Anda di halaman 1dari 42

APOTEMA 2023

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL


INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
GENERASI ROBBANI DI ERA VUCA

Disusun Oleh :
Riskiya 0068628132
Nurul Sakinah 0079300810
Renata Wanodia Puspita Lestari 0066364907

SMAS ISLAM AL AZHAAR


TULUNGAGUNG
2023

i
ii
iii
Kata Pengantar

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-
Nya, sehingga pada kesempatan yang mulia ini, kami dapat mengikuti Lomba
Karya Tulis Ilmiah (LKTIN) APOTEMA 2023 yang diselenggarakan oleh
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

Kami mempersembahkan karya tulis ilmiah berjudul "Integrasi Nilai-Nilai Islam


sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Generasi Robbani di
Era VUCA." Karya ini merupakan hasil kerja keras dan dedikasi kami dalam
menggali ilmu pengetahuan dengan semangat keislaman sebagai pedoman.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kepala Sekolah SMAS


Islam Al Azhaar Tulungagung, Ustadz Aris Kurniawan S.S, M.Pd, yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan yang tak ternilai dalam perjalanan
penulisan karya ini. Juga, terima kasih kepada guru pembimbing kami, Ustadzah
Rizki Puji Lestari S.Pd, atas arahan dan dorongan yang berharga.

Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh asatidz SMAS Islam Al
Azhaar Tulungagung yang telah memberikan dukungan moral dan ilmiah dalam
penulisan karya tulis ini, serta kepada seluruh tim yang telah membantu kami
menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan penuh dedikasi.

Semoga karya tulis ilmiah kami dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan
dan ilmu pengetahuan, serta menjadikan generasi Robbani sebagai agen
perubahan dalam menghadapi tantangan era VUCA.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Perumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat.....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
A. Integrasi Nilai-Nilai Islam...........................................................................5
B. Motivasi Belajar...........................................................................................7
C. Matematika..................................................................................................8
D. VUCA..........................................................................................................9
BAB III METODE PENULISAN.......................................................................11
A. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................11
B. Pengolahan Data.........................................................................................11
C. Analisis Data..............................................................................................11
D. Kerangka Berpikir......................................................................................13
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN................................................................14
A. Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Pra Pembelajaran..................................14
B. Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran Matematika....................16
C. Konsep Integrasi Nilai-Nilai Islam Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar Matematika Generasi Robbani Era VUCA....................................18
D. Peran Integrasi Nilai-Nilai Islam Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar Matematika Generasi Robbani Era VUCA....................................21
BAB V PENUTUP................................................................................................23
A. Simpulan.....................................................................................................23
B. Saran...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
LAMPIRAN..........................................................................................................25

v
ABSTRAK

Kemajuan teknologi yang pesat, telah membawa dampak signifikan pada


perubahan lingkungan yang ditandai oleh volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas,
dan ambiguitas (VUCA). Era VUCA menghadirkan tantangan baru bagi lembaga
pendidikan dalam mengantisipasi dan merespons melalui adaptasi yang cepat dan
strategi yang tepat. Dalam konteks ini, konsep integrasi nilai-nilai Islam hadir
sebagai alternatif inovatif untuk meningkatkan semangat dan motivasi belajar
matematika pada generasi robbani. Penerapan dari konsep nilai-nilai Islam dapat
menjadi dasar yang kokoh dalam menghadapi tantangan VUCA.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif dan dilaksanakan di SMA Islam Al-Azhaar
Tulungagung. Penelitian ini berfokus pada konsep integrasi nilai-nilai Islam
sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar matematika pada generasi robbani
di era VUCA, dengan teknik pengumpulan data yang berupa wawancara dan
observasi. Pengumpulan data melalui dokumentasi digunakan untuk
mengorganisir informasi yang relevan dalam bentuk tertulis maupun visual serta
sebagai data pendukung dalam penelitian.

Hasil penelitian memberikan wawasan penting mengenai konsep integrasi nilai-


nilai Islam, dengan guru memegang peran utama menerapkan konsep secara
efektif. Konsep integrasi disusun melalui pemanfaatan kisah-kisah Islami, kutipan
Al-Quran atau Hadist, refleksi spiritual dan etika religius dalam pembelajaran.
Konsep integrasi diimplementasikan dengan langkah-langkah esensial yang
dirancang oleh guru, berpotensi menciptakan situasi belajar yang lebih bermakna
dan mendalam, membekali keterampilan yang relevan dalam mengatasi tantangan
psikologis dan emosional, sehingga meningkatkan motivasi belajar matematika
bagi generasi robbani. Seiring peran guru yang inspiratif, konsep ini berkontribusi
pada pembentukan generasi robbani yang cerdas, etis, dan siap menghadapi
tantangan zaman di era VUCA.

Kata Kunci : Integrasi, Nilai-nilai Islam, Motivasi belajar, Matematika, VUCA

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan semakin berkembangnya dunia saat ini, banyak


perubahan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK). Era saat ini disebut era VUCA, yakni Volatility,
Uncertainty, Ambiguity dan Complexity. Era VUCA menggambarkan
situasi yang mengarah pada ketidakpastian dan kemudahan perubahan
sehingga menimbulkan kebingungan.1
Era VUCA telah banyak mempengaruhi berbagai bidang
kehidupan manusia, termasuk pendidikan. Pendidikan di era VUCA
menghadapi tantangan yang signifikan. Perubahan teknologi, dinamika
sosial, dan perubahan persyaratan keterampilan telah menciptakan
lingkungan belajar yang berbeda dari sebelumnya.2 Pendidikan merupakan
landasan utama berkembangnya generasi intelektual yang berkualitas dan
bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan era VUCA (Volatile,
Uncertain, Complex, Ambiguous). Pendidikan yang awalnya hanya
berfokus pada keterampilan, kini menerapkan strategi dan beragam
keterampilan untuk menghadapi tantangan era VUCA.
Keterampilan merupakan hal penting yang harus dikuasai setiap
orang agar berhasil menghadapi tantangan, permasalahan, kehidupan dan
karir abad ke-21.3 Untuk dapat bertahan di abad 21 diperlukan 16
keterampilan dasar.4 Salah satu keterampilan mendasar tersebut adalah
kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan proses berpikir

1
Ariwibowo, H., & Wirapraja, A. (2018). Strategi Inovasi dalam Rangka Menjaga Keberlanjutan
Bisnis dalam Menghadapi Era Volatility, Uncertainty, Compelxity, dan Ambiguity (Vuca). Jurnal
Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, 1(IX), hal. 51-58.
2
Imamuddin, M., Isnaniah. (2023). Peranan Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran
Matematika. Kaunia Integration and Interconnection of Islam and Science Journal, Vol.19, No.1,
pp. 15-2. From http://ejournal.uin-suka.ac.id/saintek/kaunia
3
Redhana, I. (2019). Mengembangkan Keteranpilan Abad ke-21 dalam Pembelajaran Kimia.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 1(XIII), hal. 2239-2235
4
Forum, W. E. (2016). The Global Competitiveness Report 2016-2017. The World Economic
Forum.
2

intelektual dimana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya,


pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih, dan
rasional.5
Dalam konteks ini, matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang berperan penting dalam melatih berpikir kritis, kemampuan
analitis dan beradaptasi dalam perubahan era VUCA yang cepat dan
kompleks. Namun strategi pendidikan juga harus mampu
mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran matematika,
sehingga siswa dapat melihat relevansi matematika dalam konteks agama
dan kehidupan sehari-hari. Perubahan dalam rangka peningkatan kualitas
pengajaran matematika harus dilakukan untuk menghasilkan hasil belajar
yang optimal. Selain perkembangan teknologi, kemajuan pendidikan juga
perlu membangun nilai dan kepribadian setiap peserta didik melalui nilai-
nilai agama. Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Matematika, dengan jelas disebutkan bahwa
“pendidikan nasional mempunyai fungsi mengembangkan kemampuan,
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan pendidikan”. bagi kehidupan berbangsa, guna
mengembangkan potensi peserta didik”. menjadi manusia yang beriman
dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. warga
negara yang sehat, berpengetahuan, cakap, kreatif, mandiri, bertanggung
jawab, dan demokratis.
Secara teoritis, nilai-nilai Islam memberikan landasan moral, etika,
dan arah hidup bagi umat Islam. Islam menganjurkan pencarian ilmu dan
wawasan tentang alam semesta sebagai ekspresi mensyukuri ciptaan Allah.
Nilai-nilai Islam menjadi landasan dalam meningkatkan kepribadian
peserta didik. Pembelajaran matematika yang terintegrasi dengan nilai-
nilai Islam dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar
yang melibatkan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam materi
matematika untuk memberikan pengalaman yang bermakna.6
5
Ahmatika, D. (2016). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Pendekatan
Inquiry/Discovery. Jurnal Euclid, 1(111), hal. 394-403.
6
Trianto. (2007). Model Pembelaiaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta, Prestasi
Pustaka, hal. 5
3

