Anda di halaman 1dari 29

BUPATI BUNGO

PROVINSI JAMBI

KEPUTUSAN BUPATI BUNGO

NOMOR 134/BPBD–KESBANGPOL TAHUN 2020

TENTANG

PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS


DISEASE 2O19 (COVID-19) DI KABUPATEN BUNGO

BUPATI BUNGO,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pencegahan penyebaran Carona Virus


Disease 2019 (Covid-19) dan menindaklanjuti Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri Nomor 440/2622/SJ tanggal 29 Maret
2020 tentang Pembentukan Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Daerah, perlu
membentuk gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Bungo;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalamhuruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati tentang
Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) di Kabupaten Bungo;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi
Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1956 Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II Sarolangun Bangko dan Tingkat II Tanjung Jabung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 50,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2755);
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3273);
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2OO7 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4723);

4. Undang ... 2
-2-

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6236);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1988 Nomor 10);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4248);
10. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan
Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 34);
11. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 9
Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor
7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);
12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020
tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19);
13. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocussing
Kegiatan, Realokasi Anggaran, Serta Pengadaan Barang dan Jasa
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
2019 (Covid-19);
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/
Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 503);

15. Peraturan … 3
-3-

15. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana


Nomor 5 Tahun 2018 tentang Kondisi dan Tata Cara Pelaksanaan
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan
Tertentu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1644);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bungo Nomor 1 Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran
Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2019 Nomor 1).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS


PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)
DI KABUPATEN BUNGO.

KESATU : Membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus


Disease (Covid-19) di Kabupaten Bungo dengan Susunan Personalia
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dengan Keputusan ini.

KEDUA : Gugus tugas sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU


mempunyai tugas terpadu untuk percepatan penanganan Corona
Virus Disease (Covid-19) secara menyeluruh dan melaporkannya
setiap hari sesuai protokol penanggulangan Corona Virus Disease
(Covid-19) sebagaimana tercantum dalam Lampiran II sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dengan Keputusan ini.

KETIGA : Gugus tugas sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU dalam


melakukan kegiatan harus memperhatian protokol-protokol
penanggulangan Corona Virus Disease (Covid-19) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dengan Keputusan ini.

KEEMPAT : Gugus tugas sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU


melakukan konsultasi dan melaporkan perkembangan pelaksanaan
antisipasi dan penanganan dampak penularan Corona Virus Disease
(COVID-19) secara berkala kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease (COVID-l9) Provinsi Jambi dan
Nasional.

KELIMA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini


dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Bungo, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

KEENAM ..... 4
-4-

KEENAM : Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Bupati


Nomor 91/BPBD-KESBANGPOL Tahun 2020 tentang Pembentukan
Satuan Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Penularan Corona
Virus Disease (Covid-19) di Kabupaten Bungo dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Muara Bungo


pada tanggal 31 Maret 2020
BUPATI BUNGO,

H. MASHURI
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN BUPATI BUNGO
NOMOR 134/BPBD–KESBANGPOL TAHUN 2020
TENTANG
PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS
DISEASE 2O19 (COVID-19) DI KABUPATEN BUNGO

SUSUNAN PERSONALIA GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN CORONA


VIRUS DISEASE 2O19 (COVID-19) DI KABUPATEN BUNGO

KETUA : Bupati Bungo


WAKIL KETUA : 1. Dandim 0416/Bungo Tebo
2. Kapolres Bungo
3. Kepala Kejaksaan Negeri Bungo
4. Wakil Bupati Bungo
SEKRETARIS : Sekretaris Daerah Kabupaten Bungo
WAKIL SEKRETARIS : Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Bungo
HUMAS : 1. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan
Persandian Kabupaten Bungo
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
3. Kasi Pengelolaan Domain dan Sumberdaya
TIK pada Dinas Komunikasi, Informatika
dan Persandian Kabupaten Bungo

PERENCANAAN, DATA, : 1. Asisten Administrasi Umum Sekda


PAKAR, ANALISIS Kabupaten Bungo
2. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bungo
3. Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan,
Hukum, dan Kemasyarakatan
4. Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan
Pembangunan
5. Ketua IDI Kabupaten Bungo
6. Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah
Kabupaten Bungo
7. Direktur Akper Setih Setio Muara Bungo
8. Direktur Akbid Amanah Muara Bungo
9. Danunit Intel Kodim 0416/Bute
I. OPERASIONAL
A. Pencegahan :
1. Mitigasi : 1. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten
Bungo
2. Kepala Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Daerah Kepala Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Bungo
3. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Bungo
4. Kepala ... 2
-2-

4. Kepala Kantor Kementerian Agama


Kabupaten Bungo
5. Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Bungo
6. Kepala Bagian Organisasi Sekretariat
Daerah Kabupaten Bungo
7. Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi
Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten
Bungo
8. Kapolsek di Lingkup Polres Bungo
9. Danposramil Kec Jujuhan
10. Danposramil Kec Pelepat
11. Danposramil Kec Bebeko
2. Deteksi : 1. Pasi Ops. Kodim 0416/Bungo Tebo
2. Kepala Bidang Lalu Lintas pada Dinas
Perhubungan Kabupaten Bungo
3. Pasi Intel Kodim 0416/Bungo Tebo
4. Kepala UPTD Pengelolaan Pasar pada Dinas
Koperasi, UKM, Perindustrian, dan
Perdagangan Kabupaten Bungo
5. Danramil 416-01/Rantau Pandan
6. Danramil 416-02/Tanah Tumbuh
7. Danramil 416-06/Kota Muara Bungo
8. Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB) Kabupaten Bungo
a. Lab/Test : Kepala UPTD Labkes Dinas Kesehatan
Kabupaten Bungo
b. Renkon, : Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
Surveillance,
Assesment &
Report, Observasi
3. Sosialisasi Edukasi : 1. Camat Dalam Kabupaten Bungo
2. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
3. Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Bungo
4. Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional pada
Badan Penanggulangan Bencana Daerah,
Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Bungo
5. Kepala Bidang Politik dan Kemasyarakatan
BPBD, Kesbangpol Kabupaten Bungo
6. Pasipers Kodim 0416/Bute
7. Batiops Kodim 0416/Bute
8. Paur Humas Polres Bungo
9. Ba Humas Polres Bungo
10. Kasi Telekomunikasi Informatika Polres
Bungo
11. Ba TI Polres Bungo

B. Penanganan ... 3
-3-

B. Penanganan
1. Kegiatan Isolasi dan : 1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Karantina Penataan Ruang Kabupaten Bungo
2. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bungo
3. Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Bungo
4. Kepala Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Bungo
5. Kepala Seksi Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Bungo
6. Kaposkes Dim 0416/Bute
7. TKS Poskes Dim 0416/Bute
8. PNS Poskes Dim 0416/Bute
9. Ps. Paur Kes Polres Bungo
10. Ba Urkes Polres Bungo
2. Tindakan Medis : 1. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
H.Hanafie Muara Bungo
2. Direktur Rumah Sakit Umum Permata Hati
Muara Bungo
3. Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Muara
Bungo
4. Kepala Puskesmas Dalam Wilayah
Kabupaten Bungo
C. Pemulihan dan Layanan :
Dasar
1. Surveillance : 1. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
2. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
3. Pasiter Kodim 0416/Bungo Tebo
4. Batipers Kodim 0416/Bute
5. Batiter Kodim 0416/Bute
6. Ketua PMI Cabang Muara Bungo
2. Dukungan Kebutuhan : 1. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda
Dasar Kabupaten Bungo
2. Kepala Dinas Sosial, Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Kabupaten Bungo
3. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan
Kabupaten Bungo
4. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Bungo
5. Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan
Pendidikan Non Formal pada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Bungo

