakilan Resmi dapat mewakili lebih dari satu Produsen di Luar Negeri dengan
ketentuan Produsen di Luar Negeri yang diwakili merupakan induk perusahaan
(parent company) atau anak perusahaan;
- 70 -

2. PENERBITAN SURAT 1. Pengajuan permohonan penerbitan SPPT Kesesuaian disampaikan kepada Kepala
PERSETUJUAN PENGGUNAAN Badan secara elektronik melalui SIINas dilakukan oleh:
TANDA (SPPT) KESESUAIAN
a. Perusahaan Industri yang telah memiliki Sertifikat Kesesuaian untuk
mereknya sendiri;
b. Produsen di Luar Negeri melalui Perwakilan Resmi yang telah memiliki
Sertifikat Kesesuaian untuk mereknya sendiri;
c. Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek yang telah memenuhi
ketentuan STPakaian Jadi (dalam hal terdapat Kerja Sama Merek); atau
d. Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek melalui Perwakilan Resmi
dan telah memenuhi ketentuan STPakaian Jadi (dalam hal terdapat Kerja
Sama Merek).
2. Dalam mengajukan permohonan 2. Dalam mengajukan permohonan
penerbitan SPPT Kesesuaian, penerbitan SPPT Kesesuaian,
Perusahaan Industri wajib Perwakilan Resmi wajib
menyampaikan informasi: menyampaikan informasi
a. kapasitas produksi; a. kapasitas produksi;
b. tingkat utilisasi produksi untuk 1 b. tingkat utilitas produksi untuk 1
(satu) tahun takwim; (satu) tahun takwim;
c. rencana produksi untuk 1 (satu) c. rencana jumlah impor untuk 1
tahun takwim; dan (satu) tahun takwim; dan
d. realisasi produksi yang sudah d. realisasi importasi yang sudah
dilakukan. dilakukan.
Catatan:
- 71 -

Dokumen realisasi produksi dan realisasi importasi dikecualikan bagi


Perusahaan Industri atau Perwakilan Resmi yang baru mengajukan
permohonan SPPT Kesesuaian.
3. Dalam mengajukan permohonan penerbitan SPPT Kesesuaian, Perusahaan
Industri pemberi Kerja Sama Merek; atau Produsen di Luar Negeri pemberi Kerja
Sama Merek melalui Perwakilan Resmi; wajib menyampaikan informasi:
a. penerima Kerja Sama Merek a. penerima Kerja Sama Merek
merupakan Perusahaan Industri; merupakan Produsen di Luar
Negeri;
1) jumlah produk yang 1) jumlah produk yang disertifikasi
disertifikasi (sesuai order (sesuai order dalam Kerja Sama
dalam Kerja Sama Merek); dan Merek); dan
2) realisasi produksi yang sudah 2) realisasi impor yang sudah
dilakukan (dikecualikan bagi dilakukan (dikecualikan bagi
pemilik merek yang belum pemilik merek yang belum
pernah memiliki SPPT pernah memiliki SPPT
Kesesuaian/pengajuan SPPT Kesesuaian/pengajuan SPPT
Kesesuasian Pakaian Jadi Kesesuaian Pakaian Jadi
pertama kali) pertama kali).
Catatan:
Dokumen realisasi produksi dan realisasi importasi dikecualikan bagi
Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek atau Perwakilan Resmi
pemberi Kerja Sama Merek yang baru mengajukan permohonan SPPT
Kesesuaian.
4. Kepala Badan melakukan evaluasi atas Permohonan SPPT Kesesuaian.
5. Dalam hal hasil verifikasi menyatakan permohonan tidak lengkap dan/atau tidak
benar, permohonan akan dikembalikan kepada kepada:
- 72 -

