Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PERTEMUAN PEKAN 10

INSTRUKSI DAN BAHASA ASSEMBLY PADA


MIKROPROSESOR

NAMA ANGGOTA KELOMPOK

 WIDIA PRACILIA TIKU PADANG (222 611 093)

 ALFONSISUS G.Q (218 611 028)

 SEPTIAN KANANLUA (220 611 042)

 IRMAYANTI DUMA’ (220 611 143)

 MESLIN SESA (222 611 035)

 THIRZA KURNIA LINGGI (222 611 190)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa selalu kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberi limpahan kasihnya, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah sistem
mikroprosesor. Dengan harapan kami selaku penyusun makalah ini dapat menjadi bahan
untuk memahami ilmu pengetahuan.

Makalah ini dapat disusun dengan segala kemampuan semaksimal mungkin. Namun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik, saran, dan pesan dari semua para pembaca makalah ini terutama dari dosen
mata kuliah sistem mikroprosesor yang dapat diharapkan sebagai bahan koreksi untuk
makalah ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................2
A. INSTRUKSI DAN BAHASA ASSEMBLY PADA MIKROPROSESOR...................................2
B. INSTRUKSI MODE.........................................................................................................5
C. PENGALAMATAN DATA.................................................................................................13
D. PPI (PROGRAMMABLE PERIPHERAL INTERFACE)..........................................................15
E. ALGORITMA....................................................................................................................20
BAB III.....................................................................................................................................22
KESIMPULAN..........................................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa itu Bahasa Assembly


b) Merangkum materi tentang Instruksi mode
c) Mempelajari secara singkat tentang Pengalamatan data
d) Mengulas ulang Materi tentang Algoritma di mana Materi tentang Algoritma
Telah disinggung pada Mata Kuliah Semester Satu.

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk Melanjutkan Materi yang
bersifat berkelanjutan , tahap demi tahap materi dalam Mata Kuliah Sistem
Mikroprosesor Harus dipahami dengan Tujujuan, dapat menguasai secara
keseluruhan , disamping itu perlu digaris bawahi bahwa setiap Hal contohnya di
Mata Kuliah ini banyak ketidak sempurnaan sehingga kekurangan dalam
mengerjakan tugas ini Kami memiliki batas kemampuan yang masih perlu untuk
desempurnakan.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. INSTRUKSI DAN BAHASA ASSEMBLY PADA MIKROPROSESOR
Bahasa assembly merupakan bahasa yang sangat dekat dengan bahasa
mesin. Bahasa Assembly sebenarnya adalah bahasa mesin yang menggunakan
simbol-simbol instruksi (mnemonic) untuk mewakili bahasa mesin.

Setiap bahasa assembly secara langsung dipengaruhi oleh set instruksi mesin
komputer dan arsitektur perangkat keras. Seperti halnya pada komputer IBM-PC
yang menggunakan instruksi keluarga mikroprosesor Intel 8086 – 80486.

Setiap program yang dibuat dengan bahasa assembly harus dikonversi ke dalam
bahasa mesin agar dapat dieksekusi oleh mikroprosesor. Program ini
dinamakan Assembler. Dengan assembler mampu menerjemahkan program yang ditulis
dalam bahasa assembly ke dalam bahasa mesin sesuai instruksi yang kompatibel dengan
organisasi dan arsitektur mesin itu sendiri.
Alasan utama mengapa bahasa aseembly masih digunakan adalah penggunaan
pemrograman tertentu cukup sulit atau tidak mungkin dikerjakan oleh bahasa tingkat
tinggi. Contoh, komunikasi langsung dengan sistem operasi komputer mungkin
diperlukan. Program grafis warna dengan kecepatan tinggi mungkin harus ditulis
menggunakan memori minimum. Program yang digunakan untuk menghubungkan
antara peripheral printer dengan komputer.
Bahasa assembly memiliki sedikit batasan atau aturan. Harga yang harus dibayar
untuk keleluasaan itu adalah perlu menangani berbagai kerumitan dalam pemrograman.
Biasanya kita membuat subrutin dalam bahasa rakitan dan memanggilnya dari program
bahasa tingkat tinggi seperti C, dan C++. Keuntungan yang dapat diperoleh karena
ketatnya bahasa tingkat tinggi, dengan menggunakan bahasa tingkat rendah dalam
membuat aplikasi. Subrutin bahasa assembly menangani operasi – operasi yang tidak
tersedia dalam bahasa tingkat tinggi. Misalnya kita menulis program aplikasi bisnis
dalam C++ untuk IBM-PC. Kita memerlukan aplikasi untuk mengecek ruang kosong pada
disk, membuat subdirectory, menulis proteksi file, dan membuat window
yang overlapping, semuanya dalam satu program. Misalnya kompiler C++ tidak dapat
melakukannya semua, maka kita dapat membuat subrutin bahasa assembly untuk
menangani tugas-tugas tersebut.
Bahasa mesin adalah bahasa yang dibangun oleh sejumlah angka yang dapat
diinterpretasikan oleh CPU komputer. CPU biasanya mempunyai program kecil yang
ditambahkan langsung ke dalam chip, disebut microcode. Penerjemah micorcode
mengubah langsung instruksi-instruksi mesin ke dalam sinyal perangkat keras.
Dengan bahasa mesin memungkinkan untuk melaksanakan tugas-tugas umum oleh CPU,
seperti pemindahan bilangan atau perhitungan aritmetika. Berikut ini contoh instruksi
bahasa mesin yang memindahkan angka 7 ke dalam register AL
 Bahasa Mesin: 10110000 00000111
 Bahasa Assembly: MOV AL, 5
 AL = 5