Pembelajaran matematika yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam


hanyalah salah satu alternatif yang diharapkan dapat dikembangkan oleh
guru.7 Integrasi yang direncanakan bertujuan untuk meningkatkan motivasi
dan meningkatkan nilai-nilai Islam di kalangan siswa melalui matematika.
Mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran
matematika merupakan topik yang menarik dalam bidang pendidikan.
Penelitian menunjukkan bahwa mengintegrasikan matematika dan Al-
Quran dapat meningkatkan motivasi dan prestasi akademik siswa. Islam
merupakan agama yang sangat menekankan pada ilmu pengetahuan, dan
pembelajaran matematika yang dipadukan dengan nilai-nilai Islam berarti
menciptakan kesinambungan antara materi matematika di sekolah dengan
nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam. Namun internalisasi nilai-nilai
Islam dalam pembelajaran matematika di berbagai lembaga pendidikan
masih belum terlaksana secara maksimal.8 Matematika sebagai bahasa
universal yang mencerminkan struktur alam semesta, sudah sewajarnya
dipadukan dengan nilai-nilai Islam. Namun saat ini terdapat dikotomi
antara budaya secara umum dan nilai-nilai Islam. 9 Faktanya, generasi
muda seringkali kesulitan melihat keterkaitan antara matematika dan nilai-
nilai Islam, sehingga berdampak negatif pada motivasi belajar
matematika.10
Generasi Robbani mengacu pada pelajar muslim yang diharapkan
memiliki landasan nilai dan etika Islam yang kuat. Pengintegrasian nilai-
nilai Islam ke dalam pembelajaran matematika dianggap sebagai solusi
atas permasalahan rendahnya motivasi belajar matematika di kalangan
siswa generasi Robbani di era VUCA. Mengintegrasikan nilai-nilai Islam
7
Safitri, W. Y., Haryanto, Imam R. (2020). Integrasi Matematika, Nilai-Nilai Keislaman, dan
Teknologi: Fenomena di Madrasah Tsanawivah. Jurnal Tadris Matematika, 3(1). From
http://ejournal.iain=tulungagung.ac.id/index.php/jtm
8
Ansita, Y. T., Ahmad S., & Afifah N. A. (2022). Integrating Islamic Values on Math Learning in
Welcoming the Society 5.0: How It Works?. D. Pristine Adi et al. (Eds.): ACIE, ASSEHR 714, pp.203-
211. From https://doi.org/10.2991/978-2-38476-044-2 19
9
Tamami, B. (2019). Dikotomi pendidikan Agama Islam dan pendidikan umum di Indonesia.
Tarlim: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(1), hal. 85-96. From
https://doi.org/10.32528/tarlim.v2i1.2073
10
Kurniyat, E. (2018). Memahami dikotomi dan dualisme pendidikan di Indonesia. Rausyan Fikr:
Jurnal Pemikiran dan Pencerahan, hal. 14(1), -19. Retrieved from
http://iurnal.umt.ac.id/index.ohp/rf/article/view/669
4

ke dalam pembelajaran matematika dapat membantu siswa


menghubungkan konsep-konsep matematika yang abstrak dengan
kehidupan dan nilai-nilai sehari-hari. Pendekatan ini juga dapat membantu
siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan
pemecahan masalah yang penting di era VUCA, dimana siswa harus
dibekali keterampilan untuk beradaptasi dengan lingkungan. 11 Oleh karena
itu, pengintegrasian nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran matematika
dapat membantu siswa mengembangkan sikap positif terhadap
matematika dan mengapresiasi pentingnya matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
Keterampilan guru terkait desain pembelajaran matematika, nilai-
nilai Islam, dan integrasinya juga memegang peranan penting. 12
Pengintegrasian nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran matematika dapat
dilakukan dengan memberikan perspektif Islam terhadap konsep dan
permasalahan matematika. Penelitian terdahulu dengan topik
pengintegrasian nilai-nilai Islam dan materi pembelajaran matematika
menunjukkan bahwa hasilnya dapat meningkatkan karakter moral tinggi
siswa.13 Dengan demikian, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan
terpadu untuk membantu generasi Robbani lebih terlibat dalam
pembelajaran matematika dengan memahami relevansi nilai-nilai Islam
dalam konteks mata pelajaran matematika. Dalam konteks tersebut,
penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan
mengkaji dampak pengintegrasian nilai-nilai Islam terhadap motivasi
belajar matematika generasi Robbani di era VUCA. Pengintegrasian nilai-
nilai Islam diharapkan dapat memberikan konteks yang lebih dalam,
relevan, dan bermakna bagi siswa dalam pembelajaran matematika, guna
11
Suaif F., Syamsu N., Mohammad Al Farabi. (2023). Islamic Values: Integration in Learning
Mathematics and Science at Man 2 Level 2022/2023 Academic Year. Munaddhomah Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam 4(3), hal. 732-745.
12
Masduki, Rita P. Khotimah, & Sri Sutarni. (2014). Islamic Values In Mathematics Learning.
Proceeding of Internasional Conference on Research: Implementation and Education of
Mathematics and Sciences, hal. 10
13
Ansita, Y. T., Ahmad S., & Afifah N. A. (2022). Integrating Islamic Values on Math Learning in
Welcoming the Society 5.0: D. Pristine Adi et al. (Eds.): ACIE, ASSEHR 714, pp, hal. 203-211. From
https://doi.org/10.2991/978-2-38476-044-2 19
5

meningkatkan motivasi belajar dan mempersiapkan mereka menghadapi


perubahan dan tantangan di era yang dinamis ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, agar dalam penelitian ini tidak terjadi
kerancuan dan demi terwujudnya suatu pembahasan yang sesuai dengan harapan,
maka peneliti merumuskan pembahasan yang akan diangkat dalam penelitian ini.
Adapun rumusan masalah yang diambil yaitu:
1. Bagaimana konsep integrasi matematika dan nilai-nilai islam dalam
pembelajaran matematika pada generasi robbani SMAS Islam Al Azhaar
Tulungagung di era VUCA ?
2. Bagaimana peranan integrasi nilai-nilai islam dan matematika terhadap
motivasi belajar matematika pada generasi robbani SMAS Islam Al Azhaar
Tulungagung di era VUCA?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian:
Berdasarkan fokus penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mendeskipsikan bagaimana konsep integrasi nilai-nilai islam sebagai
upaya meningkatkan motivasi belajar generasi robbani di era VUCA.
b. Untuk mendeskripsikan bagaimana peran integrasi nilai-nilai islam sebagai
upaya meningkatkan motivasi belajar matematika generasi robbani di era
VUCA.
2. Manfatat Penelitian:
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini
memiliki manfaat bagi peneliti dan pihak lain, yaitu:
a. Bagi peneliti:
Dengan diadakannya penelitian ini, peneliti dapat belajar melalui
pengalaman menyusun abstrak dan menyusun laporan hasil penelitian
mengenai integrasi nilai-nilai islam sebagai upaya meningkatkan motivasi
belajar matematika generasi robbani di era VUCA.

b. Bagi pihak lain:


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi penelitian
selanjutnya untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam mata pelajaran
lain, sehingga menciptakan pendekatan agama dalam pembelajaran. Juga
6

dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga-


lembaga pendidikan yang menerapkan pendekatan serupa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Integrasi Nilai-Nilai Islam


Secara etimologis, integral merupakan kata serapan dari kata bahasa
Inggris -integrate; integrasi, kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia
menjadi integrasi, artinya berkumpul bersama; melebur atau melebur menjadi satu
kesatuan yang utuh; integrasi.14
Ide integrasi ilmiah pertama kali dikembangkan oleh Muhammad Natsir.
Ia menemukan bahwa mereka yang hanya mempelajari ilmu agama dan mereka
yang hanya mempelajari ilmu sekuler adalah orang asing terhadap agamanya.
Sebab dalam Al-Quran surat Al Qashash ayat 77 Allah memerintahkan kita untuk
hidup seimbang. Jadi, integrasi adalah integrasi nilai-nilai agama (dalam hal ini
Islam) dengan ilmu pengetahuan pada umumnya.15
Islam mewajibkan umatnya untuk dididik sedemikian rupa agar dapat
mencapai tujuan hidupnya, sebagaimana ditegaskan Allah dalam surat Adz-
Dzariyat: 56

Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”.
Ayat di atas menjelaskan bahwa pendidikan sangatlah penting bagi
kehidupan manusia. Sebab dengan pendidikan, manusia dapat memenuhi
fungsinya sebagai hamba Tuhan yang sempurna. Pada dasarnya segala sesuatu
pasti mempunyai tujuan, karena tujuan itu sendiri berfungsi untuk
menyempurnakan ketidaksempurnaan. Sebagaimana manusia dalam mencari ilmu
pasti mempunyai satu tujuan, yaitu menyempurnakan potensi yang dimilikinya,
yang pada hakikatnya penuh kekurangan.16
Mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran matematika
dapat membantu guru mengembangkan sikap keagamaan siswa. Agama
merupakan nilai karakter dalam hablum minAllah (hubungan dengan Allah),
mengungkapkan perkataan, perbuatan, perbuatan yang senantiasa berlandaskan
14
John M. Echlos dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, (2003), hal. 326
15
Muhammad Fahri: Muhammad Nasir” Sejarah dan Gagasannya terhadap Pendidikan Islam ini
adalah salah satu bunyi pidato Mohammad Natsir dalam bidang pendidikan yang beliau
sampaikan pada rapat Persatuan Islam di Bogor, 17 Juni 1934. di akses pada tanggal 08 Agustus
2016 pukul 10.45.
16
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah vol.13, PT. Lentera Hati, Jakarta, 2002, hal. 355
7

ajaran agama.17 Dalam konsep pembelajaran, integrasi matematika dan nilai-nilai


Islam, khususnya Integrasi matematika dan Al-Quran, merupakan model
pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran matematika pada semua
jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Saat ini telah dikembangkan
model yang mengintegrasikan matematika dan Al-Quran dalam pembelajaran
matematika. Berikut ulasan model terintegrasi yang dikembangkan oleh. 18

1. Mathematics from Al-Quran (Mengembangkan Matematika dari Al-Quran)


Model terintegrasi ini mengkaji dan memperluas matematika dari Al-Quran.
Ide-ide matematis dalam Al-Quran ada yang bersifat eksplisit dan ada yang
bersifat implisit. Bilangan, relasi bilangan, operasi bilangan, rasio dan proporsi,
himpunan, serta pengukuran merupakan contoh materi-materi matematika secara
eksplisit dalam Al-Quran. Sedangkan relasi, fungsi, estimasi, statistika, dan
pemodelan matematika merupakan contoh materi-materi matematika yang
disebutkan secara implisit.

