Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TANJUNG AGUNG
KECAMATAN BATURAJA BARAT
Jalan Kol.Burlian Nomor 121 Kec.Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu
Telepon: (0735) 321094 Kode Pos: 32123 email : uptdpuskesmastanjungagung@yahoo.com

INDIKATOR PPI

No Jenis Uraian Standar

1 Input Tim PPI telah memiliki sertifikat 100 %


2 Proses 1. Kepatuhan Kebersihan Tangan >85 %
2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri 100 %
3 Output 1. Kasus Phlebitis <5 %
2. Kasus Abses Gigi <5 %
3. Kasus KIPI <5 %
4. Kasus IDO Percent (%)
5. Kasus ISK Permill (‰)
6. Indikator penilaian pemisahan limbah B3 100 %
dalam ruangan

TEKNIS INDIKATOR PPI

a. Kepatuhan Kebersihan Tangan

Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan
penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau kedaruratan
kesehatan masyarakat.
4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan kebersihan tangan
sesuai dengan ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
dapat menjamin keselamatan petugas dan pasien/pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan tampak
kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol- based handrubs) dengan kandungan
alkohol 60-80% bila tangan tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah
kebersihan tangan sesuai indikasi dan langkah kebersihan
tangan sesuai rekomendasi WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan
dilakukan pada saat pelayanan kesehatan sebagai upaya
untuk mencegah penularan mikroba melalui tangan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah menyentuh
tubuh/permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik yaitu kebersihan
tangan yang dilakukan sebelum melakukan tindakan
steril atau aseptik, seperti: pemasangan intra vena
kateter (infus), perawatan luka, pemasangan kateter
urin, suctioning, pemberian suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti
muntah, darah, nanah, urin, feces, kateter urine, setelah
melepas sarung tangan dan setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien yaitu
melakukan kebersihan tangan setelah tangan petugas
menyentuh permukaan, sarana prasarana, dan alat
kesehatan yang ada di lingkungan pasien, seperti:
menyentuh tempat tidur pasien, linen yang terpasang di
tempat tidur, alat- alat di sekitar pasien atau peralatan
lain yang digunakan pasien.
5. Peluang adalah waktu/periode yang diperlukan untuk
melakukan kebersihan tangan diantara indikasi kebersihan
tangan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah
kebersihan tangan yang dilakukan sesuai peluang yang
diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian
kepatuhan pemberi pelayanan yang melakukan kebersihan
tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan
untuk mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan
tangan di setiap unit atau Puskesmas sesuai dengan waktu
yang ditentukan untuk melakukan observasi dalam satu
bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
observasi maksimal 20 menit (rerata 10 menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah jumlah
pemberi pelayanan yang diobservasi dalam satu periode
observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu
observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar dapat
mencatat semua indikasi kegiatan yang dilakukan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan dengan
(pembilang) benar.
Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(penyebut) dilakukan dalam periode observasi
Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan
terindikasi harus melakukan kebersihan tangan
Kriteria Eksklusi: Tidak ada
Formula Jumlah tindakan kebersih tangan yang dilakukan
100%
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
Seharusnya dilakukan dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data
Besar Sampel Minimal 200 Peluang
Cara Non probability Sampling – Consecutive sampling
PengambilanSampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu

b. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
penanggulangan penyakit yang dapat menimbulkan
wabah atau kedaruratan kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
7. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan
prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas
dalam menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan
dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas
dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai dengan
indikasi ketika melakukan tindakan yang memungkinkan
tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik
darah atau cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya
berdasarkan jenis risiko transmisi (kontak, droplet dan
airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian
terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai
indikasi dengan tepat saat memberikan pelayanan
kesehatan pada periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi, bidan,
perawat, petugas laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan
sebagai periode yang ditetapkan dalam proses
observasi penilaian kepatuhan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah petugas menggunakan APD dalam periode
observasi
Denominator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
(penyebut) menggunakan APD dalam periode observasi
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan
terindikasi harus menggunakan APD
Kriteria Eksklusi: Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang patuh menggunakan
APD sesuai indikasi dalam periode 100%
observasi
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
menggunakan APD dalam periode
observasi
Metode Pengumpulan Observasi
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Pengambilan Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Non probability Sampling – Consecutive sampling
PengambilanSampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu
c.Indikator Penilaian Phlebitis