2
Delapan bit pertama sebagai kode operasi (opcode) yang menunjukkan instruksi
pemindahan angka ke register AL. Delapan bit kedua sebagai operand, yang memiliki
nilai desimal 7.
Register adalah memori berkecepatan tinggi yang berada di dalam CPU. Register
diidentifikasi oleh nama 2 buah huruf, seperti AH, AL, atau AX. Set instruksi CPU memiliki
sifat downward – compatible sehingga instruksi yang bekerja pada mikroprosesor level
rendah maka akan bekerja juga pada mikroprosesor dengan level lebih tinggi. Contoh
instruksi yang bekerja pada intel 8086 akan juga bekerja dengan baik pada intel 80286.
Namun hal ini tidak berlaku sebaliknya, set instruksi yang bekerja pada
mikroprosesor level tinggi intel 80286 tidak akan bekerja dengan baik pada
mikroprosesor level rendah intel 8086.
 Bahasa assembly terdiri atas sebuah rangkaian assembly statement
dimana statement ditulis satu per baris.
 Medan (field) : label, opcode,operand dan komentar.

 Label : mewakili alamat instruksi (atau data). Label harus diakhiri


dengan titik dua. Tidak boleh diawali angka.
 Komentar: biasanya berisi penjelasan untuk baris program dan harus
didahului tanda “;”
 Setiap peralihan dari satu medan alamat kemedanalamat berikutnya
harus dipisahkanminimal satuspasi/blank atau dengan tombol tab.
 Tanda [] menunjukkan medan tersebut sifatnya opsional.
 Pada AVR jumlah maksimum operand adalah dua operand.
 AVR mengenal 3 macam pengaksesan operand, yaitu nol operand,
satu operand, dan dua operand.

3
4
B. INSTRUKSI MODE
Addressing mode(mode pengelamatan) merupakan salah satu cara untuk
menggunakan dan memakai alamat memori pada suatu mikroprosesor, dimana
ketika kita akan menggunakan atau memakai memori ini menggunakan syntax
operand : opcode.

sistem pengalamatan pada mikroprosesor 8086 dibagi menjadi 2 kategori :

 Data Addressing Mode Mode pengalamatan untuk data ( digunakan untuk


mengakses data dari/ke source dan destination)
 Branch Addressing Mode Mode pengalamatan untuk percabangan
Akses Mode pengalamatan pada memori 8086 sangat fleksibel sekali karena kita
bisa mengakses variabel, array, pointer serta tipe-tipe data lainya secara mudah.dan
untuk mengakses data-data tersebut kita harus memahami bahasa assembly.Ketika kita
mau mengakses atau mengambil data pada memori di mikroprosesor 8086 syntaaxnya
seperti dibawah ini :

Opcode : Operand

Perlu diingat juga bahwa operand ini terdiri dari dua komponen :

Hal penting lainya :

 Alamat awal dari segment memori


 Offset ( Kombinasi dari displacement, base , dan index):
o Displacement : instruksi 8 bit atau 16 bit
o Base : berisi register , BX atau BP
o Index :berisi register SI or DI
Mode pengalaman data ( Data Addressing Mode)