2. Mathematics from Al-Quran (Menggunakan Matematika untuk


Melaksanakan Al-Quran).
Model terpadu ini berarti matematika digunakan untuk memenuhi perintah
Allah SWT yang terkandung dalam Al-Quran dan dalam praktik pembelajaran
matematika diajarkan untuk pengembangan intelektual. dan potensi spiritual.
Contoh model terintegrasi ini antara lain penggunaan matematika untuk
menentukan arah kiblat, menentukan waktu shalat, menentukan zakat dan
warisan, dan masih banyak lagi.

3. Mathematics to Explore Al-Quran (Menggunakan Matematika untuk


Menguak Keajaiban Matematis Al-Quran).
Model terpadu ini mencakup model matematika untuk masing-masing
menemukan (Mathematics to discover), menjelaskan (Mathematics to
menjelaskan) dan mentransmisikan (Matematika untuk mendistribusikan) Al-
Qur’an. Matematika digunakan untuk menggali keajaiban matematika yang
terdapat dalam Al-Qur'an, matematika digunakan untuk menjelaskan ayat-ayat
dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan perhitungan matematis dan aspek
matematika pembelajaran lainnya, dan matematika digunakan sebagai media
pengajaran. dan menyampaikan isi materi Al-Qur'an.

4. Mathematics to explain Al-Quran (Menggunakan untuk Menjelaskan Al-


Quran.
Rumusan model ini adalah matematika dikaitkan dengan isi nilai-nilai Al-
Quran yang kemudian dimasukkan ke dalam pembelajaran matematika.
Matematika bertumpu pada nilai-nilai Al-Quran untuk mengembangkan etika
17
Mustari, M. (2014). Nilai Karakter: Refleksi Untuk Pendidikan. Raja Grafindo Persada, hal. 222
18
Abdussakir, 2018, Integrating Mathematics and Religious Teachings and Values in Elementary
and Secondary School, Keynote Speaker Full Paper dalam International Conference on
Mathematics and Islam, hal. 20
8

yang luhur. Dalam praktik pembelajaran matematika, pengajaran matematika


dilaksanakan dengan menggunakan strategi transmisi (guru menekankan aspek
nilai Al-Quran dalam bahan ajar matematika), analogi (guru memberikan analogi
dengan nilai kebaikan dalam pengajaran matematika), sebuah narasi. (dalam
pendidikan matematika, guru menceritakan kisah-kisah matematika dan
matematikawan Muslim harus belajar dari cerita-cerita itu) dan Uswah Hasanah
(dalam pendidikan matematika, guru menunjukkan perilaku keteladanan dalam
matematika, misalnya kejujuran, keikhlasan, ketelitian, ketaatan dan ketelitian). 19
Mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran matematika dapat
membantu guru mengembangkan siswa. Agama merupakan nilai karakter dalam
hablum minAllah (hubungan dengan Allah), mengungkapkan perkataan,
perbuatan, perbuatan yang senantiasa berlandaskan ajaran agama. 20 Penelitian ini
menemukan bahwa dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam
pembelajaran matematika, sikap keagamaan siswa meningkat.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, pengintegrasian nilai-nilai Islam
ke dalam pembelajaran matematika memberikan dampak positif terhadap
perkembangan sikap keagamaan siswa. Proses terpadu ini menciptakan kesatuan
utuh antara nilai-nilai Islam dan pembelajaran matematika, membantu siswa
mengembangkan sikap keagamaan berdasarkan ajaran agama. Hasil ini
menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan kesadaran spiritual dan
moral siswa dalam konteks pembelajaran matematika.

B. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa.
Meningkatkan motivasi belajar siswa merupakan suatu teknik untuk
mengembangkan kemampuan dan kesiapan belajarnya. Seseorang akan
melakukan suatu aktivitas karena adanya motivasi. Memiliki motivasi belajar
yang kuat akan mencapai hasil yang optimal.21
Faktanya, siswa hanya belajar matematika di kelas karena motivasi
belajarnya rendah. Hal ini juga membuat siswa sangat mudah melupakan ilmu
yang telah dipelajari sebelumnya. Motivasi memegang peranan penting dalam
belajar, yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat dijadikan penguat belajar,
memperjelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengidentifikasi berbagai
kontrol merangsang belajar dan menentukan ketekunan dalam belajar.22
Oleh karena itu, kesimpulannya adalah bahwa motivasi memiliki peran
penting dalam keberhasilan siswa dalam belajar. Konsep motivasi ini muncul dari
pemahaman bahwa tidak semua tindakan manusia dikendalikan sepenuhnya oleh
akal, dan motivasi merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
aktivitas. Tingkat motivasi yang tinggi dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
sementara motivasi yang rendah dapat menyebabkan siswa sulit memahami dan
mengingat materi pelajaran. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi
19
Ibid., hal. 21
20
Mustari, M. (2014), Nilai Karakter: Refleksi Untuk Pendidikan. Raja Grafindo Persada, hal. 222
21
Sunarti Rahman (2021), Merdeka Belajar Dalam Menyambut Era Masyarakat 5.0, hal. 10
22
Uno, Hamzah. (2008), Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta:Bumi Aksara, hal. 11
9

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, menjelaskan tujuan


pembelajaran, dan menentukan upaya untuk mempertahankan ketekunan dalam
belajar.

C. Matematika
Matematika merupakan subyek yang sangat penting dalam sistem pendidikan
di seluruh dunia.23 Matematika mempelajari tentang keteraturan, tentang struktur
yang terorganisasikan, konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis,
berstruktur dan sistematis, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada
konsep paling kompleks.
Istilah matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau “mathenein”, yang
artinya mempelajari. Matematika dalam bahasa latin yaitu “manthanein atau
“mathema” yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”. Jadi, berdasarkan asal
usulnya maka kata matematika memiliki makna pengetahuan yang diperoleh dari
hasil proses belajar. Sehingga, matematika merupakan suatu pengetahuan. Hal ini
sependapat dengan.24 yang menyatakan bahwa matematika merupakan salah satu
cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan
ilmu dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang
ilmu lain maupun dalam pengembangan matematika itu sendiri.
Sedangkan menurut.25 menyatakan bahwa; Matematika adalah suatu cara
untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara
menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran,
menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan
hubungan-hubungan.
Oleh karena itu, kesimpulannya berdasarkan pendapat dari beberapa ahli
menyimpulkan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban
terhadap masalah yang dihadapi manusia dengan yang dihadapi sehari-hari serta
meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan rasional.

Dapat kita lihat dalam QS. Al-Kahfi Ayat 25 yang berbunyi :

Artinya: “Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah
sembilan tahun.”

23
Siagian, Muhammad Daud. 2016. Kemampuan Koneksi Matematika Dalam Pembelajaran
Matematika, dalam MES (Journal of Mathematics Esucation and Science) Jakarta: CV. Rajawali.
24
Siagian, Muhammad Daud. 2016. Kemampuan Koneksi Matematika Dalam Pembelajaran
Matematika, dalam MES (Journal of Mathematics Esucation and Science) Jakarta: CV. Rajawali,
hal.20
25
Hasratuddin. 2013. “Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Jurnal
Pendidikan Matematika PARADIKMA. 6(2): hal 130-141
10

Berdasarkan ayat di atas dapat dijelaskan bahwa konsep matematika sudah


tertera dalam Alquran baik secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya
terjadi pengembangan konsep matematika oleh para ilmuwan muslim sehingga
melahirkan cabang-cabang matematika yang diaplikasikan dalam kehidupan
manusia.

D. VUCA
“We cannot direct the wind but we can adjust the sails.” Kita kini berada di
dunia abad 21. Ciri-ciri dunia abad 21 sungguh melambangkan makna era VUCA.
Pandemi Covid-19 juga merupakan contoh nyata tantangan yang kita hadapi di
era VUCA. Secara kontekstual, kita berada di dunia VUCA atau era VUCA.
Secara bahasa, VUCA merupakan singkatan dari Volatility, Uncertainty,
Complexity dan Ambiguity dan dalam era ini mereka bersama-sama mewakili
bagaimana segala sesuatunya dalam merancang situasi dan kondisi lain satu sama
lain di era VUCA, khususnya dalam dunia kerja yang dianggap sulit. dalam
konteks saat ini. pandemi Covid-19.26
27
meyakini bahwa ide VUCA pertama kali diperkenalkan oleh Amerika
Serikat. Army War College untuk menggambarkan dunia multilateral yang tidak
pasti, kompleks, dan ambigu akibat berakhirnya Perang Dingin. Istilah ini
kemudian diadopsi oleh para pemimpin bisnis strategis untuk menggambarkan
lingkungan bisnis yang kacau, tidak stabil, dan berubah dengan cepat yang dikenal
sebagai kondisi normal baru. VUCA saat ini didefinisikan sebagai lingkungan
yang tidak bergantung pada berbagai faktor dan entitas di saat ketidakpastian dan
mengharuskan para pemimpin saat ini untuk mengambil tindakan atau tindakan
untuk menghadapi situasi dan kondisi yang tidak pasti tersebut.
VUCA juga menyikapi dunia pendidikan menghadapi dilema sistem
pembelajaran, dari yang tradisional hingga yang digital. Di era VUCA banyak
perubahan yang disertai ketidakpastian, ketidakpastian kompleksitas dan
ambiguitas yang sulit dijelaskan.28
Inilah landasan teori VUCA:
1. Volatilitas (perubahan terus menerus):
Teori ini menyatakan bahwa dalam lingkungan VUCA, perubahan bersifat
konstan. Organisasi harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan
eksternal yang tiba-tiba, seperti perubahan pasar, teknologi baru, atau perubahan
kebijakan pemerintah.

