(KONTRAK)
CV. BLORA MUSTIKA AIR
NOMOR : 012/SB/PM-BMA/VI/2023
TANGGAL : Rabu 12 Juli2023
TAHUN ANGGARAN : 2023
NILAI PEKERJAAN : Rp. 64.000.000,00
TERBILANG : Enam puluh empat juta rupiah
WAKTU PELAKSANAAN : 120 kalender
SAMPAI DENGAN :
PEKERJAAN :
CV.PABI MANDIRI
Dengan
Nomor : 012/SB/PM-BMA/VI/2023
Tanggal : 12 JULI 2023
Pada hari ini Rabu tanggal Dua belas bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga (12-06-
2023) kami yang bertandatangan di bawah ini :
Antara
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pimpinan Proyek CV.PABI MANDIRI Kontraktor
Utama Pemilik Paket : Pembangunan Baru Spam Jaringan perpipaan Desa Karyamandala
Kecamatan Salopa Desa Karyamandala Kecamatan Salopa Pada Dinas Pekerjaan Umum,Tata
Ruang,Perumahan Rakyat & Kawasan permukiman & Lingkungan Hidup .Tahun Anggaran
2023, ,berdasarkan surat keputusan Rapat antara PIHAK DIREKSI CV.PABI MANDIRI
melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban Pelaksanaan Pekerjaan
tersebut, selanjutnya dalam perjanjian ini di sebut PIHAK PERTAMA
Dengan
Berdasarkan Akte Pendirian Nomor 173 Tanggal 25 Oktober 1993 Notaris Tuti Asijati Abdul
Gani,SH ,dan Akta Perubahan Terakhir Nomor 07 Tanggal 08 Mei 2019 Notaris Wawan
Ridwan,SH.Mkn. Dalam hal ini sesuai dengan ketentuan dengan anggaran dasar bertindak
untuk dan atas nama perusahaan CV.BLORA MUSTIKA AIR yang selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA
PASAL 1
TUGAS PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas dari PIHAK PERTAMA yaitu untuk melaksanakan pekerjaan
PEKERJAAN SUMUR BOR DESA KARYAMANDALA KECAMATAN SALOPA
DESA KARYAMANDALA KECAMATAN SALOPA PANJANG 80 METER
PASAL 2
DASAR PERJANJIAN DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
MENGINGAT BAHWA :
MAKA OLEH KARENA ITU, CV.PABI MANDIRI dan CV.BLORA MUSTIKA AIR
dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai berikut;
1. Total Harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
termasuk didalamnya keuntungan bagi CV.BLORA MUSTIKA AIR adalah Sebesar
RP. 64.000.000 (Terbilang : Enam Puluh Empat Juta Rupiah) Termasuk Pajak PPN
dan PPH.
Dasar spesifikasi teknis dan non teknis pelaksanaan yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam perjanjian ini adalah :
STANDAR TEKNIS
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.28/PRT/M/2016
tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020
tentang Standart dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
Peraturan Menteri Pekerjaan Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat Nomor No 10
Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
Referansi Harga Material /Quarry (Berdasarkan harga material setempat dan refernsi
rekanan/website).
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971);
Peraturan Umum Bahan Nasional(PUBI 982);
Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja);
Undang-undang Nomor : 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja;
Undang-undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tentang larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan usaha tidak sehat
Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan babrang dan jasa ;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyyat Nomor 10 tahun 2021
tentang Pedoman system maanajemen keselamatan konstuksi;
012/SB/PM-BMA/VI/2023 Paraf Pihak1 Paraf Pihak2
Peraturan lembaga LKPP nomor 12 tahun 2021 tentang Pedoman Pengadaan Barang
dan Jasa pemerintah melalui Penyedia
Peraturan Bupati Kabupaten Tasikmalaya Nomor 29 tahun 2021 tentang persyaratan
tambahan Pengadaan Barang dan Jasa pemerintah melalui Penyedia
Peraturan Bupati Kabupaten Tasikmalaya Nomor 168 tahun 2021, tentang Tata Cara
Pengadaan Barang dan Jasa di Desa
Keputusan Bupati Kabupaten Tasikmalaya nomor 912/Kep.226-Ekbang/2020 tanggal
14 Agustus 2020 tentang standar belanja daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya;
Keputusan Bupati Kabupaten Tasikmalaya nomor 620/1394/DBMP/2012 tetang
penetapan umum jaringan jalan Kabupaten Tasikmalaya;
Instuksi Bupati Tasikmalaya nomor 04 tahun 2021 tentang peningkatan kualitas
pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia.