1. Mode pengalamatan langsung ( Immediate Addressing Mode)


Merupakan salah satu mode pengalamatan secara langsung maksudnya data nilai pada
operand dimasukan secara langsung ke dalam instruksi mesinnya.data disini bisa( angka,
karakter, expresi aritmatika) serta bisa 8 bit atau 16 bit.
5
Contoh :

 MOV AL, 02h ; immediate 8 bit bilangan heksa


 MOV AH, 10 ; immediate bilangan desimal
 MOV AL, ‘W’ ; immediate nilai karakter
 MOV AL,(1+2)*2 ; immediate nilai dari expresi tersebut
 MOV CX, 1234h ; immediate nilai 16 bit bilangan heksa

2. Direct Memory Addresing Mode :


Pada mode ini data 16 bit sudah termasuk data dan jenis instruksinya.jadi isi dari alamat
memory biasanya berupa suatu variabel

Contoh :

 Mov AL, count ; count adalah sebuah variabel di data segment


 JMP NEXT ; NEXT merupakan salah satu label yang ada di code segment
 MOV AL, DS:5 ; Fix atau alamatnya tidak dipindahkan ( segment:offset)
 MOV AX, ES:count ; extra segment dan variabel di ES

3. Register addressing Mode :


Digunakan untuk transfer antar register.Source dan destination harus mempunyai size yang
sama

6
 MOV AL, BL
 MOV BX, DX
 MOV AL, BH
 MOV AL,BX

4. Register Indirect :
Mode pengalamatan pada register SI, BX, DI

contoh:

ada empat bentuk mode pengalamatan yang mempunyai instruksi seperti dibawah ini :

 MOV AL,[bx]
 MOV AL,[bp]
 MOV AL,[si]
 MOV AL,[di]
contoh diatas adalah salah satu contoh bagaimana cara memindahkan data dalam bentuk
array ke register.

data array diatas bisa saja seperti statement seperti : MOV BX, Offset ARRAY:
7
 MOV SI , offset X
 MOV DI , offset Y
 MOV AL, [SI]
 MOV [DI] , AL

5. Register Relative Addressing Mode:


Pada mode ini data bisa di dihitung dengan menambah nilai pada base atau register index 8
bit atau 16 bit

effective address(EA) = isi dari [ (BX) atau (BP), atau (SI), atau (DI)] + 8 bit sign extende / 16
bit displacement.untuk lebih detilnya bisa lihat contoh dibawah ini

 MOV AL, disp[BX]


 MOV AL, disp[BP]
 MOV AL, disp[SI]
 MOV AL, disp[DI]
8
contoh :

 MOV AL, 2[BX] atau MOV AL, [BX+2]


 MOV AL, num1[BX] atau MOV AL, [BX+num1]
 kita juga bisa menggunakan register BP dengan instruksi MOV AL, [BP+disp]

6. Base indexed Addressing mode :


EA berisi perhitungan base register dan index register

EA ={[BX] atau [BP]} + {[SI] atau [DI]}

contoh :

 MOV AL,[BX][SI]
 MOV AL, [BP][SI]
 MOV AX, [SI+DI]
9
7. Relative based indexed Addressing Mode :
Didalam suatu alamat memory terjadi perhitungan yang berisi base register, index register
dan 8/16 bit displacement

Contoh

MOV AL, disp[BX][SI]


MOV AL, disp[BX+DI]
MOV AL, [BP+DI+disp]
MOV AL, [BP[DI][disp]
ADD DL,[BX+SI+3]
8. Branch Addressing Mode

yaitu jenis pengalamatan di dalam segment yang sama atau pengalamatan di dalam segmen
yang berbeda.berdasarkan jenis mode pengalamatan ini dibagi menjadi dua kategori yaitu
intrasegment dan intersegment dengan pengalamatan langsung maupun pengalamatan
tidak langsung.

10
9. Intrasegment Direct Addressing Mode:
alamat yang aktif ( EA) adalah penjumlahan dari IP dan 8/16 bit displacement.pengalamatan
ini bisa digunakan ketika kita menggunakan short jump atau kondisi bersyarat.

10. Intrasegment indirect address :


mode pengalamatan register atau alamat memori bisa mengakses berbagai jenis data dalam
berbagai jenis mode pengalamatan kecuali yang mode immediate dan implied.

Intersegment direct addressing Mode:


mode pengalamatan ini digunakan untuk merubah isi dari CS dan IP dengan Instruksi dari
segment dan offset.digunakan untuk percabangan dari satu segmen ke segment lainya.