2. Ketidakpastian:
26
Chandibai Potsangbam, “Adaptive Performance In Vuca Era- Where Is Research
Going?,” International Journal Of Management (IJM) 8 (December 1, 2017), hal.99–108.
27
Kingsinger, P. & Walch, K. (2012 July 9). Living and leading in a VUCA world. Thunderbird
University. Retrieved from
http://knowledgenetwork.thunderbird.edu/research/2012/07/09/kinsinger-walch-vuca/
28
Nadia Aurora Soraya, Salsa Ayuning Tias, Virgin Kristina Ayu (2022). Nasionalisme Bangsa Di
Era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity Dan Ambiguity)
11

Teori ini menekankan bahwa dalam VUCA, informasi yang diperlukan


untuk pengambilan keputusan seringkali tidak lengkap atau tidak jelas. Oleh
karena itu, organisasi harus mengembangkan kapasitas mereka untuk mengatasi
masalah ini dengan melakukan perencanaan secara lebih fleksibel dan responsif.

3. Kompleksitas (Kompleks):
Teori ini menyatakan bahwa dalam lingkungan VUCA, hubungan antara
faktor-faktor yang mempengaruhi operasi bisnis menjadi semakin kompleks.
Organisasi harus mampu memahami dan mengelola interaksi kompleks ini, yang
mencakup faktor-faktor seperti pasar global, teknologi, dan kebijakan peraturan.

4. Ambiguitas (kurangnya kejelasan):


Teori ini menekankan bahwa dalam VUCA, informasi dapat memiliki
banyak interpretasi yang berbeda. Organisasi harus mampu mengidentifikasi dan
mengatasi ambiguitas ini melalui komunikasi yang lebih baik dan pemahaman
yang lebih mendalam terhadap lingkungannya.
Bob Johansen, dalam bukunya Leadership Creates the Future: Sepuluh
Keterampilan Kepemimpinan Baru untuk Dunia yang Tidak Pasti (2012)
mengingatkan kita bahwa gejolak VUCA tidak boleh dilihat hanya dari sisi
negatifnya saja. Untuk menjaga optimisme, kita harus mengganti istilah VUCA
yang berkonotasi negatif dengan yang positif.29

29
Bob Johansen, Leaders Make the Future: Ten New Leadership Skills for Uncertain World
(2012)
12

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini diperoleh langsung dari wawancara
yang dilakukan dengan guru matematika di SMA Islam Al Azhaar
Tulungagung untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana konsep
integrasi nila-nilai islam sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar
matematika generasi robbani di era VUCA.
2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan di SMAS Islam Al azhaar
Tulungagung kelas XI-MIA guna mendapatkan gambaran tentang
bagaimana konsep integrasi nila-nilai islam sebagai upaya meningkatkan
motivasi belajar matematika generasi robbani di era VUCA.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang penulis gunakan bertujuan untuk mengorganisir
informasi yang relevan dalam bentuk tertulis maupun visual dalam
penelitian.

B. Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Menurut Bogdan dan Talyor yang
dikutip oleh Lexy.J. Moleong, pendekatan kualitatif merupakan suatu proses
penelitian yang menghasilkan data deskriptif dalam bentuk tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Data utama dalam penelitian ini diperoleh
langsung dengan mengumpulkan informasi yang didapat dari subjek penelitian
yaitu guru matematika di SMAS Islam Al Azhaar. Pendekatan kualitatif ini
bertujuan untuk mendapatkan informasi lengkap tentang "Integrasi Nilai-Nilai
Islam Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Generasi Robbani di Era
VUCA

C. Analisis Data
Dalam penelitian ini proses analisis data dilakukan menggunakan model Miles
dan Huberman, meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi. Adapun penjelasan ketiga langkah analisis data tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Reduksi data
Adapun tahap reduksi data dalam penelitian ini adalah menganalisis
hasil wawancara dan hasil observasi yang telah dilaksanakan guna
mengetahui integrasi nilai-nilai Islam pada pembelajaran matematika.
13

2. Penyajian data
Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data wawancara dan hasil
observasi dengan diketik ulang dan disajikan dalam bentuk paragraf
deskripsi.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Langkah ketiga setelah reduksi data dan penyajian data yakni
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pada penelitian ini kegiatan
penarikan kesimpulan dilakukan dengan mencari makna dari hasil
wawancara, dan hasil observasi, maupun dokumentasi dengan cara
menyimpulkan dan menyesuaikannya dengan fokus penelitian yang telah
dirumuskan sebelumnya. Tahap penarikan kesimpulan dilakukan dengan
cara membandingkan hasil wawancara dengan hasil observasi sehingga
diperoleh kesimpulan mengenai integrasi nilai-nilai islam sebagai upaya
meningkatkan motivasi belajar matematika generasi robbani era VUCA.
14

D. Kerangka Berpikir

Permasalahan Strategi
Mengintegrasikan
 Hadirnya tantangan nilai-nilai islam ke  Bagaimana konsep integrasi
baru bagi lembaga dalam pembelajaran matematika dan nilai-nilai islam
pendidikan dalam matematika sebagai dalam pembelajaran matematika
menghadapi upaya meningkatkan pada generasi robbani SMAS
kemajuan teknologi motivasi belajar. Islam Al Azhaar Tulungagung di
yang pesat di era era VUCA ?
VUCA.  Bagaimana peran integrasi nilai-
 Rendahnya motivasi nilai islam dan matematika
belajar matematika terhadap motivasi belajar
pada siswa. matematika pada generasi
 Mata pelajaran di robbani SMAS Islam Al Azhaar
sekolah belum Tulungagung di era VUCA?
sepenuhnya
menerapkan
pendekatan dengan Analisis Data
memadukan Teori Miles and Huberman
pendidikan umum  Reduksi data
dan pendidikan  Penyajian data
agama menjadi satu  Memberikan wawasan penting mengenai konsep integrasi nilai-
 Penarikan kesimpulan
jalinan kurikulum. nilai Islam, dengan guru memegang peran utama menerapkan
konsep secara efektif.
 Menciptakan situasi belajar yang lebih bermakna dan mendalam,
membekali keterampilan yang relevan dalam mengatasi
tantangan psikologis dan emosional, sehingga meningkatkan
motivasi belajar matematika bagi generasi robbani.

Umpan Balik
15

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

Penelitian dengan judul “Integrasi Nilai-Nilai Islam Sebagai Upaya


Peningkatan Motivasi Matematika Generasi Robbani Era VUCA”
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan konsep
integrasi nilai-nilai Islam sebagai sebuah upaya meningkatkan motivasi
belajar generasi Robbani era VUCA dan mendeskripsikan peranan
integrasi nilai-nilai Islam sebagai upaya meningkatkan motivasi
matematika generasi Robbani era VUCA.
Penelitian ini dilakukan di SMAS Islam Al Azhaar Tulungagung
Kelas XI MIA. SMA yang beralamatkan di Jl. Pahlawan I Rejoagung,
Kec. Kedungwaru, Kab. Tulungagung ini memiliki visi “menjadi sekolah
islam terbaik untuk menbina generasi Robbani sebagai lulusan yang
berakhlak Qur’ani, cerdas, kreatif, dan kolaboratif”. Sebelum
melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan
terhadap objek yang akan diteliti.

A. Mengintegrasikan Nilai-Nilai Islam pada Masa Pra Pembelajaran


SMA Islam Al Azhaar Tulungagung mempunyai beberapa rutinitas
sebelum melakukan kegiatan akademik. Salah satunya adalah shalat
Dhuha. Sholat Dhuha dilaksanakan setiap hari oleh seluruh siswa dan
seluruh asatidz sebelum melaksanakan kegiatan akademik. Sholat dhuha
dilaksanakan di aula balai esis sekolah. Usai salat Dhuha dilanjutkan
dengan pembacaan doa. Doa yang dilantunkan merupakan doa pembuka
pelajaran yang digubah oleh Abina KH. Muhammad Ihya' Ulumiddin dari
Yayasan Dakwah Al Haromain. Doa ini dimaksudkan untuk memohon
keberkahan dalam kegiatan akademik. Dilanjutkan dengan pembacaan
Asmaul Husna. Membaca Asmaul Husna bertujuan untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT dan memohon perlindungan dari Allah SWT.
Selanjutnya, untuk mengetahui tujuan dan integrasi nilai-nilai
islam pada pembiasaan sebelum kegiatan pembelajaran, dilakukan
wawancara sebagaimana kutipan wawancara berikut:
Peneliti : Bagaimana konsep integrasi nilai-nilai islam sebelum dilaksanakannya
pembelajaran?
Ustadza : Sekolah memiliki program pembiasaan sholat dhuha berjamaah dan
h pembacaan doa-doa yang meliputi doa awal pembelajaran, surat-surat
pendek, dan dilanjutkan dengan pembacaan Asmaul Husna. Kegiatan
wajib diikuti seluruh santri dan asatidz
Peneliti : Apa tujuan dilakukannya pembiasaan tersebut?
Ustadza : Untuk Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,
16

h meningkatkan semangat belajar, menciptakan suasana pembelajaran


yang kondusif, serta meningkatkan daya konsentrasi, intelektual,
emosional, dan spiritual.
Peneliti : Apakah pembiasaan ini merupakan bagian dari konsep integrasi islam
sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar matematika?
Ustadza : Iya, Pembiasaan sholat dhuha dan doa sebelum pembelajaran di SMA
h Islam Al Azhaar Tulungagung merupakan salah satu bentuk
implementasi konsep integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran
matematika. Sesuai dengan tujuan yang telah saya sebutkan, Keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT dapat menjadi sumber motivasi bagi
siswa untuk belajar. Siswa yang beriman dan bertakwa akan menyadari
bahwa belajar adalah kewajiban yang harus dilakukan untuk meraih
kebahagiaan dunia dan akhirat.

