RSUD MALINAU
1
BAB I
PROFIL INDIKATOR NASIONAL MUTU (INM)
PELAYANAN KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT
2
13 Kepuasan pasien ≥ 76,61 %
3
1. Kepatuhan Kebersihan Tangan
4
tangan yang dilakukan sebelum melakukan
tindakan steril atau aseptik, contoh: pemasangan intra
vena kateter (infus), perawatan luka, pemasangan
kateter urin, suctioning, pemberian suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti
muntah, darah, nanah, urin, feces, produksi
drain, setelah melepas sarung tangan steril dan setelah
melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien adalah
melakukan kebersihan tangan setelah tangan petugas
menyentuh permukaan, sarana prasarana, dan alat
kesehatan yang ada di lingkungan pasien, meliputi:
menyentuh
tempat tidur pasien, linen yang terpasang di tempat tidur,
alat-alat di sekitar pasien atau peralatan lain yang
digunakan pasien.
5. Peluang adalah periode di antara indikasi di mana tangan
terpapar kuman setelah menyentuh permukaan (lingkungan
atau pasien) atau tangan menyentuh zat yang terdapat pada
permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah
kebersihan tangan yang dilakukan sesuai peluang yang
diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian
kepatuhan pemberi pelayanan yang melakukan kebersihan
tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan
untuk mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan tangan
5
di unit sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk
melakukan observasi dalam satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
observasi maksimal 20 menit (rerata 10 menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah jumlah
pemberi pelayanan yang diobservasi dalam satu periode
observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu
observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar dapat mencatat
semua indikasi kegiatan yang dilakukan.
Tipe indikator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
Denumerator (Penyebut) Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
dilakukan dalam periode observasi
Target pencapaian ≥ 85%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan
terindikasi harus melakukan kebersihan tangan
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula pengukuran Jumlah tindakan kebersihan tangan yang
Dilakuk
x 100 %
Jumlah total peluang kebersihan tangan
yang seharusnya dilakukan dalam periode
observasi
Metode pengumpulan Observasi
data
Sumber data Hasil observasi
Instrumen pengambilan Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
data
Besar sampel Minimal 200 Peluang
6
Cara pengambilan Non probability Sampling – Consecutive sampling
sampel
Periode pengumpulan Bulanan
data
Penyajian data Tabel Run chart
Periode analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Komite PPI RS
7
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan
penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau
kedaruratan
kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
6. Rumah Sakit harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai
dengan prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Rumah Sakit dalam
menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan
dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
dirancang sebagai penghalang terhadap
penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera atau
transmisi infeksi atau penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas
dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai
dengan indikasi ketika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa
terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan
infeksius lainnya berdasarkan jenis
risiko transmisi (kontak, droplet dan airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian
8
terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai
indikasi
dengan tepat saat memberikan pelayanan kesehatan pada
periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi, bidan,
perawat, petugas
laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool
yang telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan sebagai
periode yang ditetapkan dalam proses
observasi penilaian kepatuhan.
Tipe indikator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai
(Pembilang) indikasi dalam periode observasi
Denumerator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD
(Penyebut) dalam periode observasi
Target pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula pengukuran Jumlah petugas yang patuh menggunakan
APD sesuai indikasi dalam periode observasi x 100 %
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
menggunakan APD dalam periode observasi
Metode pengumpulan Observasi
data
Sumber data Hasil observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD
9
pengambilan data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
sampel
Periode pengumpulan Bulanan
data
Penyajian data Tabel Run chart
Periode analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Komite PPI RS
10
dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam melakukan
proses identifikasi. Dengan adanya indikator tersebut
diharapkan pemberi pelayanan akan menjadikan
identifikasi sebagai proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan
identifikasi pasien dalam melakukan tindakan pelayanan.
Definisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi
yang dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan
minimal dua penanda identitas seperti: nama lengkap,
tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai dengan yang
ditetapkan di Rumah Sakit.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan
atau verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara
benar pada setiap keadaan terkait tindakan intervensi
pasien seperti :
Pemberian pengobatan: pemberian obat, pemberian
cairan intravena, pemberian darah dan produk darah,
radioterapi, dan nutrisi.
Prosedur tindakan: tindakan operasi atau tindakan
invasif lainnya sesuai kebijakan yang ditetapkan
rumah sakit.
Prosedur diagnostik: pengambilan sampel, pungsi
lumbal, endoskopi, kateterisasi jantung, pemeriksaan
radiologi, dan lain-lain.
Kondisi tertentu: pasien tidak dapat berkomunikasi
(dengan ventilator), pasien bayi, pasien tidak sadar,
11
bayi kembar.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan
melakukan identifikasi seluruh tindakan intervensi
yang dilakukan dengan benar.
Tipe indikator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
(Pembilang) pasien secara benar dalam periode observasi
Denumerator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
(Penyebut) observasi
Target pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan
kesehatan.
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula pengukuran Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
pasien secara benar dalam periode
Observasi x 100%
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
periode observasi
Metode pengumpulan Observasi
data
Sumber data Hasil observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien
pengambilan data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
sampel
Periode pengumpulan Bulanan
data
Penyajian data Tabel Run chart
12
Periode analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan
13
mengindikasikan masih perlunya dilakukan peningkatan
tata kelola dan peningkatan mutu pelayanan antenatal care
dan persalinan. Untuk itu diperlukan indikator untuk
memantau kecepatan proses pelayanan operasi seksio
sesarea.
Dimensi Mutu Tepat Waktu, Efektif, Keselamatan
Tujuan Tergambarnya pelayanan kegawatdaruratan operasi seksio
sesarea yang cepat dan tepat sehingga mampu
mengoptimalkan
upaya menyelamatkan ibu dan bayi.
Definisi Operasional 1. Waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi adalah
waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan
tindakan seksio sesarea emergensi sejak diputuskan
operasi sampai dimulainya insisi operasi di kamar operasi
yaitu ≤ 30 menit.