11
11. Intersegment indirect addressing mode
mode pengalamatan ini merubah isi dari CS dan IP dengan alamat yang diberikan oleh
register atau memori.

12
C. PENGALAMATAN DATA
Mode pengalamatan mengacu pada berbagai metode pengalamatan
operan.
Mode pengalamatan 8086 adalah sebagai berikut:
1. Mode pengalamatan langsung-
Dalam mode ini, operan ditentukan dalam instruksi itu sendiri. Instruksinya
lebih panjang tetapi operannya mudah diidentifikasi.
Contoh:
MOV CL, 12 jam
Instruksi ini segera memindahkan 12 ke register CL. CL ← 12 jam
2. Daftarkan mode pengalamatan
Dalam mode ini, operan ditentukan menggunakan register. Mode
pengalamatan ini biasanya lebih disukai karena instruksinya ringkas dan paling cepat
mengeksekusi semua bentuk instruksi.
Register dapat digunakan sebagai operan sumber, operan tujuan, atau keduanya.
Contoh:
MOV KAPAK, BX
Instruksi ini menyalin isi register BX ke register AX. KAPAK ← BX
3. Mode pengalamatan memori langsung
Dalam mode ini, alamat operan ditentukan secara langsung dalam
instruksi. Di sini hanya alamat offset yang ditentukan, segmennya ditunjukkan oleh
instruksi.
Contoh:
MOV CL, [4321H]
Instruksi ini memindahkan data dari lokasi 4321H di segmen data ke CL.
Alamat fisik dihitung sebagai
DS*10J+4321
Asumsikan DS = 5000 jam
∴PA = 50.000 + 4321 = 54321H
∴CL ← [54321H]
4. Mode pengalamatan tidak langsung berbasis register

13
Dalam mode ini, alamat efektif memori dapat diambil langsung dari salah
satu register dasar atau register indeks yang ditentukan oleh instruksi. Jika register
adalah SI, DI dan BX maka DS secara default adalah register segmen.
Jika BP digunakan, maka SS secara default adalah register segmen.
Contoh:
MOV CX, [BX]
Instruksi ini memindahkan sebuah kata dari alamat yang ditunjuk oleh BX dan BX + 1
di segmen data masing-masing ke CL dan CH.
CL ← DS: [BX] dan CH ← DS: [BX + 1]
Alamat fisik dapat dihitung sebagai DS * 10H + BX.
5. Daftarkan mode pengalamatan relatif
Dalam mode ini, alamat operan dihitung menggunakan salah satu register
dasar dan perpindahan 8 bit atau 16 bit.
Contoh:
MOV CL, [BX + 04H]
Instruksi ini memindahkan satu byte dari alamat yang ditunjuk oleh BX + 4 di segmen
data ke CL.
CL ← DS: [BX+04H]
Alamat fisik dapat dihitung sebagai DS * 10H + BX + 4H.
6. Mode pengalamatan terindeks dasar
Di sini, alamat operan dihitung sebagai register dasar ditambah register
indeks.
Contoh:
MOV CL, [BX + SI]
Instruksi ini memindahkan satu byte dari alamat yang ditunjuk oleh BX + SI di
segmen data ke CL.
CL ← DS: [BX+SI]
Alamat fisik dapat dihitung sebagai DS * 10H + BX + SI.
Mode pengalamatan terindeks berbasis relatif-
Dalam mode ini, alamat operan dihitung sebagai jumlah register dasar,
register indeks, dan perpindahan 8 bit atau 16 bit.
Contoh:
MOV CL, [BX + DI + 20]

14
Instruksi ini memindahkan satu byte dari alamat yang ditunjuk oleh BX + DI + 20H di
segmen data ke CL.
CL ← DS: [BX + DI + 20 jam]
Alamat fisik dapat dihitung sebagai DS * 10H + BX + DI + 20H.
7. Mode pengalamatan tersirat
Dalam mode ini, operan tersirat dan karenanya tidak ditentukan dalam
instruksi.
Contoh:
STC
Ini menetapkan bendera carry.

D. PPI (PROGRAMMABLE PERIPHERAL INTERFACE)


Adalah suatu komponen Paralel Input atau Paralel Output Port dalam suatu
chip serbaguna yang dapat diprogram fungsi input / outputnya PPI 8255 dibuat oleh
Intel Co untuk digunakan bersama mikroprosesor buatan Intel. Tetapi karena
komponen ini standart komplitable dengan IC TTL, maka dapat dimanfaatkan oleh

prosesor yang lain.