Berdasarkan kutipan wawancara di atas, kita dapat melihat tujuan


dan manfaat dari pembiasaan shalat Dhuha dan doa sebelum menuntut
ilmu. Maksud dan manfaat pembiasaan shalat dhuha dan doa sebelum
belajar antara lain:
Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT;
meningkatkan keinginan belajar, menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, meningkatkan kemampuan konsentrasi, meningkatkan
kecerdasan intelektual, meningkatkan kecerdasan emosional,
meningkatkan kecerdasan spiritual.
Sholat dhuha dan doa sebelum belajar merupakan salah satu upaya
SMA Islam Al Azhaar Tulungagung untuk membentuk karakter siswa
sebagai generasi Muslim Robbani dan memiliki kemampuan akademik
yang tinggi. Kebiasaan ini merupakan bagian dari konsep pengintegrasian
nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi
belajar matematika generasi Robbani era VUCA.
Sholat Dhuha merupakan sholat sunnah yang dianjurkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Sholat Dhuha mempunyai banyak manfaat, salah
satunya dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT. Doa yang dipanjatkan sebelum belajar juga bertujuan untuk
memohon kepada Allah SWT agar selalu membimbing dan mengarahkan
siswa dalam mencari ilmu. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
dapat menjadi sumber motivasi siswa untuk menuntut ilmu. Siswa yang
baik dan bertaqwa akan menyadari bahwa menuntut ilmu adalah suatu
kewajiban yang harus dipenuhi untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia
dan akhirat. Melalui shalat Dhuha, santri dan asatidz menjalin hubungan
spiritual dengan Allah SWT sebelum memulai kegiatan akademik. Inilah
salah satu aspek penting dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam.
Pembelajaran akan lebih bermakna bila diawali dengan kesadaran akan
keterkaitan antara pengetahuan dan keyakinan agama.
17

Hikmah doa pembuka dari Abina KH. Muhammad Ihya'


Ulumiddin mencerminkan upaya nilai-nilai Islam ke dalam konteks
pembelajaran. Doa-doa tersebut antara lain permohonan bimbingan dan
keberkahan selama proses belajar mengajar, sesuai dengan nilai-nilai
Islam. Doa yang dipanjatkan sebelum belajar juga dapat mendatangkan
ketenangan dan ketentraman di hati siswa, sehingga dapat belajar lebih
fokus. Sholat dhuha dan doa sebelum belajar dapat menciptakan suasana
kondusif dalam belajar. Suasana yang kondusif dapat mendorong siswa
untuk belajar lebih efektif dan efisien sehingga membantu menenangkan
pikiran dan hatinya.
Membaca Asmaul Husna membantu siswa menyadari sifat-sifat
Allah SWT yang indah dan sempurna. Hal ini tidak hanya menjadi bagian
dari pengintegrasian nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran matematika
tetapi juga pada seluruh kurikulum pendidikan. Santri dan asatidz diajak
untuk mengenal Allah lebih dalam, yang dapat mempengaruhi sikap dan
perilaku mereka dalam belajar dan kehidupan sehari-hari.
Melalui shalat dhuha dan doa sebelum belajar, siswa dapat
meningkatkan kemampuannya dalam berkonsentrasi. Kemampuan
berkonsentrasi dapat membantu siswa memahami pelajaran dengan lebih
baik. Ketika siswa dan asatidz memulai pembelajaran dengan hati yang
tenang, penuh perhatian, dan hubungan mental yang kuat, maka mereka
akan lebih mudah berkonsentrasi dan berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Selain itu, sholat dhuha dan doa sebelum belajar dapat
membantu siswa meningkatkan kecerdasan intelektualnya. Kecerdasan
intelektual yang tinggi dapat membantu siswa mencapai prestasi akademik
yang baik.
Sholat dhuha dan sholat pra-belajar dapat membantu siswa
meningkatkan kecerdasan emosionalnya. Kecerdasan emosional yang
tinggi dapat membantu siswa mengelola emosinya dengan lebih baik.
Melalui kegiatan tersebut, siswa dapat meningkatkan kecerdasan
mentalnya. Kecerdasan spiritual yang tinggi dapat membantu siswa
menjadi pribadi yang lebih baik. Doa pembuka pelajaran seringkali
memuat nilai-nilai moral yang baik. Hal ini sejalan dengan integrasi nilai-
nilai Islam yang mendorong penanaman nilai-nilai moral positif.
Kebiasaan ini dapat membentuk kepribadian siswa agar lebih taat pada
nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran
sebelumnya juga membantu meningkatkan kesadaran beragama. Santri
dan asatidz rutin mengikuti kegiatan keagamaan sebelum menuntut ilmu,
hal ini dapat membantu mereka memperdalam pemahaman dan kesadaran
akan nilai-nilai agama.
18

Pembiasaan ini merupakan salah satu upaya sekolah dalam


membentuk kepribadian siswa agar menjadi generasi Muslim Robbani
dan dibekali kemampuan akademik yang tinggi. Karena rutinitas ini
menjadi kegiatan sehari-hari maka dapat disajikan dengan lebih menarik
dan inspiratif sehingga semakin memotivasi siswa untuk mengikutinya.
Dengan adanya pembiasaan ini diharapkan amalan sholat dhuha dan doa
sebelum belajar dapat lebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar
matematika generasi Robbani era VUCA.

B. Mengintegrasikan Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran Matematika


Pemahaman konsep pengintegrasian nilai-nilai Islam ke dalam
pembelajaran matematika merupakan langkah awal yang mendasar dalam
upaya meningkatkan motivasi belajar matematika generasi Robbani di era
VUCA. Dalam konteks ini, guru matematika mempunyai peranan penting
dalam menjelaskan dan menerapkan konsep pengintegrasian nilai-nilai
Islam dengan dua indikator utama yaitu, kemampuan guru dalam
menjelaskan konsep pengintegrasian nilai-nilai Islam dan kemampuan
guru dalam menghubungkan nilai-nilai Islam pada materi matematika.
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menjelaskan konsep
integrasi nilai-nilai islam pada pembelajaran matematika, dilakukan
wawancara sebagaimana kutipan wawancara berikut:
Peneliti : Apa pemahaman Ustadzah tentang konsep integrasi nilai-nilai Islam
dalam pembelajaran matematika?
Ustadzah : Pemahaman saya tentang konsep integrasi nilai-nilai Islam dalam
pembelajaran matematika adalah upaya untuk menggabungkan ajaran-
ajaran dan nilai-nilai Islam ke dalam proses pembelajaran matematika.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan pembelajaran
yang holistik, di mana pelajaran matematika tidak hanya menjadi
kumpulan rumus dan teori, tetapi juga menjadi sarana untuk
membentuk karakter dan moral siswa sesuai dengan ajaran Islam
Peneliti : Kemampuan apa saja yang harus dimiliki ustadzah untuk dapat
mengintegrasikan nilai-nilai islam dalam pembelajaran matematika?
Ustadzah : Sebagai guru matematika, kemampuan saya dalam menjelaskan konsep
integrasi nilai-nilai Islam mencakup kemampuan untuk mengaitkan
pelajaran matematika dengan prinsip-prinsip Islam yang relevan.
Selain itu, saya juga dapat memastikan bahwa proses pembelajaran
matematika saya mencerminkan nilai-nilai Islam seperti kejujuran,
kerja keras, kesabaran, dan tanggung jawab. Saya akan
menggambarkan bagaimana penggunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari sejalan dengan ajaran Islam dan bagaimana nilai-nilai ini
dapat memotivasi siswa untuk belajar matematika dengan lebih tekun
dan bersemangat.
19