PASAL 3
PENGAWAS PEKERJAAN
1. Untuk Pngendalian Pekerjaan yang terdiri atas kegiatan pengawasan pengujian dan
pengoreksian maka PIHAK PERTAMA menunjuk BADAN
PERMUSYAWARAHAN DESA (BPD) ,dan Pendamping Desa sebagai pengawas
pekerjaan yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA, dan telas diketahui
oleh PIHAK KEDUA.
2. Apabila Pejabat atau badan hukum yang ditunjuk dalam ayat 1 pasal ini berhalangan
atau tidak dapat menjalankan kewajibannya, maka PIHAK PERTAMA dapat
menunjuk penggantinya dan diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA harus mematuhi perintah / petunjuk teknis dan managemen dari
pengawas pekerjaan sesuai kewenangan yang
4. telas ditentukan.
PASAL 4
1. Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
pemborong ini harus disediakan dalam keadaan baru oleh PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA harus mengadakan contoh bahan dan peralatan yang akan digunakan
untuk mendapatkan persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK PERTAMA berhak melakukan pengujian terhadap bahan dan peralatan yang
disediakan oleh PIHAK KEDUA, jika kwalitas dan spesifikasinya tidak memenuhi
persyaratan.
4. PIHAK PERTAMA berhak menolak bahan dan peralatan yang disediakan oleh
PIHAK KEDUA, jika kwalitas dan spesifikasinya tidak memenuhi persyaratan.
5. Jika bahan dan peralatan tersebut ditolak PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA
harus menyingkirkan bahan dan peralatan tersebut dari lokasi pekerjaan dalam waktu 2
x 24 jam. PIHAK KEDUA harus mengganti dengan bahan dan peralatan yang baru
yang memenuhi persyaratan.
7. Jika bahan dan perlatan tidak terdapat dipasaran, maka PIHAK KEDUA dapat
mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara melalui persetujuan tertulis
kepada PIHAK PERTAMA dalam hal ini tetap berlaku ketentuan ayat 13 pasal ini.
8. Tidak tersedianya bahan dan peralatan di pasaran tidak dapat dijadikan alasan untuk
keterlambatan pekerjaan.
9. PIHAK KEDUA wajib menjaga keamanan bahan dan peralatan bahan dan perlatan di
lokasi dari pencurian.
10. PIHAK KEDUA wajib menjaga kebersihan lokasi lingkungan dari kotoran dan polusi
yang ditimbulkan penggunaan bahan dan perlatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
11. PIHAK KEDUA harus menjalin kerjasama yang baik dengan pemasok perangkat dari
luar dan dalam negeri.
12. PIHAK KEDUA menjamin bahwa bahan dan peralatan yang dipasang tersedia suku
cadang dan agen penjualannya di Indonesia serta bersedia memberikan pelayanan purna
jual.
13. PIHAK KEDUA diwajibkan memaksimalkan penggunaan bahan dan produksi dalam
negeri.
PASAL 5
TENAGA KERJA
1. PIHAK KEDUA wajib menugaskan tenaga kerja ahli dan terampipl dalam jumlah
cukup sesuai kebutuhan pekerjaan yang dicantumkan dalam Daftar Usulan Staf Inti
Proyek dan di sah kan kepada PIHAK PERTAMA .
2. Di lokasi pekerjaan harus ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagau pemimpin
pekerjaan yang mempunyai wewenang penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA yang
dapat menerima/memberikan/memutuskan segala urusan pekerjaan dilapangan.
4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tenaga kerja harian dalam jumlah cukup dan
kwalifikasi sesuai dengan volume dan kompleksitas pekerjaan.
5. Penyediaan tenaga kerja harian harus dilaporkan kepada PIHAK PERTAMA dalam
bentuk daftar yang dilampiri dengan keterangan identitas setiap tenaga kerja.
8. Ongkos-ongkos dan upah tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ditanggung oleh
PIHAK KEDUA.