2. Seksio sesarea emergensi adalah tindakan seksio sesarea
yang bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan/atau bayi
dan tidak dapat ditunda pelaksanaannya.
3. Seksio sesarea emergensi kategori I adalah tindakan seksio
sesarea pada keadaan di mana terdapat ancaman langsung
bagi kelangsungan hidup ibu atau janin.
4. Pengukuran indikator waku tanggap operasi seksio sesarea
emergensi dilakukan oleh rumah sakit yang memberikan
pelayanan seksio sesaria.
Tipe indikator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio sesarea
(Pembilang) emergensi kategori I (satu) yang mendapatkan tindakan
seksio
sesarea emergensi ≤ 30 menit
Denumerator Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio sesarea
(Penyebut) emergensi kategori I
Target pencapaian ≥ 80%
14
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seksio sesarea emergensi kategori I
Misalnya: fetal distress menetap, prolaps tali pusat atau tali
pusat menumbung, gagal vakum/forsep, ruptur uteri
imminent,
ruptur uteri, perdarahan ante partum dengan perdarahan
aktif.
Kriteria Eksklusi
Tidak ada
15
5. Waktu Tunggu Rawat Jalan
16
dasar untuk perbaikan proses pelayanan di unit rawat jalan
agar lebih tepat waktu dan efisien sehingga meningkatkan
kepuasan pasien.
Definisi Operasional 1. Waktu tunggu rawat jalan adalah waktu yang dibutuhkan
mulai saat pasien kontak dengan petugas pendaftaran
sampai mendapat pelayanan dokter/dokter spesialis.
2. Kontak dengan petugas pendaftaran adalah proses saat
petugas pendaftaran menanyakan dan
mencatat/menginput data sebagai pasien atau pada saat
pasien melakukan konfirmasi kehadiran untuk
pendaftaran online.
a. pasien datang langsung, maka dihitung sejak pasien
kontak dengan petugas pendaftaran sampai
mendapat pelayanan dokter/ dokter spesialis.
b. pasien mendaftar online, maka dihitung sejak pasien
melakukan konfirmasi kehadiran kepada petugas
pendaftaran sesuai jam pelayanan pada pendaftaran
online sampai mendapat pelayanan dokter/ dokter
spesialis.
c. Pasien anjungan mandiri, maka dihitung sejak bukti
pendaftaran tercetak pada anjungan mandiri sampai
mendapat pelayanan dokter/ dokter spesialis.
Tipe indikator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pasien rawat jalan dengan waktu tunggu ≤ 60 menit
(Pembilang)
Denumerator Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi
(Penyebut)
Target pencapaian ≥ 80%
Kriteria Kriteria inklusi :
Pasien yang berobat di rawat jalan
Kriteria eksklusi:
Pasien medical check up, pasien poli gigi
17
Pasien yang mendaftar online atau anjungan mandiri
datang lebih dari 60 menit dari waktu yang sudah
Ditentukan
Pasien yang ada tindakan pasien sebelumnya
Formula pengukuran Jumlah pasien rawat jalan dengan waktu
tunggu ≤ 60 menit x 100%
Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi
Metode pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data 1. Catatan Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
2. Rekam Medik Pasien Rawat Jalan
3. Formulir Waktu Tunggu Rawat Jalan
Instrumen Formulir Waktu Tunggu Rawat jalan
pengambilan data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling/Stratified
sampel Random sampling (berdasar poliklinik rawat jalan)
Periode pengumpulan Bulanan
data
Penyajian data Tabel Run chart
Periode analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan
18
6. Penundaan Operasi Elektif
19
ditentukan.
Tipe indikator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pasien yang jadwal operasinya tertunda lebih dari 1
(Pembilang) jam
Denumerator Jumlah pasien operasi elektif
(Penyebut)
Target pencapaian ≤ 5%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Pasien operasi elektif
Kriteria Eksklusi:
Penundaan operasi atas indikasi medis
Formula pengukuran Jumlah pasien yang jadwal operasinya
tertunda lebih dari 1 jam
Jumlah pasien operasi elektif
x 100 %
Metode pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Data sekunder dari catatan pasien yang dijadwalkan operasi
dan data pelaksanaan operasi.
Instrumen Formulir Penundaan Operasi Elektif
pengambilan data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling
sampel
Periode pengumpulan Bulanan
data
Penyajian data Tabel Run chart
Periode analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Kepala Instalasi Bedah/Bedah Sentral
20
7. Kepatuhan Waktu Visite Dokter
21
(Pembilang)
Denumerator Jumlah pasien yang diobservasi
(Penyebut)
Target pencapaian ≥ 80%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Visite dokter pada pasien rawat inap
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang baru masuk rawat inap hari itu
Pasien konsul
Formula pengukuran Jumlah pasien yang di-visite dokter pada
pukul 06.00-14.00 x 100 %
Jumlah pasien yang dobservasi
Metode pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Data sekunder berupa laporan visite rawat inap dalam rekam
medik
Instrumen Formulir Kepatuhan Waktu Visite Dokter
pengambilan data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara pengambilan Probability Sampling – Stratified Random Sampling
sampel (berdasarkan unit pelayanan)
Periode pengumpulan Bulanan
data
Penyajian data Tabel Run chart
Periode analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat inap
22
8. Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium
23
3. Standar waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu
pelaporan ≤ 30 menit.
Tipe indikator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan ≤ 30 menit
Denumerator (Penyebut) Jumlah hasil kritis laboratorium yang diobservasi
24
9. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
25
dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan.
Tipe indikator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang sesuai dengan
formularium nasional
Denumerator (Penyebut) Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang diobservasi
Target pencapaian ≥ 80%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Resep yang dilayani di RS
Kriteria Eksklusi:
1. Obat yang diresepkan di luar FORNAS tetapi dibutuhkan pasien
dan telah mendapatkan persetujuan komite medik dan
direktur.
2. Bila dalam resep terdapat obat di luar FORNAS karena stok
obat nasional berdasarkan e-katalog habis/kosong.