15
PPI (Programmable periperal interface) 8255 itu sendiri adalah chip yang dirancang
khusus untuk keperluan antarmuka (interface) pada sistem komputer yang menggunakan
mikroprosesor intel. Istilah antarmuka di sini mengandung arti jembatan atau penghubung.
Menghubungkan sebuah mikroprosesor dengan sebuah piranti luar (periperal) misalnya
dengan keyboard, mouse, layar monitor, printer, dan lain-lain.PPI 8255 hanyalah satu jenis
yang dapat diprogram untuk beberapa keperluan tertentu.Chip PPI 8255 memiliki 40 buah
pin, yang konfigurasi pin-pinnya diperlihatkan pada gambar diatas. PPI 8255 (perhatikan
gambar 2.12 ) memiliki 3 buah port (port A,B dan C) dan sebuah bus data 8-bit. Bus data
adalah penghubung antara mikroprosesor dengan PPI 8255, sedangkan port A,B dan C
adalah penghubung antara PPI 8255 dengan rangkaian kendali/piranti luar
Karena bus data pada PPI 8255 hanya satu buah sedangkan port PPI ada 3 buah, bus data
tidak dapat terhubung dengan ketiga port pada waktu yang bersamaan. Oleh karenanya,
untuk menghubungkan bus data dengan salah satu port dapat dilakukan dengan
memberikan kombinasi data tertentu pada pin A0 dan A1 sebagai berikut.

Gambar Mikroprosesor, PPI 8255, dan piranti luar


Tabel Kombinasi data pada pin A0 dan A1

Keterangan PPI-8255

16
Gambar: Format Control Word IC PPI 8255
PPI-8255 mempunyai 24 pin I/O yang terdiri dari 3 port, yaitu:
– Port A (8 pin) disebut atau ditandai PA0-PA7
– Port B (8 pin) disebut atau ditandai PB0-PB7
– Port C (8 pin) disebut atau ditandai PC0-PC7
Ketiga port ini dapat berfungsi sebagai port keluaran (untuk mengeluarkan data)dan sebagai
port masukan (untuk menerima data). Ketiga port tersebut dikelompokkan dalam 2 group A
dan B dimana:
– Group A
Port A (PA0-PA7) dan Port C Upper (PC0-PC4)
– Group B
Port B (PB0-PB7) dan Port C lower (PC5-PC7)
Untuk mengatur (mendefinisikan) fungsi masing-masing port dapat dilakukan dengan
memberikan kata kendali (control word) berupa 8 angka biner pada pin D0,D1,.. D7 (bus
data). Selain itu untuk mendefinisikan fungsi ketiga port, kendali port ini juga berfungsi
untuk mendefinisikan mode, bit set, bit reset, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya, dapat kita
lihat pada gambar 2.14 ini adalah format data kendali beserta maksudnya
PPI-8255 dapat dioperasikan dalam 3 mode:
Mode 0 : Port A, Port B, dan Port C bekerja sebagai port I/O sederhana,yaitu tanpa
hubungan dengan perangkat keras
Mode 1 : Port A dan Port B bekerja sebagai port I/O yang dilengkapi dengan hubungan
otomatis, yaitu dengan menggunakan sebagian dari pin – pin untuk port C.
Mode 2 : Port A, dapat dibuat bekerja sebagai port I/O dua arah, sekaligus untuk menerima
masukan dan mengeluarkan data, dilengkapi dengan hubungan.
17
Dari ketiga mode yang tersedia tersebut, yang akan kita gunakan adalah mode 0, mode yang
paling sederhana untuk keperluan antarmuka.
 Peta alamat I/O
Dalam menentukan alamat I/O maka harus dipilih alamat Yang kosong (reserved) sehingga
tidak mengganggu device yang lain yang telah ada sebelumnya. Untuk itu maka dipilih
alamat 03E0H – 03E3H untuk keperluan PPI-8255.
Tabel Alamat Port I/O

Pada gambar diatas adalah gambar skematik dari sebuah rangkaian kartu ekaspansi PPI yang
menggunakan PPI 8255, disini kartu PPI dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
ditancapkan pada slot ekspansi komputer