Indikator Uraian

Sasaran Strategis Tercapainya mutu pelayanan kesehatan melalui kegiatan


PPI.
Nama Key Tercapai angka kejadian Plebitis sesuai standar yang
Performance ditetapkan oleh Tim PPI.
Indikator (KPI)
Alasan memilih 1. Standar Akreditasi FKTP.
indikator 2. Meningkatkan Keselamatan pasien.
3. Pemantauan kejadian infeksi paska pemberian pelayanan
kesehatan.
Defenisi Infeksi yang terjadi pada daerah lokal tusukan infus atau
pengambilan sample darah ditemukan tanda panas,
bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat purulen
atau mengeluarkan pus.
Formula 1. Jumlah pasien yang terjadi Plebitis (Numerator)
2. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pemasangan
infus atau tusukan pengambilan sample darah
(Denominator)
Kriteria Kriteria Inklusi:
• Ditemukan tanda-tanda: dolor, tumor, fungsio laesa, kalor,
rubor yang dilakukan setelah tindakan pemasangan infus
atau pengembalilan darah.
Kriteria Eksklusi:
• Pasien dipasang infus atau diambil darah di fasilitas
pelayanan kesehatan berbeda.
Perhitungan Jumlah pasien Plebitis/Jumlah pasien yang dilakukan
tindakan pemasangan infus atau tusukan pengambilan
sample darah X 100 = ……%
Pengumpul data Penanggung jawab PPI atau orang yang ditugaskan
Frequensi penilaian Perbulan
data
Periode pelaporan 1 – 3 Bulan
Rencana penyebaran Melalui pertemuan rutin 3 bulan dan jika diperlukan
hasil
Target pencapaian <5%
d. Indikator Penilaian resiko Abses Gigi

Indikator Uraian
Sasaran Strategis Tercapainya mutu pelayanan kesehatan melalui kegiatan
PPI.
Nama Key Tercapai angka kejadian infeksi sesuai standar yang
Performance Indikator ditetapkan oleh Tim PPI.
(KPI)
Alasan memilih 1. Standar Akreditasi FKTP.
indikator 2. Meningkatkan keselamatan pasien.
3. Pemantauan kejadian infeksi paska pemberian
pelayanan kesehatan.
Defenisi Infeksi pada pelayanan gigi dengan tindakan terencana
tanpa ada gejala risiko infeksi namun setelah tindakan
terjadi infeksi.
Formula  Jumlah pasien yang ditemukan dengan Infeksi
setelah pelayanan gigi (Numerator).
 Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pelayanan
gigi (Denominator)
Kriteria  Ditemukan tanda-tanda: dolor, tumor, fungsio laesa,
kalor, rubor yang dilakukan setelah tindakan
pelayanan gigi terencana yang sebelumnya tidak
ditemukan tanda tanda infeksi.
Kriteria Eksklusi:
 Pasien sudah mengalami salah satu tanda infeksi.
Perhitungan Jumlah pasien infeksi paska tindakan pelayanan gigi
terencana/jumlah pasien dilakukan tindakan pelayanan gigi
terencana X 100 = …..%
Pengumpul data Penanggung jawab PPI atau orang yang ditugaskan.
Frequensi penilaian Perbulan
data
Periode pelaporan 1 – 3 Bulan
Rencana penyebaran Melalui pertemuan rutin 3 bulan dan jika diperlukan
hasil
Target pencapaian <5%

e. Indikator Penilaian Resiko KIPI

Indikator Uraian
Sasaran Strategis Tercapainya mutu pelayanan kesehatan melalui kegiatan
PPI.
Nama Key Tercapai angka kejadian infeksi sesuai standar yang
Performance Indikator ditetapkan oleh Tim PPI.
(KPI)
Alasan memilih 1) Standar Akreditasi FKTP.
indicator 2) Meningkatkan Keselamatan pasien.
3) Pemantauan kejadian infeksi paska pemberian
pelayanan kesehatan.
Defenisi Infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi dimana
ditemukan tanda tanda infeksi.
Formula • Jumlah pasien yang ditemukan dengan Infeksi setelah
pelayanan Imunisasi (Numerator)
• Jumlah Pasien yang dilakukan tindakan pelayanan
immunisasi (Denominator)
Kriteria Kriteria Inklusi:
• Ditemukan tanda-tanda: dolor, tumor, fungsio laesa, kalor,
rubor yang dilakukan setelah tindakan pelayanan gigi
terencana yang sebelumnya tidak ditemukan tanda tanda
infeksi
Kriteria Eksklusi:
• Pasien sudah mengalami salah satu tanda infeksi
Perhitungan Jumlah pasien infeksi paska persalinan /jumlah pasien
persalinan X 100 = …….%
Pengumpul data Penanggung jawab PPI atau orang yang ditugaskan
Frequensi penilaian Perbulan
data
Periode pelaporan 1 – 3 Bulan
Rencana penyebaran Melalui pertemuan rutin 3 bulan dan jika diperlukan
hasil
Target pencapaian <5%

f. Indikator Penilaian Resiko Infeksi Daerah Operasi (IDO)