Formula pengukuran Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang
sesuai dengan formularium nasional x 100 %
Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang
Diobservasi
Metode pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Lembar resep di Instalasi Farmasi
Instrumen pengambilan Formulir Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling/ Systematic
sampel random Sampling
Periode pengumpulan Bulanan
data
Penyajian data Tabe Run chart
Periode analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
pelaporan data
26
Penanggung jawab Kepala Instalasi Farmasi
27
nasional yang ada dan pelayanan prioritas di rumah sakit
tersebut.
Dimensi Mutu Efektif, integrasi
Tujuan Untuk menjamin kepatuhan Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) di rumah sakit terhadap standar pelayanan dan
untuk
meningkatkan mutu pelayanan klinis di rumah sakit.
Definisi Operasional 1. Clinical Pathway adalah suatu perencanaan pelayanan
terpadu/terintegrasi yang merangkum setiap langkah
yang diberikan pada pasien, berdasarkan standar
pelayanan medis, standar pelayanan keperawatan dan
standar pelayanan Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
lainnya yang berbasis bukti dengan hasil terukur, pada
jangka waktu tertentu selama pasien dirawat di Rumah
Sakit.
2. Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah proses
pelayanan secara terintegrasi yang diberikan Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) kepada pasien yang sesuai
dengan clinical pathway yang ditetapkan Rumah Sakit
Tipe indikator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan clinical
pathway
Denumerator Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada clinical pathway
(Penyebut) yang diobservasi
Target pencapaian ≥ 80%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Pasien yang menderita penyakit sesuai batasan ruang
lingkup clinical pathway yang diukur
Kriteria Eksklusi :
1. Pasien yang pulang atas permintaan sendiri selama
perawatan.
2. Pasien yang meninggal
28
3. Variasi yang terjadi sesuai dengan indikasi klinis
pasien dalam perkembangan pelayanan.
Formula pengukuran Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai
dengan clinical pathway x 100 %
Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada
clinical pathway yang diobservasi
Metode pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Data sekunder dari rekam medis pasien
Instrumen pengambilan Formulir Kepatuhan Clinical Pathway
data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara pengambilan Probability Sampling – Stratified Random Sampling
sampel (berdasarkan masing-masing Clinical Pathway)
Periode pengumpulan Bulanan
data
Penyajian data Tabel Run chart
Periode analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Bidang Pelayanan Medik, Komite Medik, Komite
Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan lain
29
11. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
30
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun
edukasi seperti pasien meninggal, pasien gangguan jiwa yang
sudah melewati fase akut, dan pasien menolak intervensi
Formula pengukuran Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi
jatuh yang mendapatkan ketiga upaya
pencegahan risiko jatuh
x 100 %
Jumlah pasien rawat inap yang berisiko
tinggi jatuh yang diobservasi
Metode pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Data sekunder menggunakan data dari rekam medis
Instrumen pengambilan Formulir Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara pengambilan Probability Sampling – Stratified Random Sampling (berdasarkan
sampel Unit Pelayanan)
Periode pengumpulan Bulanan
data
Penyajian data Tabel Run chart
Periode analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Bidang Keperawatan dan Komite Keselamatan pasien
31
12. Kecepatan Waktu Tanggap Komplain
32
2. Grading risiko dan standar waktu tanggap komplain:
a. Grading Merah (ekstrim) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 1 x 24 jam sejak keluhan
disampaikan oleh pasien/ keluarga/pengunjung.
Kriteria: cenderung berhubungan dengan polisi,
pengadilan, kematian, mengancam sistem/
kelangsungan organisasi, potensi kerugian material,
dan lain-lain.
b. Grading Kuning (tinggi) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 3 hari sejak keluhan
disampaikan oleh pasien/ keluarga/pengunjung.
Kriteria: cenderung berhubungan dengan
pemberitaan media, potensi kerugian immaterial,
dan lain-lain.
c. Grading Hijau (rendah) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 7 hari sejak keluhan
disampaikan oleh pasien/ keluarga/pengunjung.
Kriteria: tidak menimbulkan kerugian berarti baik
material maupun immaterial.
Tipe indikator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator Jumlah komplain yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai
(Pembilang) waktu yang ditetapkan berdasarkan grading
Denumerator Jumlah komplain yang disurvei
(Penyebut)
Target pencapaian ≥ 80%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Semua komplain (lisan, tertulis, dan media massa)
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula pengukuran Jumlah komplain yang ditanggapi dan
ditindaklanjuti sesuai waktu yang
ditetapkan sesuai dengan grading x 100 %
33
Jumlah komplain yang disurvei
Metode pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Data sekunder dari catatan Komplain
Instrumen 1. Formulir Komplain
pengambilan data 2. Laporan Tindak Lanjut Komplain
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling
sampel
Periode pengumpulan Bulanan
data
Penyajian data Tabel Run chart
Periode analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Kepala Bagian Humas/Unit Pengaduan/Bagian yang
menangani complain
34
13. Kepuasan Pasien
35
a. Persyaratan.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.
i. Sarana dan prasarana.
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari kegiatan
Survei Kepuasan berupa angka.
Tipe indikator Outcome
Satuan pengukuran Indeks
Numerator (Pembilang) Tidak ada
Denumerator Tidak ada
(Penyebut)
Target pencapaian ≥ 76,61
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh pasien
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner
dan/atau tidak ada keluarga yang mendampingi.
Formula pengukuran Total nilai persepsi seluruh responden x 25
Total unsur yang terisi dari seluruh
Responden
Metode pengumpulan Survei
data
Sumber data Hasil survei
Instrumen pengambilan Kuisioner (terlampir)
data
Besar sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan
Cara pengambilan Stratified Random Sampling
sampel
36
Periode pengumpulan Semesteran
data
Penyajian data Tabel
Run chart
Periode analisis dan Semesteran, Tahunan
pelaporan data
Penanggung jawab Kepala Bagian Humas
BAB II
37
PROFIL INDIKATOR MUTU PRIORITAS
(IMPRS)
INDIKATOR SKP
38
No JUDUL INDIKATOR TARGET
1 Respon Time Perbaikan Alat Yang Rusak ˃80%
INDIKATOR SKP
Tipe indikaor 5. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga kesehatan.
6. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang
dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan minimal dua
penanda identitas seperti: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam
medik, NIK sesuai dengan yang ditetapkan di Rumah Sakit.
7. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan atau verbal
(lisan).
8. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara benar pada
setiap keadaan terkait tindakan intervensi pasien seperti :
Pemberian pengobatan: pemberian obat, pemberian cairan
intravena, pemberian darah dan produk darah, radioterapi, dan
nutrisi.
39
Prosedur tindakan: tindakan operasi atau tindakan invasif
lainnya sesuai kebijakan yang ditetapkan rumah sakit.
Prosedur diagnostik: pengambilan sampel, pungsi lumbal,
endoskopi, kateterisasi jantung, pemeriksaan radiologi, dan lain-
lain.
Kondisi tertentu: pasien tidak dapat berkomunikasi (dengan
ventilator), pasien bayi, pasien tidak sadar, bayi kembar.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan
melakukan identifikasi seluruh tindakan intervensi
yang dilakukan dengan benar.
40
pengumpulan data
Priode Bulanan
Pengumpulan data
41
tindakan yang sering dilakukan dalam pelayanan di rumah sakit.
Kegiatan ini memiliki resiko tinggi untuk terjadinya kesalhan instruksi
yang diterima, sehingga tindakan dapat membahayakan pasien.
Prosedur konfirmasi oleh DPJP adalah kegiatan untuk memastikan
setiap instruksi variable agar dilakukan dengan benar dan sesuai
instruksi
Definisi operasional Kepatuhan prosedur pemberian terapi pada instruksi verbal yang
dimaksud adalah kesesuaian antara advis dokter dan tindakan ketika
dilakukan instruksi verbal dengan dilakukan dengan konfirmasi oleh
DPJP.
Prosedur konfirmasi oleh DPJP adalah kegiatan untuk memastikan
setiap instruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai
instruksi, dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan sudah
di kerjakan oleh perawat.
Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan stempel konfirmasi via
telpon pada catatan instruksi dan pemberi instruksi harus segera
menandatangi instruksi tersebut paling lambat dalam l x 24 jam
42
Kriteria : - Inklusi Inklusi : Seluruh hasil pemberian obat pada instuksi verbal dilakukan
oleh petugas rawat inap kepada DPJP
- Ekslusi
Eklusi : DPJP sedang cuti / Dinas luar
Formula Jumlah prosedur Tulbakon yang terkonfirmasi ≤ 24 jam
x100%
Jumlah seluruh instruksi verbal yang terdokumentasi dalam 1 bulan
Metode Retorspektif
pengumpulan data
Priode Bulanan
Pengumpulan data
43
Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
Tujuan Untuk mengukur kepatuhan pemberian label pada obat high alert
Definisi operasional Obat adalah obat yang seing menyebabkan kesalahan(sentinel event ),
Obata yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak di inginkan
seperti obat yang kedengaranta mirip (look alike sound alike / LASA )
dan obat konsentrasi tinggi pelabelan adalah pemberian identitas High
alert pada suatu sedian
Satuan Pengukuran %
Denominator Jumlah obat high alert yang ada di rumah sakit dalam 1 bulan
( Penyebut )
Kriteria : - Inklusi -Semua obat high alert yang berlaku di RSUD Malinau
-
- Ekslusi
Metode Retospektif
pengumpulan data
44
Besar Sampel
Priode Bulanan
Pengumpulan data
45
4. Kepatuhan Pelaksanaan Sign-in dan Sign-out pasien
Dasar pemikiran Prosedur yang tepat dan benar berdampak pada penurunan pada resiko
kesalahan prosedur bedah
Numerator Pasien operasi yang dilakukan Sign-in dan Sign-out dengan tepat dan
( Pembilang ) benar
Kriteria : - Inklusi Seluruh pasien operasi yang dilakukan dengan anestesi umum dan
spinal
- Ekslusi
-
Formula Pasien operasi yang dilakukan Sign-in dan Sign-out dengan tepat
dan benar x100%
Seluruh pasien operasi dalam 1 bulan
46
Metode Restospektif
pengumpulan data
Priode Bulanan
Pengumpulan data
47
5. Kepatuhan Petugas Terhadap Cuci Tangan
48
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik adalah kebersihan tangan
yang dilakukan sebelum melakukan
tindakan steril atau aseptik, contoh: pemasangan intra vena
kateter (infus), perawatan luka, pemasangan
kateter urin, suctioning, pemberian suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti muntah,
darah, nanah, urin, feces, produksi
drain, setelah melepas sarung tangan steril dan setelah melepas
APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien adalah melakukan
kebersihan tangan setelah tangan petugas
menyentuh permukaan, sarana prasarana, dan alat kesehatan yang
ada di lingkungan pasien, meliputi: menyentuh
tempat tidur pasien, linen yang terpasang di tempat tidur, alat-alat
di sekitar pasien atau peralatan lain yang
digunakan pasien.
5. Peluang adalah periode di antara indikasi di mana tangan terpapar
kuman setelah menyentuh permukaan (lingkungan
atau pasien) atau tangan menyentuh zat yang terdapat pada
permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah kebersihan
tangan yang dilakukan sesuai peluang yang
diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian kepatuhan
pemberi pelayanan yang melakukan kebersihan
tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau penilaian
kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan untuk
mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan tangan di unit sesuai
dengan waktu yang ditentukan untuk melakukan observasi dalam
49
satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan observasi
maksimal 20 menit (rerata 10 menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah jumlah pemberi
pelayanan yang diobservasi dalam satu periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu observasi
tidak boleh lebih dari 3 orang agar dapat mencatat semua indikasi
kegiatan yang dilakukan.