Pengamanan ... 4
-4-

D. Pengamanan dan Gakum :


1. Pengamanan : 1. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan
Pemadam Kebakaran Kabupaten Bungo
2. Kabag Ops Polres Bungo
3. Kasat Lantas Polres Bungo
4. Kasat Sabhara Polres Bungo
5. Pasandi Kodim 0416/Bute
6. Batinikasan Kodim 0416/Bute
7. Basandi Kodim 0416/Bute
8. Kasubbid Kewaspadaan dan Hubungan
Antar Lembaga Badan Penanggulangan
Bencana Daerah, Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Bungo
9. Analis Bahan Keterangan Binda Jambi
Kabupaten Bungo
2. Gakum : 1. Kasat Reskrim Polres Bungo
2. Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus
Kejaksaan Negeri Bungo
II. LOGISTIK :
1. Penyiapan Potensi : 1. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Sumber Daya Daerah Daerah Kabupaten Bungo
2. Kepala Badan Pengelola Pajak dan
Restribusi Daerah Kabupaten Bungo
6. Sekretaris Dinas Sosial, Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Bungo
3. Kepala Bagian Sumber Daya Alam Setda
Kabupaten Bungo
4. Kepala Bagian Perekonomian Setda
Kabupaten Bungo
5. Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan
pada Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Bungo
6. Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah
Kabupaten Bungo
7. Kasubbid Bidang Logistik pada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, Kesatuan
Bangsa dan Politik Kabupaten Bungo
8. Kepala Kantor Perum Bulog Cabang Muara
Bungo
2. Penyiapan dan : 1. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan pada
Penggunaan Alkes Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
2. Kepala Bidang Pelayanan RSUD H. Hanafie
Muara Bungo
3. IDI Kabupaten Bungo
4. PPNI Kabupaten Bungo
III. ADMINISTRASI DAN :
KEUANGAN
1. Administrasi : 1. Kepala Bidang Pencegahan dan
Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah, Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Bungo

2. Kepala ... 5
-5-

2. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


pada Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Bungo
3. Kepala Sub Bidang Pencegahan pada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, Kesatuan
Bangsa dan Politik Kabupaten Bungo
4. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
pada Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Bungo
5. Kasubbag Program pada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, Kesatuan
Bangsa dan Politik Kabupaten Bungo
6. Kasubbid Bidang Rekonstruksi pada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, Kesatuan
Bangsa dan Politik Kabupaten Bungo
7. Pengadministrasian Umum Bidang
Kedaruratan dan Logistik pada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, Kesatuan
Bangsa dan Politik Kabupaten Bungo
2. Keuangan : 1. Sekretaris Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Bungo
2. Sekrataris Dinas Kesehatan Kabupaten
Bungo
3. Kepala Bidang Anggaran pada Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Bungo
8. Kepala Sub Bidang Kesiapsiagaan pada
Badan Penanggulangan Bencana Daerah,
Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Bungo
4. Kasubbag Keuangan pada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, Kesatuan
Bangsa dan Politik Kabupaten Bungo
5. Pengadministrasian Umum Sub Bagian
Keuangan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah, Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Bungo
6. Bendahara Pengeluaran OPD teknis terkait.

Akuntabilitas dan Pengawasan : 1. Inspektur Daerah Kabupaten Bungo


2. Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
pada Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Bungo
3. Kasi Intel Kejaksaan Negeri Muara Bungo

BUPATI BUNGO,

H. MASHURI
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN BUPATI BUNGO
NOMOR 134/BPBD–KESBANGPOL TAHUN 2020
TENTANG
PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS
DISEASE 2O19 (COVID-19) DI KABUPATEN BUNGO

TUGAS GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE


2O19 (COVID-19) DI KABUPATEN BUNGO

I. Bupati Bungo sebagai Ketua.


1. Menetapkan rencana operasi dan melaksanakan penanganan;
2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan penanganan;
3. Melakukan pengawasan pelaksanaan penanganan;
4. Mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan penanganan; dan
5. Melaporkan pelaksanaan penanganan percepatan penanganan covid-19
kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi dan
Nasional.

II. Dandim 0416/Bungo Tebo, Kapolres Bungo, dan Wakil Bupati Bungo Wakil
sebagai Wakil Ketua bertugas mewakili Bupati Bungo dalam melaksanakan
tugas Ketua Gugus Tugas Tingkat Kabupaten.

III. Sekretaris Daerah Kabupaten Bungo dan Kepala Badan Penanggulangan


Bencana Daerah, Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Bungo sebagai
pelaksana Sekretaris dan Wakil Sekretaris bertugas membantu kegiatan
administrasi surat menyurat, kegiatan protokoler, dan dukungan
kesekretariatan.

IV. Humas
Bertugas:
1. Komunikasi publik;
2. Agenda setting;
3. Strategi komunikasi;
4. Media monitoring; dan
5. Jurubicara.

V. Perencanaan, data, pakar, dan analisis.


Bertugas:
1. Pengumpulan data;
2. Analisa;
3. Kajian;
4. Policy brief;
5. Protokol daerah;
6. Perencanaan; dan
7. Laporan capaian.

VI. OPERASI.
Bertugas melaksanakan penegahan, penanganan, dan pemulihan di daerah.
a. Pencegahan
Bertugas melaksanakan upaya pencegahan di daerah secara menyeluruh
dan terkoordinasi antar instansi.

b. Penanganan ... 2
-2-

b. Penanganan.
Bertugas melaksanakan upaya penanganan di daerah secara menyeluruh
dan terkoordinasi antar instansi.
c. Pemulihan dan Pelayanan Dasar.
Bertugas melaksanakan upaya pemulihan dan pelayanan dasar di daerah
secara menyeluruh dan terkoordinasi antar instansi.
d. Pengamanan dan Gakum.
Bertugas Melaksanakan upaya pengamanan dan Gakum di daerah secara
menyeluruh dan terkoordinasi antar instansi.

VII. LOGISTIK.
Bertugas memberikan dukungan pengadaan logistik peralatan darurat di
daerah.
a. Penyiapan Potensi Sumber Daya Daerah.
Bertugas melaksanakanmobilisasi dan pengerahan potensi sumber daya
daerah.
b. Penyiapan dan Penggunaan Alkes.
Bertugas menyediakan logistik peralatan darurat di daerah.

VIII. ADMINISTRASI DAN KEUANGAN


a. Administrasi
Bertugas pelaksana tata usaha administrasi.
b. Keuangan.
Bertugas melakukan laporan pertanggung jawaban keuangan dan sumber-
sumber pendanaan.

IX. AKUNTABILITAS DAN PENGAWASAN.


Bertugas melaporkan pelaksanaan administrasi dan kinerja.

BUPATI BUNGO,

H. MASHURI
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN BUPATI BUNGO
NOMOR 134/BPBD – KESBANGPOL TAHUN 2020
TENTANG
PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS
DISEASE 2O19 (COVID-19) DI KABUPATEN BUNGO

PROTOKOL GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN


CORONA VIRUS DISEASE 2O19 (COVID-19)
DI KABUPATEN BUNGO

A. PROTOKOL PENGGUNAAN BELANJA TIDAK TERDUGA

1. Latar belakang
Organisasi Kesehatan Dunia telah menyatakan Covid-19 sebagai pandemi,
dan Indonesia merupakan salah satu negara yang terpapar dengan jumlah
kasus dan korban jiwa terus bertambah. Di tengah situasi krisis ini, peran
pemerintah pusat sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi yang
akurat, selain juga melakukan tugas sebagai pembinaan dan pengawasan
kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah
lebih baik. Namun di sisi lain, sebagai pembuat kebijakan bagi pemerintah
pusat dan pelaksana kebijakan bagi pemerintah daerah bersinggungan
langsung khususnya yang bertugas di lapangan, sehingga sangat rentan
terpapar penyakit yarg dipicu infeksi Covid-19 ini dan bisa menjadi penular
ke orang lain, termasuk kepada keluarga. Dengan latar belakang ini,
Protokol Penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT) disusun, agar
penganggaran daerah dalam menanganan Covid-19 ini dapat berjalan
dengan lancar, bagi pemerintah daerah yang tidak lersedia anggaran dalam
APBD. BTT dapat digunakan dalam keadaan darurat bencana yang terdiri
dari 3 fase yaitu Siaga Darurat, Tanggap Darurat dan Transisi Darurat ke
Pemulihan.
a. Langkah-langkah Fase Siaga Darurat.
1) pengaktifan Posko Penanganan Covid-13 di wilayah Kabupaten
Bungo;
2) pembentukan Gugus Tugas Tim Kaji Cepat;
3) lakukan pengkajian cepat (identifikasi untuk pemenuhan kebutuhan
dan sumber daya yang diperlukan apabila ditetapkan Status Tanggap
Darurat) terhadap dampak virus corona di daerah;
4) hasil kaji cepat dijadikan salah satu dasar bagi Kepala Daerah untuk
menetapkan Status Siaga Darurat; dan
5) kegiatan:
a) pengawasan dan pemantauan dari Pos Penanganan Covid-19 di
daerah masing-masing;
b) meningkatkan penyebarluasan informasi tentang pencegahan
penyebarluasan Covid-19 melalui Kepala Daerah serta pemangku
kepentingan strategis di daerah.
c) meningkatkan Pola Hidup Masyarakat Sehat (PHMS) dan Gerakan
Masyarakat Sehat (Germas); dan
c) koordinasi dengan Gugus Tugas Daerah maupun Gugus Tugas
Nasional.