10. Asuransi tersebut harus memiliki masa berlaku minimal sampai akhir masa kontrak, dan
diserahkan kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak
dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja. Asuransi tersebut bisa dilakukan menurut
variabel jumlah pekerja yang ada di lapangan.
11. PIHAK KEDUA harus bertanggung jawab atas kerugian PIHAK PERTAMA akibat
perbuatan orang-orang yang dipekerjakannya.
12. PIHAK KEDUA wajib menjaga ketertiban tenaga kerja yang dipekerjakan pada
pelaksanaan pekerjaan ini.
13. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA wajib
memberikan pertolongan medis sepenuhnya terhadap korban, dan seluruh biaya yang
ditimbulkan ditanggung PIHAK KEDUA.
14. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
dan ketertiban bagi para pekerja yang tinggal sementara di lokasi pekerjaan.
15. Setiap penggantian tenaga kerja oleh PIHAK KEDUA harus dilapporkan kepada
PIHAK PERTAMA.
16. Hubungan antara pekerja dengan PIHAK KEDUS sepanjang tidak diatur secara
khusus, tunduk pada peraturan perburuhan yang berlaku.
17. Semua yang berkaitan dengan persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun sub
kontraktor menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA baik di dalam maupun
di luar pengadilan.
PASAL 6
SUB KONTRAKTOK
2. Apabila sesuatu bagian pekerjaan akan diserahkan kepada sub kontraktor menjadi
tanggung jawab sepenuhnya PIHAK KEDUA.
3. Hubungan antara PIHAK KEDUA dengan sub kontraktor menjadi tanggung jawab
sepenuhnya dari PIHAK KEDUA.
5. Untuk pekerjaan yang diserahkan kepada sub kontraktor atas persetujuan tertulis dari
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan koordinasi
yang baik dan penuh tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
sub kontraktor, dan hal ini tidak mengurangi kewenangan pengawas pekerjaan untuk
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sub kontraktor.
6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan sub kontraktor dan segala
sesuatu yang menyangkut hubungan antara PIHAK KEDUA dengan sub kontraktor .
PASAL 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
3. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 dan ayat 2 pasal ini tidak dapat diubah
PIHAK KEDUA kecuali PIHAK PERTAMA telah memberikan persetujuan tertulis
dan diatur dalam perjanjian tambahan (adendum).
PASAL 8
MASA PEMELIHARAAN
1. Masa pemeliharaan hasil pekerjaan ditetapkan selama 180 (seratus delapan puluh ) hari
kalender terhitung sejak tanggal Berita Acara Serah Terima Kesatu / pekerjaan selesai
100% dan telah diterima oleh PIHAK PERTAMA.
3. Berkaitan ayat 2 pasal ini, maka masa pemeliharaan terhitung sampai dengan
berakhirnya perbaikan yang dilakukan tersebut.
1. Jaminan pelaksanaan :
a. PIHAK KEDUA telah menyerahkan jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya
sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan 14 hari setelah masa
pelaksanaan berakhir berdasarkan kontrak kepada PIHAK PERTAMA dari
bank/Kuitansi yang Sah diterbitkan oleh Pemerintah Desa.
b. Surat jaminan tersebut huruf a ayat 1 pasal ini, diserahkan kembali oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA empat belas hari setelah tanggal masa
pelaksanaan berakhir berdasarkan kontrak.
c. Dalam surat jaminan pelaksanaan tersebut huruf a ayat 1 pasal ini harus ada ketentuan
bahwa jaminan pelaksanaan menjadi milik negara dan dapat dicairkan oleh PIHAK
PERTAMA tanpa persetujuan PIHAK KEDUA, bilamana terjadi pemutusan
perjanjian dengan perhitungkan prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
PIHAK KEDUA.
d. Masa berlaku surat jaminan pelaksanaan minimal sama dengan masa kontrak sampai
dengan 14 hari setelah masa pemeliharaan berakhir. Apabila terjadi perpanjangan
masa pekerjaan dan melebihi jangka waktu yang tercantum dalam jaminan
pelaksanaan di atas maka PIHAK KEDUA wajib mengganti dengan jaminan baru
dan membuat penyesuaian waktu perpanjangan yang tercantum dalam jaminan
tersebut sehingga dijamin tidak ada waktu senggang diantaranya.