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran %
50
Besar Sampel Minimal 200 Peluang
Priode Bulanan
Pengumpulan data
51
6. Kelengkapan Assesmen Ulang Resiko Jatuh Pasien Rawat Inap
Judul Indikator Kelengkapan Assesmen Ulang Resiko Jatuh Pasien Rawat Inap
Definisi operasional Kelengkapan penilaian ulang risiko jatuh pasien rawat inap adalah
terisinya dengan lengkap formulir assesmen ulang risiko jatuh yang
tersedia dirumah sakit
Satuan Pengukuran %
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang dikaji ulang risiko jatuh lengkap selama
( Pembilang ) pasien dirawat
Denominator Jumlah pasien rawat inap yang disurvei yang beresiko tinggi jatuh dan
( Penyebut ) atau mengalami perubahan kondisi
Kriteria : - Inklusi Insklusi : Seluruh pasien rawat inap yang berisiko tinggi dan atau
mengalami perubahan kondisi
- Ekslusi
Eksklusi : Pasien yang mempunyai risiko tinggi jatuh dan tidak perlu
dikaji (pasien perawatan intensif, prosedur invasive, pasca op
Formula Jumlah pasien rawat inap yang dikaji ulang risiko jatuh lengkap selama
pasien dirawat x100%
Jumlah pasien rawat inap yang disurvei yang beresiko tinggi jatuh dan
atau mengalami perubahan kondisi
52
Metode Retrospektif
pengumpulan data
Priode Bulanan
Pengumpulan data
53
INDIKATOR PELAYANAN KLINIS PRIORITAS
Judul Indikator Angka kejadian infeksi Daerah Operasi pasien post seksio sesarea
Definisi operasional Infeksi daerah operasi post sc adalah infeksi yang terjadi pada daerah
insisi operasi SC
Target pencapaian 0%
- Ekslusi -
Formula Jumlah kasus infeksi daerah operasi ( IDO) x100%
Jumlah kasus operasi dalam satu bulan
Metode Retospektif
pengumpulan data
54
Instrumen Formulir kejadian IDO
pengambilan data
Priode Bulanan
Pengumpulan data
Penangung jawab Ka. Instalasi bedah sentral dan ketua komite/ panetia/ tim PPI
55
2. Waktu Tanggap Operasi Seksio sesarea Emergensi
Definisi operasional 5. Waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi adalah waktu yang
dibutuhkan pasien untuk mendapatkan tindakan seksio sesarea
emergensi sejak diputuskan operasi sampai dimulainya insisi operasi
di kamar operasi yaitu ≤ 30 menit.
6. Seksio sesarea emergensi adalah tindakan seksio sesarea yang
bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan/atau bayi dan tidak dapat
ditunda pelaksanaannya.
7. Seksio sesarea emergensi kategori I adalah tindakan seksio sesarea
pada keadaan di mana terdapat ancaman langsung bagi
kelangsungan hidup ibu atau janin.
56
Pengukuran indikator waku tanggap operasi seksio sesarea emergensi
dilakukan oleh rumah sakit yang memberikan pelayanan seksio sesaria.
57
Instrumen Formulir Waktu Tanggap Seksio Sesarea Emergensi
pengambilan data
Priode Bulanan
Pengumpulan data
Penangung jawab
58
3. Respon Time IGD Dan Ponek
Tujuan Terselengaranya pelayanan IGD dan ponek yang cepat dan tepat
sehinga mampu mengoptimalkan upaya penyelamatan pasien gawat
darurat
Definisi operasional Respon time IGD dan ponek adalah waktu yang dibutukan ,ulay pasien
dilakukan triase di IGD dan ponek sampai dapat pelayanan dari dokter.
Respon time dikatakan tepat jika waktu yang di butuhkan adalah ≤ 5
menit
Kriteria : - Inklusi -
-Situasi bencana atau musibah masal
- Ekslusi
59
Formula Jumlah pasien yang mendapat pelayanan ≤ 5 menit
x100%
Jumlah seluruh pasien IGD dan ponek dalm 1 bulan
Metode Retospektif
pengumpulan data
Priode Bulanan
Pengumpulan data
60
INDIKATOR BERDASARKAN TUJUAN STRATEGIS RUMAH SAKIT
Dasar pemikiran Upaya penurunan AKI harus difokuskan padapenyebab langsung kematian ibu,
yang terjadi 90%pada saat persalinan dan segera setelah persalinan,salah satunya
perdarahan 28 % (PMK2562/MENKES/PER/XII/2011)
Definisi operasional Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena komplikasi pada saat
persalinan
Numerator Jumlah kejadian kematian ibu yang disebabkan karena komplikasi pada
( Pembilang ) saat persalinan
Target pencapaian 0%
61
Jumlah ibu melahirkan dalam persalinan normal
Metode Retuspektif
pengumpulan data
Priode Bulanan
Pengumpulan data
62
2. Kepatuhan pelaksanaan inisiasi menyusu dini
Dasar pemikiran IMD mendukung keberhasilan bayi untuk mendapatkan asi ekslusif