b. Langkah ... 2
-2-

b. Langkah-langkah Fase Tanggap Darurat:


1) pembentukan Gugus Tugas Tim Kaji Cepat;
2) lakukan pengkajian cepat terhadap dampak virus corona di daerah;
3) hasil kaji cepat dijadikan salah satu dasar bagi Kepala Daerah untuk
menetapkan Status Tanggap Darurat dan selanjutnya berkoordinasi
dengan Gugus Tugas Nasional sesuai dengan mekanisme yang diatur
dalam Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19; dan
4) mengoptimalisasi APBD untuk penanganan COVID-19 untuk
digunakan mekanisme BTT sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 20 tahun 2020:
a) dalam hal tidak tersedia anggaran dalam APBD untuk
pengendalian Covid-19, menggunakan alokasi anggaran Belanja
Tidak Terduga (BTT) tanpa diformulasikan terlebih dahulu dalam
RKA SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (4)
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019; dan
b) dalam hal BTT tidak mencukupi dapat menggunakan dana dari
hasil penjadwalan ulang program dan kegiatan lainnya dalam
tahun anggaran berjalan dan/atau memanfaatkan kas yang
tersedia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019.
c. Langkah-langkah Fase Transisi Darurat ke Pemulihan
1) pemantauan dan pengawasan fase transisi darurat ke pemulihan
pasca penanganan Covid-19;
2) dalam rangka pencegahan dan kesiapsiagaan pasca penanganan
terdapat indikasi serupa dengan kejadian awal Covid-19, Gugus
Tugas Daerah diharapkan berkoordinasi dengan Gugus Tugas
Nasional; dan
3) tetap melaksanakan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

2. Mekanisme dan tata cara penatausahaan BTT berdasarkan Peraturan


Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 untuk mengoptimalkan
penggunaan Belanja Tidak Terduga yang tersedia dalam APBD Tahun
Anggaran 2020 dengan cara:
a. Perangkat Daerah yang secara fungsional menangani bencana
memfasilitasi semua usulan Perangkat Daerah dan/atau Perangkat
Daerah terkait sesuai kewenangan masing-masing dapat mengusulkan
Rencana Kebutuhan Belanja (RKB) kepada PPKD selaku BUD, sesuai
kebijakan Kepala Daerah;
b. PPKD selaku BUD menerbitkan SP2D TU berdasarkan RKB paling
lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya RKB;
c. Dana yang telah dicairkan berdasarkan SP2D TU sebagaimana dimaksud
angka 2 diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran Perangkat Daerah
pengusul RKB;
d. Penggunaan dana dicatat pada buku kas umum tersendiri oleh
Bendahara Pengeluaran pada Perangkat Daerah pengusul RKB;
e. Kepala perangkat daerah pengusul RKB bertanggungjawab secara fisik
dan keuangan terhadap dana percepatan penanggulangan COVID-19
yang dikelolanya;

f. Pertanggung ... 3
-3-

f. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana penanggulangan COVID-19,


disampaikan oleh Kepala Perangkat Daerah Pengusul RKB, kepada
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dengan melampirkan bukti
pengeluaran yang sah dan lengkap atau surat pernyataan
tanggungjawab belanja; dan
g. Dalam hal terdapat usulan RKB baru sesuari rencana penanggulangan
COVID-19 oleh Perangkat Daerah terkait dapat diajukan kembali tanpa
menunggu pertanggungjawaban TU sebelumnya selesai.

3. Penggunaan BTT Pada Masa Tanggap Darurat Bencana


Belanja Tidak Terduga sesuai kebutuhan pada keadaan darurat bencana
untuk:
a. Pencarian dan penyelamatan, meliputi;
1) kegiatan-kegiatan terkait penyidikan kontak terdekat terduga positif
COVID-19;
2) penyelidikan epidemiologi dalam upaya penanggulangan wabah;
3) uang lelah/honor dalam pencarian dan penyelamatan;
4) transportasi tim pencarian dan pertolongan korban berupa sewa
sarana transportasi darat, air, udara dan atau pembelian bahan
bakar minyak;
5) peralatan, berupa pembelian dan atau sewa peralatan pencarian dan
penyelamatan;
6) pengadaan alat dan bahan hygiene sebagai bentuk pencegahan
(misalnya klorin, alkohol, hand sanitizer, dan lain sebagainya); dan
7) pengadaan alat dan bahan untuk disinfektan untuk sterilisasi benda-
benda dari kuman (alat penyemprot, cairan disinfektan, dan lain
sebagainya.
b. Pertolongan darurat, meliputi:
tindakan pencegahan dan pengebalan dilakukan terhadap masyarakat
yang mempunyai risiko terkena penyakit wabah;
1) uang lelah/honor dalam rangka pertolongan darurat;
2) sewa peralatan darurat termasuk alat transportasi darurat darat,
laut, dan udara;
3) pengadaan atau sewa peralatan dan atau bahan serta jasa yang
diperlukan untuk pertolongan pasien COVID-1 9;
4) pengelolaan bahan-bahan yang mengandung penyebab penyakit
meliputi kegiatan pemasukan, penyimpanan, pengangkutan,
penggunaan, penelitian dan pemusnahan;
5) pengambilan sampel, pengangkutan (transport), dan pemeriksaan
laboratorium;
6) pengadaan/sewa alat-alat kesehatan (misalnya stetoskop, alat suntik,
thermometer, tensimeter, kursi roda, dan lain sebagainya); dan
7) pembelian/sewa kebutuhan alat dan logistik kesehatan, antara lain:
Reagen RTPCR, Viral transfer media, Rapid Diagnostic test, Nasal
swa, dan Ventilator.
c. Evakuasi korban, meliputi:
1) evakuasi korban, berupa sewa sarana transportasi darat, air, udara,
dan atau pembelian bahan bakar minyak yang diperlukan untuk
menolong pasien yang perlu dipindahkan ke tempat isolasi/rumah
sakit rujukan;
2) uang lelah/honor dalam rangka evakuasi korban;

3) tindakan ... 4
-4-

3) tindakan khusus penanganan jenazah positif COVID-19;