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika, dapat


dipahami bahwa pengintegrasian nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran
matematika merupakan upaya untuk memasukkan ajaran dan nilai-nilai
Islam ke dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini dimaksudkan
untuk menciptakan lingkungan belajar yang holistik, dimana
pembelajaran matematika tidak hanya sekedar seperangkat rumus dan
teori tetapi juga menjadi sarana pembentukan karakter dan etika siswa
sesuai ajaran Islam.
Guru matematika harus memiliki pemahaman yang kuat terhadap
ajaran Islam, termasuk nilai moral, etika, dan prinsip agama yang sesuai
dengan konteks pendidikan matematika. Pemahaman guru yang mendalam
terhadap ajaran Islam merupakan prasyarat mendasar. Guru matematika
harus memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai moral, etika, dan
prinsip agama yang sesuai dengan konteks pendidikan matematika. Hal ini
tidak hanya menyangkut pemahaman tetapi juga kemampuan guru dalam
mengkomunikasikan pesan-pesan keagamaan secara jelas dan bermakna
kepada siswa. Keterampilan komunikasi yang baik diperlukan untuk
menjelaskan konsep pengintegrasian nilai-nilai Islam kepada siswa dengan
mudah dipahami, sehingga menggugah minat mereka untuk menerapkan
nilai-nilai tersebut dalam pembelajaran matematikanya.
Berdasarkan hasil observasi, Guru memulai diskusi tentang etika
matematika, menyoroti pentingnya kejujuran dalam mengerjakan tugas
matematika, dan bagaimana nilai-nilai Islam mengajarkan keadilan dalam
pembelajaran matematika. Hal ini mencerminkan kesadaran guru akan
aspek moral dan etika dalam pendidikan. Dengan memperkenalkan konsep
kejujuran dan keadilan dalam konteks relasi fungsi dalam matematika,
guru dapat membantu siswa mengembangkan karakter yang kuat dan
menjadikan matematika sebagai sarana untuk memahami nilai-nilai Islam.
Guru menggunakan cerita yang relevan dengan materi pembelajaran,
khususnya topik relasi fungsi, yang juga berkaitan dengan nilai-nilai
Islam. Dengan demikian, guru tidak hanya menjelaskan konsep
matematika secara abstrak, tetapi juga dikaitkan dengan kehidupan sehari-
hari yang mencerminkan konsep ukhuwah (persatuan) dalam Islam. Ini
membantu siswa untuk lebih memahami konsep-konsep matematika
dengan melihat bagaimana matematika dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam konteks nilai-nilai Islam.
Kunci dari konsep pengintegrasian nilai-nilai Islam ke dalam
pembelajaran matematika adalah dengan menghubungkan ajaran agama
dengan pelajaran matematika sehingga siswa tidak hanya mempelajari
matematika sebagai seperangkat rumus dan teori tetapi juga sebagai sarana
pembentukan karakter dan akhlak yang sesuai dengan Islam. Dengan
demikian, konsep ini tidak hanya sekedar penerapan ajaran agama saja,
20

namun juga menciptakan keterhubungan yang erat antara pelajaran


matematika dengan nilai-nilai moral dan spiritual Islam. Hal ini
merupakan upaya mendasar untuk meningkatkan motivasi belajar
matematika bagi generasi Robbani era VUCA, karena mereka akan
merasakan pembelajaran matematika lebih bermakna dan relevan dalam
kehidupan mereka.

C. Konsep Pengintegrasian Nilai-Nilai Islam Sebagai Upaya Meningkatkan


Motivasi Belajar Matematika Pada Generasi Robbani Era VUCA
Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan guru
matematika untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam proses
pembelajaran matematika, dengan penekanan pada upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa khususnya generasi Robbani dalam menghadapi
tantangan dan perubahan era VUCA yang begitu cepat. dilakukan
wawancara sebagaimana kutipan wawancara berikut:
Peneliti : Bagaimana langkah ustadzah mengimplementasikan konsep integrasi
nilai-nilai islam dalam pembelajaran matematika kepada siswa?
Ustadzah : Dalam upaya untuk mengimplementasikan konsep integrasi nilai-nilai
Islam dalam pembelajaran bisa dengan mengidentifikasi topik
pembahasan atau materi matematika yang akan diajarkan yang dapat
dihubungkan dengan nilai-nilai Islam, mengkaji penggunaan
matematika dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip Al-Quran,
menggunakan ayat-ayat Al-Quran sebagai landasan untuk menjelaskan
konsep matematika tertentu, Selain itu, nilai-nilai Al-Quran seperti
kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab juga dapat diintegrasikan
dalam pembelajaran matematika.
Peneliti : Bagaimana reaksi dan respons siswa terhadap integrasi nilai-nilai
islam dalam pembelajaran matematika?
Ustadzah : Terdapat berbagai reaksi dan respons yang beragam dari siswa. Secara
umum, siswa menanggapi integrasi nilai-nilai Islam dalam
pembelajaran matematika dengan positif. Beberapa siswa menunjukkan
partisipasi aktif dan lebih antusias dalam pembelajaran, karena materi
matematika yang mereka anggap sebelumnya hanya terkait dunia
ternyata bisa dikaitkan dengan akhirat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika, penerapan


konsep pengintegrasian nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran
matematika melibatkan beberapa tahapan. Berikut ini beberapa langkah
yang dilakukan guru dalam menerapkan konsep pengintegrasian nilai-nilai
Islam ke dalam pembelajaran matematika siswanya:
Mengidentifikasi materi yang relevan: Identifikasi topik diskusi atau materi
matematika yang diajarkan yang dapat dikaitkan dengan nilai-nilai Islam. Hal ini
memungkinkan siswa melihat korelasi antara matematika dan prinsip agama
Islam.
21

Mengkaji penggunaan matematika dalam Al-Qur'an: Guru juga mencoba


mengkaji bagaimana matematika digunakan dalam mengimplementasikan prinsip-
prinsip Al-Quran. Mencari contoh dalam Al-Quran yang menunjukkan
penggunaan matematika. Misalnya dengan mengajarkan pola-pola dari Al-Quran
yang mengandung angka-angka tertentu.
Menggunakan ayat-ayat Al-Quran sebagai landasan: Untuk menjelaskan
konsep matematika tertentu, guru menggunakan ayat-ayat Al-Quran. Tujuannya
adalah untuk menunjukkan korelasi antara matematika dan ajaran agama Islam,
serta membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
makna dan relevansi matematika dalam konteks agama. Misalnya, guru dapat
mencari ayat-ayat Al-Quran yang mengandung angka atau tambahan tertentu,
mengacu pada ayat-ayat yang berkaitan dengan model geometri alam semesta.
Menerapkan nilai-nilai Al-Quran dalam pembelajaran matematika: Nilai-
nilai Al-Quran seperti keadilan, kejujuran, kerja keras dan tanggung jawab dapat
diterapkan dalam pembelajaran matematika. Guru matematika dapat membuat
latihan yang mendorong siswa menerapkan nilai-nilai tersebut untuk memecahkan
masalah. Misalnya, pekerjaan rumah dapat dirancang untuk mengukur kejujuran
dan tanggung jawab siswa ketika menyelesaikan soal matematika.
Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
matematika di kelas XI-MIA, guru telah berhasil mengintegrasikan nilai-
nilai Islam ke dalam materi pembelajaran, khususnya pada materi relasi
fungsi. Guru telah berhasil menyampaikan materi pembelajaran yang
sesuai untuk diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam. Relasi fungsi adalah
materi yang dapat dihubungkan dengan prinsip-prinsip moral dan etika
dalam Islam, seperti kejujuran atau keadilan. Hal ini membantu siswa
memahami bahwa matematika harus digunakan dengan iktikad yang baik
sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Referensi dari ayat-ayat Al Quran, khususnya QS. Ar Rum (30:22),
untuk menjelaskan konsep relasi fungsi menunjukkan upaya guru untuk
memberikan landasan agama pada pembelajaran matematika. Ini dapat
memotivasi siswa untuk melihat hubungan antara ilmu pengetahuan dan
agama. Guru secara tegas menjelaskan bagaimana pembelajaran relasi
fungsi dalam matematika dapat dikaitkan dengan ajaran Islam. Hal ini
membantu siswa melihat relevansi materi relasi fungsi dengan kehidupan
sehari-hari mereka yang berlandaskan prinsip-prinsip agama. Guru
memberikan pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai moral, etika, dan
prinsip-prinsip agama yang relevan. Hal ini membantu siswa tidak hanya
memahami materi relasi fungsi dalam pembelajaran matematika, tetapi
juga menginternalisasi nilai-nilai Islam yang dapat membentuk karakter
siswa.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, guru
mendorong siswa untuk berpikir kritis tentang hubungan antara
22

matematika dan nilai-nilai Islam, khusunya pada materi relasi fungsi. Ini
menunjukkan upaya guru untuk mengembangkan pemahaman yang
mendalam dan reflektif pada siswa. Dengan merangsang berpikir kritis,
siswa diajak untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana matematika
dan ajaran Islam dapat diintegrasikan. Ini juga dapat membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir analitis yang berguna dalam
berbagai konteks. Penting untuk mencatat siswa yang aktif berpartisipasi
dalam pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan materi relasi fungsi dan nilai-nilai Islam. Ini mewakili minat
mereka terhadap materi tersebut dan keinginan untuk memahaminya lebih
baik.
Pengintegrasian nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran
matematika dapat memberikan dampak positif bagi siswa, terutama dalam
meningkatkan motivasi belajarnya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
guru, secara umum siswa memberikan respon positif terhadap integrasi
nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran matematika. Mereka merasa
integrasi ini membuat pembelajaran matematika menjadi lebih menarik
dan bermakna. Berdasarkan hasil wawancara, beberapa siswa terlihat lebih
aktif terlibat dan bersemangat dalam belajar karena materi matematika
yang sebelumnya mereka anggap hanya berhubungan dengan dunia kini
menjadi kenyataan yang berhubungan dengan akhirat. Mereka lebih sering
bertanya dan memberikan pendapat. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika.