sehinga meningkatkan kesehatan bayi, seperti dalam UUD NO. 36 tahun
2009 pasal 128 tentang hak bayi mendapatkan asi ekselusif selama 6
bulan
Tipe indikaor
Definisi operasional Proses menyusudini segera setelah bayi lahir dalam posisi tengkurap di
dada ibu selama minimal 1 jam
Satuan Pengukuran
Numerator Jumlah ibu yang baru melahirkan dan bayinya yang dilakukan IMD
( Pembilang )
Kriteria : - Inklusi - Semua ibu yang baru melahirkan yang memungkinkan menyusui
bayinya
- Ekslusi
- Ibu baru melahirkan yang tidak dapat menyusui bayinya karna kondisi
klinis
Formula Jumlah ibu yang baru melahirkan dan bayinya yang dilakukan IMD
63
x100%
Jumlah proses kelahiran dalam 1 bulan
Metode Retospektif
pengumpulan data
Priode Bulanan
Pengumpulan data
64
INDIKATOR BERDASARKAN PERBAIKAN SISTEM
1. Ketepatan Waktu Pengelolaan Dokumen BPJS Pada Case Mix Untuk Unit
Obsgin Dan Internis
Judul Indikator Ketepatan waktu pengelolaan dokumen BPJS pada Case Mik untuk unit
Obsgin dan Internis
Dasar pemikiran
Definisi operasional Pengiriman berkas klaim BPJS kesehatan tepat waktu adalah
terkirimnya berkas klaim BPJS kesehatan sebelum tanggal 5 bulan
berikutnya
Numerator Jumlah berkas klaim BPJS kesehatan yang terkirim tepat waktu dalam
( Pembilang ) satu bulan
Denominator Jumlah seluruh berkas BPJS kesehatan yang dikirim dalam satu bulan
( Penyebut )
Kriteria : - Inklusi - Berkas klaim BPJS yang terkirim sebelum tanggal 5 bulan beikutnya
- Ekslusi -
65
Formula Jumlah berkas klaim BPJS kesehatan yang terkirim tepat waktu dalam
satu bulan x100%
Jumlah seluruh berkas BPJS kesehatan yang dikirim dalam satu bulan
Metode pengumpulan Retospektif
data
66
INDIKATOR BERDASARKAN MANAJEMEN RESIKO
Dasar pemikiran Diperlukan sarana dan pasarana yang optimal dalam pelayanan agar
kesalamatan pasien terjamin
Dimensi Mutu Efektif, efesien, keselamatan , berorientasi pasien, terintegrasi, tepat waktu
Tujuan Agar segala kerusakan sarana perasarana pelayanan kepada pasien dapat
segera diperbaiki
Satuan %
Pengukuran
Denominator Semua keluhan kerusakan sarana prasarana di rumah sakit dalm 1 bulan
( Penyebut )
Target ≥80%
67
pencapaian
Kriteria : - -
Inklusi -
- Ekslusi
Formula Keluhan yang respon oleh petugas ≤30 menit x100%
Semua keluhan kerusakan sarana prasarana di rumah sakit dalm 1 bulan
Metode Retospektif
pengumpulan
data
Priode Bulanan
Pengumpulan
data
68
jawab
BAB III
PROFIL INDIKATOR MUTU UNIT RSUD MALINAU
69
17 Persentase jumlah pasien post partum yang mendapatkan 100%
konseling gizi
18 1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat 100%
2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat kalibrasi
19 Tidak ada kejadian linen yang rusak 100%
20 Kepatuhan waktu patroli satpam 100%
21 Angka Kepatuhan kebersihan tanggan seluruh staf clening servis 100%
22 Ketepatan waktu pengelolaan dokumen BPJS pada case mix untuk 100%
unit obsgin dan internis
70
1. Angka kejadian IDO post seksio sesarea
Judul Indikator Angka kejadian infeksi Daerah Operasi pasien post seksio sesarea
Definisi operasional Infeksi daerah operasi post sc adalah infeksi yang terjadi pada daerah
insisi operasi SC
Target pencapaian 0%
- Ekslusi -
Formula Jumlah kasus infeksi daerah operasi ( IDO) x100%
Jumlah kasus operasi dalam satu bulan
Metode Retospektif
71
pengumpulan data
Priode Bulanan
Pengumpulan data
Penangung jawab Ka. Instalasi bedah sentral dan ketua komite/ panetia/ tim PPI
72
2. Respon Time IGD < 5 Menit
73
Sumber data Rekam medis
Penangung jawab Koordinator/ PIC
74
Dimensi data Internal : Laporan hasil data ke direktur RS
Eksternal : Bekerjasama dengan HUMAS menyairkan data ke
media dengan persetujuan Direksi
Penangung jawab Koordinator / PIC
75
Metode
Pengumpulan Data
Sumber Data
Instrumen
Pengambilan Data
Besar Sampel
Definisi Operasional
Waktu tunggu pendaftaran pasien lama adalah saat
76
dimana pasien lama ( sudah terdaftar di Rumah
Sakit) mulai kontak dengan petugas pendaftran
yaitu sejak mengambil nomor antrian, petugas
menanyakan dan mencatat/ menginput data
sebagai pasien, kemudian pasien menerima surat
jaminan SEP - SJP atau menuju kasir hingga
dokumen rekam medisnya di antar ke klinik tujuan
kurang dari 25 menit.