PASAL 10
BIAYA PEALAKSANAAN PEKERJAAN KONTRUKSI
6. Biaya pelaksanaan kontruksi ini adalah Disebut dalam Pasal 2 ).yang dibebankan pada
CV.PABI nomor : …………………….TANGGAL
……………………../.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,2023 merupakan biaya gabungan Lump Sum
dan Harga Satuan dibayarkan dengan Down Payment (DP) sebesar 20 % Kemudian
Untuk pelunasana akhir sebesar 75%. Dan Potongan Retensi sebesar 5 %.
Dibayarkan setelah FHO.
2. Dalam jumlah biaya pelaksanaan tersebut dalam ayat 1 pasal ini sudah termasu segala
pengeluaran PIHAK KEDUA beserta pajak-pajak dan biaya-biaya lainnya yang harus
dibayar PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
4. Apabila terjadi pekerjaan tambah kurang maka volume, harga satuan pekerjaan, harga
satuan upah, dan harga satan dapat dipakai untuk menghitung perubahan harga.
PASAL 11
CARA PEMBAYARAN
Pembayaran biaya pelaksanaan pemborong tersebut pasal 10 di atas dilakukan secara bertahap
dengan sistem dan jumlah tetap berdasarkan kesepakatan PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.
PASAL 12
BEBAN BIAYA DAN PAJAK
1. Segala biaya sehubungan dengan surat perjanjian ini termasuk biaya materai tempel Rp.
10.000.- (enam ribu rupiah) sebanyak kebutuhan dibebankan kepada PIHAK KEDUA
2. Segala pajak dan retribusi sehubungan dengan perjanjian ini ditanggung oleh PIHAK
KEDUA dan dilunasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
PASAL 13
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
2. Perhitungan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh
kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam Daftar Harga Satuan Pekerjaan dalam
pasal 10 ayat 4 perjanjian ini.
3. Harga pekerjaan tambah kurang ayat 1 dan 2 pasal ini setinggi-tingginya 10% dari harga
borongan an sudah termasuk pajak yang harus dibayarkan oleh PIHAK KEDUA.
4. Adannya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk mengubah
jangka waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis PIHAK
PERTAMA.
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa dalam perjanjian ini adalah peristiwa-
peristiwa yang berada diluar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
yang dapat mempengaruhi kinerja dan pelaksaan kegiatan kedua belah pihak,yaitu :
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, badai dan banjir)
b. Perang, revolusi, makar, hura-hura, pemberontakan, kerusuhan, dan kekacauan
(kecuali oleh karyawan kontraktor).
c. Kebakaran (kecuali yang disebabkan dalam pelaksanaan pekerjan atau kelalaian
PIHAK KEDUA)
d. Keadaan memaksa yang diumumkan secara resmi oleh Pemerintah.
3. Apabila “keadan memaksa itu ditolak oleh PIHAK PERTAMA maka berlaku
ketentuan-ketentuan pasal 17, pasal 18, dalam perjanjian in
PASAL 15
SANKSI/DENDA
1. Jika PIHAK KEDUA melakukan kelalaian dan telah mendapat peringatan tertulis dari
PIHAK PERTAMA 3 (tiga) kali berturut-turut tetap tidak mengindahkan
kewajibannya sebagaimana tercantum dalam dokumen kontrak perjanjian ini, maka
untuk setiap kali melakukan kelalaiaan, PIHAK KEDUA wajib membayar “denda
kelalaian” sebesar 1% (satu persen) dari jumlah biaya perkerjaan borongan demgan
ketentuan PIHAK KEDUA tetap berkewajiban memperbaiki kesalahan/kelalaian yang
diperingatkan tersebut.
3. Jumlah maksimum denda kumulatif ayat 1 Dan 2 pasal ini ditetapkan sebesar 5% (Lima
persen) dari jumlah biaya pekerjaan borongan.
012/SB/PM-BMA/VI/2023 Paraf Pihak1 Paraf Pihak2
4. Denda-denda tersebut dalam pasal ini dibebankan kedapa PIHAK KEDUA dan akan
diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran PIHAK KEDUA dan akan
diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran PIHAK PERTAMA.