4) penyuluhan kepada masyarakat mengenai upaya penanggulangan
wabah dilakukan oleh pejabat kesehatan dengan mengikutsertakan
pejabat instansi lain, lembaga swadaya masyarakat, pemuka agama
dan pemuka masyarakat;
5) segala bentuk tindakan dan aktivitas karantina; dan
6) pengadaan alat dan bahan evakuasi, yang meliputi kantong mayat,
tandu, tali temali, sarung tangan, sepatu boots, formalin, peralatan
dan bahan evakuasi lainnya.
d. Kebutuhan air bersih dan sanitasi, meliputi:
1) pengadaan air bersih, baik pengadaan air bersih di lokasi rumah
sakit atau fasilitas kesehatan lainnya terkait COVID-19;
2) pengadaan/perbaikan sanitasi, berupa:
a) perbaikan/pembuatan saluran air buangan untuk MCK dan
drainase lingkungan; dan
b) pengadaan MCK darurat.
3) sewa alat dan bahan pengolahan air bersih, berupa peralatan yang
diperlukan dalam penyediaan air bersih dan sanitasi;
4) sewa alat dan pembelian bahan sarana pendukung untuk pemulihan
fungsi sumber air bersih: dan
5) transportasi, berupa sewa sarana transportasi darat, air, udara, dan
atau pembelian bahan bakar minyak untuk pengiriman air bersih,
pengiriman peralatan dan bahan yang diperlukan dalam penyediaan
air bersih, dan peralatan sanitasi ke lokasi penampungan/fasilitas
kesehatan sementara.
e. Pangan, meliputi:
1) pengadaan pangan, berupa makanan siap saji dan penyediaan bahan
makanan.
a) yang dimaksud dengan makanan siap saji seperti nasi bungkus,
roti dan sejenisnya; dan
b) dalam penyediaan pangan perlu diperhatikan keperluan pangan
khusus untuk bayi, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia.
2) pengadaan segala bentuk suplemen dan vitamin kepada tenaga medis
dan pasien;
3) pengadaan dapur umum, berupa dapur lapangan siap pakai, alat dan
bahan pembuatan dapur umum seperti batu berta, semen, tenda,
dan perlengkapan dapur umum lainnya, termasuk di dalamnya
adalah pengadaan perlengkapan makan darurat; dan
4) transportasi untuk distribusi bantuan llangan, berupa sewa sarana
transportasi darat, air, udara, dan atau pernbelian bahan bakar
minyak. Sarana transportasi tersebut diperlukan untuk pengiriman
pangan dari tempat lain ke lokasi kejadian, maupun dari dapur
umum ke tempat pengungsian dan atau tempat terisolir, termasuk
pengiriman alert dan bahan pengadan dapur umum.
f. Sandang, meliputi:
1) pengadaan alat pelindung diri (APD) darn kelengkapannya misalnya
Masker bedah, Masker N95, Surgical Gown, Goggle, Hazmat suit,
Gloves, penutup kepala, sepatu boots, dan lain sebagainya untuk
tenaga medis sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan.
Pengadaan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis sesuai
dengan standar kenenterian kesehatan;

2) pengadaan ... 5
-5-

2) pengadaan baju untuk pasien COVID-19 sesuai dengan standar


Kementerian Kesehatan;
3) pengadaan sandang, berupa pakaian umum dewasa dan anak,
perlengkapan sandang bayi, keperluan tidur, dan perlengkapan
khusus wanita dewasa; dan
4) transportasi untuk distribusi bantuan sandang, berupa sewa sarana
transportasi darat, air, udara, dan atau pembelian bahan bakar
minyak. Sarana transportasi tersebut diperlukan untuk pengiriman
bantuan sandang dari tempat lain ke lokasi kejadian.
g. Pelayanan kesehatan, meliputi:
1) pengadaan disinfektan, alkohol, APD, den lain sebagainya;
2) pengadaan obat-obatan untuk korban bencana khususnya di tempat
pengungsian;
3) pengadaan peralatan hygiene seperti sabun, shampo, sikat gigi, pasta
gigi dan sejenisnya; dan
4) transportasi untuk distribusi bantuan obat-obatan, berupa sewa
sarana transportasi darat, air, udara, dan atau pembelian bahan
bakar minyak. Sarana transportasi tersebut diperlukan untuk
pengiriman bantuan obat-obatan dari tempat lain ke lokasi kejadian.
h. Papan, meliputi:
1) pembangunan rumah sakit darurat khusus COVID-19;
2) penambahan ruang isolasi di RS rujukan;
3) sewa hotel/penginapan yang difungsikan sebagai RS darurat COVID-
19;
4) penguatan puskesmas dan faskes tingkat 1 sebagai screening awal
COVID19;
5) pembelian/sewa peralatan pendukung fasilitas kesehatan, misalnya
ranjang periksa, ranjang pasien, alat infus, infusion pump, urin bag,
ambu bag, edical ventilator, nebulizer, dan lain sebagainya; dan
6) transportasi dalam rangka distribusi peralatan untuk pengadaan
penampungan serta tempat hunian sementara, berupa sewa sarana
transportasi darat, air, udara, dan atau pembelian bahan bakar
minyak. Sarana transportasi tersebut diperlukan untuk pengiriman
bantuan peralatan dan bahan pengadaan penampungan dan tempat
hunian sementara dari tempat lain ke lokasi kejadian.

B. PROTOKOL KESEHATAN DAN KARANTINA MANDIRI


1. Protokol Kesehatan
a. Jika ada Sakit
1) Jika merasa tidak sehat dengan kriteria:
a) demam > 38 derajat celcius; dan
b) batuk/pilek.
2) Istirahat yang cukup di rumah dan bila perlu minum obat. Bila
keluhan berlanjut, atau disertai dengan kesulitan bernafas (sesak
atau nafas cepat), segera berobat ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Fasyankes).
3) Pada saat berobat ke Fasyankes, harus lakukan tindakan berikut:
a) gunakan masker;

b) apabila... 6
-6-

b) apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin yang


benar dengan cara menutup mulut dan hidung dengan tisu atau
punggung lengan; dan
c) usahakan tidak menggunakan transportasi massal.
4) Tenaga Kesehatan (Nakes) di Fasyankes wajib melakukan screening
suspect COVID-19:
a) Jika memenuhi kriteria suspect COVID-19, dirujuk ke Rumah
Sakit (RS) rujukan yang siap untuk penanganan COVID-19; atau
b) Jika tidak memenuhi kriteria suspect COVID-19, dirawat inap
atau rawat jalan tergantung diagnosa dan keputusan dokter
Fasyankes.
5) Jika memenuhi kriteria suspect COVID-19 akan diantar ke RS
rujukan H.Hanafie Muara Bungo menggunakan ambulan Fasyankes
didampingi oleh Nakes yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
6) Di RS rujukan, akan dilakukan pengambilan spesimen untuk
pemeriksaan laboratorium dan dirawat di ruang isolasi.
7) Spesimen akan dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta. Hasil pemeriksaan pertama
akan keluar dalam 24 jam setelah spesimen diterima.
a) Jika hasilnya positif:
(1) Maka dinyatakan sebagai penderita COVID-19.
(2) Sample akan diambil setiap hari.
(3) Pasien akan dikeluarkan dari ruang isolasi jika pemerikasaan
sampel 2 (dua) kali berturut-turut hasilnya negatif.
b) Jika hasilnya negatif, dirawat sesuai dengan penyebab
penyakitnya.

b. Jika Sehat, namun:


1) Ada riwayat perjalanan 14 (empat belas) hari yang lalu ke negara
dan/atau daerah terjangkit COVID-19; atau
2) Merasa pernah kontak dengan penderita COVID-19, hubungi Contak
Center COVID-19 ke Nomor 119 atau SMS/WA ke Nomor
085273835634 untuk mendapat petunjuk lebih lanjut.

2. Protokol Untuk Karantina Mandiri


a. Aturan umum:
1) penduduk dengan gejala yang mencurigakan perlu tinggal di kamar
tunggal yang berventilasi baik dan WAJIB menolak semua jenis
kunjungan;
2) Anggota keluarga harus tinggal di kamar yang berbeda;
3) Tinggal setidaknya satu meter dan tidur di tempat tidur terpisah jika
kondisinya tidak memungkinkan; dan
4) Penduduk dengan gejala yang mencurigakan harus menghindari
kegiatan, membatasi ruang hidup, dan memastikan ruang bersama
(seperti dapur dan kamar mandi) berventilasi baik (menjaga jendela
tetap terbuka).

b. Pengaturan... 7
-7-

b. Pengaturan Pengasuh:
1) yang terbaik adalah memiliki anggota keluarga biasa yang sehat dan
bebas dari penyakit kronis untuk merawat pasien;
2) selalu mengenakan masker dan arat peindung diri lainnya; dan
3) cuci tangan dan selau memperhatikan kebersihan,
c. Pencegahan Penularan:
1) anggota keluarga yang hidup dengan orang-orang yang memiliki
gejala yang mencurigakan harus mengenakan masker; dan
2) jaga kebersihan tangan setiap saat dan hindari kontak langsung
dengan sekresi tubuh, dan jangan berbagi benda apa pun yang dapat
menyebabkan infeksi kontak tidak langsung.
d. Perawatan Kontaminan:
1) sarung tangan bekas, handuk kertas, masker, dan limbah lainnya
harus ditempatkan di kantong sampah khusus di kamar pasien dan
ditandai sebagai kontaminan sebelum dibuang; dan
2) pembuangan harus dibungkus rapi dan dilakukan setiap hari.
e. Orang dengan salah satu dari gejala berikut harus segera berhenti
karantina mandiri dan menghubungi fasilitas kesehatan terdekat.
1) kesulitan bernapas (termasuk meningkatnya sesak dada;
2) gangguan kesadaran (termasuk lesu, bicara tidak jelas,
ketidakmampuan melakuan hal-hal kecil), sesak napas dan terengah-
rengah setelah melakukan kegiatan) tidak dapat membedakan antara
siang dan malam);
3) diare;
4) demam dengan suhu tubuh lebih tinggi dari 380 C; dan
5) anggota keluarga lainnya menunjukkan gejarla yang diduga infeksi
COVID-19.