a. Perusahaan Industri;
b. Perwakilan Resmi; atau
c. Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek; atau Produsen di Luar Negeri
pemberi Kerja Sama Merek melalui Perwakilan Resmi;
yang mengajukan SPPT Kesesuaian untuk memberikan klarifikasi.
6. Dalam hal:
a. Perusahaan Industri;
b. Perwakilan Resmi; atau
c. Perusahaan Industri pemberi Kerja Sama Merek atau Maklun; atau Produsen
di Luar Negeri pemberi Kerja Sama Merek atau Maklun melalui Perwakilan
Resmi;
tidak dapat memberikan klarifikasi dan/atau tidak dapat melakukan
perbaikan atas ketidaksesuaian permohonan, permohonan persetujuan
penggunaan tanda Kesesuaian dinyatakan ditolak.
7. Dalam hal hasil verifikasi menyatakan permohonan lengkap dan benar, Kepala
Badan menerbitkan SPPT Kesesuaian disertai tanda elektronik berupa Quick
Respond Code (QR Code) yang berlaku untuk 1 (satu) tahun.
8. Contoh bentuk tanda Kesesuaian dan tanda elektronik tercantum dalam
Lampiran III huruf D.

TAHAP V. SURVEILAN
1. TINJAUAN PERSYARATAN 1. LSPro harus memastikan bahwa:
SERTIFIKASI
a. Persyaratan sertifikasi masih berlaku; dan
- 73 -

b. Sistem pengelolaan mutu produk selalu memenuhi persyaratan.


2. Kegiatan surveilan dan pengambilan contoh dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun.

2. DURASI AUDIT KESESUAIAN Jumlah minimal durasi audit kesesuaian Jumlah minimal durasi audit kesesuaian
DAN PENGAMBILAN CONTOH untuk sertifikasi awal (baru) atau untuk sertifikasi awal (baru) atau
resertifikasi 4 mandays (orang hari), tidak resertifikasi 6 mandays (orang hari), tidak
termasuk waktu pengambilan contoh. termasuk waktu pengambilan contoh.
Catatan:
• Durasi audit tersebut di atas tidak termasuk waktu perjalanan dan karantina.

3. VERIFIKASI LAPANGAN 1. Verifikasi lapangan (verifikasi/audit kesesuaian) dilakukan jika telah memenuhi
(VERIFIKASI/AUDIT persyaratan audit tahap 1;
KESESUAIAN)
2. Verifikator harus memastikan rencana verifikasi lapangan dan rencana
pengambilan contoh (sampling plan) yang disiapkan oleh PPC sesuai dengan
STPakaian Jadi yang diajukan;
3. Paling sedikit 1 (satu) orang dari tim verifikator memiliki kompetensi ruang
lingkup audit;
4. Audit untuk proses produksi dan Quality Control (QC)/Quality Assurance (QA)
harus dilakukan oleh auditor yang memiliki kompetensi produk Pakaian Jadi .
5. Auditor harus memiliki kompetensi yang sesuai/sejenis, merupakan Warga
Negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia, lancar berbahasa Indonesia,
memahami peraturan perundang undangan terkait dan telah di-register oleh
Menteri melaui SIINas.

4. LINGKUP YANG DI AUDIT 1. Verifikasi dilakukan pada elemen kritis sesuai proses;
- 74 -

2. Verifikasi lapangan dilakukan pada saat proses produksi sedang berjalan dan bisa
diwakili oleh salah satu tipePakaian Jadi untuk masing-masingjenis Pakaian Jadi
yang dimohonkan.
3. Verikasi proses produksi:
Konsistensi produk yang diajukan untuk sertifikasi harus diperiksa di lokasi
produksi. Penilaian asesmen produksi dilakukan untuk memverifikasi:
1) Fasilitas, peralatan, personil dan prosedur yang digunakan untuk
memverifikasi;
2) Kemampuan dan kompetensi untuk memantau, mengukur dan menguji produk
sebelum dan setelah produksi;
3) Pengambilan contoh dan pengujian yang dilakukan oleh pabrik untuk
memelihara konsistensi produk sehingga dapat menjamin kesesuaian
persyaratan produk;
4) Pengendalian proses produksi sesuai dengan Huruf E dalam dokumen Skema
Sertifikasi STPakaian Jadi ini.
5) Kemampuan pabrik untuk mengidentifikasi dan memisahkan produk yang tidak
sesuai;
6) Verifikator melakukan verifikasi fasilitas kemampuan produksi (termasuk
kapasitas produksi per jenis produk) untuk memastikan kemapuan Perusahaan
Industri dan Produsen di Luar Negeri menghasilkan produk yang dimohonkan.