Indikator Uraian
Dasar Pemikiran 1. Permenkes No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien pada pasal 5 ayat 5 mengamanatkan bahwa setiap
fasilitas pelayanan kesehatan harus mengurangi resiko
infeksi akibat perawatan kesehatan
2. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan
pengendalian infeksi di Fasilitas pelayanan kesehatan,
pasal 3 ayat 1 setiap Fasilitas pelayanan kesehatan harus
melaksanakan program PPI.
3. FKTP harus melakukan surveilans HAIs dalam mutu
pelayanan kesehatan.
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian IDO
akibat tindakan operasi.
2. Menjamin keselamatan Pasien yang terpasang alat
kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Infeksi daerah operasi (IDO) adalah infeksi pada daerah
operasi akibat tindakan operasi.
2. IDO dengan tindakan operasi pemasangan implan
diawasi selama 90 hari sedangkan tanpa implan diawasi
selama 30 hari
3. Pasien memiliki tanda atau gejala IDO berikut:
• Merah, basah, bengkak dan ber pus.
• Memiliki kultur darah dengan tidak lebih dari dua
spesies organisme yang teridentifikasi, setidaknya salah
satunya adalah bakteri ≥105 CFU / ml.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Percent (%)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus IDO
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan operasi dengan jenis operasi
(penyebut) yang sama
Target Pencapaian …..persen
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang dilakukan tindakan operasi di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Kriteria Eksklusi:
• Tindakan operasi dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang berbeda.
Formula Jumlah kejadian IDO
X 100 = …%
Jumlah pasien operasi
Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)
Data
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistic
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan
Data
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data  Tabel  Control chart  Run chart
Penanggung Jawab Penanggung jawab PPI
g. Indikator penilaian Resiko Infeksi Saluran Kemih ( ISK )

Indikator Uraian
Dasar Pemikiran 1. National healthcare safety network melaporkan
angka kejadian CAUTI sekitar 3,1 – 7,5 infeksi per
10000 kateter- hari, untuk Indonesia angka kejaidan
CAUTI secara pasti belum jelas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan
Pasien.
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
4. Peraturan Daerah atau peraturan yag relevan

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 1. Untuk mengukur adanya kejadian ISK di Puskesmas
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat
kesehatan untuk mengurangi resiko infeksi.

Definisi Operasional 1. Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi


akibat penggunaan urine kateter menetap
(Indwelling catheter) > 2 hari kalender
2. Ditemukan setidaknya satu dari tanda atau gejala
klinis sebagai berikut:
 Demam (> 38,0 ° C)
 Nyeri tekan suprapubik
 Nyeri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis
 Urgensi kemih
 Frekuensi kencing
 Disuria
3. Terdapat hasil test diagnostik
 Test carik celup (dipstick) positif untuk lekosit
esterase dan atau nitrit
 Piuria (terdapat lebih dari 10 lekosit per ml
atau terdapat 3 lekosit per lapangan
pandangan besar (mikroskop kekutan
tinggi/1000 kali dari urine tanpa dilakukan
sentrifugasi
 Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram
dari urine yang tidak disentrifugasi.
 Paling sedikit 2 kultur urine ulangan didapatkan
uropatogen yang sama < 10. 5 koloni/ml
kuman patogen tunggal.
 Dokter mendiagnosis sebagai ISK dan
memberikan terapi yang sesuai untuk ISK.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Per mill (‰)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Denumenator Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap
(penyebut)
h. Indikator penilaian pemisahan limbah B3 dalam ruangan

Indikator Uraian

Judul Indikator Kepatuhan ruangan dalam pemisahan limbah medis / B3


Tujuan Tergambarnya upaya setiap ruangandalam ketepatan
pemisahan limbah medis
Definisi Operasional Proses observasi ketepatan setiap raungan dalam
melakukan pemisahan limbah medis yang ada di ruangan
sesuai dengan klasifikasi dan tempat pembuangan
limbahnya
 Limbah medis padat kantong kuning ( kasa, kapas,
handscoon dll )
 Limbah umum kantong hitam ( kertas, tisu dll )
 Limbah berbahaya dan beracun kantong cokelat ( vial
obat, botol obat, obat kadaluarsa dll )
Numerator Jumlah pemisahan sampah medis yang tepat tempat dan
satu kali observasi
Denominator Jumlah momen obaservasi pemisahan sampah medis

Formula Jumlah tepat pemisahan sampah dalam waktu 1 bulan


Jumlah momen dilakukan observasi dalam 1 bulan x 100 %

Jenis Indikator Proses / output


Sumber data Observasi
Target 100%
Sampling Total sampling
Kriteria Inklusi Semua sampah medis dan non medis ( limbah medis
padat, Limbah B3 dan limbah umum ) yang ada di setiap
ruangan.

Kriteria Ekslusi Sampah dalam safety box


Sampah umum di luar ruangan
Metodologi Concurrent
Pencatatan Observasi dilakukan oleh tim sanitarian
Observasi dilakukan dalam satu kali kesempatan ditiap hari
kerja.
Pencatatanan dilakukan dalam lembar cheklist harian
kemudian dilaporkan kepada ketua Tim PPI
Analisa pelaporan Rekapitulasi data harian pelaporan oleh tim sanitarian dan
bulanan ke Ketua Tim PPI
Area Semua ruangan pelayanan

Anda mungkin juga menyukai