C. PROTOKOL TEMPAT PUBLIK DAN TRANSPORTASI PUBLIK


1. Protokol Tempat Publik
Protokol di tempat publik. Tempat publik yang dimaksud adalah: taman
bermain, jalur hijau, perbelanjaan dalam ruang, ruang spontan dalam
lingkungan hunian, ruang terbuka komunitas, mall dan pasar.
Langkah-langkah pencegahan Covid-19 pada tempat publik:
a. Pastikan seluruh area umum dalam keadaan bersih dengan cara
melakukan pembersihan menggunakan desinfektan minimal 3 kali
sehari, terutama pada waktu aktivitas padat (pagi, siang dan sore hari) di
setiap lokasi representatif (pegangan pintu, tombol lift, pegangan
eskalator, dll).
b. Deteksi suhu tubuh di setiap titik pintu masuk tempat umum. Jika suhu
tubuh masyarakat terdeteksi ≥ 380 C, dianjurkan untuk segera
memeriksakan kondisi tubuh ke fasilitas pelayanan kesehatan dan tidak
diperkenankan untuk memasuki tempat umum.

c. Pastikan... 8
-8-

c. Pastikan ruang isolasi tersedia di acara besar (contoh: konser, seminar,


dll). Memastikan ada pos pemeriksaan kesehatan, ruang transit dan
petugas kesehatan di setiap acara besar. Jika pada saat acara, ada
peserta yang sakit segera dilakukan pemeriksaan, jika kondisinya
memburuk, pidahkan ke ruang transit dan segera rujuk ke RS rujukan.
d. Menyediakan pos kesehatan di pusat perbelanjaan dan pasar tradisional.
e. Mempromosikan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) dengan cara
memasang poster mengenai pentingnya cuci tangan dan tata cara cuci
tangan yang benar.
f. Pastikan tempat umum memiliki akses untuk cuci tangan dengan sabun
dan air atau pencuci tangan berbasis alkohol.
g. Tempatkan dispenser pembersih tangan di tempat-tempat strategis dan
mudah dijangkau masyarakat di tempat umum serta dan pastikan
dispenser ini diisi ulang secara teratur.
h. Memperbaharui informasi tentang Covid-19 secara reguler dan
menempatkan di area yang mudah dilihat oleh pengunjung.
Menyediakan media komunikasi, informasi dan edukasi (KlE) mengenai
pencegahan dan pengendalian Covid-19 di lokasi strategis di setiap
tempat umum.

2. Protokol di Pasar atau Kawasan Pedagang Kaki Lima


Operator, agen pengeloa, kontraktor dan stafnya harus diingatkan untuk:
a. Lakukan pemeriksaan suhu tubuh setidaknya 2 kali sehari.
b. Jika sedang dalam keadaan tidak sehat, sebaiknya segera memeriksakan
diri ke Fasyankes.
c. Gunakan masker jika mengalami batuk atau pilek.
d. Terapkan etika batuk/bersin: tutup mulut menggunakan engan atas
bagian dalam atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu
yang kotor ke tempat sampah. Lalu cuci tangan dengan menggunakan
sabun dan air.
e. Bersihkan toilet secara teratur dan bagi pengguna toilet, siram toilet
setelah digunakan.
f. Terapkan kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun dan air)
terutama setelah menggunakan toilet, melakukan pekerjaan
pembersihan serta sebelum dan sesudah makan.
g. Gunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan pembersihan dan
saat menangani limbah.
h. Hindari menyentuh area wajah yang tidak perlu.

3. Protokol di Restoran
Staf diingatkan untuk:
a. Lakukan pemeriksaan suhu tubuh setidaknya 2 kali sehari.
b. Jika sedang dalam keadaan tidak sehat, sebaiknya segera memeriksakan
diri ke Fasyankes.
c. Gunakan masker jika mengalami batuk atau pilek.

d. Terapkan... 9
-9-

d. Terapkan etika batuk/bersin: tutup mulut menggunakan lengan atas


bagian dalam atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu
yang kotor ke tempat sampah. Lalu cuci tangan dengan menggunakan
sabun dan air yang mengalir.
e. Bersihkan toilet secara teratur dan bagi pengguna toilet, siram toilet
setelah digunakan.
f. Terapkan kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun dan air)
terutama setelah menggunakan toilet, melakukan pekerjaan
pembersihan serta sebelum dan sesudah makan.
g. Gunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan pembersihan dan
saat menangani limbah.
h. Hindari menyentuh area wajah yang tidak perlu.
i. Lakukan pembersihan menggunakan desinfektan terhadap peralatan
setelah digunakan.

4. Protokol Transportasi Publik


a. Bila sedang dalam kondisi tidak sehat, jangan mengemudikan
kendaraan. Sebaiknya segera memeriksakan diri ke Fasyankes.
b. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti:
1) Mencuci tangan menggunakan air dan sabun;
2) Membuang sampah di tempat sampah;
3) Tidak merokok dan mengkonsumsi NAPZA;
4) Tidak meludah di sembarang tempat; dan
5) Hindari menyentuh area wajah yang tidak perlu.
c. Penumpang yang mengalami demam, batuk atau flu, sebaiknya
menggunakan masker selama berada di dalam kendaraan.
d. Lakukan pembersihan menggunakan desinfektan terutama setelah
mengangkut penumpang yang mengalami demam, batuk atau flu.
e. Saat mengangkut penumpang dengan gejala mirip flu, sarankan
penumpang untuk mengenakan masker. Jika penumpang tidak memiliki
masker, berikan masker kepada penumpang.
f. Ukur suhu tubuh setidaknya dua kali sehari pada saat sebelum dan
sesudah mengemudi, terutama setelah membawa penumpang yang
mengalami demam, batuk atau flu.

D. PROTOKOL AREA INSTITUSI PENDIDIKAN


1. Dinas Pendidikan Kabupaten Bungo melakukan koordinasi dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Bungo setempat untuk mengetahui rencana dan
kesiapan daerah setempat menghadapi COVID-19.
2. Menyediakan sarana untuk cuci tangan menggunakan air dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol di berbagai lokasi strategis di sekolah
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
3. Menginstruksikan kepada warga sekolah melakukan cuci tangan
menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol, dan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) lainnya seperti: makan jajanan
sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat, olahraga yang teratur, tidak
merokok, membuang sampah pada tempatnya.