D. Peran Pengintegrasian Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran


Matematika Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Siswa
Untuk mengetahui peran pengintegrasian nilai-nilai Islam dalam
pembelajaran matematika, dengan penekanan pada upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa khususnya generasi Robbani, dalam menghadapi
tantangan dan perubahan pesat era VUCA, dilakukan wawancara
berdasarkan kutipan wawancara berikut ini:
Peneliti : Apakah ustadzah menganggap integrasi nilai-nilai Islam dalam
pembelajaran matematika dapat memengaruhi motivasi belajar siswa?
Jika ya, bagaimana?
Ustadzah : Ya, saya menganggap bahwa integrasi nilai-nilai Islam dalam
pembelajaran matematika dapat memengaruhi motivasi belajar siswa.
Hal ini karena integrasi ini dapat membuat pembelajaran matematika
menjadi lebih bermakna dan relevan bagi siswa.
Berdasarkan pengalaman saya, siswa yang mempelajari matematika
dengan cara yang integratif cenderung lebih termotivasi untuk belajar.
Hal ini karena mereka dapat melihat bahwa matematika tidak hanya
sekadar ilmu yang bersifat abstrak, tetapi juga memiliki nilai-nilai
23

luhur yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Peneliti : Bagaimana contoh nyata dari reaksi siswa terhadap integrasi nilai-nilai
Islam?
Ustadzah : Sebelum saya mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran
matematika, ada beberapa siswa yang kurang termotivasi untuk belajar.
Namun, setelah saya menerapkan integrasi ini, motivasi belajar siswa
tersebut meningkat. Mereka menjadi lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran dan mengajukan beberapa pertanyaan.
Peneliti : Apakah ustadzah melihat peningkatan prestasi siswa dalam matematika
sebagai hasil dari integrasi nilai-nilai Islam?
Ustadzah : Ya, saya melihat peningkatan prestasi siswa dalam matematika sebagai
hasil dari integrasi nilai-nilai Islam. Hal ini karena integrasi ini dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dan membantu mereka untuk
memahami konsep-konsep matematika secara lebih mendalam.
Perubahan yang menonjol terlihat pada kompetensi afektif siswa yang
semakin meningkat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika dapat


disimpulkan bahwa pengintegrasian nilai-nilai Islam ke dalam
pembelajaran matematika dapat berperan dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa. Hal ini dimungkinkan karena integrasi ini dapat menjadikan
pembelajaran matematika lebih bermakna dan relevan bagi siswa.
Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda,
termasuk makna yang mereka temukan dalam belajar. Ketika siswa
menemukan makna dalam pembelajarannya, mereka akan lebih
termotivasi untuk belajar.
Mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan kebermaknaan belajar siswa. Integrasi ini
dapat mengaitkan pembelajaran matematika dengan nilai-nilai luhur yang
diyakini siswa. Misalnya ketika guru matematika menghubungkan konsep
fungsi dengan nilai-nilai keimanan seperti amanah dan syukur, maka siswa
akan lebih memahami pentingnya konsep fungsi dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari
konsep fungsi.
Selain meningkatkan motivasi belajar siswa, memasukkan nilai-
nilai Islam juga dapat meningkatkan prestasi akademik siswa. Memang
integrasi ini dapat membantu siswa memperdalam pemahaman konsep
matematika. Dengan semakin mendalamnya pemahaman konsep
matematika, maka siswa akan lebih mudah dalam menyelesaikan
permasalahan. Hal ini dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata
pelajaran matematika. Berdasarkan hasil wawancara, pengintegrasian
nilai-nilai Islam juga meningkatkan kompetensi emosional siswa.
Kompetensi emosional merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
24

sikap, emosi, dan nilai. Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dapat


membantu siswa menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-
hari, termasuk dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat membentuk
kepribadian siswa sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Berdasarkan hasil observasi, beberapa siswa termotivasi dalam
memahami konsep-konsep materi relasi fungsi dalam matematika.
Motivasi ini disebabkan oleh pengintegrasian materi relasi fungsi ke dalam
pembelajaran matematika, yang dapat memberikan konteks yang lebih
relevan bagi siswa. Motivasi siswa juga didorong oleh pendekatan
pengajaran yang fokus pada konsep-konsep relasi fungsi yang
diintegrasika dengan nilai-nilai Islam, sehingga siswa melihat nilai dalam
memahami materi tersebut. Sejumlah siswa menunjukkan antusiasme
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan materi relasi
fungsi, terutama ketika nilai-nilai Islam dimasukkan ke dalam
pembelajaran tersebut. Ini bisa mencerminkan keselarasan materi
pembelajaran dengan nilai-nilai yang dikuasai oleh siswa, sehingga
mereka lebih terlibat dalam pembelajaran ini. Peningkatan antusiasme ini
dapat dianggap sebagai keberhasilan dalam mengintegrasikan nilai-nilai
Islam ke dalam pembelajaran matematika, yang dapat membantu siswa
pembelajaran dengan nilai-nilai pribadi mereka.
Observasi menunjukkan bahwa beberapa siswa menjadi lebih
termotivasi dan semangat dalam belajar matematika, terutama dalam
konteks materi relasi fungsi yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam.
Hal ini menandakan bahwa pendekatan ini berhasil menginspirasi siswa
untuk mengembangkan pemahaman matematika mereka sekaligus
memperkuat nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
25

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan hasil penelitian dan pembahasan tentang integrasi
nilai-nilai islam sebagai upaya peningkatan motivasi matematika generasi
robbani era VUCA maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan konsep pengintegrasian nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran
matematika melibatkan beberapa tahapan. Berikut ini beberapa langkah yang
dilakukan guru dalam menerapkan konsep pengintegrasian nilai-nilai Islam
ke dalam pembelajaran matematika, yakni mengidentifikasi materi yang
relevan, mengkaji penggunaan matematika dalam Al-Qur'an, menggunakan
ayat-ayat Al-Quran sebagai landasan, dan menerapkan nilai-nilai Al-Quran
dalam pembelajaran matematika. Pengintegrasian nilai-nilai Islam ini
memiliki dampak positif terhadap siswa, meningkatkan motivasi mereka
untuk belajar matematika, membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, dan
memperdalam pemahaman mereka tentang hubungan antara matematika dan
ajaran agama Islam. Siswa juga terlihat lebih aktif dan bersemangat dalam
belajar matematika karena mereka melihat relevansi materi tersebut dengan
kehidupan akhirat.
2. Pengintegrasian nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran matematika memiliki
dampak positif. Integrasi ini meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
membuat pembelajaran matematika lebih bermakna dan relevan bagi mereka.
Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan prestasi akademik siswa dan
kompetensi emosional mereka. Observasi juga menunjukkan bahwa siswa
menjadi lebih termotivasi dan antusias dalam belajar matematika ketika nilai-
nilai Islam dimasukkan ke dalam pembelajaran, yang mengindikasikan
keselarasan materi pembelajaran dengan nilai-nilai pribadi siswa.

B. Saran
Untuk meningkatkan penerapan konsep integrasi nilai-nilai islam dalan
pembelajaran matematika pada era VUCA, perlu dilakukan pelatihan dan
pengembangan profesional untuk guru, dukungan dari pihak sekolah,
pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, dan mendorong kreativitas
dan inovasi dalam pembelajaran.diharapkan integrasi nilai-nilai islam
dalam pembelajaran matematika dapat menjadi sebuah solus yang efektif
dalam mempersiapkan siswa menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian
di era VUCA yang penuh perubahan. Seiring dengan peran guru yang
inspiratif, konsep ini diharapkan dapat berkontribusi pada pembentukan
generasi robbani yang cerdas, etis, dan siap menghadapi tantangan zaman
di era VUCA.
26
27

DAFTAR PUSTAKA

Abdussakir. (2018). Integrating Mathematics and Religious Teachings and


Values in Elementary and Secondary School, Keynote Speaker Full
Paper dalam International Conference on Mathematics and Islam.

Afrianti, A. & Imamuddin, M. (2022). Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap


Hasil Belajar Matematika Siswa. Lattice Journal: Journal of Mathematics
Education and Applied, 2(2):131–142.

Ag, Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani (2007). Cara Cersas Melatih Otak
dan Menanggulangi Kesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup

Ahmatika, D. (2016). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan


Pendekatan Inquiry/Discovery. Jurnal Euclid, 1(111), 394-403.

Ansita, Y. T., Ahmad S., & Afifah N. A. (2022). Integrating Islamic Values on
Math Learning in Welcoming the Society 5.0: How It Works?. D. Pristine Adi
et al. (Eds.): ACIE, ASSEHR 714, pp.203-211. From
https://doi.org/10.2991/978-2-38476-044-2 19

Ariwibowo, H., & Wirapraja, A. (2018). Strategi Inovasi dalam Rangka Menjaga
Keberlanjutan Bisnis dalam Menghadapi Era Volatility, Uncertainty,
Compelxity, dan Ambiguity (Vuca). Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Terapan, 1(IX), 51-58.

Bob Johansen. (2012). .Leaders Make the Future: Ten New Leadership Skills for
Uncertain World

Chandibai Potsangbam, (2017) “Adaptive Performance In Vuca Era- Where Is


Research Going?,” International Journal Of Management (IJM) 8: 99–108.

Firman Syah,Ardy,danNovi, Savarianti Fahrani. (2019). Rencana Suksesi Pegawai


Negeri Sipil Di Era Vuca - Succession Planning Of Civil Servant In Vuca
Era. Civil Service Vol. 13, No.2,: 1 - 14. Gaspersz, V

Forum, W. E. (2016). The Global Competitiveness Report 2016-2017. The World


Economic Forum.

Haryono. (2014). Filsafat Matematika suatu tinjauanEpistemologi dan Filosifis.


Bandung: PenerbitAlfabeta.
28

Hasratuddin. (2013). “Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”.


Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA. 6(2): hal 130-141

Imamuddin, M., Isnaniah. (2023). Peranan Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam


Pembelajaran Matematika. Kaunia Integration and Interconnection of Islam
and Science Journal, Vol.19, No.1, pp. 15-2. From http://ejournal.uin-
suka.ac.id/saintek/kaunia

Ivylentine Datu Palittin, Wilhelmus Wolo, Ratna Purwanty (2019). HUBUNGAN


MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA (04, Oktober
2023, 13.12 WIB)
https://www.ejournal.unmus.ac.id/index.php/magistra/article/view/1801

John M. Echlos dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama, (2003), hal. 326

Kingsinger, P. & Walch, K. (2012 July 9). Living and leading in a VUCA world.
Thunderbird University. Retrieved from (04, Oktober 2023, 11.28 WIB)
http://knowledgenetwork.thunderbird.edu/research/2012/07/09/kinsinger-
walch-vuca/

Kurniyat, E. (2018). Memahami dikotomi dan dualisme pendidikan di Indonesia.