18
Gambar . Rangkaian skematik kartu PPI 8255
Pada rancangan kartu PPI 8255 yang diperlihatkan pada gambar diatas digunakan sebuah
saklar 8-bit yang kombinasinya dapat di set sedemikian rupa untuk menjaga agar daerah
kerja kartu berada pada alamat 0300H-031FH. Kedelapan saklar tersebut dihubungkan
dengan A2-A9 pada slot ekspansi. Pada rangkaian ini, digunakan pula sebuah komparator
74LS688, yang akan selalu membandingkan alamat dari CPU dengan alamat daerah kerja
19
kartu PPI. Bila hasil perbandingan oleh komparator sama, akan dikirimkan sebuh sinyal yang
mengaktifkan CS (mengaktifkan CS berarti mengaktifkan PPI 8255).
Karena daerah kerja kartu berada pada alamat 0300H-031FH, dari 20-bit alamat yang dimiliki
oleh slot ekspansi, hanya 10-bit alamat yang digunakan. Pada tabel dibawah terdapat alamat
yang digunakan untuk kartu PPI tersebut.
Tabel .Alamat kartu PPI

Dari tabel diatas, bila kita akan memilih daerah kerja kartu PPI, kita dapat melakukannya
dengan mengubah bit-bit pada A2,A3 dan A4.

E. ALGORITMA
Dalam matematika dan ilmu
komputer, algoritme (serapan dari Belanda: algoritme) adalah rangkaian terbatas
dari instruksi-instruksi yang rumit, yang biasanya digunakan untuk menyelesaikan
atau menjalankan suatu kelompok masalah komputasi tertentu. Algoritma
digunakan sebagai spesifikasi untuk melakukan perhitungan dan pemrosesan data.
Algoritma yang lebih mutakhir dapat melakukan deduksi otomatis (disebut sebagai
penalaran otomatis) dan menggunakan tes matematis dan logis untuk mengarahkan
eksekusi kode melalui berbagai rute (disebut sebagai pengambilan keputusan
otomatis). Penggunaan karakteristik manusia sebagai deskriptor mesin secara
metaforis telah dipraktekkan oleh Alan Turing dengan terminologi seperti
"memory", "search" dan "stimulus".

Jenis-jenis Algoritma

Algoritma sendiri dibagi ke dalam beberapa jenis.

1. Algoritma Rekursif

Algoritma rekursif adalah jenis algoritma yang akan melakukan perulangan sendiri hingga
masalahnya terpecahkan. Selain itu, algoritma akan memanggil dirinya sendiri berulang kali
hingga masalahnya terpecahkan.

2. Algoritma Divide and Conquer

20
Algoritma Divide and Conquer merupakan salah satu jenis algoritma yang membagi suatu
masalah menjadi beberapa bagian. Langkah-langkah algoritma membagi dan menaklukkan
antara lain membagi masalah menjadi bagian-bagian yang sama dan kemudian mencari
solusi utama setelah diperoleh solusi untuk sub-bagiannya.

3. Algoritma Dynamic Programming

Algoritma pemrograman dinamis (Algoritma dynamic programming) merupakan algoritma


yang bekerja dengan cara mencari solusi dari setiap bagian terkecil dari suatu permasalahan,
hasilnya akan disimpan untuk menyelesaikan permasalahan baru di masa yang akan datang.

4. Algoritma Greedy

Algoritma greedy merupakan algoritma yang digunakan untuk mencari permasalahan


optimasi. Cara kerja algoritma ini adalah mencari solusi optimal lokal apapun konsekuensi
yang diterimanya, sehingga dapat ditemukan solusi optimal global.

5. Algoritma Brute Force

Algoritma brute force ini merupakan jenis algoritma dengan konsep yang paling sederhana.
Algoritma ini menggunakan iterasi dari setiap solusi yang ditemukan untuk menemukan
solusi yang paling sesuai dengan permasalahan yang ada.

21
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Secara sederhana sistem Teknologi dapat diartikan sebagai suatu kumpulan


atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling
berinteraksi, dan saling bergantung satu sama lain. (Pertemuan 1 – 10)
Sampai pada kesempatan ini Kami masih menggali informasi dari beberapa sumber ,
Tentunya sangat banyak kekurangannya , Terlebih kusus pada mata kuliah system
mikroprosesor, Belum sepenuhnya dapat Kami Sempurnakan .
Dengan Harapan Kerjasamanya untuk berbagi informasi Khususnya pada Materi
pekan ke-10 ini.

22

Anda mungkin juga menyukai