4. Membersihkan ... 10
-10-

4. Membersihkan ruangan dan lingkungan sekolah secara rutin (minimal 1 kali


sehari) dengan desinfektan, khususnya handel pintu, saklar lampu,
komputer, meja, keyboard dan fasilitas lainnya yang sering terpegang oleh
tangan. Memonitor absensi (ketidakhadiran) warga sekolah. Jika diketahui
tidak hadir karena sakit dengan gejala demam/batuk/pilek/sakit
tenggorokan/sesak napas disarankan segera ke fasilitas kesehatan terdekat
untuk memeriksakan diri.
5. Memberikan himbauan kepada warga sekolah yang sakit dengan gejala
demam/batuk/pilek/sakit tenggorokan/sesak napas untuk mengisolasi diri
di rumah dengan tidak banyak kontak dengan orang lain.
6. Tidak memberlakukan hukuman/sanksi bagi yang tidak masuk karena
sakit, serta tidak memberlakukan kebijakan insentif berbasis kehadiran (jika
ada).
7. Jika terdapat ketidakhadiran dalam jumlah besar karena sakit yang
berkaitan dengan pernapasan, Dinas Pendidikan Kabupaten Bungo
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo.
8. Mengalihkan tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang absen kepada
tenaga kependidikan lain yang mampu.
9. Pihak institusi pendidikan harus bisa melakukan skrining awal terhadap
warga pendidikan yang punya keluhan sakit, untuk selanjutnya di
informasikan dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
untuk dilakukan pemeriksan lebih lanjut.
10. Memastikan makanan yang disediakan di sekolah merupakan makanan
yang sehat dan sudah dimasak sampai matang.
11. Menghimbau seluruh warga sekolah untuk tidak berbagi makanan,
minuman, termasuk peralatan makan, minum, dan alat musik tiup yang
akan meningkatkan resiko terjadinya penularan penyakit.
12. Menginstruksikan kepada warga sekolah untuk menghindari kontak fisik
langsung (bersalaman, ciuman tangan, berpelukan, dan sebagainya).
13. Menunda kegiatan yang mengumpulkan banyak orang atau kegiatan di
lingkungan luar sekolah (berkemah, studi wisata, dan lain-lain).
14. Melakukan skrining awal berupa pengukuran suhu tubuh terhadap semua
tamu yang datang ke institusi pendidikan.
15. Warga sekolah dan keluarga yang berpergian ke negara dan/atau daerah
dengan transmisi lokal COVID-19 (informasi daftar negara dan/atau daerah
dengan transmisi lokal COVID-19 dapat di akses di www.covid19.kemenkes.
go.id) dan mempunyai gejala demam atau gejala pernapasan seperti batuk/
pilek/sakit tenggorokan/sesak napas diminta untuk tidak melakukan
pengantaran, penjemputan, dan berada di area sekolah.

E. PROTOKOL KOMUNIKASI PUBLIK


Protokol Untuk Pemerintah Daerah
1. Membentuk Tim Komunikasi yang diketuai oleh Bupati.
2. Menunjuk Kepala Dinas Kesehatan sebagai Juru Bicara COVID-19
Kabupaten Bungo yang memiliki artikulasi dan kemampuan menghadapi
media.

3. Informasi ... 11
-11-

3. Informasi berikut dapat di sampaikan setelah mendapat persetujuan dari


Pemerintah Pusat, dan HANYA disampaikan oleh juru bicara COVID-19
Kabupaten Bungo:
a. Jumlah dan sebaran, Orang Dalam Risiko (ODR) khusus di daerah
tersebut.
b. Jumlah dan sebaran, Orang Dalam Pemantauan (ODP) khusus di
Kabupaten Bungo.
c. Jumlah dan sebaran, Orang Tanpa Gejala (OTG) khusus di Kabupaten
Bungo.
d. Jumlah dan sebaran, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) khusus di
Kabupaten Bungo.
e. Jumlah dan sebaran, Pasien yang sudah dinyatakan sehat khusus di
Kabupaten Bungo.
f. Jumlah dan sebaran, Spesimen yang diambil khususnya di Kabupaten
Bungo.
g. Jumlah dan sebaran, Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap
spesimen khusus di Kabupaten Bungo.
h. Data dan identitas pasien tidak disebarluaskan ke publik.
4. Juru Bicara COVID-19 Kabupaten Bungo dapat mengumumkan informasi
yang disebut pada angka 3 di atas pada tingkat Kabupaten Bungo.
5. Menggunakan materi yang telah dikembangkan oleh Pemerintah Pusat
(Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informasi) untuk
dapat disebarluaskan di Kabupaten Bungo:
a. Penjelasan dasar mengenai apa COVID-19.
b. Penjelasan Pencegahan wabah COVID-19.
c. Protokol penanganan dari Orang Dalam Pengawasan (ODP) sampai
dinyatakan Sehat.
d. Kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
e. Tindakan terhadap Pasien Dalam Pengawasan(PDP).
f. Penjelasan tentang karantina, dan karantina yang dapat dilakukan di
rumah.
g. Kriteria Orang Dalam Pemantauan (ODP).
h. Protokol penanganan orang masuk dari negara dan/atau daerah
beresiko.
i. Protokol WHO tentang penggunaan masker dan Alat Pelindung Diri (APD)
yang digunakan.
j. Protokol komunikasi sekolah.
k. Kesiapan logistik dan pangan.
l. Penjelasan tentang pemeriksaan kesehatan beserta biaya yang
dibebankan.
m. Penjelasan detail tentang fasilitas HOTLINE Pemerintah Pusat: 119
n. Penjelasan mengenai HOAX dan disinformasi yang terjadi.
6. Seluruh Perangkat Daerah di Kabupaten Bungo dihimbau untuk
mengsosialisasikan informasi yang disebutkan pada angka 5 (lima) di atas
kepada seluruh lapisan masyarakat, dengan dipandu oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Bungo, dan menggunakan narasi-narasi yang disiapakan di
website rujukan Kementerian Kesehatan.
7. Pemerintah Kabupaten Bungo dapat membuat produk komunikasi sesuai
dengan data dan kebutuhan Kabupaten Bungo.

Kanal ... 12
-12-

Kanal Komunikasi
Sasaran khalayak dapat dijangkau melalui berbagai kanal, baik melalui media
mainstream, media sosial maupun melalui jaringan komunikasi yang telah
terbentuk. Berikut adalah daftar kanal yang dapat di gunakan:
1. Website sebagai rujukan pertama. Silahkan merujuk kepada website resmi
Kemenkes khusus untuk COVID-19, www.infeksiemerging.kemkes.go.id dan
www.sehatnegriku.kemkes.go.id
2. Website Pemerintah Kabupaten Bungo www.covid19.bungokab.go.id
3. Televisi.
4. Media Cetak.
5. Media Online.
6. Radio.
7. SMS Gateaway.
8. Media Sosial.
9. Jaringan Sekolah.
10. Jaringan organisasi kepemudaan/agama/politik.
11. Jaringan informal lainnya.

Pendekatan
Tindakan yang boleh dilakukan:
1. Sampaikan himbauan untuk tetap tenang.
2. Pemerintah Kabupaten Bungo agar berkomunikasi secara intens dengan
pemerintah pusat.
3. Apabila ada kasus di Kabupaten Bungo, langsung lapor ke Dinas Kesehatan
secepat-cepatnya.
4. Memberikan akses kepada media untuk mengetahui informasi terkini
mengenai COVID-19.
5. Lakukan koordinasi dengan instansi terkait/Forkopimda untuk menjaga
situasi tenang dan kondusif.
6. Meningkatkan kewaspadaan pada kelompok-kelompok yang berpotensi
terdampak.
7. Memonitor tanggapan dari masyarakat tentang isu terkait.
8. Ketika ketemu media, berikan informasi sejelas-jelasnya kepada publik.
9. Jubir harus bisa ditemui dan dihubungi setiap saat.
10. Selalu sampaikan pesan Pola Hidup Sehat dan Bersih (PHSB).
11. Gunakan bahasa Indonesia yang sederhana sehingga bisa dipahami
masyarakat awam.
12. Sampaikan update informasi secara berkala (jumlah kasus, penanganan,
dan lain-lain) yang disampaikan oleh otoritas resmi.
13. Saat memberikan update informasi, pastikan mencantumkan keterangan
waktu untuk menjamin ketepatan informasi (sebagai contoh: status pada
hari Senin tanggal 3 Februari 2020 Pukul 10.00 Wib, tidak ada warga yang
terinfeksi COVID-19.).
14. Pada setiap perubahan yang terjadi, informasikan bahwa ini merupakan
perubahan dari informasi sebelumnya.
15. Sampaikan juga bahwa stok sembako cukup sehingga masyarakat tidak
perlu panik.

Tindakan … 13
-13-

Tindakan yang tidak boleh dilakukan:


1. Jangan gunakan kata “genting”, “Krisis” dan sejenisnya.
2. Pastikan Identitas dan lokasi pasien tidak di sampaikan kepublik.
3. Jangan memberikan informasi yang berisi asumsi dan dugaan.
4. Jangan menggunakan bahasa teknis atau bahasa asing yang sulit di pahami
masyarakat awam.
5. Jangan menunjukan bahasa tubuh yang tidak serius apalagi meremehkan
situasi dengan bercanda.