5. TITIK KRITIS YANG PERLU 1. Pemeriksaan barang masuk


DIPERHATIKAN PADA SAAT a. Pemilihan bahan baku (kain dan benang);
AUDIT b. Pemilihan bahan penolong.
2. Proses produksi:
a. Penjahitan;
b. Penyempurnaan (jika ada).
3. Pemeriksaan produk akhir
a. Pengemasan;
- 75 -

b. Penandaan.

6. KATEGORI KETIDAKSESUAIAN 1. Mayor apabila:


a. ketidaksesuaian terkait langsung dengan mutu produk sehingga
mengakibatkan ketidaksesuaian terhada ST Pakaian Jadi yang dimohonkan,
diberikan waktu perbaikan sesuai kesepakatan antara LSPro dengan
Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri paling lama 6 (enam) bulan,
berdasarkan alasan yang dapat diterima; dan/atau
2. Minor apabila terdapat ketidak-konsistenan dalam pengendalian mutu, maka
Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri menyampaikan tindakan
perbaikan dan diberi waktu paling lama 2 (dua) bulan disertai analisa penyebab
ketidaksesuaian.

7. PENGAMBILAN CONTOH 1. PPC menyiapkan rencana pengambilan contoh (sampling plan) yang disetujui oleh
ketua tim auditor.
2. Contoh uji dilengkapi dengan Berita Acara Pengambilan Contoh (BAPC) dan Label
Contoh. Contoh diambil secara acak di aliran produksi dan di pasar.
3. Contoh uji diambil secara acak dari kelompok klasifikasi bentuk produk dengan
jumlah contoh berdasarkan ukuran pakaian terbesar yang produksi sebagai
berikut:
a) Untuk panjang badan/celana/rok ≤ 66 cm diambil 12 buah (6 buah untuk
lab uji dan 6 buah untuk arsip)
b) Untuk Panjang badan/celana/rok > 66 cm diambil 6 buah (3 untuk lab uji
dan 3 untuk arsip)
c) Untuk pakaian yang panjangnya > 90 cm (gamis) diambil 4 buah (2 buah
untuk lab uji dan 2 buah untuk arsip)
4. Untuk pakaian tidur jumlah sampel diambil masing-masing (untuk uji sifat nyala
api):
- 76 -

a) Pakaian tidur dewasa ditambah 2 buah (1 buah untuk lab uji dan 1 buah
untuk arsip)
b) Pakaian tidur dibawah dengan panjang ≤ 70 cm ditambah 4 buah (2 lab uji
dan 2 untuk arsip)
5. Contoh masing-masing dikemas, disegel stiker, dan diberi label contoh uji.

8. CARA PENGUJIAN Cara pengujian dilakukan sesuai ketentuan dalam SNI 8101:2017 Pakaian Jadi

9. LAPORAN HASIL UJI Mencantumkan hasil uji dan syarat mutu sesaui dengan ketentuan ST Pakaian Jadi.

10. TINJAUAN TERHADAP LAPORAN 1. Pengkaji (Reviewer) yang melakukan tinjauan terhadap Laporan Verifikasi dan
AUDIT DAN LAPORAN HASIL UJI Laporan Hasil Uji memiliki kompetensi terkait produk Pakaian Jadi;
2. Pengkaji (Reviewer) melakukan tinjauan laporan audit dan laporan hasil uji;
3. Tinjauan yang dihasilkan manjadi untuk menetapkan rekomendasi keputusan
Sertifikat Kesesuaian;
4. Ketentuan untuk hasil uji:
a. Jika hasil uji terhadap contoh yang dikirim ke Laboratorium Uji dan/atau arsip
tidak memenuhi persyaratan ST Pakaian Jadi, maka dilakukan pengambilan
contoh ulang untuk dilakukan pengujian ulang pada seluruh parameter.
b. Pengambilan contoh ulang dilakukan paling banyak 1 (satu) kali.
c. Pengambilan contoh ulang dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri menerima
pemberitahuan dari LSPro, apabila Industri atau Produsen di Luar Negeri tidak
menindaklajuti pemberitahuan tersebut maka produk yang diajukan dalam
sertifikasi dinyatakan gagal.
d. Jika pengujianulang dinyatakan tidak memenuhi persyaratan ST Pakaian Jadi,
maka proses sertifikasi dinyatakan gagal.
- 77 -