Rausyan Fikr: Jurnal Pemikiran dan Pencerahan, 14(1), -19. Retrieved from
http://iurnal.umt.ac.id/index.ohp/rf/article/view/669

Masduki, Rita P. Khotimah, & Sri Sutarni. (2014). Islamic Values In Mathematics
Learning. Proceeding of Internasional Conference on Research:
Implementation and Education of Mathematics and Sciences.

Muhammad Fahri: Muhammad Nasir” Sejarah dan Gagasannya Terhadap


Pendidikan Islam ini adalah salah satu bunyi pidato Mohammad Natsir dalam
bidang pendidikan yang beliau samapaikan apada rapat Persatuan Islam di
Bogor, 17 Juni 1934

Mustari, M. (2014). Nilai Karakter: Refleksi Untuk Pendidikan. Raja Grafindo


Persada

Nadia Aurora Soraya, Salsa Ayuning Tias, Virgin Kristina Ayu


(2022). Nasionalisme Bangsa Di Era VUCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity dan Ambiguity)
29

Redhana, I. (2019). Mengembangkan Keteranpilan Abad ke-21 dalam


Pembelajaran Kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, 1(XIII), 2239-2235

Safitri, W. Y., Haryanto, Imam R. (2020). Integrasi Matematika, Nilai-Nilai


Keislaman, dan Teknologi: Fenomena di Madrasah Tsanawivah. Jurnal
Tadris Matematika, 3(1). From
http://ejournal.iain=tulungagung.ac.id/index.php/jtm

Shihab, M.Quraish, (2022). Tafsir Al-Misbah vol.13, PT. Lentera Hati, Jakarta,
hlm. 355

Siagian, Muhammad Daud. (2016). Kemampuan Konesi Matematika dalam MES


(Journal of Mathematics Esucation and Science) Jakarta: CV. Rajawali.

Suaif F., Syamsu N., Mohammad Al Farabi. (2023). Islamic Values: Integration in
Learning Mathematics and Science at Man 2 Level 2022/2023 Academic
Year. Munaddhomah Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 4(3): 732-745.

Sunarti Rahman (2021), MERDEKA BELAJAR DALAM MENYAMBUT ERA


MASYARAKAT 5.0

Tamami, B. (2019). Dikotomi pendidikan Agama Islam dan pendidikan umum di


Indonesia. Tarlim: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(1), 85-96. From
https://doi.org/10.32528/tarlim.v2i1.2073

Trianto. (2007). Model Pembelaiaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta,
Prestasi Pustaka.

Uno, Hamzah. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara
30

Lampiran 1

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA


INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Peneliti : Riskiya, Renata Wanodia P. L., Nurul Sakinah


Narasumber : Luh Intan Prabandari, S.Pd
Tanggal Wawancara : 1 Oktober 2023
Lokasi Wawancara : SMAS Islam Al Azhaar Tulungagung

A. Tujuan Wawancara
Memahami pandangan guru matematika tentang konsep integrasi
nilai-nilai Islam dalam pembelajaran matematika generasi robbani dan
bagaimana guru melihat peran integrasi ini dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa.
B. Jenis Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas/semi terstruktur.
Yakni wawancara yang berbasis tugas, dimana peneliti membuat garis besar
pertanyaan yang menjadi pokok permasalahan, kemudian pada pelaksanaannya
dapat dimodifikasi sesuai situasi saat wawancara. Pertanyaan wawancara
dikembangkan berdasarkan indikator integrasi nilai-nilai islam dalam
pembelajaran matematika.
1. Wawancara dilakukan secara face to face, yakni terjadi kontak langsung
antara peneliti dan informan.
2. Wawancara dilakukan setelah terjadi kesepakatan waktu dan tempat
pelaksanaan wawancara antara peneliti dan informan.
3. Pertanyaan yang diberikan tidak harus sama, tetapi memuat pokok
permasalahan yang sama.

NO Indikator Pertanyaan
1 -Kemampuan guru dalam menjelaskan Bagaimana konsep integrasi nilai-nilai islam
konsep integrasi nilai-nilai Islam. sebelum dilaksanakannya pembelajaran?
- Kemampuan guru untuk Apa pemahaman ustadzah tentang konsep
menghubungkan nilai-nilai Islam integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran
dengan materi matematika. matematika?
Kemampuan apa saja yang harus dimiliki
ustadzah untuk dapat mengintegrasikan nilai-
nilai islam dalam pembelajaran matematika?
2 - Konkretitas langkah-langkah atau Bagaimana Anda mengimplementasikan
metode yang digunakan oleh guru. konsep integrasi nilai-nilai Islam dalam
- Contoh konkret dari integrasi nilai- pengajaran matematika kepada siswa generasi
nilai Islam dalam pengajaran robbani?
31

matematika.
3 - Pernyataan guru tentang perubahan yang Apakah Anda menganggap integrasi nilai-nilai
mungkin terjadi dalam motivasi belajar Islam dalam pembelajaran matematika dapat
siswa. memengaruhi motivasi belajar siswa? Jika ya,
- Contoh konkret dari reaksi siswa bagaimana?
terhadap integrasi nilai-nilai Islam.
4 - Deskripsi reaksi siswa seperti partisipasi Bagaimana reaksi dan respons siswa terhadap
aktif atau pertanyaan yang diajukan. integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran
- Tanggapan siswa terhadap integrasi matematika?
nilai-nilai Islam.
5 - Perubahan dalam prestasi siswa sebelum Apakah Anda melihat peningkatan prestasi siswa
dan setelah penerapan integrasi. dalam matematika sebagai hasil dari integrasi nilai-
- Tanggapan guru tentang dampak nilai Islam?
integrasi terhadap prestasi siswa.
32

Lampiran 2

INSTRUMEN OBSERVASI
INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM SEBAGAI UPAYA MOTIVASI
BELAJAR MATEMATIKA
SMAS ISLAM AL AZHAAR TULUNGAGUNG

Tujuan Observasi : Memahami implementasi konsep integrasi nilai-


nilai Islam dalam pembelajaran matematika dan
mengidentifikasi indikator-indikatornya yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi dampaknya
terhadap motivasi belajar siswa.
Petunjuk Observasi : Amati proses pembelajaran matematika dengan
fokus pada integrasi nilai-nilai Islam dan berikan
penilaian pada setiap indikator-indikator berikut
Peneliti : Riskiya, Renata Wanodia P. L., Nurul Sakinah
Tanggal Pelaksanaan : 1 Oktober 2023
Lokasi Observasi : Kelas 11 MIA SMAS Islam Al Azhaar
Tulungagung

NO Aspek Indikator Ya Tidak Keterangan


1 Integrasi Materi pembelajaran matematika
Nilai-nilai mencakup konten yang
Islam dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam
Materi Guru menjelaskan konsep matematika
Pembelajaran dengan merujuk pada nilai-nilai Islam
dalam materi
Terdapat kutipan atau referensi dari
Al-Quran atau hadis yang digunakan
dalam konteks pembelajaran
matematika
Guru menjelaskan bagaimana nilai-
nilai Islam diintegrasikan ke dalam
topik pembelajaran matematika
Guru memasukkan nilai-nilai moral
Islam (misalnya, kejujuran, keadilan)
dalam pembelajaran matematika
2 Pendekatan Guru menggunakan pendekatan dan
dan Metode metode tertentu untuk
Pengajaran mengintegrasikan nilai-nilai Islam
dalam pembelajaran matematika
(misalnya, diskusi etika dalam
konteks matematika)
Guru menggunakan cerita atau contoh
yang relevan dengan nilai-nilai Islam
dalam menjelaskan konsep
matematika

Guru mendorong siswa untuk berpikir


33

kritis tentang hubungan antara


matematika dan nilai-nilai Islam
3 Partisipasi Siswa terlihat aktif dan terlibat dalam
dan Reaksi diskusi atau aktivitas pembelajaran
Siswa Siswa bertanya tentang keterkaitan
antara matematika dan nilai-nilai
Islam
Siswa menunjukkan minat yang
tinggi dalam pembelajaran
matematika
Siswa mengekspresikan pemahaman
mereka tentang integrasi nilai-nilai
Islam dalam matematika.
4 Motivasi Siswa terlihat termotivasi untuk
belajar siswa memahami konsep-konsep
dalam matematika yang diajarkan.
kemauan Siswa menunjukkan antusiasme
belajar dalam menyelesaikan tugas-tugas
matematika
5 Penilaian dan Guru menilai pemahaman siswa
Umpan Balik terhadap materi matematika yang
terkait dengan nilai-nilai Islam
Guru memberikan umpan balik positif
terhadap upaya siswa dalam belajar
matematika yang terintegrasi nilai-
nilai islam
Siswa menerima umpan balik yang
memotivasi mereka untuk terus
berusaha dalam pembelajaran
matematika
34

Lampiran 3

Foto Dokumen Penelitian

Gambar 1 : Pembiasaan solat dhuha sebelum pembelajaran

Gambar 2 : kegiatan pembiasaan membaca doa-doa awal pembelajaran


35

Gambar 3 : kegiatan tahfidz dan mengaji AL-Qur’an sebelum


pembelajaran dimulai

Gambar 4 :
pelaksanaan
observasi
pada
kegiatan
pembelajaran
matematika
36

Gambar 5 : Kegiatan aktif santri saat pembelajaran matematika dengan integrasi nilai-
nilai islam

Gambar 6 : Teknik pengambilan data wawancara dengan guru matematika

Anda mungkin juga menyukai