F. PROTOKOL PINTU MASUK WILAYAH KABUPATEN BUNGO


1. Pintu Masuk Melalui Jalur Udara
a. Berkoordinasi dengan pihak Airline yang berasal dari negara terjangkit
COVID-19 untuk memberikan pengumuman, membagikan dan mengisi
HAC kepada seluruh pelaku perjalanan termasuk kru.
b. Melakukan skrining suhu dengan menggunakan Thermal Scanner dan
Thermal gun di tempat yang telah ditentukan dengan menggunakan APD.
Bila ditemukan ada peningkatan suhu tubuh > 38°C dilanjutkan
anamnesa dan wawancara, bila tidak HAC tetap dibawa oleh pelaku
perjalanan.
c. Pelaku perjalanan terindikasi sebagai orang dalam pengawasan COVID-
19 maka dilakukan rujukan ke RS rujukan menggunakan ambulans
yang sesuai.
d. Bila memenuhi kriteria orang dalam pemantauan, maka pelaku
perjalanan harus melakukan isolasi diri dan diinformasikan kepada
petugas kesehatan Kabupaten Bungo untuk dipantau selama 14 (empat
belas) hari.
e. Mencatat jumlah dan identitas suspek dan orang dalam pemantauan
dalam SINARKES dan melaporkan kepada PHEOC.
f. Melakukan tindakan kekarantinaan kesehatan disinfeksi terhadap alat
angkut dan barang yang diduga terpapar di area yang sudah ditentukan
dengan menggunakan APD.
g. Setiap petugas yang melakukan kegiatan di pintu masuk dilengkapi
dengan APD standar.
2. Pintu Masuk Melalui Jalur Darat
Bagi pelaku perjalanan yang masuk wilayah Kabupaten Bungo lewat
jalur darat akan dilakukan pemeriksaan setiap kendaraan baik umum
maupun pribadi untuk memastikan warga yang datang dari daerah kategori
KLB Covid-19. Untuk mendukung kegiatan ini dibentuk Posko Satgas
Terpadu Siaga Covid-19 Kabupaten Bungo di daerah perbatasan yaitu di
Kec. Bathin II Babeko, Kec. Pelepat dan Kec. Jujuhan.
Himbauan Bagi Pelaku Perjalanan Yang Masuk Wilayah Kabupaten Bungo
a. Ketika sampai di area kedatangan Bandara Muara Bungo, dihimbau
pemeriksaan suhu tubuh di area yang sudah ditentukan oleh petugas
dan menyerahkan Health Alert Card (HAC) ke petugas kesehatan di pintu
masuk.

b. Mencuci … 14
-14-

b. Mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan


berbasis alkohol yang tersedia di area kedatangan Bandara Muara
Bungo.
c. Menggunakan masker apabila sedang sakit flu atau batuk. Perhatikan
cara menggunakan masker dengan benar.
d. Memperhatikan etika ketika batuk/batuk yang benar.
e. Menghubungi petugas kesehatan yang ada di area kedatangan Bandara
Muara Bungo ketika merasa sakit untuk mendapatkan pertolongan/
perawatan.
f. Tidak melakukan stigmatisasi/deskriminasi antar sesama pelintas batas
dari Negara dan/atau daerah tertentu terkait COVID-19.

Himbauan Bagi Pelaku Perjalanan Ketika Melakukan Wawancara


a. Menjaga jarak minimal satu meter dari Pos Wawancana ketika
menunggu giliran wawancara dengan petugas.
b. Penumpang yang akan dilakukan wawancara dan anamnesa
menggunakan masker yang diberikan oleh petugas kesehatan.
c. Bertindak kooperatif dengan melaksanakan arahan petugas serta
menjawab pertanyaan petugas dengan jujur.

Himbauan Ketika Dinyatakan Kasus Suspek COVID-19


a. Apabila dinyatakan sebagai kasus suspek COVID-19, tetap tenang dan
bersiap menuju raung isolasi sementara dengan didampingi petugas
kesehatan yang menggunakan APD.
b. Mengikuti seluruh protokol penanganan COVID-19 yang akan diarahkan
oleh petugas.

G. GUGUS TUGAS ACARA RESMI DAN KANTOR PEMERINTAHAN

1. Protokol acara resmi


Protokol Acara Resmi agar penyelenggaraan pemerintahan dapat
berjalan dengan lancar serta pencegahan penularan Covicl-19 dapat
dilakukan.
Dalam pencegahan penularan Covid-19 perlu kelengkapan dan
perlengkapan dalam rapat, sebagai berikut:
a. Rapat diupayakan dilakukan tanpa bertaterp muka secara langsung
dengan menggunakan teknologi video conference.
b. Langkah-langkah yang dilakukan apabila rapat harus dilakukan dengan
bertatap muka, pada saat pra-rapat sebagai berikut:
1) sebelum ruang rapat digunakan, perlu disterilisasi dengan
penyemprotan desinfektan;
2) tersedianya hand sanitizer dan hand soap di tempat-tempat strategis
seperti: pintu masuk acara, lift, ruang makan, area kamar mandi, dll;
3) sebelum memasuki ruang rapat harus terlebih dahulu tes suhu
(termal scanner) dan tidak boleh melebihi suhu 380 C;

4) dalam … 15
-15-

4) dalam mengisi daftar hadir atau administrasi lain diutamakan


menggunakan alat tulis masing-masing, tidak diperkenankan
bergantian; dan
5) mengatur jarak tempat duduk antara satu dengan yang lainnya ± 1-2
m dan menghindari kontak fisik langsung seperti: jabat tangan,
berpelukan, dll.
c. Langkah-langkah yang dilakukan pada saat rapat, sebagai berikut:
1) durasi rapat agar lebih cepat tanpa mengurangi bobot dari rapat
tersebut;
2) membatasi penggunaan microfone bergantian; dan
3) apabila terdapat gejala batuk, flu, demam dan sesak nafas tidak
diperkenankan untuk mengikuti acara tersebut serta etika pada saat
batuk untuk menutup mulut atau menggunakan masker atau tutup
mulut menggunakan lengan atas bagian dalam atau tisu saat batuk
atau bersin dan segera buang tisu yang kotor ke tempat sampah.
Lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir.
d. Langkah-langkah yang dilakukan pada pasca rapat, sebagai berikut:
1) pemeriksaan dan pengisian ulang hand sanitizer dan hand soap di
tempat-tempat strategis seperti: pintu masuk acara, lift, ruang
makan, area kamar mandi, dll; dan
2) melakukan pembersihan ruang rapat dan kelengkapan rapat dengan
penyemprotan desinfektan.
Dalam pencegahan penularan Covid-19 perlu kelengkapan dan
perlengkapan dalam upacara resmi, sebagai berikut:
a. Langkah-langkah yang dilakukan pada saat pra upacara resmi sebagai
berikut:
1) memeriksa kebersihan dan melakukan disterilisasi dengan
penyemprotan desinfektan;
2) tersedianya hand sanitizer dan hand soap di tempat-tempat strategis
seperti: pintu masuk acara, lift, ruang makan, area kamar mandi, dll;
3) sebelum memasuki tempat upacara harus terlebih dahulu tes suhu
(termal scanner) dan tidak boleh melebihi suhu 380 C;
4) apabila terdapat gejala batuk, flu, demam Can sesak nafas tidak
diperkenankan untuk mengikuti upacara;
5) dalam mengisi daftar hadir atau administrasi lain diutamakan
menggunakan alat tulis masing-masing, tidak diperkenankan
berrgantian; dan
6) mengatur jarak barisan antara satu dengan yang lainnya ± 1-2 m dan
menghindari kontak fisik langsung seperti: jabat tangan, berpelukan,
dll.
b. Langkah-langkah yang dilakukan pada saat upacara resmi sebagai
berikut:
1) durasi berlangsungnya upacara agar lebih dipersingkat; dan
2) pemeriksaan dan sterilisasi kelengkapan dan perlengkapan upacara.
c. Langkah-langkah yang dilakukan pada pasca upacara, sebagai berikut:
1) pemeriksaan dan pengisian ulang hand sanitizer dan hand soap di
tempat-tempat strategis seperti: pintu masuk acara, ruang makan,
area kamar mandi, dll; dan
2) melakukan … 16
-16-

2) melakukan pembersihan tempat dan kelengkapan upacara dengan


penyemprotan desinfektan.