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Jumlah pasien lama dengan waktu tunggu
pendaftaran dan penyediaan dokumen rekam
Numerator (pembilang) medis rawat jalan yang disedikan tepat waktu
Denumerator (penyebut) Total sampel pasien lama rawat jalan yang diamati
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : Pasien yang berobat dirawat jalan
Eksklusi : 1. Pasien poli executif,medikal check up
2. Pasien yang mendaftra online
Jumlah pasien rawat jalan dengan waktu
tunggu 25 menit X 100%
Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi
Formula Pengukuran
Metode Pengumpulan Data Buku register
Sumber Data Buku register
Form rekapitulasi Waktu Tunggu Pendaftaran
Instrumen Pengambilan Data Pasien Lama Poliklinik Rawat Jalan
Besar Sampel Mengacu pada tabel Morgan Krejcie
77
6. Pelaporan hasil kritis laboratorium
78
Ukuran indikator Persentase
Numerator ( Pembilang ) Jumlah hasil kritis laboratorium yang di laporkan ≤
30 menit
Denumerator ( Penyebut ) Jumlah hasil kritis laboratorium yang diobservas
Target pencapaian 100%
Kriteria
-inklusi
-Ekslusi Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang tidak
keritis
Formula Numerator : Denumerator x100%
Sumber data Catatan data laporan hasil tes kritis
laboratorium
Rekam medik
Frekuensi pengumpulan Bulanan
data
Priode pelaporan data data Bulanan
Priode analisa Bulanan, Triulan, Tahunan
Metode pengumpulan data Concurant
Sampel Populasi
Sample : Metode : Ketersediaan /
Rencana analisis data Run chart
Control chart
Instrumrn pengambilan data From
Penangung jawab Kepala instalasi laboratorium
79
7. Kelengkapan assesmen ulang resiko jatuh pasien yang di rawat inap
80
perubahan kondisi
Target Pencapaian 100%
* Insklusi : Seluruh pasien rawat inap yang berisiko
tinggi dan atau mengalami perubahan kondisi
Kriteria *Eksklusi : Pasien yang mempunyai risiko tinggi
jatuh dan tidak perlu dikaji (pasien perawatan
intensif, prosedur invasive, pasca op
81
8. Ketepatan pemberi pelayanan persalinan normal
82
Persalinan Normal)dan Bidan
Denumerator (penyebut) Jumlah seluruh tenaga yang melakukan persalinan normal
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inkulsi: Semua persalinan normal
Jumlah tenaga dokter Sp.OG,dokter Umum
terlatih (Asuhan Persalinan Normal)dan
Bidan X 100%
Jumlah seluruh tenaga yang melakukan
Formula Pengukuran
persalinan normal
83
9. Kepatuhan pemasangan gelang resiko jatuh
84
Satuan Pengukuran persen (%)
Numerator ( pembilang ) Jumlah pasien risiko jatuh dengan skor tinggi yang
dipasang stiker tambahan dan segitiga risiko jatuh
(orang )
Denumerator ( penyebut Jumlah seluruh pasien yang dilakukan assesmen risiko
) jatuh (orang ) skor tinggi
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : semua pasien yang berisiko jatuh
Ekslusi : semua pasien dengan kategori risiko jatuh rendah
Formula Pengukuran
Jumlah pasien risiko jatuh dengan skor tinggi yang
dipasang stiker tambahan dan segitiga risiko jatuh
(orang ) X 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilakukan assesmen risiko
jatuh (orang) skor tinggi
Metode Pengumpulan
Data Retrospektif
Sumber Data Rekam Medis dan atau jika ada lembar observasi
Instrumen Pengambilan
Data Formulir Observasi risiko jatuh
Besar Sampel Total
Cara pengambilan
Sampel Total Sampling
Periode Pengumpulan
Data Bulanan
Penyajian Data Grafik
Periode Analisis dan
Pelaporan Data Triwulan
Penanggung jawab kepala Ruang Tulip
85
10. Kelengkapan assesmen Awal Medis
86
( pembilang )
Denumerator Jumlah assesmen awal medis yang disurvey dalam 1 bulan
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Inklusi : Pasien baru di ruang rawat inap
Kriteria
Eksklusi : Pasien baru yang meninggal kurang dari 24 jam
87
11. Keeberhasilan Penanganan pada BBLR
88
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Inklusi : semua pasien yg dirawat dengan berat badan
lahir rendah dan atau sudah dalam kondisi stabil.
Kriteria
Eksklusi : pasien yang dirawat dengan berat badan lahir
rendah tapi masih dalam perawatan
89
12. Angka kejadian pasien pulang paksa (APS)
90
Sumber Data Data Kepegawaian
Instrumen Data Data Kepegawaian
Besar Sampel Total Populasi
Cara Pengambilan Sampel
Periode Pengumpulan
Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisa dan
Pelaporan Data Triwulan
Penanggung jawab Kepala Ruang ICU
91
14. a. Ketepatan waktu tunggu pemeriksaan rotgen toraks Fisiotrapi
PROFIL INDIKATOR
MUTU RADIOLOGI
J Ketepatan waktu
u tunggu (thorax ≤
d 3 jam)
ul
D Mengurangi
a resiko radiasi
s yang diterima
a pasien jika
r pemeriksaan
p tidak perlu
e diulang
m
ik
ir
a
n
D Efisiensi,
i Keselamatan
m
e
n
si
m
u
t
92
u
T Untuk mengetahui
uj jumlah
u pemeriksaan
a thorax dengan
n hasil dibawah
3(tiga) jam
D Waktu tunggu
ef Rontgen thorax
e diukur sejak
ni pasien
si menyerahkan
o pengantar
p rontgen ke
e petugas radiologi
r sampai di
a dapatkan hasil
si rontgen kurang
o dari 3 jam.
n
al
T Proses
ip
e
in
di
k
at
o
r
S %
at
u
93
a
n
p
e
n
g
u
k
u
r
a
n
N Jumlah
u pemeriksaan
m rontgen thorax
e dengan waktu
r tunggu dibawah
at 3(tiga) jam
o
r
(
p
e
m
bi
la
n
g
)
D Jumlah
e pemeriksaan
n thorax dalam 1
o bulan
94
m
in
at
o
r
(
p
e
n
y
e
b
u
t)
T 100 %
a
r
g
et
p
e
n
c
a
p
ai
a
n
K Inklusi : semua
ri foto rontgen
te thorax
ri Eksklusi : -
a
95
F
o
r
m
ul
a
p