Catatan:
1) Jika hasil uji yang diterbitkan oleh Laboratorium Uji dan berdasarkan
evaluasi LSPro ditemukan ketidaksesuaian, LSPro menerbitkan laporan
ketidaksesuaian kepada Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri;
2) Berdasarkan ketidaksesuaian tersebut, maka dilakukan pengambilan contoh
ulang setelah Perusahaan Industri atau Produsen di Luar Negeri melakukan
tindakan perbaikan.
3) Segala interaksi antara Laboratorium Uji dan Perusahaan Industri atau
Produsen di Luar Negeri terkait pengujian dan perbaikannya harus melalui
LSPro.

11. KEPUTUSAN SERTIFIKASI Dilakukan sesuai prosedur LSPro, dengan keputusan:


a. Sertifikat Kesesuaian dipertahankan;
b. Sertifikat Kesesuaian di bekukan; atau
c. Sertifikat Kesesuaian dicabut.
- 78 -
D. PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PAKAIAN JADI
TAHAPAN
NO. PROSES/ METODE PERSYARATAN FREKUENSI
PARAMETER
Sesuai
1. Pemasok Evaluasi Pemasok Sesuai Prosedur
Prosedur
Verifikasi dan Sesuai
Sesuai
2. Bahan Masuk validasi via Persyaratan
Prosedur
pengujian Pembelian
Verifikasi dan Sesuai
Sesuai Standar
3. Peralatan Produksi validasi fungsi dan Prosedur
Operasi
kondisi
Verifikasi dan Sesuai
Sesuai Standar
4. Proses produksi validasi fungsi dan Prosedur
Operasi
kondisi
Verifikasi dan Sesuai Standar Sesuai
15 Pengemasan
validasi kemasan Operasi Prosedur
Sesuai
Verifikasi dan Sesuai Standar
16 Penandaan Prosedur
validasi penandaan Operasi

Kompetensi Verifikasi dan


Standar Sesuai
17 Personil Produksi validasi
Kompetensi Prosedur
dan QC Kompetensi
- 80 -

E. PENANDAAN

1. Penandaan ST dilakukan dengan menempelkan sticker atau dicetak pada


label pada setiap produk Pakaian jadi di tempat yang mudah dilihat dan
dibaca dengan penandaan yang tidak mudah hilang.
2. QR Code dicantumkan tepat di bawah atau di samping tanda ST, contoh
sebagai berikut:

atau

Contoh Contoh

3. Dalam hal Pakaian Jadi dikemas dan diperjualbelikan dalam satu set
kemasan dan tidak dapat dijual terpisah, maka penandaan ST dapat
dilakukan pada kemasan.
4. Selain tanda ST dan tanda elektronik berupa QR Code, pada produk
dan/atau kemasan ditempelkan label atau penandaan elektronik pada
tempat yang mudah dibaca dan dengan penandaan yang tidak mudah
hilang dengan sekurang- kurangnya mencantumkan:
1) Jenis produk;
2) Merek;
3) Nama dan alamat
a. Perusahaan Industri;
b. Produsen di Luar Negeri dan Perwakilan Resmi; atau
c. Perwakilan Perusahaan;
4) Jenis kain;
5) Jenis serat;
6) Label pemeliharaan;
7) Negara asal atau “made in”;
8) Ukuran.

Anda mungkin juga menyukai