2. Protokol Kantor Pemerintahan


Protokol kantor pemerintahan agar prenyelenggaraan pemerintahan
dapat berjalan dengan lancar serta pencegahan penuliaran Covid-19 dapat
dilakukan.
a. Jika para karyawan dengan jenis tugas tertentu tidak dapat bekerja dari
rumah maka Karyawan disarankan untuk memantau kesehatan mereka
sendiri melalui suhu tubuh dan gejala-gejala khusus.
b. Karyawan HARUS menghindari tempak kerja jika memiliki gejala-gejala
infeksi COVID-19 yang mencurigakan (termasuk demam, batuk, sakit
tenggorokan, sesak dada, dispnea, kelelahan, mual dan muntah diare,
konjungtivitis, nyeri otot, dll.).
c. Karyawan dengan gejala-gejala yang mencurigakan di atas HARUS
SEGERA diminta untuk meninggalkan tempat kerja dan menghubungi
fasilitas kesehatan terdekat atau menghubungi call center penanganan
COVID-19.
d. Barang publik harus dibersihkan dan didesinfeksi secara teratur.
e. Pertahankan sirkulasi udara di ruang kantor. Pastikan semua fasilitas
ventilasi bekerja secara efisien. Filter AC harus dibersihkan secara
teratur dan ventilasi dengan membuka jendela harus diperkuat.
f. Kamar kecil harus dilengkapi dengan pembersih tangan yang cukup dan
memastikan pengoperasian fasilitas air yang normal termasuk faucet.
g. Jagalah agar lingkungan tetap bersih dan rapi, dan bersihkan sampah
tepat waktu.

H. PROTOKOL KELOMPOK RENTAN


1. Protokol Untuk Kelompok Rentan (Kelompok Lanjut Usia)
a. Pemerintah Daerah harus memastikan bahwa kelompok lanjut usia
(lansia) memperoleh sosialisasi dan perlindungan pribadi, memahami
langkah-langkah perawatan, persyaratan kebersihan tangan, misalnya:
hindari berbagi barang pribadi; memperhatikan ventilasi; dan
menerapkan langkah-langkah disinfektan.
b. Ketika lansia memiliki gejala yang mencurigakan seperti demam, batuk,
sakit tenggorokan, sesak dada, dispnea, kelelahan, mual dan muntah,
diare, konjungtivitis, nyeri otot, dll. Langkah-langkah berikut harus
diambil:
1) karantina/isolasi mandiri dan hindari kontak dekat dengan orang
lain;
2) status kesehatan harus dinilai oleh staf merdis dan mereka yang
memiliki kondisi kesehatan abnormal akan dipindahkan ke lembaga
medis. Mengenakan masker sangat diajurkan dalam perjalanan ke
rumah sakit, menghindari penggunaan kendaraan umum (jika
memungkinkan), dan segera melakukan pendaftaran serta menerima
observasi medis dan tidak melakukan kontak dengan orang lain;
3) orang yang memiliki kontak dekat dengan kasus terduga harus
mendapatkan pengawasan khusus;

4) mengurangi … 17
-17-

4) mengurangi pertemuan yang tidak perlu, pesta makan malam, dan


grup lainnya;
5) jika ada lansia dengan gejala yang mencurigakan didiagnosis COVID-
19, mereka yang berhubungan dekat harus menerima pengamatan
medis selama 14 hari. Setelah pasien pergi (seperti rawat inap,
kematian, dll.);
6) ruangan tempat tinggal dan kemungkinan bahan yang
terkontaminasi harus diterapkan prosedur desinfeksi tepat waktu;
7) prosedur disinfeksi khusus harus dioperasikan atau diinstruksikan
oleh para profesional dari Pemerintah Daerah, atau pihak ketiga yang
berkualifikasi; dan
8) tempat tinggal tanpa disinfeksi tidak disarankan untuk digunakan.

2. Protokol Untuk Kelompok Rentan (Pelajar)


a. Pelajar yang memiliki riwayat tinggal atau bepergian di negara epidemi
tinggi (seperti Tiongkok, ltalia, Korea Selatan) disarankan untuk memiliki
periode karantina rumah selama 14 hari sebelum kembali ke sekolah.
(jika study from home tidak dapat d ilaksanakan).
b. Setelah kembali ke sekolah, pihak sekolah wajib memonitor suhu tubuh
dan status kesehatan setiap hari, meminimalkan ke luar kelas untuk
keperluan yang tidak perlu dan menghindari kontak dengan orang lain.
c. Kenakan masker dengan benar saat melakukan kontak dengan guru dan
siswa lainnya, dan meminimalkan kontak dengan orang lain.
d. Otoritas sekolah harus memantau kesehatan siswa dengan cermat,
mengukur suhu tubuh dua kali sehari, mencatat absen, keberangkatan
awal, dan meninggalkan sekolah.
e. Jika gejala yang mencurigakan ditemukan di antara siswa, otoritas
sekolah harus segera melaporkan kepada staf manajemen epidemi dan
bekerja sama dengan Dinas Kesehatan/BPBD untuk melakukan
manajemen kontak dan desinfeksi.
f. Sekolah harus menghindari penyelenggaraan pertemuan skala besar,
memperkuat ventilasi dan pembersihan ruang kelas, asrama,
perpustakaan, pusat kegiatan, kantin, auditorium, kantor guru, toilet
dan area aktivitas lainnya, dimana pembersih tangan dan desinfektan
tangan harus disediakan.
g. Otoritas sekolah melakukan pengajaran online dan kelas perbaikan
untuk siswa yang ketinggalan kelas karena sakit. Bagi mereka yang
menunda ujian karena sakit, ujian susulan harus segera diatur.

Selama Sekolah di rumah (study from home):


a. Semua siswa harus tinggal di rumah seperti yang diperintahkan oleh
sekolah, hindari mengunjungi kerabat dan teman, menghadiri
keramaian, makan malam, dan pergi ke tempat-tempat umum yang
ramai, terutama tempat-tempat yang tidak berventilasi dan tertutup.
b. Orang tua disarankan untuk melakukan pemantauan kesehatan anak
sehari-hari dan melaporkan hasilnya kepada sekolah sesuai dengan
kebijakan pemerintah daerah atau sekolah.

c. Di akhir … 18
-18-

c. Di akhir program sekolah di rumah, siswa tenpa gejala yang


mencurigakan dapat kembali ke sekolah dengan normal. Mereka yang
memiliki gejala yang mencurigakan harus segera memberi tahu sekolah
masing-masing dan mencari perawatan medis tepat waktu, dan kembali
ke sekolah setelah pemulihan dengan dibuktikan dengan surat
keterangan sehat.

Saat Kembali ke Sekolah (jika study from home) tidak dapat dilaksanakan
atau study from home telah berakhir):
a. Kenakan masker saat datang ke sekolah.
b. Jaga kebersihan tangan setiap saat dan kurangi kontak dengan barang
publik.
c. Pantau kesehatan dan ukur suhu tubuh setiap hari.
d. Perhatikan status kesehatan orang-orang sekitar dan hindari kontak
secara langsung.
e. Jika mengalami gejala yang mencurigakan selama perjalanan, kenakan
kendaraan atau area dalam kendaraan saat merasa demam kontak
dengan orang yang memiliki gejala yang mencurigakan segera
konsultasikan dengan dokter tepat waktu jika perlu.
f. Pelajar yang perlu pergi ke rumah sakit serama perjalanan harus
memberi tahu dokter tentang perjalanan dan riwayat hidup daerah
epidemi, dan bekerja sama dengan dokter untuk melakukan
penyelidikan yang relevan.
g. Simpan informasi tiket perjalanan dengan benar jika diperlukan
pelacakan kontak terdekat.

SEKRETARIAT SATGAS COVID-19 KABUPATEN BUNGO


Sekretariat Satgas COVID-19 Kabupaten Bungo bertempat di Wisma Ali Sudin,
Komplek Rumah Dinas Bupati Bungo Jl. Sultan Thaha No. 01 Kel. Bungo Barat No.
HP/WA. 081274412960, 081367617231, 082175247267 dan 08127358701

BUPATI BUNGO,

H. MASHURI

Anda mungkin juga menyukai