e jumlah pemeriksaan rontgen thorax dengan waktu tunggu ≤3 jam
x 100 %
n jumlah seluruh pemeriksaanrontgen thorax selama 1 bulan
g
u
k
u
r
a
n
M Retrospektif
et
o
d
e
p
e
n
g
u
m
p
ul
a
n
d
at
96
a
S Loogbook
u (register)
m pemeriksaan
b radiologi
e
r
d
at
a
I Laporan rekap
n pemeriksaan
st radiologi
r
u
m
e
n
p
e
n
g
u
m
p
ul
a
n
d
at
a
B Total
e pemeriksaan
97
s setiap bulan
a
r
s
a
m
p
el
C
a
r
a
p
e
n
g
a
m
bi
la
n
s
a
m
p
el
P Bulanan
e
ri
o
d
e
p
98
e
n
g
u
m
p
ul
a
n
d
at
a
P Grafik garis
e
n
y
aj
ia
n
d
at
a
P Triwulan
e
ri
o
d
e
a
n
al
is
a
99
d
a
n
p
el
a
p
o
r
a
n
P Kepala instalasi
e Radiologi
n
a
n
g
g
u
n
g
ja
w
a
b
100
B. Angka Kegagalan/Pengulangan rontgen thorax
Metode : Retrospektif
pengumpula
n data
Sumber data : Loogbook (register) pemeriksaan radiologi
Instrumen : Laporan rekap pemeriksaan radiologi
pengumpula
n data
101
Besar sampel : Total pemeriksaan setiap bulan
Cara :
pengambilan
sampel
Periode : Bulanan
pengumpula
n data
Penyajian : Grafik garis
data
Periode : Triwulan
analisa dan
pelaporan
Penanggung : Kepala instalasi Radiologi
jawab
102
C. Angka ketepatan pelaporan hasil rontgen kritis ≤ 1 jam
Metode : Retrospektif
pengumpula
n data
Sumber data : Loogbook (register) pemeriksaan radiologi
Instrumen : Laporan rekap pemeriksaan radiologi
pengumpula
n data
103
Besar sampel : Total pemeriksaan setiap bulan
Cara :
pengambilan
sampel
Periode : Bulanan
pengumpula
n data
Penyajian : Grafik garis
data
Periode : Triwulan
analisa dan
pelaporan
Penanggung : Kepala instalasi Radiologi
jawab
104
Judul : Ketepatan waktu tunggu pemeriksaan CT Scan Brain Cito ≤ 2 jam
Dasar : Hasil pemeriksaan CT Scan brain sangat mempengaruhi tindakan medis tepat
pemikiran dan cepat, yang akan diberikan kepada pasien sesuai kondisinya
Dimensi : Efisiensi, Keselamatan dan kesinambungan pelayanan
mutu
Tujuan : Tergambarnya kecepatan pelaporan untuk tiap pemeriksaan CT Scan brain
cito
Defenisi : Setiap hasil pemeriksaan CT scan brain cito dilaporkan sesuai waktu yang
operasional sudah ditetapkan yaitu kurang dari 2 jam.
Tipe : Proses
indikator
Satuan : %
pengukuran
Numerator : Jumlah pemeriksaan CT Scan brain cito yang dilaporkan kurang dari 2 jam
(pembilang)
Denominator : Jumlah seluruh pemeriksaan CT Scan brain cito
(penyebut)
Target : 100 %
pencapaian
Kriteria : Inklusi : semua hasil pemeriksaan Ct scan brain cito
Eksklusi : semua hasil pemeriksaan ct scan brain yang bukan cito
Formula : jumlah waktu tunggu pemeriksaanCt Scan brain cito ≤2 jam
x 100 %
pengukuran jumlah seluruh pemeriksaan CT scan braincito selama 1 bulan
Metode : Retrospektif
pengumpula
n data
Sumber data : Loogbook (register) pemeriksaan radiologi
Instrumen : Laporan rekap pemeriksaan radiologi
pengumpula
n data
Besar sampel : Total pemeriksaan setiap bulan
Cara :
105
pengambilan
sampel
Periode : Bulanan
pengumpula
n data
Penyajian : Grafik garis
data
Periode : Triwulan
analisa dan
pelaporan
Penanggung : Kepala instalasi Radiologi
jawab
106
pemikiran jika pemeriksaan dilakukan dengan tidak tepat.
Dimensi : Efisiensi, Keselamatan
mutu
Tujuan : Untuk memantau kepatuhan petugas untuk menyesuaikan identitas pasien
sebelum melakukan tindakan
Defenisi : Setiap pasien harus diidentifikasi ulang untuk menghindari kesalahan dalam
operasional memberikan tindakan diagnostik dan terapi
Tipe : Proses
indikator
Satuan %
pengukuran
Numerator : Jumlah pasien yang teridentifikasi selama 1 bulan
(pembilang)
Denominator : Jumlah pasien setiap bulan
(penyebut)
Target : 100 %
pencapaian
Kriteria : Inklusi : Seluruh pasien yang mendapatkan pemeriksaan radiologi
Eksklusi :
Formula : jumlah pasien yang dilakukan identifikasi dengan tepat
x 100 %
pengukuran jumlah seluruh pasien yang dilakukan pemantauan selama 1bulan
Metode : Retrospektif
pengumpula
n data
Sumber data : Loogbook (register) pemeriksaan radiologi
Instrumen : Laporan rekap pemeriksaan radiologi
pengumpula
n data
Besar sampel : Total pasien radiologi setiap bulan
Cara :
pengambilan
sampel
Periode : Bulanan
107
pengumpula
n data
Penyajian : Grafik garis
data
Periode : Triwulan
analisa dan
pelaporan
Penanggung : Kepala instalasi Radiologi
jawab
108
menuntut derajat keamanan yang optimal
baik kepada lingkungan Rumah Sakit, Staf
dan Pengunjung.
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Tujuan Tercapainya Keamanan Dan Kenyamanan
Lingkungan Rumah Sakit dengan optimal
109
22. Ketepatan waktu pengelolaan dokumen BPJS pada Case Mik untuk unit Obsgin
dan Internis
Judul Indikator Ketepatan waktu pengelolaan dokumen BPJS pada Case Mik untuk unit
Obsgin dan Internis
110
Dasar pemikiran
Definisi operasional Pengiriman berkas klaim BPJS kesehatan tepat waktu adalah
terkirimnya berkas klaim BPJS kesehatan sebelum tanggal 5 bulan
berikutnya
Numerator Jumlah berkas klaim BPJS kesehatan yang terkirim tepat waktu dalam
( Pembilang ) satu bulan
Denominator Jumlah seluruh berkas BPJS kesehatan yang dikirim dalam satu bulan
( Penyebut )
Kriteria : - Inklusi - Berkas klaim BPJS yang terkirim sebelum tanggal 5 bulan beikutnya
- Ekslusi -
Formula Jumlah berkas klaim BPJS kesehatan yang terkirim tepat waktu dalam
satu bulan x100%
Jumlah seluruh berkas BPJS kesehatan yang dikirim dalam satu bulan
Metode pengumpulan Retospektif
data
111
Instrumen Formulir serahterima berkas BPJS di Case Mik
pengambilan data
112