PASAL 16
RESIKO
1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA usnah karena kelalaian, PIHAK KEDUA
sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA bertanggung
jawab atas segala kerugian yang timbul.
2. Jika pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kerusakan pada sarana dan prasarana
milik kantor Pertanahan Kabupaten tasikalaya akibat adanya pelaksanaan pkerjaan oleh
PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib memperbaiki,
mengganti/mengembalikan kepada keadaan semula.
6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan pasal 1609 KUH
perdata
PASAL 17
PEMUTUSAN PERJANJIAN
1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa
menggunakan ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
setelah PIHAK PERTAMA memberikan peringatan/teguran tertulis 3 kali (tiga) kali
berturut turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya dalam hal :
a. Dalam waktu 7 hari (tujuh) hari terhitung sejak tanggal surat perintah mulai kerja
diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA tidak memulai
melaksanakan pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam pasal 1 surat
penjanjian ini.
b. Dalam jangka waktu 7 hari (tujuh) hari berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan
pemborongan yang telah dimiliki.
c. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian
pekerjaan pembangunan ini.
d. Memberikan keterangan tidak benar yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA
sehubungan degan pekerjaan pemborongan ini.
e. Jika PIHAK KEDUA melaksankan pekerjaan pemborongan ini tidak sesuai dengan
jadwal waktu (Time Schedule) yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
f. PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak dapat melaksanakan atau melanjutkan pekerjaan
yang ditugaskan.
3. Apabila terjadi pemutusan pernjanjian sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini, maka
PIHAK PERTAMA akan memprhitungkan dan menetapkan pembayaran berdasarkan
penilaian prestasi pelaksanaan pekerjaan yang telah diselesaiakan oleh PIHAK
KEDUA.
4. Dalam hal demikian maka jaminan perlaksanaan dan jaminan uang muka yang telah
diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA menjadi milik negara
sebagaimana diatur dalam pasal 9 surat perjanjian ini.
PASAL 18
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak akan diselesaikan secara
musyawarah.
2. Apabila perselisihan itu tidak dapat diselesiakan secara musyawarah, maka akan
diselesaikan melalui “Panitia Perdamaian” terdiri dari 3 (tiga) orang yang bertugas
sebagai juri yang dibentuk oleh kedua belah pihak,yaitu :
Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota
Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota,dan
Seorang PIHAK KETIGA yang ahli sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah
pihak.
3. Keputusan “Panitia Pendamai” ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya penyelesaian
perselisihan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh salah
satu pihak, maka perselisihan akan diselesaikan melalui pengadilan negeri setempat.
PASAL 19
LAPORAN
1. Jika sewaktu-waktu dimita oleh PIHAK PERTAMA untuk menyerahkan sebagian atau
keseluruhan dokumen kontrak, laporan, beserta catatan-catatan selama pelaksanaan
dilapangan, maka PIHAK KEDUA harus segera menyerahkannya kepada PIHAK
PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA wajib membuat catatan yang jelas dan pasti mengenai kemajuan
pekerjaan yang telas dilaksanaan.
4. Laporan dan catatan tersebut dalam ayat 2 dan 3 dalam pasal ini dibuat bentuk buku
harian rangkap 5 (lima) diisi pada format yang telah disetujui Pengawas Pekerjaan dan
harus selalu berada di tempat pekerjaan.
PASAL 20
Untuk pelaksanaan perjanjian pembrongan ini beserta segala akibatnya setuju memilih tempat
kedudukan hukum yang tetap di Kantor
PASAL 21
PENUTUP
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini atau perubahan-perubahan
yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur terlebih lanjut dalam surat
perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat
perjanjian ini.
2. Surat perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) bermaterai cukup, 2 (dua) rangkap copy,
mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing untuk PIHAK PERTAMA
dan untuk PIHAK KEDUA serta pihak-pihak lain yang berkepentingan yang berkaitan
dengan pekerjaan pemborongan ini.
3. Surat perjanjian pekerjaan pemborong ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di
Kantor Pertanahan Kabupaten Tasikmalaya pada hari dan tanggal tersebut diatas dan
dinyatakan berlaku sejak tanggal diterbitkan Surat Perintah Kerja dari PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.